• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEREKONOMIAN INDONESIA Hakekat dan Siste

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEREKONOMIAN INDONESIA Hakekat dan Siste"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PEREKONOMIAN INDONESIA

Hakekat dan Sistem Ekonomi Syari’ah

Disusun Oleh :

1. NOVERI ANJARWATI

(14080694004)

2. ELIZA NUNGKY BUDIARTI

(14080694042)

3. FERRY ABDILLAH HABIBIE (14080694074)

4. R. ADISON FARREL

(14080694066)

KELOMPOK 3 / S1AK14B

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

1. KONSEP DASAR EKONOMI SYARI’AH

Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam menurut Dawam Rahardjo dapat dibagi kedalam tiga arti. Pertama, yang dimaksud ekonomi islam adalah ilmu ekonomi yang berdasarkan nilai atau ajaran islam.

Kedua, yang dimaksud ekonomi islam ialah sebagai suatu sistem. Sistem menyangkut pengaturan yaitu pengaturan kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara berdasarkan suatu cara atau metode tertentu. Ketiga, ekonomi islam dalam pengertian perekonomian umat islam. Ketiga wilayah tersebut, yaitu teori, kegiatan dan sistem ekonomi umat islam merupakan tiga pilar yang harus membentuk sebuah sinergi (Dawam Rahardjo).

Perkembangan dan Urgensi Ekonomi Islam

Ekonomi Islam saat ini telah berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya lembaga-lembaga perekonomian baik bisnis maupun keuangan yang melaksanakan usahanya dengan berdasarkan syariat Islam. Beberapa lembaga tersebut antara lain bank syariah, asuransi syariah, hotel syariah, dll.

Ekonomi Islam pun telah terbukti mampu memajukan perekonomian, sebagaimana telah dibuktikan pada kekhalifahan Islam, dimana pada saat itu negara-negara barat sedang mengalami zaman kegelapan (dark ages). Zaman keemasan tersebut mengalami kemunduran seiring terjadinya distorsi dari syariah Islam yang nilai-nilainya sangat universal. Karena itu penggalian nilai-nilai dan metode serta cara mengelola perekonomian secara syariah menjadi penting adanya. Apalagi permintaan terhadap metode ini merupakan kebutuhan umat dan masyarakat.

Kehandalan perekonomian Islam juga telah terbukti di Indonesia, setidaknya pada saat terjadinya krisis moteter yang membawa pada krisis perekonomian dan multidimensional 1998, bank-bank syariah mampu survive dan terhindar dari krisis perbankan dan rekapitalisasi perbankan. Hal ini dikarenakan sistem syariah yang tidak memungkinkan adanya negative spread.

Islam dan Ekonomi

Islam merupakan agama yang syamil (menyeluruh). Dan mengatur semua aspek kehidupan manusia. Namun dalam masalah-masalah yang selalu mengalami perubahan-perubahan, Islam hanya mengaturnya secara garis besar atau global. Masalah-masalah ekonomi (bisnis) dan politik merupakan bidang yang mengalami banyak perubahan. Dalam hal ini ada tiga hal yang dapat dijadikan dasar rujukan:

1. Hadist yang berbunyi:

“ Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian”( HR Muslim, dari Siti Aisyah dan Anas). Ini berarti untuk urusan teknis yang tidak diatur dalam al-Quran dan Hadits, manusia dipersilahkan untuk melaksanakan dengan caranya sendiri, sesuai dengan kaidah “pada dasarnya semua diperbolehkan, kecuali yang dilarang”.

2. Keumuman dan kekekalan risalah Islamiyah

Dalam konsep ekonomi Islam, dua macam ajaran dan hukum:

(3)

AKHLAQ

MULTI TYPE

OWNERSHIP FREEDOM TO ACT SOCIAL JUSTICE Kedua, hal-hal yang menerima perubahan dan tunduk pada perkembangan zaman. Disinilah terbukanya pintu ijtihad dan perbedaan pendapat para mujtahid.

3. Perbedaan pendapat para ulama dan pemimpin.

Perbedaan ini harus disikapi sebagai rahmat, karena kita dapat memilih diantara pendapat tersebut yang paling sesuai dengan kondisi dan kemaslahatan umat.

Rancang Bangun Ekonomi Islam

Ekonomi Islam dapat diibaratkan dengan sebuah rumah yang terdiri atas atap, tiang, dan fondasi. Begitu juga dengan ekonomi Islam.

