• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTjGYvP_YwRDOQEANbzKVcKWvRXEBki6jCfVhPNYmNWm5H W87xJ

KABUPATEN BOYOLALI

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(L K j I P)

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TAHUN 2015

(2)

KABUPATEN BOYOLALI

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(L K j I P)

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH

TAHUN 2013

(3)

KABUPATEN BOYOLALI

R

E N C A N A

K

i n e r j a

T

a h u n a n

( R K T )

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH

TAHUN 2015

(4)

KABUPATEN BOYOLALI

P e n e t a p a n K i n e r j a

( T A P K I N )

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH

TAHUN 2014

(5)

KABUPATEN BOYOLALI

PENGUKURAN KINERJA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH

(6)

KABUPATEN BOYOLALI

P e n e t a p a n K i n e r j a

( T A P K I N )

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH

(7)

KABUPATEN BOYOLALI

R

E N C A N A

K

i n e r j a

T

a h u n a n

( R K T )

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH

TAHUN 2014

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan dan

petunjuk, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Bappeda Kabupaten Boyolali

Tahun 2015 telah disusun sesuai rencana, guna memenuhi kewajiban menyampaikan LKjIP

setelah selesai pelaksanaan program/kegiatan APBD Tahun 2015.

Penyusunan LKjIP merupakan kewajiban sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi

Presiden Nomor 7 Tahun 1999, Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:

589/IX/6/4/1999 tanggal 20 September 1999 dan keputusan Kepala Lembaga Administrasi

Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003. untuk mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya yang dipercayakan kepada Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Boyolali.

Dalam mengelola perencanaan pembangunan daerah berdasarkan Rencana

Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015. Penyusunan LKjIP

Bappeda ini telah diupayakan sebaik mungkin, walaupun demikian LKjIP Bappeda ini tidak

terlepas dari kekurangan-kekurangan sehubungan dengan kendala-kendala yang dihadapi.

Namun demikian Bappeda Kabupaten Boyolali telah mengupayakan untuk mengatasi

kendala-kendala tersebut melalui koordinasi dengan pelaksana kegiatan. Dengan harapan

LKjIP Bappeda Kabupaten Boyolali ini dapat mencerminkan kinerja Bappeda Kabupaten

Boyolali tahun 2015.

Kepada semua pihak dan segenap staf yang telah membantu dalam penyelesaian

penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Bappeda Kabupaten Boyolali Tahun 2015,

disampaikan terima kasih. Semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Bappeda Kabupaten

Boyolali banyak memberikan manfaat.

Boyolali, Februari 2016

KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOYOLALI

(9)

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... .. iii

Daftar tabel... iv

Ikhtisar Eksekutif... v

Bab. I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penyusunan... 1

1.2 Gambaran Umum... 4

1.2.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi... 4

1.2.2 Struktur Organisasi ... 4

Bab. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 11

2.1 Rencana Strategis... 11

2.2 Perjanjian Kinerja ... 13

Bab. III AKUNTABILITAS KINERJA ... 19

3.1 Capaian Kinerja Program... 21

3.2 Realisasi Anggaran ... 56

Bab. IV PENUTUP... 63

4.1 Simpulan... 63

4.2 Saran... 63

DAFTAR LAMPIRAN A. Struktur Organisasi

B. Piagam Penghargaan yang diperoleh Tahun 2015 C. Rencana Strategis Bappeda 2010-2015

D. Indikator Kinerja Utama (IKU)

(10)

iv Daftar Tabel

Tabel 1.1 : Sumber Daya Manusia 7

Tabel 1.2 : Sarana dan Prasarana Bappeda 9

Tabel 2.1 : Perjanjian Kinerja Tahun 2015 14

Tabel 3.1.1 : Sasaran 1: Terpeliharanya pasokan air untuk pertanian dan semakin memadahinya infrastruktur (fisik dan non fisik) di sektor pertanian

22

Tabel 3.1.2 : Sasaran 2: Meningkatnya pengendalian Tata Ruang 24

Tabel 3.1.3 : Sasaran 3: Meningkatnya Prasarana dan Pemukiman yang memadahi

30

Tabel 3.1.4 : Sasaran 4: Terbangunnya database dan informasi untuk keperluan perencanaan pembangunan

31

Tabel 3.1.5 : Sasaran 5: Semakin meningkatnya kerjasama kemitraan antara Kabupaten Boyolali dengan Pemerintah

Pusat/Provinsi/Kota/Kabupaten lainnya maupun dengan institusi lain seperti Perguruan Tinggi dan LSM

42

Tabel 3.1.6 : Sasaran 6: Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan membaiknya pendapatan perkapita serta meningkatnya pertumbuhan sektor industri manufaktur dan perdagangan yang disertai dengan terciptanya lapangan kerja produktif

44

Tabel 3.1.7 : Sasaran 7: Terwujudnya kesejahteraan sosial masyarakat serta meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat

48

Tabel 3.1.8 : Sasaran 8: Meningkatnya ketersediaan, hasil guna dan daya guna sumber daya iptek, serta terwujudnya iklim yang kondusif bagi perkembangan kreatifitas

51

Tabel 3.1.9 : Sasaran 9: Menurunnya dan terkendalinya tingkat pencemaran dan lingkungan hidup

52

Tabel 3.1.10 : Capaian Kinerja per Sasaran 55

Tabel 3.1.11 : Capaian Kinerja per Baguan/Bidang 55

Tabel 3.2.1 : Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 56

(11)

v

IKHTISAR EKSEKUTIF

a. Pendahuluan

Pada dasarnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan laporan yang memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selama tahun 2015. Capaian kinerja (performance results) Tahun 2015 tersebut dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) tahun 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah tahun 2015 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja. Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Tahun 2015, secara umum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Boyolali telah dapat memenuhi 9 (sembilan) sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan stratejik. Indikator keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari persentase capaian kinerja pada setiap kegiatan telah mencapai rata rata 100 %.

Meskipun dalam pelaksanaan program dan kegiatan masih terdapat hambatan atau kendala seperti keterbatasan tenaga, frekuensi kegiatan yang padat serta adanya kegiatan yang belum teragendakan sebelumnya, atas bantuan dari semua pihak yang dilandasi oleh semangat kerja keras untuk membangun, maka hambatan dan kendala tersebut dapat diatasi. Hal ini masih perlu ditindak lanjuti dengan mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada serta meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan menyusun kegiatan pembangunan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(12)

vi

b. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Boyolali 2011-2015 adalah “Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah yang Partisipatif, Profesional, Demokratis, Sinergis, Transparan, Akuntabel dan Berkeadilan yang Terarah pada Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat“.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Bappeda Kabupaten Boyolali melaksanakan misi: a. Menyusun sistem perencanaan pembangunan daerah yang terpadu dan

partisipatif.

b. Membangun penyediaan data dan dokumen perencanaan pembangunan daerah.

c. Meningkatkan kapasitas institusi perencanaan pembangunan daerah dalam rangka mewujudkan kelembagaan perencanaan yang kredibel.

d. Meningkatkan keserasian rencana pembangunan daerah secara vertikal (nasional, propinsi) dan horisontal (lintas wilayah, sektor dan antar lembaga) melalui kerjasama dan partisipasi masyarakat.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, pada tahun 2015 Bappeda Kabupaten Boyolali melaksanakan 26 (dua puluh enam) program dengan 58 (lima puluh delapan) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp.4.436.070.000,- (empat milyar empat ratus tiga puluh enam juta tujuh puluh ribu rupiah). Seluruh program/kegiatan tersebut direncanakan sebagai bagian dari Perjanjian Kinerja Tahun 2015 untuk mencapai 9 (sembilan) sasaran, atau dengan kata lain seluruh kegiatan diharapkan mempunyai kaitan sebab akibat dengan sasaran yang telah ditetapkan.

