• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh RPP Literasi Sains

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Contoh RPP Literasi Sains"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Fisika SMA Kelas XI Semester 2

Pembimbing:

Prof. Dr. Madlazim, M.Si.

Dr. Wasis, M.Si.

Oleh:

Titin Sunarti

NIM: 127966009

Universitas Negeri Surabaya

Program Pasca Sarjana Unesa

Program Studi S3 Pendidikan Sains

2017

(2)

Pengembangan literasi merupakan salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan pendidikan fisika di berbagai belahan dunia. Literasi sains sangat diperlukan masyarakat modern untuk menghadapi berbagai permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menunjang pembangunan berkelanjutan. Perangkat RPP ini dikembangkan sebagai pendukung Model Scientific Literacy Based Learning (SLBL) untuk menumbuhkan sikap mahasiswa calon guru terhadap sains, mengkonstruksi literasi sains, dan merencanakan pembelajaran literasi sains. Contoh Perangkat RPP SMA yang dikembangkan terdiri atas Silabus 1: Sifat Cahaya, RPP 1: Sifat Cahaya, Buku Ajar Siswa 1: Sifat-Sifat Cahaya, LKS 1: Fenomena Pelangi, LP 1: Angket Sikap terhadap Sains, dan LP 2: Literasi Sains.

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan contoh perangkat ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Prof. Dr. Madlazim, M,Si. selaku Promotor dan Dr. Wasis, M.Si. selaku Ko-Promotor. Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd., Dr. ZA Imam Supardi, M.Si., Dr. Erman, M.Pd. Selaku validator model. Prof. Dr. Mundilarto, M.Pd., Dra. Sri Mulyaningsih, M.S., Suyidno, M.Pd., Binar Kurnia Prahani, M.Pd. serta berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian perangkat ini. Perangkat ini diharapkan dapat membantu dosen dalam menyiapkan calon guru fisika sebagai pembelajar profesional dan mandiri, memiliki daya saing, dan mampu beradaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir. Penulis sangat berharap adanya saran dan kritik dari pembaca demi penyempurnaan contoh perangkat pembelajaran ini di masa mendatang.

Surabaya, Februari 2017 Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KAVER ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

Silabus Mata Pelajaran: Fisika... 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 3

Buku Ajar Siswa: Sifat-Sifat Cahaya ... 6

LKS 1: Fenomena Pelangi... 19

Kunci LKS 1: Fenomena Pelangi ... 24

Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian Literasi Sains... 31

LP 1: Angket Sikap terhadap Sains ... 32

LP 2: Literasi Sains... 34

Kunci LP 2: Literasi Sains ... 37

(4)

Silabus Mata Pelajaran: Fisika

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : XI/2 Kompetensi Inti :

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Aloka si Wakt u Sumber Belajar Tekni k Bentuk Instrum en Instrum en 2.1 Sikap terhadap sains* Sifat-sifat Cahaya Pemantulan Cahaya Pembiasan Menunjukkan sikap terhadap sains selama proses pembelajaran 2.1.1 Motivasi dalam sains 2.1.2 Keyakinan belajar sains 2.1.3 Dukungan dalam penyelidikan Peng a mata n Penga matan LP 1 2 x 40 Menit  BAM: Sifat-Sifat Cahaya  LKM 1 dan Kunci LKM 1: 1

(5)

3.1Menggunak an pengetahua n cahaya untuk menjelaskan fenomena Cahaya Dispersi Prisma . Mendiskusikan konsep-konsep dalam isu-isu sains Diskusi membuat beberapa rumusan masalah untuk eksplorasi. ilmiah, 2.1.4 Tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan. 3.1.1 Menjelaskan peristiwa pemantulan pada jalan kering dan basah di malam hari. 3.1.2 Menentukan sudut dispersi sinar matahari yang mengenai butir air hujan

Tes Tes Esai Esai LP 2 Butir 1 Butir 2 Fenomena Pelangi  Media PhET  Kit Optik  LP 1: Angket Sikap terhadap Sains  LP 2: Literasi Sains Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Aloka si Wakt u Sumber Belajar Tekni k Bentuk Instrum en Instrum en 3.2Mengevalua si dan Melakukan eksperimen dan membaca berbagai referensi, dan menarik kesimpulan. Mendiskusikan 3.1.3 Menjelaskan mengapa penyelam menggu-nakan kaca mata selam dapat melihat lebih jelas daripada mata Tes Tes Esai Esai Butir 3 Butir 4 2 Catatan *: KD sikap terhadap sains sesuai dengan KI 1 dan KI 2

(6)

meren-canakan penyelidikan ilmiah 4.1Menafsirkan data dan bukti ilmiah fenomena ilmiah yang lain, produk teknologi, maupun pemecahan masalah. Mendiskusikan hasil kinerja kelompok di depan kelas. telanjang. 3.2.1 Membedakan pertanyaan ilmiah dan tidak ilmiah berdasar-kan informasi pelangi. 3.2.2 Menjelaskan cara mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan ilmiah. 3.2.3 Menggunakan pengetahuan ilmiah dalam pengambilan keputusan kepada masyarakat. 4.1.1 Mentransformasi

data dari satu representasi ke representasi lain. 4.1.2 Menganalisis dan menarik kesimpulan dengan tepat. Tes Tes Tes Tes Esai Esai Esai Esai Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Daftar Pustaka 3

(7)

Jurusan Fisika. (2013). Kurikulum Prodi Pendidikan Fisika tahun 2013, berbasis KKNI. Surabaya: Tim Prodi Pendidikan Fisika.

Serway, R.A & Jewett, J.W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics, ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc. Thomson, S., Hillman, K. & Bortoli, L.D. (2013). Programme for International Student Assessment, A teacher’s guide to PISAscientific

literacy. Victoris: Acer Press.

(8)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Satuan Pendidikan : SMA Sains Mulia Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XII/1

Materi Pokok : Sifat-sifat Cahaya

Pertemuan : 1

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Kompetensi Inti

KI 1

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI

2

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 2.1 Sikap terhadap sains*

2.1.1 Motivasi dalam sains 2.1.2 Keyakinan belajar sains

2.1.3 Dukungan dalam penyelidikan ilmiah,

2.1.4 Tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan. 3.1 Menggunaka n pengetahuan cahaya untuk menjelaskan fenomena

3.1.1 Menjelaskan peristiwa pemantulan pada jalan kering dan basah di malam hari.

3.1.2 Menentukan sudut dispersi sinar matahari yang mengenai butir air hujan

3.1.3 Menjelaskan mengapa penyelam

menggunakan kaca mata selam dapat melihat lebih jelas daripada mata telanjang.

(9)

3.2 Mengevaluas i dan meren-canakan penyelidikan ilmiah

3.2.1 Membedakan pertanyaan ilmiah dan tidak ilmiah berdasarkan informasi pelangi.

3.2.2 Menjelaskan cara mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan ilmiah.

3.2.3 Menggunakan pengetahuan ilmiah dalam pengambilan keputusan kepada masyarakat. 4.1Menggunaka n metode ilmiah dalam pemecahan masalah cahaya

4.1.1 Mentransformasi data dari satu representasi ke representasi lain.

4.1.2 Menganalisis dan menarik kesimpulan dengan tepat.

Catatan: *: KD 2.1 sesuai dengan KI 1 dan KI 2

C. Tujuan Pembelajaran 1. Sikap terhadap Sains

2.1.1 Terlibat dalam KBM, siswa menunjukkan sikap terhadap sains meliputi motivasi dalam sains, keyakinan dalam belajar sains, dukungan dalam penyelidikan ilmiah, dan tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan.

2. Literasi Sains

3.1.1 Diberikan fenomena pemantulan, siswa dapat menjelaskan peristiwa pemantulan yang dirasakan sopir pada jalan kering dan basah di malam hari.

3.1.2 Diberikan fenomena pelangi, siswa dapat menentukan sudut dispersi sinar matahari yang mengenai butir air hujan.

3.1.3 Diberikan informasi kaca mata selam, siswa dapat menjelaskan mengapa penyelam menggunakan kaca mata selam dapat melihat lebih jelas daripada mata telanjang.

3.2.1 Diberikan informasi pelangi, siswa dapat menyebutkan pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan tidak ilmiah.

3.2.2 Diberikan informasi pelangi, siswa dapat menjelaskan cara mengeksplorasi pertanyaan ilmiah.

3.2.3 Diberikan informasi pelangi, siswa dapat menggunakan pengetahuan ilmiah dalam pengambilan keputusan kepada masyarakat.

