• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERB ANDINGAN ANGKA KUMAN AIR MINUM ISI UL ANG SEBELUM DAN SESUDAH DIPANASKAN DENGAN DISPENSER SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERB ANDINGAN ANGKA KUMAN AIR MINUM ISI UL ANG SEBELUM DAN SESUDAH DIPANASKAN DENGAN DISPENSER SKRIPSI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PERB ANDINGAN ANGKA KUMAN

AIR MINUM ISI UL ANG SEBELUM DAN SESUDAH DIPANASKAN DENGAN DISPENSER

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ACH MAD LUTHFI TIFLANI G00 060 28

FAKULTAS KED OKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

PERSETUJUAN

Skripsi

dengan judul:

Perbandingan Angka Kuman Air Minum Isi Ulang

Sebelum Dan Sesudah Dipanaskan Dengan Dispenser

Achmad Luthfi Tiflani, G0006028, Tahun 2009

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Uji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari ..., Tanggal ... 20...

Pembimbing Utama Penguji Utama

Marwoto, dr., MSc., SpMK.

Sumardiyono, SKM, MKes.

NIP . 131 569 249

NIP . 160 045 694

Pembimbing Pendamping Penguji Pendamping

Annang Giri Moelyo, dr., SpA.

Hudiono, Drs., MSi.

NIP . 132 309 259

NIP . 131 569 248

Tim Skripsi

(3)

i

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Pe rbandingan Ang ka Kuman Air Minum Isi Ulang Se belum Dan Sesudah Dipanask an Dengan Dispense r

Achmad Luthfi Tiflani, G.0006028

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

(4)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 3 Mei 2010

(5)

iii

ABSTRAK

Achmad Luthfi Tiflani, G0 00 602 8, PERBANDINGAN ANGKA KUMAN AIR MINUM ISI ULANG SEBELUM DAN SESUDAH DIPANASKAN DENGAN DISPENSER. Fakultas Kedok te ranUniv ersitas Se be las Mare t Surak arta.

Air merupakan kebutuhan primer kehidupan manusia. Untuk keperluan minum sehari-hari manusia berusaha mendapatkan air bersih supaya aman untuk dikonsumsi. Salah satunya adalah dengan membeli air siap minum dari depo isi ulang. Akan tetapi tidak semua depo air minum isi ulang memenuhi persyaratan mikrobiologis untuk dikonsumsi. Oleh karena itu dilakukan penilitian tentang efektifitas dispenser air dalam mengurangi angka kuman pada air minum isi ulang agar memenuhi persyaratan mikrobiologis.

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik one group pretest – posttest. Subjek penelitian adalah air minum isi ulang dalam kemasan galon sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser air. Sampel diambil secara random dari 17 depo air minum isi ulang yang tersebar di kota Surakarta, kemudian diberi dua perlakuan yaitu langsung diambil sampel dari galon lalu ditanam pada nutrien agar plate, yang kedua dipanaskan dulu dengan dispenser lalu ditanam di nutrien agar plate. Analisis dilakukan dengan membandingkan jumlah koloni kuman kedua perlakuan tersebut. Analisis statistik yang digunakan adalah uji t berpasangan dengan derajat kemaknaan 0,01.

Hasil penelitian menunjukkan pada uji T berpasangan, pada prosedur pengujian hipotesis dengan uji selisih rerata didapat bahwa Sig.(2 tailed) < α yaitu 0.000 < 0.01 dengan demikian Ho ditolak yaitu jumlah koloni kuman sebelum dipanaskan dengan dispenser tidak sama dengan jumlah koloni kuman setelah dipanaskan dengan dispenser

Simpulan dari penelitian ini adalah pemanasan dengan menggunakan dispenser dapat mengurangi jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang (α=0.01)

(6)

iv

AB STRACT

Achmad Luthfi Tiflani, G00 06 028 , THE COMPARATION VALUE OF MICROBE IN REFILL WATER TREATMENT BEFORE AND AFTER BOILED BY WATER DISPENSER, Me dicine Faculty Of Se be las Mare t Unive rsity.

(7)

v

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa kekuatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perbandingan Angka Kuman Air Minum Isi Ulang Sebelum Dan Sesudah Dipanaskan Dengan Dispenser”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, tabiut – tabi’in serta orang – orang yang senantiasa teguh mengikuti beliau saw sampai hari akhir.

Skripsi ini disusun dengan harapan dapat memberikan informasi mengenai efektifitas dispenser dalam mengurangi angka kuman pada air minum isi ulang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan angka kuman pada air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser air, yang diuji secara statistik, dan disertai pula dengan pembahasan dan simpulan mengenai hasil penelitian.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain : 1. Dr. AA. Subijanto, dr., MS., selaku dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Muthmainah, dr., MKe s., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Marwo to , dr., MSc., SpMK., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dan saran demi penulisan skripsi ini.

4. Annang Giri Mo elyo, dr., SpA., selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan petunjuk dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Sumardiyono, SKM, MKes., selaku Penguji Utama yang berkenan

menguji dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Hudio no, Drs., MSi., selaku anggota Penguji yang telah berkenan menguji dan memberikan masukan skripsi ini.

7. Priyambodo, dr., SpMK., selaku Kepala Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Staf Laboratorium Mikrobiologi (Bu Ninik, Mbak Nur, Mbak Sari) 9. Staf Bagian Skripsi (Mbak Eni, SH, MH dan Mas Nardi)

10. Bapak, Emak dan Adek Rizal atas segala dukungan dan do’anya.

11. Semua teman – temanku yang aku cintai karena Allah, terima kasih atas dukungan dan do’anya, jazakallah khoir.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, maka saran dan kritik kami harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi yang pihak mebutuhkan.