c. Akuntabiltas Kinerja

(13)

vii

Tabel 3.10

Capaian Kinerja per Sasaran

No. Sasaran

Capaian Kinerja

2015

(%)

Tingkat Keberhasilan

1. Terpeliharanya pasokan air untuk pertanian dan semakin

memadainya infrastruktur (fisik dan non fisik) di sektor pertanian

100 % Baik

2. Meningkatnya pengendalian tata ruang 108,57 % Sangat baik

3. Meningkatnya Prasarana dan Permukiman yang memadai 100 % Baik

4. Terbangunnya database dan informasi untuk keperluan

perencanaan pembangunan

100 % Baik

5. Semakin meningkatnya kerjasama kemitraan antara Kabupaten

Boyolali dengan Pemerintah Pusat / Provinsi / Kota / Kabupaten lainnya maupun dengan institusi lain seperti Perguruan Tinggi dan LSM

100 % Baik

6. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan membaiknya

pendapatan per kapita serta Meningkatnya pertumbuhan sektor industri manufaktur dan perdagangan yang disertai dengan terciptanya lapangan kerja produktif

100 % Baik

7. Terwujudnya kesejahteraan sosial masyarakat serta

Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat

100 % Baik

8. Meningkatnya ketersediaan, hasil guna, dan daya guna sumber

daya iptek, serta terwujudnya iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas

150 % Sangat baik

9. Menurunnya dan terkendalinya tingkat pencemaaran lingkungan

hidup

100 % Baik

(14)

viii

Sedangkan tingkat capaian kinerja per bagian / bidang sebagai berikut :

Tabel 3.11

Capaian Kinerja per Bagian / Bidang

No. Sekretariat / Bidang

Capaian Kinerja

(%)

Tingkat Keberhasilan

1. Sekretariat 100 Baik

2. Bidang Penyusunan Perencanaan, Evaluasi, Penelitian

dan Pengembangan

104,54 Sangat Baik

3. Bidang Ekonomi 100 Baik

4. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya 100 Baik

5. Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 105,45 Sangat Baik

Sumber : Hasil Pengukuran Kinerja Bappeda Kabupaten Boyolali 2015.

d. Simpulan dan Saran

Secara keseluruhan capaian kinerja tahun 2015 sebesar 106,5 % (kategori Sangat Baik) dan mengalami kenaikan dibanding capaian kinerja tahun 2014 yaitu 105,75 % dan kenaikan dibanding tahun 2013 yaitu 103,5 %. Sedangkan pembiayaaan dari APBD Tahun 2015 berjumlah Rp. 4.436.070.000,- terealisasi Rp. 4.062.563.955,- dengan penyerapan sebesar 91,58 jadi hampir sama dibanding tahun 2014 penyerapannya sebesar 91,68 % dengan anggaran Rp. 4.162.905.000,- terealisasi Rp. 3.816.673.123,-

(15)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyusunan

Inpres Nomor 7 Tahun 1999 mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara mulai dari pejabat eselon II (dua) ke atas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya yang dipercayakan padanya berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) yang dirumuskan sebelumnya.

Pertanggungjawaban dimaksud disampaikan kepada atasan masing-masing, kepada lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas yang berkewenangan, dan akhirnya kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan serta dilakukan melalui sistem akuntabilitas dan media pertanggungjawaban yang harus dilaksanakan secara periodik dan melembaga

Sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman, setiap organisasi publik saat ini lebih terbuka dan dapat memberikan suatu transparansi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Oleh karena itu, organisasi publik diharapkan dapat membuat suatu rencana strategis (Strategic Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Performance Accountability Report) organisasi yang mencerminkan transparansi dan akuntabilitas organisasi.

Pembangunan daerah akan terlaksana dengan baik, sinergis dan terarah apabila diawali dengan perencanaan yang matang dan profesional serta memperhatikan aspek kontinuitasnya. Seiring dengan makin mantapnya pelaksanaan otonomi daerah, maka sebagai konsekuensi logisnya adalah bahwa daerah dituntut untuk lebih siap dan mandiri dalam menyusun strategi pembangunan dalam rangka mengembangkan daerahnya sehingga mampu menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.

Berdasarkan hal di atas dan sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah perlu disusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD). Renstra-SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahunan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

(16)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

2

program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Anggaran berbasis kinerja adalah penyusunan anggaran dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut, (Pasal 7 ayat (1) PP No.21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga). Dalam penganggaran berbasis kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan (Pasal 7 ayat (2) PP No.21/2004).

Sistem kinerja yang berjalan baik akan merubah secara perlahan paradigma “kinerja berbasis anggaran” atau sistem pagu yang selama ini kita laksanakan menjadi “anggaran berbasis kinerja”. Dalam hal ini target kinerja yang telah disusun berdasarkan RPJMD, Renstra SKPD, Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Rencana Kinerja Tahunan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan besarnya anggaran.

Bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, pemerintah mewajibkan instansi pemerintah menerapkan Sistem Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan perwujudan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalanpelaksanaan visi-misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik (Inpres No. 77 Th. 1999 tentang AKIP).

Tujuan Sistem Kinerja Instansi Pemerintah adalah untuk mendorong terciptanya kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya. Untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja suatu intansi, perlu adanya evaluasi terhadap Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang disusun oleh instansi yang bersangkutan (Permenpan dan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan AKIP).

(17)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

3

Tujuan disusunnya LKjIP Bappeda Kabupaten Boyolali tahun 2015 adalah :

1. Untuk memudahkan seluruh jajaran aparatur Bappeda dalam mencermati kembali capaian tujuan dan sasaran dengan cara membandingkan antara target dan realisasi dari program dan kegiatan yang telah dilaksanakan secara terpadu dan terukur;

2. Untuk memudahkan seluruh jajaran aparatur Bappeda dalam memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional dalam rentang waktu 1 (satu) tahun;

3. Sebagai sarana untuk mengukur capaian kinerja dalam kurun waktu tahunan dari visi, misi, kebijakan dan program daerah yang dilaksanakan sehingga diharapkan dapat mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang efisien, efektif dan profesional;

4. Sebagai acuan dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) pada tahun berikutnya sehingga perencanaan lebih terarah dan terukur, tepat waktu dan tepat sasaran.

5. Memperoleh data tingkat pencapaian kinerja Bappeda Kabupaten Boyolali tahun 2015 yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai bahan perbaikan kinerja dalam merumuskan program dan kegiatan pada tahun berikutnya. 6. Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan

sesuai tugas pokok Bappeda Kabupaten Boyolali. Dalam menyusun LKjIP Bappeda berpedoman pada :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

2. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

(18)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

4

5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 15 Tahun 2015 tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Nomor 15);

6. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Nomor 46).

1.2 Gambaran Umum

Gambaran umum Bappeda Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari aspek kelembagaan, tugas pokok dan fungsi serta aspek strategis organisasi.

1.2.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Bappeda mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah. Tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Boyolali berdasarkan Peraturan Bupati Boyolali Nomor 32 Tahun 2011 tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi badan perencanaan pembangunan daerah kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut : a. perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah, penelitian

dan pengembangan serta statistik;

b. pengkoordinasian penyusunan dan pemaduan rencana pembangunan daerah dalam bentuk dalam bentuk dokumen Rancangan APBD, RKPD, RPJMD dan RPJPD;

c. pelaksanaan pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah; d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan

daerah;

e. pengkoordinasian dan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan serta statistik.

