PERB ANDINGAN ANGKA KUMAN
AIR MINUM ISI UL ANG SEBELUM DAN SESUDAH DIPANASKAN DENGAN DISPENSER
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
ACH MAD LUTHFI TIFLANI G00 060 28
FAKULTAS KED OKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PERSETUJUAN
Skripsi
dengan judul:
Perbandingan Angka Kuman Air Minum Isi Ulang
Sebelum Dan Sesudah Dipanaskan Dengan Dispenser
Achmad Luthfi Tiflani, G0006028, Tahun 2009
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Uji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari ..., Tanggal ... 20...
Pembimbing Utama Penguji Utama
Marwoto, dr., MSc., SpMK.
Sumardiyono, SKM, MKes.
NIP . 131 569 249
NIP . 160 045 694
Pembimbing Pendamping Penguji Pendamping
Annang Giri Moelyo, dr., SpA.
Hudiono, Drs., MSi.
NIP . 132 309 259
NIP . 131 569 248
Tim Skripsi
i
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Pe rbandingan Ang ka Kuman Air Minum Isi Ulang Se belum Dan Sesudah Dipanask an Dengan Dispense r
Achmad Luthfi Tiflani, G.0006028
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 3 Mei 2010
iii
ABSTRAK
Achmad Luthfi Tiflani, G0 00 602 8, PERBANDINGAN ANGKA KUMAN AIR MINUM ISI ULANG SEBELUM DAN SESUDAH DIPANASKAN DENGAN DISPENSER. Fakultas Kedok te ranUniv ersitas Se be las Mare t Surak arta.
Air merupakan kebutuhan primer kehidupan manusia. Untuk keperluan minum sehari-hari manusia berusaha mendapatkan air bersih supaya aman untuk dikonsumsi. Salah satunya adalah dengan membeli air siap minum dari depo isi ulang. Akan tetapi tidak semua depo air minum isi ulang memenuhi persyaratan mikrobiologis untuk dikonsumsi. Oleh karena itu dilakukan penilitian tentang efektifitas dispenser air dalam mengurangi angka kuman pada air minum isi ulang agar memenuhi persyaratan mikrobiologis.
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik one group pretest – posttest. Subjek penelitian adalah air minum isi ulang dalam kemasan galon sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser air. Sampel diambil secara random dari 17 depo air minum isi ulang yang tersebar di kota Surakarta, kemudian diberi dua perlakuan yaitu langsung diambil sampel dari galon lalu ditanam pada nutrien agar plate, yang kedua dipanaskan dulu dengan dispenser lalu ditanam di nutrien agar plate. Analisis dilakukan dengan membandingkan jumlah koloni kuman kedua perlakuan tersebut. Analisis statistik yang digunakan adalah uji t berpasangan dengan derajat kemaknaan 0,01.
Hasil penelitian menunjukkan pada uji T berpasangan, pada prosedur pengujian hipotesis dengan uji selisih rerata didapat bahwa Sig.(2 tailed) < α yaitu 0.000 < 0.01 dengan demikian Ho ditolak yaitu jumlah koloni kuman sebelum dipanaskan dengan dispenser tidak sama dengan jumlah koloni kuman setelah dipanaskan dengan dispenser
Simpulan dari penelitian ini adalah pemanasan dengan menggunakan dispenser dapat mengurangi jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang (α=0.01)
iv
AB STRACT
Achmad Luthfi Tiflani, G00 06 028 , THE COMPARATION VALUE OF MICROBE IN REFILL WATER TREATMENT BEFORE AND AFTER BOILED BY WATER DISPENSER, Me dicine Faculty Of Se be las Mare t Unive rsity.
v
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa kekuatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perbandingan Angka Kuman Air Minum Isi Ulang Sebelum Dan Sesudah Dipanaskan Dengan Dispenser”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, tabiut – tabi’in serta orang – orang yang senantiasa teguh mengikuti beliau saw sampai hari akhir.
Skripsi ini disusun dengan harapan dapat memberikan informasi mengenai efektifitas dispenser dalam mengurangi angka kuman pada air minum isi ulang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan angka kuman pada air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser air, yang diuji secara statistik, dan disertai pula dengan pembahasan dan simpulan mengenai hasil penelitian.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain : 1. Dr. AA. Subijanto, dr., MS., selaku dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., MKe s., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Marwo to , dr., MSc., SpMK., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dan saran demi penulisan skripsi ini.
4. Annang Giri Mo elyo, dr., SpA., selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan petunjuk dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Sumardiyono, SKM, MKes., selaku Penguji Utama yang berkenan
menguji dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Hudio no, Drs., MSi., selaku anggota Penguji yang telah berkenan menguji dan memberikan masukan skripsi ini.
7. Priyambodo, dr., SpMK., selaku Kepala Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Staf Laboratorium Mikrobiologi (Bu Ninik, Mbak Nur, Mbak Sari) 9. Staf Bagian Skripsi (Mbak Eni, SH, MH dan Mas Nardi)
10. Bapak, Emak dan Adek Rizal atas segala dukungan dan do’anya.
11. Semua teman – temanku yang aku cintai karena Allah, terima kasih atas dukungan dan do’anya, jazakallah khoir.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, maka saran dan kritik kami harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi yang pihak mebutuhkan.
