• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKOHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKOHARJO"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKOHARJO

Disusun Oleh : ZULVA AWALIA SARI

D0108108

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Drs. Pramono, SU

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Dan diterima untuk memenuhi sebagian

dari syarat-syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial

Pada hari :

Tanggal :

Panitia Penguji Skripsi :

1. Ketua : Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si ( )

NIP. 19531009 198003 2 003

2. Sekretaris : Drs. Suryatmojo, M.Si ( )

NIP. 19530812 198601 1 001

3. Penguji : Drs. Pramono, SU ( )

NIP . 19490407 198003 1 001

Mengesahkan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas sebelas Maret

Dekan,

Prof. Drs. Pawito, PhD

(4)

commit to user

iv

MOTTO

”Pahlawan bukanlah orang yang berani

menetakkan pedangnya ke pundak lawan,

tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang

yang sanggup menguasai dirinya dikala ia

marah.”

(Nabi Muhammad Saw)

”Kita melihat kebahagiaan itu seperti

pelangi, tidak pernah berada di atas

kepala kita sendiri, tetapi selalu berada

di atas kepala orang lain.”

(Thomas Hardy)

“Anda tidak harus kaya untuk bisa mencapai

potensi anda”

(Barrack Obama)

”Tidak ada upaya keras yang sia-sia, oleh

karenanya teruslah berupaya dengan niat

mulia”

(5)

commit to user

v

(6)

commit to user

vi

Dengan penuh rasa syukur kepada

Allah SWT, karya sederhana ini

saya persembahkan kepada:

v

Mama dan papa tercinta atas segala

doa, dukungan, dan kasih sayang

yang tidak pernah berhenti.

v

Adikku dan om atas dukungan dan

doa yang selalu ada dari kalian.

v

Seseorang yang selalu memberiku

kasih

sayang,

dukungan,

dan

kesetiaannya.

v

Sahabat-sahabatku atas kebersamaan

dan

keceriaan

yang

tak

akan

terlupakan.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah kepada Alloh SWT atas

segala karunia dan pertolongan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI

MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKOHARJO”. Penyusunan skripsi ini diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

studi guna memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

(7)

commit to user

vii

Dalam kesempatan ini dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati,

peneliti menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu,

mengarahkan dan memberi dorongan hingga tersusunnya skripsi ini. Peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Pramono, S.U. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, nasehat, dan kesabaran kepada peneliti sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si dan Drs. Suryatmojo, M.Si selaku dosen penguji

skripsi yang telah memberikan kritik dan masukan yang bermanfaat sehingga

peneliti dapat memperbaiki skripsi ini dengan baik.

3. AW. Erlin Mulyadi, S.Sos, MPA selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan, nasehat dan motivasi kepada peneliti selama kuliah.

4. H. Budi Rahmadi, SE, MM selaku Kepala Tata Usaha yang telah memberikan

ijin penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo kepada peneliti.

5. Dra. Hj. Siti Solikhah, M.Pd selaku Wakil Kepala Urusan Kurikulum yang

telah mengampu peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Siti Zuhriyah Ar, M.Hum dan Sudiman, S.Ag yang telah memberikan

waktu dan informasi untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Siswa-siswa Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo yang turut memberi informasi

untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah

membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kemampuan dalam

skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi semua pihak. Amin.

(8)

commit to user

viii

Surakarta, April 2012

Peneliti

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

(9)

commit to user

4. Tahap-tahap dalam Evaluasi Kebijakan... . 22

B. Sertifikasi Guru ... 28

1. Pengertian Sertifikasi... 28

2. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi... 30

3. Indikator Sertifikasi Guru... 34

C. Kerangka Pemikiran ... 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 59

1. Letak Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo... 59

2. Sejarah Singkat Berdirinya MAN Sukoharjo... 60

(10)

commit to user

x

B.Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 75

1. Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Guru... 75

2. Evaluasi Program Sertifikasi Guru di MAN Sukoharjo... 84

a. Keterampilan Mengajar... 85

b. Kompetensi Profesional... 104

c. Penguasaan Teknologi... 121

d. Menjadi Teladan bagi Peserta Didik... 136

e. Kualitas dan Kuantitas Lulusan... 148

f. Kesejahteraan... 164

Tabel 4.6 : Langkah-langkah Pembelajaran (RPP bagian V) ... 102

Tabel 4.7 : Pendidikan dan Pelatihan Guru Bersertifikasi... 111

Tabel 4.8 : Prosentase Kehadiran Guru Bersertifikasi per bulan Februari 2012... 115

Tabel 4.9 : Instrumen Monitoring ... 119

(11)

commit to user

xi

Tabel 4.11 : Rekapitulasi Data Lulusan Siswa... 155

Tabel 4.12 : Prestasi MAN Sukoharjo yang sudah dicapai... 159

Tabel 4.13 : Data Penerima Tunjangan Profesional Sertifikasi di MAN Sukoharjo... 165

Tabel 4.14 : Matriks Policy Impact Model Program Sertifikasi Guru... 174

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran ... 49

Gambar 3.1 : Model Analisis Interaktif ... . 58

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi MAN Sukoharjo ... . 67

Gambar 4.2 : Alur Proses Pengajuan Sertifikasi ... . 77

Gambar 4.3 : .. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Pascasertifikasi... 134

Gambar 4.4 : Prosentase Kelulusan Tahun 2006-2011 ... . 152

(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3 : Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Instrumen Monitoring Administrasi Pembelajaran Guru Bersertifikasi

(13)

commit to user

xiii ABSTRAK

Zulva Awalia Sari. D0108108. Skripsi. EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKOHARJO.

Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012. 182 halaman.

(14)

commit to user

xiv

Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan juga dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling karena peneliti berusaha mencari informan yang dianggap mengetahui informasi secara mendalam dan dapat dipercaya, yakni mengenai hasil/dampak program sertifikasi di MAN Sukoharjo. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa program sertifikasi guru di MAN Sukoharjo pada umumnya sudah menunjukkan hasil yang baik walaupun ada beberapa kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Beberapa indikator yang menunjukkan hasil program ini sudah baik antara lain, 1) Kompetensi profesional, dimana guru bersertifikasi sudah disiplin dan memenuhi kelengkapan administrasi. 2) Guru bersertifikasi memiliki perilaku yang baik dan selalu menyempatkan diri untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 3) Terdapat peningkatan jumlah lulusan dari sebelum dan sesudah program sertifikasi, yakni pada tahun 2006 sebanyak 83% namun mulai tahun 2007 hingga 2011 menjadi antara 98% - 100% kelulusan serta peningkatan prestasi lainnya. 4) Kesejahteraan meningkat sehingga guru bersertifikasi mampu mengembangkan pendidikan dan membeli fasilitas IT pribadi. Namun demikian ada beberapa kekurangan yang masih harus diperbaiki, yaitu, 1) Guru bersertifikasi belum bisa meningkatkan ketrampilan mengajarnya karena belum adanya sistem monitoring pascasertifikasi secara berkala dan intensif. 2) Guru bersertifikasi belum dapat menerapkan IT ke dalam proses pembelajaran karena belum menganggap penguasaan IT sebagai kebutuhan.

ABSTRACT

Zulva Awalia Sari. D0108108. Thesis. AN EVALUATION OF TEACHER CERTIFICATION PROGRAM IN MADRASAH ALIYAH NEGERI

SUKOHARJO

Public Administration Study Program. Social and Political Sciences Faculty. Surakarta Sebelas Maret University. 2012. 182 pages.

