• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Harga Citra Merek dan Kualitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Harga Citra Merek dan Kualitas"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HARGA, CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI DOMAIN .ID

Kristiurman Jaya Mendrofa dan Mudji Sabar Universitas Mercu Buana

kris@mendrofa.com dan mudji_sabar@yahoo.com

ABSTRACT

The number of domain names that registered in Indonesia is very low compared to the population. As entities that carry the name of Indonesia, .id domain has not been able to compete with a domain that an already popular as .com. This study aims to examine and analyze the effect of price, brand image and product quality on buying interest of .id domain. This research was descriptive quantitative by using primary and secondary datawith the entire population of consumers (registry) domain name in Indonesia . The samples in the study using convenience sampling method with a total sample of 385 respondents from Lemeshow theory, data analysis used multiple linear regression analysis. The results showed price, brand image and product quality together (simultaneously) significantly influence buying inter est. Price is a variable that most influence on buying interest .id domain. Campaigns or price socialization, premium services, security and brand image needs to be improved. Response to the suggestions and complaints of consumers (registry) need to be considered and discussed in the domain name forum that is already established.

Keyword: Price, Brand Image, Product Quality, Buying Interest

ABSTRAK

Jumlah nama domain yang terdaftar di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan penduduknya. Sebagai entitas yang membawa nama negara Indonesia, domain .id belum mampu bersaing dengan domain yang sudah terlebih dahulu populer seperti .com. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa pengaruh harga, citra merek dan kualitas produk terhadap minat beli domain .id. Penelitian ini berjenis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder dengan populasi seluruh konsumen (registry) nama domain di Indonesia. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling dengan jumlah sampel sebanyak 385 orang sebagai responden dari teori Lemeshow, analisa data yang digunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan harga, citra merek dan kualitas produk secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli. Harga merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap minat beli domain .id. Kampanye atau sosialisasi harga, layanan premium, keamanan dan citra merek perlu ditingkatkan. Respon atas saran dan keluhan konsumen (registry) perlu diperhatikan dan dibahas dalam forum nama domain yang sudah dibentuk.

(2)

PENDAHULUAN

Seiring dengan semakin berkembangnya teknolog, maka ketergantungan manusia terhadap jaringan Internet semakin tinggi. Pemanfaatan jaringan Internet merupakan suatu hal yang tidak pernah terbayang di benak manusia pada beberapa dasawarsa yang lalu. Kini, teknologi Internet telah merambah ke berbagai sendi kehidupan manusia modern. Hampir mustahil memisahkan aktifitas sehari-hari tanpa keterlibatan jaringan Internet.

Nama domain merupakan suatu nama unik yang berfungsi untuk mempermudah akses ke suatu laman (website) dibanding harus mengetik alamat IP (Internet Protocol address) dalam bentuk angka yang rumit. Misalnya untuk mengunjungi situs mesin pencari Google, maka pengguna Internet tidak perlu mengetik alamat IP 173.194.39.19, cukup mengetik google.co.id. Kini, ratusan ratusan ranah Internet tingkat atas atau sering dikenal dengan istilah Top Level Domain (TLD) dan country code Top Level Domain (ccTLD) untuk skala negara telah disetujui oleh Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) yang punya otoritas atau mengawasi beberapa tugas yang terkait dengan Internet.

Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia serta dengan penetrasi pengguna Internet yang semakin meningkat, kebutuhan akan suatu nama domain dirasa semakin penting dalam memasarkan, mempromosikan atau mencitrakan suatu produk atau jasa dengan menggunakan media Internet.

Negara Indonesia mempunyai kode Internet resmi dengan akhiran .id (dot id) yang dikenal sebagai country code Top Level Domain Indonesia (ccTLD-ID). Kini, domain berakhiran .id yang membawa identitas Indonesia berjumlah 13 yakni .co.id, .web.id, .sch.id, .or.id, .go.id,. ac.id, .net.id, .mil.id, .biz.id, .my.id, .desa.id, .ponpes.id dan .id yang diluncurkan pada tanggal 17 Agustus 2014.

Tepat pada perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yakni pada tanggal 17 Agustus 2014, Pengelola Nama Domain Indonesia (PANDI) sebagai registry meluncurkan domain .id. Dengan peluncuran resmi domain tingkat pertama (first level domain), lembaga atau individu dapat memiliki ccTLD-ID berakhiran .id. Pada Tabel 1 terlihat perbandingan jumlah nama domain .id yang terdaftar di Indonesia pada tahun 2014.

Tabel 1 Jumlah ccTLD-ID Tahun 2014

Domain Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Agst. Sept. Okt. Nov. Des.

.co.id 49.128 50.027 51.010 51.782 52.626 53.390 53.735 54.479 55.686 56.404 57.228 57.858

.web.id 24.684 24.027 24.310 24.161 23.992 24.496 24.009 23.967 24.124 23.820 23.969 24.581

.sch.id 12.542 13.083 12.996 13.096 13.489 13.880 13.959 14.193 14.707 14.764 14.908 14.809

.id - - - 654 746 1.408 1.659 5.004 5.801 6.574 7.351 7.854

.or.id 5.145 5.230 5.282 5.317 5.411 5.523 5.568 5.627 5.729 5.776 5.815 5.829

.go.id 3.230 3.242 3.274 3.302 3.306 3.319 3.332 3.342 3.347 3.360 3.371 3.380

.ac.id 2.975 3.021 3.053 3.089 3.132 3.150 3.166 3.179 3.239 3.267 3.309 3.350

.my.id 2.449 2.506 2.523 2.597 2.636 2.680 2.735 2.773 2.816 2.805 2.991 3.080

.desa.id 553 589 614 696 821 1.029 1.062 1.095 1.153 1.204 1.297 1.336

.biz.id 787 807 818 866 873 897 914 928 956 971 991 1.038

.net.id 350 355 357 363 365 365 371 372 379 372 374 377

.mil.id 254 255 255 256 257 257 258 258 259 259 259 259

Total 102.097 103.142 104.492 106.179 107.654 110.394 110.768 115.217 118.196 119.576 121.863 123.751 Sumber: PANDI (2015)

(3)

bulan pertama sebelum diluncurkan secara resmi yakni Maret 2014, sebanyak 654 domain .id yang terdaftar. Adapun pada saat diluncurkan secara resmi yakni pada bulan Agustus 2014, jumlah domain .id yang terdaftar adalah 5.004 domain. Secara keseluruhan, di tahun pertama peluncurannya, domain .id berada di urutan keempat, tepatnya berada di bawah .co.id (57.858 domain), .web.id (24.581) dan .sch.id (14.809 domain).