Surakarta, 25 Maret 2010
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA……… v
DAFTAR ISI………. vi
DAFTAR TABEL………. viii
DAFTAR GAMBAR……… ix
DAFTAR LAMPIRAN………. xi
DAFTAR GRAFIK……… xii
BAB I. PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Masalah………... 1
B. Perumusan Masalah……….. 3
C. Tujuan Penelitian……….. 3
D. Manfaat Penelitian……… 4
BAB II. LANDASAN TEORI………... 5
A. Tinjauan Pustaka……….. 5
1. Air Minum Isi Ulang……….. 5
2. Bakteri Air……….. 11
3. Hitung Angka Koloni Kuman dengan Coun ter Plate……. 15
4. Dispenser Air………... 18
B. Kerangka Pemikiran……….. 21
C. Hipotesis……… 21
vii
A. Jenis Penelitian……….. 22
B. Lokasi penelitian……… 22
C. Subjek Penelitian……… 22
D. Teknik Sampling……… 23
E. Identifikasi Variabel Penelitian………. 23
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian……….. 24
G. Rancangan Penelitian……… 25
H. Alat yang digunakan………. 26
I. Bahan Penelitian……… 26
J. Jalannya penelitian……… 26
K. Analisis Statistik……… 27
BAB IV. HASIL PENELITIAN………. 28
A. Data dasar……….. 28
B. Hasil Pemeriksaan……….. 29
C. Analisis Statistik………. 30
BAB V. PEMBAHASAN……… 33
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN………. 37
A. Simpulan………. 37
B. Saran………... 38
DAFTAR PUSTAKA……….. 39
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi sampel menurut tempat pengambilan
Tabel 2 Hasil perhitungan jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser
Tabel 3 Transformasi data awal menjadi data yang memilki distribusi normal
ix
Gambar 6 Menghitung Koloni Kuman Dengan Quebec Colony Counter Gambar 11 Dispenser air
Gambar 12 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Bengawan
Gambar 13 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Bintang Tirta
x
Gambar 19 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Serba Ada Makmur
Gambar 20 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Tirto Utomo
Gambar 21 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Gama Tirta
Gambar 22 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Toko Cantik
Gambar 23 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Veria
Gambar 24 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Muncul
Gambar 25 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Pravita
Gambar 26 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Wahyu Tirta
Gambar 27 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Zero
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Deskripsi data dan tes normalitas data yang belum ditransformasi Lampiran 2 Deskripsi data dan tes normalitas data yang sudah ditransformasi Lampiran 3 Hasil uji statistik dengan uji T bepasangan (Paired Sa mp les Test)
xii
DAFTAR GRAFIK
1
B AB I PENDA HULU AN
A. Latar Belakang Masalah
Air minum merupakan kebutuhan manusia paling penting. Diketahui
kadar air dalam tubuh manusia mencapai 65% (Bakhtiar, 2002). Oleh karena
itu penting mengetahui bagaimana air yang sehat bagi kehidupan manusia. Air
yang sehat adalah air yang tidak terkontaminasi dan tidak menimbulkan
penyakit, bebas dari unsur –unsur beracun dan bebas dari sejumlah mineral
dan zat organik berlebihan (Lusiani, 1996).
Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat luas, saat ini terdapat lebih
dari 350 industri AMDK dengan produksi lebih dari lima milyar liter per
tahun. Bukan hanya industri AMDK, Industri air minum isi ulang (AMIU)
juga tumbuh pesat dan merupakan salah satu alternatif terhadap suplai air
minum di kota – kota besar dengan harga terjangkau. Di sisi lain
perkembangan Air Minum Isi Ulang (AMIU) berpotensi menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan konsumen bila tidak ada regulasi yang
efektif. (Suprihatin, 2004).
Adanya kuman (coliform) dalam air minum merupakan masalah besar
bagi industri air minum. Coliform tersebut mungkin tumbuh pada sistem
distribusi dimana tidak menutup kemungkinan dengan adanya karbon organik
2
nutrient (nitrogen dan phosphor) yang cukup pada air juga dapat mendukung
pertumbuhan coliform tersebut (Anne, 1991)
Depot air minum isi ulang sampai saat ini masih ada yang belum
memenuhi standarisasi baku untuk pemprosesan air minum. Beberapa
penyakit menular sewaktu-waktu meluas menjadi wabah (epidemi) karena
tercemarnya air minum. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai
air minum isi ulang, diketahui bahwa air tersebut banyak yang telah
terkontaminasi oleh bakteri (Sulistyawati, 2003).
Kasus cemaran bakteriologis yang pernah ramai dibicarakan adalah
temuan hasil studi yang dilakukan oleh tim Laboratorium Teknologi dan
Manajemen Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) terhadap kualitas air
minum Depot Isi Ulang. Dari 120 contoh air yang diambil dari 10 kota
(Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikampek, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, Medan dan Denpasar) menunjukkan cemaran coliform atau
cemaran tinja pada contoh yang diuji sebesar 16% (Poerwanto dan
Merteniasih, 2003). Maka dianjurkan agar merebus dan mendidihkan air yang
diperoleh dari depot-depot air minum selama 5-10 menit sebelum dikonsumsi,
sehingga resiko dampak yang merugikan kesehatan akan dapat dikurangi
(Pracoyo dkk, 2004).
