KONSELING DI
BIDANG
KESEHATAN
Arti harafiah: Bimbingan atau pertolongan
dengan prosedur tertentu yaitu adanya proses belajar pada yang ditolong.
Jadi konseling lebih merupakan proses
pendidikan dan tujuan utamanya adalah belajar.
Di sini yang ditolong atau klien belajar untuk
melihat berbagai pilihan yang mungkin dapat dijalaninya untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
Hasilnya adalah perubahan cara berfikir,
Selain proses pendidikan, ciri lain konseling
adalah adanya kerjasama yang baik antara penolong dan yang ditolong.
Tanpa kerjasama yang baik proses
pertolongan tidak dapat berjalan dengan baik bahkan mungkin akan macet di tengah jalan.
Hasilnya pun akan mengecewakan kedua
belah pihak, yang ditolong maupun yang menolong.
Untuk itu perlu syarat-syarat tertentu yang
harus dimiliki oleh penolong sehingga proses pertolongan dapat mencapai hasil yang
Dalam menghadapi klien ada beberapa pedoman yang perlu diacu.
Pertama yang perlu diperhatikan adalah keterampilan mikro:
1. Menghadapi klien dengan bertatap muka, boleh juga di sebelahnya apabila berhadap-hadapan terlalu menakutkan.
2. Postur terbuka, tangan tidak boleh bersedekap, kaki tidak boleh ditumpangkan
3. Membungkuk ke klien, wajah biasanya mendekat.
4. Menatap mata klien, boleh mengalihkan
pandangan kadang-kadang saja tetapi perhatian harus tetap pada klien
Keterampilan Komunikasi
Keterampilan lebih lanjut yang perlu
dikuasai petugas adalah komunikasi
nonverbal. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai:
1) Komunikasi nonverbalnya sendiri
2) Reaksi-reaksinya bila ada orang lain di dekatnya
3) Ketegangan dan mengusahakan mengendorkannya
Selain komunikasi nonverbal seorang
petugas perlu terampil dalam
memperlihatkan kualitas keberadaannya di hadapan klien.
Yang perlu diperhatikan adalah:
1) Sikap selaras antara ungkapan verbal dan non verbal
Keterampilan komunikasi selanjutnya yang
sangat penting dikuasai adalah mendengarkan dengan aktif.
Petugas mampu mendengarkan
Mendengarkan dengan aktif meliputi:
1) Mengamati dan mengartikan perilaku
nonverbal klien (ekspresi wajah, gerakan-gerakan tangan dan tubuh, gestur, postur, nada suara)
2) Mendengarkan dan mengerti pesan verbal klien;
3) Mendengarkan seluruh individu dalam konteks kehidupan sosialnya
Keterampilan Empati dan menggali lebih
lanjut
Empati adalah keterampilan untuk mengerti
apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh orang lain dan
Empati tidak akan timbul bila petugas tidak
bersama klien.
Empati akan muncul bila petugas:
1) Memperhatikan sungguh-sungguh 2) Mengamati baik-baik
3) Mendengarkan dengan aktif
Untuk dapat memperlihatkan empati, petugas perlu mempunyai tiga kemampuan komunikasi yaitu:
1) Perseptivitas, artinya seberapa jauh petugas dapat dengan tepat mengartikan apa yang dialami klien.
2) Pengutaraan empati dengan
pertanyaan-pertanyaan yang tepat sesuai dengan apa yang dialami klien.
3) Asertivitas perlu dipunyai petugas yaitu keyakinan dalam menyampaikan ketepatan persepsi, tahu
Penyampaian empati dengan tepat akan
menimbulkan hal-hal berikut: 1) Membangun suatu hubungan 2) Mendorong penggalian diri
3) Pengecekan pengertian 4) Menyediakan dukungan 5) Memuluskan komunikasi 6) Pemberian atensi
Hal-hal yang sebaiknya dihindari:
1) Tanpa respons
2) Bertanya jauh dari konteks
3) Mengatakan sesuatu yang klise 4) Membuat interpretasi yg salah 5) Memberi saran yang tdk tepat 6) Berpura-pura mengerti
7) Mengulang kata-kata klien
Keterampilan berikut adalah bertanya lebih jauh atau menggali lebih dalam. Cara yang efektif
adalah:
1) Jangan memberondong klien dengan pertanyaan
2) Bertanyalah dengan tujuan tertentu
3) Bertanya dalam bentuk terbuka bukan
memberikan pilihan jawaban atau pertanyaan yang hanya dijawab dengan ya atau tidak
4) Fokus pada klien
Keterampilan komunikasi yang telah diuraikan
Konseling kelompok
Manusia sudah sewajarnya hidup dan bekerja
dalam konteks kelompok. Sudah sewajarnya pula bila pendekatan kelompok lebih berguna di berbagai bidang.