Meskipun domain .id merupakan salah satu nama domain terakhir yang diluncurkan (.ponpes.id diluncurkan bulan April 2015), akan tetapi secara statistik di tahun kedua tepatnya sampai akhir September 2015 ada kenaikan jumlah domain .id secara signifikan seperti yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah ccTLD-ID Tahun 2015

Domain Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Agst. Sept.

.co.id 58.701 59.563 60.537 61.316 62.092 62.685 63.896 64.598 65.189 .web.id 24.426 24.018 23.913 23.749 23.624 24.248 24.854 24.188 23.435 .id 8.529 9.287 11.087 12.404 13.709 14.610 15.328 16.747 17.802 .sch.id 14.250 13.661 13.825 14.048 14.287 14.482 14.781 14.842 14.918 .my.id 2.614 2.58s0 6.225 7.352 8.000 9.300 9.437 9.502 9.561 .or.id 5.871 5.927 5.980 6.030 6.091 6.117 6.290 6.344 6.376 .ac.id 3.397 3.435 3.457 3.486 3.513 3.523 3.576 3.589 3.614 .go.id 3.390 3.404 3.417 3.434 3.450 3.471 3.490 3.510 3.530 .desa.id 1.243 1.291 1.513 1.942 2.169 2.217 2.239 2.252 2.255

.biz.id 905 894 884 904 908 910 949 954 975

.net.id 375 379 386 385 387 386 389 391 391

.mil.id 259 261 264 267 267 268 270 272 273

.ponpes.id - - - 19 19 19 57 57 57

Total 123.960 124.700 131.488 135.336 138.516 142.236 145.556 147.246 148.376

Sumber: PANDI (2015)

Pada Tabel 2 per September 2015 dapat dilihat jumlah domain .id yang terdaftar dengan total 17.802 domain, sudah melewati domain .sch.id (14.918) namun masih berada di bawah domain .co.id (65.189) dan .web.id (23.435) atau berada urutan empat bila diukur secara persentase yakni 9,66%. Persentase domain .id yang terdaftar pada tahun 2015 naik menjadi 9,66% dan berada di bawah dan .co.id (45,14%), .web.id (17,49%) dan .sch.id (10,43%).

Pada akhir September 2015, ccTLD-ID yang terdaftar sebanyak 148.376 domain. Dibandingkan dengan domain Internasional atau Top Level Domain (TLD), masih selisih jauh yakni 285.020 domain (Webhosting.info, 2015). Pada Tabel 3 dapat dilihat rincian harga domain .id.

Tabel 3 Harga ccTLD-ID dalam Rupiah

No. Ekstensi Daftar Transfer Perpanjangan

1. .id 550.000 550.000 550.000

2. .co.id 110.000 110.000 110.000

3. .ac.id 55.000 55.000 55.000

4. .or.id 55.000 55.000 55.000

5. .sch.id 55.000 55.000 55.000

6. .web.id 55.000 55.000 55.000

7. .my.id 55.000 55.000 55.000

8. .biz.id 55.000 55.000 55.000

(4)

Sumber: Belidomain.co.id (2015)

Pada Tabel 3 dapat dilihat perbandingan harga sembilan domain ccTLD Indonesia (kecuali .go.id dan .militer.id karena tidak dijual secara komersial). Terlihat dengan jelas bahwa harga domain .id lebih mahal dibanding biaya pendaftaran, transfer dan perpanjangan rata-rata ccTLD Indonesia lainnya yakni Rp. 55.000 per tahun untuk domain .ac.id, or.id, .sch.id, .web.id, .my.id, .biz.id, .desa.id dan domain .co.id (Rp. 110.000 per tahun).

Pada Tabel 4 dapat diketahui perbandingan harga domain .id dengan domain populer seperti domain .com dan TLD lainnya.

Tabel 4 Harga TLD dalam Rupiah

No. Ekstensi Daftar Transfer Perpanjangan

1. .com 90.000 90.000 90.000

2. .net 90.000 90.000 90.000

3. .org 90.000 90.000 90.000

4. .info 90.000 90.000 90.000

5. .biz 90.000 90.000 90.000

6. .us 90.000 90.000 90.000

7. .eu 90.000 90.000 90.000

8. .name 90.000 90.000 90.000

9. .asia 155.000 155.000 155.000

10. .me 265.000 265.000 265.000

Sumber: Duada.com (2015)

Pada Tabel 4 dapat dilihat harga domain populer seperti .com, .net, .org, .info, .biz, .us, .eu, .name, .asia dan .me dengan rata-rata biaya pendaftaran, transfer dan perpanjangan Top Level Domain (TLD) Rp. 90.000 per tahun, hanya domain .asia yang sedikit berbeda yakni domain .asia (Rp. 155.000 per tahun) dan domain .me (Rp. 265.000 per tahun).

Biaya domain populer tersebut berada di bawah domain .id. Dibanding domain berakhiran .com, .net, .org atau TLD lainnya yang tidak ada unsur identitas lokal pada penamaan domainnya, ccTLD-IDmemberikan identitas yakni negara Indonesia.