4.1.1 Diberikan data hasil eksperimen, siswa dapat mentransformasi data dari satu representasi ke representasi lain dengan benar. 4.1.2 Diberikan data hasil eksperimen, siswa dapat menganalisis dan

menarik kesimpulan dengan tepat. D. Materi Pembelajaran  Pemantulan Cahaya  Pembiasan Cahaya  Dispersi Prisma E. Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Model Scientific literacy Based Learning Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, eksperimen, serta penugasan.

F. Media, Alat dan Bahan Penunjang 4

(10)

Media : PhET

Alat dan Bahan : Kaca prisma, kotak cahaya, dan layar G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Penilaian Pengama t 1 2 3 4 Pendahuluan (± 10 Menit)

1. Memotivasi siswa dengan menyajikan isu-isu sains

berupa fenomena pelangi sebagai berikut:

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran literasi sains, mengingatkan pentingnya motivasi, keyakinan belajar sains, dukungan penyelidikan ilmiah, dan tanggung jawab terhadap sumber

daya dan lingkungan untuk

menguasai literasi sains. 3. Membantu siswa memahami logistik yang diperlukan

kemudian membagikan LKS 1: Fenomena Pelangi kepada setiap kelompok.

Kegiatan

Penilaian Pengama

t 1 2 3 4 Kegiatan Inti (± 60 Menit)

1. Identifikasi: Membimbing siswa mengidentifikasi konsep-konsep sains dalam Fenomena Pelangi di LKS

1, meyakinkan bahwa mereka mampu menuliskan

beberapa rumusan masalah sains, kemudian

mememilih salah satu rumusan masalah yang akan dieksplorasi.

2. Eksplorasi: Memberikan dukungan untuk terlibat aktif

dalam merancang sebuah eksperimen (merumuskan hipotesis, identifikasi variabel, membuat definisi operasional variabel, merancang tabel pengamatan, dan merancang prosedur eksperimen) mengacu pada LKS 1, melaksanakan eksperimen dan membaca beberapa referensi terutama BAS 1 untuk

mendapatkan informasi yang diperlukan.

3. Eksplanasi: Menumbuhkembangkan keyakinan siswa untuk menyelesaikan masalah dengan merumuskan kesimpulan berdasarkan data hasil eksperimen dan referensi yang digunakan.

4. Aplikasi: Memantapkan keyakinan siswa untuk 5

(11)

menerapkan konsep-konsep yang ditemukan pada fenomena ilmiah yang lain, produk teknologi, maupun pemecahan masalah.

5. Refleksi: Membimbing siswa mendiskusikan hasil kinerja kelompok di depan kelas.

Penutup (± 10 Menit)

1. Melakukan evaluasi hasil literasi sains dengan meminta mengisi angket sikap terhadap sains dan mengerjakan LP 2: Literasi Sains (apabila waktu tidak mencukupi dapat dikerjakan di rumah.

2. Mengingatkan tanggung jawab siswa untuk

menyelesaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

H. Sumber Pembelajaran

1. Buku Ajar Siswa 1: Pantulan dan Pembiasan Cahaya. 2. Buku Penunjang Lainnya.

3. LKS 1 dan Kunci LKS 1: Fenomena Pelangi. 4. LP 1: Angket Sikap terhadap Sains.

5. LP 2: Literasi Sains.

Daftar Pustaka

Jurusan Fisika. (2013). Kurikulum Prodi Pendidikan Fisika tahun 2013,

berbasis KKNI. Surabaya: Tim Prodi Pendidikan Fisika.

Serway, R. A. & Jewett, J.W. (2014). Physics, for scientists and enginer with

modern physics, ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.

Thomson, S., Hillman, K. & Bortoli, L. D. (2013). Programme for

International Student Assessment, A teacher’s guide to PISAscientific literacy. Victoris: Acer Press.

6

Titin Sunarti

(12)

DAFTAR ISI

KAVER ... 6

DAFTAR ISI ... 7

AYO MENGKONSTRUKSI LITERASI SAINS ... 8

A. Pemantulan dan Pembiasan ... 9

B. Dispersi Prisma ... 14 RINGKASAN ... 17 DAFTAR PUSTAKA ... 18 7

Reviu Materi

MEMULAI AKTIVITAS A. Pemantulan dan Pembiasan Cahaya B. Dispersi Prisma C. Pemantulan Internal Total

Sang Bianglala

Pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang

menghasilkan spektrum cahaya yang hampir bersambung di langit apabila

matahari bersinar setelah terjadinya hujan. Proses terbentuknya pelangi

berlangsung ketika seberkas cahaya matahari mengenai titik-titik air yang

besar, maka sinar itu dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Pada

saat sinar memasuki titik air, sebagian sinar akan dipantulkan oleh bagian

belakang permukaan air, kemudian mengenai permukaan depan, dan

akhirnya dibiaskan oleh permukaan depan. Dengan demikian sinar ini pun

diuraikan menjadi spektrum cahaya matahari. Pelangi merupakan contoh

peristiwa dispersi pada kehidupan sehari-hari.

(13)

AYO MENGKONSTRUKSI LITERASI SAINS

Bacalah dengan seksama fenomena pelangi di bawah ini!

8

FENOMENA PELANGI GEGERKAN WARGA

Published on Jul 15 2014 // Jawa Timur, Tapal Kuda

PROBOLINGGO – Munculnya pelangi di langit angkasa pada Senin (14/7) sekitar pukul 07.00 membuat

sebagian warga Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Probolinggo geger. Pasalnya, pelangi itu muncul secara tiba-tiba. Warna pelangi terlihat indah bersamaan terbitnya matahari. Munculnya pelangi memberikan banyak beragam tafsir dari masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang mempunyai kesimpulan, jika munculnya pelangi tersebut mengandung makna yang penuh dengan arti tentang kehidupan. “Pelangi itu memang fenomena alam. Tapi sesungguhnya juga mempunyai makna dan arti,” terang Yusuf Riadi saat dimintai komentarnya. Munculnya fenomena pelangi tersebut bisa ada kaitannya dengan pilpres. Apalagi situasi pilpres kali ini saling mengklaim sama-sama menang dengan merujuk metode hitung cepat (quick count).“Makanya masyarakat itu harus hat-hati menyikapi kondisi politik sekarang,” ungkapnya. Sementara itu, ada sebagian masyarakat yang menilai jika munculnya pelangi itu sebagai fenomena alam yang sudah biasa terjadi. Sundari, seorang warga setempat mengungkapkan bahwa pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya matahari setelah terjadi hujan. Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari yang merupakan cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna dengan panjang gelombang berbeda-beda) mengalami pembiasan oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air akan mengalami pembiasan, seperti ketika sinar cahaya dengan sudut datang tertentu melewati kaca prisma akan dibiaskan dengan sudut bias tertentu, begitu juga ketika sinar cahaya dari prisma kembali ke udara akan dibiaskan lagi dengan sudut bias tertentu menurut persamaan pembiasan:

n

1

sin

1

=

n

2

sin

2 dan

1

2

=

v

1

v

2

=

n

2

n

1 =

n

21

Sudut yang dibentuk oleh sinar keluar prisma dengan sinar yang masuk ke prisma disebut sudut deviasi. Jadi ketika cahaya matahari mengenai butir-butir air (menyerupai kaca prisma) akan mengalami pembiasan dua kali sehingga membentuk warna pelangi. Warna pelangi tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di

(14)

Pemantulan dan Pembiasan

Proses pemantulan dan pembiasan dapat terjadi ketika cahaya melewati bidang batas dari dua medium yang berbeda. Dalam peristiwa pemantulan, bagian dari cahaya yang mengenai medium kedua memantul kembali ke medium pertama. Dalam peristiwa pembiasan, cahaya ketika melewati medium kedua mengalami pembelokan dengan sudut tertentu terhadap garis normal. Seringkali, kedua peristiwa tersebut terjadi pada saat bersamaan, sebagian dari cahaya ada yang dipantulkan dan dibiaskan. Gambar 1.1, sinar cahaya adalah garis imajiner yang ditarik sepanjang arah perjalanan dari sinar. Misalnya, seberkas sinar matahari yang melewati ruang gelap menelusuri keluar jalur sinar cahaya. Anda juga akan memanfaatkan konsep muka gelombang cahaya. Sebuah muka gelombang melewati titik-titik dari gelombang yang memiliki fase dan amplitudo yang sama. Misalnya, muka gelombang pada Gambar 1.1 melewati permukaan puncak-puncak gelombang.

9

Identifikasi

Setelah membaca Koran “Fenomena Pelangi Gegerkan Warga”, identifikasilah konsep-konsep sains dalam fenomena tersebut kemudian tuliskan beberapa rumusan masalah yang mungkin untuk diselidiki.

Eksplorasi

1. Rencanakan sebuah eksperimen (merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel, merancang tabel data pengamatan, dan prosedur eksperimen).