Bidang akademis, industri, kesehatan mental, organisasi maupun riset banyak menggunakan pendekatan kelompok.
Pendekatan kelompok menjadi lebih bermanfaat
dan nyata dalam menangani masalah klinis maupun masalah pribadi.
Berbagai Pendekatan Kelompok
Ada berbagai pendekatan kelompok, misalnya: bimbingan kelompok, konseling kelompok,
kelompok sensitivitas atau kelompok pelatihan (training group atau T-group), kelompok temu (encounter group), kelompok mandiri,
kelompok pendukung (support group), dan terapi kelompok. Masing-masing kelompok
Bimbingan kelompok lebih menekankan pada diskusi di dalam kelompok mengenai masalah pendidikan, pengarahan bakat, ataupun
informasi sosial lainnya.
Bimbingan kelompok merupakan kelompok
Konseling kelompok lebih menekankan pada pengembangkan pribadi. Kelompok ini
disediakan untuk pelajar atau mahasiswa yang mempunyai masalah.
Perasaan dan hubungan antar anggota sangat ditekankan di dalam kelompok ini. Jadi
anggota akan dapat belajar tentang dirinya
dalam hubungannya dengan anggota keluarga yang lain ataupun dengan orang lain. Selain itu di dalam konseling kelompok, anggota dapat pula belajar untuk memecahkan
Kelompok sensitivitas (sensitivity group atau
T-group) biasanya disediakan untuk manajer. Kelompok ini menekankan fungsi kelompok sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas di dalam perusahaan atau pabrik. Anggota dilatih untuk lebih
Hampir sama dengan kelompok sensitivitas
adalah kelompok temu (encounter group). Kelompok temu ini biasanya bertemu pada akhir pekan dan anggota mengemukakan dirinya di hadapan orang banyak.
Pembukaan diri (self-disclosure) sangat
ditekankan dalam kelompok ini.
Melalui pembukaan diri ini diharapkan bahwa
Kelompok mandiri biasanya diselenggarakan
oleh sekelompok orang yang telah sembuh dari suatu penyakit, kecanduan, gangguan mental, atau sekelompok orang yang
mempunyai masalah yang sama.
Anggota kelompok ini biasanya bertemu
Contoh kelompok mandiri adalah:
1. AA (Alcoholics Anonymous) yaitu kelompok untuk orang-orang kecanduan alkohol.
2. Synanon adalah untuk orang-orang kecanduan narkotik.
3. Gay Liberation group untuk kaum homoseks.
Kelompok ini biasanya mengandalkan
Kelompok pendukung (support group) hampir sama dengan kelompok mandiri. Yang difokuskan dalam kelompok ini adalah dukungan moril dari anggota dengan cara membuka diri (self-disclosure).
Membuka diri ini dilakukan dengan menceritakan apa yang dirasakan, kesulitan yang dialami, dan cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.
Kelompok pendukung dapat terdiri atas profesional dalam bidang kesehatan mental, orang tua yang kehilangan anaknya karena penyakit kanker, atau bekas penderita penyakit kanker, maupun orang-orang dengan masalah yang sama.
Terapi kelompok adalah salah satu tipe
intervensi dalam psikoterapi. Berbeda dari terapi individual yang hanya dilakukan oleh satu terapis dan satu klien, terapi kelompok dapat dilakukan oleh terapis dan ko-terapis dengan sekelompok klien.
Berbeda dari kelompok-kelompok lainnya,
Hampir sama dengan konseling kelompok,
terapi kelompok juga menekankan perasaan dan hubungan antar anggota.