(15)

commit to user

xv

The research method is a descriptive qualitative. Techniques of collecting data done through interview, observation and also documentation. This research using Purposive Sampling technique because the researcher trying to find an informant who is considered as having in-depth information and reliable, concerning the result or impact of certification program in MAN Sukoharjo. Technique of analyzing data is used an interactive analysis.

(16)

commit to user

1 BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Saat ini reformasi birokrasi sedang digencarkan oleh pemerintah di

segala bidang untuk memajukan bangsa. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi

oleh kualitas sumber daya manusianya. Dalam hal ini pemerintah terus

berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar

maju dan mampu bersaing di era teknologi dan sains ini. Maka dari itu salah

satu upaya pemerintah adalah dengan melakukan reformasi di bidang tenaga

dan sumber daya pengajar. Melalui tenaga pendidik yang berkualitas, maka

diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas

pula.

Dalam mengembangkan kompetensi dan profesionalisme seorang guru

ternyata tidaklah mudah. Waktu dan tenaga yang digunakan guru untuk

mengajar dan juga mengembangkan kompetensinya harus benar-benar ditata

dengan baik agar dapat menjalankan keduanya. Belum lagi perkembangan

zaman yang menuntut penguasaan teknologi informasi bagi setiap anak didik

yang tentu saja menuntut guru untuk menguasainya. Dengan demikian maka

guru pada saat ini dituntut untuk menguasai teknologi informasi sehingga

benar-benar mampu menghasilkan anak didik yang berkualitas dan

(17)

commit to user

Untuk itu pemerintah sudah seharusnya memperhatikan kesejahteraan

guru dan tidak hanya menuntut profesionalisme dan peningkatan kompetensi

guru. Karena bagaimana guru dapat berkembang apabila ia masih harus

melakukan pekerjaan lain sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

karena upah yang diperoleh sebagai guru belum dapat mencukupi kebutuhan

hidupnya. Hal ini sangat terlihat di tahun 60-an dimana nasib guru pernah

tidak lebih baik daripada PNS lainnya sehingga harus mencari pekerjaan

sambilan.

Sehubungan dengan adanya hal tersebut, berbagai upaya pemerintah

untuk meningkatkan kualitas guru telah dilakukan. Mulai dari adanya

keputusan pemerintah ketika mengamanatkan anggaran pendidikan sebesar

20% dari APBN, diikuti dengan adanya kenaikan tunjangan guru yang

digulirkan sejak era Gus Dur (staff.undip.ac.id). Namun hal tersebut ternyata

belum dapat memenuhi kesejahteraan guru pada waktu itu. Hal ini

menyebabkan guru belum dapat mengembangkan kompetensinya secara

optimal karena pada kenyataannya kompetensi dan kesejahteraan guru tidak

dapat dipisahkan. Maka dari itu pemerintah terus mengupayakan

program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan guru yang nantinya

diharapkan dapat menghasilkan tenaga pendidik yang berkualitas.

Permasalahan guru di Indonesia secara langsung atau tidak langsung

berkaitan dengan profesionalisme guru yang masih belum memadai sehingga

perlu diselesaikan secara komprehensif baik menyangkut kualilifikasi,

(18)

menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara lain disebabkan oleh

masih banyaknya guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh karena

sebagian guru yang masih melakukan pekerjaan sambilan lainnya

menjadikannya tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri.

Kemudian belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di

negara maju. Selain itu, kemungkinan rendahnya profesionalisme disebabkan

oleh adanya perguruan tinggi swasta yang mencetak guru setengah jadi atau

asal jadi, sehingga menyebabkan banyaknya guru yang tidak patuh kepada

etika profesinya. Penyebab terakhir ialah karena kurangnya motivasi guru

dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti

sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi. (Mulyasa,

2007: 10)

Berdasarkan permasalahan di atas maka dalam rangka untuk

meningkatkan kemampuan profesional guru, pemerintah mengadakan

program sertifikasi dan uji kompetensi secara berkala yang telah dilaksanakan

sejak tahun 2007 (Permendiknas No 18 Tahun 2007 ). Hal ini seperti yang

telah tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam

Jabatan. Adapun program sertifikasi guru ini merupakan upaya peningkatan

guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru sehingga

diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di

(19)

commit to user

sertifikasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru yang juga

merupakan salah satu pejabat pemerintah dalam bidang pendidikan.

Dengan diadakannya program sertifikasi guru oleh pemerintah melalui

Permendiknas tersebut menandakan bahwa program tersebut memang penting

dan diperlukan. Sertifikasi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Standar

Pendidikan (BNSP) ini dapat menegaskan suatu kualitas yang dimiliki oleh

seorang guru. Sertifikasi juga dapat dijadikan suatu bukti pengakuan diri telah

menguasai bidang tertentu, dalam hal ini kemampuan mengajar guru. Selain

itu, dengan memiliki sertifikasi guru maka secara otomatis menjadikan guru

lebih mempunyai rasa tanggung jawab terhadap keprofesionalannya sehingga

selalu berusaha untuk belajar ilmu maupun teknologi. Sertifikasi juga menjadi

sangat penting karena pada profesi apapun termasuk pada profesi guru

sekarang ini dibutuhkan tenaga yang profesional. Jadi melalui sertifikasi

dapat menjamin kompetensi guru karena dengan kompetensi saja tanpa

adanya sertifikasi tidak dapat menjamin guru mempunyai standar kompetensi

atau tidak.

Program sertifikasi guru sendiri merupakan suatu bentuk upaya

pemerintah dalam menjamin mutu guru agar tetap memenuhi standar

kompetensi. Menurut Nataamijaya (2004), prosedur program sertifikasi ini

dilakukan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa

sesuatu produk, proses, atau jasa telah memenuhi persyaratan yang telah

ditetapkan (Mulyasa, 2007: 34). Adapun pelaksanaannya guru yang tercatat

(20)

untuk mengikuti seleksi program sertifikasi, baik melalui portofolio maupun

uji kompetensi. Setelah itu diadakan penyeleksian dari pusat, dalam hal ini

guru yang lolos akan mendapatkan sertifikat sedangkan yang belum lolos

maka diwajibkan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan oleh lembaga

yang diakreditasi oleh pemerintah dan dapat mengikuti uji sertifikasi lagi.

Namun dalam pelaksanaan program sertifikasi sendiri ternyata ada

beberapa permasalahan yang ditemukan, diantaranya yakni mengenai kinerja

guru yang tidak meningkat setelah menerima sertifikasi. Padahal tujuan

daripada sertifikasi adalah untuk peningkatan kualitas guru. Kompetensi guru

yang dinyatakan lulus setelah mengikuti sertifikasi belum mengalami

perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil kajian Dirjen

Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional

(Kemendiknas) yang menyebutkan bahwa sebanyak 40% guru yang lulus

sertifikasi memiliki nilai standar nilai di bawah lima. Hal ini berarti lebih

banyak kualitas guru yang tetap meski mendapatkan Tunjangan Profesi

Pendidik (TPP) dengan syarat lulus sertifikasi.

Kemudian menurut Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan,

Salamun, hasil kajian di atas membuat Kemendiknas mewajibkan program

diklat akreditasi bagi seluruh guru yang telah lulus sertifikasi dan menerima

TPP. Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa hanya 29,6% kompetensi

guru naik setelah adanya sertifikasi dan pemberian TTP tersebut

(www.wartapedia.com). Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian dari

(21)

commit to user

bahwa kinerja guru yang bersertifikasi di Jawa Tengah belum menunjukkan

kenaikan, padahal mereka telah menerima kenaikan gaji

(www.republika.co.id, edisi 18 November 2010). Hal ini menandakan bahwa

sertifikasi ini tidak terlalu mempunyai dampak yang positif.