Kegiatan perencanaan pembangunan di Kabupaten Boyolali perlu dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan terpadu dalam koordinasi perencanaan pembangunan, agar hasil–hasil pembangunan yang telah dilaksanakan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan tugas pokok dan fungsi yang dimiliki, Bappeda sebagai satuan kerja yang bertugas sebagai koordinator perencanaan pembangunan pada satuan kerja yang ada dan mempunyai fungsi strategis terhadap pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Boyolali.

(19)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

5

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, dilaksanakan secara terstruktur yang diatur dalam struktur organisasi dan tata kerja Bappeda. Struktur organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Boyolali tertuang dalam Bab VI Pasal 11 Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali, yang terdiri dari :

1. Kepala;

2. Sekretariat terdiri dari :

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan;

c. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan;

3. Bidang Penyusunan Perencanaan, Evaluasi, Penelitian dan Pengembangan terdiri dari :

a. Subbidang Pendataan dan Evaluasi;

b. Subbidang Penyusunan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan; 4. Bidang Ekonomi, terdiri dari :

a. Subbidang Pertanian;

b. Subbidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Jasa; 5. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya terdiri dari :

a. Subbidang Pemerintahan; b. Subbidang Sosial Budaya;

6. Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, terdiri dari : a. Subbidang Infrastruktur;

b. Subbidang Pengembangan Wilayah; 7. Kelompok Jabatan Fungsional;

8. UPTB.

Implementasi dalam menjalankan tugas pokok Bappeda melibatkan seluruh komponen sumber daya manusia (Pegawai Negeri Sipil). Kondisi sumber daya manusia di Bappeda Boyolali keadaan Bulan Desember 2015 adalah sebagai berikut:

a. Kepegawaian 1. Struktural :

a) Kepala (eselon II b) : 1 orang b) Sekretaris (eselon III.a) : 1 orang c) Kepala Bidang (eselon III.b) : 4 orang d) Kasubbid dan Kasubbag

(20)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

6

e) Staf : 20 orang

Jumlah : 37 orang

2. Personil menurut golongan :

a) Golongan IV/c : 1 orang

b) Golongan IV/b : 1 orang

c) Golongan IV/a : 7 orang

d) Golongan III/d : 4 orang

e) Golongan III/c : 6 orang

f)Golongan III/b : 11 orang (1 orang tugas belajar)

g) Golongan III/a : 2 orang

h) Golongan II/d : 2 orang

i)Golongan II/c : 1 orang

j) Golongan II/b : 1 orang

k) Golongan II/a : 1 orang

Jumlah : 37 orang

3. Perincian menurut pendidikan :

a.S-2 : 9 orang

b.S-1 : 21 orang

c.D-3 : 3 orang

d.SLTA : 4 orang

Jumlah : 37 orang

(21)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

7 Tabel : 1.1

SUMBER DAYA MANUSIA

KEADAAN : S/D BULAN DESEMBER 2015

NO NAMA KELAMIN JENIS PENDIDIKAN TERAKHIR GOLONGAN RUANG

L P SD SMA/K D2 D3 D4 S1 S2 II/ a II/ b II/ c II/ d III/ a III/ b III/ c III/ d IV/a IV/b IV/c

SEKRETARIAT

1 HENDRARTO SETYO WIBOWO,S.Sos,M.Si

2 KRISTIANA HARIYANTI, API, M.Si,MM 3 RETNONINGSIH, ST, M.Si

4 SUHARNI, SE 5 SUTARMI, SE,M.Si

6 ARIF WAHYU MULYANTO, SE 7 ILYAS RONI HARTOTO, S.Ant

8 ROBERTUS WASPADA

9 TRI HANDOYO SUBUR, A.Md 10 SUPARJI

11 SUWARTO 12 AGUS WAHYONO

BIDANG I

13 KARIYONO,S.Sos,MM 14 Drs. ROHMAD ZUBAIDI, MM. 15 UMI LESTARI, SE

16 SRI SUWANTI

17 DWI HERY SUPRIATMO, A.Md. 18 WAHYU DWI NUGROHO, ST. 19 NUGROHOJATI, ST.

20 BAYU SETIAWAN, SE.

21 BAGAS YUWONO ARIO N,S.STP

BIDANG II

22 SERENGAT, SH, M.Si

23 GUNAWAN ANDRIYANTA, SPt. M.Si. 24 MUNJANI, SIP

25 FITHOR MUHLISON PRIBADI, ST. 26 NANANG DWI SADONO, SH.

BIDANG III

(22)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

8 29 TRI WIDIYATMI, SE

30 BUDI INDRATNO, ST. 31 KUN FARIDA, ST

BIDANG IV

32 ARIF BUDI NURANTO, SH,MM

33 M. W. CATUR KUSUMO, ST. 34 ARIEF ROHMANSYAH, ST.

35 WIDIANA UTAMI PUTRI, ST. 36 DESI ADIWARNI, A.Md 37 ELVE OKTAVIA, SE

(23)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

9

Sarana dan prasarana penunjang kegiatan kedinasan yang menjadi tanggungjawab Bappeda Kabupaten Boyolali sampai akhir bulan Desember 2015 meliputi:

Tabel : 1.2

Sarana dan Prasarana Bappeda

NO JENIS PERALATAN BERADA DI JML KONDISI

SEK. BID I BID.2 BID.3 BID.4 BAIK RUSAK

1. Kendaraan Dinas Roda 4

4 4 4

2. Kendaraan Dinas Roda 2

4 3 3 2 2 14 13 1

3. Telepon 3 3 3

4. Komputer 8 4 6 4 4 26 26

5. Lap Top 4 4 3 4 4 19 19

6. Handycam 1 1 1

7. Digital Camera Foto 1 2 2 2 7 7

8. Scaner 1 1 2 2

9. Over Head Proyektor + Layar

1 1 1 1 4 4

10. Wireless Audio 1 1 1

11. LCD Komputer 8 4 6 4 4 26 26

12. Mesin Foto Copy 13. Tape Recorder

14. Pesawat Televisi Tabung

1 1 1

15. Kalkulator 4 2 2 3 2 13 13

16. Mesin Ketik 2 1 1 4 4

17. Listrik 23.000

watt

18. Meja Tulis 10 17 14 8 39 39

19. Meja Komputer 7 10 4 21 21

20. Meja ½ Biro 2 1 10 13 13

21. Meja Rapat 1

22. Meja Kursi Tamu 2 1 3 3

23. Kursi Tangan 4 4 8 8

24. Kursi Putar 5 3 3 3 3 17 17

25. Kursi biasa 85 9 12 1 107 107

27. Kursi Lipat 2 8 1 11 11

(24)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

10

29. Almari Kayu 4 4 2 1 11 11

30. Filling Besi 2 5 9 9 6 31 31

31. Filling Kayu 1 2 3 3

32. Papan Tulis 1 3 1 1 6 6

33. Brand Kas 3 3 3

34. Peta Boyolali 2 1 3 3

35. Dispenser 1 1 1 1 1 5 5

36. Meja gambar

37 AC Ruang 5 2 2 2 2 13 13

38. Lemari Es 1 1 1

39. Rak Buku (kayu) 2 3 1 6 6

40. Printer 7 5 5 4 5 26 26

41. Tablet PC Samsung 1 1 2 2

Keterangan : B : Baik, KB : Kurang Baik, R : Rusak

1.2.3 . Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi

Masalah dan Isu Strategis yang dihadapi Bappeda Kabupaten Boyolali pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) yang masih terbatas terutama dibidang-bidang teknis tertentu;

2. Masih lemahnya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan di Kabupaten Boyolali;

3. Koordinasi baik secara internal maupun eksternal belum berjalan sebagaimana yang diharapkan;

4. Belum maksimal peranan Bappeda Kabupaten Boyolali dalam menciptakan dan mewujudkan perencanaan pembangunan yang implementatif dan visioner;

5. Belum maksimal dalam pengelolaan data dan informasi pembangunan yang akurat yang dan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah.