Kalau konseling kelompok lebih menekankan
pada pengembangan pribadi, terapi kelompok lebih menekankan pada
pengalaman emosi terkoreksi (corrective emotional experience).
Arti pengalaman yang terkoreksi adalah
pengertian yang lebih mendalam mengenai dirinya sendiri ataupun mengenai
Anggota konseling kelompok biasanya
pelajar atau mahasiswa yang kurang puas terhadap dirinya ataupun terhadap
hubungannya dengan orang lain dan
biasanya masalahnya tidak begitu berat. Sebaliknya anggota terapi kelompok
Konseling dan Psikoterapi
Sering orang beranggapan bahwa konseling
berbeda dengan psikoterapi. Anggapan ini keliru. Konseling dan psikoterapi merupakan intervensi yang dilakukan oleh seorang ahli untuk orang yang datang padanya. Keduanya merupakan interaksi antara seorang profesional dengan orang yang minta bantuan profesinya.
Baik konseling maupun psikoterapi merupakan proses persuasi. Seperti telah disebutkan
sebelumnya bahwa konseling dan psikoterapi hampir sama.
Konseling merupakan istilah yang berasal dari dunia pendidikan. Psikoterapi berasal dari dunia
Psikoterapi biasanya digunakan untuk orang-orang yang terganggu mentalnya dan yang mempunyai masalah emosi berat.
Pendekatan ataupun metode yang digunakan biasanya hampir sama baik dalam konseling maupun psikoterapi. Konseling dan psikoterapi
banyak menggunakan pendekatan psikodinamika, humanistik, perilakuan.
Pendekatan-pendekatan ini dapat digunakan secara individual ataupun kelompok. Secara individual
Pendekatan kelompok untuk konseling dan
psikoterapi hampir sama penerapannya. Ada aturan-aturan main tertentu yang harus
dikuasai oleh pemimpin kelompok. Selain itu pemimpin kelompok juga harus menguasai teori tentang kelompok berikut dinamikanya. Apabila pemimpin tidak menguasai
keduanya, dikhawatirkan ia akan membuat keadaan lebih buruk daripada
Kelebihan, Keterbatasan, dan Pedoman Membuat Kelompok
Berbeda dari konseling/terapi individual
tentunya kelompok dengan satu atau dua konselor/terapis akan memberikan banyak keuntungan.
Akan tetapi di samping itu juga kelompok
mempunyai banyak keterbatasan. Pedoman untuk membuat kelompok dan tujuan
tentunya juga penting untuk dikemukakan. Selain itu perlu juga dikemukakan tentang kapan terapi kelompok tidak
Kelebihan
Yang paling jelas keuntungan dan kelebihan konseling kelompok adalah kepraktisannya.
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa adanya kelompok dapat memberikan kesempatan bagi anggota untuk saling memberi dan menerima umpan balik. Dengan cara ini anggota akan belajar untuk bersosialisasi. Kalau klien hanya menghadapi profesional saja dalam pendekatan individual, sering klien tidak percaya akan apa yang dikemukakan
oleh profesionalnya. Akan tetapi di dalam kelompok, apabila yang mengatakan adalah anggota lain yang mempunyai masalah sama, maka biasanya
Kelebihan kedua adalah di dalam kelompok anggota
akan belajar untuk berlatih tentang perilakunya yang baru. Jadi kelompok sesungguhnya merupakan
mikrokosmik social. Apabila seseorang dapat berubah di dalam kelompok, diharapkan bahwa ia dapat
Kelebihan ketiga adalah kelompok merupakan
kesempatan untuk menggali tiap masalah yang
dialami anggota. juga kelompok dapat dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan, menunjukkan perhatian pada orang lain, dan berbagi pengalaman. Di dalam kelompok anggota belajar untuk
meningkatkan kepercayaannya pada orang lain. Selain itu mereka juga mempunyai kesempatan
untuk meningkatkan sistem dukungan dengan cara, berteman secara akrab dengan sesama anggota. Kelebihan dan keuntungan keempat adalah
Masing-masing anggota akan saling belajar untuk berhubungan pribadi dengan lebih mendalam.