Di sisi lain, pemerintah mulai saat ini sedang mengupayakan agar

nantinya seluruh guru di Indonesia bersertifikasi. Hal ini merupakan bentuk

upaya pemerintah dalam mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mencantumkan bahwa seluruh

tenaga pendidik harus bersertifikat demi menjamin kualitas pendidikan.

Untuk itu, dalam mendukung rencana tersebut maka pemerintah perlu

menaikkan target kuota sertifikasi guru agar target pemenuhan seluruh tenaga

pendidik yang bersertifikat tercapai pada tahun 2015

(http://nasional.kompas.com). Atas dasar UU tersebut, maka pada tahun 2011

pemerintah berencana untuk menaikkan target kuota sertifikasi guru. Seperti

yang disampaikan oleh Wakil Menteri Pendidikan Fasli Jalal, bahwa pada

tahun 2011 ini kuota sertifikasi guru naik 50%, dari 200 ribu menjadi 300

(www.suarapembaruan.com).

Sementara itu, di salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, yaitu

Kabupaten Sukoharjo juga masih terdapat beberapa permasalahan mengenai

sertifikasi guru ini. Dari seluruh guru yang ada di Kabupaten ini ternyata

masih banyak guru yang belum memiliki sertifikasi. Hal ini disebabkan

karena para guru masih sulit untuk dapat memenuhi persyaratan yang harus

(22)

commit to user

Pendidikan Solo Raya, Arief Suyono, bahwa sebanyak 4.506 guru belum bisa

mengikuti sertifikasi karena masih sulit untuk memenuhi angka minimal

untuk kelulusan sertifikasi. Dan pada saat ini jumlah guru yang ada berjumlah

6.524 orang, dengan demikian terdapat 2.018 guru yang belum bersertifikasi.

Pada tingkat SMA, guru yang tersertifikasi baru ada 307 orang dari total 553

orang (www.antaranews.com, edisi 22 Juli 2010).

Berikut adalah rincian data mengenai jumlah guru tingkat SMA/MA

Negeri yang bersertifikat di Kabupaten Sukoharjo:

Tabel 1.1

Data Guru PNS Penerima Tunjangan Profesi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011

(sumber: Dinas Pendidikan Sukoharjo dan Kemenag Sukoharjo)

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah guru

bersertifikasi yang ada di Kabupaten Sukoharjo masih banyak yang belum

mencapai setengah dari jumlah guru keseluruhan. Adapun sekolah-sekolah

yang memiliki guru bersertifikat kurang dari setengah jumlah guru yang ada

diantaranya SMAN 1 Weru (33%), SMAN 1 Bulu (34%), SMAN 1 Nguter

(23)

commit to user

Polokarto (38%) dan MAN Sukoharjo (60%). Sementara itu SMA Negeri

lainnya di Sukoharjo sudah memiliki lebih dari 50% jumlah guru yang

bersertifikat.

Hal di atas menunjukkan bahwa masih jauh untuk dapat mewujudkan

rencana pemerintah yaitu untuk mensertifikasi seluruh guru yang ada. Salah

satu penyebabnya ialah masih banyaknya guru di Sukoharjo yang belum

mencapai standar kualitas untuk memperoleh sertifikasi karena sertifikasi

dapat dijadikan barometer akan kualitas seorang guru. Selain itu, berdasarkan

data guru PNS pada Dinas Pendidikan Sukoharjo, guru bersertifikasi di

sukoharjo dinilai berkualitas karena guru-guru tersebut telah mengenyam

pendidikan minimal sarjana. Terlebih lagi guru penerima tunjangan profesi di

Kabupaten Sukoharjo sebagian besar adalah guru yang sudah mengantongi

golongan IV/a walaupun ada sekolah yang hanya memiliki satu guru

bersertifikasi yang mempunyai golongan IV/a seperti pada SMAN 1 Bulu.

Namun yang perlu digarisbawahi disini adalah apakah guru yang

bersertifikasi tersebut benar-benar mampu meningkatkan kualitas

sebagaimana yang telah diharapkan program sertifikasi ini baik pada saat

berusaha memperoleh sertifikasi maupun setelah memperoleh sertifikasi.

Adapun indikator-indikator yang digunakan untuk memenuhi syarat

kelulusan sertifikasi tersebut antara lain meliputi kualifikasi akademik,

prestasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,

perencanaan, dan pelaksanaan pembelajaran. Dalam memenuhi

(24)

kompetensinya sehingga tidak hanya meningkatkan kualitasnya sebagai

pendidik tetapi juga ikut berperan penting dalam meningkatkan kualitas

pendidikan. Dengan demikian dapat dipastikan misi pemerintah untuk

memenuhi target seluruh guru bersertifikat pada 2015 mendatang dapat

terwujud.

Berbicara mengenai seluruh guru bersertifikat, ternyata banyak yang

tidak menyadari bahwa sebagian guru yang bekerja di sekolah swasta ataupun

madrasah terkadang luput dari persepsi masyarakat karena yang ada di benak

masyarakat adalah sekolah-sekolah negeri ataupun sekolah yang berada di

bawah binaan Kemendiknas. Lain halnya dengan sekolah yang berada di

bawah binaan Kementrian Agama (Kemenag). Contoh kecilnya saja, ketika

pada waktu penerimaan murid baru pada awal tahun ajaran baru, minat

masyarakat pertama kali selalu menunjuk pada sekolah-sekolah favorit negeri

yang berada di bawah binaan Kemendiknas, apalagi kini dengan maraknya

sekolah-sekolah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) ataupun

Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Sementara sekolah swasta bahkan

sekolah madrasah yang berada di bawah binaan Kemenag lebih menjadi

alternatif kedua di mata masyarakat. Padahal pendidikan yang diberikan oleh

madrasah tidak hanya pendidikan materil saja tetapi juga pendidikan agama

yang berperan penting dalam pembentukan moral anak.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sukoharjo merupakan salah satu

lembaga pendidikan setingkat SMA yang berada di bawah naungan

(25)

commit to user

sertifikasi guru dengan makna sebagai proses pemenuhan standar mutu

pendidikan agar mampu berkompeten dan tidak kalah bersaing dengan SMA

baik negeri maupun swasta lainnya di Sukoharjo. Sementara ini, terdapat

kurang lebih 24 guru yang telah bersertifikasi dari 40 guru di sekolah ini

(sumber: MAN Sukoharjo).

MAN Sukoharjo adalah satu-satunya sekolah binaan Kemenag yang

berstatus negeri di Kabupaten Sukoharjo. MAN Sukoharjo juga tergolong

memiliki guru bersertifikasi yang cukup banyak yakni sebanyak 60 %. Oleh

karena itu dengan banyaknya guru bersertifikasi di sekolah ini seharusnya

guru yang bersangkutan dapat menjadikan peserta didiknya untuk memiliki

sumber daya manusia yang lebih baik mengingat eksistensi sekolah masih

rendah. Hal ini seperti yang disebutkan oleh Wakil Kepala bagian Kurikulum,

Ibu Siti Solikha yakni, “...meski berstatus negeri, MAN Sukoharjo selama ini

masih awam di kalangan warga di Kota Makmur”. Pengakuan tersebut

dimuat dalam harian Solopos edisi 25 Oktober 2011. (www.solopos.com)

Mengingat program sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan

kualitas guru dan sudah dilaksanakan sejak tahun 2007 lalu maka sudah

seharusnya dilakukan kegiatan penilaian terhadap hasil daripada program

sertifikasi itu sendiri, yakni pada guru yang telah menerima sertifikasi guru.