Beberapa bakteri air akan mati bila air dipanaskan pada suhu antara
60ºC – 100ºC karena suhu optimum bakteri air adalah 37ºC – 45ºC seperti
3
Oleh karena berbagai fakta di atas, maka dilakukanlah penelitian
mengenai perbandingan angka kuman pada air minum isi ulang yang sekarang
beredar di Kota Surakarta dengan perlakuan pemanasan lewat dispenser.
Dispenser yang digunakan adalah dispenser yang umum digunakan oleh
masyarakat dimana memilki spesifikasi mampu memanaskan air hingga ≥
90ºC. dengan demikian diharapkan dapat mengetahui perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan tersebut.
B. Pe rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah pemanasan
dengan dispenser dapat mengurangi jumlah kuman pada air minum isi ulang?”
C. Tujuan Pe ne litian 1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemanasan dengan
dispenser dapat mengurangi jumlah kuman pada air minum isi ulang
secara signifikan.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui secara langsung angka kuman pada Air Minum Isi Ulang yang
4
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
mikroorganisme yang terdapat dalam air minum isi ulang.
2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan untuk
penelitian lebih lanjut.
3. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi masyarakat agar lebih
memperhatikan kebersihan dan kemanan air minum yang dikonsumsi guna
5
diminum tanpa mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh manusia yang
sebelumnya diolah dengan proses tertentu dan dijual di masyarakat umum.
Tempat penyediaan air disebut depo air minum isi ulang. Persyaratan kualitas
air minum (air yang aman untuk dikonsumsi langsung), termasuk AMIU ,
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002,
sedangkan persyaratan air minum dalam kemasan (AMDK) diatur sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor SNI-01-3553-1996. Kedua
jenis air minum itu selain harus memenuhi persyaratan fisik dan kimia juga
harus memenuhi persyaratan mikrobiologis. Air minum harus bebas dari
bakteri patogen (Suprihatin,2004).
Teknologi yang digunakan tidak jauh berbeda dengan pemrosesan air
minum dalam kemasan (AMDK). Mekanisme dalam pemrosesan air minum
isi ulang adalah sebagai berikut :
a. Sebelum diisi air, galon terlebih dahulu dibersihkan dengan alat
pembersih khusus. Caranya, galon dimasukkan ke dalam lemari pencuci
yang dilengkapi system ozonisasi
6
c. Dari bawah disemburkan air yang telah disuling dengan sinar ultraviolet
dan sistem ozon.
d. Setelah bersih, galon dimasukkan ke dalam lemari pengisian yang telah
dilengkapi alat pembersih bakteri
Pengisian air ini sekitar satu menit dan air yang dihasilkan sudah aman untuk
dikonsumsi.
Proses pemurnian pada depo air minum isi ulang memiliki variasi
yang bermacam – macam. Akan tetapi secara umum dapat dibagi menjadi dua
cara yaitu penyaringan dan penyinaran.
Untuk penyaringan terdiri dari Particle Filtration , Micro Filtration ,
Ultra Filtration , dan Hyper Filtra tion (Reverse Osmosis). Sedangkan untuk
penyinaran yang paling sering adalah dengan sinar ultraviolet.
Proses Reverse Osmosis merupakan kebalikan dari proses Osmosis,
yaitu memberikan tekanan balik dengan tekanan osmotik lebih besar pada
permukaan cairan yang lebih kental, maka cairan yang lebih murni akan
menembus permukaan membran menjadi cairan yang lebih murni. Semakin
tinggi tekanan yang diberikan pada cairan yang lebih kental akan semakin
cepat cairan yang lebih murni menembus permukaan membran. Karena itu
proses reverse osmosis menjadi mungkin dilakukan dengan memberikan
tekanan yang lebih besar dari tekanan osmonic cairan yang mengandung
larutan ion.
7
haruslah yang mampu menerima tekanan yang diberikan melalui pompa
bertekanan.
3. Pompa bertekanan untuk memberikan tekanan pada air masukan.
4. Penyeimbang tekanan pada tabung rumah membrane berguna untuk
memelihara tekanan air baku yang akan menembus
membrane tidak kurang dari tekanan osmonic yang diperlukan untuk
memisahkan larutan dalam air baku.
5. Proses prefilter minimal yang perlu dilakukan pada air yang akan melalui
proses reverse osmosis adalah sendimen filter dan karbon
aktif untuk mengfilter sendimen dan menyerap polutan yang tidak terlarut
dalam air seperti bau, rasa, warna.
Proses prefilter diperlukan untuk melindungi unjuk kerja pori-pori
membran yang berukuran sangat kecil. Karena kecilnya ukuran pori-pori
membran, menjadikan membran mudah koyak dan atau tersumbat dan atau
rusak oleh berbagai materi / zat. Karena itu air yang akan
8
menyumbat dan atau mengkoyakan dan atau merusak
membran ( PT. Cipta Mulia Sentosa, 2008).