TAUHID AL-ADL NUBUWWAH KHILAFAH MA’AD

Bangunan dalam ekonomi Islam berfondasikan5 hal, yaitu : 1. Tauhid :

- Allah merupakan pemilik sejati seluruh yang ada dalam alam semesta

- Allah tidak mencipakan sesuatu dengan sia-sia, dan manusia diciptakan untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah

2. Al-adl (adil) :

- Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi

- Pelaku ekonomi tidak boleh hanya mengejar keuntungan pribadi 3. Nubuwwah (kenabian);

- Sifat-sifat yang dimiliki Nabi SAW (Shiddiq, Tabligh, Amanah, Fathonah) hendaknya menjadi teladan dalam berperilaku, termasuk dalam ekonomi

(4)

o Tabligh : komunikatif, terbuka, dan pemasaran.

o Amanah : bertanggung jawab, dapat dipercaya, dan kredibel.

o Fathonah : cerdik, bijak, dan cerdas. 4. Khilafah :

- Manusia sebagai khalifah di bumi, akan dimintai pertangungjawaban.

- Khalifah dalam arti pemimpin, fungsinya untuk menjaga interaksi antar kelompok (muamalah) agar tercipta ketertiban.

- Khalifah harus berakhlaq seperti sifat-sifat Allah, dan tunduk pada kebesaran Allah SWT.

5. Ma’ad (keuntungan):

- Keuntungan merupakan motivasi logis-duniawi manusia dalam beraktivitas ekonomi.

- Keuntungan mancangkup keuntungan dunia dan akhirat.

Bertiangkan 3 hal:

1. Kepemilikan Multi jenis

- Pada hakekatnya semua adalah milik Allah SWT.

- Berbeda dengan kapitalis maupun sosialis klasik, dalam Islam mengakui adanya kepemilikan pribadi, kepemilikan bersama (syirkah), dan kepemilikan Negara. 2. Kebebasan bertindak ekonomi

- Pada dasarnya semua diperbolehkan kecuali yang dilarang. - Sesuai dengan hadits “Kamu lebih mengetahui urusan duniamu”. 3. Keadilan Sosial

- Dalam rizki yang halal pun ada hak orang lain (zakat).

- Keadilan sosial harus diperjuangkan dalam Islam, dan pemerintah berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya, dan keseimbangan sosial antara si kaya dan si miskin.

Beratapkan Akhlaq, yang berarti semuanya (perilaku) harus dilakukan dengan beretika Islam

Perbedaan Sudut Pandang/ Pemikiran/ Madzhab Ekonomi Islam

1. Madzhab Iqtisaduna

Aliran ini didasari oleh pandangan bahwa ilmu ekonomi yang sekarang ada (konvensional) tidak pernah bisa sejalan dengan Islam. Teori-teori dalam ekonomi Islam seharusnya didapat dari Al-Quran dan Sunnah (konsep dekonstruksi), dan bukan ekonomi konvensional yang diadaptasikan dengan ajaran Islam.

Aliran ini menolak masalah ekonomi tentang kelangkaan (scarcity) sumber daya. Masalah ekonomi terjadi karena keserakahan manusia, distribusi yang tidak merata dan ketidakadilan. Islam hendaknya punya konsep sendiri dalam ekonomi, dengan nama Iqtishad.

2. Madzhab Alternatif – Kritis

(5)

tentu benar, karena ekonomi Islam merupakan hasil pemikiran manusia atas interpretasinya terhadap Al-Quran dan As-Sunnah.

Aliran ini mengkritisi madzhab sebelumnya. Aliran Iqtisaduna berusaha menemukan teori yang sudah ditemukan oleh orang lain, atau menghancurkan teori lama dan mengantikannya dengan yang baru.

Prinsip-prinsip Ekonomi

Ilmu ekonomi lahir sebagai sebuah disiplin ilmiah setelah berpisahnya aktifitas produksi dan konsumsi. Ekonomi merupakan aktifitas yang boleh dikatakan sama halnya dengan keberadaan manusia di muka bumi ini, sehingga kemudian timbul motif ekonomi, yaitu keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Prinsip ekonomi adalah langkah yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dasar-dasar ekonomi Islam adalah:

1. Bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera baik di dunia dan di akhirat, tercapainya pemuasan optimal berbagai kebutuhan baik jasmani maupun rohani secara seimbang, baik perorangan maupun masyarakat. Dan untuk itu alat pemuas dicapai secara optimal dengan pengorbanan tanpa pemborosan dan kelestarian alam tetap terjaga.

