• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESUME BUKU Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESUME BUKU Pendidikan Agama Islam"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME BUKU

MENGAPA RASULULLAH BERPOLIGAMI

Karya DR. AHMAD AL HUFY

TUGAS MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN : Drs. Daryono, M.SI

Oleh :

NAMA : SUNU DIPTA WIBIAKSO NIM : A.131.09.0100

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEMARANG

(2)

Pertanyaan-pertanyaan dalam RESUME BUKU :

MENGAPA RASULULLAH BERPOLIGAMI (DR. AHMAD AL HUFY)

1. Jelaskan poligami merupakan budaya masyarakat Arab sejak sebelum masa Nabi Muhammad. saw!

2. Kemukakan masing-masing 4 contoh akhlak Nabi Muhammad. Saw yang menunjukkan bahwa :

a. Bukan termasuk orang yang suka menuruti hawa nafsu! b. Poligami Nabi bukan atas dasar hawa nafsu semata!

3. Jelaskan 12 istri Nabi dengan latar belakang dan alas an pernikahannya masing-masing! 4. Kemukakan 4 istri Nabi yang berperan penting dalam dakwah Islam dan 1 istri beliau

yang terpandai serta paling banyak meriwayatkan hadits Nabi dengan berbagai contoh!

1. Jelaskan poligami merupakan budaya masyarakat Arab sejak sebelum masa Nabi Muhammad. saw!

Poligami Nabi seringkali ditanggapi negatif oleh para musuh Islam, mereka selalu mengatakan bahwa hal itu adalah bukti bahwa beliau itu seorang yang berkelainan seks atau seorang pemuas hawa nafsunya saja. Padahal kalo kita telusuri lagi jauh ke belakang sebelum kelahiran Nabi Muhammad.saw, Poligami sudah ada dan mendarah-daging sebagai budaya Arab tertua yang tidak dapat dihapuskan. Jauh sebelum agama Islam itu ada, dan itu sungguh merupakan fakta yang bernilai historis yang tak terbantahkan lagi. Bangsa-bangsa di Asia maupun di Eropa serta orang-orang yang telah melakukan Poligami jauh sebelum masa Nabi Muhammad.saw dan agama Islam muncul sebagai juru selamat bagi seluruh umat manusia di bumi :

(3)

 Golongan Rabbaniyun : mereka membatasi jumlah istri pada empat orang saja dengan argumen bahwa Nabi Ya’qub hanya mempunyai empat istri saja.

 Bangsa Yahudi : bangsa yang masih saja menerapkan dan mempraktekan Poligami di Eropa hingga pertengahan abad sampai sekarang.

 Bangsa Athena : membolehkan bagi semua laki-lakinya untuk menikahi wanita dalam jumlah tak terbatas, hingga pada masa itu Daimosin membanggakan dirinya karena beristrikan tiga tingkatan generasi yang wanita dua tingkatan diantaranya adalah istri-istri resmi dan semi resmi.

 Bangsa Mesir Kuno : telah mengenal adanya Poligami pada masa Diodur Ash-Shaqliy, dan para pembesar serta tokoh-tokoh pemuka agama disana selain melakukan Poligami mereka juga melakukan hubungan biologis dengan para budak wanitanya. Itu sungguh diluar batas kewajaran dari makna Poligami itu sendiri.  Bangsa Persia : bangsa Persia percaya dengan adanya ajaran Zoroaster

bahwa di dalam ajarannya terdapat anjuran untuk mempraktekan Poligami serta mengambil juga wanita-wanita selir dan piaraan, dengan argumen bahwa bangsa yang selalu bertempur dalam medan peperangan senantiasa membutuhkan pemuda-pemuda yang tangguh dan gagah perkasa. Oleh karena itulah mereka melakukan Poligami tanpa adanya batas aturan yang melarang atau membatasi jumlah wanita yang boleh dinikahi dalam tatanan sosial dan kebudayaan bangsa mereka.

 Bangsa Romawi : contoh konkrit bahwa bangsa Romawi pun mengenal adanya Poligami adalah pada masa Raja Saila yang telah mengawini empat wanita dalam kurun waktu yang sama, Kaisar pun juga sudah mengawini empat wanita bersamaan lalu disusul oleh puteranya yang bernama Bumbay.

 Bangsa Nashrani : hanya sebagian dari mereka yang tercatat melakoni Poligami, seperti Raja Constantine serta putera mahkotanya, bahkan Raja Falafius Valentin pun sudah membuat sebuah undang-undang yang mengijinkan Poligami bagi seluruh masyarakatnya secara menyeluruh bagi yang ingin melakukannya. Ironisnya para uskup dan tokoh-tokoh gereja Nashrani tidak membantah ataupun menolak undang-undang itu. Sejarah terbuktinya Poligami tidak hanya dilakukan oleh Nabi dan pada masanya terjadi sekitar pertengahan abad ke-empat sebelum masehi.

(4)

2. Kemukakan masing-masing 4 contoh akhlak Nabi Muhammad. Saw yang menunjukkan bahwa :

a. Bukan termasuk orang yang suka menuruti hawa nafsu!

1. Zuhud (tidak tergiur). Biasanya orang yang suka bermain perempuan, gemar dengan segala kehidupan yang serba mewah. Tetapi Rasulullah adalah manusia yang sangat zuhud menghadapi hidup ini. Di antara bukti-bukti kezuhudannya ialah;

a. Beliau tidak mudah terpengaruh dengan harta kekayaan, walaupun dalam setiap peperangan selalu saja terdapat harta rampasan. Biasanya seperlima dari harta rampasan yang diberikan kepadanya, akan disedekahkan pula untuk kepentingan Islam. Sedikit pun beliau tidak membelanjakannya untuk kepentingan diri sendiri. Selagi harta itu tidak dibagi-bagikan, beliau tidak dapat memejamkan mata untuk tidur di waktu malam.