Sedangkan untuk pemurnian dengan cara penyinaran ultraviolet,
radiasi ultraviolet mampu menghancurkan akan tetapi UV tidak benar-benar
meniadakannya, melainkan menonaktifkan bakteri, bahkan semua jenis
bakteri. Selain itu, radiasi ultraviolet disin fects cepat tanpa menggunakan
panas atau bahan tambahan kimia yang u ndesirab ly dapat mengubah
komposisi air. Sinar UV yang paling efektif membunuh kuman adalah UV
gelombang pendek dengan panjang 2650 Å.
Setiap kekeruhan dalam air mengurangi jangkauan transmisi radiasi
UV. Air yang secara alami keruh, atau yang telah menjadi keruh dari produk
korosi yang terbentuk selama penyimpanan dalam tangki baja dan pembebat,
harus disaring sebelum pemurnian UV.
Beberapa fitur desain digabungkan untuk menentukan dosis
disampaikan:
1. Panjang gelombang output dari lampu.
2. Panjang lampu - ketika lampu sudah terpasang sejajar dengan arah aliran
air, waktu pemaparan adalah sebanding dengan panjang lampu.
3.laju alir - paparan waktu air Desain terbalik terkait dengan laju alir linier.
4. Diameter dari ruang pemurnian - karena air itu sendiri menyerap energi
9
Digunakan untuk prefilter (penyaringan awal) atau penyaringan
10
Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada galon.
11
2. B akte ri Air
a. Esch erich ia co li (e. coli) Jenis bakteri ini terdiri atas E. coli
en terotoxig en ic (penyebab infeksi saluran pencernaan akut/mendadak),
E.co li en teroinvasive (penyebab disentri yang disertai demam dan nyeri
perut), E.coli enterohemorraghic (penyebab diare berdarah). E.Coli
O15 7:H7 menghasilkan toksin/racun yang sangat kuat; menyebabkan diare
berdarah dan kejang perut; serta dapat menyebabkan hemolytic uremic
syndrome yang dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian (Poerwanto
dan Merteniasih, 2003). Beberapa spesies atau kelompok bakteri telah
dievaluasi untuk menentukan sesuai tidaknya untuk digunakan sebagai
organisme indikator. Diantara organisme-organisme yang dipelajari, yang
hampir memenuhi semua persyaratan suatu organisme indikator yang ideal
adalah Escherechia coli. Bakteri tersebut dianggap sebagai indikator
polusi tinja yang dapat diandalkan (Bagian Mikrobiologi FK UNS, 2008).
Esch erechia co li yang digunakan sebagai indikator kualitas bakteriologi
air mempunyai temperature optimum bagi pertumbuhannya, yaitu berkisar
antara 30 – 37 º C. Sesuai dengan suhu tubuh manusia yang normal,
mengingat Escherech ia coli adalah flora normal yang banyak ditemukan
pada usus besar manusia (Pelezar, 1988).Esch erechia co li merupakan
bakteri paling besar jumlahnya dari family Enterob acteriacea e, kuman ini
berbentuk batang memilki sifat fakultatif aerob dan gram negatif yang
hidup di saluran pencernaan baik pada saat hospes sedang sehat maupun
12
b. Salmonella typ hi Bakteri ini menyebabkan penyakit demam tifus
Gejalanya adalah demam, nyeri kepala, nyeri perut, bahkan dapat
menyebabkan pendarahan usus atau kematian (Poerwanto dan
Merteniasih, 2003). Kuman ini tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif
anaerob, pada suhu 15 – 41ºC (suhu pertumbuhan optimum 37,5 ºC). Akan
tetapi kuman mati pada suhu 56 ºC juga pada keadaan kering (Bagian
Mikrobiologi FK UI, 1994).
c. Shig ella sp. (penyebab muntaber), Shigella Bakteri ini dan beberapa
species lainnya dapat menyebabkan disentri, nyeri perut, dan demam.
Sampai saat ini terdapat 4 spesies Sh igella yaitu: S hig ella d ysenteriae,
Shig ella flexeneri, Sh ig ella bo yd ii dan S higella so nn ei. Sifat pertumbuhan
adalah aerob dan fakultatif anaerob, suhu pertumbuhan optimum 37 ºC
kecuali Sh ig ella so nn ei dapat tumbuh pada suhu 45 ºC. S higella sp . kurang
tahan terhadap agen fisik dan kimia dibandingkan Salmonella. Tahan
dalam es selama 2 bulan. Dalam laut selama 2 – 5 bulan. Toleran terhadap
suhu rendah dengan kelembaban cukup. Kuman mati pada suhu 55 ºC.
d. Vibrio cho lerae (O1 atau O139). Bakteri ini menghasilkan racun yang
menyebabkan penyakit kolera.
e. Bakteri Leptospira Bakteri ini berasal dari pencemaran yang terjadi lewat
kotoran atau urin hewan terutama tikus. Berpotensi untuk menyebabkan
leptospirosis dengan gejala demam, seluruh tubuh kuning, dan gangguan
13
f. Bakteri Aeromonas, Pseudomonas sp, Campylobacter, dapat menyebabkan
infeksi saluran pencernaan akut/mendadak.
g. Bakteri Yersinia enterocolitica, dapat menyebabkan diare, nyeri perut, dan
disertai demam.
h. Bakteri Plesiomonas shigelloides, dapat menyebabkan diare berdarah
(Poerwanto dan Merteniasih, 2003).