Untuk menilai sejauh mana program sertifikasi guru dapat mencapai

tujuannya maka dilakukan suatu evaluasi program.

Evaluasi program merupakan suatu kegiatan penilaian kebijakan

(26)

yang dicapai. Tujuan daripada evaluasi program sendiri yakni untuk

menghindari kegagalan yang sama dalam menetapkan suatu kebijakan di

masa yang akan datang. Dalam hal ini, untuk menilai hasil atau dampak pada

program sertifikasi guru yang sudah berjalan maka peneliti memilih evaluasi

impak, dimana evaluasi ini memfokuskan pada hasil akhir dari suatu

kebijakan. Evaluasi impak berfungsi untuk menguji efektivitas suatu

kebijakan dalam mencapai tujuan kebijakan. Jadi melalui evaluasi impak

akan dapat menilai apakah program sertifikasi guru yang sudah dilaksanakan

sejak tahun 2007 dapat memberikan perubahan yang diinginkan atau bahkan

hanya merugikan uang negara.

Berdasarkan pada beberapa uraian di atas, maka peneliti termotivasi

untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan daripada program sertifikasi

guru tersebut, apakah pemerintah dalam hal ini dapat mencapai tujuannya,

yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui

peningkatan kualitas guru. Dalam hal ini, mengingat MAN Sukoharjo

tergolong mempunyai guru bersertifikasi yang cukup banyak yakni sebanyak

60% namun MAN Sukoharjo belum dapat menonjolkan prestasi akademiknya

dibandingkan dengan sekolah negeri lainnya di Kabupaten Sukoharjo.

Dengan demikian peneliti membatasi pembahasan mengenai permasalahan

sertifikasi guru pada Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo. Sehingga judul dari

penelitian ini adalah “Evaluasi Program Sertifikasi Guru di Madrasah Aliyah

(27)

commit to user B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah

sebagai berikut :

“Bagaimana evaluasi program sertifikasi guru di Madrasah Aliyah Negeri

Sukoharjo?”

C. Tujuan Penelitian

· Untuk mengkaji tentang evaluasi program sertifikasi di Madrasah Aliyah

Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Mendeskripsikan tentang evaluasi program sertifikasi guru yang telah

dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo.

2. Untuk memberikan informasi kepada pihak Madrasah Aliyah Negeri

Sukoharjo agar dapat meningkatkan sumber daya manusia peserta

didiknya sehingga mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya di

(28)

commit to user

50 BAB III

Metode Penelitian

Menurut Narbuko dan Achmadi, metode adalah cara melakukan sesuatu

dengan menggunaakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.

Sedangkan menurut David H. Penny dalam Narbuko dan Achmadi penelitian

adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang

pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta. Jadi metode

penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan pemecahan dari

permasalahan yang memerlukan beberapa data dan fakta-fakta yang ada di

lapangan. (Narbuko dan Achmadi, 2003 : 1)

Dengan demikian metode penelitian merupakan salah satu faktor penting

dalam suatu penelitian. Metode penelitian dapat menunjang proses penyelesaian

permasalahan yang sedang diteliti. Adapun berbagai hal yang berkaitan dengan

metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut :

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo,

Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo dengan beberapa pertimbangan

sebagai berikut :

1) Melihat kondisi dan realita kondisi di lapangan bahwa sekolah Madrasah

(29)

commit to user

bersertifikasi yang cukup banyak di Kabupaten Sukoharjo, yakni

sebanyak 60% guru yang telah bersertifikasi.

2) Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo merupakan salah satu sekolah yang

belum bisa mengangkat eksistensinya untuk bersaing dengan

sekolah-sekolah negeri maupun swasta lainnya di Kabupaten Sukoharjo.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menurut

Lexy Moleong (2006 : 11) pada penelitian deskriptif kualitatif data yang

dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar-gambar, dan bukan

angka-angka. Data tersebut bisa berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

foto, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.

Dalam penelitian ini, penulis berusaha menggambarkan kondisi objek

atau keadaan yang sebenarnya dari permasalahan yang ditemui. Metode

kualitatif merujuk pada prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif, apa yang ditulis dan dikatakan oleh orang/tingkah laku yang

diamati di lapangan. Sehingga dalam penelitian ini lebih menitikberatkan

pada penelitian di lapangan (field research) agar lebih mengetahui

permasalahan dan informasi serta data yang ada di lokasi penelitian.

C. Sumber Data

Dalam suatu penelitian diperlukan beberapa sumber data untuk

menggali beberapa informasi yang dianggap penting dalam menjawab

rumusan permasalahan penelitian. Penelitian ini memperoleh data dari

(30)

a. Informan

Sumber data dalam penelitian meliputi sumber data yang diperoleh

secara langsung dari para informan melalui wawancara dengan pihak

yang dianggap mengetahui dengan baik dan benar tentang masalah

yang diteliti. Narasumber (informan) dalam penelitian ini antara lain :

1) Kepala/pejabat Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo yakni Dra. Hj.

Siti Solikhah, M.Pd selaku Kepala Bagian Kurikulum MAN

Sukoharjo.

2) Guru yang bersertifikasi di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo

yakni :

a) Dra. Hj. Siti Solikhah, M.Pd

b) Desi Murtofi’ah, S.Pd

3) Lembaga/unit yang mempunyai wewenang dalam program

sertifikasi guru yakni:

a) Dra. Siti Zuhriyah Ar, M. Hum, selaku Ketua Panitia

Pelaksana Sertifikasi Guru Rayon 41 Universitas

Muhammadiyah Surakarta (UMS). FKIP UMS merupakan

LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan)

penyeleksi sertifikasi guru pada guru MAN Sukoharjo.

b) Sudiman, S.Ag, selaku Kepala Seksi Mapenda Islam

(Madrasah dan Pendidikan Agama Islam) dan Ketua

monev/monitoring sertifikasi guru pada guru MAN Sukoharjo.

(31)

commit to user

mempunyai wewenang untuk melaksanakan monitoring pada

guru bersertifikasi di MAN Sukoharjo.

4) Peserta didik/siswa Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo yakni :

a) Dinda Nagari, siswa MAN Sukoharjo jurusan IPA yang

merupakan anggota pengurus OSIS.

b) Fitria, siswa MAN Sukoharjo jurusan IPA yang berprestasi di

bidang akademik.

c) Dina, siswa MAN Sukoharjo jurusan IPS.

b. Dokumen atau arsip

Penelitian ini juga menggunakan sumber data berdasarkan

dokumen-dokumen, arsip-arsip, maupun catatan-catatan yang dapat

mendukung validitas data dari informan. Data-data tersebut diperoleh

dari MAN Sukoharjo, arsip-arsip pelaksanaan monitoring sertifikasi

guru dari Kementrian Agama Kabupaten Sukoharjo, dan juga buku

mengenai rambu-rambu pelaksanaan pendidikan dan latihan profesi

guru yang ditetapkan oleh Kemendiknas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

interview dan teknik dokumentasi.

a. Interview/Wawancara

Teknik pengumpulan data ini melalui percakapan yang dilakukan pada

waktu dan konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan data yang

(32)

wawancara dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan kebutuhan demi

mendapatkan informasi yang valid. Oleh karena itu, wawancara ini sering

disebut dengan wawancara mendalam (indept interview).

(Sutopo, 2002 : 59)

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

mengumpulkan, mencari dan mempelajari data-data yang berhubungan

dengan penelitian berupa arsip-arsip, buku-buku, surat keputusan, surat

resmi, foto-foto dan sebagainya yang dapat mendukung validitas data.