6. Bappeda belum semuanya menyediakan standard operating procedure (SOP) perencanaan;

7. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian

(25)
(26)

LkjIP Bappeda Tahun 2015

11

2.1 Rencana Strategis

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, pada Pasal 1 ayat (12) dinyatakan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, maka visi harus menggambarkan wujud akhir yang diinginkan oleh suatu daerah, lembaga atau organisasi pada akhir periode perencanaan. Dengan demikian visi memegang peranan penting dalam menentukan arah yang akan dituju oleh suatu daerah/organisasi pada masa mendatang.

Bappeda Kabupaten Boyolali merupakan salah satu SKPD Kabupaten Boyolali yang diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang perencanaan pembangunan. Dalam kedudukannya Bappeda Kabupaten Boyolali harus dapat memainkan peran sebagai badan daerah yang mendukung pencapaian visi Kepala Daerah Kabupaten Boyolali, sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2015.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Bappeda Kabupaten Boyolali harus difokuskan pada pencapaian tujuan dan cita-cita pembangunan yang berbasis perencanaan pembangunan dengan mendasarkan diri pada hasil penelitian/ kajian lapangan yang sistematik dan komprehensif.

Maka visi Bappeda Kabupaten Boyolali itu harus diarahkan pada upaya berkesinambungan pembangunan untuk mewujudkan perencanaan pembangunan sebagai dasar perumusan dan implementasi kebijakan dalam pengembangan dan pengelolaan sumberdaya daerah untuk meningkatkan kesejahteraan, daya saing daerah dengan berlandaskan semangat pro investasi.

1. Visi;

Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah yang Partisipatif, Profesional, Demokratis, Sinergis, Transparan, Akuntabel dan Berkeadilan yang Terarah pada Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

BAB

2

PERENCANAAN

DAN

(27)

LkjIP Bappeda Tahun 2015

12 2. Misi ;

a. Menyusun sistem perencanaan pembangunan daerah yang terpadu dan partisipatif.

b. Membangun penyediaan data dan dokumen perencanaan pembangunan daerah.

c. Meningkatkan kapasitas institusi perencanaan pembangunan daerah dalam rangka mewujudkan kelembagaan perencanaan yang kredibel.

d. Meningkatkan keserasian rencana pembangunan daerah secara vertikal (nasional, propinsi) dan horisontal (lintas wilayah, sektor dan antar lembaga) melalui kerjasama dan partisipasi masyarakat.

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, rencana strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategik lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.

Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2015 adalah dokumen perencanaan tentang program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Bappeda Kabupaten Boyolali tahun 2010 sampai dengan 2015, dengan berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai melalui Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis. Pada tahun anggaran 2015 ini merupakan tahun kelima dari pelaksanaan Rencana Strategis Bappeda yang mempunyai sasaran strategis sebagai berikut;

1. Terpeliharanya pasokan air untuk pertanian dan semakin memadainya infrastruktur (fisik dan non fisik) di sektor pertanian

2. Meningkatnya pengendalian tata ruang

3. Meningkatnya Prasarana dan Permukiman yang memadai

4. Terbangunnya database dan informasi untuk keperluan perencanaan pembangunan

5. Semakin meningkatnya kerjasama kemitraan antara Kabupaten Boyolali dengan Pemerintah Pusat / Provinsi / Kota / Kabupaten lainnya maupun dengan institusi lain seperti Perguruan Tinggi dan LSM

6. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan membaiknya pendapatan per kapita serta Meningkatnya pertumbuhan sektor industri manufaktur dan perdagangan yang disertai dengan terciptanya lapangan kerja produktif

7. Terwujudnya kesejahteraan sosial masyarakat serta Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat

8. Meningkatnya ketersediaan, hasil guna, dan daya guna sumber daya iptek, serta terwujudnya iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas

(28)

LkjIP Bappeda Tahun 2015

13 Sasaran strategis-sasaran strategis tersebut memiliki 41 indikator kinerja dengan target kinerja setiap tahun, selama 5 tahun perencanaan 2011 sampai 2015. Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut kedalam sejumlah program. Didalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakteristik program.

2.2 Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola.

Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain adalah untuk (1) meningkatkan akuntabilitas , transparansi dan kinerja aparatur; (2) sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pembari amanah; (3) sebagai dasar penilaian keberhasilan/ kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; (4) menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan (5) sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi.

Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara Pimpinan Instansi Pemerintah/ unit kerja yang menerima amanah/ tanggungjawab/ kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/ tanggungjawab/ kinerja. Dengan demikian, Perjanjian Kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang Pejabat penerima amanah (Kepala Bappeda) kepada atasan langsungnya (Bupati).

Dengan perjanjian kinerja ini, diharapkan para pimpinan instansi tidak hanya pandai mendapatkan dan menghabiskan anggaran saja, tetapi juga harus mampu menunjukkan serta mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada pimpinannya dan kepada masyarakat.

Perjanjian Kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan upaya dalam membangun manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif,akuntabel dan berorientasi hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat.

(29)

LkjIP Bappeda Tahun 2015

14 anggaran 2015, secara terinci untuk Perjanjian Kinerja Bappeda Tahun 2015 sebagai berikut :

Tabel 2.1

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

UNIT KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET untuk pertanian dan semakin memadainya infrastruktur (fisik dan non fisik) di sektor pertanian

Jumlah Organisasi P3A/GP3A

1 GP3A

1 GP3A

Jumlah dokumen P3A/GP3A

1 dok 1 dok

2 Meningkatnya pengendalian tata ruang

Jumlah dokumen kawasan Perkotaan Perdesaan yang terindentifikasi

1dok 1 dok

Jumlah paket pembangunan antar sektor

1 paket 1 Paket

Jumlah dokumen notulensi 1 dok 1 dok

Jumlah dokumen data pendukung penataan ruang

1 dok 1 dok

Jumlah proposal yang mendukung pengentasan kemiskinan, ekonomi, sosial, dan lingkungan

15 proposal 15 proposal

Jumlah dokumen kajian pengembangan sumber mata air Nepen,Kec.Teras

3 Meningkatnya Prasarana dan Permukiman yang memadai

Jumlah Dokumen Kelayakan Kawasan industri

1 dok 1 dok

Jumlah dokumen capaian kinerja SKPD Bappeda

7 dok 7 dok

Peningkatan kemampuan aparatur perencana Bappeda

1 tahun 1 tahun

Jumlah dokumen draft rancangan RPJMD

1 dok 2 dok

(30)

LkjIP Bappeda Tahun 2015

15

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

Jumlah dokumen Monitoring Evaluasi dan pelaporan

Jumlah dokumen RKA SKPD dengan KUA PPAS

49 SKPD 49 SKPD

Peningkatan koordinasi kegiatan pansimas dan penyusunan dokumen master plan sistem air limbah 4 kecamatan

1 tahun 1 tahun

Jumlah dokumen Buku Indeks Pembangunan Manusia

1 dok 1 dok

Jumlah dokumen Potensi

wilayah Pengembangan daerah Kab. Boyolali

4 dok 4 dok

Jumlah dokumen buku BDA dan KDA Kab. Boyolali tahun 2013

2 dok 2 dok

Jumlah dokumen informasi PDRB Kab. Boyolali

1 dok 1 dok

Jumlah dokumen tentang informasi perubahan harga kebutuhan pokok

1 dok 1 dok

Jumlah dokumentasi yang dipublikasikan Pemerintah Pusat / Provinsi / Kota / Kabupaten lainnya maupun dengan institusi lain seperti Perguruan Tinggi dan LSM