Kehadiran bakteri – bakteri tersebut sering menjadi beban kesehatan
masyarakat dikarenakan sifat patogenitasnya, selain bakteri yang telah
disebutkan di atas masih ada beberapa bakteri yang juga patogen antara lain
Enteroba cter cloacae, Klebsiella p neumonia, Pseu do mo nas aeru gino sa ,
Stap hylococcu s au reus, Aero mon as hydrop hila dll (Wang D.L. 2008)
Akan tetapi beberapa bakteri air tersebut akan mati bila air dipanaskan
pada suhu antara 60ºC – 100ºC karena suhu optimum untuk hidupnya adalah
37ºC – 45ºC seperti Sa lmon ella typh i, Shigella sp ., Vibrio cho lera dll
(Mikrobiologi FK UI, 1994).
14
Gambar 2. S higellasp (kiri), Vibrio cho lerae (kanan) (www.apsnet.org)
Gambar 3. Leptosp ira (kiri), Aero mo nas (kanan) (www.apsnet.org)
15
3. Hitung Angka Koloni Kuman dengan Counter Pla te
Uji angka kuman dapat dilakukan salah satunya dengan metode hitung
angka kuman dengan Qu eb ec Colon y Co un ter, yaitu dimana kita menghitung
jumlah kuman secara manual dengan cara menusuk atau menyentuhkan
felt-tipped pen pada permukaan koloni kuman, sehingga apabila menunjukkan
hasil positif maka akan tercatat di LC.D. display secara otomatis, kemudian
dari jumlah kuman yang telah terhitung dikalikan dengan banyaknya volume
air yang diperiksa.
Reichert Darkfield Quebec Colny Counter merupakan alat yang
efesien, akurat dan tepat untuk menghitung jumlah koloni kuman. Adapun
bagian – bagian dari Quebec Colony Counter adalah sebagai berikut :
a.LC.D display
Berfungsi untuk mencatat jumlah koloni kuman jika hasilnya positif
setiap kali kita menusukkan panel ke dalam plate dimana memiliki 5 digit
angka.
b.Lensa pembesar
Berfungsi untuk melakukan pembesaran pandangan terhadap plate,
supaya memudahkan kita untuk meghitung koloni kuman pada plate.
Lensa ini bisa dinaikkan maupun direndahkan sesuai dengan pilihan,
sehingga pembesarannya bisa berkisar antara 1.5 sampai 3 kali
pembesaran.
16
Merupakan bagian dari quebec colony counter dimana plate agar
ditempatkan dan difiksasi.
d.Ground contact
Perlengkapan jarum yang ditancapkan ke agar platenya
e.Counting probe / felt-tipped pen
Alat mirip pen yang digunakan untuk menghitung koloni dengan cara
menusukkan langsung ke dalam plate dimana terdapat koloni kuman.
f. Lampu
Untuk menerangi plate supaya tampak lebih jelas.
g.Power suplay
Dihubungkan dengan stop kontak. (Weber Scientific, 2008)
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam menghitung angka
kuman dengan counter coloni adalah sebagai berikut :
1.Ambil 2 ml air sampel dengan pipet ukur steril, lalu tuangkan pada media
nutrient agar plate.
2.Ratakan air minum isi ulang tadi dengan menggoyangkan petri.
3.Diamkan selama 10 menit dalam posisi petri miring.
4.Buang sisa air pada medium, inkubasi pada 37ºC selama 24 jam.
5.Hitung koloni kuman. Hasilnya dikalikan 100 (dengan asumsi 0,01 ml air
sampel yang tertinggal dalam media)
17
Gambar 5. Darkfield Quebec Colony Counter (Reichert, Inc.,2003)
18
4. Dispe nser Air
Dispenser air merupakan alat untuk menyimpan air sekaligus bisa
untuk merubah suhu air menjadi lebih panas atau lebih dingin. Dispenser air
memiliki bagian-bagian yang terdiri dari:
a. Puncer, merupakan tempat untuk meletakkan galon secara terbalik.
b. Body, merupakan kerangka utama dispenser agar mampu untuk menopang
beban gallon yang berisi air yang dipasang diatasnya.
c. Green Push Valve Assy, merupakan keran dispenser dimana untuk
mengeluarkan air yang bersuhu dingin atau normal.
d. Red Push Valve Assy, merupakan keran dispenser dimana untuk
mengeluarkan air yang bersuhu panas.
e. Reservoir Grille, merupakan suatu struktur dimana dirancang untuk
menampung sisa air yang tumpah ketika pengambilan air dari keran.
f. Power switch (hijau), tombol menyalakan dispenser untuk suhu dingin.
g. Power switch (merah), tombol menyalakan dispenser untuk suhu panas.
h. Cup Holder, tempat untuk meletakkan gelas.
i. Power Cord Assy, kabel yang menghubungkan dispenser dengan sumber
tenaga listrik sehingga dispenser bisa bekerja.
j. Unspilling, suatu alat yang dipasang pada mulut gallon saat akan dipasang
19
Dispenser yang akan digunakan untuk percobaan nanti memilki
spesifikasi sebagai berikut :
1.Model WD-290 HC
2.Kapasitas ≤ 15ºC untuk 0.7L/h dan ≥ 90ºC untuk 5L/h
3.Daya/Voltase 300 W / 220 V untuk panas dan 50 W / 220 V untuk dingin
4.Berat bersih 4.0 Kg
5.Ukuran 340 X 320 X 515
Adapun cara untuk menggunakan dispenser adalah sebagai berikut :
1. Pastikan water dispenser diletakkan pada tempat yang stabil, aman dan
dekat dengan stop kontak dan bersihkan terlebih dahulu gallon yang akan
diletakkan di atas dispenser.