(5)

c. Manusia biasa mencintai dunia lebih dari segalanya kecuali orang-orang yang beriman. Kita selalu ingin kelihatan bergaya dengan pakaian yang serba mewah dan mahal. Lain halnya dengan Rasulullah. Beliau tidak pernah berpakaian dari sutera dan melarang umat sejenisnya melakukan hal yang demikian itu. Dalam soal pakaian, beliau selalu nampak sederhana dengan mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu, kapas serta kekabu. Adakalanya beliau memakai baju sejuk Yaman, pakaian yang berlapis baju labuh, seluar, kain sarung, kasut boot dan kasut biasa.

d. Beliau tidak pernah tidur di atas tempat-tempat tidur yang mewah. Kadang-kadang beliau tidur di atas tilam yang berisikan sabut, di atas lantai, di atas permaidani dan di atas tikar. Yang penting bagi Rasulullah ialah tempat itu bersih.

e. Sikap hidup yang zuhud dan sederhana ini juga diajarkan kepada para isteri, sahabat serta anaknya sendiri (Fatimah), agar mereka tidak mudah terpengaruh dengan tipu daya dunia yang boleh membawa mereka kepada lalai mengingati kebesaran Allah. Sebenarnya, kalau beliau mahukan kemewahan, bila-bila masa saja beliau boleh mendapatkannya. Sebab, sebagai seorang Rasulullah serta pemimpin umat Islam, tentu tidak sukar untuk memperolehinya. Sebaliknya Rasulullah kalau memperolehi sesuatu pemberian, secepat mungkin beliau menyedekahkannya kepada umat Islam serta untuk kepentingan agama Allah. Dia tidak tamak atau terpengaruh dengan kebendaan. f. Beliau juga kuat mengawal perasaannya. Oleh itu beliau berbuat

(6)

g. Beliau banyak bangun pada waktu malam untuk beribadah menyembah Allah, sedangkan orang lain tidur dengan nyenyaknya. Ini telah menyebabkan kedua belah kakinya menjadi bengkak kerana banyak serta lamanya bersujud.

Sesungguhnya kalau kita meneliti sejarah perjuangan beliau yang selalu disibukkan sebagai seorang pelaksana hukum syarak, pentadbir negara, imam sembahyang, hakim bagi umat Islam dan pembawa risalah samawi, tentulah tidak ada masa lapang untuknya hidup berfoya-foya, kerana beliau sama sekali tidak pernah berehat dari perjuangan yang penuh dengan berbagai macam penderitaan.

Firman Allah swt.:

ننوومملنعوين اوونماكنوولن نماونينحنلوا ينههلن ةنرنخهلناو رناددنلا ندناهون ببعهلنودن وبهولن لدناه ايننوددملا ةموينحنلوا ههذههن امنون Artinya :

“Dan kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui”. (Qs.al-Ankabut : 64)

2. Kesederhanaannya (Narimo ing Pandum)

Kesederhanaan Rasulullah patut kita teladani, sebagai gambaran contoh kesederhanaan beliau sehari-hari biasanya : memakai pakaian yang mudah diperoleh, kadang beliau memakai pakaian yang terbuat dari bahan wol, kadang memakai pakaian yang terbuat dari katun, kadang pakaian yang terbuat dari kain perca. Beliau pernah pula memakai pakaian buatan Yaman, memakai jubah, mantel, gamis, celana panjang, sarung, selendang sepatu serta sandal yang ala kadarnya.

(7)

Demikian pula halnya dengan tempat tidur, serta perabot rumah tangganya. Terkadang beliau tidur dengan menggunakan kasur, terkadang pula dengan beralaskan kulit, kadang hanya dengan beralaskan dua lapis tikar dan kadang juga menggunakan dipan yang rendah. Kasur beliau itu pun hanya terbuat dari kulit hewan dan isinya adalah potongan-potongan tali ataupun kain, sama halnya dengan bantal yang beliau gunakan. Akan tetapi dalam kesederhanaannya ini, beliau merupakan contoh teladan yang terbaik dari segi kebersihan.

3. Menahan diri (Al-Hisah) (Greedy is one of Seven Sins)

Beliau merasa cukup dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik nafkah sehari-hari, pakaian maupun tempat tinggal, semuanya sebatas pemenuhan yang sangat prinsip dan apa adanya. Contoh sikap beliau Rasulullah : tidak pernah memakan dua jenis makanan sekaligus dalam waktu yang sama (saat jam makan), jika beliau memakan daging maka beliau mencukupkannya hanya dengan daging saja. Dan jika beliau memakan kurma, maka beliau hanya akan mencukupkannya dengan kurma saja. Jika beliau menemukan roti maka hal itu telah mencukupinya dalam sekali waktu, jika beliau menemukan susu tanpa roti maka beliau pun tidak butuh lagi selain hal itu sendiri.

Beliau memakan apa yang telah disediakan, tidak pernah menolak apa yang ada serta tidak pernah makan sambil berjegang (bersantai-santai ria, bertele-tele layaknya perilaku preman). Sayyidah Aisyah pun mengisahkan tentang kehidupan Rasulullah dengan ucapannya, “Sebenarnya perut Rasulullah tidak pernah merasa penuh karena terlalu kenyang, dan beliau pun tidak pernah pula meminta makanan kepada istri-istrinya dan tidak juga mengharapkannya. Jika beliau diberi makanan maka akan dimakannya, jika beliau diberi minum maka akan diminumnya”. 4. Qana’ah (merasa cukup)

Apakah itu arti sebenarnya sifat Qana’ah? Sifat Qana’ah ialah merasa cukup dengan segala apa yang ada sebagaimana yang di karuniakan oleh Allah tetapi pada masa yang sama tetap juga berusaha.

(8)

orang yang mempunyai sifat Qana’ah ini ialah mereka mempunyai sifat tidak suka meminta – minta walaupun hidup dalam keadaan miskin dan serba kekurangan. Sebagaimana yang termaktub dalam Firman Allah :

Artinya :

(Pemberian sedekah itu) ialah bagi orang-orang fakir miskin yang telah menentukan dirinya (dengan menjalankan khidmat atau berjuang) pada jalan Allah (membela Islam), yang tidak berupaya mengembara di muka bumi (untuk berniaga dan sebagainya); mereka itu disangka: orang kaya – oleh orang yang tidak mengetahui halnya, karena mereka menahan diri daripada meminta-minta. Engkau kenal mereka dengan (melihat) sifat-sifat dan keadaan masing-masing, mereka tidak meminta kepada orang ramai dengan mendesak-desak. Dan (ketahuilah), apa juga yang kamu belanjakan dari harta yang halal maka sesungguhnya Allah sentiasa Mengetahuinya. (Surat Al-Baqarah : 273)

Ketahuilah sesungguh nya di sisi agama Islam seseorang itu di nilai kekayaannya bukan lah dengan harta tetapi pada jiwanya.Sebagaimana sabda Rasulullah.saw :

Artinya :

Bukannya yang di namakan kaya itu kerana banyaknya harta, tetapi yang di namakan kaya – yang sebenarnya ialah kayanya hati. (Hadist Riwayat Imam Bukhari dan Muslim.)