Dilaksanakannya kegiatan FEDEP sesuai tupoksi dan peran FEDEP

1 Tahun, 8 klaster,2 paket

1 tahun, 8 klaster,2 paket

Prosentase sistem perencana di Kab. Boyolali baik internal pendapatan per kapita serta Meningkatnya pertumbuhan sektor industri manufaktur dan perdagangan yang disertai dengan terciptanya lapangan kerja produktif

Jumlah dokumen informasi kegiatan yang meliputi keuangan daerah, perbankan, produksi, perdagangan, perhubungan dan komunikasi

1 dok 1 dok

Dikoordinasikannya database dan informasi untuk keperluan perencanaan pembangunan ekonomi

(31)

LkjIP Bappeda Tahun 2015

16

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

SEBELUM PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

Jumlah desa/kelurahan dalam kegiatan pendampingan

7 Terwujudnya kesejahteraan sosial masyarakat serta Untuk Semua (PUS) pada masing-masing satuan kerja

1 dok 1 dok

Jumlah dokumen kegiatan bidang Sosbud

1 dok, profil anak&1 LP2KD

1 dok, profil anak&1 LP2KD

8 Meningkatnya ketersediaan, hasil guna, dan daya guna sumber daya iptek, serta terwujudnya iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas

Jumlah Inventor yang terpilih 2 Inventor 1 tahun (2 inventor)

9 Menurunnya dan terkendalinya tingkat pencemaran lingkungan hidup

Jumlah dokumen data dan informasi tentang kondisi

Jumlah dokumen kajian kawasan kumuh

(32)

LkjIP Bappeda Tahun 2015

17 1 Program pelayanan atministrasi

perkantoran

: 767.403.000,- 975.227.000,- 2 Program peningkatan sarana

dan prasarana aparatur

: 154.800.000,- 244.800.000,- 3 Program peningkatan

pengembangan sistem

pelaporan capaian kinerja dan keuangan

: 25.842.000,- 21.580.000,-

4 Program pengembangan data/informasi

: 207.497.000,- 258.629.000,- 5 Program Pengembangan

data/informasi/statistik daerah

: 138.552.000,- 138.552.000,- 6 Program pengembangan

perumahan

: 119.270.000,- 104.454.000,- 7 Program perencanaan tata

ruang

: 275.920.000,- 381.657.000,- 8 Program kerja sama

pembangunan

: 150.023.000,- 151.923.000,- 9 Program pengendalian

pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

: 70.385.000,- 0

10 Program penguatan kelembagaan

pengarusutamaan gender dan anak

: 34.537.000,- 34.537.000,-

11 Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah

: 15.730.000,- 19.230.000,-

12 Program rehabilitasi hutan dan lahan

: 82.500.000,- 107.500.000,- 13 Program pengendalian

pemanfaatan ruang

: 57.885.000,- 52.365.000,- 14 Program Peningkatan dan

Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

: 13.750.000,- 16.000.000,-

15 Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota

: 76.880.000,- 75.855.000,-

16 Program perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

: 71.750.000,- 46.990.000,-

17 Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam

: 53.385.000,- 52.227.000,-

18 Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup

: 53.385.000,- 52.227.000,-

19 Program perencanaan pengembangan kota-kota

(33)

LkjIP Bappeda Tahun 2015

18 menengah dan besar

20 Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah

: 56.415.000,- 44.415.000,-

21 Program perencanaan pembangunan daerah

: 590.203.000,- 504.183.000,- 22 Program perencanaan

pembangunan ekonomi

: 82.500.000,- 362.427.000,- 23 Program optimalisasi

pemanfaatan teknologi Informasi

: 70.650.000,- 80.200.000,-

24 Program perencanaan sosial budaya

: 287.648.000,- 322.026.000,- 25 Program pengembangan dan

pengelolaan jaringan irigasi,rawa dan jaringan pengairan lainnya

: 35.000.000,- 24.830.000,-

26 Program pembangunan insfrastruktur pedesaan

: 30.636.000,- 30.636.000,- 27 Program pembangunan daerah

terpadu

: 150.000.000,- 150.000.000,-

Jumlah Total Anggaran : Rp 4.436.070.000,-

Sumber : Dokumen Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2015

Untuk mencapai/ mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut Bappeda Kabupaten Boyolali Tahun 2015 melaksanakan Program dan Kegiatan dengan anggaran Rp. 4.436.070.000,- yang selengkapnya sebagaimana dokumen Perjanjian Kinerja Perubahan Bappeda Kabupaten Boyolali Tahun 2015 (terlampir)

(34)
(35)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

19

Akuntabilitas kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Boyolali adalah perwujudan kewajiban SKPD untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja Bappeda Kabupaten Boyolali tahun 2015 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

Secara umum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Boyolali telah melaksanakan fungsinya sebagai penyusun perencanaan pembangunan di daerah dengan cara partisipatif, transparan dan terpadu.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target dan realisasi. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik atau semakin rendah realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin jelek. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran dan kegiatan.

Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas.

Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator outcome atau minimal output dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan. Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah tahun 2015 dengan realisasinya.

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian (assessment) yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak.

BAB

3

(36)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

20 Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau proses penyusunan kebijakan/ program/ kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan.

Hasil Pengukuran Kinerja yang dapat dilaporkan cenderung lebih dititikberatkan pada sejauh mana program dan kegiatan pembangunan telah membawa manfaat bagi masyarakat, pemerintah maupun stakeholder lainnya, dengan indikator kinerja yang ditetapkan secara mandiri.

Hasil pengukuran kinerja sesuai mekanisme perhitungan pencapaian kinerja yang diperoleh. Melalui pengukuran kinerja atas pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Bappeda Kabupaten Boyolali.

Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian sistematik yang sebagian besar didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator masukan, keluaran dan hasil.

Pengukuran kinerja yang dilakukan mencakup:

1. Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing kelompok indikator kegiatan;

2. Tingkat pencapaian sasaran merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan, sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dimana tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan.

Upaya pengukuran kinerja diakui tidak selalu mudah karena hasil capaian suatu indikator tidak semata-mata merupakan output dari suatu program atau sumber dana, tetapi merupakan akumulasi, korelasi, dan sinergi antara berbagai program. Dengan demikian, keberhasilan pembangunan tidak dapat diklaim sebagai hasil dari suatu sumber dana atau oleh suatu pihak saja.

Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran. Indikator kinerja kegiatan yang dipakai dalam pengukuran ini meliputi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) masing-masing sebagai berikut :

(37)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

21 b. Keluaran (output) adalah segala sesuatu berupa produk/ jasa (fisik dan/atau non

fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan (input) yang digunakan.

c. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/ jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Sebagaimana telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015, Bappeda Kabupaten Boyolali telah melaksanakan berbagai kegiatan strategis. Dari 26 (dua puluh enam) program yang ditetapkan dan dijabarkan menjadi 41 (empat puluh satu) kegiatan pada tahun 2015, sebagaimana hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan (PPK) sebagaimana terlampir mencapai 9 (sembilan) sasaran.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan, digunakan capaian kinerja sebagai berikut :

a) Nilai kinerja sasaran lebih dari 100 % dikategorikan Sangat Baik. b) Nilai kinerja sasaran antara 76 – 100 % dikategorikan Baik. c) Nilai kinerja sasaran antara 56 – 75 % dikategorikan Cukup. d) Nilai kinerja sasaran kurang dari 55 % dikategorikan Kurang.