E. Teknik Sampling

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Dalam penelitian ini, terdapat kecenderungan untuk

memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya

secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang

mantap. (H.B. Sutopo, 2002 : 56).

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari informan yang

dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam, yakni

mengenai hasil/dampak program sertifikasi di Madrasah Aliyah Negeri

Sukoharjo. Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa guru yang telah

bersertifikasi dan juga pejabat di sekolah yang dianggap lebih kompeten

dalam memberikan informasi dalam hal kegiatan atau perilaku yang

(33)

commit to user F. Validitas Data

Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu,

setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk

mengembangkan validitas data yang diperolehnya. (H.B. Sutopo, 2002 : 78).

Cara-cara yang digunakan untuk mengembangkan validitas data adalah

dengan trianggulasi. Menurut Patton terdapat empat macam teknik

trianggulasi, yaitu trianggulasi data (data triangulation), trianggulasi peneliti

(investigator triangulation), trianggulasi metodologis (methodological

triangulation), dan trianggulasi teoretis (theoretical triangulation). (H.B.

Sutopo, 2002 : 78).

Dari empat macam teknik trianggulasi di atas, dalam penelitian ini

menggunakan trianggulasi data atau sumber.

· Trianggulasi Data (Trianggulasi Sumber)

Trianggulasi data/sumber memanfaatkan jenis sumber data yang

berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Jadi peneliti bisa

memperoleh informasi dari beberapa narasumber (informan) yang

berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam untuk

mendapatkan informasi yang berkaitan dengan efektivitas program

sertifikasi guru. Peneliti akan melakukan wawancara dengan beberapa

narasumber seperti pejabat di sekolah yang mengetahui tentang

(34)

dari lembaga yang mempunyai wewenang terhadap program sertifikasi

serta peserta didik sendiri.

Berdasarkan beberapa informan tersebut maka peneliti dapat

membandingkan informasi yang diperoleh dari narasumber yang satu

dengan narasumber yang lain. Selain itu, trianggulasi data juga dapat

dilakukan dengan menggali dari sumber data yang berupa dokumen

atau arsip yang memuat catatan yang berkaitan dengan penelitian

sehingga didapatkan kemantapan dan kebenaran data tersebut.

G. Teknik Analisis

Menurut Miles dan Huberman (1992 : 16), analisis data dalam

penelitian kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan yaitu terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi.

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga

kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.

(Miles & Huberman, 1992 : 16)

Melalui hasil penggalian, pencarian dan pengumpulan data dalam

penelitian ini, akan dipertajam lagi yang menjadi pisau analisisnya,

diarahkan serta membuang hal-hal yang tidak diperlukan sehingga

(35)

commit to user b. Penyajian Data

Menurut Miles & Huberman, penyajian data disini dapat dikatakan

sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. (1992 : 17).

Dengan melihat penyajian-penyajian berdasarkan informasi yang diperoleh

dalam penelitian, maka akan dapat dipahami mengenai permasalahan dan

kebenaran yang terjadi. Penyajian-penyajian data ini harus mengacu pada

rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian

sehingga penyajian data yang dituliskan merupakan deskripsi yang rinci

untuk menjawab setiap pertanyaan penelitian.

c. Penarikan kesimpulan/verifikasi

Menurut H. B. Sutopo, simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantab

dan dapat dipertangungjawabkan. (H.B. Sutopo, 2002 : 93). Penarikan

kesimpulan dapat dilakukan setelah data direduksi dan disajikan. Melalui

pengkajian kembali pada reduksi data dan penyajian data yang ada, hasil

penelitian dapat dipastikan kebenaran dan validitasnya.

Teknik analisis data dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses

pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Sehingga secara sistematis,

proses analisis data interaktif dapat digambarkan dengan skema sebagai

(36)

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif

Sumber : H. B. Sutopo (2002:96)

Pengumpulan Data

Sajian Data Reduksi Data

(37)

commit to user

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripisi Lokasi Penelitian

Madrasah Aliyah (disingkat MA) adalah jenjang pendidikan menengah

pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan sekolah menengah atas,

yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementrian Agama. Kurikulum

madrasah aliyah sama dengan kurikulum sekolah menengah atas, hanya saja

pada MA terdapat porsi lebih banyak muatan pendidikan agama islam, yaitu

fiqih, akidah, akhlak, Al Quran Hadits, Bahasa Arab, dan sejarah islam. Oleh

karena itu MA disebut pula sebagai SMU plus. (www.manskh.ac.id)

1. Letak Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo

Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo yang biasa disebut dengan

MAN Sukoharjo terletak di sebelah barat daya kota Sukoharjo. MAN

Sukoharjo berada di Kelurahan Jetis Kecamatan Sukoharjo dan tepatnya

berada di Jalan KH. Samanhudi Jetis Sukoharjo. Dari pusat kota, MAN

Sukoharjo berjarak sekitar 1 KM ke arah barat daya. MAN Sukoharjo

berada di ruas jalan jalur bis luar kota Sukoharjo dari arah selatan

(Wonogiri), atau sebelah utara pabrik tekstil Sri Rejeki Isman (PT.

SRITEX). Lokasi Madrasah ini masuk sekitar 100 meter ke arah barat.

MAN Sukoharjo mudah dijangkau oleh kendaraan umum seperti bus dan

angkutan kota karena letaknya strategis dekat jalan raya. Walaupun di

(38)

2. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo

Sebelumnya Sukoharjo belum mempunyai madrasah setingkat

Sekolah Menengah Atas yang negeri, oleh karena itu maka Pengurus

Masjid Besar Baiturrahmah Sukoharjo bermaksud mendirikan Madrasah

Aliyah yang dalam perkembangannya diharapkan menjadi Madrasah

Aliyah Negeri. Kemudian Pengurus Masjid Besar Baiturrahmah

Sukoharjo mengundang tokoh-tokoh umat islam kabupaten Sukoharjo

untuk mengadakan musyawarah tentang pendirian madrasah tersebut.

Selanjutnya disusun Panitia Pendiri Persiapan Madrasah Aliyah

Negeri Sukoharjo yang anggotanya terdiri dari tokoh masyarakat dan

tokoh agama di Sukoharjo. Dalam langkah selanjutnya Panitia

menyampaikan permohonan kepada Bapak Kepala MAN Sragen agar di

Kabupaten Sukoharjo dapat berdiri MAN Sragen Filial di Sukoharjo.

Maka permohonan itu dapat disetujui oleh Bapak Kepala MAN Sragen,

yang pada waktu itu dijabat oleh Bapak Jazid, BA.

Sambil menunggu proses perijinan Pendirian MAN Sragen Filial di

Sukoharjo, maka untuk mempercepat proses, mulai tahun ajaran

1984/1985, membuka pendaftaran siswa baru untuk kelas I.

Adapun untuk gedungnya, dipinjami oleh Bapak Kakandepag

Kabupaten Sukoharjo, agar menempati sebagian gedung MIN Sukoharjo

pada sore hari. Kemudian pada tanggal 25 April 1985, terbit Surat

Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa

(39)

commit to user

dimana Madrasah Filial di Sukoharjo menginduk kepada Madrasah

Aliyah Negeri Sragen.

Untuk menjaga stabilitas pengembangan MAN Sragen Filial di

Sukoharjo, maka dibentuk Panitia Pembina yang sekaligus juga sebagai

Pengurus BP3, yang mempunyai tugas antara lain berusaha sampai

tercapainya Penegerian MAN Sukoharjo yang berdiri sendiri. Kemudian

MAN Sragen Filial di Sukoharjo mendapatkan SK Penegerian dari

Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 244 Tahun 1993, tanggal 25

Oktober 1993, yang diresmikan pada Selasa, 08 Februari 1994.