2. Laksanakan penyelidikan seperti yang Anda rencanakan, kemudian catatlah data hasil pengamatan pada tabel data yang telah Anda buat.

3. Kajian berbagai referensi untuk mendapatkan informasi pendukung yang diperlukan.

Eksplanasi: Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil eksperimen atau referensi yang digunakan.

Aplikasi: Gunakan konsep-konsep yang sudah ditemukan untuk menjelaskan fenomena ilmiah yang lain, produk teknologi, maupun pemecahan masalah.

Refleksi: Lakukan diskusi hasil kinerja kelompok di depan kelas.

 Menjelaskan fenomena pemantulan dan pembiasan dalam keseharian.  Menerapkan metode ilmiah dalam menyelidiki fenomena pemantulan dalam keseharian.  Menjelaskan pengaruh sudut datang sinar cahaya yang melewati medium berbeda.  Pemantulan  Pembiasan Gambar 1.1 Sebuah bidang gelombang bergerak ke kanan. Perhatikan bahwa sesuai arah gerak gelombang, sinar cahaya adalah garis tegak lurus dengan muka gelombang (Jewett & Serway, 2008, p. 981).

Gambar 1.2.

Representasi skematik dari (a) pemantulan spekular, di mana semua sinar dipantulkan sejajar satu sama lain, dan (b)

(15)

Sinar cahaya, sesuai dengan arah gerak gelombang, garis lurus saling tegak lurus dengan muka gelombang. Ketika perjalanan sinar cahaya dalam arah paralel, muka gelombang adalah bidang tegak lurus terhadap sinar.

1. Pemantulan Cahaya

Ketika sinar cahaya melalui medium transparan mengenai medium kedua, akan dipantulkan kembali ke dalam medium pertama. Gambar 1.2a menunjukkan beberapa sinar cahaya yang mengenai permukaan halus seperti cermin akan dipantulkan sejajar satu sama lain. Pantulan cahaya dari suatu permukaan halus disebut pemantulan spekular.

Jika permukaan kasar seperti Gambar 2b akan memantulkan sinar dalam berbagai arah. Pemantulan dari permukaan kasar dikenal sebagai refleksi difus.

Permukaan pada Gambar 2a berperilaku sebagai permukaan halus selama variasinya kecil dibandingkan panjang gelombang cahaya datang. Gambar 2c dan 2d adalah foto masing-masing dari pemantulan spekular dan

pemantulan difus sinar laser.

Pertimbangkan perjalanan sinar cahaya dari udara dan datang membentuk beberapa sudut pada bidang datar (permukaan halus), seperti pada Gambar 1.3. Sinar datang dan sinar pantul membuat sudut

θ

1 dan

θ

1

terhadap garis normal (garis tegak lurus ke permukaan pada titik di mana sinar datang mengenai permukaan). Percobaan

(16)

menunjukkan bahwa sudut pantul sama dengan sudut datang:

θ

1

’=θ

1 (1.2) Fenomena Ilmiah 1.1

Pemantulan pada Jalan Kering dan Basah di Malam Hari Seorang sopir dapat mempertimbangkan dua jenis pemantulan ketika mengamati permukaan jalan saat mengemudi di malam hari (Gambar 1.4). Ketika jalan kering, cahaya dari kendaraan melaju tersebar dari jalan di arah yang berbeda (pemantulan difus) dan jalan terlihat jelas. Namun, ketika jalan basah maka permukaan jalan yang dipenuhi air menjadi halus, cahaya mengalami pemantulan spekular. Ini berarti cahaya dipantulkan lurus ke depan dan pengemudi hanya melihat apa yang langsung di depannya. Cahaya dari samping tidak pernah mencapai matanya.

Produk Teknologi 1.1 Efek Mata Merah dalam Fotografi Anda mungkin telah memperhatikan yang terjadi secara umum pada foto-foto individu, seperti pada Gambar 1.5. Mata mereka tampak bersinar merah. Hal ini terjadi ketika menggunakan sebuah perangkat flash disk fotografi dengan lampu kilat dekat lensa kamera. Cahaya dari lampu kilat memasuki mata dan dipantulkan kembali sepanjang jalan aslinya dari retina. Jenis refleksi kembali sepanjang arah asli disebut retroreflection. Jika bagian flash dan lensa sama-sama dekatnya, cahaya yang dipantulkan kembali bisa masuk lensa. Sebagian besar cahaya yang dipantulkan dari retina berwarna merah, sehingga pembuluh darah di belakang mata memberikan efek mata merah dalam foto.

3. Pembiasan Cahaya

Ketika sinar cahaya melewati medium transparan bertemu batas yang mengarah ke medium transparan lain pada Gambar 1.6a, sebagian dari sinar dipantulkan dan ada bagian yang memasuki medium kedua. Sinar yang masuk ke medium kedua mengalami pembelokan pada batas medium dikatakan dibiaskan. Sinar datang, sinar pantul, sinar bias, dan garis normal pada semua titik kejadian terletak pada bidang yang sama.

Sudut bias

θ

2 di Gambar 1.6a, tergantung pada sifat dari dua 11 Gambar 1.3 Menurut hukum

pemantulan,

θ

1

’=θ

1 (Jewett & Serway, 2008, p. 982).

Gambar 1.4 Peristiwa pemantulan pada malam hari, (a) melewati jalan basah, (b) melewati jalan kering (Serway & Faughn, 2002, p. 729).

.

Gambar 1.7. (a) Ketika sinar bergerak dari udara ke dalam kaca, arahnya dibelokkan mendekati garis normal, (b) Bila sinar bergerak dari kaca ke udara, arahnya dibelokkan menjauhi garis normal (Jewett & Serway, 2008, p. 987).

(a )

(17)

medium dan sudut datang, melalui hubungan:

sinθ

2

sinθ

1

=

v

2

v

1

=

konstan

(1.3) (3)

v

1 adalah cepat rambat cahaya dalam medium 1 dan

v

2 adalah cepat rambat cahaya dalam medium 2. Percobaan menunjukkan bahwa perjalanan pembiasan sinar cahaya melalui permukaan adalah reversibel. Misalnya, perjalanan sinar cahaya dari titik A ke titik B pada Gambar 1.6. Jika sinar

berasal dari B, sinar akan mengikuti jalan yang sama untuk mencapai titik A, tetapi sinar pantul berada dalam kaca.

Ketika sinar cahaya bergerak dari bahan dengan cepat rambat cahaya tinggi menuju bahan dengan cepat rambat cahaya lebih rendah, sudut pembiasan

θ

2

kurang dari sudut datang.

Sinar dibiaskan membelok mendekati arah garis normal, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.7a. Jika sinar cahaya bergerak dari bahan dengan cepat rambat cahaya rendah menuju bahan yang cepat rambat cahayanya lebih tinggi,

θ

2 lebih dari

θ

1

,

sehingga sinar membelok menjauhi arah garis normal, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.7b.

Ketika cahaya melewati satu medium transparan ke medium yang lain akan mengalami pembiasan karena cepat rambat cahaya dalam kedua medium tersebut berbeda. Indeks bias n

suatu medium didefinisikan sebagai

perbadingan c /v

n=

cepat rambat cahaya dalam ruangvakum

cepat rambat cahaya dalam sebuah bahan

=

c

v

(1.4) Jadi, indeks bias adalah angka berdimensi yang

lebih besar dari atau sama dengan satu, 12

(b )

Gambar 1.6 (a) Sinar datang miring pada antarmuka udara-kaca. Sinar bias dibelokkan ke arah normal

karena

v

2

<

v

1 , (b) Cahaya datang pada balok kaca membelok ketika memasuki balok dan ketika

meninggalkan balok (Jewett & Serway,

(a )

(b )

(18)

karena v selalu kurang dari c , dan n adalah sama dengan satu untuk vakum.

Tabel 1.1 Daftar Indeks Bias Berbagai Bahan

Substansi Indeks

bias

Substansi Indeks bias

Padat pada 20C Zat pada 20C

Intan (C) 2,419 Benzena 1,501

Fluorit (Ca F2) 1,434 Karbon disulfida 1,628 Kuarsa lebur (SiO2) 1,458 Karbon

tetraklorida

1,461

Galium fosfit 3,500 Etil alkohol 1,361

Kaca, untuk lensa 1,520 Gliserin 1,473

Kaca, polos 1,660 Air 1,333

Es (H2O) 1,309 Zat pada 0C, 1 atm

Polistirena 1,490 Udara 1,000293

Natrium klorida (NaCl) 1,544 Karbon dioksida 1,000450 (Jewett & Serway, 2008, p. 987) Kecepatan cahaya antar medium bervariasi disebabkan kelambatan waktu selama penyerapan dan pengurangan cahaya karena perjalanan cahaya dari atom ke atom tergantung pada struktur elektronik tertentu dari atom dalam setiap materi.