Anggota dapat meniru anggota lain yang telah terampil, pula ia dapat belajar dari pemimpin. Mereka belajar untuk memberikan umpan batik yang bermanfaat bagi anggota lain.
Mereka juga belajar untuk mendengarkan secara, aktif melakukan konfrontasi dengan tepat,
memperlihatkan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap anggota lain. Demikian pula mereka
Kesempatan memberi dan menerima di
dalam kelompok merupakan kelebihan
kelima. Hal ini akan menumbuhkan harga diri dan keyakinan diri anggota. Di dalam
kelompok anggota akan saling menolong,
menerima, berempati dengan tulus. Keadaan ini menumbuhkan suasana yang positif di
antara anggota, sehingga mereka akan
Keterbatasan
Di samping kelebihan dan keuntungan pendekatan kelompok dalam konseling, banyak pula
keterbatasannya. Keterbatasan-keterbatasan tsb sebagai berikut.
1) Tidak semua orang cocok berada dalam kelompok. Beberapa di antaranya membutuhkan perhatian
dan intervensi individual.
2) Perhatian konselor/terapis menjadi lebih menyebar, oleh karena yang dihadapi tidak hanya satu orang tetapi banyak orang.
4) Sering klien mengharapkan terlalu banyak dari kelompok, sehingga ia tidak berusaha untuk berubah.
5) Sering kelompok bukan dijadikan sarana
untuk berlatih melakukan perubahan, tetapi justru digunakan sebagai tujuan. Oleh
karena seseorang merasa terlalu nyaman di dalam kelompok, ia lalu tidak mau mencoba perilakunya yang baru karena takut
Selain kelima keterbatan tersebut, satu hal
yang penting yaitu untuk menjadi konselor kelompok dibutuhkan latihan yang intensif dan khusus. Apabila konselor tidak cukup mempunyai dasar teori dan terlatih untuk
memimpin kelompok, dikhawatirkan bahwa ia justru membuat lebih buruk keadaan
Pedoman Pembentukan Kelompok
Untuk membentuk suatu kelompok perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Kelompok tipe apa yang akan dibentuk? 2) Siapa yang akan berada di dalam
kelompok?
3) Apakah tujuan kelompok tersebut?
5) Apakah asumsi dasarnya?
6) Siapa yang akan memimpin kelompok tersebut?
7) Bagaimana cara seleksinya?
8) Berapa orang yang akan berada di dalam kelompok?
9) Kapan, di mana, berapa lama, berapa Kali kelompok akan bertemu.
10) Aturan main di dalam kelompok.
11) Teknik apa yang akan dipakai?
12) Risiko yang mungkin muncul.
13) Prosedur evaluasinya bagaimana?
Pedoman-pedoman di atas perlu dikemukakan terutama, apabila tujuan kelompok sudah jelas. Adapun tujuan kelompok dapat berbagai macam.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa tujuan yang penting:
1) Menjadi lebih terbuka dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain.
2) Belajar untuk mempercayai diri sendiri dan orang lain.
3) Berkembang untuk lebih menerima diri sendiri.
4) Belajar untuk berkomunikasi dengan orang lain.
6) Belajar untuk bergaul dengan sesama jenis atau lawan jenis.
7) Meningkatkan kesadaran-diri, sehingga akan
merasa lebih bebas dan lebih dapat tegas dalam memilih dan menentukan.
8) Belajar untuk memberi dan menerima.
9) Belajar untuk memecahkan masalah.
10) Belajar untuk memberikan perhatian pada orang lain.
11) Menjadi lebih peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.
12) Untuk lebih mengerti bahwa orang lain juga mempunyai masalah yang berat.
13) Belajar untuk memberi umpan balik dan
Selain pedoman-pedoman seperti tersebut di
atas perlu pula diketahui bahwa kelompok tidak selalu efektif untuk semua orang.
Ada beberapa kondisi klien yang perlu
Kondisi tersebut adalah:
1) Klien dalam keadaan krisis, misalnya sangat depresi dan ingin bunuh diri.
2) Klien sangat takut untuk berbicara di dalam kelompok.
3) Klien sangat tidak efektif di dalam hubungan pribadinya, atau ia sama sekali tidak
mempunyai keterampilan sosial.