• Tidak ada hasil yang ditemukan

118189038 SKRIPSI PENINGKATAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "118189038 SKRIPSI PENINGKATAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Program Studi : Manajemen

Diajukan oleh :

RAKHMAD SYAMSUL FARIED PRASETYO NIM: 06.20102.000885

UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

PENTINGNYA PENINGKATAN SEMANGAT KERJA

KARYAWAN GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

PADA UD. MARWAN SPORT LINE PASURUAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Sarjana Program Studi : Manajemen

Diajukan oleh :

RAKHMAD SYAMSUL FARIED PRASETYO NIM: 06.20102.000885

UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN

FAKULTAS EKONOMI

(3)

N I M : 06.20102.000885

FAKULTAS : EKONOMI

JURUSAN : MANAJEMEN

PROGRAM : STRATA 1 (S-1)

JUDUL SKRIPSI : PENTINGNYA PENINGKATAN SEMANGAT KERJA

KARYAWAN GUNA MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS PADA UD. MARWAN SPORT LINE PASURUAN

Pasuruan, 6 Agustus 2010

Disetujui dan Diterima Oleh:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. NIS DJAZIAH, MM Dra. SRI HASTARI, MM

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Pasuruan

Drs. H. JOES DWIHARTO, MM

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

N a m a : RAKHMAD SYAMSUL FARIED PRASETYO

Nomor Induk : 06.20102.000885

Perguruan Tinggi : Universitas Merdeka Pasuruan

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Manajemen

Program : Strata 1 (S-1)

Tempat/ tanggal lahir : Pasuruan, 8 April 1987

E-Mail : [email protected]

Telepon/ HP : 085730961266

Riwayat Pendidikan : 1. Lulus Sekolah Dasar Negeri (SDN) Krampyangan I dan II tahun 1999.

2. Lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 3 Pasuruan tahun 2002.

3. Lulus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Pasuruan tahun 2005.

4. Terdaftar sebagai mahasiswa Univerisitas Merdeka Pasuruan tahun 2006 sampai sekarang.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala nikmat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya, sebagai persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Ekonomi Universitas

Merdeka Pasuruan.

(5)

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak

kekurangan-kekurangan. Namun karena adanya dukungan, semangat dan bantuan

dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikannya dengan baik. Oleh

karena itu izinkanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. DR. Misranto, SH, MHum, selaku Rektor Universitas Merdeka

Pasuruan.

2. Bapak Drs. H. Joes Dwiharto, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Merdeka Pasuruan yang banyak memberikan arahan dan

bimbingannya.

3. Ibu Dra. Hj. Nis Djaziah, MM, selaku Dosen Pembimbing I yang banyak

memberikan motivasi dan bimbingannya.

4. Ibu Dra. Sri Hastari, MM, selaku Dosen Pembimbing II yang juga banyak

memberikan motivasi dan bimbingannya.

5. Ibu Hj. Nur Hayati, selaku pemilik UD. Marwan Sport Line Pasuruan yang

memberi izin untuk melakukan penelitian di perusahaannya.

6. Kawan-kawan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Pasuruan.

(6)

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan atas bantuan dan

kebaikannya yang telah beliau-beliau berikan kepada peneliti. Akhirnya peneliti

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca.

Pasuruan, 24 Juli 2010

Penulis

Rakhmad S. Faried Prasetyo

(7)

Line Pasuruan”

Pembimbing I : Dra. Hj. Nis Djaziah, MM Pembimbing II : Dra. Sri Hastari, MM

Kata Kunci: Semangat Kerja Karyawan, Produktivitas, Pasuruan

Industri setir kayu dipilih sebagai obyek dalam penelitian ini karena industri tersebut merupakan industri yang padat karya. Oleh karena itu semangat kerja memiliki peranan dalam meningkatkan produktivitas bagi suatu perusahaan. Sebab dalam lingkungan perusahaan atau suatu badan usaha masalah produktivitas banyak ditekankan pada karyawan yang berperan didalamnya. Perusahaan UD. Marwan Sport Line di Pasuruan merupakan obyek penelitian dalam membuktikan bahwa semangat kerja memiliki pengaruh terhadap produktivitas. Selain menghasilkan salah satu produk unggulan di Kota Pasuruan yang juga menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Perusahaan tersebut juga dapat menambah devisa negara melalui ekspor barang. Beberapa manfaat yang dapat diharapkan dalam melaksanakan dan meningkatkan semangat kerja, menurut pendapat Mayer yang dikutip dalam Goleman (1997:30) antara lain: (1) Kegairahan atau Antusias (Zest, Enthusiasm); (2) Kualitas untuk bertahan (Staying Quality); (3) Kekuatan melawan frustasi (Resistence to Frustation); dan (4) Semangat berkelompok.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana didalamnya terdapat hipotesis yang dibuktikan dengan perhitungan statistik. Teknik penggalian data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan studi pustaka. Serta ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada bidang personalia UD. Marwan Sport Line Pasuruan, terutama permasalahan yang terjadi pada karyawan bagian produksi yang berkaitan dengan produktivitas kerja karyawan serta faktor-faktor yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.

Penelitian dilakukan langsung di lokasi Perusahaan UD. Marwan Sport Line Pasuruan yang berada di Jl. Hang Tuah, Gg. X, No. 14 pada tanggal 4 Juni hingga 17 Juli 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Motivasi yang meliputi kebutuhan individu, harapan individu, perlakuan adil serta kejelasan tujuan memiliki pengaruh terhadap produktivitas; dan (2) Motivasi melalui pemenuhan kebutuhan individu mempunyai pengaruh dan hubungan yang paling besar apabila dibandingkan dengan motivasi lainnya terhadap produktivitas.

DAFTAR ISI

(8)

Halaman

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN JUDUL... ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAKSI ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Permasalahan... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Kegunaan Penelitian... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Semangat Kerja... 6

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja... 8

C. Arti dan Pentingnya Produktivitas Tenaga Kerja... 14

(9)

F. Hipotesis... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel... 20

B. Ruang Lingkup Penelitian... 24

C. Lokasi Penelitian... 24

D. Populasi dan Sampel... 24

E. Jenis Data... 27

F. Teknik Pengumpulan Data... 27

G. Teknik Analisis Data... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data... 33

B. Analisis Data dan Interpretasi Data... 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 68

B. Saran... 70

DAFTAR PUSTAKA... 72

LAMPIRAN... 74

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Daftar Jumlah Karyawan UD. Marwan Sport Line Pasuruan... 25

(10)

Tabel 2. Jumlah Responden Berdasarkan Umur... 41

Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 43

Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan... 44

Tabel 5. Kebutuhan Individu (X1)... 46

Tabel 6. Harapan Individu (X2)... 48

Tabel 7. Perlakuan Adil (X3)... 49

Tabel 8. Kejelasan Tujuan (X4)... 50

Tabel 9. Produktivitas (Y)... 51

Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas... 53

Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Pengujian Reliabilitas... 55

Tabel 12. Rekapitulasi Pengujian Korelasi Berganda antara Semangat kerja (Kebutuhan Individu, Harapan Individu, Perlakuan adil dan Kejelasan tujuan) dengan Produktivitas... 57

Tabel 13. Rekapitulasi Pengujian Regresi Berganda Antara Variabel Semangat kerja (Kebutuhan Individu, Harapan Individu, Perlakuan Adil dan Kejelasan Tujuan) dengan Variabel Terikat... 59

Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Berganda... 62

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Umur... 26

Gambar 2. Struktur Organisasi UD. Marwan Sport Line... 37

Gambar 3. Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Umur... 42

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1. LEMBAR KUISIONER... 74

LAMPIRAN 2. UJI STATISTIK... 76

LAMPIRAN 3. SURAT KETERANGAN PENELITIAN... 85

LAMPIRAN 4. BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... 86

(12)

BAB I

BAB IIPENDAHULUAN BAB III

A. Latar Belakang Masalah

BAB IVPada umumnya setiap perusahaan akan selalu berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam usahanya mencapai tujuan

inilah perusahaan seringkali dihadapkan pada berbagai masalah, baik yang

internal maupun yang eksternal, juga yang bersifat finansial/ non finansial.

Masalah-masalah tersebut saling terkait satu sama lain dimana pada akhirnya

hal-hal tersebut memaksa organisasi atau badan usaha untuk selalu cepat dan

tanggap dalam mengatasinya.

BAB VPengelolaan perusahaan/ organisasi meliputi penentuan kebijakan dan pelaksanaan operasional yang melibatkan unsur manusia.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor produksi yang sangat

penting bagi suatu perusahaan dibanding faktor-faktor produksi lainnya yang

meliputi Sumber Daya Alam (SDA), modal serta keterampilan (skill). Sebab

pada dasarnya manusia merupakan penggerak utama ketiga faktor produksi

tersebut. Disamping itu manusia juga merupakan faktor kunci bagi berhasil/

tidaknya suatu organisasi/ perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

BAB VISumber Daya Manusia (SDM) juga memiliki peranan dalam meningkatkan produktivitas bagi suatu perusahaan sebab dalam lingkungan

(13)
(14)

3

BAB VIIDalam konsep manajemen manusia diharapkan mau memanfaatkan tenaga sepenuhnya atau seoptimal mungkin untuk

meningkatkan produktivitas yang diikuti terciptanya hubungan kerja yang

baik dalam arti menyenangkan penuh tenggang rasa dan saling membangun.

Untuk mewujudkan hal tersebut dituntut keterlibatan semua pihak pengelola

perusahaan maupun para karyawan.

BAB VIIIProduktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental dari masing-masing individu. Sikap mental itu sendiri dapat ditumbuhkan melalui

pemberian motivasi dalam diri masing-masing karyawan. Maka diharapkan

gairah dan semangat kerja karyawan dapat meningkat. Sehingga pada

akhirnya produktivitas kerja diharapkan pula dapat meningkat.

BAB IXDari penjelasan di atas peneliti mengamati UD. Marwan Sport Line yang berlokasi di Kota Pasuruan. Selain menghasilkan salah satu produk

unggulan di Kota Pasuruan yang dapat menambah Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Perusahaan tersebut juga relatif dapat menambah devisa negara

melalui ekspor barang yang selama ini dilakukan. Maka dari itu perusahaan

tersebut seyogyanya bisa mempertahankan dan meningkatkan mutu produk.

Walaupun semua aspek dalam perusahaan telah termanajemen dengan baik.

Dikhawatirkan akan terjadi ketidak kesadaran sikap antar karyawan untuk

bersama-sama melaksanakan kedisiplinan kerja. Maka akan berdampak pada

penurunan target produksi. Maka dari itu, perlu adanya tindakan untuk

mempertahankan dan meningkatkan produktivitas perusahaan. Tidak hanya

(15)

memperbaiki lingkungan kerja, tetapi harus ada dukungan dan kesadaran diri

dari karyawan sendiri untuk bekerja seoptimal mungkin dan memperhatikan

semangat dalam beraktifitas terutama dalam sektor produksi perusahaan.

BAB XAdapun beberapa manfaat yang dapat diharapkan dalam melaksanakan dan meningkatkan semangat kerja, dalam hal ini peneliti

mengutip dari pendapat Mayer yang dikutip dalam Goleman (1997:30) antara

lain:

1. Kegairahan atau Antusias (Zest, Enthusiasm)

BAB XISeseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja berarti juga memiliki motivasi atau semangat untuk bekerja, semangat kerja tersebut akan terbentuk bila memiliki keinginan atau minat dan kegembiraan dalam melakukan pekerjaannya. Keinginan atau minat karyawan bekerja mencerminkan adanya dorongan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan. Keinginan karyawan untuk bekerja dikatakan kuat bila karyawan melakukannya bukan karena adanya perasaan cemas.

2. Kualitas untuk Bertahan (Staying Quality)

BAB XIISetiap orang tentu mempunyai tujuan tertentu dalam bekerja dan berusaha untuk mencapainya, makin besar usaha individu untuk mengatasi kesulitan dalam mencapai tujuannya, menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki semangat kerja yang tinggi. Maier menyatakan bahwa individu tetap berusaha mencapai tujuan semula meskipun mengalami kesulitan, ini menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki kualitas untuk bertahan.

3. Kekuatan Melawan Frustasi (Resistence to Frustation)

BAB XIIIMaier menyatakan bahwa kekuatan melawan frustasi berbeda dengan kualitas untuk bertahan, meskipun secara umum keduanya mencerminkan bagaimana individu tersebut menghadapi rintangan yang ditemui selama bekerja. Pada aspek ini Maier melibatkan suatu hal yang menarik untuk mengetahui semangat kerja individu, yaitu frustasi.

4. Semangat Berkelompok

(16)

5

perorangan atau sikap kelompok dari masing-masing individu terhadap pekerjaan dan lingkungan pekerjaan.

A. Permasalahan

BAB XVPada UD. Marwan Sport Line Pasuruan, peneliti menemukan salah satu masalah yang menjadi kendala bagi perusahaan tersebut, yakni

dibidang personalia. Pada umumnya masalah-masalah ini terjadi karena

berkaitan dengan tenaga kerjanya, dimana tenaga kerja merupakan unsur

utama dalam menentukan kelancaran dan kelangsungan hidup perusahaan.

Adapun hal-hal yang menjadi permasalahan pada perusahaan meliputi:

1. Karyawan yang mencuri-curi kesempatan untuk ngobrol didalam

bekerja;

2. Karyawan sering menunda-nunda menyelesaikan pekerjaannya sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan; dan

3. Terjadinya konflik individu sehingga karyawan mudah tegang, marah

atau tersinggung.

BAB XVISedemikian jauh persoalan ini timbul, sehingga keterbatasan kemampuan perusahaan untuk menyikapi masalah masih kurang optimal.

Maka sering pula perusahaan ini relatif kurang menanggapi, terlebih dalam

penyelesaiannya. Ironisnya, dari permasalahan tersebut perusahaan belum

bisa menemukan jawaban dan sering menangguhkan masalah.

(17)

karena semangat kerja karyawan telah menurun dan berdampak pada

penurunan pada hasil produksi. Dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa

masalah yang dihadapi adalah: “Bagaimana pengaruh semangat kerja

karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan?”

A. Tujuan Penelitian

BAB XVIIIUntuk mengetahui pengaruh semangat kerja yang meliputi kebutuhan Individu (X1); Harapan Individu (X2); Perlakuan Adil (X3); dan Kejelasan

Tujuan (X4) terhadap Produktivitas (Y).

A. Kegunaan Penelitian

1. Diharapkan dalam penelitian ini dapat membantu pimpinan perusahaan

untuk menentukan kebijakan dimasa yang akan datang terutama dalam

bidang personalia.

2. Membantu pimpinan perusahaan dalam penyelesaian masalah dengan

meningkatkan strategi, tanpa menghilangkan strategi yang lama.

3. Sebagai obyek dalam penyusunan penelitian guna prasyarat memperoleh

(18)

BAB XIX

BAB XXLANDASAN TEORI BAB XXI

A. Pengertian Semangat Kerja

BAB XXIISetiap perusahaan selalu mengharapkan tercapainya tujuan organisasi, untuk itu diperlukan peranan dari karyawan. Oleh karenanya,

perusahaan menghendaki para karyawan memiliki semangat dan gairah tinggi

dalam melakukan pekerjaannya karena dengan adanya semangat kerja yang

tinggi akan mencapai penyelesaian pekerjaan dengan teliti dan cepat,

kerusakan dapat dikurangi dan absensi dapat diperkecil. Maka sudah

selayaknya setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan semangat kerja

pada karyawannya. Sehingga dengan demikian dapat menunjang perusahaan

dalam mencapai produktivitas yang tinggi.

BAB XXIIIAdapun pengertian semangat kerja menurut pendapat beberapa ahli sebagai berikut:

BAB XXIVMenurut pendapat Alex S. Nitisemito (1988:160) mengemukakan bahwa:

BAB XXVSemangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Sedangkan gairah kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan. Oleh karena itu semangat dan gairah kerja sulit untuk dipisah-pisahkan.

BAB XXVIMoekijat (1993:185) berpendapat bahwa:

(19)
(20)

9

BAB XXVIIIteman-teman kerjanya, martabat dan status majikannya. Semangat adalah berhubungan dengan perasaan digabungkan dengan reaksi terhadap waktu kerjanya, penghasilan, pengawasan, kebijaksanaan dan praktek-praktek kepegawaian dan majikan serta kondisi kerja lainnya.

BAB XXIXPendapat Slamet Riadi (1984:229) mengemukakan bahwa:

BAB XXX" Semangat kerja merupakan kemampuan dan kesanggupan untuk bekerja, menyayangi dan bergaul secara efektif tanpa perselisihan.”

BAB XXXISedangkan M. Ridwan (1994:627) mengemukakan bahwa:

BAB XXXII“ Semangat kerja adalah sebagai sifat spiritual yang mencerminkan bahwa tercapainya tujuan kelompok adalah tepat dalam arti alasan dan juga

tujuan kelompok.”

BAB XXXIIIDari pendapat ahli tersebut di atas, peneliti menyimpulkan bahwa apa yang dimaksud dengan semangat kerja adalah kondisi psikologis

seseorang dalam hal ini tenaga kerja, yang dipengaruhi oleh keinginan atau

motif tertentu, sesuai dengan kebutuhannya. Jika keinginan atau motif

tersebut tidak dapat terpenuhi, maka dapat menurunkan semangat kerja

karyawan, dan sebaliknya jika kebutuhan tersebut dapat terpenuhi maka dapat

meningkatkan semangat kerja karyawan. Berikut beberapa unsur yang

diharapkan dapat dimiliki oleh masing-masing karyawan:

1. Kerjasama

(21)

tugas karyawan haruslah mempunyai keyakinan terhadap diri sendiri atas

kemampuan serta kecakapan yang dimiliki didalam mencapai tujuan dari

perusahaan.

1. Semangat Kerja

BAB XXXVSemangat kerja harus dimiliki oleh karyawan dalam arti tenaga kerja tersebut harus selalu dapat menunjukkan suatu peningkatan/

prestasi kerja. Untuk dapat menunjukkan prestasinya dituntut adanya

suatu semangat kerja yang tinggi.

BAB XXXVIApabila kedua unsur tersebut telah dimiliki oleh masing-masing karyawan, maka tujuan perusahaan yang telah ditetapkan akan lebih

mudah dicapai. Dapat dikatakan bahwa semangat kerja yang tinggi pastilah

akan membuat rasa puas terhadap karyawan dalam melaksanakan

pekerjaannya. Sebaliknya semangat kerja dikatakan rendah apabila karyawan

merasa tidak puas atas hasil kerja yang dilaksanakan dan syarat-syarat kerja

yang ada, yang menyebabkan kurangnya perhatian dari para karyawan.

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

BAB XXXVIISetiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan semangat kerja semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuan

perusahaan.

(22)

11

(23)

BAB XLmencuat dipermukaan karena para pengelola organisasi perusahaan masih mempunyai pandangan ortodhok, dengan tidak tidak mau memahami

tuntutan pekerjaan yang bersifat manusiawi.”

BAB XLIDari pendapat tersebut jelaslah bahwa perusahaan seharusnya berusaha meningkatkan semangat kerja karyawannya. Bila hal ini diabaikan,

dikhawatirkan karyawan menyatakan ketidakpuasannya dengan membolos

kerja. Lebih berbahaya lagi bila sampai mempengaruhi produktivitas kerja

mereka. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi semangat kerja

yaitu:

1. Kebutuhan Individu

BAB XLIIMengkaji masalah semangat kerja merupakan upaya untuk mengerti, memahami, dan mencari kebutuhan dan keinginan manusia

dalam organisasi. Beberapa teori yang membahas tentang motivasi atau

semangat kerja salah satunya disajikan oleh Abraham Maslow dan teori

Hirarki Kebutuhan. Menurut Abraham Maslow seperti dikutip oleh

Indrawijaya (1989:27), yang berbunyi:

BAB XLIII…… individu akan termotivasi melakukan apabila individu tersebut dapat memenuhi kebutuhannya pada saat itu. Teori Hirarki kebutuhan hendaknya bertitik tolak pada tiga asumsi pokok yaitu:

a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan pada dasarnya keinginan mereka selalu tidak terpenuhi seluruhnya.

b. Kebutuhan dan keinginan yang telah terpenuhi tidak akan menjadi pendorong lagi.

(24)

13

BAB XLIVAgar lebih jelas lagi, Hirarki kebutuhan secara sederhana sebagai berikut:

1) Faali (Fisiologi), kebutuhan ragawi seperti kebutuhan akan makan, minum dan sebagainya.

2) Keamanan, kebutuhan akan merasa aman dan keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.

3) Sosial, kebutuhan untuk diterima teman sejawat termasuk golongan dan diterima oleh masyarakat. 4) Penghargaan, kebutuhan akan penghargaan, status,

gelar, promosi, pujian dan jamuan anugrah.

5) Aktualisasi diri, kebutuhan untuk menunjukkan perasaan-perasaan, prestasi, melaksanakan tujuan penting dan lain-lain.

BAB XLVDari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa mengetahui kebutuhan individu/ karyawan sangatlah penting bagi para

manajer untuk memiliki pengertian tentang kebutuhan-kebutuhan yang

biasanya paling penting bagi para bawahan dan hendaknya akan

memudahkan upaya-upaya untuk memberi motivasi bagi mereka. Jadi

pimpinan perusahaan dapat memotivasi karyawan dengan memberikan

kebutuhan karyawan tersebut secara proporsional. Adapun

kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud meliputi sandang, pangan dan tempat tinggal,

mengingat pada dasarnya seseorang bekerja untuk memenuhinya.

1. Harapan Individu

BAB XLVIDalam teori pengharapan para ahli mengemukakan bahwa orang berperilaku dalam cara tertentu karena mengharapkan hasil-hasil

(25)

dikutip oleh Jusuf Irianto (2001:243) dinyatakan sebagai: “Suatu

(26)

15

BAB XLVIItertentu diikuti hasil tertentu.”

BAB XLVIIISedangkan menurut Hersey dan Blanchard (1998) yang dikutip oleh Irianto (2001:27) memberikan pengertian sebagai berikut:

BAB XLIX“ Harapan adalah persepsi atas kemungkinan pemenuhan kebutuhan tertentu dari seseorang berdasarkan atas pengalaman masa

lampau.”

BAB LIndividu dipengaruhi kelakuannya oleh dua sumber yang besar, yaitu sumber-sumber harapan yang berkenaan dengan peranannya

yang antara lain tuntutan formal dari pihak pekerjaan yang terperinci

dalam tugas yang seharusnya dilakukan. Dalam tuntutan informal yang

dituntut oleh kelompok yang ditemui individu yang ditemui dilingkungan

kerjanya.

BAB LIDari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa seseorang mengharapkan sesuatu yang diinginkan, maka seseorang tersebut akan

menilai kemampuan yang dimiliki, dalam hal ini adalah potensi yang

dimiliki harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Jadi ada daya-daya

harapan secara formal dan informal yang kedua-duanya menuntut

kelakuan tertentu dari individu. Sebagai akibat dari tuntutan ini individu

berusaha untuk menyusun suatu struktur dalam situasi sosial yang ia

hadapi dan untuk mendefinisikan peranannya dalam struktur tersebut.

(27)

BAB LIISetiap orang yang berbeda dalam suatu organisasi menghendaki adanya perlakuan adil dari atasan ataupun mendapatkan adanya

(28)

17

BAB LIIIdiantara kelompok. Hasibuan (2002:164) berpendapat bahwa:

BAB LIV“Individu-individu membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan masukan/ keluaran orang-orang lain dan

kemudian merespons untuk menghapus setiap ketidakadilan.”

BAB LVSedangkan menurut P. Gibson (2001:796) yang dikutip oleh Irianto (2001:249), dalam perlakuan adil ada empat ukuran penting yaitu:

a. Orang, individu yang merasakan adil atau tidak adil.

b. Perbandingan dengan orang lain: setiap individu atau kelompok yang digunakan oleh seseorang suatu pembanding rasio masukan dan hasil.

c. Masukan: Karakteristik individual yang dibawa seseorang kedalam pekerjaan, hal ini mungkin diraih seperti keberhasilan (keahlian, pengalaman, belajar) ataupun karakteristik bawaan (umur, jenis kelamin dan ras).

d. Perolehan (income); apa yang diterima seseorang dari pekerjaan (penghargaan, tunjangan dan upah).

BAB LVIDari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perlakuan adil adalah membandingkan usaha yang telah dilakukan

individu dengan imbalan yang diperolehnya, sama pula yang diterima

orang lain dalam situasi kerja yang sama. Dalam perlakuan adil ini

terdapat perbandingan gaji dengan orang segolongan, perbandingan

beban tugas dan kemampuan, perbandingan yang diberikan dan yang

diterima serta perbandingan yang tidak dibedakan dalam pekerjaan.

1. Kejelasan Tujuan

(29)

sasaran. Dalam menetapkan tujuan, metode yang dipergunakan serta

sifat-sifat tujuan itu perlu untuk diperhatikan. Misalkan mengenai

alat-alat kerja yang harus jelas, untuk itu perlu mengetahui sifat dan tujuan

yang antara lain meliputi rincian tujuan, hambatan, dan intensitas tujuan.

BAB LVIIISetiap tujuan yang telah ditetapkan memberikan gambaran bagi setiap individu yang akan melaksanakan pekerjaannya.

Sebenarnya tujuan yang terperinci secara jelas akan memberikan

semangat individu yang akan melaksanakannya. Adapun pengertian nilai

dari tujuan yang telah dituliskan oleh ahli riset yang bernama Gary

Lantham dan James kemudian dikutip oleh Manullang (1998:157)

sebagai berikut:

BAB LIXPenetapan suatu tujuan spesifik dan menantang menjurus kepada suatu peningkatan prestasi karena tujuan tersebut membuat lebih jelas bagi individu tentang apa yang harus dikerjakan. Hal tersebut pada gilirannya dapat memberikan pada pekerja rasa prestasi, pengakuan, komitmen, dalam hal ini dapat membandingkan seberapa baik ia telah bekerja diwaktu lampau, dan dalam berapa hal, seberapa baik ia melakukan pekerjaannya dibandingkan dengan pekerjaan lainnya.

BAB LXDari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kejelasan tujuan merupakan tingkat pemahaman seseorang terhadap fungsi dan

pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kejelasan

ini, tujuan yang terperinci akan dapat:

1. Meningkatnya produktivitas;

2. Memberikan pengertian dan pemahaman;

3. Membandingkan kemampuan kemajuan yang dicapai; serta

(30)

19

A. Arti dan Pentingnya Produktivitas Tenaga Kerja

BAB LXIDalam setiap perusahaan atau organisasi akan selalu dihadapkan pada masalah-masalah yang berkenaan dengan pemanfaatan

sumber-sumber daya untuk memproduksi barang dan jasa. Dengan

menggunakan sumber-sumber tersebut secara efektif dan efisien akan

memberikan usaha yang lebih baik bagi perusahaan.

BAB LXIIDewasa ini, peningkatan produktivitas merupakan sasaran yang hendaknya dicapai perusahaan. Hal ini dilakukan karena semakin

ketatnya persaingan produk-produk yang ada dipasar. Untuk mengatasi

persaingan, perusahaan berusaha meningkatkan produktivitas dengan harapan

dapat menekan biaya-biaya produksi, sehingga mampu bersaing baik dalam

mutu maupun harga.

BAB LXIIIWinardi (1992:343) mengemukakan bahwa:

BAB LXIV“ Produktivitas adalah hasil yang dicapai oleh seorang pekerja atau unit dari faktor-faktor produksi lain, dalam jangka waktu tertentu.”

BAB LXVSedangkan menurut Webter yang dikutip oleh J. Ravianto (1986:16) mengenai pengertian produktivitas, adalah sebagai berikut:

BAB LXVI“ Produktivitas adalah keefektifan dari penggunaan tenaga kerja dan peralatan.”

(31)

antara keluaran (output) dengan masukan (input) dari tenaga kerja yang

digunakan untuk menghasilkan output tersebut.

BAB LXVIIIProduktivitas adalah rasio perbandingan dari beberapa output dengan beberapa input seperti yang dikatakan oleh International Labour

Office (1979) yang dikutip oleh Hasibuan, (2003:10) dalam Penelitian Kerja

dan Produktivitas, adalah:

BAB LXIXProduktivitas dirumuskan sebagai perbandingan antara (output) dengan masukkan (input) pada perusahaan, industri dan ekonomi secara keseluruhan. Produktivitas adalah gabungan sumber daya (input), dengan demikian sama dengan jumlah barang atau jasa (output) yang dihasilkan dari sumber itu.

BAB LXXDari penjelasan para ahli diatas, maka peranan produktivitas tenaga kerja pada suatu perusahaan sangat penting guna pencapaian tujuan

yang lebih baik dari sebelumnya. Sebab perusahaan akan selalu mencari

perbaikan-perbaikan dan akan terdorong untuk menjadi dinamis, kreatif dan

terbuka serta kritis terhadap ide-ide baru serta perubahannya.

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja

BAB LXXIUntuk semua macam pengukuran produktivitas, keluaran (output) diukur secara fisik yang sebenarnya, yang dihitung bukan banyaknya

aktivitas tetapi banyaknya hasil dari aktivitas tersebut.

(32)

21

dan Sumber Daya Alam (SDA) atau bahan baku industri dan keluaran (yang

dimaksudkan adalah jumlah volume dari produk).

BAB LXXIIIProduktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor

lainnya, seperti:

1. Pendidikan;

2. Keterampilan;

3. Sikap dan etika serta semangat kerja;

4. Gizi dan kesehatan;

5. Tingkat penghasilan;

6. Jaminan sosial;

7. Lingkungan dan iklim kerja;

8. Teknologi;

9. Sarana produksi;

10. Manajemen; serta

11. Kesempatan berprestasi.

A. Hubungan Semangat Kerja dengan Produktivitas

BAB LXXIVDari uraian di atas mengenai semangat kerja serta produktivitas, maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa apabila

dalam suatu perusahaan dimana semangat kerja dari karyawan rendah, maka

produktivitasnya pun juga rendah. Tetapi apabila semangat kerja para

(33)

para karyawan tersebut dalam menunjang perusahaan untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan.

BAB LXXVFaktor-faktor yang merupakan indikator dari motivasi yang dapat dipergunakan untuk mengetahui adanya semangat kerja pada karyawan

yang tinggi ataupun rendah tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor yang

akan penulis uraikan di bawah ini:

1. Sering Tejadinya Kesalahan

BAB LXXVISering terjadinya kesalahan pekerja dalam melaksanakan tugas sehari-harinya, yang bukan merupakan pekerjaan baru bagi mereka.

Dapat juga disebabkan karena faktor-faktor diluar kemampuan manusia,

seperti kesalahan material kemudian kerusakan pada mesin, layout serta

kendala-kendala yang lain. Tetapi apabila bukan faktor-faktor tersebut

yang menjadi sebab, maka perlu diteliti dari faktor internal karyawan.

Faktor internal yang dimaksud adalah terjadi penurunan semangat kerja

sehingga terjadi ketidak tenangan bekerja atau bahkan timbul suatu rasa

kebosanan pada karyawan dengan pekerjaannya.

2. Adanya Keluhan dan Kegelisahan

BAB LXXVIIKetidak puasan dari diri karyawan akan menimbulkan kegelisahan, hal ini sesuai dengan pendapat dari salah satu pakar, yaitu

Alex S. Nitisemito (1988:218) yang mengemukakan bahwa:

(34)

23

saja mungkin akan berhenti dengan sendirinya, tetapi pada tingkat tertentu membiarkan begitu saja bukanlah tindakan yang bijaksana.

3. Adanya Kelambanan Kerja

BAB LXXIXTurunnya semangat kerja yang dilihat atau ditunjukkan dengan kelambanan kerja dari waktu yang sudah ditentukan, disebabkan

karena faktor manusianya.

BAB LXXXUntuk keterlambanan kerja tersebut dapat disebabkan pula oleh bermacam-macam faktor, yaitu:

a. Fasilitas peralatan yang dipergunakan oleh para pekerja tidak

memungkinkan untuk dipergunakan secara maksimal;

b. Rendahnya tingkat keterampilan dari para karyawan yang ada;

c. Pelayanan bahan-bahan (raw material) yang dibutuhkan tidak lancar/

mengalami hambatan, hal ini juga dapat mempengaruhinya; dan

d. Lingkungan kerja, baik pada gedung/ bangunannya maupun suasana

antar karyawan itu sendiri kurang sehat ataupun kurang

menggairahkan.

BAB LXXXIApabila dari faktor tersebut di atas dan faktor-faktor lain yang berpengaruh tidak dapat teratasi, maka kelambatan dan kesalahan

kerja, karyawan sering mengalami gangguan sakit serta yang lainnya,

pastilah pada usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan semula oleh

(35)

BAB LXXXIIJadi, agar semangat kerja dari para karyawan dapat selalu dijaga pada tingkatan tinggi, sebaiknya faktor-faktor penghambat

tersebut di atas diusahakan untuk dihilangkan atau dikurangi. Sehingga

dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan dapat dilaksanakan dengan

efektif serta efisien.

A. Hipotesis

BAB LXXXIIIBerdasarkan landasan teori yang ada, maka dapat dikemukakan beberapa hipotesa. Hipotesa ini masih merupakan dugaan

sementara dan masih perlu diuji kebenarannya. Adapun beberapa model

hipotesa yang dimaksud dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB LXXXIVHipotesa I : Diduga faktor kebutuhan individu (X1),

harapan individu (X2), perlakuan adil (X3) dan kejelasan tujuan

(X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

produktivitas (Y) kerja karyawan.

BAB LXXXVHipotesa II : Diduga faktor kebutuhan individu (X1)

memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan.

(36)

BAB LXXXVII

BAB IIMETODE PENELITIAN BAB III

A. Definisi Operasional Variabel

BAB IVDefinisi Operasional Variabel adalah merupakan petunjuk tentang variabel yang akan diukur dan ruang lingkup dari analisis yang perlu

didefinisikan. Variabel-variabel tersebut adalah:

1. Semangat Kerja (X)

BAB VDalam hal ini peneliti memasukkan Semangat Kerja sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau

terpengaruhnya variabel terkait. Variabel bebas ini meliputi:

a. Kebutuhan Individu (X1)

BAB VISuatu kekurangan yang dialami dan menyebabkan seseorang terdorong untuk memenuhinya.

BAB VIIItem variabel meliputi:

1) Tingkat gaji dan kesejahteraan sosial karyawan.

2) Jaminan kerja yang diberikan.

3) Alasan pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari.

b. Harapan Individu (X2)

BAB VIIIKemungkinan dan rasa akan suatu tindakan tertentu, maka akan diikuti oleh hasil tertentu juga.

(37)

BAB IXItem variabel meliputi:

1) Harapan menjadi karyawan yang baik dan disukai teman serta

atasan.

2) Harapan mendapatkan penghargaan, baik oleh atasan atau

karyawan.

3) Harapan untuk mendapatkan kesempatan untuk maju dan

berkembang.

c. Perilaku Adil (X3)

BAB XMembandingkan hasil yang diterima dengan orang lain dalam situasi kerja yang sama.

BAB XIItem variabel meliputi:

1) Perbandingan kerja dengan orang lain yang segolongan.

2) Perbandingan beban tugas dan kemampuan.

3) Perbandingan yang diberikan dan yang diterima.

d. Kejelasan Tujuan (X4)

BAB XIIMerupakan tingkat pemahaman seseorang terhadap fungsi dan pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB XIIIItem variabel meliputi:

1) Tujuan yang terperinci dan menantang menyebabkan naiknya

produktivitas.

(38)

27

3) pengetahuan pada karyawan tentang pencapaian tujuan.

4) Penetapan tujuan yang terperinci menyebabkan para karyawan

dapat membandingkan kemampuan produktivitas yang dicapai

sekarang dengan yang lalu.

2. Produktivitas (Y)

BAB XIVProduktivitas adalah nilai input dalam hubungannya dengan suatu kesatuan input tertentu. Produktivitas biasanya dinyatakan

sebagai imbangan dari pada hasil kerja rata-rata dalam hubungan dengan

jam orang rata-rata data tenaga kerja yang diberikan dalam proses

tersebut (Moekijat, 1987:246). Jadi, produktivitas kerja adalah nilai

output dalam hubungannya dengan kesatuan input tertentu, umumnya

dinyatakan sebagai imbangan dari hasil kerja rata-rata.

BAB XVItem-item variabelnya adalah:

1) Ketetapan waktu dalam pelaksanaan tugas.

2) Kepatuhan terhadap jam kerja.

3) Kemampuan dalam melaksanakan tugas dengan standar pekerjaan

yang ditetapkan.

3. Pengukuran

(39)
(40)

29

BAB XVIIIresponden pada sebuah pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban dalam lima tingkatan yang diberi skor satu

sampai lima.”

BAB XIXSingarimbun (1995:111) berpendapat bahwa:

BAB XX“ Skala Likert adalah ukuran gabungan yang didasarkan pada struktur insensitas pertanyaan-pertanyaan, merupakan suatu cara yang

lebih sistematis untuk memberi skor pada indeks.”

BAB XXIJenjang yang dibuat atau dipakai adalah 5 (1, 2, 3, 4 dan 5) untuk memberikan nilai berdasarkan skor/ bobot atas jawaban yang

diperoleh dari masing-masing pertanyaan yang berbeda, sebanyak 88

karyawan UD. Marwan Sport Line Pasuruan sebagai responden.

BAB XXIIMasing-masing skor adalah sebagai berikut:

BAB XXIII(A) : Menyatakan “sangat” (sangat memadai/ sangat penting/ sangat mendorong/ sangat ingin/ sangat mengharapkan/

sangat setuju/ sangat cukup) dengan bobot nilai 5.

BAB XXIV(B) : Menyatakan memadai/ penting/ mendorong/ ingin/ mengharapkan/ setuju/ cukup dengan bobot nilai 4.

BAB XXV(C) : Menyatakan “sedang” dengan bobot nilai 3.

BAB XXVI(D) : Menyatakan “tidak” (tidak memadai/ tidak penting/ tidak mendorong/ tidak ingin/ tidak mengharapkan/ tidak setuju/

(41)
(42)

31

BAB XXVIIIpenting/ sangat tidak mendorong/ sangat tidak ingin/ sangat tidak mengharapkan/ sangat tidak setuju/ sangat tidak cukup) dengan

bobot nilai 1.

B. Ruang Lingkup Penelitian

BAB XXIXRuang lingkup penelitian ini terbatas pada bidang personalia UD. Marwan Sport Line Pasuruan, terutama permasalahan yang terjadi pada

karyawan bagian produksi yang berkaitan dengan produktivitas kerja

karyawan serta faktor-faktor yang berhubungan dengan permasalahan

tersebut.

C. Lokasi Penelitian

BAB XXXLokasi perusahaan UD. Marwan Sport Line berada di Jalan Hang Tuah, gang X, nomor 14, telepon (0343) 7796851, Kelurahan

Ngemplakrejo, Kota Pasuruan. Di tempat tersebut pula dilaksanakan aktifitas

administrasi dan operasi teknis perusahaan.

D. Populasi dan Sampel

BAB XXXIArikunto (2002:108) mengatakan bahwa:

BAB XXXII“ Populasi adalah keseluruhan. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi

(43)

BAB XXXIIIBerdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi keseluruhan individu atau data yang disajikan sebagai sumber

penelitian. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah population sampling yang teknik pelaksanaanya dilakukan dengan

mengambil semua sampel yang ada didalam populasi, karena jumlah sampel/

subyek penelitian yang tidak mencapai 100 orang.

BAB XXXIVPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan UD. Marwan Sport Line Pasuruan. Pengambilan sampel secara population

sampling ini berdasarkan faktor pertimbangan dari pendapat Arikunto

(1998:120) yang mengatakan bahwa:

BAB XXXV“ …. apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

jumlah subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15 % atau

lebih.”

BAB XXXVIAdapun rincian dari karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini terinci pada Tabel 1 dan Gambar 1 berikut:

Tabel 1

BAB XXXVIIDaftar Jumlah Karyawan

BAB XXXVIIIUD.Marwan Sport Line Pasuruan

BAB XXXIX BAB XLJABAT

AN

BAB XLI UM LA H BAB XLII BAB XLIIIDirektu

r

BAB XLIV

1 orang

BAB XLV BAB XLVIBagian

Administrasi

BAB XLVII

(44)

33

BAB XLVIII BAB XLIXSeksi Proses Setir

BAB LI BAB LIIRegu

Proses Akhir

BAB LIII

0 oran g

BAB LIV BAB LVOperator

Penghalusan BAB LVI ora

ng

BAB LVII BAB LVIIIPengen

dali Mutu BAB LIX ora

ng

BAB LX BAB LXIUnit

Kerangka Setir

BAB LXII

ora ng

BAB LXIII BAB LXIVUnit

Lingkar Setir

BAB LXV

ora ng

BAB LXVI BAB LXVIIUnit

Perakitan

BAB LXXII BAB LXXIIIUnit Pembodian

BAB LXXIV

9 orang

BAB LXXV BAB LXXVIUnit

Komponen Bel

BAB LXXVII

8 orang

BAB LXXVIII BAB LXXIXPekerj aan

Borongan

BAB LXXX

17 orang

BAB LXXXI BAB LXXXIITOTA

L

BAB LXXXIII

88 orang

BAB LXXXIVSumber data: UD. Marwan Sport Line Pasuruan (tahun 2010)

BAB LXXXV

Gambar 1

(45)

BAB LXXXVII Seksi Proses Setir Setengah Jadi Regu Proses Akhir Operator Peng-halusan Pengendali Mutu Unit Kerangka Setir Unit Lingkar Setir Unit Perakitan Unit Kap Unit Pembodian Unit Komponen Bel Pekerjaan Borongan BAB LXXXVIIISumber data: Diolah dengan Microsoft Excel 2007

pada tahun 2010

BAB LXXXIXJika dilihat dari Tabel 1 dan Gambar 1 dapat diketahui bahwa ada 1 orang (1%) direktur perusahaan, 1 orang (1%) bagian

administrasi, 6 orang atau sekitar 7% seksi proses setir setengah jadi, 10

orang atau sekitar 11% regu proses akhir, 5 orang atau sekitar 6% operator

penghalusan, 6 orang atau sekitar 7% pengendali mutu, 5 orang atau sekitar

6% unit kerangka setir, 3 orang atau sekitar 3% unit lingkar setir, 5 orang atau

sekitar 6% unit perakitan, 12 orang atau sekitar 14% unit kap, 9 orang atau

sekitar 10% unit pembodian, 8 orang atau sekitar 9% unit komponen bel dan

pekerjaan borongan yang terdiri dari 17 orang atau sekitar 19%.

(46)

35

BAB XCJenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan data kuantitatif, yang bersumber dari data primer dan data sekunder,

yaitu:

1. Data Primer

BAB XCIData primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari UD. Marwan Sport Line Pasuruan.

2. Data Sekunder

BAB XCIIData sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi atau literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

BAB XCIIIUntuk memperoleh data yang diperlukan dalam mendukung pembahasan masalah penulis menggunakan cara atau teknis pengumpulan

data sebagai berikut:

1. Library Research (Studi Kepustakaan)

BAB XCIVLibrary research ini dipergunakan dalam rangka untuk mendapatkan teori-teori yang akan dipergunakan dalam penulisan

skripsi. Juga untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi oleh

perusahaan. Mengenai pelaksanaan dari metode ini dapat dilakukan

melalui kepustakaan sebagai pembanding teori dengan praktek

(47)

2. Field Research (Studi Lapangan)

BAB XCVMetode ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang sedang diperlukan bagi obyek penelitian secara langsung pada

perusahaan yang bersangkutan.

BAB XCVIDalam riset lapangan ini dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Interview

BAB XCVIIInterview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang

dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh

informasi dari terwawancara (Arikunto, 1992:126). Dalam hal ini

penulis mengadakan pengumpulan data dengan mengadakan

wawancara secara langsung kepada pimpinan perusahaan UD.

Marwan Sport Line Pasuruan.

b. Observasi

BAB XCVIIIObservasi adalah pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan cermat terhadap obyek yang

diteliti. Banyak hal yang dilakukan dalam kegiatan pengambilan data

dengan teknik observasi. Dalam artian, penelitian observasi dapat

(48)

37

BAB XCIXDalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi sistematis. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat

dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

G. Teknik Analisis Data

BAB CMetode analisa yang dipakai untuk mengkaji hipotesa ini adalah statistik. Dengan menggunakan metode statistik diharapkan dapat membantu

pengambilan keputusan, menerima atau menolak keputusan hipotesa. Dan

untuk tahap analisis ini dengan program SPSS Statistics 17.0. Adapun

kerangka analisis yang digunakan dalam analisa data dan pengujian hipotesis

ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

BAB CIUji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengukur keabsahan dan kehandalan item-item yang digunakan dalam penelitian

ini. Dikatakan valid dan reliabel apabila dari hasil perhitungan nilai kritis

yang diperoleh adalah 0,05.

a. Uji Validitas (Keabsahan)

BAB CII“ Validitas adalah suatu hasil penelitian yang menggambarkan bahwa instrumen benar-benar mampu mengukur

variabel-varibel yang akan diukur didalam penelitian yang

bersangkutan.”

(49)
(50)

39

BAB CVkorelasi) lebih besar daripada rtabel (nilai kritis) pada taraf

signifikan  = 0,05. Jika koefisien korelasi lebih besar dari nilai

kritis, maka alat pengukur tersebut dikatakan valid.

b. Uji Reliabilitas (Kehandalan)

BAB CVI“ Uji Reliabilitas adalah uji keterhandalan instrumen yang digunakan dalam riset. Instrumen riset yang terhandalan akan

mampu mengungkap informasi yang sebenarnya.“

BAB CVII(Durianto, dkk, 2001:46)

2. Uji Hipotesis

BAB CVIIITeknik analisis statistik yang digunakan dalam analisis data dan pengujian hipotesis adalah:

a. Pengujian Hipotesis Pertama

BAB CIXDiduga bahwa faktor kebutuhan individu (X1), harapan individu

(X2), perlakuan adil (X3) dan kejelasan tujuan (X4) secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas

(Y).

1) Korelasi Berganda

(51)

BAB CXI

rxy=

b1x1y+b2x2y+b3x3y+b4x4y y2

BAB CXIISedangkan untuk mendapatkan nilai Ftabel sebagai

pembanding Fhitung menurut Junaidi (2008) dapat diolah dari

Microsoft Excel 2007 dengan rumus:

BAB CXIII

0,05;df1;df2

¿FINV¿ )

2) Regresi Berganda

BAB CXIVRegresi berganda merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas

terhadap satu variabel terikat, yang mana dimaksudkan untuk

mengetahui perubahan nilai dari variabel terikat karena adanya

perubahan dari variabel bebas.

BAB CXVDimana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB CXVI

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4

BAB CXVIIa = konstanta

BAB CXVIIIb = koefisien

BAB CXIXX1 = variabel kebutuhan individu

BAB CXXX2 = variabel harapan individu

BAB CXXIX3 = variabel perlakuan adil

BAB CXXIIX4 = variabel kejalasan tujuan

BAB CXXIIIY = variabel dependen

BAB CXXIVK = variabel tak terhingga

(52)

41

BAB CXXVISedangkan untuk mendapatkan nilai Ftabel sebagai

pembanding Fhitung menurut Junaidi (2008) dapat diolah dari

Microsoft Excel 2007 dengan rumus:

BAB CXXVII

0,05;df

¿TINV¿ )

b. Pengujian Hipotesis Kedua

BAB CXXVIIISeperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa analisis regresi berganda disamping untuk mengetahui pengaruh dua atau

lebih variabel bebas terhadap variabel terikat dapat juga digunakan

untuk mengetahui besarnya kontribusi atau pengaruh masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan mengetahui

besarnya kontribusi atau pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat, maka akan dapat diketahui variabel bebas

mana yang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap variabel

terikat.

BAB CXXIXMenurut Kusmayadi dan Sugiarto (2000:272), rumus persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:

BAB CXXX

Y = B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + … + BkXk

BAB CXXXIDimana:

BAB CXXXIIY = Variabel terikat

BAB CXXXIIIX1, X2, X3 … Xk = Variabel bebas

(53)

BAB CXXXVPengujian terhadap koefisien korelasi berganda menggunakan

taraf kepercayaan 5% ( = 0,05), dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika t hitung < ttabel maka Ho ditolak (ada pengaruh lebih besar

antara variabel X terhadap Y); dan

2) Jika thitung > ttbabel maka Ha diterima (ada pengaruh lebih besar

(54)

BAB LXXXVIII

BAB IIIHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV

BAB VSebelum memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang telah diuraikan pada Bab terdahulu, maka terlebih dahulu disajikan data

sebagai hasil penelitian pada UD. Marwan Sport Line guna membantu pemecahan

masalah.

A. Penyajian Data

1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah Perusahaan

BAB VISetiap perusahaan baik yang berbentuk perseorangan maupun perserikatan tentu memiliki sejarah berdiri dan

perkembangan. Menciptakan suatu karya dengan didasari ketegaran

jiwa dan kerja keras merupakan langkah awal bagi peningkatan

produktivitas, kesempatan inilah yang dikembangkan oleh H.

Marwan.

BAB VIISejak usia remaja hingga H. Marwan bekerja sekaligus belajar untuk meningkatkan pengalaman yang sebanyak-banyaknya

dibidang pemasaran dan industri kelistrikan, logam dan mesin. Pada

suatu ketika beliau menghadiri pameran yang diselenggarakan di

(55)
(56)

45

BAB VIIIPada tahun 1988, H. Marwan memutuskan untuk memulai suatu usaha produksi setir dan aksesoris mobil yang terbuat

dari bahan dasar kayu. Ketika itu, produk komoditi setir dari kayu

dipandang masih langka dan mahal harganya. Hal ini diakibatkan

karena komoditi setir dari kayu bisa didapat dari luar negeri dengan

mengimpornya kedalam negeri. Seiring dengan keadaan pasar

seperti itu, belum ada pengusaha Indonesia yang berlomba-lomba

memproduksi produk tersebut secara massal. Keadaan tersebut

terjadi karena pengusaha masih belum bisa mendeteksi segmentasi

pasar. Selain itu, masih banyak perusahaan yang belum bisa

menguasai teknologi pembuatannya.

BAB IXDari kondisi yang telah dijelaskan tadi, maka H. Marwan mencoba membuat desain setir dari kayu. Kemudian mulai

memproduksinya dengan jumlah terbatas sebagai tahap awal

memasuki pasar setir mobil. Mulailah produk tersebut dipasarkan

pertama kali di Surabaya. Hasilnya, masyarakat terutama segmentasi

pasar pengguna mobil merespon positif produk setir dari kayu

tersebut.

BAB XPada tanggal 8 Januari 1996, UD. Marwan Sport Line mendapat pendapatan Upakarti atas keberhasilan produknya. Luar

biasanya lagi dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1998 UD.

Marwan Sport Line mendapat Rotari Small-Scale Entrepreneur

(57)

b. Lokasi

BAB XIPenentuan lokasi perusahaan sangat penting sekali sebelum mendirikan suatu perusahaan. Karena penentuan lokasi

yang tepat akan mempengaruhi sukses tidaknya perusahaan yang

bersangkutan.

BAB XIILokasi perusahaan UD. Marwan Sport Line berada di Jalan Hang Tuah, gang X, nomor 14, telepon (0343) 7796851,

Kelurahan Ngemplakrejo, Kota Pasuruan. Di tempat tersebut pula

dilaksanakan aktifitas administrasi dan teknis perusahaan.

c. Badan Hukum Perusahaan

BAB XIIIBerdirinya suatu perusahaan baik itu pada perusahaan besar maupun perusahaan kecil sudah seharusnya mempunyai badan

hukum perusahaan.

BAB XIVSeperti halnya pada UD. Marwan Sport Line, perusahaan ini juga mempunyai badan hukum antara lain:

1) SIUP : 78/13-09/PK/XI/91

2) NPUP : 6.667.711.3-624

3) STPIK : 129/JATIM.09/IA/IZ.00.01/IX/94

4) HO : Pasuruan No. 116 tahun 1992, tanggal 27 Mei 1992

5) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Kantor Departemen

Perdagangan Kota Pasuruan No. 13095301077 tanggal 2

(58)

47

d. Pemilik

BAB XVPerusahaan pada struktur organisasinya harus mempunyai pimpinan yang mengatur dan mengendalikan. UD.

Marwan Sport Line didirikan oleh H. Marwan. Karena H. Marwan

sudah meninggal dunia pada tahun 2006, maka perusahaan ini

dipimpin oleh istrinya beliau yang bernama Hj. Nur Hayati.

e. Jumlah Karyawan

BAB XVITenaga kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan. Karena apabila

tenaga kerjanya tidak produktif dan tidak mempunyai atau memiliki

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), maka perusahaan tersebut

tidak mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang

ditentukan. Jika hal ini terjadi, maka dikhawatirkan tidak dapat

memenuhi pesanan konsumen tepat pada waktu yang ditentukan.

Adapun jumlah tenaga kerja pada UD. Marwan Sport Line adalah 87

orang karyawan yang dipimpin 1 orang direktur.

f. Sumber Dana

BAB XVIISumber dana didalam menunjang kelancaran finansial segala aktifitas perusahaan UD. Marwan Sport Line Pasuruan berasal

dari modal pribadi (Alm. H. Marwan). Adapun besaran modal yang

dimaksud dalam kisaran ± Rp 60.000.000 sampai Rp 70.000.000

(59)

g. Struktur Organisasi Perusahaan

BAB XVIIIStruktur organisasi perusahaan UD. Marwan Sport Line berbentuk Line Organization (bentuk garis) karena

masing-masing fungsi mempunyai hubungan garis lurus. Dengan demikian

atasan mempunyai wewenang penuh terhadap bawahan, sedangkan

tanggung jawab bergerak dari bawah ke atas. Berikut skema susunan

struktur organisasi pada UD. Marwan Sport Line:

Gambar 2

BAB XIXStruktur Organisasi

BAB XXUD. Marwan Sport Line

(60)

49

BAB XXII

BAB XXIIISumber data: UD. Marwan Sport Line Pasuruan (tahun 2010)

BAB XXIVDari pembagian struktur organisasi tersebut, masing-masing mempunyai tanggung jawab dan wewenang. Berikut akan

dipaparkan keterangan dari Gambar 2 sekaligus menjelaskan tentang

tugas dari masing-masing jabatan.

1) Direktur

(61)

b) Mengangkat dan memutasi serta memberhentikan personel;

c) Mencari dan menerima serta menolak pesanan (order);

d) Melaksanakan proses produksi;

e) Mengendalikan proses produksi; dan

f) Mendistribusikan produk.

2) Bagian Administrasi

a) Membantu direktur dalam kegiatan administrasi, pembelian,

pergudangan, produksi dan penyerahan; dan

b) Mengarsipkan dan menyimpan rekaman mutu.

3) Seksi Proses Setir Setengah Jadi

a) Mengatur pelaksanaan proses pembuatan setir setengah jadi;

b) Mengendalikan stok barang;

c) Mengontrol dan memeriksa produk setir setengah jadi; dan

d) Mencatat dan melaporkan produksi setir setengah jadi.

4) Regu Proses Akhir

a) Mengatur pelaksanaan proses akhir (pengecatan);

b) Mempersiapkan bahan pengecatan;

c) Mengontrol dan memeriksa produk sebelum atau sesudah

dicat; dan

d) Melakukan pengecatan.

(62)

51

a) Mempersiapkan setir setengah jadi yang akan dicat dan

mengambil kartu tugas pengecatan;

b) Memperhalus atau menggosok permukaan setir yang akan

dicat; dan

c) Menyetor setir kayu yang sudah dicat kepada pengendali

mutu, disertai kartu tugas pengecatan.

6) Pengendali Mutu

a) Memeriksa dan menyortir produk setir kayu;

b) Membuat catatan hasil pemeriksaan produk setir kayu;

c) Memilih dan memberi tanda produk yang tidak sesuai; dan

d) Mengembalikan produk yang tidak sesuai kepada bagian

pengecatan.

7) Unit Kerangka Setir

BAB XXVMembuat kerangka setir, dengan bahan dari lingkaran kerangka baja dan jari-jari plat baja melalui proses pengecatan.

a) Unit Lingkaran Setir

BAB XXVIMembuat lingkar setir dari bahan kayu melalui proses pengemalan dan pemesinan.

b) Unit Perakitan

(63)

8) Unit Kap

BAB XXVIIIMembuat dan menyetel kap melalui proses pengemalan, pembentukan dan penyetelan dengan menggunakan bahan kayu.

9) Unit Pembodian

BAB XXIXMemeriksa posisi antara kap dan lingkar setir.

10) Unit Komponen Bel

BAB XXXMembuat komponen bel yang terdiri dari tombol penekan bel dan juga ring kap yang selanjutnya disetel posisinya pada

kap setir.

4. Deskripsi Responden

BAB XXXIBerdasarkan data yang diperoleh dari UD. Marwan Sport Line, jumlah karyawan sebanyak 87 orang karyawan yang dipimpin 1

orang direktur. Berdasarkan Metode Penelitian dalam penelitian ini,

peneliti tidak mengambil sampel dari sebagian jumlah populasi. Akan

tetapi peneliti melakukan penelitian dengan metode sensus yaitu

mengambil sampel dari seluruh jumlah populasi. Penggalian data

dilakukan dengan metode angket atau kuesioner yang disebarkan kepada

88 responden atau sampel. Penyebaran dan pengisian kuesioner

dilakukan pada waktu istirahat sehingga tidak mengganggu kerja

(64)

53

BAB XXXIIDalam penelitian yang dihadapi adalah karyawan dari berbagai umur, jenis kelamin, dan pendidikan yang berbeda-beda, maka

pemberian angket dilakukan sangat hati-hati sehingga karyawan tidak

merasa terganggu. Dengan cara demikian dapat ditarik kesimpulan

berbagai gambaran tentang identitas karyawan sebagai responden yang

diteliti:

a. Dilihat dari Umur Responden

Tabel 2

BAB XXXIIIJumlah Responden Berdasarkan Umur

BAB XXXIVBAB XXXVJUMLAHRESPONDEN BAB XXXVI< 20 th

BAB XXXVII20 th

s/ d 25 th

BAB XXXVIII26 th

s/ d 45 th

BAB XXXIX9 orang

BAB XL53 orang

BAB XLI26 orang

BAB XLIIBAB XLIII88 orang

BAB XLIVSumber data: UD. Marwan Sport

Line Pasuruan (tahun 2010)

BAB XLVBerikut peneliti menyajikan data di atas dalam bentuk diagram seperti Gambar 3 di bawah ini:

(65)

Gambar 3

BAB XLVIIDiagram Jumlah Responden Berdasarkan Umur

BAB XLVIII

10%

60% 30%

Keterangan:

< 20 th 20 th s/d 25 th 26 th s/d 45 th

BAB XLIXSumber data: Diolah dengan Microsoft Excel 2007 pada tahun 2010

BAB LBerdasarkan Tabel 2 dan Gambar 3 yang disajikan di atas, diketahui bahwa responden yang berusia kurang dari 20 tahun

sebanyak 9 orang atau sekitar 10%, usia 20 sampai dengan 25 tahun

sebanyak 53 orang atau sekitar 60%, sedangkan untuk usia 26

sampai dengan 45 tahun sebanyak 26 orang atau sekitar 30%.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kelompok usia 20 sampai

dengan 25 tahun merupakan kelompok yang paling besar, mengingat

pada usia tersebut merupakan usia yang produktif dalam bekerja dan

beraktifitas.

(66)

55

b. Dilihat dari Jenis Kelamin

Tabel 3

BAB LIIJumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB LIII BAB LIV

BAB LV BAB LVI

BAB LVII BAB LVIII

BAB LIX BAB LX

BAB LXISumber data : UD. Marwan Sport

Line (data diolah, 2010)

BAB LXIIBerikut Tabel 3 di atas, akan disajikan dalam bentuk diagram seperti Gambar 4 di bawah ini:

Gambar 4

BAB LXIIIDiagram Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB LXIV

6%

94% Keterangan:

Wanita Pria

BAB LXVSumber data: Diolah dengan Microsoft Excel 2007 pada tahun 2010

(67)

sebanyak 5 orang atau sekitar 40%,

dan responden pria sebanyak 83 orang

atau sekitar 60%. Dengan demikian

kelompok responden dengan jenis

kelamin pria merupakan kelompok

yang terbesar, mengingat UD. Marwan

Sport Line merupakan perusahaan

yang bergerak dibidang industri

sehingga lebih banyak membutuhkan

tenaga pria dari pada wanita.

c. Dilihat dari Pendidikan Responden

Tabel 4

BAB LXVIIJumlah Responden Berdasarkan Pendidikan

BAB LXIX BAB LXXII BAB LXXIII

BAB LXXVI BAB LXXVII

BAB LXXX BAB LXXXI

BAB LXXXIV BAB LXXXV

BAB LXXXVIII BAB LXXXIX

BAB XCII BAB XCIII

BAB XCVISumber data : UD. Marwan Sport Line (data diolah, 2010)

BAB XCVIIBerikut Tabel 4 di atas, akan disajikan dalam bentuk diagram seperti Gambar 5 di bawah ini:

Gambar 5

(68)

57

BAB XCIX

6%

2%

78% 10%

4% Keterangan:

Sarjana Diploma SMA & Sedera-jad

SMP SD

BAB CSumber data: Diolah dengan Microsoft Excel 2007 pada tahun 2010

BAB CIBerdasarkan Tabel 4 dan Gambar 5 di atas, diketahui bahwa responden yang berpendidikan tingkat Sarjana (Strata 1)

sebanyak 5 orang atau sekitar 6%. Berpendidikan tingkat Diploma

sebanyak 2 orang atau sekitar 2%. Berpendidikan tingkat Sekolah

Menengah Atas (SMA) dan Sederajad sebanyak 69 orang atau

sekitar 78%. Berpendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) sebanyak 9 orang atau sekitar 10%. Berpendidikan tingkat

Sekolah Dasar (SD) sebanyak 4 orang atau sekitar 4%. Dengan

demikian dapat diketahui bahwa yang berpendidikan tingkat Sekolah

Menengah Atas (SMA) dan Sederajad merupakan kelompok yang

paling besar, mengingat UD. Marwan Sport Line merupakan

perusahaan yang bergerak dalam bidang industri sehingga banyak

membutuhkan tenaga yang berpendidikan tingkat Sekolah Menengah

(69)

2. Deskripsi Variabel

BAB CIIDari kuisioner yang disebarkan kepada 88 responden, diperoleh tanggapan atas semua item yang digunakan dalam penelitian

ini. Adapun tanggapan responden atas item-item tersebut pada dilihat

pada tabel 5-9 berikut ini.

a. Kebutuhan Individu (X1)

BAB CIIIKebutuhan individu merupakan kekurangan-kekurangan yang dialami seseorang dalam waktu tertentu yang

menyebabkan seseorang tersebut terdorong untuk memenuhinya.

Terdapat tiga item dalam variabel kebutuhan individu, yaitu tingkat

gaji dan kesejahteraan sosial karyawan, adanya jaminan yang

diberikan, alasan pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. Adapun

tanggapan responden atas item-item tersebut dapat dilihat pada tabel

4 berikut ini:

Tabel 5

BAB CIVKebutuhan Individu (X1)

BAB CVB utir Ku esio ner

BAB CVI X1

BAB CXVIII BAB CXIX

Mema

BAB CXXX BAB CXXXI

Pentin

BAB CXLII BAB CXLIII

(70)

59

BAB CLIVSumber data : UD. Marwan

Sport Line (data diolah, 2010)

BAB CLVDari Tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 39 orang atau sekitar 44% menyatakan bahwa gaji

dan kesejahteraan sosial yang diberikan perusahaan “sedang” bagi

karyawan. Sedangkan untuk jaminan kerja yang diberikan

perusahaan kepada karyawan sebagian besar responden yaitu 29

orang atau sekitar 33% menyatakan “sedang.” Tentang pernyataan

bahwa adanya kebutuhan pokok (pakaian, pangan dan tempat

tinggal) dapat mendorong responden untuk bekerja lebih keras,

sebagian responden yaitu 48 orang atau sekitar 55% menyatakan

“mendorong.”

BAB CLVIDari uraian jawaban tersebut, dapat diketahui bahwa karyawan bekerja pada dasarnya adalah untuk memperoleh gaji atau

upah, kesejahteraan sosial dan jaminan kerja yang akan digunakan

untuk memenuhi kebutuhannya. Maka wajar kiranya jika gaji atau

upah, kesejahteraan sosial dan jaminan kerja yang diterima karyawan

akan mempengaruhi produktivitas kerja. Karyawan akan enggan atau

malas untuk melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya

jika ia merasa gaji atau upah, kesejahteraan sosial dan jaminan kerja

yang diterima tidak sesuai, begitu juga sebaliknya. Sehingga dapat

Gambar

Gambar 1Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Umur
Gambar 3Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Umur
Gambar 4Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa stressor yang berasal dari individu, organisasi dan non pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan

menyebabkan turnover karyawan, ialah prestasi kerja yang negatif, serta. harapan individu tidak dapat di penuhi diperusahaan tersebut,

Motivasi merupakan proses internal yang memberikan perilaku yang berenergi dan terarah. Proses internal meliputi tujuan individu, keyakinan, persepsi, dan

Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang di indikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan

Hasil penelitian menunjukkan motivasi (yang terdiri dari: dorongan kebutuhan fisiologis, dorongan kebutuhan rasa aman, dorongan kebutuhan sosial, dorongan kebutuhan

Dengan mengidentifikasikan kekuatan tiap individu, menempatkannya pada posisi yang tepat dan mendukungnya dengan kejelasan tugas dan tujuan serta suasana kerja

Motivasi merupakan proses internal yang memberikan perilaku yang berenergi dan terarah. Proses internal meliputi tujuan individu, keyakinan, persepsi, dan

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, terlihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan di GurlBucket meliputi lingkungan kerja yang positif, dukungan dari rekan