Surakarta, 25 Maret 2010

(8)

vi

DAFTAR ISI

PRAKATA……… v

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN………. xi

DAFTAR GRAFIK……… xii

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Perumusan Masalah……….. 3

C. Tujuan Penelitian……….. 3

D. Manfaat Penelitian……… 4

BAB II. LANDASAN TEORI………... 5

A. Tinjauan Pustaka……….. 5

1. Air Minum Isi Ulang……….. 5

2. Bakteri Air……….. 11

3. Hitung Angka Koloni Kuman dengan Coun ter Plate……. 15

4. Dispenser Air………... 18

B. Kerangka Pemikiran……….. 21

C. Hipotesis……… 21

(9)

vii

A. Jenis Penelitian……….. 22

B. Lokasi penelitian……… 22

C. Subjek Penelitian……… 22

D. Teknik Sampling……… 23

E. Identifikasi Variabel Penelitian………. 23

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian……….. 24

G. Rancangan Penelitian……… 25

H. Alat yang digunakan………. 26

I. Bahan Penelitian……… 26

J. Jalannya penelitian……… 26

K. Analisis Statistik……… 27

BAB IV. HASIL PENELITIAN………. 28

A. Data dasar……….. 28

B. Hasil Pemeriksaan……….. 29

C. Analisis Statistik………. 30

BAB V. PEMBAHASAN……… 33

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN………. 37

A. Simpulan………. 37

B. Saran………... 38

DAFTAR PUSTAKA……….. 39

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi sampel menurut tempat pengambilan

Tabel 2 Hasil perhitungan jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser

Tabel 3 Transformasi data awal menjadi data yang memilki distribusi normal

(11)

ix

Gambar 6 Menghitung Koloni Kuman Dengan Quebec Colony Counter Gambar 11 Dispenser air

Gambar 12 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Bengawan

Gambar 13 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Bintang Tirta

(12)

x

Gambar 19 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Serba Ada Makmur

Gambar 20 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Tirto Utomo

Gambar 21 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Gama Tirta

Gambar 22 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Toko Cantik

Gambar 23 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Veria

Gambar 24 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Muncul

Gambar 25 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Pravita

Gambar 26 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Wahyu Tirta

Gambar 27 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser pada depo Zero

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Deskripsi data dan tes normalitas data yang belum ditransformasi Lampiran 2 Deskripsi data dan tes normalitas data yang sudah ditransformasi Lampiran 3 Hasil uji statistik dengan uji T bepasangan (Paired Sa mp les Test)

(14)

xii

DAFTAR GRAFIK

(15)

1

B AB I PENDA HULU AN

A. Latar Belakang Masalah

Air minum merupakan kebutuhan manusia paling penting. Diketahui

kadar air dalam tubuh manusia mencapai 65% (Bakhtiar, 2002). Oleh karena

itu penting mengetahui bagaimana air yang sehat bagi kehidupan manusia. Air

yang sehat adalah air yang tidak terkontaminasi dan tidak menimbulkan

penyakit, bebas dari unsur –unsur beracun dan bebas dari sejumlah mineral

dan zat organik berlebihan (Lusiani, 1996).

Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat luas, saat ini terdapat lebih

dari 350 industri AMDK dengan produksi lebih dari lima milyar liter per

tahun. Bukan hanya industri AMDK, Industri air minum isi ulang (AMIU)

juga tumbuh pesat dan merupakan salah satu alternatif terhadap suplai air

minum di kota – kota besar dengan harga terjangkau. Di sisi lain

perkembangan Air Minum Isi Ulang (AMIU) berpotensi menimbulkan

dampak negatif terhadap kesehatan konsumen bila tidak ada regulasi yang

efektif. (Suprihatin, 2004).

Adanya kuman (coliform) dalam air minum merupakan masalah besar

bagi industri air minum. Coliform tersebut mungkin tumbuh pada sistem

distribusi dimana tidak menutup kemungkinan dengan adanya karbon organik

(16)

2

nutrient (nitrogen dan phosphor) yang cukup pada air juga dapat mendukung

pertumbuhan coliform tersebut (Anne, 1991)

Depot air minum isi ulang sampai saat ini masih ada yang belum

memenuhi standarisasi baku untuk pemprosesan air minum. Beberapa

penyakit menular sewaktu-waktu meluas menjadi wabah (epidemi) karena

tercemarnya air minum. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai

air minum isi ulang, diketahui bahwa air tersebut banyak yang telah

terkontaminasi oleh bakteri (Sulistyawati, 2003).

Kasus cemaran bakteriologis yang pernah ramai dibicarakan adalah

temuan hasil studi yang dilakukan oleh tim Laboratorium Teknologi dan

Manajemen Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) terhadap kualitas air

minum Depot Isi Ulang. Dari 120 contoh air yang diambil dari 10 kota

(Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikampek, Semarang, Yogyakarta,

Surabaya, Medan dan Denpasar) menunjukkan cemaran coliform atau

cemaran tinja pada contoh yang diuji sebesar 16% (Poerwanto dan

Merteniasih, 2003). Maka dianjurkan agar merebus dan mendidihkan air yang

diperoleh dari depot-depot air minum selama 5-10 menit sebelum dikonsumsi,

sehingga resiko dampak yang merugikan kesehatan akan dapat dikurangi

(Pracoyo dkk, 2004).