2. Pasang unspilling, agar air di dalam gallon tidak tumpah, letakkan botol air
(gallon) di bagian atas dispenser dengan hati-hati.
3. Keluarkan air dari keran merah dan hijau ± ¼ gelas atau 100 ml sebelum
memasang power cord ke stop kontak, untuk menghindari adanya udara di
dalam tangki.
4. Sambungkan power cord ke stop kontak dan hidupkan kedua power
switch.
5. Tunggu beberapa saat untuk memastikan water dispenser ini siap untuk
dipergunakan. Untuk pemanasan awal ± 12 menit dan untuk pendinginan
20
Lama dari pemanasan yang ditunjukkan pada lampu indikator adalah
kira-kira 15 menit, setelah itu mati lagi secara otomatis agar didapat suhu
yang stabil. Ketika dispenser mencapai pada suhu minimum, maka akan
hidup lagi secara otomatis. Begitu seterusnya saling bergantian
21
B. Ke rangk a Pe mikiran
C. Hipo tesis
Pemanasan dengan dispenser dapat menurunkan angka kuman pada air
22
B AB III
METODE PENELITIAN
A. Je nis Pe ne litian
Penelitian ini bersifat eksperimental lab oratories. On e grou p p retest –
posttest dan pendekatan cross-sectiona l.(Sastroasmoro dan Ismael, 2002)
B. Lok asi penelitian
1. Pengambilan sampel di depo air minum isi ulang di Kota Surakarta.
2. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas maret Surakarta.
C. Subjek Pene litian
1. Air minum isi ulang yang tersebar di kota Surakarta.
2. Banyak sampel: 17 sampel air, dimana terbagi menjadi 2 kelompok perlakuan
(dipanaskan dan tanpa dipanaskan).
Jumlah ini diambil berdasarkan rumus perkiraan besar sampel untuk data
numerik, yaitu rumus dua kelompok berpasangan
Dimana :
n = jumlah sampel
23
Sd = standar deviasi dari selisih rerata
Zα = deviat baku normal untuk α (tingkat kemaknaan)
Zβ = deviat baku normal untuk β
(Sastroasmoro dan Ismael, 2002)
n = (Zα + Zβ) x Sd 2 d
n = (2,813 + 1,282) x 12,2 2 12
n = 49,959 2 12
n = [4,163]2
n = 17,3
n = 17
D. Tek nik Sampling
1. Jumlah sampel : 17 sampel
2. Teknik pengambilan sampel : Ran do m Sederhan a
E. Ide ntifik asi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Pemanasan Air Minum Isi Ulang (AMIU) dengan dispenser
24
F. Definisi Operasional Variabel Pe nelitian 1. Variabel Bebas
a. Pemanasan Air Minum Isi Ulang (AMIU) dengan dispenser
1) Dispenser yang digunakan adalah dispenser air merk Miyako
2) Spesifikasi sebagai berikut :
a) Model WD-290 HC
b) Kapasitas ≤ 15ºC untuk 0.7L/h dan ≥ 90ºC untuk 5L/h
c) 300 W / 220 V (panas) dan 50 W / 220 V (dingin)
d) Berat bersih 4.0 Kg
e) Ukuran 340 X 320 X 515
3) Skala ukuran yang digunakan adalah nominal
2. Variabel Terikat
a. Dalam penelitian ini yang diamati dan dicatat adalah jumlah koloni kuman
yang terdapat pada media penanaman nutrient agar plate dimana hasilnya
didapat dari perhitungan dengan menggunakan cou nter plate.
25
G. Rancang an Penelitian
Sampel Air : Jumlah total sampel (17)
Setelah Pemanasan air dengan
dispenser
Air hasil pemanasan
Uji Angka Kuman Air Tanpa Pemanasan
Bandingkan dengan Uji t
dependen / berpasangan
Uji Angka Kuman Air Setelah Pemanasan Sampel Air
26
H. Alat yang dig unak an
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Qu eb ec Co lo ny Cou nter
2. Dispenser air (3 buah)
3. Media penananam (Nutrien Agar) (34 buah)
4. Galon (17 galon)
5. Botol penampung sampel steril (34 buah)
6. Micro pipet (1 set)
7. Lampu spiritus / korek api
I. B ahan Pe ne litian
Sampel air minum isi ulang dari 17 depo AMIU
J. Jalannya penelitian 1. Pengambilan sampel air
a. Untuk pengambilan sampel kelompok pertama, yaitu tanpa pemanasan
dengan dispenser. Caranya adalah dengan mendesinfeksikan medan
praktikum dan mensterilkan alat yang akan digunakan untuk mengambil
sampel. Sebelum mengambil, terlebih dahulu mulut botol penampung
sampel dipanaskan dengan api lampu spiritus, setelah itu air dari galon
langsung dituangkan ke dalam botol penampung.
b. Untuk pengambilan sampel kelompok perlakuan kedua, yaitu melalui
27
dalam dispenser air terlebih dahulu kemudian dispenser dinyalakan dan
ditunggu sampai lampu indikator pada dispenser dalam keadaan off
(berwarna merah kembali). Setelah itu, sebelum air ditampung ke dalam
botol penampung sampel, mulut kran dispenser dipanaskan dengan api
lampu spiritus, kemudian kran dibuka dan air ditampung ke dalam botol
penampung.