Dalam perkembangannya MAN Sukoharjo kini mempunyai visi

sebagai berikut :

“Terbentuknya generasi yang islami dan berprestasi”

Selain itu, misi dari MAN Sukoharjo adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pendidikan dengan pembelajaran efektif dan

berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik.

2. Menyelenggarakan pendidikan bernuansa islam dengan menciptakan

lingkungan yang agamis di madrasah.

3. Menyelenggarakan pembinaan dan pelatihan life skill untuk menggali

dan menumbuhkembangkan minat, bakat peserta didik yang

berpotensi tinggi agar dapat berkembang secara optimal.

4. Menumbuhkembangkan budaya akhlakul karimah pada seluruh warga

(40)

3. Sistem Organisasi Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo

Sistem organisasi sekolah menganut sistem yang diterapkan oleh

Kementrian Agama, yang masing-masing mempunyai tugas sebagai

berikut :

a. Kepala Madrasah

Sebagai kepala madrasah berfungsi dan bertugas sebagai edukator,

administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator.

· Kepala madrasah sebagai edukator bertugas melaksanakan proses

pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu kepala

madrasah juga harus melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

atasan kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

· Kepala Madrasah selaku manajer mempunyai tugas menyusun

perencanaan, mengorganisasikan kegiatan, melakukan evaluasi

terhadap kegiatan, menentukan kebikjaksanaan, mengadakan

rapat, mengambil keputusan, mengatur proses belajar mengajar,

mengatur adiministrasi (ketatausahaan siswa, ketenagaan, sarana

dan prasarana keuangan), mengatur OSIS, mengatur hubungan

sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait.

· Kepala madrasah selaku administrator bertugas

menyelenggarakan administrasi, perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, kurikulum,

kesiswaan, ketatausahaan, ketatausahaan, ketenagaan, kantor,

(41)

commit to user

kesenian, bimbingan dan konseling, UKS, OSIS, media, gedung,

dan K7 (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan,

kekeluargaan, kerindangan, kesehatan)

· Kepala madrasah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan

supervisor terhadap semua kegiatan di atas.

· Kepala madrasah sebagai leader bertugas sebagai teladan di

dalam segala aspek kepemimpinan, mengambil keputusan dengan

cepat dan tepat, mampu memberi pujian bagi yagn berhasil,

mampu memberikan sanksi bagi yang salah.

· Kepala madrasah sebagai inovator bertugas menciptakan iklim

kerja yagn sejuk di sekolah, menciptakan lingkungan yagn asri,

menciptakan panca tertib.

· Kepala madrasah selaku motivator bertugas mendorong guru,

karyawan, dan siswa agar lebih berprestasi.

b. Wakil Kepala Madrasah

Tugas wakil kepala madrasah adalah membantu tugas-tugas kepala

sekolah yang didelegasikan kepadanya. Pada Madrasah Aliyah Negeri

Sukoharjo ada empat wakil kepala madrasah, yaitu sebagai berikut :

· Wakil bagian kurikulum, tugasnya adalah menyusun program

pengajaran, menyusun bagian tugas guru dan jadwal pelajaran,

menyusun jadwal dan pelaksanaan ulangan umum dan ujian

akhir, menerapkan kriteria kelulusan menerima jadwal

(42)

mengkoordinasikan dan mengarahkan, penyusunan satuan

pelajaran membina kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata

Pelajaran), membina kegiatan-kegiatan bidang akademis.

· Wakil kepala madrasah bagian kesiswaan, tugasnya adalah

menyusun program, pembinaan kesiswaan (OSIS), melaksanakan

bimbingan pengerahan dan pengendalian kegitan siswa (OSIS)

dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib madrasah, serta

pemilihan pengurus OSIS, membina pengurus OSIS dalam

berorganisasi, menyusun jadwal dan program pembinaan siswa

secara berkala dan insidental, membina dan melaksanakan 6K,

menyusun kegiatan ekstrakurikuler, menyusun pelaksanaan

kegiatan siswa secara berkala.

· Wakil kepala madrasah bagian hubungan masyarakat (HUMAS),

tugasnya adalah mengatur dan menyelenggarakan hubungan

madrasah dengan orangtua (wali murid), membina hubungan

madrasah dengan komite madrasah, membina pengembangan

hubungan antara madrasah dengan lembaga pemerintah, dunia

usaha dan lembaga sosial lain, menyusun laporan pelaksanaan

hubungan masyarakat secara berkala.

· Wakil kepala madrasah urusan sarana dan prasarana secara

berkala, tugasnya adalah menyusun rencana kebutuhan sarana dan

(43)

commit to user

pengeloloaan pembiaayaan alat-alat pengajaran, menyusun

laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala.

c. Wali kelas

Tugas wali kelas adalah membantu kepala madrasah dalam kegiatan

sebagai berikut :

· Pengelolaan kelas

· Penyelenggaraaan administrasi kelas

· Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa

· Pengisian daftar kumpulan nilai siswa

· Pembuatan catatan khusus tentang siswa

· Pencatatan motivasi siswa

· Pengisisan buku laporan hasil belajar

· Pembagian buku hasil belajar

d. Guru

Guru bertanggung jawab kepada kepala madrasah dan mempunyai

tugas melaksanakan proses belajar-mengajar secara efektif dan efisien.

Tugas dan tanggung jawab guru antara lain :

· Membuat program pengajaran

· Melaksanakan kegiatan pembelajaran

· Menyusun dan analisis instrumen penilaian

· Menyusun dam melaksanakan program remidiasi dan pengayaan

· Mengisi daftar nilai siswa yang dilaporkan kepada orangtua/wali

(44)

· Mengadakan pengembangan bidang pengajaran yang menjadi

tanggung jawabnya

· Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan

kurikulum

· Melaksanakan tugas tertentu dari sekolah

· Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing

kelas

· Meneliti daftar hadir siswa yang mengikuti mata pelajarannya

e. Guru Bimbingan Konseling

Guru bimbingan dan konseling membantu kepala madrasah dalam

kegiatan sebagai berikut :

· Menyusun program pelaksanaan bimbingan dan konseling

· Melakukan koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan

belajar.

· Memberikan layanan bimbingan kepada siswa agar lebih

berprestasi dalam kegiatan belajar

· Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam

memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan

pekerjaan yang sesuai

· Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling

(45)

commit to user

· Meyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan

konseling

· Mengikuti musyawarah guru pembimbing

· Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling

Sistem organisasi atas digambarkan secara ringkas dalam bagian

gambar berikut :

Gambar 4.1

Struktur organisasi Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo

(46)

1. Keadaan Guru dan Karyawan

a. Keadaan guru

Jumlah guru pada tahun ajaran 2011/2012 ada 40 orang, yang terdiri dari

32 orang guru tetap (PNS) dan 8 orang guru tidak tetap. Perlu diketahui

bahwa keadaan guru di MAN Sukoharjo ini selalu berubah-ubah karena

guru tidak tetap yang dinyatakan lulus ketika mengikuti tes calon pegawai

negeri sipil (PNS) ditempatkan di daerah lain, sehingga MAN Sukoharjo

mencari guru pengganti.

b. Keadaan karyawan

Karyawan madrasah aliyan negeri sukoharjo berjumlah 11 orang. Terdiri

dari 3 orang PNS, dan 8 orang masih tenaga honorer.