Beberapa bakteri air akan mati bila air dipanaskan pada suhu antara

60ºC – 100ºC karena suhu optimum bakteri air adalah 37ºC – 45ºC seperti

(17)

3

Oleh karena berbagai fakta di atas, maka dilakukanlah penelitian

mengenai perbandingan angka kuman pada air minum isi ulang yang sekarang

beredar di Kota Surakarta dengan perlakuan pemanasan lewat dispenser.

Dispenser yang digunakan adalah dispenser yang umum digunakan oleh

masyarakat dimana memilki spesifikasi mampu memanaskan air hingga ≥

90ºC. dengan demikian diharapkan dapat mengetahui perbedaan yang

signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan tersebut.

B. Pe rumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah pemanasan

dengan dispenser dapat mengurangi jumlah kuman pada air minum isi ulang?”

C. Tujuan Pe ne litian 1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemanasan dengan

dispenser dapat mengurangi jumlah kuman pada air minum isi ulang

secara signifikan.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui secara langsung angka kuman pada Air Minum Isi Ulang yang

(18)

4

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

mikroorganisme yang terdapat dalam air minum isi ulang.

2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan untuk

penelitian lebih lanjut.

3. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi masyarakat agar lebih

memperhatikan kebersihan dan kemanan air minum yang dikonsumsi guna

(19)

5

diminum tanpa mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh manusia yang

sebelumnya diolah dengan proses tertentu dan dijual di masyarakat umum.

Tempat penyediaan air disebut depo air minum isi ulang. Persyaratan kualitas

air minum (air yang aman untuk dikonsumsi langsung), termasuk AMIU ,

diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002,

sedangkan persyaratan air minum dalam kemasan (AMDK) diatur sesuai

dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor SNI-01-3553-1996. Kedua

jenis air minum itu selain harus memenuhi persyaratan fisik dan kimia juga

harus memenuhi persyaratan mikrobiologis. Air minum harus bebas dari

bakteri patogen (Suprihatin,2004).

Teknologi yang digunakan tidak jauh berbeda dengan pemrosesan air

minum dalam kemasan (AMDK). Mekanisme dalam pemrosesan air minum

isi ulang adalah sebagai berikut :

a. Sebelum diisi air, galon terlebih dahulu dibersihkan dengan alat

pembersih khusus. Caranya, galon dimasukkan ke dalam lemari pencuci

yang dilengkapi system ozonisasi

(20)

6

c. Dari bawah disemburkan air yang telah disuling dengan sinar ultraviolet

dan sistem ozon.

d. Setelah bersih, galon dimasukkan ke dalam lemari pengisian yang telah

dilengkapi alat pembersih bakteri

Pengisian air ini sekitar satu menit dan air yang dihasilkan sudah aman untuk

dikonsumsi.

Proses pemurnian pada depo air minum isi ulang memiliki variasi

yang bermacam – macam. Akan tetapi secara umum dapat dibagi menjadi dua

cara yaitu penyaringan dan penyinaran.

Untuk penyaringan terdiri dari Particle Filtration , Micro Filtration ,

Ultra Filtration , dan Hyper Filtra tion (Reverse Osmosis). Sedangkan untuk

penyinaran yang paling sering adalah dengan sinar ultraviolet.

Proses Reverse Osmosis merupakan kebalikan dari proses Osmosis,

yaitu memberikan tekanan balik dengan tekanan osmotik lebih besar pada

permukaan cairan yang lebih kental, maka cairan yang lebih murni akan

menembus permukaan membran menjadi cairan yang lebih murni. Semakin

tinggi tekanan yang diberikan pada cairan yang lebih kental akan semakin

cepat cairan yang lebih murni menembus permukaan membran. Karena itu

proses reverse osmosis menjadi mungkin dilakukan dengan memberikan

tekanan yang lebih besar dari tekanan osmonic cairan yang mengandung

larutan ion.

(21)

7

haruslah yang mampu menerima tekanan yang diberikan melalui pompa

bertekanan.

3. Pompa bertekanan untuk memberikan tekanan pada air masukan.

4. Penyeimbang tekanan pada tabung rumah membrane berguna untuk

memelihara tekanan air baku yang akan menembus

membrane tidak kurang dari tekanan osmonic yang diperlukan untuk

memisahkan larutan dalam air baku.

5. Proses prefilter minimal yang perlu dilakukan pada air yang akan melalui

proses reverse osmosis adalah sendimen filter dan karbon

aktif untuk mengfilter sendimen dan menyerap polutan yang tidak terlarut

dalam air seperti bau, rasa, warna.

Proses prefilter diperlukan untuk melindungi unjuk kerja pori-pori

membran yang berukuran sangat kecil. Karena kecilnya ukuran pori-pori

membran, menjadikan membran mudah koyak dan atau tersumbat dan atau

rusak oleh berbagai materi / zat. Karena itu air yang akan

(22)

8

menyumbat dan atau mengkoyakan dan atau merusak

membran ( PT. Cipta Mulia Sentosa, 2008).

Sedangkan untuk pemurnian dengan cara penyinaran ultraviolet,

radiasi ultraviolet mampu menghancurkan akan tetapi UV tidak benar-benar

meniadakannya, melainkan menonaktifkan bakteri, bahkan semua jenis

bakteri. Selain itu, radiasi ultraviolet disin fects cepat tanpa menggunakan

panas atau bahan tambahan kimia yang u ndesirab ly dapat mengubah

komposisi air. Sinar UV yang paling efektif membunuh kuman adalah UV

gelombang pendek dengan panjang 2650 Å.