3.1 Capaian Kinerja Program.

(38)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

22 3.1.1 Sasaran 1 : Terpeliharanya pasokan air untuk pertanian dan semakin

memadainya infrastruktur (fisik dan non fisik) di sektor pertanian.

Kegiatan :

1. Pemberdayaan petani pemakai air 2. Pelaksanaan Wismp 2

INDIKATOR

Sumber : Pengukuran kinerja Bappeda Kab. Boyolali 2015

1) Indikator Kinerja/Outcome : meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola irigasi (Penumbuhan organisasi P3A/GP3A).

a. Keberhasilan capaian Target kinerja terkait Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan jaringan pengairan lainnya adalah :

Target dari indikator kinerja tersebut adalah 1 (satu) unit Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A). Target tersebut dapat dicapai dan realisasinya sebanyak 1 GP3A yaitu GP3A Daerah Irigasi Irobayan. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan penyadaran publik Pengembangan Pengelolaan Sistem Irigasi partisipatif dan pelatihan penyusunan dokumen Profil Sosial Ekonomi Teknis dan Kelembagaan (PSETK). Pada tahun 2015 target penumbuhan GP3A sebanyak 1 GP3A dengan realiasi 100%

(39)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

23 dari anggaran sebesar Rp.24.830.000,- digunakan sebesar Rp.24.389.500,-

c. Target penumbuhan organisasi P3A/ GP3A sebesar 1 GP3A tercapai sebanyak 1 GP3A atau 100%. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

2)Indikator Kinerja/outcome : Penumbuhan organisasi P3A/GP3A dalam

implementasi Pengembangan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP)

a. Keberhasilan capaian Target dari indikator kinerja tersebut adalah 100%, target tersebut dapat dicapai, Dan realisasinya 100%, pencapaiannya dengan cara membentuk Tim Koordinasi yang ditetapkan dengan SK Bupati Boyolali Nomor : 142.2/ 189 Tahun 2015 tanggal 10 April 2015 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Tim koordinasi bertugas melakukan koordinasi dengan instansi/ SKPD terkait, melaksanakan sosialisasi program, pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi serta melaporkan hasilnya kepada Bupati.PPIP tahun 2015 merupakan program pusat yang langsung menunjuk desa sasaran, kegiatan dilaksanakan

langsung oleh masyarakat/kelompok masyarakat dan

dipertanggungjawabkan oleh masyarakat sendiri. Dalam teknis pelaksanaannya, masyarakat didampingi oleh fasilitator yang ditunjuk langsung oleh pusat melalui Kementrian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat. Dibandingkan dengan Tahun 2014,

Pada tahun 2015 tidak ada penetapan desa baru penerima program PPIP, kegiatan yang dilaksanakan merupakan kegiatan lanjutan pada desa sasaran PPIP Tahun 2014 dengan jumlah desa sasaran sebanyak 10 desa, yang tersebar di 5 (lima ) Kecamatan, yaitu: 1) Kec. Musuk terdiri dari desa : Sumur dan Sukorejo, 2) Kec. Nogosari yaitu desa : Keyongan, Kenteng dan Tegalgiri, 3) Kec. Mojosongo yaitu desa Butuh, 4) Kec. Andong yaitu desa : Sempu dan Kedungdowo, 5) Kec. Kemusu yaitu desa : Watugede dan Kedungrejo

b. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar

berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 4,58% dari anggaran sebesar RP.150.000.000,- digunakan sebesar Rp.143.130.468,-.

(40)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

24 sesuai dan menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Untuk mencapai hasil dari program dan kegiatan ini sebagai berikut :

- Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman GP3A dalam PPSIP melalui kegiatan Penyadaran Publik PPSIP;

- Meningkatknya ketrampilan GP3A dalam menyusun dokumen PSETK melalui Pelatihan PSETK;

3.1.2. Sasaran 2 : Meningkatnya pengendalian tata ruang

1. Penyusunan kebijakan tentang penyusunan rencana tata ruang 2. Rapat koordinasi rencana tata ruang

3. Survey dan pemetaan 4. Revisi rencana tata ruang

5. Penyusunan perencanaan pengembaangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

6. Perencanaan dan penyusunan program pembangunan pengendalian sumber daya alam dan lingkungan

7. Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang

(41)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

25

1. Teridentifikasinya Kawasan Perkotaan Perdesaan (Simo-Nogosari-Andong dan Ampel-Karanggede).

a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator pedoman teknis perencanaan tata ruang kawasan meliputi penyediaan Dokumen Penyusunan Kebijakan tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang, yaitu penyusunan Dokumen Identifikasi Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan (Simo-Nogosari-Andong dan Ampel-Karanggede). Dari Buku Pendahuluan dan Buku Akhir dengan melibatkan Tim Teknis dari SKPD terkait, pembahasan setiap tahap penyusunan laporan antara konsultan penyusun dengan tim teknis

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan sebagai bahan masukan dalam merumuskan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Boyolali, yang dilakukan oleh pihak ketiga. Pada tahun 2015 ini, kegiatan identifikasi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan berlokasi di Kecamatan Sawit, Cepogo dan Simo untuk APBD murni sedangkan di APBD Perubahan berlokasi di Kecamatan Klego, Juwangi dan Selo. Kegiatan ini menganalisa setiap wilayah kecamatan berdasarkan kriteria kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kajian akademis. Hasil yang didapat berupa 2 dokumen identifikasi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan (APBD Murni dan APBD Perubahan).

b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan :

- Menggunakan anggaran sebesar Rp. 105.017.000,-digunakan sebesar Rp. 101.190.000,- dengan efisiensi sebesar 3,64%

(42)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

26 indicator ini adalah dengan Membentuk Tim Teknis dari SKPD terkait dan bekerja sama dengan konsultan penyusun.

2. Terwujudnya Keserasian Pembangunan Antar Sektor

a. Keberhasilan capaian indicator kinerja ini adalah mewujudkan keserasian pembangunan antar sektor dilakukan melalui :

Kegiatan pengoptimalan penyelenggaraan penataan ruang dilakukan melalui Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupaten Boyolali yang dibantu oleh Pokja Perencanaan Tata Ruang dan Pokja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain:

- koordinasi antar instansi dalam penyelenggaraan penataan ruang, terutama dalam mengaktifkan kembali Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kab. Boyolali. Dari kegiatan ini dengan efisiensi sebesar 14,7% dari anggaran Rp.145.650.000,- dengan realisasi Rp.124.242.6000,-

c. Target indikator tercapai 100%. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik dengan faktor pendukung sebagai berikut :

- Ketersediaan dana, fasilitas dan peralatan guna mendukung pelaksanaan kegiatan.

- Adanya tim BKPRD yang dibantu oleh pokja perencanaan tata ruang dan pokja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

3. Terpenuhinya Data pendukung penataan Ruang (RDTR) 3 Kecamatan (Boyolali,Ngemplak, dan Ampel)

(43)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

27 Sedangkan di APBD Perubahan Tahun 2015 dilakukan penyusunan peta pola ruang RDTR Kec. Ampel sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya adalah :

Pembentukan tim teknis dengan melibatkan SKPD teknis terkait dan kerjasama dengan konsultan. Dari kegiatan ini dengan efisiensi anggaran sebesar 1,32% dari Anggaran Rp.104.990.000,- digunakan sebesar Rp.103.599.000,-

c. Target indikator tercapai 100%. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Hasil dari program dan kegiatan terkait Perencanaan Tata Ruang adalah terwujudnya keserasian pembangunan antar sector, tersedianya pedoman pemanfaatan dan pengendalian ruang di kabupaten Boyolali secara rinci guna meminimalisir permasalahan penyelenggaraan pemanfaatan ruang dengan faktor pendukung :

- Ketersediaan dana, fasilitas dan peralatan guna mendukung pelaksanaan kegiatan.

