• Tidak ada hasil yang ditemukan

peme liharaan tanamani indone. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "peme liharaan tanamani indone. doc"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Tanaman terutama pohon mempunyai peran yang penting dalam mengatasi perubahan iklim global yang terjadi saat ini, selain itu pohon juga dapat mempercantik taman. Fungsi pohon dalam mengatasi perubahan iklim dan mempercantik taman antara lain; penahan dan penyaring partikel padat dari udara, penyerap dan penjerap dari partikel timbal, penyerap dan penjerap dari debu semen, peredam kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam, penyerap karbon monoksida, penyerap karbon dioksida dan penghasil oksigen, penahan angin, penyerap dan penepis bau, mengatasi penggenangan, mengatasi intruisi air laut, produksi tebatas, ameliorasi iklim, pengolahan sampah, pelestarian air tanah, penepis cahaya silau, meningkatkan keindahan, sebagai habitat burung, mengurangi stress, mengamankan pantai terhadap abrasi, meningkatkan industri pariwisata, sebagai hobi dan pengisi waktu luang (Dahlan 1992).

Keberhasilan dari penanaman pohon terletak dari pemeliharaan setelah penanaman. Penanaman tanpa diikuti pemeliharaan niscaya tidak akan berhasil. Permasalahan utama yang timbul setelah penanaman antara kematian awal setelah penanaman dan pertumbuhan yang tidak normal. Selain itu, keberhasilan penanaman juga dipengaruhi adanya faktor biotik dan abiotik dari lingkungan tersebut (Indriyanto 2000).

Pemeliharaan tanaman juga sangat penting dalam pengelolaan taman guna menentukan keberhasilan proyek pembangunan lanskape. Aspek pemeliharaan tersebut meliputi pembersihan areal taman dan tanaman, penyiangan gulma, teknik penggemburan tanah dan aerasi tanah, serta teknik penyiraman. Teknik pemupukan tanaman, pamangkasan dan pengendalian hama penyakit (Arifin dan Nurhayati 2000).

Untuk mendapatkan suatu tegakan yang mempunyai peran yang sangat besar maka setiap pohon memerlukan pemeliharaan. Beberapa kegiatan pemeliharan tanaman antara lain: penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan, pemangkasan cabang, penjarangan tanaman, dan pengendalian hama penyakit (Darjadi dan Hardjono 1976).

Penyulaman Tanaman

Penyulaman tanaman merupakan tindakan pemeliharaan untuk meningkatkan presentase tanaman hidup dengan cara menanami kembali pada lubang tanam yang tanamannya mati. Penyulaman dilakukan apabila presentase hidup tanaman kurang dari 80%. Penyulaman pertama dilakukan pada umur satu bulan setelah penanaman. Penyulaman kedua dilakukan pada umur satu tahun setelah penanaman. Penyulaman tanaman harus dilakukan pada waktu musim penghujan sebagaimana waktu layak untuk penanaman.

Penyiangan Tanaman

(2)

tergantung pada kondisi gulma. Penyiangan dihentikan jika tanaman pokok sudah mampu bersaing dengan tanaman liar dalam memperoleh cahaya matahari (over-topping).

Penyiangan dapat dilakukan secara manual dengan membersihkan gulma disekitar tanaman. Penyiangan dilakukan manual dengan sistim piringan berdiameter 1-2 meter dimana batang tanaman sebagai porosnya. Penyiangan dilakukan dengan parang atau arit dengan cara menebas total semua tumbuhan pengganggu yang ada disekitar tanaman selebar piringan (2 meter), tinggi penebasan gulma adalah 5 cm dari permukan tanah. Hasil tebasan/babadan dapat dijadikan sebagai mulsa yang ditumpuk di sekeliling tanaman.

Pendangiran Tanaman

Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah disekitar tanaman pokok yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah (aerasi tanah) sebagai upaya memacu pertumbuhan tanaman. Waktu pendangiran dilakukan pada musim kemarau menjelang musim hujan tiba. Pendangiran dilakukan pada tanaman berumur 1-4 tahun dan diutamakan pada tanaman yang mengalami stagnasi pertumbuhan atau tempat tumbuhnya bertekstur berat dan lahan tidak melalui pengolahan tanah. Pendangiran dilakukan 1-2 kali dalam satu tahun, tergantung pada tekstur tanahnya, makin berat teksturnya maka makin sering dilakukan pendangiran.