Selama cahaya melewati satu medium ke medium yang lain, frekuensi cahaya tidak berubah seperti ditunjukkan pada Gambar 1.8. Muka gelombang melewati pengamat pada titikA di medium 1 dengan frekuensi tertentu dan sinar datang pada bidang batas antara medium 1 dan medium 2. Frekuensi di mana muka gelombang melewati pengamat pada titik B di medium 2 harus sama dengan frekuensi di mana muka gelombang tersebut tiba di titik A. Jika hal ini tidak terjadi, muka gelombang akan menumpuk pada bidang batas atau dihancurkan atau dikreasikan pada bidang batas. Karena tidak satu pun dari peristiwa ini terjadi, maka frekuensi muka gelombang harus tetap sama sebagai sinar cahaya melewati satu medium ke medium lain.

13 Gambar

1.8. Gelombang bergerak dari medium 1 ke medium 2,

mengalami perubahan panjang gelombang tetapi frekuensi tetap konstan (Jewett & Serway, 2008, p. 987).

HATI-HATI

Indeks bias berbanding terbalik dengan

kelajuan gelombang. Ketika kelajuan gelombang v turun, indeks bias n akan naik. Oleh karenanya,

semakin tinggi indeks bias suatu bahan, maka bahan akan semakin memperlambat cahaya dari kelajuannya di

(19)

Oleh karena itu, hubungan v =f harus valid di kedua medium dan

f

1

=

f

2

=

f

, kita melihat bahwa:

v

1

=

f

1

dan v

2

=

f

2

(1.5)

Karena

v

1

≠ v

2 maka

1

2 . Hubungan antara indeks bias dan panjang gelombang dapat diperoleh dengan membagi dua persamaan ini dan memanfaatkan definisi indeks bias yang diberikan oleh Persamaan 1.4.

1

2

=

v

1

v

2

=

c /n

1

v /n

2

=

n

2

n

1 (1.6) yang memberikan:

1

n

1

=

2

n

2

Kondisikan medium 1 menjadi vakum sehingga

n

1

=1

, mengikuti Persamaan 1.6 bahwa indeks bias dari medium apapun dapat dinyatakan sebagai perbandingan:

n=

0 n (1.7)

di mana

0 adalah panjang gelombang cahaya dalam ruang hampa dan

n adalah panjang gelombang dalam medium yang memiliki indeks bias

n

. Gambar 1.9 adalah representasi skematik dari pengurangan panjang gelombang cahaya ketika merambat dari vakum ke medium transparan.

Kita sekarang mencoba mengungkapkan Persamaan 1.3 dalam bentuk alternatif. Jika

14 Gambar 1.9. Diagram skematik dari penurunan panjang gelombang cahaya ketika melewati medium dengan indeks bias rendah ke indeks bias lebih tinggi (Serway & Faughn, 2002, p. 733).

(20)

mengganti suku

v

2

/

v

1 di Persamaan 1.3 dengan

n

2

/

n

1 dari Persamaan 1.6 akan didapatkan:

n

1

sin

1

=

n

2

sin

2

(1.8) Penemuan hubungan eksperimental ini diperkenalkan oleh Willebord Snell (1591-1627) sehingga dikenal sebagai hukum snellius pembiasaan.

Contoh 1.1 Sudut Bias untuk Kaca

Sinar cahaya dengan panjang gelombang

589 nm

(dihasilkan oleh lampu natrium) datang dari udara menuju bagian atas lempengan kaca dengan sudut 30,0 ° terhadap garis normal seperti ditunjukkan pada Gambar 1.10. Tentukan sudut bias

2 .

Penyelesaian:

Susun kembali hukum pembiasan Snellius untuk mendapatkan persamaan:

sin

2

=

n

1

n2

sin

2

Dari Tabel 1.1, diperoleh informasi

n

1

=1,00

untuk udara dan

n

2

=1,52

untuk kaca, sehingga diperoleh:

sin

2

=

1,00

1,52

sin 30,0=0,329

2

=19,2

sin

2

=0,329

2

=19,2

Keterangan: Perhatikan pembelokan sinar cahaya

ke arah garis normal ketika memasuki bahan dari indeks bias yang lebih tinggi. Jika sinar cahaya melewati jalan yang sama secara terbalik, pembiasan akan menjauhi garis normal.

15

Gambar 1.10 Pembiasan cahaya pada kaca (Serway & Faughn, 2002, p. 733).

Uji Kompetensi 1.1 1. Tentukan sudut bias dari

sebuah sinar cahaya yang bergerak dari dalam kaca menuju antarmuka kaca-udara pada sudut 30,0° terhadap garis normal? 2. Jelaskan prinsip kerja

(21)

Dispersi Prisma

Indeks bias semua bahan kecuali vakum dipengaruhi pada panjang gelombang cahaya. Ketergantungan indeks bias pada panjang gelombang disebut dispersi. Gambar 1.11 adalah representasi grafis dari variasi indeks bias dengan panjang gelombang. Karena

n

adalah fungsi dari panjang gelombang, hukum Snell menunjukkan bahwa sudut bias dibuat ketika cahaya memasuki bahan tergantung pada panjang gelombang cahaya. Indeks bias untuk bahan biasanya menurun dengan meningkatnya panjang gelombang, berarti pembiasan cahaya violet ≅ 400 nm¿ ) lebih besar dari cahaya merah (

≅650 nm ) ketika merambat dari udara ke bahan.

Pikirkan apa yang terjadi ketika cahaya membentur prisma.

Gambar 12. (a) Sebuah prisma membiaskan sinar cahaya dan deviasi cahaya melalui sudut

δ

. (b) Ketika cahaya datang pada prisma, cahaya biru lebih membelok dari merah. (c) Cahaya melewati prisma dengan panjang gelombang berbeda dibiaskan pada sudut berbeda (Serway & Faughn, 2002, p. 737).

Sebuah sinar cahaya tunggal dengan panjang gelombang tertentu datang pada sisi kiri prisma akan muncul jauh menyimpang dari arah yang dilewati semula dengan sudut deviasi

δ

. Dispersi menyebabkan warna berbeda akan dibiaskan melalui sudut penyimpangan berbeda, dan sinar yang muncul dari sisi kedua prisma tersebar dalam serangkaian

16  Menentukan sudut dispersi cahaya yang melewati sebuah prisma.  Prisma  Dispersi  Sudut deviasi Gambar 1.11. Variasi indeks bias dalam spektrum yang terlihat sehubungan dengan panjang gelombang vakum dalam tiga bahan (Jewett & Serway, 2008, p. 992).

(22)

warna yang dikenal sebagai spektrum cahaya tampak, seperti Gambar 1.13. Warna-warna tersebut dalam rangka penurunan panjang gelombang merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Cahaya violet menyimpang paling jauh, cahaya merah

paling

sedikit, dan warna spektrum yang tersisa tampak diantara keduanya.

Produk Teknologi 1.2 Spektrometer Prisma

Contoh 1.2 Sudut Dispersi Prisma Sebuah prisma dengan sudut puncak 60 dilewati sinar cahaya putih. Apabila indeks bias cahaya violet di prisma adalah 17 (a)

(b)

Gambar 1.13. (a) Prisma menguraikan cahaya putih menjadi berbagai komponen spektral. (b) Cahaya berbeda warna melewati prisma dibiaskan pada sudut berbeda karena indeks bias dari kaca tergantung

Prisma sering digunakan dalam instrumen yang dikenal sebagai spectrometer prisma, elemen-elemen penting dari yang ditunjukkan pada Gambar 1.14a. Alat ini biasa digunakan untuk mempelajari panjang gelombang yang dipancarkan oleh sumber cahaya, seperti lampu sodium uap. Cahaya dari sumber tersebut dikirim melalui celah sempit, celah disesuaikan dengan lensa untuk menghasilkan sinar paralel atau terkolimasi. Cahaya kemudian

melewati prisma dan diuraikan menjadi spektrum. Cahaya yang dibiaskan diamati melalui teleskop. Eksperimen dengan melihat gambar berwarna berbeda dari celah melalui lensa teleskop. Teleskop dapat dipindahkan atau prisma dapat diputar untuk melihat berbagai panjang gelombang yang memiliki berbagai sudut penyim-pangan. Gambar 1.14b menunjukkan salah satu jenis spektrometer prisma yang digunakan di laboratorium. Semua gas panas bertekanan rendah memancarkan karakteristik spektrumnya sendiri. Dengan demikian, salah satu penggunaan spektrometer prisma untuk mengidentifikasi gas. Misalnya, natrium hanya memancarkan dua panjang

gelombang dalam spektrum tampak: dua garis kuning berjarak dekat. (Gambar seperti garis terang dari celah yang tampak di spektroskop disebut garis spektrum.) Demikian juga, uap merkuri memiliki karakteristik spektrum sendiri, yang terdiri dari empat panjang gelombang yang menonjol (garis oranye hijau, biru, dan ungu) bersama dengan beberapa panjang gelombang intensitas yang lebih rendah. Panjang gelombang tertentu yang dipancarkan oleh gas berfungsi sebagai "sidik jari" dari gas itu. Analisis spektral merupakan pengukuran panjang gelombang yang dipancarkan atau diserap oleh suatu zat, adalah alat umum yang sering digunakan di kalangan ilmiah. Misalnya, ahli kimia dan ahli biologi menggunakan spektroskopi inframerah untuk