Qana’ah (rela dan menerima pemberian Allah subhanahu wata’ala apa adanya) adalah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan, kecuali bagi siapa yang diberikan taufik dan petunjuk serta dijaga oleh Allah dari keburukan jiwa, kebakhilan dan ketamakannya, layaknya Nabi Muhammad.saw yang senantiasa berada di dalam lindungan-Nya. Karena manusia diciptakan dalam keadaan memiliki rasa cinta terhadap kepemilikan harta.

(9)

agung dan adil maupun gambaran sebagai seorang raja yang tidak bersikap semena-semena saat berkuasa dan tidak tunduk kepada kepentingan pribadinya serta dorongan hawa nafsu saja. Telah diriwayatkan dari kisah perjalanan hidup, perilaku, dan keseharian beliau, hadist-hadist yang sangat banyak jumlahnya. Kisah hidup Rasulullah dapat menjadi motivasi bagi setiap orang di dunia untuk menjaga kehormatannya, serta kezuhudannya memiliki rasa malu.

b. Poligami Nabi bukan atas dasar hawa nafsu semata!

Pernikahan Rasulullah semata-mata didasari oleh faktor agama dan bukan hanya demi kepentingan duniawi semata. Tersirat hikmah yang sangat bermanfaat dan patut kita teladani bahwasanya pernikahan Rasulullah itu dilangsungkan bukan hanya demi menuruti hawa nafsu belaka layaknya pernikahan-pernikahan dewasa ini. Pernikahan beliau mempunyai tujuan yang sangat mulia dan patut kita junjung tinggi hasil perjuangan beliau, dalam pernikahannya beliau memperjuangkan usaha pengkokohan demi memperkuat dan menyebarkan dakwah-dakwah Islam dan bukan sekadar untuk bersenang-senang hanyut dalam kenikmatan duniawi dengan melakukan poligami itu sendiri.

(10)

kesempatan yang lain lagi dimaksudkan untuk menambah keilkhlasan kepada Allah.swt serta Rasul-Nya bagi mereka yang sejak awal telah berlaku ikhlas memeluk Islam sebagai agama penyelamat hidup mereka di dunia dan akhirat. Tak jarang pula beliau berharap dari pernikahan itu untuk memperbanyak saudara seperjuangan, kerabat maupun sahabat dari jalur pernikahan. Agar mereka ikut andil dalam barisan pembela Islam, serta mendukung apa yang telah dikehendaki-Nya dalam ajaran Islam. Hal itu beliau lakukan dalam suatu masyarakat yang berasumsi bahwa hubungan kekerabatan melalui pernikahan adalah hubungan yang sangatlah kokoh sehingga mengharuskan pembelaan dan loyalitas yang begitu mereka cintai melebihi kehidupan ini.

Dari pembahasan masalah secara detail tentang sebab-musabab serta latar belakang pernikahan Rasulullah setelah wafatnya Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, melainkan setelah usianya telah memasuki kepala enam. Usia yang demikian pada dasarnya tidaklah memperhatikan godaan dari kaum wanita dan tidak juga tergiur akan kelezatan hubungan biologis dengan lawan jenis, itu sudah merupakan suatu bukti kuat bahwa beliau adalah seorang yang tidak haus terhadap lawan jenisnya, sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh para musuh Islam.

3. Jelaskan 12 istri Nabi dengan latar belakang dan alas an pernikahannya masing-masing!

1. Khadijah Binti Khuwailid -Rodhiallâhu 'anha-

Beliau adalah seorang sayyidah wanita sedunia pada zamannya. Dia adalah putri dari Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab Qurasyiyah al-Asadiyah. Dijuluki ath-Thahirah yakni yang bersih dan suci. Sayyidah Quraisy ini dilahirkan di rumah yang mulia dan terhormat kira-kira 15 tahun sebelum tahun fill (tahun gajah). Beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mulia dan pada gilirannya beliau menjadi seorang wanita yang cerdas dan agung. Beliau dikenal sebagai seorang yang teguh dan cerdik dan memiliki perangai yang luhur. Karena itulah banyak laki-laki dari kaumnya menaruh simpati kepadanya.

(11)

beliau dinikahi oleh Atiq bin 'A'id bin Abdullah al-Makhzumi hingga beberapa waktu lamanya namun akhirnya mereka cerai.

Setelah itu banyak dari para pemuka-pemuka Quraisy yang menginginkan beliau tetapi beliau memprioritaskan perhatiannya dalam mendidik putra-putrinya, juga sibuk mengurusi perniagaan yang mana beliau menjadi seorang yang kaya raya. Suatu ketika, beliau mencari orang yang dapat menjual dagangannya, maka tatkala beliau mendengar tentang Muhammad sebelum bi'tsah (diangkat menjadi Nabi), yang memiliki sifat jujur, amanah dan berakhlak mulia, maka beliau meminta kepada Muhammad untuk menjualkan dagangannya bersama seorang pembantunya yang bernama Maisarah. Beliau memberikan barang dagangan kepada Muhammad melebihi dari apa yang dibawa oleh selainnya. Muhammad al-Amin pun menyetujuinya dan berangkatlah beliau bersama Maisarah dan Allah menjadikan perdagangannya tersebut menghasilkan laba yang banyak. Khadijah merasa gembira dengan hasil yang banyak tersebut karena usaha dari Muhammad, akan tetapi ketakjubannya terhadap kepribadian Muhammad lebih besar dan lebih mendalam dari semua itu. Maka mulailah muncul perasaan-perasaan aneh yang berbaur dibenaknya, yang belum pernah beliau rasakan sebelumnya. Pemuda ini tidak sebagaimana kebanyakan laki-laki lain dan perasaan-perasaan yang lain.

(12)

Khadijah memiliki usia 15 tahun atau lebih jauh di atas beliau. Rasulullah pun juga mengetahui bahwa Khadijah telah menikah sebanyak dua kali. Kemudian sempurnalah pernikahan beliau dengan Khadijah binti Khuwailid dan seketika itu sirnalah perbedaan usia di antara mereka melebur menjadi satu ke dalam kebahagiaan, kejujuran, suasana kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah serta warokhmah serta kegembiraan akan kehadiran buah-buah hati yang telah dikaruniakan oleh Allah.swt kepada mereka berdua. Dimana Khadijah Radhiyallahu Anha bersama Rasulullah telah melahirkan : Qasim, Abdullah (keduanya bergelar At-Thahir dan At-Thayyib), Zainab, Ummu Kaltsum, Fathimah serta Ruqayyah. Satu yang sangatlah menarik dibahas dalam kehidupan rumah tangga beliau berdua adalah bahwasanya meskipun beliau Rasulullah berada di tengah-tengah kehidupan rumah tangga yang begitu rukun dan damai bersama Khadijah binti Khuwailid, pikiran-pikirannya serta kesibukannya dalam beribadah tidaklah beliau tinggalkan. Beliau tetap senantiasa beribadah, bertawakal kepada-Nya karena hal itu adalah merupakan perintah dan ajaran-Nya yang wajib beliau sebarkan kepada seluruh umat di dunia.