2. Hak milik relatif perorangan diakui sebagai usaha dan kerja secara halal dan dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula.

3. Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya terlantar. 4. Dalam harta benda itu terdapat hak untuk orang lain yang

membutuhkan, oleh karena itu harus dinafkahkan sehingga dicapai pembagian rizki (distribusi harta).

5. Pada batas tertentu, hak milik relatif tersebut dikenakan zakat. 6. Perniagaan diperkenankan, akan tetapi riba dilarang.

7. Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam bekerja sama dan yang menjadi ukuran perbedaan adalah prestasi kerja.

Kemudian landasan nilai yang menjadi tumpuan tegaknya sistem ekonomi Islam adalah sebagai berikut:

Nilai dasar sistem ekonomi Islam:

1. Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan, bukan penguasaan. 2. Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia.

3. Keadilan antar sesama manusia.

Nilai instrumental sistem ekonomi Islam:

1. Kewajiban zakat.

2. Larangan riba.

3. Kerjasama ekonomi. 4. Jaminan sosial.

(6)

Nilai filosofis sistem ekonomi Islam:

1. Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yaitu nilai.

2. Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan pengembangannya berlangsung terus-menerus.

Nilai normatif sistem ekonomi Islam: 1. Landasan aqidah.

2. Landasan akhlaq. 3. Landasan syari'ah. 4. Al-Qur'anul Karim.

5. Ijtihad (Ra'yu), meliputi qiyas, masalah mursalah, istihsan, istishab, dan urf.

Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan produktifitas, serta asas manfaat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam. Motif ekonomi Islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan di akhirat selaku khalifatullah dengan jalan beribadah dalam arti yang luas.

Berbicara tentang sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak bisa dilepaskan dari perbedaan pendapat mengenai halal-haramnya bunga yang oleh sebagian ulama dianggap sebagai riba yang diharamkan oleh al-Qur'an. Manfaat uang dalam berbagai fungsi baik sebagai alat penukar, alat penyimpan kekayaan dan pendukung peralihan dari sistem barter ke sistem perekonomian uang, oleh para penulis Islam telah diakui, tetapi riba mereka sepakati sebagai konsep yang harus dihindari dalam perekonomian. Sistem bunga dalam perbankan (rente stelsel) mulai diyakini oleh sebagian ahli sebagai faktor yang mengakibatkan semakin buruknya situasi perekonomian dan sistem bunga sebagai faktor penggerak investasi dan tabungan dalam perekonomian Indonesia, sudah teruji bukan satu-satunya cara terbaik mengatasi lemahnya ekonomirakyat. Larangan riba dalam Islam bertujuan membina suatu bangunan ekonomi yang menetapkan bahwa modal itu tidak dapat bekerja dengan sendirinya, dan tidak ada keuntungan bagi modal tanpa kerja dan tanpa penempatan diri pada resiko samasekali. Karena itu Islam secara tegas menyatakan perang terhadap riba dan ummat Islam wajib meninggalkannya (Qs.al-Baqarah:278), akan tetapi Islam menghalalkan mencari keuntungan lewat perniagaan (Qs.83:1-6)

Metodologi ekonomi Islam

Ekonomi Islam bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat ini dicapai dengan melaksanakan syariah islam, sehingga tujuan kesejahteraan didefinisikan sebagai maqasid (tujuan-tujuan) syariah : yaitu perlindungan terhadap Agama, jiwa, akal, keturunan (Kehormatan diri) dan harta.

(7)

2. KARAKTERISTIK EKONOMI SYARI’AH

Ada beberapa karakteristik ekonomi syari’ah yaitu: 1. Harta kepunyaan Allah dan manusia khaifah harta.

Semua harta baik benda maupun alat produksi adalah milik Allah dan manusia adalah khalifah atas harta miliknya sehingga manusia menafkahkan hartanya harus menurut hukum-hukum yang telah disyariatkan Allah.

2. Terikat dengan akidah , syariat (hukum) dan moral.

Hubungan ekonomi syari’ah dengan akidah islam tampak jelas dalam banyak hal, seperti pandangan Islam terhadap alam semesta yang disediakan untuk kepentingan manusia. Hubungan ekonomi syariah dengan moral adalah sebagai berikut:

a. Tidak boleh menggunakan hartanya untuk menimbulkan kerugian atas harta orang lain atau kepentingan masyarakat.

b. Tidak boleh melakukan penipuan dalam transaksi.

c. Tidak boleh menimbun emas dan perak atau sarana-sarana moneter lainnya, sehingga mencegah peredaran uang, karena uang sangat diperlukan untuk mewujudkan kemakmuran perekonomian dalam masyarakat. Menimbun uang berarti menghambat fungsinya dalam memperluas lapangan produksi dan penyiapan lapangan kerja para buruh.

d. Tidak boleh berbuat boros, karena akan menghancurkan individu dalam masyarakat.

3. Tidak boleh melakukan riba. Islam telah melarang segala bentuk riba karenanya itu harus dihapuskan dalam ekonomi Islam. Pelarangan riba secara tegas ini dapat dijumpai dalam al-Quran dan hadist. Arti riba secara bahasa adalah ziyadah yang berarti tambahan, pertumbuhan, kenaikan, membengkak, dan bertambah diantara faktor yang menyelewengkan uang dari bidangnya yang normal adalah bunga ( Riba ).

4. Pelarangan Gharar. Ajaran islam melarang aktivitas ekonomi yamg mengandung gharar. Gharar adalah sesuatu dengan karakter tidak diketahui sehingga menjual hal ini adalah seperti perjudian.

5. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan. Sesungguhnya Islam tidak memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat , setiap aktivitas manusia di dunia akan berdampak pada kehidupannya kelak di akhirat, Oleh karena itu , aktivitas keduniaan kita tidak boleh mengorbankan kehidupan akhirat. Islam menghendaki adanya keseimbangan antara dunia dan akhirat apa yang kita lakukan didunia ini hakikatnya adalah untuk mencapai tujuan akhirat.

(8)

ekonomi yang dilakukan oleh seseorang untuk mensejahterakan dirinya, tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang lain dan masyarakat secara umum.

7. Bimbingan Konsumsi

Dalam konsumsi Islam mempunyai pedoman untuk tidak melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.

8. Pelarangan yang haram.

Dalam ekonomi Islam segala sesuatu yang dilakukan harus halalan toyyiban, yaitu benar secara hukum Islam dan baik dari perspektif nilai dan sesuatu yang jika dilakukan akan menimbulkan dosa. Haram dalam hal ini bisa dikaitkan dengan zat atau prosesnya dalam hal zat, Islam melarang mengonsumsi, memproduksi, mendistribusikan, dan seluruh mata rantainya terhadap beberapa komoditas dan aktivitasnya.

9. Lebih mengutamakan zakat.

Zakat adalah salah satu karakteristik islam mengenai harta yang tidak terdapat dalam perekonomian lain . Sistem perekonomian di luar islam tidak mengenal tuntutan Allah kepada pemilik harta, agar menyisihkan sebagian harta tertentu sebagai pembersih jiwa dari sifat kikir, dengki, dan dendam.

10. Petunjuk Investasi.

Kriteria atau standar dalam menilai proyek investasi, memandang ada lima kriteria yang sesuai dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi.

a. Proyek yang baik menurut islam.

b. Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat. c. Memberantas kekafiran , Memberbaiki pendapatan, dan Kekayaan. d. Memelihara dan menumbuhkembangkan harta.

e. Melindungi kepentingan anggota masyarakat.

3. SISTEM EKONOMI SYARI’AH

Menurut Dumairy (1996), sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsusr manusia dengan subjek, barang-barang ekonomi sebagai objek, serta alat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan ekonomi.

(9)

negatif dan lebih buruk, karena banyak negara miskin bertambah miskin dan negara kaya yang jumlahnya relatif sedikit semakin kaya.

Dengan kata lain, kapitalis gagal meningkatkan harkat hidup orang banyak terutama di negara-negara berkembang. Bahkan menurut Joseph E. Stiglitz (2006) kegagalan ekonomi Amerika dekade 90-an karena keserakahan kapitalisme ini. Ketidakberhasilan secara penuh dari sistem-sistem ekonomi yang ada disebabkan karena masing-masing sistem ekonomi mempunyai kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan dengan kelebihan masing-masing. Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing sistem ekonomi tersebut lebih menonjol ketimbang kelebihannya.

Karena kelemahannya atau kekurangannya lebih menonjol daripada kebaikan itulah yang menyebabkan muncul pemikiran baru tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-negara muslim atau negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam yaitu sistem ekonomi syariah. Negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim mencoba untuk mewujudkan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist, yaitu sistem ekonomi Syariah yang telah berhasil membawa umat muslim pada zaman Rasulullah meningkatkan perekonomian di Jazirah Arab. Dari pemikiran yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist tersebut, saat ini sedang dikembangkan Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah di banyak negara Islam termasuk di Indonesia.

Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari paradigma Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah bukan untuk menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, tetapi lebih ditujukan untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Islam diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia untuk mewujudkan ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilai ekonomi tertinggi. Umat saat ini tidak hanya umat Muslim saja tetapi, seluruh umat yang ada di muka bumi. Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memenuhi kebutuhan hidup secara melimpah ruah di dunia, tetapi juga dapat memenuhi ketentraman jiwa sebagai bekal di akhirat nanti. Jadi harus ada keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup di dunia dengan kebutuhan untuk akhirat.

Menurut Islam, kegiatan ekonomi harus sesuai dengan hukum syara’. Artinya, ada yang boleh dilakukan dan ada yang tidak boleh dilakukan atau dengan kata lain harus ada etika. Kegiatan ekonomi dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat adalah merupakan ibadah kepada Allah SWT. Semua kegiatan dan apapun yang dilakukan di muka bumi, kesemuannya merupakan perwujudan ibadah kepada Allah SWT. Dalam Islam, tidak dibenarkan manusia bersifat sekuler yaitu, memisahkan kegiatan ibadah atau uhrowi’ dan kegiatan duniawi.

Dalam Islam, harta pada hakikatnya adalah milik Allah, dan harta yang dimiliki oleh manusia sesungguhnya merupakan pemberian Allah, oleh karenanya harus dimanfaatkan sesuai dengan perintah Allah. Menurut Islam, orientasi kehidupan manusia menyangkut hakikat manusia, makna hidup, hak milik, tujuan penggunaan sumberdaya, hubungan antara manusia dan lingkungan, harus didasarkan pada Al-Quran dan Hadist.

(10)

ekonomi. Prinsip ini merefleksikan bahwa penguasa dan pemilik tunggal atas jagad raya ini adalah Allah SWT. Prinsip Tauhid ini pula yang mendasari pemikiran kehidupan Islam yaitu

Khilafah (Khalifah) dan ‘Adalah (keadilan).

Khilafah mempresentasikan bahwa manusia adalah khalifah atau wakil Allah di muka bumi ini dengan dianugerahi seperangkat potensi spiritual dan mental serta kelengkapan sumberdaya materi yang dapat digunakan untuk hidup dalam rangka menyebarkan misi hidupnya. Ini berarti bahwa, dengan potensi yang dimiliki, manusia diminta untuk menggunakan sumberdaya yang ada dalam rangka mengaktualisasikan kepentingan dirinya dan masyarakat sesuai dengan kemampuan mereka dalam rangka mengabdi kepada Sang Pencipta, Allah SWT.

Prinsip ‘Adalah (keadilan) menurut Chapra merupakan konsep yang tidak terpisahkan dengan Tawhid dan Khilafah, karena prinsip ‘Adalah adalah merupakan bagian yang integral dengan tujuan syariah (maqasid al-Syariah). Konsekuensi dari prinsip Khilafah dan ‘Adalah

menuntut bahwa semua sumberdaya yang merupakan amanah dari Allah harus digunakan untuk merefleksikan tujuan syariah antara lain yaitu, pemenuhan kebutuhan

(needfullfillment), menghargai sumber pendapatan (recpectable source of earning), distribusi pendapatan dan kesejah-teraan yang merata (equitable distribution of income and wealth), serta stabilitas dan pertumbuhan (growth and stability).

Dalam hal kepemilikan sumberdaya atau faktor produksi, Sistem Ekonomi Syariah memberikan kebebasan yang tinggi untuk berusaha dan memiliki sumberdaya yang ada yang berorientasi sosial dengan memberikan selft interest yang lebih panjang dan luas. Namun perlu diingat bahwa, segala sesuatu yang diperoleh merupakan pemberian Allah, karenanya harus digunakan sesuai dengan petunjuk Allah dan dikeluarkan zakat dan sadaqah yang ditujukan bagi Muslim yang belum berhasil sebagai implementasi dari rasa sosial yang tinggi. Selain itu, negara dan juga pemerintah berperan untuk menjaga keseimbangan yang dinamis untuk merealisasikan kesejahteraan masyarakat. Jadi, dalam Sistem Ekonomi Syariah, ada landasan etika dan moral dalam melaksanakan semua kegiatan termasuk kegiatan ekonomi, selain harus adanya keseimbangan antara peran pemerintah, swasta, kepentingan dunia dan kepentingan akhirat dalam aktivitas ekonomi yang dilakukan.

a. Perbandingan Paradigma, Dasar dan Filosofi Sistem Ekonomi

Dari penjelasan yang telah diungkapkan di atas menyangkut sistem ekonomi yang ada, maka ada tiga sistem ekonomi yang utama saat ini, yang diterapkan oleh negara-negara di muka bumi ini. Tiga sistem ekonomi utama tersebut adalah sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan sistem ekonomi syariah. Ke tiga sistem ekonomi tersebut mempunyai paradigma, dasar dan fisolofi yang berbeda dan bertolak belakang satu dengan yang lain. Perbedaan yang mendasar menyangkut paradigma, dasar dan filosofi ke tiga sistem ekonomi tersebut terlihat pada Gambar 1.1.

(11)

Sedangkan filosofinya yaitu semua anggota masyarakat merupakan satu kesatuan yang mempunyai kesamaan hak, kesamaan tanggungjawab dan kesamaan lainnya. Dalam sistem ekonomi sosialis ini, semua orang harus sama tidak boleh ada perbedaan. Sistem ekonomi sosialis/komunis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara.

2. Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama. Semua perusahaan milik negara sehingga tidak ada perusahaan swasta.

3. Segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang ditentukan oleh pemerintah. 4. Harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan oleh negara.

5. Semua warga masyarakat adalah karyawan bagi negara.

Adapun kelebihan serta kelemahan dari sistem ekonomi yaitu :

Kelebihan dari sistem ekonomi sosialis

a. Disediakannya kebutuhan pokok

Setiap Warga Negaara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental mendapatkan pengawasan Negara.

b. Didasarkan perencanaan negara

Semua pekerjaan didasarkan perencanaan negara yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku pada sistem ekonomi kapitalis kemungkinannya akan kecil atau bahkan tidak akan terjadi.

c. Produksi dikelola oleh negara

Semua bentuk produksi akan dimiliki dan dikelola oleh negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan negara.

Kelemahan dari sistem ekonomi sosialis

a. Sulit melakukan transaksi

Tawar-menawar dan jual beli sangat terbatas dan sulit untuk dilakukan, demikian pula masalah harga yang dimana telah ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu, stabilitas perekonomian negara sosialis lebih disebabkan tingkat harga yang ditentukan oleh pemerintah atau negara, bukan ditentukan oleh pasar.

b. Membatasi kebebasan

Sistem sosialis menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, hal ini menunjukkan secara tidak langsung bahwa sistem ekonomi ini terikat pada sistem ekonomi dictator.

c. Terabaikannya pendidikan moral

(12)

Sistem ekonomi kapitalis merupakan sistem ekonomi yang mempunyai paradigma bahwa, kegiatan ekonomi ditentukan oleh mekanisme pasar. Semua aktivitas ekonomi ditentukan oleh mekanisme pasar. Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa, semua orang merupakan makhluk ekonomi yang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dan akan terus berusaha memenuhinya sekuat kemampuannya. Individualisme merupakan filosofi yang digunakan. Dalam hal ini, semua orang berhak untuk memenuhi kebutuhannya sebanyak-banyaknya dan berhak atas kekayaan yang dimilikinya secara penuh. Faktor-faktor produksi dapat dikuasai secara individu dan digunakan oleh yang bersangkutan sesuai dengan keinginannya tanpa dibatasi sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ciri-ciri sistem ekonomi kapitalisme berikut ini.

1. Setiap orang bebas memiliki alat-alat produksi. 2. Adanya kebebasan berusaha dan kebebasan bersaing. 3. Campur tangan pemerintah dibatasi.

4. Para produsen bebas menentukan apa dan berapa yang akan diproduksikan. 5. Harga-harga dibentuk di pasar bebas.

6. Produksi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan laba serta semua kegiatan ekonomi didorong oleh prinsip laba.

Dalam sistem ekonomi kapitalis terdapat kekuatan dan kelemahan, yaitu :

Kekuatan dari sistem ekonomi kapitalis

a. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang b. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal

yang terbaik bagi dirinya.

c. Pengawasan sosial dan politik minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.

Kelemahan dari sistem ekonomi kapitalis

a. Tidak ada persaingan sempurna, yang ada hanya persaingan monopolistik dan persaingan tidak sempurna.

b. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).

(13)

Gambar 1.1.

Paradigma, dasar dan filosofi sistem ekonomi

Dalam ekonomi syariah, etika agama kuat sekali melandasi hukum-hukumnya. Etika sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah, atau ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber terutama dari ajaran agama. Itulah sebabnya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi Barat merujuk pada kitab Injil (Bible), dan etika ekonomi Yahudi banyak merujuk pada Taurat. Demikian pula etika ekonomi Islam termuat dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang dimuat dalam Al-Qur’an. Namun jika etika agama Kristen-Protestan telah melahirkan semangat (spirit) kapitalisme, maka etika agama Islam tidak mengarah pada Kapitalisme maupun Sosialisme. Jika Kapitalisme menonjolkan sifat individualisme dari manusia, dan Sosialisme pada kolektivisme, maka Islam menekankan empat sifat sekaligus yaitu :

1. Kesatuan (unity)

2. Keseimbangan (equilibrium) 3. Kebebasan (free will)

4 .Tanggungjawab (responsibility)

Manusia sebagai wakil atau khalifah Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi.

Sistem ekonomi syariah berbeda dari Kapitalisme, Sosialisme, maupun Negara Kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari Kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi

EKONOMI

SISTEM EKONOMI

SISTEM KAPITALIS SISTEM SOSIALIS SYARI’AH

PARADIGMA PASAR PARADIGMA

MARXIS

PARADIGMA SYARI’AH

DASAR

Economic Man

DASAR

non private ownership of the means of

production

DASAR

Muslim (Ahsani Taqwim)

FILOSOFI

(14)

oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. ”Celakalah bagi setiap … yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung” (Qur’an Al-Humazah, 2). Orang miskin dalam Islam tidak dihujat sebagai kelompok yang malas dan yang tidak suka menabung atau berinvestasi. Ajaran Islam yang paling nyata menjunjung tinggi upaya pemerataan untuk mewujudkan keadilan sosial, ”jangan sampai kekayaan hanya beredar dikalangan orang-orang kaya saja diantara kamu” (Al-Qur’an, Al-Hasyr, 7).

Disejajarkan dengan Sosialisme, Islam berbeda dalam hal kekuasaan negara, yang dalam Sosialisme sangat kuat dan menentukan. Kebebasan perorangan yang dinilai tinggi dalam Islam jelas bertentangan dengan ajaran Sosialisme.

Akhirnya ajaran Ekonomi Kesejahteraan (Welfare State) yang berada di tengah-tengah antara Kapitalisme dan Sosialisme memang lebih dekat ke ajaran Islam. Bedanya hanyalah bahwa dalam Islam etika benar-benar dijadikan pedoman perilaku ekonomi sedangkan dalam

Welfare State tidak demikian, karena etika Welfare State adalah sekuler yang tidak mengarahkan pada ”integrasi vertikal” antara aspirasi materi dan spiritual (Naqvi,1951,h80)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam Islam pemenuhan kebutuhan materil dan spiritual benar-benar dijaga keseimbangannya, dan pengaturan oleh negara, meskipun ada, tidak akan bersifat otoriter. Karena etika dijadikan pedoman dalam kegiatan ekonomi, maka dalam berbisnis juga menggunakan etika Islam. Etika bisnis menurut ajaran Islam juga dapat digali langsung dari Al Qur’an dan Hadist Nabi. Misalnya karena adanya larangan riba, maka pemilik modal selalu terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap jalannya perusahaan miliknya, bahkan terhadap buruh yang dipekerjakannya. Perusahaan dalam sistem ekonomi syariah adalah perusahaan keluarga bukan Perseroan Terbatas yang pemegang sahamnya dapat menyerahkan pengelolaan perusahaan begitu saja pada Direktur atau manager yang digaji. Memang dalam sistem yang demikian tidak ada perusahaan yang menjadi sangat besar, seperti di dunia kapitalis Barat, tetapi juga tidak ada perusahaan yang tiba-tiba bangkrut atau dibangkrutkan.

Etika Bisnis Islam menjunjung tinggi semangat saling percaya, kejujuran, dan keadilan, sedangkan antara pemilik perusahaan dan karyawan berkembang semangat kekeluargaan (brotherhood). Misalnya dalam perusahaan yang Islami gaji karyawan dapat diturunkan jika perusahaan benar-benar merugi dan karyawan juga mendapat bonus jika keuntungan perusahaan meningkat. Buruh muda yang masih tinggal bersama orang tua dapat dibayar lebih rendah, sedangkan yang sudah berkeluarga dan punya anak dapat dibayar lebih tinggi dibanding rekan-rekannya yang muda.

4. KONTRUKSI IDEAL EKONOMI ISLAM

Pada saat ini perkembangan ekonomi syariah di Indonesia bisa dikatakan semakin cemerlang. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bank dan lembaga keuangan lainnya yang berbasis syariah. Sejak awal tahun 2000, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia

(15)

dan aturan dalam ekonomi syariah ini mengacu pada Al-Qur’an dan hadist. Inti dari sistem ekonomi syariah adalah perekonomian yang dilakukan berdasarkan pada prinsip hukum islam dan mengharamkan adanya riba. Selain itu sistem ekonomi syariah merupakan sistem perekonomian yang dianggap menguntungkan dan adil bagi berbagai pihak dalam kegiatan ekonomi. Bila dalam sistem ekonomi konvensional pemilik modal yang lebih dominan di untungkan, lainnya halnya dalam sistem ekonomi syariah semua pihak akan sama-sama diuntungkan. Mayoritas penduduk Indonesia yang sebagian besar adalah beragama islam dan merupakan negara muslim terbesar di dunia juga turut serta dalam perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Sistem ekonomi syariah yang dapat dikatakan transparan, adil, dan stabil menambah daya tarik masyarakat untuk beralih ke sistem ekonomi syariah. Tetapi, jumlah penduduk islam yang dominan dan besar tidak menjamin berkembangannya ekonomi syariah yang berkualitas. Hal ini disebabkan masih kurangnya pemahaman sebagian besar masyarakat tentang ekonomi syariah dan masih kurangnya sumber daya manusia yang profesional dalam bidang ini. Namun masalah ini dapat diatasi dengan seringnya sosialisasi tentang ekonomi syariah dan dapat juga dijadikan salah satu bidang ilmu di perguruan tinggi agar dapat mencetak tenaga profesional dalam bidang ini.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Angga. 2014. Sistem Ekonomi Syariah, (online), (https://www.academia.edu/8385785/Sistem_Ekonomi_Syariah, diakses 11 Februari 2016).

Ali. 2014. Pengertian dan Tujuan Ekonomi Islam, (online), (

http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-dan-tujuan-ekonomi-islam.html#_ , diakses 14 Februari 2016).

Arif, M. Nur Rianto Al. 2010. Teori Makroekonomi Islam. Bandung : Alfabeta

Karim, Adiwarman Azwar. 2002. Ekonomi Mikro Islami Edisi 3. Jakarta: Rajawali Press. Nizar, Fauzan. 2015. Karakteristik Perekonomian Islam, (online),

Gambar

Gambar 1.1.

Referensi

Dokumen terkait

Menentang pelaku kebatilan dan menolak kemunkaran adalah kewajiban yang dituntut dalam ajaran Islam atas setiap muslim sesuai kemampuan dan kekuatannya.. Ridho terhadap

jadi, lingkungan bisnis Islami adalah segala aktivitas ekonomi yang sesuai dengan ajaran Islam....

Anak memiliki kewajiban untuk menghormati kedua orang tua karena orang tua lebih berhak dari semua manusia untuk dihormati dan ditaati. Bagi umat muslim, anak diajarkan

proses kegiatan belajar yang berorientasi pada kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang Muslim terhadap kedua sumber ajaran umat islam tersebut. Dan pembelajaran

Masyarakat Islam adalah pergaulan hidup umat Islam mengamalkan agama dan ajaran Islam sesungguhnya, sedang masyarakat muslim dalam pergaulan hidup manusia

Natsir mengajukan Islam sebagai dasar negara, bukan semata- mata karena umat Islam adalah golongan terbanyak, tetapi berdasarkan keyakinannya dan juga sebagian umat muslim

Sebagai umat muslim yang taat terhadap ajaran- ajaran Islam, tentunya dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi lebih diutamakan tentang status hukumnya halal

Kebijakan moneter dalam islam berpijak pada prinsip-prinsip dasar ekonomi islam sebagai kekuasaan tertinggi adalah milik Allah dan Allah pemilik yang sebenarnya, semua yang dimiliki dan