Setiap kekeruhan dalam air mengurangi jangkauan transmisi radiasi

UV. Air yang secara alami keruh, atau yang telah menjadi keruh dari produk

korosi yang terbentuk selama penyimpanan dalam tangki baja dan pembebat,

harus disaring sebelum pemurnian UV.

Beberapa fitur desain digabungkan untuk menentukan dosis

disampaikan:

1. Panjang gelombang output dari lampu.

2. Panjang lampu - ketika lampu sudah terpasang sejajar dengan arah aliran

air, waktu pemaparan adalah sebanding dengan panjang lampu.

3.laju alir - paparan waktu air Desain terbalik terkait dengan laju alir linier.

4. Diameter dari ruang pemurnian - karena air itu sendiri menyerap energi

(23)

9

Digunakan untuk prefilter (penyaringan awal) atau penyaringan

(24)

10

Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada galon.

(25)

11

2. B akte ri Air

a. Esch erich ia co li (e. coli) Jenis bakteri ini terdiri atas E. coli

en terotoxig en ic (penyebab infeksi saluran pencernaan akut/mendadak),

E.co li en teroinvasive (penyebab disentri yang disertai demam dan nyeri

perut), E.coli enterohemorraghic (penyebab diare berdarah). E.Coli

O15 7:H7 menghasilkan toksin/racun yang sangat kuat; menyebabkan diare

berdarah dan kejang perut; serta dapat menyebabkan hemolytic uremic

syndrome yang dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian (Poerwanto

dan Merteniasih, 2003). Beberapa spesies atau kelompok bakteri telah

dievaluasi untuk menentukan sesuai tidaknya untuk digunakan sebagai

organisme indikator. Diantara organisme-organisme yang dipelajari, yang

hampir memenuhi semua persyaratan suatu organisme indikator yang ideal

adalah Escherechia coli. Bakteri tersebut dianggap sebagai indikator

polusi tinja yang dapat diandalkan (Bagian Mikrobiologi FK UNS, 2008).

Esch erechia co li yang digunakan sebagai indikator kualitas bakteriologi

air mempunyai temperature optimum bagi pertumbuhannya, yaitu berkisar

antara 30 – 37 º C. Sesuai dengan suhu tubuh manusia yang normal,

mengingat Escherech ia coli adalah flora normal yang banyak ditemukan

pada usus besar manusia (Pelezar, 1988).Esch erechia co li merupakan

bakteri paling besar jumlahnya dari family Enterob acteriacea e, kuman ini

berbentuk batang memilki sifat fakultatif aerob dan gram negatif yang

hidup di saluran pencernaan baik pada saat hospes sedang sehat maupun

(26)

12

b. Salmonella typ hi Bakteri ini menyebabkan penyakit demam tifus

Gejalanya adalah demam, nyeri kepala, nyeri perut, bahkan dapat

menyebabkan pendarahan usus atau kematian (Poerwanto dan

Merteniasih, 2003). Kuman ini tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif

anaerob, pada suhu 15 – 41ºC (suhu pertumbuhan optimum 37,5 ºC). Akan

tetapi kuman mati pada suhu 56 ºC juga pada keadaan kering (Bagian

Mikrobiologi FK UI, 1994).

c. Shig ella sp. (penyebab muntaber), Shigella Bakteri ini dan beberapa

species lainnya dapat menyebabkan disentri, nyeri perut, dan demam.

Sampai saat ini terdapat 4 spesies Sh igella yaitu: S hig ella d ysenteriae,

Shig ella flexeneri, Sh ig ella bo yd ii dan S higella so nn ei. Sifat pertumbuhan

adalah aerob dan fakultatif anaerob, suhu pertumbuhan optimum 37 ºC

kecuali Sh ig ella so nn ei dapat tumbuh pada suhu 45 ºC. S higella sp . kurang

tahan terhadap agen fisik dan kimia dibandingkan Salmonella. Tahan

dalam es selama 2 bulan. Dalam laut selama 2 – 5 bulan. Toleran terhadap

suhu rendah dengan kelembaban cukup. Kuman mati pada suhu 55 ºC.

d. Vibrio cho lerae (O1 atau O139). Bakteri ini menghasilkan racun yang

menyebabkan penyakit kolera.

e. Bakteri Leptospira Bakteri ini berasal dari pencemaran yang terjadi lewat

kotoran atau urin hewan terutama tikus. Berpotensi untuk menyebabkan

leptospirosis dengan gejala demam, seluruh tubuh kuning, dan gangguan

(27)

13

f. Bakteri Aeromonas, Pseudomonas sp, Campylobacter, dapat menyebabkan

infeksi saluran pencernaan akut/mendadak.

g. Bakteri Yersinia enterocolitica, dapat menyebabkan diare, nyeri perut, dan

disertai demam.

h. Bakteri Plesiomonas shigelloides, dapat menyebabkan diare berdarah

(Poerwanto dan Merteniasih, 2003).

Kehadiran bakteri – bakteri tersebut sering menjadi beban kesehatan

masyarakat dikarenakan sifat patogenitasnya, selain bakteri yang telah

disebutkan di atas masih ada beberapa bakteri yang juga patogen antara lain

Enteroba cter cloacae, Klebsiella p neumonia, Pseu do mo nas aeru gino sa ,

Stap hylococcu s au reus, Aero mon as hydrop hila dll (Wang D.L. 2008)

Akan tetapi beberapa bakteri air tersebut akan mati bila air dipanaskan

pada suhu antara 60ºC – 100ºC karena suhu optimum untuk hidupnya adalah

37ºC – 45ºC seperti Sa lmon ella typh i, Shigella sp ., Vibrio cho lera dll

(Mikrobiologi FK UI, 1994).