2. Dilakukan penanaman sampel dari masing – masing kelompok pada nutrien
agar dan diberi label, kemudian diinkubasi selama 24 jam.
3. Uji angka koloni kuman dengan co un ter p late untuk kedua kelompok .
4. Catat jumlah koloni kuman dari masing – masing kelompok.
K. Analisis Statistik
Data yang diperoleh dari masing-masing kelompok dianalisis secara statistik
dengan Uji t dependen/berpasangan. Derajat kemaknaan yang digunakan adalah α
= 0,01 (Riwidikdo, 2007). Data diolah dengan program komputer SPSS
28
29
B. Hasil Pe meriks aan
Pemeriksaan ek sp erimen tal lab oratoris yang dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi mengenai perbandingan jumlah angka kuman air minum isi ulang
sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser, didapatkan data kuantitas
jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser.
Tabel 2. Hasil perhitungan jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser
Kode Nama depo sebelum sesudah
Kol/0,01ml* Kol/ml Kol/0,01ml Kol/ml
30
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa pemanasan dengan dispenser memberikan
perbedaan jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang antara sebelum dan
setelah pemanasan.
Dari tabel 2 kemudian dibuat diagram yang menggambarkan perbedaan
jumlah koloni kuman antara sebelum dan sesudah pemanasan pada air minum isi
ulang.
Grafik 1 . Perbandingan angka koloni kuman air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser
C. Analisis Statistik
Data hasil perhitungan angka koloni kuman pada air minum isi ulang
dengan perlakuan tanpa pemanasan dan dengan pemanasan kemudian dianalisis
statistik untuk membuktikan apakah ada perbedaan yang bermakna atau tidak,
analisis statistik dilakukan dengan Uji t berpasangan (pa ired t test).
Dari Uji t berpasangan kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui
31
Pada data awal hasil perhitungan angka koloni kuman menunjukkan bahwa
data tersebut memilki distribusi yang tidak normal. Oleh karena itu, perlu
dilakukan transormasi data dengan tujuan data tersebut memiliki distribusi yang
normal sehingga dapat diuji dengan Uji t berpasangan. Adapun hasil transformasi
32
Tabe l 3 . Transformasi data awal menjadi data yang memilki distribusi normal
perlakuan n Jumlah koloni kuman
Mean SD LogMean LogSD
Sebelum 17 1031,9 461,3 2,9 1,6
Setelah 17 184,0 223,6 0,2 1,0
Keterangan n : Jumlah sampel
Mean : Rerata
SD : Standar Deviasi
LogMean : Transformasi Mean dengan syitem Log 10
LogSD : Transformasi Standar Deviasi dengan sistem Log 10
Pada uji selisih rerata dari data yang telah ditransformasi didapat bahwa Sig.
(2 tailed) diperoleh nilai Sign ifica ncy 0,000 (p < 0,01) maka Ho ditolak, artinya
“terdapat perbedaan rerata angka koloni kuman yang bermakna pada air minum isi
33
satu alternatif bisnis skala usaha kecil dan menengah serta berkontribusi terhadap
suplai air minum di kota - kota besar dengan harga terjangkau (sekitar Rp
4.000/galon). Sayang, belum ada data pasti tentang jumlah industri AMIU karena
sebagian jenis industri ini tidak terdaftar. Di sisi lain, perkembangan industri
AMIU berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan konsumen,
bila tidak ada regulasi yang efektif. Isu yang mengemuka saat ini adalah
rendahnya jaminan kualitas terhadap air minum yang dihasilkan (Suprihatin,
2004). Padahal pemerintah melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan telah
mengeluarkan Kepmenperindag No.705/MPP/Kep/II/2003, untuk memberikan
perlindungan terhadap konsumen air minum isi ulang. Kepmenperindag tersebut
lahir dilatar belakangi oleh hasil pemeriksaan Badan POM pada sejumlah depot
34
E.co li, sedang yang berasal dari Bekasi tidak ditemukan kuman koliform dan
E.co li. Hasil pemeriksaan kuman aerob positif pada 32 % air minum isi ulang di
daerah DKI, 20 % di daerah Tangerang, 12,5 % di daerah Bogor sebanyak dan 38
%.di daerah Bekasi. Maka dianjurkan agar merebus dan mendidihkan air yang
diperoleh dari depot-depot air minum selama 5-10 menit sebelum dikonsumsi,
sehingga resiko dampak yang merugikan kesehatan akan dapat dikurangi karena
E. coli dan coliform dapat tumbuh secara optimum pada suhu antara 15 - 50° C
dan akan mati bila hidup pada suhu di atasnya (Pracoyo dkk, 2004).