Pendangiran dilakukan pada radius 50 cm dari batang tanaman, namun tergantung pada jarak tanamnya. Cara pendangiran dilakukan dengan menggunakan cangkul. Dihindari cara pencangkulan yang terlalu dalam karena dapat merusak perakaran.

Pemupukan Tanaman

Pemupukan merupakan kegiatan penambahan unsur hara pada media tumbuh tanaman untuk menyeimbangkan unsur hara yang diperlukan terhadap pertumbuhan tanaman (Kosasih dkk 2002). Kegiatan pemupukan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Pemupukan dapat dilakukan dengan cara meletakkan pupuk dalam lubang sedalam 5-10 cm sekeliling batang pada batas proyeksi tajuk tanaman. Dosis pupuk disesuaikan dengan keperluan atau anjuran penggunaan pupuk. Pemupukan dengan NPK dapat dilakukan dengan dosis 75-100 g/tahun/pohon (Marsono 1997).

Pemangkasan Tanaman

Pemangkasan cabang adalah pemotongan/pembuangan cabang bagian bawah untuk memperoleh batang bebas cabang yang bebas dari mata kayu. Pemangkasan dimaksudkan untuk meningkatkan nilai kayu (bebas dari mata kayu), dan menstimulasi pertumbuhan. Prioritas pemangkasan hendaknya dilakukan terhadap cabang yang terserang penyakit atau tidak produktif/mati. Pemangkasan cabang dilakukan pada tanaman yang peruntukannya sebagai kayu pertukangan, sedangkan tegakan yang peruntukkannya lain, seperti pulp dan kayu bakar tidak perlu dilakukan pemangkasan. Pada tanaman kayu cabang bagian bawah yang harus dihilangkan. Hal ini akan memperkecil bentuk batang yang cenderung meruncing (taper) dan memperkecil jumlah mata kayu pada batang utama sehingga terjadi peningkatan riap volume kayu. Rotasi pemangkasan biasanya mengikuti frekuensi penjarangan. Intensitas pemangkasan yang biasa digunakan adalah 30%, artinya 30% dari tajuk yang dibuang.

(3)

pemangkasan cabang harus rata dengan batang, yaitu pada letak sambungan pangkal cabang dengan batang pohon. Kemudian luka bekas pangkasan sebaiknya ditutup, seperti ter untuk menghindari serangan penyakit.

Pemangkasan dapat dilakukan dengan cara mengukur tinggi total dan tinggi bebas cabang pohon yang akan dipangkas. Selanjutnya menetapkan bagian tajuk yang harus dibuang atau tinggi cabang yang harus dipangkas dengan perhitungan sebagai berikut :

Tinggi pangkasan = 1/3 (TT-TBC) ; 1/3 adalah intensitas pemangkasan

Penjarangan

Penjarangan adalah tindakan pengurangan jumlah batang per satuan luas untuk mengatur kembali ruang tumbuh pohon dalam rangka mengurangi persaingan antar pohon. Penjarangan bertujuan memberi ruang tumbuh yang lebih baik atau cukup bagi pohon tinggal, memperoleh pohon sehat dan berbatang lurus agar diperoleh hutan dengan massa kayu dan kualitas kayu tinggi. Pohon-pohon yang dimatikan dalam penjarangan adalah pohon-pohon berbatang cacat atau sakit, berbentuk jelek dan pohon-pohon tertekan. Penjarangan dilakukan ketika tajuk antar pohon saling bersentuhan atau saling menutup. Untuk pohon cepat tumbuh, penutupan tajuk terjadi pada umur lebih muda jika dibandingkan dengan pohon lambat tumbuh. Oleh karena itu, penjarangan awal jenis cepat tumbuh pada umur sekitar 3-4 tahun, sedangkan jenis lambat tumbuh sekitar 5-10 tahun. Kaitannya dengan intensitas, biasanya pada umur muda dilakukan dengan intensitas lemah dan akan semakin kuat dengan makin meningkatnya umur.

Penjarangan dilakukan agar terciptanya fase-fase pertumbuhn secara baik yang meliputi fase semai, fase sapihan, fase tiang, dan fase pohon. Tindakan penjarangan dilkukan pada fase tiang dan fase pohon. Tindakan penjarangan dilakukan pada fase tiang dan fase pohon dengan menebang sebagian pohon, sehingga produksi prouksi kuantitatif hanya diarahkan pada produksi kualitatif (Baker dkk 1979).