(28)

14

Gambar 2. S higellasp (kiri), Vibrio cho lerae (kanan) (www.apsnet.org)

Gambar 3. Leptosp ira (kiri), Aero mo nas (kanan) (www.apsnet.org)

(29)

15

3. Hitung Angka Koloni Kuman dengan Counter Pla te

Uji angka kuman dapat dilakukan salah satunya dengan metode hitung

angka kuman dengan Qu eb ec Colon y Co un ter, yaitu dimana kita menghitung

jumlah kuman secara manual dengan cara menusuk atau menyentuhkan

felt-tipped pen pada permukaan koloni kuman, sehingga apabila menunjukkan

hasil positif maka akan tercatat di LC.D. display secara otomatis, kemudian

dari jumlah kuman yang telah terhitung dikalikan dengan banyaknya volume

air yang diperiksa.

Reichert Darkfield Quebec Colny Counter merupakan alat yang

efesien, akurat dan tepat untuk menghitung jumlah koloni kuman. Adapun

bagian – bagian dari Quebec Colony Counter adalah sebagai berikut :

a.LC.D display

Berfungsi untuk mencatat jumlah koloni kuman jika hasilnya positif

setiap kali kita menusukkan panel ke dalam plate dimana memiliki 5 digit

angka.

b.Lensa pembesar

Berfungsi untuk melakukan pembesaran pandangan terhadap plate,

supaya memudahkan kita untuk meghitung koloni kuman pada plate.

Lensa ini bisa dinaikkan maupun direndahkan sesuai dengan pilihan,

sehingga pembesarannya bisa berkisar antara 1.5 sampai 3 kali

pembesaran.

(30)

16

Merupakan bagian dari quebec colony counter dimana plate agar

ditempatkan dan difiksasi.

d.Ground contact

Perlengkapan jarum yang ditancapkan ke agar platenya

e.Counting probe / felt-tipped pen

Alat mirip pen yang digunakan untuk menghitung koloni dengan cara

menusukkan langsung ke dalam plate dimana terdapat koloni kuman.

f. Lampu

Untuk menerangi plate supaya tampak lebih jelas.

g.Power suplay

Dihubungkan dengan stop kontak. (Weber Scientific, 2008)

Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam menghitung angka

kuman dengan counter coloni adalah sebagai berikut :

1.Ambil 2 ml air sampel dengan pipet ukur steril, lalu tuangkan pada media

nutrient agar plate.

2.Ratakan air minum isi ulang tadi dengan menggoyangkan petri.

3.Diamkan selama 10 menit dalam posisi petri miring.

4.Buang sisa air pada medium, inkubasi pada 37ºC selama 24 jam.

5.Hitung koloni kuman. Hasilnya dikalikan 100 (dengan asumsi 0,01 ml air

sampel yang tertinggal dalam media)

(31)

17

Gambar 5. Darkfield Quebec Colony Counter (Reichert, Inc.,2003)

(32)

18

4. Dispe nser Air

Dispenser air merupakan alat untuk menyimpan air sekaligus bisa

untuk merubah suhu air menjadi lebih panas atau lebih dingin. Dispenser air

memiliki bagian-bagian yang terdiri dari:

a. Puncer, merupakan tempat untuk meletakkan galon secara terbalik.

b. Body, merupakan kerangka utama dispenser agar mampu untuk menopang

beban gallon yang berisi air yang dipasang diatasnya.

c. Green Push Valve Assy, merupakan keran dispenser dimana untuk

mengeluarkan air yang bersuhu dingin atau normal.

d. Red Push Valve Assy, merupakan keran dispenser dimana untuk

mengeluarkan air yang bersuhu panas.

e. Reservoir Grille, merupakan suatu struktur dimana dirancang untuk

menampung sisa air yang tumpah ketika pengambilan air dari keran.

f. Power switch (hijau), tombol menyalakan dispenser untuk suhu dingin.

g. Power switch (merah), tombol menyalakan dispenser untuk suhu panas.

h. Cup Holder, tempat untuk meletakkan gelas.

i. Power Cord Assy, kabel yang menghubungkan dispenser dengan sumber

tenaga listrik sehingga dispenser bisa bekerja.

j. Unspilling, suatu alat yang dipasang pada mulut gallon saat akan dipasang

(33)

19

Dispenser yang akan digunakan untuk percobaan nanti memilki

spesifikasi sebagai berikut :

1.Model WD-290 HC

2.Kapasitas ≤ 15ºC untuk 0.7L/h dan ≥ 90ºC untuk 5L/h

3.Daya/Voltase 300 W / 220 V untuk panas dan 50 W / 220 V untuk dingin

4.Berat bersih 4.0 Kg

5.Ukuran 340 X 320 X 515

Adapun cara untuk menggunakan dispenser adalah sebagai berikut :

1. Pastikan water dispenser diletakkan pada tempat yang stabil, aman dan

dekat dengan stop kontak dan bersihkan terlebih dahulu gallon yang akan

diletakkan di atas dispenser.

2. Pasang unspilling, agar air di dalam gallon tidak tumpah, letakkan botol air

(gallon) di bagian atas dispenser dengan hati-hati.

3. Keluarkan air dari keran merah dan hijau ± ¼ gelas atau 100 ml sebelum

memasang power cord ke stop kontak, untuk menghindari adanya udara di

dalam tangki.

4. Sambungkan power cord ke stop kontak dan hidupkan kedua power

switch.