Standar penghitungan jumlah koloni kuman di Laboratorium Mikrobiologi
adalah maksimal jumlah koloni pada plate adalah 300 koloni. Jika jumlah koloni
lebih dari 300, maka perlu dilakukan pengenceran. Dari pengenceran perlu
dipastikan bahwa hasil pengenceran menunjukkan jumlah kuman harus dalam
rentang antara 30 – 300 koloni.
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bisa dilihat
bahwa sebelum dipanaskan dengan dispenser, ternyata masih banyak terdapat
kuman pada air minum isi ulang yang tersimpan dalam galon. Dan jumlah angka
kuman antara depo yang satu dengan depo yang lainnya juga menunjukkan
perbedaan. Hal ini bisa terjadi karena pertama, perbedaan sistem pemurnian air
minum dari masing – masing depo, yang kedua karena faktor kebersihan galon
dari masing – masing depo dalam mensucihamakan galon sebelum diisi dengan
air. Karena meskipun pemurnian air minum sudah memenuhi syarat, tetapi bila
35
Hasil penelitian juga menunjukkan tentang efektivitas dispenser dalam
menurunkan jumlah angka kuman, khususnya jumlah koloni kuman, ternyata
memberikan perbedaan secara kuantitas antara sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser. Hal ini dibuktikan dengan analisis statistik menggunakan Uji t
berpasangan (pa ired t test) bahwa pada prosedur pengujian hipotesis dengan uji
selisih rerata menunjukkan bahwa Ho ditolak dengan demikian perbandingan
jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser menunjukkan perbedaan yang bermakna.
36
dispenser yang tercantum pada buku manualnya yaitu mencapai 90°C dan ini
belum melebihi proses pasteurisasi, yaitu pemanasan dengan suhu 67,5°C selama
37
BAB VI
SIMPULAN DAN SAR AN
A. Simpulan
Hasil penelitian tentang perbandingan angka kuman air minum isi ulang
sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Sebagian besar air mium isi ulang yang tersimpan dalam galon setelah
melalui proses pemurnian ternyata masih mengandung banyak kuman.
2. Meskipun pemanasan dengan dispenser terbukti dapat menurunkan angka
kuman pada air minum isi ulang, akan tetapi sebagian besar belum dapat
memenuhi standar kualitas air minum menurut WHO dan Menkes RI.
3. Terdapat perbedaan rerata angka koloni kuman yang bermakna pada air
minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser.
{ α : 0,000 < 0,01}
4. Angka kuman air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser menunjukkan perbedaan yang bermakna akan tetapi
38
B. Saran
Setelah dilakukan penelitian tentang perbandingan angka kuman air minum
isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser, maka peneliti
menganjurkan:
1. Hendaknya merebus air 5 – 10 menit sebelum digunakan untuk minum.
2. Para pengelola/pengusaha depot air minum isi ulang sebaiknya
memeriksakan airnya ke laboratorium secara berkala enam bulan sekali.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui berapa lama
pemanasan air minum isi ulang dengan dispenser agar air tersebut dapat
memenuhi syarat standar baku mutu air minum sesuai dengan WHO dan
39
DAFTAR PUSTAKA
Anne K. 1991. American Society for Microbiology : Growth Kin etics o f Co liform Bacteria Und er Co nd ition s Relevan t to Drink ing Water Distribution Systems. 57, p : 2233-2239
Bachtiar B. 2002. Pen ila ian S ta tus Gizi. Jakarta : EGC
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UNS. 2008. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi II. hal : 25 - 32
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UI. 1993. Buk u Ajar Mikrobiologi Kedo kteran Edisi Revisi. hal : 154 - 174
Cipta Mulia Sentosa, PT. 2008. Cara Kerja Reverse Osmosis.
http://www.puretrex.com
Disperindag DKI. Buku manual (petunjuk penggunaan) Dispenser. Jakarta No : 0046 / 1.824.51
Kenneth T. 2008. Patho genic Esch erich ia coli.
http://www.textbookofbacteriology.net/e.coli.html (15 April 2009)
40
Reichert, Inc. 2003. The Reich ert Dark field Quebec Colony Counter Ma nu al.
http://www.reichertai.com/files/manuals/1094739814.pdf. (15 April 2009)
Riwidikdo. 2007. S ta tistik Kesehatan, Belaja r Mud ah Tek nik Analisis Data Da la m Penelitian Keseh atan . Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. p :
60-70, 140-9
Sastroasmoro dan Ismael. 2002. Dasa r – Da sar M etodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : CV Agung Seto. p : 269
Shidarta. 2004. Huk um Perlin du ngan Konsu men Ind onesia. Jakarta:
Gramedia.
Sulistyawati. 2003. Studi Kua litas Bakteriolo gis Air Minu m Isi Ula ng Tingkat Prod usen Di Kota Semara ng. FK UNDIP. Skripsi
Suprihatin. 2004. Kea ma nan air min um isi u la ng.
http://air.bappenas.go.id/doc/pdf/kliping/Keamanan Air Minum Isi Ulang.pdf (14 April 2009)
Toko BVL. Water Dispenser
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://tokobvl.com/kitche7.jpg &imgrefurl=http://tokobvl.com/dispenser.htm&usg (3 Mei 2009)
Weber Scientific. 2008 Cou nter Electro nic : Quebec Colon y Co un ter.