Pemberantasan Hama dan Penyakit

Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan oleh untuk menekan populasi hama atau penyakit agar tidak menimbulkan kerusakan yang secara ekonomi merugikan (Suratmo 1979; Suratmo 1982). Secara umum pemberantasan hama hutan dibagi menjadi dua yaitu pemeberantasan secara alamiah dan pemberantasan secara kimiawi. Pemberantasan hama secara alamiah dilakukan dengan cara menggunakan predator alami. Pemberantasan secara kimia dapat menggunakan pestisida.

Jenis – Jenis Pohon Penyerap dan Penjerap Debu Semen

Debu semen meupakan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Oleh sebab itu debu semen yang terdapat di udara bebas harus diturunkan kadarnya. Menurut Irawati (1991) terdapat 7 spesies yang dapat menjerap (adsorpsi) dan menyerap (absorpsi) debu semen antara lain:

Nama Lokal Nama Ilmiah

Mahoni Swietenia macrophylla

(4)

Kenari Canarium commune Meranti merah Shorea leprosula

Kerepayung Filicium decipiens

Bisbul Diospyros discolor

Kayu hitam Doispyros celebica

PENUTUP

Pohon mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Untuk mendapatkan keberhasilan dari penanaman pohon baik itu dilahan kritis maupun di taman perlu adanya pmeliharaan terhadap pohon yang ditanam. Pemeliharaan tersebut meliputi. Penyulaman, penyiangan, pendangiran tanaman, pemupukan tanaman, pemangkasan cabang, penjarangan tanaman, dan pemberantasan hama dan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin HS dan Nurhayati. 2000. Pemeliharaan Taman. Jakarta: Penebar Swadaya.

Baker FS, TW Daniel dan JA Helms. 1979. Principles of Silviculture. New York: McGraw-Hill. Book Co.

Dahlan EN. 1992. Hutan Kota. Jakarta: Asosiasi Pegusaha Hutan Indonesia (APHI). [Tidak dipublikasikan].

Darjadi L dan R Hardjono. 1976. Sendi-Sendi Silvikultur. Jakarta: Direktorat Jenderal Kehutanan. Departemen Pertanian.

Indriyanto. 2000 Pengaruh Beberapa Cara Penyiangan Terhadap Pertumbuhan Sengon. Prosiding Seminar Nasional III Pengembangan Wilayah Lahan Kering. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Irawati R. 1991. Studi Pemilihan 10 Jenis Tanaman Untuk Pengembangan Hutan Perkotaan di Kawasan Pabrik Semen. [Skripsi]. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB

Kosasih AS et al. 2002. Petunjuk Teknis Pemeliharaan dan Perlindungan Pada Introduksi Jenis Pohon Hutan. Info Hutan No. 151. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.

Marsono 1997. Teknik Penanaman Khaya anthotheca. Info Hutan N0. 87/1998. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan konservasi Alam.

Referensi

Dokumen terkait

Perdebatan berupa kritik-kritik yang tersaji dalam tulisan ini berada dalam lingkup kepentingan untuk menemukan basis teoritis yang tepat dalam melihat fenomena

Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi

Skripsi berjudul Keanekaragaman Dan Kelimpahan Jenis Mikroalga Planktonik Di Ranu Grati Kabupaten Pasuruan telah diuji dan disahkan oleh Fakultas Matematika dan

Keputusan pendanaan akan mempengaruhi terhadap arus kas operasi yang akan diperoleh para investor, oleh karena itu investor akan dapat menjadikan arus kas dari

Proses pembatasan dilakukan dengan cara meneruskan traffic ketika CIR belum dilampaui, dan jika telah melampaui traffic akan di queue dalam perangkat tersebut dan akan

Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian yaitu verba metaforis yang melalui sampel dalam rubrik “O lahraga ” pada

Hasil spektrum uv-cahaya tampak dengan menggunakan pereaksi geser diperoleh isolat NB-3 yang diduga merupakan senyawa flavonol dengan gugus OH pada posisi 5,7,4’ serta gugus o-di OH

Alternatif lain yang mampu mendeteksi secara dini, pada hal ini memanfaatkan intensitas cahaya, karena api adalah sumber cahaya, maka intensitasnya dapat diukur dan