Tabel 4.1

Jumlah guru dan karyawan Tahun ajaran 2011/2012

No Keterangan Jumlah

1 Guru negeri 32

2 Guru tidak tetap 8

3 Karyawan negeri 3

4 Karyawan honorer 8

jumlah 51

(Sumber: data monografi MAN Sukoharjo 2011)

c. Keadaan siswa

Jumlah seluruh siswa pada tahun ajaran 2011/2012 ada 481 orang. Untuk

siswa kelas X terdiri dari 27 orang laki-laki dan 115 orang perempuan

dengan jumlah siswa kelas X 142 orang. Untuk siswa kelas XI berjumlah

185 orang, dengan perincian terdapat 45 orang laki-laki dan 140 orang

(47)

commit to user

dengan perincian terdapat 36 orang laki-laki dan 118 orang perempuan.

Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Jumlah siswa MAN sukoharjo tahun 2011/2012

No Kelas L P Jumlah

1 X 27 115 142

2 XI 45 140 185

3 XII 36 118 154

(sumber: data monografi man sukoharjo tahun 2011/2012)

d. Sarana dan prasarana penunjang

MAN sukoharjo mempunyai sarana dan prasarana untuk menunjang

kegiatan sekolah sebagai berikut :

· Ruang dan gedung

MAN Sukoharjo mempunyai sarana dan prasarana untuk

menunjang kegiatan sekolah seperti ruang kelas, berjumlah 12 ruangan

dengan ukuran 864 M2. Ruang kantor atau TU dengan luas ruangan 72

M2. Ruang kepala madrasah luas 36 M2. Ruang guru dengan luas

ruangan 72 M2 Ruang perpustakaan dengan luas ruangan 72 M2.

Ruangan laboratorium dengan luas ruangan 72 M2. Sedangkan halaman

upacara seluas 494 Secara lebih rinci dan lengkap dapat dilihat melalui

(48)

commit to user

· Data peralatan dan inventaris madrasah

Data peralatan dan inventaris madrasah seperti, mesin ketik terdapat 4

buah, telpon terdapat 3 buah, komputer terdapat 5 unit, kendaraan roda

2 terdapat 4 unit, kendaraan roda 4 terdapat 1 buah, sound system ada 5

buah, sarana olahraga ada 5 buah dan memiliki daya listrik 1300 watt.

Untuk lebih jelasnya dapat dlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4

(49)

commit to user

· Data buku

Data buku madrasah sebagai pegangan guru jumlah judul 24 buah,

sebanyak 86 eksemplar. Untuk buku pelajaran siswa ada 115 judul dengan

jumlah 7589 eksemplar. Sedangkan untuk bacaan lainnya dengan jumlah

judul 5 judul, sebanyak 70 esksemplar. Dengan jumlah judul sebanyak 154

judul, 7745 eksemplar. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.5 Data Buku

No Jenis Judul Eksemplar Kondisi

1 Pegangan guru 24 86 Baik

2 Pelajaran siswa 115 7589 Baik

3 Bacaan lainnya 5 70 Baik

Jumlah 154 7745

(Sumber: data monografi MAN Sukoharjo)

· Tempat ibadah

Tempat ibadah di MAN Sukoahrjo ini adalah Masjid Al Makmur, mesjid

seluas 180 M2 baru saja selesai dibangun. Dulunya tempat ibadah hanya

berupa musholla yang sekarang beralih fungsi menjadi ruang olahraga.

· Kantin

Di MAN Sukoharjo ini ada koperasi sekolah yang menyediakan kebutuhan

siswa, yang dikelola oleh guru dan siswa kelas XI Sosial. Ada juga tiga

kantin yang terletak di dalam lingkungan madrasah. sedangkan di luar

lingkunga madrasah (Depan Madrasah) juga ada warung kecil. Tetapi

(50)

2. Kegiatan Ekstrakurikuler

Untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam pendidikan. MAN

Sukoahrjo mengadakan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

ini dilaksanakan di luar jam seklah dengan tujuan menambah pengetahuan

yang yang tdiak terdapat dalam pelajaran sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler di

MAN Sukoharjo antara lain:

1) OSIS

Osis merupakan organisasi siswa yang ada di SMP atau SMA sederajat.

OSIS merupakan satu-satunya organisasi yang boleh bergerak dalam dan

di luar sekolah yang bersangkutan. Tujuan OSIS antara lain :

· Mempersiapkan siswa menjadi kader penerus bangsa dan pembangunan

nasional dengan memberi bekal ketrampilan, kepemimpinan, kesegaran

jasmani daya kreasi, patriotisme, kepribadian dan budi pekerti.

· Melibatkan semua siswa dalam proses kehidupan berbangsa dan

bernegara serta melaksanakan pembangunan nasional.

· Membina siswa berorganisasi untuk pembinaan kepemimpinan.

2) Pramuka

· Aktivitas pramuka merupakan aktivitas yang membina remaja untuk

menjadi insan yang cepat kaki ringan tangan tulus hati dan ramah

tamah, dari tujuan itu tersirat makna yagn dalam yaitu siswa yang

menjadi anggota pramuka diharapkan terbentuk menjadi insan yang

(51)

commit to user

takwa kepada Tuhan YME, serta dapat selalu menempatkan diri pada

segala situasi, selalu tegas dan tenang dalam menghadapi masalah.

3) Komputer

· Kegiatan komputer merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan

ketrampilan siswa dalam bidang teknologi. Tujuannya adalah

menjadikan siswa mengenali dan dapat menggunakan komputer

sehingga dapat menyesuaikan perkembangan zaman. Untuk siswa kelas

X diwajibkan mengikuti kegiatan ini sedangkan untuk kelas XII dan

XII tidak diwajibkan.

4) Menjahit

· Kegiatan menjahit merupakan kegiatan yang dapat memberikan siswa

ketrampilan menjahit bagi siswa. Kegiatan menjahit ini dimaksudkan

untuk memberikan bekal ketrampilan menjahit bagi siswa-siswa yang

tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Kegiatan

menjahit ini wajib diikti oleh seluruh siswa kelas X. Sedangkan untuk

kelas XI diserahkan kepada siswa untuk melanjutkan kegiatan tersebut

atau tidak. Untuk kelas XII tidak diperkenankan mengikuti karena

sudah mempunyai kegiatan terstruktur untuk persiapan ujian nasional.

5) Pencak silat

· Pencak silat merupakan kegiatan seni beladiri yang dapat melatih siswa

untuk bertahan diri dari segala macam kehajatan dan juga sebagai

(52)

item bagi MAN Sukoharjo melalui berbagai prestasi siswa yang telah

dicapai.

6) Sablon

· Kegiatan sablon merupakan kegiatan yang dapat memberikan siswa

ketrampilan untuk menyablon bagi siswa. Kegiatan menjahit ini

dimaksudkan untuk memberikan bekal ketrampilan menyablon bagi

siswa-siswa yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih

tinggi. Kegiatan sablon ini wajib diikti oleh seluruh siswa kelas X.

Sedangkan untuk kelas XI diserahkan kepada siswa untuk melanjutkan

kegiatan tersebut atau tidak. Untuk kelas XII tidak diperkenankan

mengikuti karena sudah mempunyai kegiatan terstruktur untuk

(53)

commit to user B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-Undang Guru dan

Dosen, yang merupakan kebijakan untuk intervensi langsung

meningkatkan mutu kompetensi guru lewat keharusan kebijakan pendidik

untuk memiliki kualifikasi strata 1 atau diploma 1V dan memiliki sertifikat

profesi. Dengan sertifikat profesi ini, pendidik berhak mendapatkan

tunjangan profesi. Tunjangan yang diterima oleh pendidik tersebut adalah

sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan finansial

pendidik. Dengan mendapatkan tunjangan professional, diharapkan guru

mendapatkan hak-hak dan juga kewajiban professional sehingga pendidik

dapat mengabdikan keprofesionalannya secara total kepada peserta didik.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa cara pengajuan

program sertifikasi ada dua, yakni melalui jalur portofolio dan jalur

pendidikan. Jalur portofolio diperuntukkan bagi SMA/SMK/MA

sedangkan jalur pendidikan diperuntukkan bagi pengajar SD/MI dan

SMP/MTs.