5. Tunggu beberapa saat untuk memastikan water dispenser ini siap untuk

dipergunakan. Untuk pemanasan awal ± 12 menit dan untuk pendinginan

(34)

20

Lama dari pemanasan yang ditunjukkan pada lampu indikator adalah

kira-kira 15 menit, setelah itu mati lagi secara otomatis agar didapat suhu

yang stabil. Ketika dispenser mencapai pada suhu minimum, maka akan

hidup lagi secara otomatis. Begitu seterusnya saling bergantian

(35)

21

B. Ke rangk a Pe mikiran

C. Hipo tesis

Pemanasan dengan dispenser dapat menurunkan angka kuman pada air

(36)

22

B AB III

METODE PENELITIAN

A. Je nis Pe ne litian

Penelitian ini bersifat eksperimental lab oratories. On e grou p p retest –

posttest dan pendekatan cross-sectiona l.(Sastroasmoro dan Ismael, 2002)

B. Lok asi penelitian

1. Pengambilan sampel di depo air minum isi ulang di Kota Surakarta.

2. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas maret Surakarta.

C. Subjek Pene litian

1. Air minum isi ulang yang tersebar di kota Surakarta.

2. Banyak sampel: 17 sampel air, dimana terbagi menjadi 2 kelompok perlakuan

(dipanaskan dan tanpa dipanaskan).

Jumlah ini diambil berdasarkan rumus perkiraan besar sampel untuk data

numerik, yaitu rumus dua kelompok berpasangan

Dimana :

n = jumlah sampel

(37)

23

Sd = standar deviasi dari selisih rerata

Zα = deviat baku normal untuk α (tingkat kemaknaan)

Zβ = deviat baku normal untuk β

(Sastroasmoro dan Ismael, 2002)

n = (Zα + Zβ) x Sd 2 d

n = (2,813 + 1,282) x 12,2 2 12

n = 49,959 2 12

n = [4,163]2

n = 17,3

n = 17

D. Tek nik Sampling

1. Jumlah sampel : 17 sampel

2. Teknik pengambilan sampel : Ran do m Sederhan a

E. Ide ntifik asi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Pemanasan Air Minum Isi Ulang (AMIU) dengan dispenser

(38)

24

F. Definisi Operasional Variabel Pe nelitian 1. Variabel Bebas

a. Pemanasan Air Minum Isi Ulang (AMIU) dengan dispenser

1) Dispenser yang digunakan adalah dispenser air merk Miyako

2) Spesifikasi sebagai berikut :

a) Model WD-290 HC

b) Kapasitas ≤ 15ºC untuk 0.7L/h dan ≥ 90ºC untuk 5L/h

c) 300 W / 220 V (panas) dan 50 W / 220 V (dingin)

d) Berat bersih 4.0 Kg

e) Ukuran 340 X 320 X 515

3) Skala ukuran yang digunakan adalah nominal

2. Variabel Terikat

a. Dalam penelitian ini yang diamati dan dicatat adalah jumlah koloni kuman

yang terdapat pada media penanaman nutrient agar plate dimana hasilnya

didapat dari perhitungan dengan menggunakan cou nter plate.

(39)

25

G. Rancang an Penelitian

Sampel Air : Jumlah total sampel (17)

Setelah Pemanasan air dengan

dispenser

Air hasil pemanasan

Uji Angka Kuman Air Tanpa Pemanasan

Bandingkan dengan Uji t

dependen / berpasangan

Uji Angka Kuman Air Setelah Pemanasan Sampel Air

(40)

26

H. Alat yang dig unak an

Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Qu eb ec Co lo ny Cou nter

2. Dispenser air (3 buah)

3. Media penananam (Nutrien Agar) (34 buah)

4. Galon (17 galon)

5. Botol penampung sampel steril (34 buah)

6. Micro pipet (1 set)

7. Lampu spiritus / korek api

I. B ahan Pe ne litian

Sampel air minum isi ulang dari 17 depo AMIU

J. Jalannya penelitian 1. Pengambilan sampel air

a. Untuk pengambilan sampel kelompok pertama, yaitu tanpa pemanasan

dengan dispenser. Caranya adalah dengan mendesinfeksikan medan

praktikum dan mensterilkan alat yang akan digunakan untuk mengambil

sampel. Sebelum mengambil, terlebih dahulu mulut botol penampung

sampel dipanaskan dengan api lampu spiritus, setelah itu air dari galon

langsung dituangkan ke dalam botol penampung.

b. Untuk pengambilan sampel kelompok perlakuan kedua, yaitu melalui

(41)

27

dalam dispenser air terlebih dahulu kemudian dispenser dinyalakan dan

ditunggu sampai lampu indikator pada dispenser dalam keadaan off

(berwarna merah kembali). Setelah itu, sebelum air ditampung ke dalam

botol penampung sampel, mulut kran dispenser dipanaskan dengan api

lampu spiritus, kemudian kran dibuka dan air ditampung ke dalam botol

penampung.

2. Dilakukan penanaman sampel dari masing – masing kelompok pada nutrien

agar dan diberi label, kemudian diinkubasi selama 24 jam.

3. Uji angka koloni kuman dengan co un ter p late untuk kedua kelompok .

4. Catat jumlah koloni kuman dari masing – masing kelompok.

K. Analisis Statistik

Data yang diperoleh dari masing-masing kelompok dianalisis secara statistik

dengan Uji t dependen/berpasangan. Derajat kemaknaan yang digunakan adalah α

= 0,01 (Riwidikdo, 2007). Data diolah dengan program komputer SPSS

(42)

28

(43)

29

B. Hasil Pe meriks aan

Pemeriksaan ek sp erimen tal lab oratoris yang dilakukan di Laboratorium

Mikrobiologi mengenai perbandingan jumlah angka kuman air minum isi ulang

sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser, didapatkan data kuantitas

jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser.