- Adanya kerjasama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam penyusunan peta RDTR Kecamatan Ampel

4. Tersusunnya inventarisasi usulan RTRW sebagai masukan proses PK RTRW

a. Keberhasilan capaian target kinerja ini adalah menginventarisasi permasalahan tata ruang di wilayah Kabupaten Boyolali. Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan proses Peninjauan Kembali (PK) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2031. Kegiatan ini dilakukan oleh tim teknis yang meliputi beberapa SKPD. Hasil yang didapat berupa inventaris permasalahan RTRW Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2031.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya adalah

Dari kegiatan ini dengan efisiensi anggaran sebesar 3,85% dari Anggaran Rp.26.000.000,- digunakan sebesar Rp.25.000.000,-

c. Hasil yang didapat berupa inventaris permasalahan RTRW Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2031.dengan faktor pendukung sebagai berikut :

 Ketersediaan dana, fasilitas dan peralatan guna mendukung pelaksanaan kegiatan.

(44)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

28 5. Terlaksananya Koordinasi Infrastruktur terpadu yang mendukung

pengentasan kemiskinan, ekonomi, sosial, dan lingkungan.

a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini adalah mengoptimalkan sinkronisasi dan koordinasi antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten dalam rangka pelaksanaan koordinasi infrastrukur terpadu yang mendukung pengentasan kemiskinan ekonomi, sosial dan lingkungan. Hasil yang didapat berupa koordinasi antar SKPD di wilayah Kabupaten Boyolali, 15 proposal permohonan bantuan kepada pemerintah pusat dan provinsi.

Hasil yang dicapai melebihi target yaitu 160%, pencapaian ini disebakan karena karena sejalan dengan visi dan misi Bupati Boyolali yang terkait dalam perbaikan kulitas sarana parasarana di seluruh wilayah Kabupaten Boyolali. Hasil dari program dan kegiatan terkait Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh adalah tersedianya data mengenai usulan kegiatan sebagai bahan pertimbangan prioritas pembangunan dalam bentuk dokumen perencanaan kegiatan pembangunan, terlaksananya koordinasi infrastruktur terpadu yang mendukung pengentasan kemiskinan, ekonomi, sosial, lingkungan. Adanya usulan-usulan pemindahan kantor kabupaten sebagai usaha meningkatkan koordinasi dan pengoptimalan pelayanan kepada masyarakat.

b. Efesiensi penggunaan sumber daya adalah dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 46.990.000,- digunakan sebesar Rp. 44.117.350,- dengan efesiensi sebesar 6,11%.

c. Target 100% tercapai 160 %

Terlampauinya target 15 proposal menjadi 24 proposal, hal ini karena sejalan dengan visi dan misi Bupati Boyolali yang terkait dalam perbaikan kulitas sarana parasarana di seluruh wilayah Kabupaten Boyolali.

(45)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

29 Adapun alternatif pemecahan masalah yang ditetapkan adalah peningkatan koordinasi antar instansi dan SKPD terkait dalam penyusunan dokumen perencanaan bidang Infrastruktur. Adanya Inventarisasi data yang dibutuhkan dalam penyusunan dokumen perencanaan bidang Infrastruktur dari setiap instansi maupun SKPD terkait.

6. Tersusunnya dokumen kajian pengembangan sumber mata air Nepen Kec.Teras

a. Keberhasilan capaian target indikator ini adalah mengidentifikasi debit sumber mata air Nepen sebagai bahan masukan dalam merumuskan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Boyolali, yang dilakukan oleh pihak ketiga. Pada tahun 2015 ini, mengkaji debit mata air Nepen dan kemudian menganalisa rekomendasi pemanfaatan ruang di kawasan sekitar mata air.

Hasil yang didapat berupa 1 dokumen identifikasi sumber mata air Nepen b. Efisiensi penggunaan sumber daya adalah 2% dengan menggunakan

anggaran sebesar Rp.52.227.000,- dan digunakan sebesar 51.182.000,- c. Target dapat tercapai 100% dengan faktor pendukung sebagai berikut :

- Ketersediaan dana, fasilitas dan peralatan guna mendukung pelaksanaan kegiatan.

- Adanya tim teknis yang menjadi rekan kerja dari pihak ketiga dalam penyusunan studi ini.

7. Tersusunnya dokumen kajian pembangunan jalan tol

a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini mengidentifikasi cakupan jalan tol terhadap pemanfaatan lahan sebagai bahan masukan dalam merumuskan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Boyolali, yang dilakukan oleh pihak ketiga. Pada tahun 2015 ini, kegiatan ini meliputi ruas jalan tol Semarang-Solo, Solo Mantingan dan inlet outlet. Kegiatan ini menganalisa pengaruh jalan tol terhadap pemanfaatan ruang di sekitar jalan tol dan inlet outlet. Hasil yang didapat berupa 1 dokumen identifikasi cakupan jalan tol terhadap pemanfaatan lahan.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya adalah 4,52% dengan menggunakan anggaran Rp.52.365.000,- dan digunakan sebesar Rp.50.000.000,-

(46)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

30

- Ketersediaan dana, fasilitas dan peralatan guna mendukung pelaksanaan kegiatan.

- Adanya tim teknis yang menjadi rekan kerja dari pihak ketiga dalam penyusunan studi ini.

3.1.3 Sasaran 3 : Meningkatnya Prasarana dan Permukiman yang memadai. Kegiatan : Penataan lingkungan penduduk pedesaan

INDIKATOR

Terkoordinasinya pelaksanaan kegiatan Program Pengembangan Insfrastruktur Pedesaan (PPIP).

a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini adalah koordinasi dan fasilitasi dengan SKPD terkait dan desa lokasi dalam pelaksanaan program PPIP tahun 2015. Cara mencapainya adalah dengan cara membentuk Tim Koordinasi yang ditetapkan dengan SK Bupati Boyolali Nomor : 142.2/ 189 Tahun 2015 tanggal 10 April 2015 tentang pembentukan : Tim Koordinasi Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Tim koordinasi bertugas melakukan koordinasi dengan instansi terkait, melaksanakan sosialisasi program, pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi serta melaporkan hasilnya kepada Bupati.

(47)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

31 Andong yaitu desa : Sempu dan Kedungdowo, 5) Kec. Kemusu yaitu desa : Watugede dan Kedungrejo

b. Efisiensi penggunaan sumber daya adalah 56% dengan menggunakan anggaran Rp.30.636.000,- dan digunakan sebesar Rp.13.481.000,-

c. Target dapat tercapai 100% dengan faktor pendukung

- Tersedianya dana, fasilitas dan peralatan pendukung kegiatan.

- Koordinasi yang baik antara semua komponen yang terlibat.