Gambar 1.14 (a) Warna-warna dalam spektrum dilihat melalui teleskop. (b) bagian-bagian spektrometer prisma

(23)

1,66 dan cahaya merah 1,62. Tentukan sudut dispersi yang melewati prisma? Penyelesaian:

Sudut dispersi φ = (nu – nm )β menyatakan lebar spektrum yang ditimbulkan oleh prisma yang besarnya bergantung pada selisih antara sudut deviasi warna ungu dan warna merah, sehingga diperoleh:

φ = (nu – nm )β = (1,66 – 1,62) x 60 = 2,4

Catatan: Sudut dispersi prisma tidak

dipengaruhi sudut datang sinar cahaya menuju prisma.

Fenomena Ilmiah 1.2 Fenomena Pelangi

Uji Kompetensi 1.2

Berikan penjelasan secara rasional terkai fenomena di bawah ini!

18

Gambar 1.15 Menentukan sudut dispersi dari sebuah prisma.

Dispersi cahaya paling jelas ditunjukkan melalui pembentukan pelangi di alam, sering terlihat oleh pengamat diposisi antara Matahari dan rintik-rintik hujan. Sebuah sinar cahaya yang lewat di atas kepala mengenai setetes air di atmosfer akan dibiaskan dan dipantulkan seperti ditunjukkan pada Gambar 1.16. Hal pertama dibiaskan di permukaan depan tetesan hujan yang turun, dengan cahaya ungu menyimpang paling jauh dan cahaya merah paling dekat. Pada permukaan belakang tetesan hujan, cahaya dipantulkan dan kembali ke permukaan depan, di mana mengalami pembiasan lagi ketika bergerak dari air ke udara. Sinar meninggalkan tetesan hujan sehingga sudut datang antara cahaya putih dan cahaya ungu kembali adalah 40° dan sudut antara cahaya putih dan Gambar 1.16 Pembiasan

cahaya Matahari oleh tetesan air hujan

Perhatikan seorang pengamat melihat pelangi, seperti pada Gambar 1.17. Jika hujan yang tinggi di langit sedang diamati, cahaya merah kembali dari penurunan bisa mencapai pengamat karena menyimpang paling jauh, tapi cahaya violet melewati pengamat karena menyimpang sedikit. Oleh karena itu, pengamat melihat penurunan ini sebagai merah. Demikian pula, cahaya violet terhadap pengamat dan tampak ungu (cahaya merah dari penurunan ini akan mengenai tanah dan tidak tampak). Warna yang tersisa dari spektrum akan mencapai pengamat dari hujan terletak di antara dua posisi ekstrim ini.

Gambar 1.17 Variasi indeks bias dalam spektrum yang terlihat sehubungan dengan panjang gelombang vakum dalam tiga bahan

(24)

RINGKASAN

1. Dalam pemantulan cahaya pada permukaan datar halus, sudut datang

θ

1 , sehubungan dengan garis tegak lurus permukaan adalah sama dengan sudut pantul

θ

1

'

:

θ

1 '

=

θ

1

2. Cahaya yang masuk ke dalam media transparan dibelokkan pada batas dan dikatakan dibiaskan. Sudut bias adalah sudut sinar sehubungan dengan garis tegak lurus ke permukaan setelah memasuki medium baru.

3. Indeks bias bahan

n

didefinisikan sebagai

n ≡

c

v

di mana c adalah cepat rambat cahaya dalam ruang hampa dan v adalah cepat rambat cahaya dalam bahan. Indeks bias bahan juga:

n ≡

0

n

di mana

0 adalah panjang gelombang cahaya dalam ruang hampa dan

n adalah panjang gelombang dalam bahan.

4. Hukum pembiasan atau hukum Snell menyatakan bahwa

1

=

¿

n

2

sin

2

n

1

sin

¿

di mana

n

1 dan

n

2 adalah indeks bias di dua medium. Sinar datang, sinar pantul, sinar bias, dan permukaan garis normal semua terletak pada bidang yang sama.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

5. Indeks bias bahan tergantung pada panjang gelombang cahaya datang, efek yang disebut dispersi. Cahaya pada spektrum ungu menunjukkan sudut bias yang lebih besar memasuki kaca dari cahaya di ujung merah. Pelangi adalah konsekuensi dari dispersi.

Jurusan Fisika. (2013). Kurikulum prodi pendidikan fisika tahun 2013,

berbasis KKNI. Surabaya: Tim Prodi Pendidikan Fisika

Moller K.D. (2007). Optics. Newark New Jersey. New Jersey Institute of Technology.

Heimbecker, B., Nowikow, I., Howes, C. T., Mantha, J., Smith, B. P., and Bemmel, H. M. (2002). Physics: Concepts and connections two. Toronto: Irwin Publishing.

Serway, R.A & Jewett, J.W. (2014). Physics, for scientists and enginer with

modern physics, ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.

Nugroho, 2015. Goresan rindu.

Serway, R.A & Faughn, J.S (1999). College physics, seventh edition. USA: Harcourt Brace College

Wordpress. (2016). Menghilangkan efek mata merah pada foto.

http://www.slepetan.com/ tutorial/

menghilangkan-efek-mata-merah-pada-foto.

(26)

Nama : ……… Kelompok : …….…...…..…... No Absen : ……….………… Kelas/Semester : ……...…...……... LKS 1: Fenomena Pelangi A. Tujuan Pembelajaran

1. Menunjukkan sikap terhadap sains dalam proses pembelajaran. 2. Menjelaskan fenomena pemantulan dan pembiasan.

3. Melakukan evaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah. 4. Menafsirkan data dan bukti ilmiah.

B. Media

Ketika membuka media PhET dengan judul Bending-light in, kamu akan mendapatkan tampilan media sebagai berikut:

21 Sumber

(27)

C. Identifikasi Masalah

Bacalah dengan seksama fenomena pelangi di bawah ini!

22 Busur lingkara n Alat ukur intensita s cahaya

FENOMENA PELANGI GEGERKAN WARGA

Published on Jul 15 2014 // Jawa Timur, Tapal Kuda

PROBOLINGGO – Munculnya pelangi di langit angkasa pada Senin (14/7) sekitar pukul 07.00 membuat

sebagian warga Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Probolinggo geger. Pasalnya, pelangi itu muncul secara tiba-tiba. Warna pelangi terlihat indah bersamaan terbitnya matahari. Munculnya pelangi memberikan banyak beragam tafsir dari masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang mempunyai kesimpulan, jika munculnya pelangi tersebut mengandung makna yang penuh dengan arti tentang kehidupan. “Pelangi itu memang fenomena alam. Tapi sesungguhnya juga mempunyai makna dan arti,” terang Yusuf Riadi saat dimintai komentarnya. Munculnya fenomena pelangi tersebut bisa ada kaitannya dengan pilpres. Apalagi situasi pilpres kali ini saling mengklaim sama-sama menang dengan merujuk metode hitung cepat (quick count).“Makanya masyarakat itu harus hat-hati menyikapi kondisi politik sekarang,” ungkapnya. Sementara itu, ada sebagian masyarakat yang menilai jika munculnya pelangi itu sebagai fenomena alam yang sudah biasa terjadi. Sundari, seorang warga setempat mengungkapkan bahwa pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya matahari setelah terjadi hujan. Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari yang merupakan cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna dengan panjang gelombang berbeda-beda) mengalami pembiasan oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air akan mengalami pembiasan, seperti ketika sinar cahaya dengan sudut datang tertentu melewati kaca prisma akan dibiaskan dengan sudut bias tertentu, begitu juga ketika sinar cahaya dari prisma kembali ke udara akan dibiaskan lagi dengan sudut bias tertentu menurut persamaan pembiasan:

n

1

sin

1

=

n

2

sin

2 dan

1

2

=

v

1

v

2

=

n

2

n

1 =

n

21

Sudut yang dibentuk oleh sinar keluar prisma dengan sinar yang masuk ke prisma disebut sudut deviasi. Jadi ketika cahaya matahari mengenai butir-butir air (menyerupai kaca prisma) akan mengalami pembiasan dua kali sehingga membentuk warna pelangi. Warna pelangi tersusun dengan merah di

(28)

Tuliskan konsep-konsep sains yang dapat kamu temukan dalam fenomena di atas!