Hingga Allah akhirnya memanggilnya untuk menghadap ke hadirat-Nya. Sayyidah Khadijah adalah wanita yang pertama kali beriman kepada beliau. Dan setiap kali beliau diperlakukan yang tidak sepantasnya oleh kaum musyirikin, maka beliau Khadijah lah yang senantiasa meringankan beban itu serta menguatkan dan menjadikan masalah itu terasa ringan di hadapan Rasulullah. Tak kan terlupakan dalam sejarah kehidupan Khadijah yang agung akan sambutannya yang sangat manias dan menyentuh kalbu terhadap Rasulullah ketika wahyu yang pertama kalinya diturunkan. Saat itu beliau Rasulullah pulang dengan tangan gemetaran maka Khadijah memeluknya serta menenangkannya seraya berkata pada suaminya itu, “Demi Allah Dia tidak akan menghinakan akan dirimu, sungguh engkau adalah seorang yang senang menjalin hubungan silahturahmi, jujur dalam berbicara, dalam menunaikan amanah, menanggung beban orang yang berkesusahan dan memuliakan tamu serta mejunjung tinggi segala bentuk kebenaran”.

(13)

kepergian istri tercintanya itu. Kesetiaan beliau terhadap Khadijah tetap diperlihatkan selama hidupnya. Beliau senantiasa mengharumkan nama sang istri tercinta itu dengan pujian-pujian yang tidak dapat disembunyikannya akan kekaguman serta kerinduannya kepada kenangan-kenangan manis saat bersamanya. Pujian-pujian tersebut terkadang diucapkan beliau dihadapan istri-istri beliau yang lain, yang telah dinikahinya setelah menduda selama beberapa tahun. Nama Khadijah, beliau sangat memujinya dengan puji-pujian, syair-syair yang merdu. Pada suatu hari beliau kembali menyebut nama Khadijah dan Sayyidah Aisyah pun tidak sanggup menahan rasa cemburunya lagi lalu berkata, “Bukankah dia hanyalah seorang wanita tua sementara Allah telah menggantikannya untukmu yang lebih baik darinya?”. Maka Rasulullah marah sehingga keningnnya seakan bergetar karena sangat marahnya, lalu beliau bersabda, “Demi Allah, Dia Subhaanahu Wata’ala tidak pernah menggantikan untukku yang lebih baik dari padanya, dia beriman kepadaku disaat semua orang mengingkariku, dia membenarkanku disaat semua orang mendustakanku, dia menyumbangku dengan hartanya ketika orang-orang tidak ada yang ingin membantu. Dan Allah Subhaanahu Wata’ala telah menganugerahkanku dengan beberapa orang anak, pada saat Allah tidak memberikan kepadaku anak dari wanita-wanita yang lain”. Aisyah lalu menjawab, “Aku berkata kepada diriku sendiri, Aku tidak akan menyebut nama Khadijah lagi dengan sebutan yang jelek untuk selama-lamanya”. Khadijah wafat tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke kota Madinnah.

2. Saudah Binti Zam'ah -Rodhiyallahu 'anha-

(14)

pernah menikah dengan As-Sakar bin Amru saudara dari Suhair bin Amru Al-Amiri. Suatu ketika beliau bersama delapan orang dari bani Amir hijrah meninggalkan kampung halaman dan hartanya, kemudian menyebrangi dahsyatnya lautan karena ridha menghadapi maut dalam rangka memenangkan diennya. Semakin bertambah siksaan dan intimidasi yang mereka karena mereka menolak kesesatan dan kesyirikan. Hampir-hampir tiada hentinya ujian menimpa Saudah belum usai ujian tinggal dinegeri asing (Habsyah) beliau harus kehilangan suami beliau sang muhajirin. Maka beliaupun menghadapi ujian menjadi seorang janda disamping juga ujian dinegeri asing. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam menaruh perhatian yang istimewa terhadap wanita muhajirah yang beriman dan telah menjanda tersebut. Oleh karena itu tiada henti-hentinya Khaulah binti Hakim as-Salimah menawarkan Saudah untuk beliau hingga pada gilirannya beliau mengulurkan tangannya yang penuh rahmat untuk Saudah dan beliau mendampinginya dan membantunya menghadapi kerasnya kehidupan. Apalagi umurnya telah mendekati usia senja sehingga membutuhkan seseorang yang dapat menjaga dan mendampinginya.

Pernikahan ini bertujuan untuk melindungi Sayyidah Saudah dari gangguan dan penyiksaan kaumnya sendiri yang terkenal sangat kasar dan bengis. Di samping juga pernikahan itu merupakan penghormatan atas sikap Sayyidah Saudah yang mementingkan dan memilih agama Islam daripada kaumnya sendiri, perbuatan yang rela berpisah dengan keluarga dan tanah airnya demi untuk memperjuangkan agama Islam yang dianutnya. Demikian juga sebagai penghargaan atas kesabarannya dalam berkomitmen dengan aqidah yang sangat beliau yakini. Pernikahan ini pula merupakan upaya meringankan beban kerinduan Sayyidah Saudah dengan suaminya terdahulu yang telah gugur dalam perang. Dan juga ia merupakan salah satu siasat halus untuk melunakkan hati kaumnya serta membujuk mereka agar mau menerima Islam sebab dengan pernikahan itu mereka secara tidak langsung telah menjadi kerabat Rasulullah dari jalur pernikahan.