3.1.4. Sasaran 4 yaitu : Terbangunnya database dan informasi untuk keperluan perencanaan pembangunan

Kegiatan :

1. Penyusunan dan pengumpulan data /informasi kebutuhan penyusunan dokumen perencanaan

2. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 3. Peningkatan kemampuan teknis aparat perencana

4. Penyusunan rancangan RPJMD 5. Penyusunan rancangan RKPD 6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan 7. Pembahasan KUA dan PPAS

8. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD

9. Koordinasi perencanaan air minum drainasi dan sanitasi perkotaan

10. Pengumpulan updating dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan (IPM)

11. Penyusunan dan analisis data/informasi perencanaan pembangunan ekonomi(NTP)

12. Penyusunan profil daerah

13. Penyusunan masterplan pembangunan ekonomi daerah

14. Pengolahan updating dan analisis data dan statistik daerah (BDA KDA) 15. Penyusunan dan pengumpulan data PDRB

16. Pengolahan updating dan analisis data PBRB

17. Penduplikasian dokumen/arsip daerah dalam bentuk informatika

(48)
(49)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

33

Sumber : Pengukuran kinerja Bappeda Kab. Boyolali 2015

1. Tersusunnya dokumen kelayakan kawasan industri

a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini adalah bekerja sama dengan pihak ketiga dan membentuk tim teknis dengan SKPD terkait. Pada tahun 2015 ini, kegiatan studi kelayakan kawasan industri berlokasi di Kecamatan Klego dan Andong. Kegiatan ini menganalisa kriteria kawasan industri di Kecamatan Klego dan Andong.

Hasil yang didapat berupa 1 dokumen studi kelayakan kawasan industri di Kecamatan Andong dan Klego.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya adalah 1,85% dengan menggunakan anggaran Rp.105.017.000,- dan digunakan sebesar Rp.103.076.000.-

c. Target dapat tercapai 100% dengan faktor pendukung sebagai berikut:

- Ketersediaan dana, fasilitas dan peralatan guna mendukung pelaksanaan kegiatan.

- Adanya tim teknis yang menjadi rekan kerja dari pihak ketiga dalam penyusunan studi ini.

2. Tersusunnya dokumen terukurnya kinerja SKPD Bappeda

(50)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

34 bulanan, dan tri bulanan evaluasi RKPD laporan tribulanan pengukuran kinerja Penyusunan LKjIP, LKPj dan LPPD dan,Penyusunan RKA dan DPA Perubahan tahun anggaran 2015 dan RKA tahun anggaran 2016, Penyusunan Lap. Evaluasi RPJMD tahun 2015, Penyusunan RKA Perubahan 2015 dengan hasil :

- Laporan rutin bulanan Belanja Langsung, laporan tri bulanan evaluasi RKPD

- Buku Laporan LKjIP, LKPj dan LPPD 2015

- Buku DPA dan DPA Perubahan tahun anggaran 2015

- Evaluasi RPJMD tahun 2015

b. Efisiensi penggunaan sumber daya adalah 9,01% dengan menggunakan anggaran Rp.21.580.000,- dan digunakan sebesar Rp.19.636.000.-

c. Target dapat tercapai 100% dengan cara :

- Koordinasi dan kerjasama dari semua bidang sebagai pelaksana kegiatan dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyusun pelaporan, baik rutin bulanan, tribulan maupun laporan akhir tahun, serta laporan-laporan yang bersifat mendesak

3. Peningkatan kemampuan aparatur perencana.

a. Keberhasilan capaian target kinerja kegiatan ini adalah terlaksananya Pengiriman Personel dalam peningkatan kemampuan teknis aparatur perencanaan Bappeda Kabupaten Boyolali berupa Study Orientasi peningkatan Kapasitas Teknis aparatur perencana Bappeda Kab.Boyolali dengan tujuan ke Bappeda Kabupaten Bantaeng, Makasar, Sulawesi Selatan, dengan jumlah personel 10 orang, dengan perencanaan kegiatan pembuatan KAK (Kerangka Acuan Kegiatan) dan Permohonan Izin Bupati, dan Menambah wawasan dan kemampuan teknis aparat perencanaan Bappeda Kabupaten Boyolali.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya adalah 0,31% dengan menggunakan anggaran Rp.44.415.000,- dan digunakan sebesar Rp.44.279.000.-

c. Target dapat tercapai 100% dengan faktor pendukung sebagai berikut : - Koordinasi dan kerjasama dari bidang sebagai pelaksana kegiatan dalam

(51)

LKjIP BAPPEDA TAHUN 2015

35 4. Tersusunnya dokumen draf rancangan RPJMD

a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini adalah dilaksanakan dengan kegiatan “Penyusunan rancangan RPJMD ” dengan indikator output

“Tersusunnya dokumen teknokratik RPJMD Kabupaten Boyolali tahun

2016-2021” dan Naskah Akademik Ranperda RPJMD Kabupaten Boyolali Tahun

2016-2021 capaian kinerjanya 40%. diwujudkan melalui pembentukkan Tim penyusun dokumen teknokratik RPJMD, Tim Assistensi NA Ranperda RPJMD Capacity Building, rapat koordinasi, desk maupun konsultasi dengan tenaga pendamping dan pihak ketiga. Hasil dari kegiatan ini adalah Dokumen Teknokraik RPJMD Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 dan NA Ranperda RPJMD

b. Efisiensi penggunaan sumber daya adalah 15,6% dengan menggunakan anggaran Rp.148.705.000,- dan digunakan sebesar Rp.125.508.750.-

c. Target dapat tercapai 100% dengan faktor pendukung Sarpras perkantoran, dan anggaran yang mencukupi/ terpenuhi.

5. Tersusunnya dokumen RKPD terpadu

a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini adalah dilaksanakan dengan kegiatan “Penyusunan rancangan RKPD” dengan indikator output

“Tersusunnya dokumen RKPD tahun 2016 dan Perubahan RKPD Tahun

2015” capaian kinerjanya 100%, diwujudkan melalui pembentukkan Tim

penyusun dokumen RKPD yang terdiri dari Bupati, Wakil Bupati, Sekda , para Assisten Sekda, unsur DPPKAD, unsur Bappeda dan seluruh Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan atau personil yang membidangi perencanaaan di masing-masing SKPD se Kabupaten Boyolali dengan melakukan koordinasi maupun menyelenggarakan rapat koordinasi, monitoring ke SKPD Kecamatan, guna menginvetarisir program-kegiatan SKPD, maupun program dan kegiatan dengan mekanisme sebagai berikut:

- Membuat surat edaran ke SKPD se Kab. Boyolali untuk menyampaikan usulan program dan kegiatannya tahun 2014 beserta plafon anggrannya dengan aplikasi SIPPD;

Gambar

Tabel
Tabel
Tabel : 1.1
Tabel 2.1 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
+3

Referensi

Dokumen terkait

Peristiwa pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah cahaya dan pada prisma akan mengalami dispersi cahaya, karena n bervariasi dengan

Sehingga dari urian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi lebih kecil dan

Volume Perdagangan tidak berpengaruh positif terhadap Kinerja Pasar Hasil pengujian menjelaskan bahwa nilai koefisien yang diperoleh memiliki nilai positif sebesar 0,027 dengan

Program ini dilakukan dalam kurun waktu empat bulan dimana satu bulan pertama akan digunakan untuk tahap perizinan sekaligus memberikan penjelasan mengenai

Pengaruh lingkungan kerja dan semangat kerja akan berdampak pada kinerja pegawai dimana kedua variabel tersebut saling berpengaruh dimana kinerja pegaw Kinerja

Abstract: The research, “ Tunjuk Ajar Melayu dalam Pantun Adat Perkawinan Melayu di Kelurahan Daik, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.”, was background by the existence of

Mulai menggeliatnya kembali industri kerajinan lurik dan payung setelah beberapa masa terpuruk, menarik perhatian penata tari untuk menciptakan tarian tentang lurik

%eara etimologis khabar berasal dari kata 6khabar, yang berarti 2berita’.Adapun seara terminologis, para ulama adits tidak sepakat dalam menyikapi