Keamanan Internet di Indonesia merupakan salah satu isu yang sering dibahas dalam berbagai forum diskusi. Bahkan situs Indonesia Security Incidents Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTI), yang bertugas menjaga keamanan informasi data dari serangan di dunia maya di Indonesia pernah menjadi korban pembajakan domain. Menurut Ketua ID-SIRTI Rudi Lukmanto, gangguan ini terjadi bukan karena server mereka dibajak, melainkan karena ada pembajakan domain yang dikenal dengan istilah Domain Name Server (DNS) hijacking (BBC Indonesia, 2015). Secara umum, kesadasaran keamanan dunia maya di Indonesia masih rendah, tindakan memalsukan (phising) halaman situs di Indonesia masih tinggi (Tempo, 2015).

KAJIAN TEORI Harga

Menurut Tjiptono (2008:151), harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.

Dimensi harga menurut Lichtenstein, et. al (2013:182) terdiri dari:

1. Kesadaran harga, yakni untuk mengukur atau mengungkapkan kecenderungan konsumen untuk membeli produk berdasarkan nilai tambah yang didapat

(5)

3. Potongan harga yaitu potongan yang ditawarkan oleh penjual jasa atau produk kepada pelanggan

4. Skema harga yaitu skema harga yang ditawarkan kepada reseller, distributor dengan pelanggan dibedakan

5. Prestis yaitu prestis yang didapatkan oleh konsumen bila membeli suatu jasa atau produk

Citra Merek (Brand Image)

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:282), merek adalah pengaruh diferensiasi positif bahwa jika pelanggan mengenal nama merek, pelanggan akan merespon produk atau jasa. Satu ekuitas ukuran merek adalah sejauh mana pelanggan bersedia membayar lebih untuk merek tersebut. Merek dengan ekuitas yang kuat merupakan aset yang sangat berharga.

Dimensi citra merek (brand image) menurut Kotler dan Amstrong (2008:62) terdiri dari: 1. Memorable (mudah diingat) yaitu suatu merek sebaiknya mudah diingat baik kata-kata

maupun gambarnya.

2. Meaningful (bermakna) yaitu merek mewakili kredibilitas perusahaan 3. Likeable (disukai) yaitu estetika dan tingkat atraktif merek

4. Transferable (mudah ditransfer) yaitu merek dapat dialihkan ke pihak lain bila suatu perusahaan mengalami perubahan manajemen

5. Adaptable (adaptasi) yaitu kemampuan merek dalam beradaptasi sesuai perkembangan zaman

6. Protectable (terproteksi) yaitu merek dilindungi payung hukum

Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:272), kualitas produk diartikan sebagai totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau diimplisitasikan. Hal ini berarti fitur produk yang ditawarkan juga menentukan mutu yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Produsen dikatakan telah mempertahankan mutu jika produk atau jasa yang ditawarkan sesuai atau melampaui ekspektasi pelanggan.

Dimensi kualitas produk menurut Parasuraman, et al dalam Fredy Rangkuti (2002:29) terdiri dari:

1. Tangible (bukti langsung) yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Yang dimaksud bahwa penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dan pelayanan yang diberikan.

2. Empathy (empati) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan. Sebagai contoh perusahaan harus mengetahui keinginan pelanggan secara spesifik dari bentuk fisik produk atau jasa sampai pendistribusian yang tepat.

3. Responsiveness (cepat tanggap) yaitu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

4. Reability (keandalan) yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

(6)

Minat Beli

Rossiter dan Percy dalam Luh Nisa Ditriami, et al (2014:3) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa), merekomendasikan (influencer), memilih dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

Dimensi minat beli menurut Lucas dan Britt (2003:101) terdiri dari:

1. Perhatian (attention) yaitu adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa)

2. Ketertarikan (interest) yaitu setelah adanya perhatian maka timbul rasa tertarik dari konsumen

3. Keinginan (desire) yaitu berlanjut pada perasaan untuk memiliki suatu produk

4. Keyakinan (conviction) yaitu timbul keyakinan individu terhadap produk sehingga menimbulkan keputusan untuk memperoleh produk dengan tindakan yang disebut membeli

Penelitian Terdahulu

1. Hasil penelitian Gayle dan Weisman (2007). Telah menguji relevansi harga terhadap minat beli atau keputusan pembelian, ditemukan bahwa ada tidaknya relevansi harga tergantung dari model kompetisi. Persaingan harga yang relevan dalam model Hotelling, tidak selalu relevan dalam diferensiasi vertikal model Bertrand dan tidak relevan dalam model Cournot. Dalam hal penelitian mendatang, ada dua pilihan yang tampaknya akan memegang peranan tertentu. Pertama, mengingat perbedaan yang timbul dalam penetapan harga versus kerangka kuantitas, akan menjadi petunjuk untuk mempelajari karakter terbaik tertentu yang menjadi ciri khas perusahaan. Kedua, penelitian akan memanfaatkan model yang lebih umum.

2. Hasil penelitian Mandy (2009). Penelitian menunjukkan bahwa harga tidak relevan dalam melakukan atau memutuskan pembelian ketika permintaan dibatasi dan sulit dipenuhi. Harga sangat penting dan menjadi masalah yang rumit dalam menentukannya bahkan dalam beberapa industri. Masalah umum melibatkan banyak persaingan; termasuk kebutuhan untuk menutupi biaya tetap dengan menggabungkan layanan atau aturan efisiensi komponen; pemberian insentif untuk inovasi dan penghematan biaya; kontrol harga; cakupan biaya dan memastikan pengoptimalan informasi dari lingkungan strategis yang berbeda secara signifikan terkait akses dua arah dari pada akses satu arah.