Tabel 2. Hasil perhitungan jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser

Kode Nama depo sebelum sesudah

Kol/0,01ml* Kol/ml Kol/0,01ml Kol/ml

(44)

30

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa pemanasan dengan dispenser memberikan

perbedaan jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang antara sebelum dan

setelah pemanasan.

Dari tabel 2 kemudian dibuat diagram yang menggambarkan perbedaan

jumlah koloni kuman antara sebelum dan sesudah pemanasan pada air minum isi

ulang.

Grafik 1 . Perbandingan angka koloni kuman air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser

C. Analisis Statistik

Data hasil perhitungan angka koloni kuman pada air minum isi ulang

dengan perlakuan tanpa pemanasan dan dengan pemanasan kemudian dianalisis

statistik untuk membuktikan apakah ada perbedaan yang bermakna atau tidak,

analisis statistik dilakukan dengan Uji t berpasangan (pa ired t test).

Dari Uji t berpasangan kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui

(45)

31

Pada data awal hasil perhitungan angka koloni kuman menunjukkan bahwa

data tersebut memilki distribusi yang tidak normal. Oleh karena itu, perlu

dilakukan transormasi data dengan tujuan data tersebut memiliki distribusi yang

normal sehingga dapat diuji dengan Uji t berpasangan. Adapun hasil transformasi

(46)

32

Tabe l 3 . Transformasi data awal menjadi data yang memilki distribusi normal

perlakuan n Jumlah koloni kuman

Mean SD LogMean LogSD

Sebelum 17 1031,9 461,3 2,9 1,6

Setelah 17 184,0 223,6 0,2 1,0

Keterangan n : Jumlah sampel

Mean : Rerata

SD : Standar Deviasi

LogMean : Transformasi Mean dengan syitem Log 10

LogSD : Transformasi Standar Deviasi dengan sistem Log 10

Pada uji selisih rerata dari data yang telah ditransformasi didapat bahwa Sig.

(2 tailed) diperoleh nilai Sign ifica ncy 0,000 (p < 0,01) maka Ho ditolak, artinya

“terdapat perbedaan rerata angka koloni kuman yang bermakna pada air minum isi

(47)

33

satu alternatif bisnis skala usaha kecil dan menengah serta berkontribusi terhadap

suplai air minum di kota - kota besar dengan harga terjangkau (sekitar Rp

4.000/galon). Sayang, belum ada data pasti tentang jumlah industri AMIU karena

sebagian jenis industri ini tidak terdaftar. Di sisi lain, perkembangan industri

AMIU berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan konsumen,

bila tidak ada regulasi yang efektif. Isu yang mengemuka saat ini adalah

rendahnya jaminan kualitas terhadap air minum yang dihasilkan (Suprihatin,

2004). Padahal pemerintah melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan telah

mengeluarkan Kepmenperindag No.705/MPP/Kep/II/2003, untuk memberikan

perlindungan terhadap konsumen air minum isi ulang. Kepmenperindag tersebut

lahir dilatar belakangi oleh hasil pemeriksaan Badan POM pada sejumlah depot

(48)

34

E.co li, sedang yang berasal dari Bekasi tidak ditemukan kuman koliform dan

E.co li. Hasil pemeriksaan kuman aerob positif pada 32 % air minum isi ulang di

daerah DKI, 20 % di daerah Tangerang, 12,5 % di daerah Bogor sebanyak dan 38

%.di daerah Bekasi. Maka dianjurkan agar merebus dan mendidihkan air yang

diperoleh dari depot-depot air minum selama 5-10 menit sebelum dikonsumsi,

sehingga resiko dampak yang merugikan kesehatan akan dapat dikurangi karena

E. coli dan coliform dapat tumbuh secara optimum pada suhu antara 15 - 50° C

dan akan mati bila hidup pada suhu di atasnya (Pracoyo dkk, 2004).

Standar penghitungan jumlah koloni kuman di Laboratorium Mikrobiologi

adalah maksimal jumlah koloni pada plate adalah 300 koloni. Jika jumlah koloni

lebih dari 300, maka perlu dilakukan pengenceran. Dari pengenceran perlu

dipastikan bahwa hasil pengenceran menunjukkan jumlah kuman harus dalam

rentang antara 30 – 300 koloni.

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bisa dilihat

bahwa sebelum dipanaskan dengan dispenser, ternyata masih banyak terdapat

kuman pada air minum isi ulang yang tersimpan dalam galon. Dan jumlah angka

kuman antara depo yang satu dengan depo yang lainnya juga menunjukkan

perbedaan. Hal ini bisa terjadi karena pertama, perbedaan sistem pemurnian air

minum dari masing – masing depo, yang kedua karena faktor kebersihan galon

dari masing – masing depo dalam mensucihamakan galon sebelum diisi dengan

air. Karena meskipun pemurnian air minum sudah memenuhi syarat, tetapi bila

(49)

35

Hasil penelitian juga menunjukkan tentang efektivitas dispenser dalam

menurunkan jumlah angka kuman, khususnya jumlah koloni kuman, ternyata

memberikan perbedaan secara kuantitas antara sebelum dan sesudah dipanaskan

dengan dispenser. Hal ini dibuktikan dengan analisis statistik menggunakan Uji t

berpasangan (pa ired t test) bahwa pada prosedur pengujian hipotesis dengan uji

selisih rerata menunjukkan bahwa Ho ditolak dengan demikian perbandingan

jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan

dengan dispenser menunjukkan perbedaan yang bermakna.