(15)

perkataan beliau Sayyidah Saudah kepada Rasulullah, “Engkau telah ku bebaskan dari segala kewajibanmu (sebagai seorang suami) kepadaku, aku hanya menginginkan dari pernikahan ini agar aku dikumpulkan ke dalam satu barisan bersama-sama istrimu di hari nanti. Untuk itu aku telah menghibahkan giliranku untuk Aisyah Radhiyallahu Anha”. 3. 'Aisyah Binti Abu Bakar -Rodhiallahu 'anha-

Dia adalah gurunya kaum laki-laki, seorang wanita yang suka kebenaran, putri dari seorang laki-laki yang suka kebenaran, yaitu Khalifah Abu Bakar dari suku Quraisy At-Taimiyyah di Makkah, ibunda kaum mukmin, istri pemimpin seluruh manusia, istri Nabi yang paling dicintai, sekaligus putri dari laki-laki yang paling dicintai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam

Ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim, bahwa ‘Amr bin ‘Ash Rodhiallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam: “Siapakah orang yang paling engkau cintai, wahai Rasulullah?" Rasul menjawab: '''Aisyah.'' 'Amr bertanya lagi: "Kalau laki-laki?" Rasul menjawab: "Ayahnya. Selain itu Aisyah adalah wanita yang dibersihkan namanya langsung dari atas langit ketujuh. Dia juga adalah wanita yang telah membuktikan kepada dunia sejak 14 abad yang lalu bahwa seorang wanita memungkinkan untuk lebih pandai daripada kaum laki-laki dalam bidang politik atau strategi perang.

(16)

Aisyah adalah seorang gadis yang sangat cerdas serta memiliki daya ingat yang sangat kuat. Beliau dikenal sebagai seorang perawi hadist serta mengerti hukum dan beliau adalah putri dari sahabat Rasulullah.saw yang paling dekat, dia adalah putri dari Abu Bakar As-Siddiq. Selain pintar dan pandai bila ada salah seorang sahabat yang mengalami kesulitan atau menemukan kesulitan atau permasalahan yang sulit tentang agama maka mereka pasti meminta fatwa kepada Sayyidah Aisyah.ra, maka tak heran kalau Aisyah.ra menjadi ahli fiqih dan beliau tergolong orang yang sangat lincah dan fasih berbicara dalam situasi dan kondisi yang dihadapi serta pandai dalam bersyair.

Abu Az-Zinad menyatakan bahwasanya ia tidak pernah melihat seseorang yang terbanyak meriwayatkan syair ketimbang Urwah. Dan sesungguhnya pernah dikatakan kepada Urwah, “Alangkah banyaknya syair yang kamu riwayatkan”. Maka Urwah berkata, “Sesungguhnya syair-syair yang kuriwayatkan ini tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan syair yang diriwayatkan oleh Aisyah. Setiap kali dihadapkan kepadanya suatu persoalan, maka beliau akan melantunkan syair yang berhubungan dengan persoalan itu. Mereka berkata pula bahwasanya Aisyah pernah meriwayatkan syair sebanyak enam puluh bait, sementara syair itu sendiri terdiri dari seratus bait. Beliau pula adalah seorang yang sangat cerdas dan tepat dalam berdalil dengan syair serta menganmbil pemisalan dari syair-syair miliknya itu”.

Beliau pernah memperdengarkan kepada Rasulullah dua bait syair karya Abu Kabir Al Hudzaly, maka Rasulullah sangat gembira mendengarknnya lalu mencium kening Aisyah. Kenyataan itu merupakan bukti nyata kemampuannya dalam menghapal berita-berita yang berasal dari Rasulullah, khususnya yang terjadi di dalam rumah pada saat Nabi hanya sedang bersama keluarganya.

Nabi menikahi Aisyah.ra karena beliau sangat membutuhkan pendamping sepeninggal istri pertamanya Sayyidah Khadijah yang sangat dicintainya, sedangkan istri yang kedua Sayyidah Saudah.ra telah membebaskan Nabi Muhammad dari segala kewajibannya sebagai seorang suami.

(17)

Beliau adalah Hafsah putri dari Umar bin Khathab, seorang sahabat agung yang melalui perantara beliaulah Islam memiliki wibawa. Hafshoh adalah seorang wanita yang masih muda dan berparas cantik, bertaqwa dan wanita yang disegani.

Pada mulanya beliau dinikahi salah seorang sahabat yang mulia bernama Khunais bin Khudzafah bin Qais As-Sahmi Al-Quraisy yang pernah berhijrah dua kali, ikut dalam perang Badar dan perang Uhud namun setelah itu beliau wafat di negeri hijrah karena sakit yang beliau alami waktu perang Uhud. Beliau meninggalkan seorang janda yang masih muda dan bertaqwa yakni Hafshoh yang ketika itu masih berumur 18 tahun

Lalu Umar Bin Khattab pernah menawarkan kepada Abu Bakar untuk menikahi Hafshah namun Abu Bakar tidak memberikan jawaban apa-apa, sehingga Umar sangat kesal kepada Abu Bakar, kemudian Umar Bin Khattab menawarkan juga kepada Usman Bin Affan dan pada waktu itu Usman Bin Affan ditinggal mati oleh istrinya yaitu putri Rasulullah yang bernama Ruqqayah. Tetapi di dalam benak atau pikiran Usman Bin Affan dia mau menikahi putri Rasulullah yang lainnya bernama Ummu Kaltsum, sehingga dia menolak tawaran Umar Bin Khattab, semakin kesalnya Umar yang kedua kalinya, karena kedua teman atau sahabatnya telah menyakitkan hatinya.

Lalu Umar pergi menemui Rasulullah sebagai pelindung dan penasehat bagi mereka semua, Umar menceritakan atau mengadukan sikap kedua sahabatnya tersebut. Dan disinilah Rasulullah memahami sakitnya hati Umar, sehingga Rasulullah memberikan kepada Umar yang terbaik daripada apa yang diharapkannya. Dan Nabi berkata “Hafshah akan dinikahi oleh orang yang lebih baik daripada Usman dan Usman akan mendapatkan istri yang lebih baik dari Hafshah”

(18)

Hafshah adalah untuk memuliakan Umar Bin Khattab Radhiyallhu Anhu, melainkan apa yang diriwayatkan bahwasanya sampai kepada Umar isu yang menyatakan bahwa Hafshah telah diceraikan oleh Rasulullah, maka pada saat itu Umar Bin Khattab menaburkan tanah ke atas kepalanya seraya berkata, “Allah Subhaanahu Wata’ala tidak akan memperdulikan aku lagi Umar beserta putrinya setelah kejadian ini”. Lalu Umar Bin Khattab tidak merasakan ketenangan hingga akhirnya ia memperoleh berita yang meyakinkan bahwa Rasulullah tidak pernah menceraikan Hafshah.