3. Hasil penelitian Ando (2015). Penelitian melibatkan analis bisnis untuk mendukung perumusan strategi bagi perusahaan-perusahaan untuk memprediksi kebutuhan pasar dan menganalisis lingkungan yang kompetitif. Untuk memanfaatkan adanya saling ketergantungan antara permintaan dan penawaran dari sisi pasar, dianggap sebagai model ketidakseimbangan dengan pasokan tetap dan harga endogen. Studi kasus melalui analisis dari kelompok pembeli online di pasar Jepang dengan mengaitkan analisis bisnis dengan efektivitas dan efisiensi dalam proses pengambilan keputusan.

(7)

5. Hasil penelitian Li, et al (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi harga dari saluran campuran di pasar monopoli dan di pasar yang optimal secara sosial adalah hasil dari faktor teknologi informasi. Namun, di pasar duopolistic, jika satu pengecer beroperasi dalam jaringan individu dan lainnya beroperasi dalam jaringan kelompok, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengecer dalam jaringan kelompok lebih suka investasi yang paling sederhana.

6. Hasil penelitian Lee dan Workman (2015). Penelitian menunjukkan bahwawanita menunjukkan kecenderungan pembelian kompulsif lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Temuan menunjukkan bahwa lebih tinggi kecenderungan pembelian kompulsif secara positif berhubungan dengan konsumen yang menguntungkan merek dan loyalitas merek tetapi berhubungan negatif dengan kesadaran merek. Dalam penelitian, 18% responden dikelompokkan sebagai pembeli kompulsif.

7. Hasil penelitian Crespo-Almendros dan Barrio-Garc´ia (2014). Penelitian menunjukkan bahwa jenis promosi penjualan online memiliki dampak yang signifikan terhadap citra merek. Di satu sisi, promosi penjualan online mempengaruhi citra merek, dan di sisi lain, pengaruh ini berbeda, tergantung pada jenis promosi penjualan secara online (moneter vs non-moneter). Promosi penjualan online tidak selalu menghasilkan citra merek negatif, berbeda dengan temuan dari literatur pada media tradisional.

8. Hasil penelitian Ruey-Dang, et al (2012). Penelitian menunjukkan kontribusi untuk literatur yang ada dengan memfokuskan pada masalah yang belum pada merek jasa asuransi. Dalam pasar berkembang seperti Taiwan, bisnis telah berkembang dengan pesat, karena kepercayaan terhadap layanan website semakin meningkat.

9. Hasil penelitian Kauffman, et al(2010). Penelitian menunjukkan bahwa segel jaminan WebTrust memiliki dampak yang signifikan terhadap pembelian konsumen. Segel jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan besar memiliki dampak yang lebih besar. Dibandingkan dengan responden yang digunakan dalam literatur sebelumnya, percobaan ini memberikan tambahan praktis kerangka umum atas kepercayaan dalam studi e-commerce. 10. Hasil penelitian Wei, et al (2010). Penelitian menujukkan bahwa ulasan konsumen sangat

penting untuk produsen produk untuk lebih memahami tanggapan umum pelanggan atas produk atau jasa yang ditawarkan dan meningkatkan kampanye pemasaran untuk produk yang sesuai. Ulasan konsumen memungkinkan produsen mengenali preferensi spesifik pelanggan individu, yang dapat memfasilitasi strategi pemasaran berikutnya.

Kerangka Pemikiran

(8)

Gambar 1 Kerangka pemikiran Sumber: Peneliti (2015)

Metode Penelitian Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan klausal. Menurut Malhotra (2009:93) bahwa riset kausal digunakan untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat. Kata kausal berasal dari bahasa Inggris to cause yang berarti “menyebabkan“ atau “mempengaruhi“. Oleh karena itu, riset kausal merupakan riset yang memiliki tujuan utama untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti.

Variabel Penelitian

Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen terdiri dari harga (X1), ctra merek (X2) dan kualitas produk (X3) 2. Variabel minat beli (Y) sebagai variabel dependen

Pada Tabel 5 dapat dilihat variabel dan defenisi operasional variabel. Tabel 5 Variabel dan Defenisi Operasional Variabel

No. Variabel Dimensi Indikator

1. Harga (X1) Lichtenstein, et al (2013)

Kesadaran harga (X1.1) Tingkat keterjangkauan harga Tingkat kewajaran biaya

Potongan harga (X1.2) Tingkat periode penawaran potongan harga

Tingkat diskon yang menarik

Skema harga (X1.3) Tingkat keterjangkauan bundling harga domain .id dengan hosting

Harga

- KesadaranHarga

- PotonganHarga

- SkemaHarga

Citra Merek - Memorable - Meaningful - Likeable - Transferable - Protectable

KualitasProduk - Tangible

- Empathy

- Responsiveness

- Reability

- Assurance

MinatBeli - Perhatian

- Ketertarikan

- Keinginan

(9)

Tingkat keterjangkauan variasi harga

Tingkat daya ingat terhadap domain .id Tingkat kemudahan

Disukai (Likeable) (X2.3) Tingkat ketertarikan terhadap domain .id clientarea dalam pemesanan domain .id Tingkat kemudahan menghubungi customer support

Empati (Empathy) (X3.2) Tingkat kemudahan dalam memperoleh panduan yang jelas bagi customer

Perhatian (Y1) Tingkat perhatian terhadap domain .id Tingkat persepsi terhadap domain .id karena cuma 2 huruf

Ketertarikan (Y2) Tingkat ketertarikan dalam menggunakan domain .id Tingkat keunikan domain .id

Keinginan (Y3) Tingkat keinginan memiliki domain .id Tingkat keinginan untuk memiliki domain unik

(10)

Tingkat keyakinan suatu saat domain .id akan semakin populer di Indonesia

Sumber: Peneliti (2015)

Populasi dan Sampel

Populasi pemilik domain di Indonesia tidak diketahui secara pasti baik kepemilikan domain ccTLD-ID maupun TLD karena konsumen bisa mendaftarkan atau memiliki lebih dari 1 (satu) domain. Data populasi berdasarkan wilayah (propinsi, kabupaten dan kota) juga tidak tersedia.