... ... ...

Tuliskan beberapa pertanyaan ilmiah (dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)

... ... ... ...

Tuliskan beberapa pertanyaan tidak ilmiah (tidak dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah) ... ... ... ... ... ... D. Eksplorasi

1. Merencanakan Sebuah Eksperimen

Pilih salah satu pertanyaan ilmiah yang Anda tuliskan, kemudian rencanakanlah sebuah eksperimen untuk menguji pertanyaan tersebut!

Pertanyaan Ilmiah yang Dipilih:

... ... Rumusan Hipotesis: ... ... 23

(29)

Identifikasi Variabel: Variabel Keterangan Manipul asi Respons Kontrol

Definisi Operasional Variabel (DOV):

DOV Keterangan

Manipul asi Respons Kontrol

Rancangan Tabel Data Pengamatan:

... ... ... ... ... ... ...

Rancangan Prosedur Eksperimen:

... ... ... ... ... ... ... ... 2. Melaksanakan Eksperimen

Laksanakan penyelidikan seperti yang kamu rencanakan, dokumentasikan kegiatan eksperimenmu, dan catatlah data hasil pengamatanmu pada tabel data yang telah kamu buat sebelumnya. Data Hasil Eksperimen:

... ... ... ... ... ... ...

Hasil Analisis Data:

(30)

... ... ... ... ... ...

3. Mengkaji Sumber Referensi

Bacalah beberapa sumber referensi terutama Buku Ajar Siswa 1: Sifat-sifat Cahaya untuk melengkapi data hasil eksperimen yang telah kamu lakukan atau menjawab rumusan masalah yang belum diselidiki! ... ... ... ... ... ... ... E. Eksplanasi

Gunakanlah data-data eksperimen atau referensi yang kamu gunakan untuk menarik kesimpulan!

... ... ... ...

F. Aplikasi

1. Menjelaskan fenomena ilmiah lainnya

Temukanlah beberapa fenomena literasi sains terkait sifat-sifat cahaya dan berikanlah penjelasan secara ilmiah terhadap fenomena tersebut!

No Fenomena Penjelasan Ilmiah

1

2. Pemecahan masalah Pelangi terbentuk ketika cahaya polikromatik

mengalami pembiasan oleh butir-butir air. Gaya

gravitasi menyebabkan butir-butir air yang jatuh ke bumi hampir menyerupai sebuah prisma. Apabila

(31)

indeks bias cahaya violet matahari di air 1,66 dan cahaya merah 1,62. Tentukan sudut dispersi yang melewati butir air?

... ... ... ... ... ... ...

3. Implikasi potensial literasi sains bagi masyarakat

Jelaskan beberapa penerapan sifat-sifat cahaya dalam produk teknologi? N o Produk teknologi Penjelasan Daftar Pustaka

Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2014). Physics, for scientists and enginer with

modern physics, ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.

Walker, J., Halliday, D. & Resnick. (2014). Fundamentals of physics, tenth edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Nama : ……… Kelompok : …….

…...…..…...……

(32)

NIM : ……… Semester : ……...…...……...…..…

Kunci LKS 1 Fenomena Pelangi A. Tujuan Pembelajaran

1. Menunjukkan sikap terhadap sains dalam proses pembelajaran. 2. Menjelaskan fenomena pemantulan dan pembiasan.

3. Melakukan evaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah. 4. Menafsirkan data dan bukti ilmiah.

B. Media PhET: Bending –light in

Ketika membuka media PhET dengan judul Bending-light in, kamu akan mendapatkan tampilan media sebagai berikut:

(33)

C. Identifikasi Masalah

Bacalah dengan seksama fenomena pelangi di bawah ini!

Tuliskan konsep-konsep sains yang dapat kamu temukan dalam fenomena di atas!

Sinar matahari, cahaya polikromatik, air, pemantulan, pembiasan, dispersi, indeks bias, panjang gelombang, sudut datang, sudut pantul, sudut bias, sudut dispersi, dll.

Tuliskan beberapa pertanyaan ilmiah (dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)

Bagaimana pengaruh indeks bias tetesan air terhadap ukuran pelangi?

Bagaimana pengaruh besar indeks bias terhadap sudut pembiasan?Bagaimana pengaruh warna cahaya terhadap sudut pembiasan

cahaya?

Bagaimana pengaruh sudut datang terhadap sudut pantul pada prisma?

28

FENOMENA PELANGI GEGERKAN WARGA

Published on Jul 15 2014 // Jawa Timur, Tapal Kuda

PROBOLINGGO – Munculnya pelangi di langit angkasa pada Senin (14/7) sekitar pukul 07.00 membuat

sebagian warga Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Probolinggo geger. Pasalnya, pelangi itu muncul secara tiba-tiba. Warna pelangi terlihat indah bersamaan terbitnya matahari. Munculnya pelangi memberikan banyak beragam tafsir dari masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang mempunyai kesimpulan, jika munculnya pelangi tersebut mengandung makna yang penuh dengan arti tentang kehidupan. “Pelangi itu memang fenomena alam. Tapi sesungguhnya juga mempunyai makna dan arti,” terang Yusuf Riadi saat dimintai komentarnya. Munculnya fenomena pelangi tersebut bisa ada kaitannya dengan pilpres. Apalagi situasi pilpres kali ini saling mengklaim sama-sama menang dengan merujuk metode hitung cepat (quick count).“Makanya masyarakat itu harus hat-hati menyikapi kondisi politik sekarang,” ungkapnya. Sementara itu, ada sebagian masyarakat yang menilai jika munculnya pelangi itu sebagai fenomena alam yang sudah biasa terjadi. Sundari, seorang warga setempat mengungkapkan bahwa pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya matahari setelah terjadi hujan. Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari yang merupakan cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna dengan panjang gelombang berbeda-beda) mengalami pembiasan oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air akan mengalami pembiasan, seperti ketika sinar cahaya dengan sudut datang tertentu melewati kaca prisma akan dibiaskan dengan sudut bias tertentu, begitu juga ketika sinar cahaya dari prisma kembali ke udara akan dibiaskan lagi dengan sudut bias tertentu menurut persamaan pembiasan:

n

1

sin

1

=

n

2

sin

2 dan

1

2

=

v

1

v

2

=

n

2

n

1

(34)

Tuliskan beberapa pertanyaan tidak ilmiah (tidak dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)

Bagaimana pengaruh muncul tidaknya pelangi terhadap suhu politik menjelang pemilihan presiden?

Bagaimana pengaruh muncul tidaknya pelangi terhadap keberuntungan calon peserta pemilihan presiden?

D.Eksplorasi

1. Merencanakan Eksperimen

Pilihlah salah satu rumusan masalah yang telah kamu tuliskan, kemudian rencanakanlah sebuah eksperimen untuk menguji rumusan masalah tersebut!

Rumusan Masalah:

Bagaimana pengaruh indeks bias air terhadap ukuran pelangi?

Rumusan Hipotesis:

Semakin besar indeks bias air maka pelangi akan tampak semakin besar

Identifikasi Variabel:

Variabel Keterangan Manipul

asi

Indeks bias air

Respons Ukuran pelangi

Kontrol Sudut datang, jenis lingkungan, dan jenis cahaya

Definisi Operasional Variabel (DOV):

DOV Keterangan

Manipul asi

Indeks bias air (prisma) dalam media PhET diatur rendah, sedang, dan tinggi

Respons Ukuran pelangi diperoleh melalui pengamatan besarnya pelangi yang tampak dalam media PhET dan dinyatakan secara kualitatif yaitu besar, sedang, dan kecil.

Kontrol Sudut datang 30, jenis lingkungan udara, jenis cahaya putih

Rancangan Tabel Data Pengamatan:

Tabel 1. Data hasil Eksperimen Pengaruh Indeks Bias terhadap Ukuran Pelangi

N o

Indeks Bias Ukuran Pelangi

1 Rendah

2 Sedang

3 Tinggi

Rancangan Prosedur Eksperimen

a. Bukalah media PhET dengan judul “Bending –light in” dan pilihlah percobaan prisma sehingga diperoleh tampilan sebagai berikut:

(35)

b. Letakkan busur derajat di pusat garis normal, kemudian aturlah sudut datang sebesar 30, material atas adalah udara, material bawah diatur dengan indeks bias rendah, dan dipilih warna putih.

c. Nyalakan sumber cahaya, amati dan catat ukuran pelangi yang dihasilkan pada Tabel 1.

d. Ulangi langkah b dan c dengan indeks bias prisma diatur sedang dan tinggi

Laksanakan penyelidikan seperti yang kamu rencanakan, dokumentasikan kegiatan eksperimenmu, dan catat hasil pengamatanmu pada tabel data yang telah dibuat.