5. Ummu Salamah

Nama lengkapnya adalah Ummu Salamah Hindun Binti Abu Umayyah Binti Al Mughirah Al Makhzumy. Ummu Salamah adalah wanita yang terdahulu masuk Islam bersama suaminya Abu Salamah Abdullah Bin Abdul Asad Bin Makhsum ikut hijrah ke Habasyah (Ethiopia) dan kembali pula hijrah ke Madinnah. Abu Salamah adalah seorang prajurit yang gagah berani turut ambil bagian di perang Badar. Dan beliau kembali terjun di perang Uhud, dimana dia menderita luka parah dan akhirnya meninggal dunia.

Ummu Salamah menjadi janda dan beliau mempunyai banyak anak, pernah beliau dilamar sama Abu Bakar dan Umar Bin Khattab tetapi beliau menolak lamaran tersebut dengan dasar dia sudah tua, punya anak banyak dan sifat cemburunya yang sangat tinggi.

Maka Rasulullah menikahinya pada tahun kedua setelah perang Badar, adapun suaminya sebelum itu adalah Abu Salamah Abdullah Bin Abdul Asad Bin Makhzum. Rasulullah mengambil inisiatif untuk memberikan perlindungan langsung terhadap Ummu Salamah dan menanggung beban pemeliharaan terhadap anak-anaknya. Rasulullah dan Abu Salamah adalah saudara sesusuan, sehingga Rasulullah menikahi Ummu Salamah sebagai balasan tanda jasa terhadap suaminya dalam pengorbanannya membela agama Islam. Sebagaimana halnya negara di jaman modern ini memberikan perlindungan dan pemeliharaan terhadap istri dan keluarga para pahlawan yang gugur dalam bakti negara dengan berbagai macam cara, baik berupa penghargaan maupun perlakuan khusus serta keistimewaan tertentu.

(19)

Rasulullah bersabda, “Bermohonlah kepada Allah agar memberikan pahala kepadamu atas musibah yang menimpa dirimu, dan agar Allah menggantikan suamimu dengan yang lebih baik daripadanya”. Lalu Ummu Salamah berkata, “Siapakah gerangan yang lebih baik daripadanya?”. Tak lama kemudian Rasulullah menikahi Ummu Salamah dan Ummu Salamah menyadari bahwa beliau lebih baik daripada Abu Salamah.

6. Zainab Binti Khuzaimah

Zainab Binti Khuzaimah adalah wanita yang berparas cantik serta menarik dan dia di masa Jahiliyah diberi gelar sebagai Ummul Masaakiin (Ibu orang-orang yang miskin) dan beliau istri dari Thufail Bin Harits Bin Muthalib, salah satu pahlawan yang gugur di medan perang Uhud.

Zainab Binti Khuzaimah bukanlah seorang wanita yang berparas cantik serta menarik, sementara umurnya sudah melewati usia seorang pemudi, lalu mengapa Rasulullah mau menikahinya? Nabi menikahi Zainab bertujuan untuk memberikan kemaslahatan dan ketentraman baginya karena dorongan rasa sayang terhadap anak-anaknya dan juga sebagai balasan atas jasa suaminya yang meninggal atau gugur di medan perang Uhud. Nabi dan Zainab tidak berlangsung lama, tiga bulan setelah pernikahannya Zainab dipanggil menghadap Allah mendahului Nabi Muhammad.saw

7. Juwairiyah Binti Al Harits Bin Abu Dhirar Al Khuza’iyah

(20)

tawanan bersama tawanan perang lainnya. Dan pada waktu pembagian tawanan perang selesai dan memederkakannya dengan syarat dia harus melunasi harga dirinya sendiri, Juwairiyah ikut ambil bagian dalam perjanjian ini yang dibuat oleh Tsabit Bin Qais.

Tak ada yang diharapkan Juwairiyah selain datang ke Rasulullah, akhirnya dari pembicaraan Rasulullah dengan Juwairiyah. Juwairiyah berkata, “Wahai Rasulullah, aku adalah putri dari Al Harits Bin Abu Dhirar sang pemimpin para kaumnya. Dan kini aku sedang terbelit oleh suatu problema yang kamu sendiri telah mengetahuinya. Aku menjadi budak milik Tsabit bin Qais, lalu aku membuat perjanjian dengannya untuk membayar harga bagi diriku agar beliau mau memerdekakanku. Oleh sebab itu aku dating menemui kamu untuk meminta bantuan”. Nabi berkata “Maukah anda menerima sesuatu yang lebih baik daripada apa yang anda harapkan ?” lalu Juwairiyah bertanya “Apakah itu hai Rasulullah ?”, Rasulullah pun menjawab “Aku akan melunasi harga bagi dirimu setelah itu aku akan menikahimu” maka Juwairiyah pun berkata “Aku setuju”, dan Nabi bersabda “Aku telah melakukan hal tersebut”.

Berita tersebut menyebar di kalangan kaum muslimin sehingga dengan sukarela kaum muslimin lainnya melepaskan atau memerdekakan budak-budak tawanan yang berasal dari Bani Mushthaliq. Setelah pernikahan Rasulullah dengan Juwairiyah berlangsung hanya beberapa waktu kemudian Bani Mushthaliq bersedia menerima dan memeluk agama Islam, serta berdiri dalam barisan pembela Islam.

Dari pernikahan Rasulullah dengan Juwairiyah dapat ditarik kesimpulan bahwa pernikahan Rasulullah membawa kebaikan bagi Islam dan pernikahan Rasulullah mengambil simpati dari musuh-musuhnya sehingga musuh-musuhnya tunduk atas dasar kebaikan.

8. Ummu Habibah Binti Abu Sufyan Bin Haid

(21)

Dia masuk agama Islam meskipun bapaknya tidak menyenanginya, kemudian dia hijrah ke Habasyah (Ethiopia) bersama suaminya Ubaidillah Bin Jahsy. Sesampai di daerah hijrah sang suami murtad pindah agama Nashrani, ia pun menginginkan sang istri untuk mengikutinya. Akan tetapi Ummu Habibah bersikeras memperjuangkan agama Islam, lalu sang suami meninggalkannnya. Di tengah kesendiriannya dan kemiskinnya, tidak disenangi oleh orang tuanya dan ditinggal suami, dan tak lama setelah itu suaminya meninggal dunia. Balasan apakah yg layak diberikan kepada seorang wanita yang memeluk agama Islam meski tidak disenangi oleh keluarganya, terutama bapaknya? Sementara telah diketahui bahwa bapaknya (Abu Sufyan) adalah musuh terberat serta terkuat di antara musuh-musuh lain. Balasan apakah yang sepantasnya dianugerahkan kepada seorang wanita yang pernah melakukan hijrah dari Mekkah ke negeri Habasyah (Ethiopia) demi menyelamatkan keislamannya, rela menerima penderitaan dan kesusahan di negeri asing, hanya karena menjaga dan membela agama Islam? maka Rasulullah menikahi Ummu Habibah di Habasyah yakni sekitar tahun ke-enam atau ke-tujuh hijrah.

Dari pernikahan tersebut bertujuan menjaga kehormatannya, menyelamatkannya dari kesulitan dan keterasingan, kesendirian dan kemiskinan dan tak lupa bertujuan membujuk ayahnya yang saat itu menjadi seorang tokoh syirik serta musuh yang sangat keras bagi Islam.

9. Zainab Binti Jahsy Bin Rilab

Beliau adalah anak dari Bibi Rasulullah yang bernama Aminah Binti Abdul Muthalib dan dia istri dari Zaid Bin Haritsah. Dalam pernikahannya tidak bisa dipertahankan sehingga mereka bercerai.

(22)

dipertahankan. Dan setelah itu beliau akan menikahi Zainab demi untuk merombak serta menghapus kebiasaan yang berlaku pada bangsa Arab, yaitu mengharamkan bagi seorang untuk menikahi wanita bekas istri anak angkatnya.

Pernikahan Nabi dengan Zainab berlangsung pada tahun ke-lima hijriyah. Ini adalah keteladanan yang dipraktekkan langsung, untuk menghalalkan apa yang telah mereka haramkan atas diri-diri mereka. Yang pada hakikat atau aturan-aturan persoalan tersebut tidaklah diharamkan oleh Allah.swt.

Tujuan pernikahan Nabi dengan Zainab memiliki arti tersendiri, yaitu sebagai balasan atas ketundukkannya perintah Allah dan rasul-Nya.

10. Shafiyyah Binti Huyai Radhiallaahu 'Anha

Beliau adalah Shafiyyah binti Huyai binti Akhthan bin Sa'yah cucu dari Al-Lawi bin Nabiyullah Israel bin Ishaq bin Ibrahim 'Alaihi wa Salam, termasuk keturunan Rasulullah Harun 'Alaihi wa Salam. Shafiyyah adalah seorang wanita yang cerdas dan memiliki kedudukan yang terpandang, berparas cantik dan bagus diennya. Sebelum Islamnya beliau menikah dengan Salam bin Abi Al-Haqiq, kemudian setelah itu dia menikah dengan Kinanah bin Abi Al-Haqiq. Keduanya adalah penyair yahudi. Kinanah terbunuh pada waktu perang Khaibar, maka beliau termasuk wanita yang di tawan bersama wanita-wania lain. Bilal "Muadzin Rasululllah" menggiring Shafiyyah dan putri pamannya. mereka melewati tanah lapang yang penuh dengan mayat-mayat orang Yahudi. Shafiyyah diam dan tenang dan tidak kelihatan sedih dan tidak pula meratap mukanya, menjerit dan menaburkan pasir pada kepalanya.

(23)

Kemudian beliau Shalallahu 'Alaihi wa Salam mendekati Shafiyyah kemudian mengarahkan pandangan atasnya dengan ramah dan lembut, kemudian bersabda kepada Bilal:

"Wahai Bilal aku berharap engkau mendapat rahmat tatkala engkau bertemu dengan dua orang wanita yang suaminya terbunuh".

Selanjutnya Shafiyyah dipilih untuk beliau dan beliau mengulurkan selendang beliau kepada Shafiyyah, hal itu sebagai pertanda bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Salam telah memilihnya untuk dirinya. Hanya kaum muslimin tidak mengetahui apakah Shafiyyah di ambil oleh Rasulullah sebagai istri atau sebagai budak atau sebagai anak? Maka tatkala beliau berhijab Shafiyyah, maka barulah mereka tahu bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Salam mengambilnya sebagai istri. Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Anas radhiallaahu 'anhu bahwa Rasulullah tatkala mengambil Shafiyyah binti Huyai beliau bertanya kepadanya, "Maukah engkau menjadi istriku?" Maka Shafiyyah menjawab,

"Ya Rasulullah sungguh aku telah berangan-angan untuk itu tatkala masih musyrik, maka bagaimana mungkin aku tidak inginkan hal itu manakala Allah memungkinkan itu saat aku memeluk Islam?"

Kemudian tatkala Shafiyyah telah suci Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Salam menikahinya, sedangkan maharnya adalah merdekanya Shafiyyah. Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Salam menanti sampai Khaibar kembali tenang. Setelah beliau perkirakan rasa takut telah hilang pada diri Shafiyyah, beliau mengajaknya pergi. Shafiyyah yang beliau bawa di belakang beliau, kemudian beranjak menuju ke sebuah rumah yang berjarak enam mil dari Khaibar. Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Salam menginginkan diri Shafiyyah ketika itu, namun dia menolaknya. Ada rasa kecewa pada diri Nabi karena penolakan tersebut.

(24)

dia dalam merias, Ummu Sinan Al-Aslamiyah berkata bahwa beliau belum pernah melihat wanita yang lebih putih dan cantik dari Shafiyyah. Maka diadakanlah walimatul 'urs, maka kaum muslimin memakan lezatnya kurma, mentega dan keju Khaibar hingga kenyang. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Salam masuk kekamar Shafiyyah sedangkan masih terbayang pada beliau penolakan Shafiyyah tatkala ajakan beliau yang pertama, maka Shafiyyah menerima Nabi untuk menjalani malam pertama dengan lembut beliau menceritakan sebuah cerita yang menakjubkan. Beliau bercerita bahwa tatkala malam pertamanya dengan Kinanah bin Rabi', pada malam itu beliau bermimpi bahwa bulan telah jatuh kekamarnya. Tatkala bangun beliau ceritakan hal itu kepada Kinanah. maka dia berkata dengan marah:"Mimpimu tidak ada takwil lain melainkan kamu berangan-angan mendapatkan raja Hijaz Muhammad. Maka dia tampar wajahnya beliau dengan keras sehingga bekasnya masih ada, Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Salam mendengarnya sambil tersenyum kemudian bertanya,"Mengapa engkau menolak dariku tatkala kita menginap yang pertama? "Maka beliau menjawab, 'Saya khawatir terhadap diri anda karena dekat Yahudi. Maka menjadi berseri-serilah wajah Nabi yang mulia serta lenyaplah kekecewaan hatinya maka Nabi melewati malam pertamanya tatkala Shafiyyah berumur 17 tahun.

(25)

Selanjutnya Shafiyyah berpindah ke rumah Nabi menimbulkan kecemburuan istri-istri beliau yang lain karena kecantikannya. Mereka juga mengucapkan selamat atas apa yang telah beliau raih. Bahkan dengan nada mengejek mereka mengatakan bahwa mereka adalah wanita-wanita Quraisy, wanita-wanita Arab sedangkan dirinya adalah wanita asing.

Bahkan suatu ketika sampai keluar dari lisan Hafshah kata-kata, "Anak seorang Yahudi" hingga menyebabkan beliau menangis. Tatkala itu Nabi masuk sedangkan Shafiyyah masih dalam keadaan menangis. Beliau bertanya, "Apa yang membuatmu menangis?" Beliau menjawab, Hafshah mengatakan kepadaku bahwa aku adalah anak seorang Yahudi. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya engkau adalah seorang putri dari seorang Nabi dan pamanmu adalah seorang Nabi, suamipun juga seorang Nabi lantas dengan alasan apa dia mengejekmu?" Kemudian beliau bersabda kepada Hafshah, "Bertakwalah kepada Allah wahai Hafshah!" Maka kata-kata Nabi itu menjadi penyejuk, keselamatan dan keamanan bagi Shafiyyah. Selanjutnya manakala dia mendengar ejekan dari istri Nabi yang lain maka diapun berkata: "Bagaimana bisa kalian lebih baik dariku, padahal suamiku adalah Muhammad, ayahku adalah Harun dan pamanku adalah Musa?" Shafiyyah radhiallaahu 'anha wafat tatkala berumur sekitar 50 tahun, ketika masa pemerintahan Mu'awiyah. Beliau dikuburkan di Baqi' bersama Ummahatul Mukminin. Semoga Allah meridhai mereka semua.

11. Maimunnah Binti Al-Harits Bin Hazn Al Hilaliyah

(26)

menikahi Maimunnah karena dia seorang janda yang membutuhkan naungan dan perlindungan, dan Nabi menerima apa yang diminta Abbas Bin Abdul Muthalib.

Dan bukan merupakan kebiasaan Nabi, sebagai figure yang memiliki jiwa dermawan untuk menolak keinginan kedua orang kesayangannya yaitu pamannya Abbas dan saudara sepupunya Ja’far Bin Abu Thalib. Dan bukan tipe Nabi untuk mengecewakan wanita, pernikahan itu bukan untuk memupuskan harapan bagi kekuatan Islam dan kaum muslimin.

12. Mariyah Al Qibthiyah

Suatu ketika Nabi mengutus Hathib Bin Abu Balta’ah dengan sebuah surat yang ditujukan kepada Al Muqauqis,seorang penguasa negeri Iskandaria dan Mesir. Pengutusan itu sendiri bertepatan dengan tahun ke-enam hijriyah. Adapun maksud surat yang tertuju tersebut adalah untuk mengajak penguasa itu agar mau menerima dan memeluk agam Islam. Sang penguasa menyambut duta Nabi itu dengan salam hangat dan menerima surat dari Nabi, lalu beliau mengirimkan untuk Nabi berbagai macam hadiah, diantaranya adalah Mariyah Al Qibthiyah, bersama saudara perempuannya yang bernama Sirin Wakhashi yang biasa dipanggil Al Ma’bur. Dalam sebagian sumber dikatakan bahwa bersama hadiah itu ada empat orang wanita lagi yang kemudian Nabi memberikan Sirin kepada Hasan Bin Tsabit. Sementara Nabi sendiri menikahi Mariyah yang pada akhirnya berbuah seorang anak bernama Ibrahim. Dari hadiah tersebut Nabi tidak bisa menolak, akhirnya Sirin diberikan kepada Hasan Bin Tsabit lalu melahirkan seorang anak bernama Abdurrohman.

(27)

seorang muslim untuk menikahi wanita ahli kitab (wanita penganut Yahudi dan Nashrani) dan semua itu terdapat manfaat bagi Islam dan kaum muslimin.

4. Empat istri Nabi Muhammad.saw yang berperan penting dalam dakwah Islam : a. Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar

Dia istri Nabi yang paling muda dan penuh dengan dakwah-dakwah Islam. Dan dia yang paling pandai dalam ilmu fiqih. Dalam dakwahnya dia selalu mengucapkan apa yang Nabi ucapkan dalam hal :

- Berhubungan dengan amalan Nabi

- Yang berhubungan dengan masalah kewanitaan

- Yang berhubungan dengan periwayatan Hadist dan banyak lainnya - Dan dia ikut serta dalam dakwah-dakwah Islam secara meyeluruh. b. Ummu Salamah

Dia istri Nabi yang ke-lima dan ikut serta dalam dakwah-dakwah Islam dalam hal mengenai masalah kewanitaan. Contohnya : disebutkan oleh Ummu Salamah bahwasanya Ummu Sulaim (istri Abu Thalhah) dating kepada Rasulullah dan berkata “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran, apakah wanita wajib pula untuk mandi jika ia bermimpi (melakukan hubungan biologis)” lalu Rasulullah bersabda “Benar, apabila dia melihat air maka diwajibkan baginya untuk mandi”.

c. Sayyidah Hafshah binti Umar

Dia istri Nabi yang ke-empat dan dia putrid dari sahabat Nabi, Umar bin Khattab. Dan dia selalu berbicara mengenai dakwah Islam mengenai kehidupan Nabi atau tingkah laku Nabi sehari-hari.

(28)

d. Ummu Habibah binti Abu Sufyan

Dia putri Abu Sufyan yang menjadi istri Nabi dan dia ikut serta dalam dakwah-dakwah Islam apa yang dilakukan Nabi setiap hari.

Referensi

Dokumen terkait

kepada kami Malik dari Nafi' dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan?. para penghafal

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda : Dari Anas ibn Malik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : ” Nikahilah perempuan penyayang dan banyak anak

Anehnya lagi, ada orang-orang yang melakukan bid’ah dalam agama Allah yang berkenaan dengan pribadi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang dengan perbuatannya itu

Hadits tersebut menerangkan bahwa Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam bersabda supaya umatnya beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan- Nya. Mendirikan sholat dan

“ Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam-Nabi

"Aku pernah bersama Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam ketika beliau berkata kepada seseorang yang bersamanya juga : Aku tidak makan dalam posisi bersan, dar." (HR

Dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Wanita manapun yang menikah tanpa seizin walinya maka nikahnya adalah batal, nikahnya adalah

Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam selesai membangun Masjid Nabawi di Madinah dan menetapkan azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang pertama yang mengumandangkan