Sampel adalah bagian kecil dari suatu populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap dapat mewakili dari keseluruhan populasi. Melihat luasnya jumlah populasi tersebut, maka penulis membatasi untuk pengambilan sampel. Jumlah sampel diambil dengan rumus Lemeshow dalam Bhisma Murti (2007: 59,81,111,137) untuk populasi yang tidak diketahui sebagai berikut:

n = Z

˄

2 P(1-P) d˄2 Dimana:

z = 1.96 p = maksimal estimasi = 0.5 d = alpha (0.05)

Dengan demikian:

n = 1.96

˄

2 . 0.05 (1-0.5) 0.05˄2 = 384

Berdasarkan perhitungan, maka sampel yang diambil dalam penelitian domain .id dibulatkan menjadi 385 responden, dengan tingkat kesalahan (error) 5 persen. Kuisioner disebar secara online lewat Google Forms maupun offline. Penulis melakukan filter agar kuisioner yang diisi oleh reponden dengan 2 metode berbeda (online dan offline) agar diambil salah satunya saja dengan melihat profil responden berupa nama lengkap, nomor handphone dan alamat surat elektronik (e-mail).

Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari pengisisan kuisioner oleh pengguna (registrant) domain selain .id. Kuisioner dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media Internet maupun versi cetak (offline).

Data sekunder diperoleh dari buku, literatur dan Internet yang membahas mengenai fenomena perkembangan nama domain di Indonesia maupun dunia beserta fitur-fitur maupun regulasi yang ditentukan oleh pihak registry ataupun pihak terkait.

Metode dan Analisis Data

1. Uji validitas diukur dengan cara membandingkan nilai pearson correlation (rhitung) dengan

rtabel. Jika rhitung> rtabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid. Pada hasil uji validitas diketahui

bahwa semua indikator dari masing-masing dimensi memiliki nilai rhitung> rtabel, maka semua

pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid.

(11)

Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel R Alpha Cronbach Alpha

Standard Keterangan

Harga 0,769 0,60 Reliable

Citra merek 0,860 0,60 Reliable

Kualitas produk 0,774 0,60 Reliable

Minat beli 0,852 0,60 Reliable

Sumber: Olah data (2015)

Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien yang cukup besar yakni di atas 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa pengukuran semua variabel dari kuisioner reliable, artinya kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat diandalkan.

3. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan. Pada grafik normalprobability plot menunjukkan bahwa titik berada tidak jauh dan mengikuti garis diagonal. Hal ini dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut sudah terdistribusi dengan normal atau memenuhi asumsi normalitas.

4. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinieritas bisa dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang tinggi pada variabel bebas suatu model regresi. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi.

Tabel 7 Pengujian Hasil Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Harga 0,727 1,375 Bebas Multikolinieritas Citra Merek 0,586 1,707 Bebas Multikolinieritas Kualitas Produk 0,683 1,465 Bebas Multikolinieritas Sumber: Hasil pengujian data (2015)

Hasil pengujian pada Tabel 7, menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai predictor model regresi menunjukkan nilai VIF yang cukup kecil, dimana semuanya berada di bawah 10 dan nilai toleransi lebih dari 0,10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas, yang berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang saling independen.

5. Uji heterokedastitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan scatterplot, menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas atau teratur dari titik-titik. Jika varian dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varian berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

(12)

Tabel 8 Hasil Analisa Regresi Linier Berganda, Uji Koefisien Determinasi (R²), Uji F dan Uji t

Variabel Koefisien Regresi t Sig.

(Constant) 0,221 5,797 0,000

Harga 0,336 5,949 0,000

Citra Merek 0,247 6,217 0,000

Kualitas Produk 0,079 1,672 0,095

R Square 0,350

F 68,444

Sumber: Hasil olah data (2015)

Dari hasil olah data pada Tabel 8 didapatkan nilai sig variabel harga dan citra merek 0,000 artinya harga dan citra merek mempunyai pangaruh yang signifikan terhadap minat beli domain .id, sementara variabel kualitas produk mempunyai nilai sig 0,095 yang berarti kualitas kualitas produk mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap minat beli domain .id. Setelah data memenuhi kriteria, maka dilakukan analisis data untuk menjawab hipotesis, dengan model regresi sebagai berikut:

Minat Beli = 0,221 + 0,336 Harga + 0,247 Citra Merek + 0,079 Kualitas Produk Dari persamaan regresi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Nilai konstanta sebesar 0,221 artinya apabila atribut harga, citra merek, kualitas produk dan faktor lainnya dianggap nol, maka minat beli nilainya sebesar 22,1%

b) Nilai koefisien regresi variabel harga sebesar 0,336 artinya kontribusi variabel harga terhadap minat beli sebesar 33,6%

c) Nilai koefisien regresi variabel citra merek sebesar 0,247 artinya kontribusi variabel citra merek terhadap minat beli sebesar 24,7%

d) Nilai koefisien regresi variabel kualitas produk sebesar 0,079 artinya kontribusi variabel kualitas produk terhadap minat beli sebesar 7,9%

7. Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui besar persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga, citra merek dan kualitas produk terhadap variabel minat beli. Koefesien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh variabel-variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≥ 1), bila R=0 berarti variabel diantara variabel independen dengan variabel dependen tidak ada hubungannya, sedangkan bila R=1 berarti ada hubungan yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk nilai koefisien determinasi digunakan R Square.

Dapat diketahui pada Tabel 8, bahwa koefisien R Square yang diperoleh sebesar 0,350. Hal ini menunjukkan 35% variabel independen (harga, citra merek dan kualitas produk) dapat menjelaskan variabel dependen (minat beli) sedangkan sisanya yaitu sebesar 65% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti seperti variabel promosi, distribusi, positioning, kualitas layanan dan sebagainya.

8. Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Uji koefesien regresi secara simultan dilakukan untuk mengetahui variabel independen (harga, citra merek dan kualitas produk) secara bersama-sama atau simultan dapat berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (minat beli). Signifikan berarti bahwa hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi atau dapat digeneralisasi.

Dari data pada Tabel 8 diperoleh dilihat nilai Fhitung = 68,444 sedangkan nilai Ftabel

0,291. Berdasarkan data tersebut maka Fhitung > Ftabel sehingga secara simultan seluruh variabel

(13)

ini menyimpulkan keempat hipotesa dalam penelitian ini diterima, dimana variabel harga, citra merek dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel minat beli.

9. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel independen (harga, citra merek, dan kualitas produk) terhadap variabel dependen (minat beli).

Seperti yang terlihat pada Tabel 8, hasil uji t untuk variabel X1 (harga) diperoleh nilai thitung sebesar 5,949 dengan tingkat signifikansi 0,000, dengan menggunakan batas signifikansi

0,05 maka thitung sama dengan 5,949 > 0,05 yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian maka Ho

ditolak dan Ha diterima, dengan arah koefisien regresi positif harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

Hasil uji t untuk variabel X2 (citra merek) diperoleh nilai thitung sebesar 6,217 dengan

tingkat signifikansi 0,000 dengan menggunakan batas signifikansi 0,05 maka thitung sama dengan

6,217 > 0,05 yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan arah koefisien regresi positif citra merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

Hasil uji t untuk variabel X3 (kualitas produk) diperoleh nilai t hitung sebesar 1,672 dengan tingkat signifikansi 0,095 dengan menggunakan batas signifikansi 0,05 maka thitung sama

dengan 1,672 > 0,05 yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima, walau dengan arah koefisien regresi positif tetapi kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

10. Matriks korelasi menggambarkan korelasi antar dimensi. Untuk mengetahui perbandingan kekuatan hubungan antar dimensi dapat dianalisis dengan melihat korelasi keduanya. Dengan demikian dapat diketahui tingkat kekuatan hubungan masing-masing dimensi dan pengaruhnya terhadap dimensi yang lain. Perbandingan kekuatan korelasi dan tingkat signifikan koefesien antar dimensi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9Korelasi antar Dimensi

Minat Beli (Y)

Variabel Dimensi Y1 Y2 Y3 Y4

Harga (X1) X1.1 0,552 0,474 0,456 0,634 X1.2 0,195 -0,033 0,161 0,296 X1.3 0,098 0,007 0,103 0,248 Citra Merek (X2) X2.1 0,390 0,377 0,224 0,487 X2.2 0,428 0,462 0,098 0,614 X2.3 0,483 0,349 0,313 0,505 X2.4 0,445 0,416 0,133 0,589 X2.5 0,250 0,125 0,045 0,305 Kualitas Produk (X3) X3.1 0,245 0,452 0,298 0,368 X3.2 0,357 0,028 0,112 0,408 X3.3 0,153 -0,205 -0,009 0,175 X3.4 0,273 -0,104 0,216 0,277

X3.5 0,283 0,129 0,379 0,284

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian (2015).

(14)

Departemen Komunikasi dan Informatika RI, kemudian masih gratis di awal peralihan ke Pengelola Nama Domain Indonesia (PANDI)

Adanya penawaran domain terbatas dengan dua karakter dalam periode tertentu, namun ditawarkan dengan harga khusus, telah membantu memposisikan citra domain .id sebagai salah satu domain premium. Dengan demikian, secara tidak langsung persepsi konsumen terhadap harga domain .id yang ditetapkan cenderung positif. Respon konsumen yang positif akan semakin terasa bila pengelola domain .id semakin intensif melakukan kampanye dalam memperkenalkan nama domain Indonesia ke publik.

Dimensi yang paling lemah hubungannya adalah dimensi responsiveness terhadap keyakinan. Pengelola domain .id (dalam hal ini PANDI, dan mitranya) harus meningkatkan kecepatan dalam menanggapi pertanyaan, keluhan bahkan masukan konsumen terhadap fitur-fitur domain .id beserta keamanannya. Isu-isu keamanan dan fitur-fitur-fitur-fitur terkini yang berhubungan dengan domain .id hendaknya dicarikan solusi dan didiskusikan bersama lewat Forum Nama Domain yang sebelumnya sudah terbentuk.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga secara parsial (terpisah) berpengaruh signifikan terhadap minat beli domain .id. Hasil uji hipotesis pertama dengan menggunakan uji t, menunjukkan variabel harga mempunyai pengaruh yang cukup positif dan signifikan terhadap variabel minat beli. Temuan ini mendukung hasil studi yang dilakukan oleh Gayle dan Weisman (2007) dalam penelitiannya yang mengatakan bahwa harga penting bagi minat beli atau keputusan pembelian. Domain .id yang tidak digratiskan, membuat konsumen mempunyai pandangan positif tentang domain .id, sementara bila domain .id digratiskan, kemungkinan konsumen akan segan untuk memilihnya sebagai sebuah nama domain pribadi ataupun bisnis karena dianggap tidak berkualitas.

Untuk meningkatkan minat beli domain .id, salah satu strategi yang ditempuh adalah dengan adanya program diskon harga yang menarik atau dengan memaketkannya dengan layanan hosting maupun desain website. PANDI beserta mitra dalam periode tertentu perlu mengadakan lelang domain premium, sebagai pengembangan dari kebijakan penawaran domain terbatas yang sudah berjalan. Kebijakan lelang, memiliki implikasi penting untuk memahami perilaku konsumen. Hal ini pernah diteliti oleh Wang, et al (2008) dimana fitur “beli sekarang” (pada sebuah website) menjadi media pemasaran yang fleksibel, membantu pedagang memasarkan produknya sementara konsumen mendapatkan kemudahan akses.

Untuk menganalisa harga domain .id yang bisa diterima pasar secara luas, perlu analisa bisnis dari kelompok pembeli tertentu. Dalam penelitian Ando (2015) di pasar Jepang, analisa seperti ini telah menambah efektivitas dan efisiensi dalam proses pengambilan sebuah keputusan penting.

Citra merek secara parsial (terpisah) berpengaruh signifikan terhadap minat beli domain .id. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Crespo-Almendros dan Barrio-Garc´ia (2014) terungkap bahwa jenis promosi penjualan online memiliki dampak yang signifikan terhadap citra merek, berbeda dengan temuan dari literatur pada media tradisional. Promosi secara tradisional lewat pameran, workshop atau seminar akan memperkuat citra merek domain .id, namun promosi yang memanfaatkan media Internet secara maksimal lebih kuat pengaruhnya.

(15)

Kualitas produk secara parsial (terpisah) tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli domain .id. Untuk meningkatkan minat beli, salah satu yang diperhatikan adalah kualitas dari produk dari domain .id. Saran dan kritik dari konsumen lewat ulasan di forum yang dibuat secara khusus, di kolom pembaca di media masa ataupun di blog pribadi perlu ditampung dan diimplementasikan secara proporsional. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wei, et al (2010) menyimpulkan bahwa dengan ekspansi yang cepat dari inovasi e-commerce, website telah menjadi sumber yang sangat berguna untuk mengumpulkan pendapat pelanggan tentang suatu layanan atau produk. Ulasan konsumen sangat penting bagi pengecer dan produsen atas layanan atau produk yang ditawarkan agar lebih memahami tanggapan umum pelanggan. Selain itu, ulasan konsumen memungkinkan pengecer atau produsen untuk mengenali preferensi spesifik pelanggan individu, yang dapat memfasilitasi strategi pemasaran. Ulasan (rewiew) sangat penting bagi layanan atau produk yang ditawarkan agar lebih memahami tanggapan umum pelanggan. Pengelola nama domain domain .id dapat memanfaatkan beragam sumber misalnya forum diskusi ataupun ulasan di blog pribadi. Namun, terkadang ulasan konsumen bersifat subjektif dan berdasarkan sentimen semata atas suatu produk. Konsumen bahkan perusahaan harus memastikan atau mengecek dengan detail keakuratan informasi tersebut apakah berbanding lurus dengan kepuasan pelanggan dan kuantitas pembelian atau justru sebaliknya.

Kauffman, et al (2010) menyatakan bahwa WebTrust memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat atau keputusan pembelian. Domain .id yang unik dan membawa entitas nama negara Indonesia dinilai mudah diingat, bermakna, disukai dan terproteksi dengan baik karena mewajibkan pemiliknya untuk menyerahkan identitas dengan jelas. Perlu kampanye dan edukasi kepada calon konsumen tentang fitur dan jaminan keamanan yang akan didapatkan. Dengan menggunakan uji F diperoleh hasil hipotesis keempat bahwa secara bersama-sama variabel harga, citra merek dan kualitas produk signifikan terhadap minat beli. Pada hasil penelitian ini, dimensi kesadaran harga merupakan dimensi yang paling kuat terhadap minat beli domain .id, konsumen tertarik dengan domain .id karena disebabkan harganya yang cenderung mahal menambah citranya sebagai suatu produk yang aman, nyaman dan mampu memproteksi kepentingan konsumennya.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menganai pengaruh harga, citra merek dan kualitas produk terhadap minat beli domain .id, maka ditarik beberapa kesimpulan:

1. Terbukti bahwa harga secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli domain .id. Variabel harga memberikan pengaruh lebih besar terhadap minat beli domain .id dibanding variabel citra merek dan variabel kualitas produk. Dimensi yang kuat adalah dimensi kesadaran harga terhadap dimensi keyakinan. Kampanye tentang kesadaran harga bahwa domain .id masih wajar sesuai dengan benefit yang didapatkan oleh konsumen perlu dilakukan secara terus-menerus baik oleh PANDI maupun para mitranya (registrar). Dengan demikian, konsumen (registrant) akan mendapatkan gambaran secara menyeluruh terhadap domain .id dan tidak hanya fokus pada perbandingan harga domain .id dengan harga domain yang menjadi pesaingnya seperti domain .com.

(16)

yang dilakukan di situs yang menggunakan domain .id aman karena identitas kepemilikannya jelas lewat verifikasi data pengguna atau pemilik domain.

3. Terbukti bahwa kualitas produk secara parsial tidak berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli domain .id. Dimensi yang kuat adalah dimensi tangible (bukti langsung) terhadap dimensi ketertarikan. Kualitas domain .id sangat perlu ditingkatkan meskipun citranya sudah bagus di mata konsumen namun perlu pembuktian misalnya domain .id digunakan oleh perusahan-perusahan keuangan ataupun figur publik yang secara tidak langsung membuat konsumen mempunyai penilaian positif terhadap kualitas domain .id.

4. Terbukti bahwa harga, citra merek dan kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli domain .id. Hal ini mengindikasikan bahwa naik turunnya minat beli domain .id bergantung pada naik turun harga, citra merek dan kualitas produk. Bila adannya kebijakan perubahan harga, maka di waktu yang bersamaan perlu adanya peningkatan citra merek maupun peningkatan kualitas domain .id.