Dokumentasi Kegiatan:

(36)

Data Hasil Eksperimen:

Tabel 1. Data hasil Eksperimen Pengaruh Indeks Bias terhadap

Ukuran Pelangi N

o

Indeks Bias Ukuran Pelangi

1 Rendah Tidak terbentuk pelangi

2 Sedang Sedang

3 Tinggi Besar

Hasil Analisis Data:

Semakin besar indeks bias prisma/butir air ternyata ukuran pelangi semakin besar.

4. Mengkaji Sumber Referensi

Bacalah beberapa sumber referensi terutama Buku Ajar Siswa 1: Sifat-sifat Cahaya untuk melengkapi data hasil eksperimen yang telah kamu lakukan atau menjawab rumusan masalah yang belum diselidiki!

Sinar matahari merupakan sumber cahaya polikromatik dengan panjang gelombang berbeda-beda sesuai dengan warnanya.

Panjang gelombang cahaya tampak dari tertinggi hingga terendah adalah merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu

Sinar cahaya ketika melewati titik- titik air (berfungsi seperti prisma) akan mengalami peristiwa pembiasan, pemantulan, dan dispersi.

Pada bidang batas medium udara dan air, selain terjadi pembiasan juga terjadi pemantulan. Peristiwa pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah cahaya dan pada prisma akan mengalami dispersi cahaya, karena n bervariasi dengan panjang gelombang, cahaya berbeda warna yang melewati prisma akan dibiaskan pada sudut berbeda karena indeks bias kaca tergantung pada panjang gelombang. Cahaya violet menyimpang paling jauh, warna merah paling pendek.

Peristiwa pemantulan akan menyebabkan cahaya dipantulkan pada tetes air hujan lainnya, sehingga perbedaan perbedaan waktu pembiasan antar tetes cahaya tersebut menyebabkan kita dapat melihat haluan.

E. Eksplanasi

(37)

Gunakanlah data-data eksperimen atau referensi yang kamu gunakan untuk menarik kesimpulan!

Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari yang merupakan cahaya polikromatik mengenai butir-butir air. Butir-butir air hujan dapat berfungsi seperti kaca prisma, sehingga ketika cahaya matahari dengan panjang gelombang berbeda-beda melewati butiran air akan mengalami peristiwa pembiasan, pemantulan, dan dispersi. Peristiwa pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah cahaya dan pada prisma akan mengalami dispersi cahaya, karena n bervariasi dengan panjang gelombang, cahaya berbeda warna yang melewati prisma akan dibiaskan pada sudut berbeda karena indeks bias dari kaca tergantung pada panjang gelombang. Cahaya violet menyimpang paling jauh, warna merah paling pendek, dan warna lainnya berada di antaranya. Pemantulan sinar cahaya oleh suatu butir air akan mengenai butir air lainnya dan seterusnya, sehingga perbedaan waktu pembiasan antar tetes cahaya tersebut menyebabkan kita dapat melihat haluan. Besar sudut dispersi menentukan ukuran pelangi.

F. Aplikasi

1. Menjelaskan fenomena ilmiah lain

Temukanlah beberapa fenomena literasi sains terkait pemantulan dan pembiasan cahaya dan berikanlah penjelasan secara ilmiah terhadap fenomena tersebut!

N o

Fenomena Penjelasan Ilmiah

1 Pemantulan pada jalan basah dan kering di mala hari

Ketika jalan kering maka permukaan jalan kasar, cahaya dari kendaraan mengenai jalan dan dipantulkan difus sehingga jalan terlihat jelas. Ketika jalan basah maka permukaan jalan yang dipenuhi air menjadi halus, cahaya mengalami pemantulan spekular, sehingga cahaya hanya dipantulkan lurus ke depan dan pengemudi melihat apa yang langsung di depannya. Cahaya dari samping tidak pernah mencapai matanya

2 Warna riak air saat matahari terbenam tampak berbeda

Warna berbeda muncul dari pemantulan spekular dan pemantulan difus. Daerah tenang (permukaan halus) akan

memantulkan cahaya spekular yang merupakan cahaya merah muda dari matahari terbenam. Daerah dengan riak-riak kecil akan memantulkan cahaya difus, sehingga cahaya dari semua bagian langit akan dipantulkan ke mata pengamat. Karena sebagian besar dari langit masih biru pada awal matahari

(38)

terbenam, daerah-daerah tersebut akan tampak biru.

2. Pemecahan masalah

Pelangi terbentuk ketika cahaya

polikromatik mengalami

pembiasan oleh butir-butir air. Gaya gravitasi menyebabkan butir-butir air yang jatuh ke bumi hampir menyerupai sebuah prisma. Apabila indeks bias cahaya violet matahari di air 1,66 dan cahaya merah 1,62. Tentukan sudut dispersi yang melewati butir air?

Penyelesaian:

Sudut dispersi φ menyatakan lebar spektrum yang ditimbulkan oleh sebuah prisma besarnya bergantung pada selisih antara sudut deviasi warna ungu dan warna merah

φ = (nu – nm )β = (1,66 – 1,62) x 60 = 2,4

4. Implikasi potensial literasi sains bagi masyarakat

Jelaskan beberapa penerapan pemantulan dan pembiasan dalam produk teknologi? N o Produk teknologi Penjelasan 1 Spektrometer prisma

Untuk mempelajari panjang gelombang yang dipancarkan oleh sumber cahaya.Cahaya dari sumber dikirim melalui celah sempit, celah

disesuaikan dengan lensa untuk

menghasilkan sinar paralel atau

terkolimasi. Cahaya kemudian melewati

prisma dan diuraikan menjadi

spektrum. Cahaya yang dibiaskan diamati melalui teleskop. Teleskop dapat dipindahkan atau prisma dapat diputar untuk melihat berbagai panjang gelombang yang memiliki berbagai sudut penyimpangan.

Untuk mengidentifikasi gas. Panjang gelombang tertentu yang dipancarkan oleh gas berfungsi sebagai "sidik jari" dari gas. Misalnya natrium hanya memancarkan dua panjang gelombang dalam spektrum tampak yaitu dua garis kuning berjarak dekat. Uap merkuri memiliki karakteristik spektrum sendiri yang terdiri dari empat panjang

(39)

gelombang yang menonjol (garis oranye hijau, biru, dan ungu) bersama dengan beberapa panjang gelombang intensitas yang lebih rendah.

Analisis spektral merupakan pengukuran panjang gelombang yang dipancarkan atau diserap oleh suatu zat. Ahli kimia dan ahli

biologi menggunakan spektroskopi

inframerah untuk mengidentifikasi molekul, astronom menggunakan spektroskopi cahaya tampak untuk mengidentifikasi elemen pada bintang-bintang jauh, dan ahli geologi menggunakan analisis spektral untuk mengidentifikasi mineral.

2 Kaca mata

selam

Benda dalam air jika dilihat dengan mata telanjang biasanya terlihat kabur dan tidak terfokus. Indeks bias kornea (1,376) hampir sama dengan indeks bias air (1,333)sehingga sedikit sekali pembiasan yang terjadi ketika seseorang di dalam air melihat benda dengan mata telanjang. Sinar cahaya dari benda terfokus di belakang retina, menghasilkan bayangan yang kabur. Penyelam dapat menggunakan kaca mata selam untuk melihat dengan jelas benda- benda di dalam air. Udara (1,0029) antara mata dan permukaan peralatan menyediakan sejumlah pembiasan normal pada permukaan antara mata dan air, dan cahaya dari benda terfokus pada retina.

Daftar Pustaka

Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2014). Physics, for scientists and enginer with

modern physics, ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.

Walker, J., Halliday, D. & Resnick. (2014). Fundamentals of physics, tenth edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Tabel Spesifikasi

Lembar Penilaian Literasi Sains

Tujuan Pembelajaran LP dan Butir

Soal

Kunci Jawaban A. Sikap Terhadap Sains

Terlibat dalam KBM, siswa menunjukkan:

2.1.1 Motivasi dalam sains 2.1.2 Keyakinan dalam belajar

sains 2.1.3 Dukungan terhadap LP 1: Angket Sikap Terhadap Sains Butir 1-8 Butir 9-16 Kunci LP 1: Angket Sikap Terhadap Sains Pernyataan positif 34

(40)

penyelidikan ilmiah

2.1.4 Tanggung jawab terhadap lingkungan dan budaya B. Literasi Sains

3.1.1 Diberikan fenomena pemantulan, siswa dapat menjelaskan peristiwa pemantulan yang dirasakan sopir pada jalan kering dan basah di malam hari.