(50)

36

dispenser yang tercantum pada buku manualnya yaitu mencapai 90°C dan ini

belum melebihi proses pasteurisasi, yaitu pemanasan dengan suhu 67,5°C selama

(51)

37

BAB VI

SIMPULAN DAN SAR AN

A. Simpulan

Hasil penelitian tentang perbandingan angka kuman air minum isi ulang

sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Sebagian besar air mium isi ulang yang tersimpan dalam galon setelah

melalui proses pemurnian ternyata masih mengandung banyak kuman.

2. Meskipun pemanasan dengan dispenser terbukti dapat menurunkan angka

kuman pada air minum isi ulang, akan tetapi sebagian besar belum dapat

memenuhi standar kualitas air minum menurut WHO dan Menkes RI.

3. Terdapat perbedaan rerata angka koloni kuman yang bermakna pada air

minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser.

{ α : 0,000 < 0,01}

4. Angka kuman air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan

dengan dispenser menunjukkan perbedaan yang bermakna akan tetapi

(52)

38

B. Saran

Setelah dilakukan penelitian tentang perbandingan angka kuman air minum

isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser, maka peneliti

menganjurkan:

1. Hendaknya merebus air 5 – 10 menit sebelum digunakan untuk minum.

2. Para pengelola/pengusaha depot air minum isi ulang sebaiknya

memeriksakan airnya ke laboratorium secara berkala enam bulan sekali.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui berapa lama

pemanasan air minum isi ulang dengan dispenser agar air tersebut dapat

memenuhi syarat standar baku mutu air minum sesuai dengan WHO dan

(53)

39

DAFTAR PUSTAKA

Anne K. 1991. American Society for Microbiology : Growth Kin etics o f Co liform Bacteria Und er Co nd ition s Relevan t to Drink ing Water Distribution Systems. 57, p : 2233-2239

Bachtiar B. 2002. Pen ila ian S ta tus Gizi. Jakarta : EGC

Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UNS. 2008. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi II. hal : 25 - 32

Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UI. 1993. Buk u Ajar Mikrobiologi Kedo kteran Edisi Revisi. hal : 154 - 174

Cipta Mulia Sentosa, PT. 2008. Cara Kerja Reverse Osmosis.

http://www.puretrex.com

Disperindag DKI. Buku manual (petunjuk penggunaan) Dispenser. Jakarta No : 0046 / 1.824.51

Kenneth T. 2008. Patho genic Esch erich ia coli.

http://www.textbookofbacteriology.net/e.coli.html (15 April 2009)

(54)

40

Reichert, Inc. 2003. The Reich ert Dark field Quebec Colony Counter Ma nu al.

http://www.reichertai.com/files/manuals/1094739814.pdf. (15 April 2009)

Riwidikdo. 2007. S ta tistik Kesehatan, Belaja r Mud ah Tek nik Analisis Data Da la m Penelitian Keseh atan . Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. p :

60-70, 140-9

Sastroasmoro dan Ismael. 2002. Dasa r – Da sar M etodologi Penelitian Klinis.

Jakarta : CV Agung Seto. p : 269

Shidarta. 2004. Huk um Perlin du ngan Konsu men Ind onesia. Jakarta:

Gramedia.

Sulistyawati. 2003. Studi Kua litas Bakteriolo gis Air Minu m Isi Ula ng Tingkat Prod usen Di Kota Semara ng. FK UNDIP. Skripsi

Suprihatin. 2004. Kea ma nan air min um isi u la ng.

http://air.bappenas.go.id/doc/pdf/kliping/Keamanan Air Minum Isi Ulang.pdf (14 April 2009)

Toko BVL. Water Dispenser

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://tokobvl.com/kitche7.jpg &imgrefurl=http://tokobvl.com/dispenser.htm&usg (3 Mei 2009)

Weber Scientific. 2008 Cou nter Electro nic : Quebec Colon y Co un ter.

Gambar

Gambar 1. Escherichia coli (kiri), Salmonella typhi (kanan) (www.apsnet.org)
Gambar 4. Pseudomonas sp.(kiri), Campylobacter (kanan) (www.apsnet.org)
Gambar 5. Darkfield Quebec Colony Counter (Reichert, Inc.,2003)
Gambar 11. Dispenser  air (Toko BVL, 2009)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Data yang dikumpulkan dan diolah dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari jawaban para auditor yang bekerja di Instansi Pemerintah BPKP yaitu jawaban

Untuk itu perlu dilakukan perancangan desain kemasan yang sesuai dengan standar kemasan dan memiliki konsep secara visual yaitu dengan membuat kemasan yang dapat

Kendati kata demokrasi memiliki beragam arti, namun yang paling nampak penunjukan maknanya adalah dalam persoalan politik yang kerap digunakan dalam bahasa serta

a). Persediaan bahan makanan yang lama harus diletakkan di bagian muka atau di atas dari bagian yang baru datang agar barang yang datangnya lebih dahulu akan

Bahan pengikat yang dipakai umumnya adalah jenis semen Portland atau disebut juga Portland Cement (PC). Agregat kasar umumnya adalah dipakai krikel atau batu

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI

Sedangkan lari rutin selama 30 menit yang dikombinasikan dengan latihan otot inti dapat menurunkan persentase lemak secara signifikan tetapi tidak dapat meningkatkan massa

Sebagai seorang pionir sains Islam, Nasr menolak segala sesuatu yang ada di dalam sains modern Barat, karena mereka hanya bersifat naturalistik dan materialistic yang