Daftar Pustaka

Amirullah. (2015). Kesadaran Keamanan Cyber Indonesia Masih Rendah, Kata Pandi. https://bisnis.tempo.co/read/news/2015/08/25/090694709/kesadaran-keamanan-cyber-indonesia-masih-rendah-kata-pandi (diakses 15 Oktober 2015).

Ando, Tomohiro. (2015). “Merchant selection and pricing strategy for a platform firm in the online group buying market. Ann Oper Res”. DOI 10.1007/s1049-015-2036-9

Anonim. (2015). Country-wise Total Domains data as 10/07/2015. http://webhosting.info/domains/country_stats/ID (diakses 10 Juli 2015)

_______. (2015). Domain Price. http://www.belidomain.co.id/harga_domain.html (diakses 8 Maret 2015)

_______. (2014). Nama Domain yang terdaftar di Indonesia - 2014. http://www.pandi.id/artikel/statistik-2014 (diakses 10 Juli 2015)

_______. (2015). Nama Domain yang terdaftar di Indonesia – 2015. http://www.pandi.id/statistik-2015 (diakses 14 Oktober 2015)

_______. (2015). Top Level Domain Price. http://duada.com/domain.html (diakses 10 Juli 2015) _______. (2015). #TrenSosial: Situs pengawas Internet di Indonesia dibajak. http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/05/150525_trensosial_idsirtii (diakses 15 Oktober 2015)

Crespo-Almendros, E. and S. Del Barrio-Garc´ia. (2014). “Do online discounts and free gifts damage brand image of service? The moderating role of promotion-proneness”. Serv Bus. DOI 10.1007/s11628-014-0255-9

Ditriami, Luh Nisa, I Ketut Kirya, I Wayan Suwendra. (2014). “Pengaruh Tata Ruang Toko dan Minat Beli Konsumen terhadap Pembelian Produk pada Butik IO/CO”. E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 2

Gayle, Philip G. and Dennis L. Weisman. (2007). “Are input prices irrelevant for make-or-buy decisions?”. J Regul Econ. 32:195-207. DOI 10.1007/s11149-007-9030-3. 32:195-207 Kauffman, Robert J., Hsiangchu Lai and Huang-Chi Lin. (2010). “Consumer adoption of group

-buying auctions: an experimental study”. Inf Technol Manag. 11.191-211. DOI 10.1007/s10799-010-0086-z

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Erlangga. Jakarta

Lee, Seung-Hee and Jane E. Workman. (2015). “Compulsive buying and branding phenomena”.

Lee and Workman Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity”.

(17)

Li, Yung-Ming, Jhih-Hua Jhang-Li, Ting-Kai Hwang and Ping-Wen Chen. (2012). “Analysis of pricing strategies for community-based group buying: The impact of competition and waiting cost”. Inf Syst Front. 14:633-645. DOI 10.1007/s10796-010-9290-9

Lichtenstein, David R., Nancy M. Ridgway and R. G. Netemeyer. (2013). “Price Perception and Consumer Shopping Behavior: A Field Study”. Journal of Marketing Research. Vol 30, pp234–245

Lucas, D. B. dan Steuart H. Britt. (2003). Advertising Psychology and Research.McGraw-Hill. New York.

Mandy, David M. (2009). “Pricing inputs to induce efficient Make-or-Buy decisions”. J Regul Econ.36:29-43. DOI 10.1007/s11149-008-9084-X

Malhotra, N. K. (2009). Marketing Research. 5th edition. Pearson Prentice Hall. New Jersey Murti, Bhisma. (2007). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

di Bidang Kesehatan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Parasuraman, A., L. L. Berry and A. V. Zeithaml. (2002). Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Saduran Fredy Rangkuti. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Rossiter, J. dan L. Percy. (1998). Advertising Communications & Promotion Management. 2nd Edition. McGraw-Hill . Singapore

Ruey-Dang, Chang, Fang Chun-Ju and Yee-Chy Tseng. (2012). “The effects of WebTrust assurance on consumers' web purchase decisions”. Online Information Review. Volume: 36. Pages: 218-240

Tjiptono, Fandi. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi III. Andi. Yogyakarta

Gambar

Tabel 3 Harga ccTLD-ID dalam Rupiah
Gambar 1 Kerangka pemikiran Sumber: Peneliti (2015)
Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach Alpha
Tabel 8  Hasil Analisa Regresi Linier Berganda, Uji Koefisien Determinasi (R²), Uji F dan Uji t
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada pertemuan pertama siswa diberi soal tes awal ( pretest ) untuk mengetahui kemampuan dan pengetahuan awal siswa, kemudian pada pertemuan kedua, ketiga dan keempat

Saya sedang menghadapi ujian akhir, namun saya tidak bisa hadir dalam ujian tersebut karena sakit dan dosen saya tidak menawarkan untuk mengikuti ujian susulan.. Cuek saja

Dari definisi tersebut, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa metode fluktuasi merupakan suatu sistem pengelolaan dana kas kecil yang saldo rekeningnya tidak

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian dan janganlah

PENETAPAN PELAKSANAAN PENETAPAN SITE PRE C"NSTRUCTI"N MEETING &PCM' PELAKSANAAN DAN K"NTR"L PENILAIAN PR"GRES PERUBA!AN PEKER$AAN PEMERIKSAAN

Tanggapan guru terhadap aspek kelayakan alat praktikum distilasi sederhana berbasis peralatan rumah tangga yang dikembangkan yaitu aspek keterkaitan dengan bahan ajar, aspek

Ketepatan dan kemampuan mahasiswa dalam memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media Tugas 4: Membuat laporan tentang analisa sebuah objek media yang ada

Garis lengkung berwarna yang disusun seperti anyaman sehingga melakukan teknis repetisi ini peserta akan merasakan seperti menganyam warna menjadi susunan yang