3.1.2 Diberikan fenomena pelangi, siswa dapat menentukan sudut dispersi sinar matahari yang mengenai butir air hujan.

3.1.3 Diberikan informasi kaca mata selam, siswa dapat menjelaskan mengapa penyelam menggunakan kaca mata selam dapat melihat lebih jelas daripada mata telanjang.

3.2.1 Diberikan informasi pelangi, siswa dapat menyebutkan pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan tidak ilmiah. 3.2.2 Diberikan informasi pelangi,

siswa dapat menjelaskan cara mengeksplorasi pertanyaan ilmiah.

3.2.3 Diberikan informasi pelangi, siswa dapat menggunakan pengetahuan ilmiah dalam pengambilan keputusan kepada masyarakat. 4.1.1 Diberikan data hasil

eksperimen, siswa dapat mentransformasi data dari satu representasi ke

representasi lain dengan benar.

4.1.2 Diberikan data hasil eksperimen, siswa dapat menganalisis dan menarik kesimpulan dengan tepat.

Butir 17-24 Butir 25-28 LP 2: Literasi Sains Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 SS = 4, S = 3, N = 2, TS = 1, STS = 0 Pernyataan negatif SS = 0, S = 1, N = 2, TS = 3, STS = 4 Kunci LP 2: Literasi Sains Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 35

(41)

Nama : ……….……… Kelas : ………...…...……

NIM : ……….…… Semester : ……. …………...……...………

LP 1: Sikap terhadap Sains Petunjuk Umum:

 Angket sikap terhadap sains berisikan 28 butir pertanyaan yang diajukan sebagai penilaian diri berkaitan dengan motivasi dalam sains, keyakinan dalam belajar sains, dukungan terhadap penyelidikan ilmiah, tanggung jawab terhadap lingkungan dan budaya.

 Pahamilah setiap butir pertanyaan dan petunjuk khusus penilaian yang disediakan, kemudian berikanlah penilaian secara jujur pada setiap butir pertanyaan yang dianggap paling sesuai dengan kondisi anda sekarang ini.

 Penilaian ini tidak akan mengurangi nilai akademik Anda. Petunjuk Khusus:

Penilaian dilakukan dengan memberi tanda cek list () pada kolom jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Tidak Mempunyai Jawaban/Tidak Bisa Memutuskan), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).

N o Pernyataan Pendapat S S S N T S ST S 1 Saya biasanya kurang bersemangat jika diajak

mendiskusikan materi fisika

2 Saya senang menyelesaikan masalah fisika. 3 Saya kurang suka membaca pelajaran fisika. 4 Saya menikmati memperoleh pengetahuan baru

dalam fisika.

5 Mempelajari fisika tidak mempengaruhi prospek karier saya di masa mendatang.

6 Saya ingin berkarier yang melibatkan ilmu fisika. 7 Saya tidak ingin belajar fisika lagi setelah lulus

kuliah.

8 Saya setelah dewasa ingin bekerja pada proyek-proyek fisika.

9 Mempelajari perkembangan fisika saat ini terasa menyulitkan bagi saya.

10 Saya biasanya dapat memberikan jawaban yang baik untuk menguji pertanyaan pada materi fisika.

11 Saya dapat dengan mudah memahami ide-ide baru dalam fisika.

(42)

12 Saya sangat yakin dapat mengidentifikasi variabel manipulasi, respons, maupun kontrol dalam masalah sains

13 Saya kurang yakin dapat membuat definisi operasional variabel dengan benar

14 Saya sangat yakin dapat membuat prosedur eksperimen dengan benar

16 Saya kurang yakin dapat menarik kesimpulan berdasarkan data eksperimen atau kajian referensi

17 Saya senang menyelesaikan masalah melalui penyelidikan ilmiah N o Pernyataan Pendapat S S S N T S ST S 18 Mempelajari fisika tidak membantu saya

memahami kehidupan dunia. 19 Fisika berharga bagi masyarakat.

20 Kemajuan sains-fisika dan teknologi dewasa ini menimbulkan permasalahan sosial politik.

21 Beberapa konsep dalam fisika membantu saya melihat bagaimana saya berhubungan dengan orang lain.

22 Saya menemukan bahwa fisika kurang membantu saya untuk memahami lingkungan sekitar saya.

23 Fisika sangat relevan bagi saya.

24 Ketika saya lulus kuliah hanya sedikit kesempatan bagi saya untuk menggunakan fisika dalam kehidupan sehari-hari.

25 Penerapan fisika dalam produk teknologi tidak boleh menimbulkan pencemaran lingkungan. 26 Penerapan fisika pada produk teknologi

seharusnya membuat setiap orang semakin bergantung pada teknologi.

27 Saya lebih suka bergantung pada produk teknologi daripada meminta bantuan orang lain. 28 Kemajuan sains-fisika dan teknologi biasanya

dapat memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat.

Tuliskan faktor-faktor lain yang membuat Anda kesulitan bersikap terhadap sains dengan mengisi tabel di bawah ini.

Sikap terhadap Sains Kesulitan

(43)

1. Motivasi dalam sains 2. Keyakinan dalam belajar

sains

3. Dukungan terhadap penyelidikan ilmiah

4. Tanggung jawab terhadap lingkungan dan budaya

Daftar Pustaka

Thomson, S., Hilman, K. & Bortol, L. D. (2013). Programme for International

student assessment: A teacher’s guide to PISA scientific literacy. Acer

Press. Nama : ……….……… Kelas : ………...………… NIM : ……….……… Semester : ……. ………...……… LP 2: Literasi Sains

Butir 1: Menggunakan pengetahuan sains untuk menjelaskan fenomena ilmiah

Seorang pengemudi ketika mengendarai mobil pada malam hari melewati jalan kering akan merasakan berbeda dengan ketika melewati jalan basah. Ketika melewati jalan kering, pengemudi dapat melihat badan jalan secara keseluruhan. Tetapi ketika melewati jalan basah, biasanya pengemudi hanya melihat apa yang langsung di depannya. Pengemudi kesulitan melihat keadaan di samping kiri dan kanan mobil.

Jalan kering jalan basah

Jelaskan peristiwa pemantulan yang dirasakan sopir pada kedua jalan tersebut!

Butir 2 Menggunakan pengetahuan sains dalam pemecahan masalah 38

Surabaya, ... 2017

Gambar

Gambar 1.1, sinar cahaya adalah garis imajiner yang ditarik sepanjang arah perjalanan dari sinar.
Gambar   1.2a   menunjukkan   beberapa   sinar cahaya yang mengenai permukaan halus seperti cermin akan dipantulkan sejajar satu sama lain.
Tabel 1.1 Daftar Indeks Bias Berbagai Bahan
Gambar 1.10 Pembiasan  cahaya pada kaca (Serway
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari percobaan yang telah kita lakukan, dapat kita lihat bahwa pada saat cahaya melewati sebuah prisma, kecepatan dari gelombang cahaya tersebut mengalami perlambatan

Pembiasan cahaya bisa menyebabkan terjadinya berbagai macam peristiwa yang ada pada kehidupan sehari-hari, yang bisa diuraikan sebagai berikut : Dasar air yang jernih akan

Disebabkan oleh dispersi yaitu cahaya dengan panjang gelombang berbeda akan dipusatkan oleh sebuah lensa pada titik focus yang berbeda..  Aberasi

Gelombang dari laut dalam menuju ke pantai dan gelombang yang datang ke pantai akan mengalami pecah gelombang, apabila arah datang gelombang tidak tegak lurus dengan

m.. Jika cahaya putih jatuh pada bidang batas dua medium dengan sudut tertentu, maka gelombang yang masuk ke medium kedua mengalami pembiasan. Karena gelombang dengan frekuensi

Cahaya putih adalah gabungan dari semua cahaya tampak dan ketika jatuh pada prisma, panjang gelombang yang akan dibelokkan dengan sudut deviasi yang berbeda pula

Engelmann menyinari alga filamen dengan cahaya yang telah dilewatkan ke prisma, sehingga segmen yang berbeda dari alga mendapat panjang gelombang yang berbeda. Digunakan

d) Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi beberapa warna setelah mengalami refraksi pada medium lain. e) Interferensi merupakan situasi dua gelombang atau