Khusus di Madrasah Aliyah (MA), proses sertifikasi dilakukan

melalui portofolio yang di dalamnya telah memenuhi

persyaratan-persyaratan tertentu. Berkas portofolio tersebut diajukan setiap tahun

kepada Kementrian Agama Provinsi melalui Kementrian Agama

Kabupaten yang kemudian dikirimkan langsung ke Kementrian Agama

(54)

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Ibu Siti Solikhah selaku

Wakil Kepala bagian Kurikulum berikut ini :

“... gini mbak, kalau di Aliyah ini kan di bawah Kemenag langsung, bukan dibawah Dinas Pendidikan seperti SMA umumnya, jadi kalau mengajukan sertifikasi, itu portofolio yang sudah lengkap dikirimkan ke Kemenag Pemkab, nanti dari Pemkab dikirimkan ke Kemenag Provinsi kemudian diseleksi langsung oleh pusat begitu..tapi kalau sekarang ini yang lagi duduk disini semua ini udah pada lewat PLPG semua mbak.”

(wawancara, 28 November 2012)

Kemudian Bapak Sudiman selaku Kepala Seksi Madrasah dan

Pendidikan Agama Islam di Kementerian Agama Sukoharjo

menambahkan bahwa :

“Program sertifikasi di sekolah-sekolah binaan Depag, mulai dari MI (Madrasah Ibtidayah), MTs (Madrasah Tsanawiyah) hingga MA (Madrasah Aliyah) ini sudah berjalan dari 2007. Tapi dari 2007 sampai 2010 itu melalui seleksi portofolio, dan mulai tahun 2010 itu melalui pelatihan PLPG langsung di PLTK-PLTK, itu di perguruan tinggi yang berbeda-beda ada yang di UMS, UNS, ada juga yang di IAIN, itu kalau yang untuk portopolio berkas-berkasnya dikirim ke sini terus nanti dari sini langsung dikirim ke pusat begitu.”

(Wawancara, 15 November 2011)

Pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sukoharjo, pengajuan

program sertifikasi ini dilakukan setiap tahun khususnya bagi guru yang

belum mendapat sertifikat. Hal tersebut dilaksanakan dengan maksud

untuk menambah kuota guru yang bersertifikasi sehingga kuota guru yang

berkualitaspun dapat meningkat karena mau tidak mau mereka harus

meningkatkan kualifikasi pendidikan dan juga kompetensinya. Adapun

alur proses dalam mengajukan sertifikasi guru sebagai pendidik di MAN

(55)

commit to user Gambar 4.2

Alur Proses Pengajuan Sertifikasi

(sumber: MAN Sukoharjo)

Keterangan :

1) Dikeluarkannya Surat dari Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi

Jawa Tengah tentang pendaftaran peserta calon penerima program

sertifikasi yang diturunkan kepada Kementrian Agama Kabupaten

Sukoharjo. Kemudian Kemenag Kabupaten Sukoharjo memberitahukan Surat Kemenag Provinsi Jateng tentang

Pendaftaran Peserta

Kementrian Agama Kabupaten Sukoharjo

Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo

Kemenag Kabupaten Sukoharjo

Kemenag Provinsi Jateng

Tidak lulus Lulus

Persiapan portofolio

Lulus Tidak lulus

(56)

kepada Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo mengenai pemberitahuan

program sertifikasi tersebut.

2) Setelah menerima Surat dari Kemenag Kabupaten, maka MAN

Sukoharjo mendaftarkan guru yang terdaftar sebagai peserta sertifikasi

dengan catatan masa kerja minimal 5 tahun.

3) Pihak sekolah menunggu pengumuman dari Kemenag Provinsi Jateng.

4) Dikeluarkannya pengumuman guru yang telah menerima sertifikasi

lewat website Kemenag Provinsi Jateng.

5) Peserta yang lolos dipanggil ke Kemenag Kabupaten Sukoharjo untuk

diberikan penjelasan mengenai langkah-langkah apa yang harus

dikerjakan peserta diterima sertfikasi.

6) Persiapan portofolio oleh peserta lolos sertifikasi yang kemudian

diserahkan kepada Kemenag Kabupaten Sukoharjo.

7) Setelah itu peserta portofolio melakukan pelatihan selama kurang lebih

1 bulan di Perguruan Tinggi di Surakarta.

8) Menunggu hasil pengumuman untuk kedua kalinya, apabila lulus

sertifikasi maka guru di wisuda sebagai penerima sertifikat pendidik

namun apabila peserta tidak lulus maka peserta mengikuti Diklat PLPG

(Pelatihan Profesi Guru) di Perguruan Tinggi Negeri (untuk MA

dilaksanakan di UNS) selanjutnya peserta mengulang proses

pendaftaran dari awal.

(57)

commit to user

Adapun kriteria penyeleksian portofolio sertifikasi dikelompokkan

berdasarkan masa kerja dan kuota mata pelajaran. Persyaratannya yaitu

guru harus melalui masa kerja minimal 5 tahun dan berdasarkan kuota

mata pelajaran yang diampu pada guru di Kabupaten Sukoharjo.

Penyeleksian tersebut tidak bisa dipastikan oleh pihak sekolah sendiri

mengingat masa kerja dan jumlah mata pelajaran yang diampu tidak

sedikit pada guru-guru yang ada di seluruh Kabupaten Sukoharjo.

Penyeleksian dan keputusan tetap diputuskan oleh Kemenag Pusat yang

diseleksi berdasarkan berkas-berkas yang tercantum dalam portofolio yang

telah diajukan oleh seluruh guru karena di dalam portofolio tersebut

tercantum dengan jelas mengenai masa kerja, jabatan dan kualifikasi mata

pelajarannya.

Dalam perkembangannya cara memperoleh sertifikasi kini sudah

tidak menggunakan jalur portopolio lagi akan tetapi setiap guru

bersertifikasi harus mengikuti pelatihan PLPG yang dilaksanakan oleh

PLTK yang terakreditasi oleh Kemendiknas. Hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan guru yang benar-benar berkompetensi dan mendapatkan nilai

yang sesungguhnya bila dibandingkan dengan portopolio, karena dengan

portopolio bisa dipastikan banyak guru yang dimungkinkan memaksakan

untuk membuat persyaratan sertifikasi dengan cara yang tidak

diperkenankan seperti manipulasi dan sebagainya. Sedangkan melalui

PLPG akan terlihat seperti apa sebenarnya kompetensi dan guru yang

Gambar

Tabel 1.1 Data Guru PNS Penerima Tunjangan Profesi Kabupaten Sukoharjo
  Gambar 3.1
gambar berikut :
Tabel 4.1 Jumlah guru dan karyawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis metode penelitian ini yakni penelitian deskriptif kualitatif, dimana riset yang bersifat deskriptif (menggambarkan) dan menggunakan analisis, dengan metode pengumpulan

Penelitian menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Cara pengumpulan datanya menggunakan observasi,wawancara, dan dokumentasi. Penelitian mendapatkan hasil bahwa

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode, observasi,

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian lapangan ini bersifat kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi,

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif Teknik pengumpulan data berupa Wawancara, Observasi dan Dokumentasi, data diolah

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif. Adapun pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara, dan

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif. Tekhnik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian