• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG 3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya 3.1.1.1. Arahan Pembangunan Berdasarkan Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG 3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya 3.1.1.1. Arahan Pembangunan Berdasarkan Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat "

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

 

 

 

3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BI DANG CI PTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN

RUANG

3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

3.1.1.1. Arahan Pembangunan Berdasarkan Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015- 2019

Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.

Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen; 2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk I ndonesia; 3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional;

5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;

6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

(2)

Sasaran pembangunan perkotaan yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan 5 kawasan metropolitan baru di luar Pulau Jawa-Bali sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang diarahkan menjadi pusat investasi dan penggerak pertumbuhan ekonomi bagi wilayah sekitarnya guna mempercepat pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa;

2. Peningkatan peran dan fungsi sekaligus perbaikan manajemen pembangunan di 7 kawasan perkotaan metropolitan yang sudah ada untuk diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) berskala global guna meningkatkan daya saing dan kontribusi ekonomi;

3. Pengembangan sedikitnya 20 kota otonom di luar Pulau Jawa – Bali khususnya di KTI yang diarahkan sebagai pengendali (buffer) arus urbanisasi ke Pulau Jawa yang diarahkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi bagi wilayah sekitarnya serta menjadi percotohan (best practices) perwujudan kota berkelanjutan;

4. Pembangunan 10 kota baru publik yang mandiri dan terpadu di sekitar kota atau kawasan perkotaan metropolitan yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah serta diarahkan sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan metropolitan;

5. Perwujudan 39 pusat pertumbuhan baru perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

3.1.1.2. Arahan Pembangunan Berdasarkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015- 2019 Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan (Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta Karya adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Ditjen Cipta Karya melaksanakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

(3)

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Adapun dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, Ditjen Cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi Pemerintah Dareah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui program-program pemberdayaan masyarakat. Dalam membangun sistem, Ditjen Cipta Karya memberikan dukungan pembangunan infrastruktur dengan memprioritaskan sistem infastruktur Provinsi/ Kabupaten/ Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk pemberdayaan masyarakat, bentuk dukungan yang dibeikan adalah pembangunan infrastruktur keciptakaryaan melalui program-program pemberdayaan masyarakat.

Tabel 3.1.

Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pendekatan Strategi Pelaksanaan

Membangun Sistem 1. Pembangunan I nfrastruktur Permukiman Skala Regional (TPA Regional atau SPAM Regional)

2. Pembangunan I nfrastruktur Permukiman pada kawasan strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan, kawasan rawan air/

perbatasan/ pulau terluar)

3. Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai alat sinergisasi seluruh sektor dalam menata kawasan Fasilitasi Pemda 1. Pendampingan penyusunan NSPK daerah antara lain Perda

Bangunan Gedung, SK Kumuh, dsb.

2. Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan/ I nduk Sektoral seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana I nduk Sistem Pengembangan Air Minum (RI SPAM), dan Rencana Penataan Bangunan dan

Lingkungan (RTBL).

3. Pembangunan I ndrastruktur Permukiman Skala kawsan seperti fasilitasi PDAM, fasilitasi kota hijau dan kota pusaka, penanganan kumuh perkotaan, serta penataan bangunan dan lingkungan. Pemberdayaan 1. Pembangunan I nfrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakt melalui Masyarakat kegiatan Pamsimas, Snaimas, dan P2KP.

2. Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat

Sumber : Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR Tahun 2015-2019

Ditjen

Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan pola

(4)

Gambar 3.2

Peta Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR 2015-2019

3.1.2. Arahan Penataan Ruang

Arahan spasial untuk Bidang Cipta Karya berdasarkan RTRWN, RTRW Provinsi Jawa Tengah, dan RTRW Kabupaten Pati terhadap pembangunan Bidang Cipta Karya diuraikan sebagai berikut.

3.1.2.1. RTRWN

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,

(5)

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI JM Kabupaten Pati adalah :

 Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

 Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

 Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Dalam penetapan lokasi berdasarkan RTRWN tentang penetapan Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Kabupaten Pati tidak termasuk kedalam lokasi penetapan PKN, PKW, PKSN dan KSN.

3.1.2.2. RTRW Provinsi Jaw a Tengah

Kebijakan strategis berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 yang terkait dengan Kabupaten Pati sebagai berikut :

A. Rencana Struktur Ruang Provinsi

Rencana pengembangan struktur ruang wilayah provinsi meliputi : 1) Sistem Perdesaan.

Sistem perdesaan, dilakukan dengan membentuk pusat-pusat pelayanan desa secara berhierarki pada kawasan-kawasan perdesaan dan kawasan-kawasan selain dari yang telah ditetapkan sebagai kawasan perkotaan.

Sistem perdesaan disusun berdasarkan pelayanan perdesaan secara berhierarki, meliputi: a. Pusat pelayanan antar desa;

b. Pusat pelayanan setiap desa; dan

c. Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman. Pusat pelayanan perdesaan secara berhierarki memiliki hubungan dengan: a. Pusat pelayanan wilayah kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat; b. Perkotaan sebagai pusat pelayanan; dan

c. I bukota kabupaten masing-masing. 2) Sistem Perkotaan.

Sistem perkotaan Kabupaten Pati berdasarkan RTRW Provinsi ditetapkan sebagai PKL ( Pusat Kegiatan Lokal) .

3) Sistem Perwilayahan.

Sistem perwilayahan Kabupaten Pati berdasarkan RTRWP termasuk kedalam system perwilayahan Juw ana – Jepara – Kudus – Pati ( Wanarakuti) yang berpusat di Kudus, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi dan Nasional; 4) Sistem jaringan prasarana wilayah.

Sistem jaringan prasarana wilayah berdasarkan RTRW Provinsi, meliputi : a. Rencana sistem jaringan prasarana transportasi.

 Rencana pengembangan jalan Arteri Primer, yaitu

- Perbatasan Jawa Barat – Tegal – Pekalongan – Semarang – Kudus-Pati – Perbatasan Jawa Timur

- Jalan lingkar Tegal, Pekalongan, Brebes, Pemalang – Pekalongan, Ungaran, Ambarawa, Salatiga, Bumiayu dan Pati;

(6)

 Rencana pengembangan jalan tol, yaitu Pengembangan jalan tol sepanjang Semarang – Demak – Kudus – Pati – Perbatasan Jawa Timur

 Rencana pengembangan terminal penumpang jalan Tipe A.

 Rencana pengembangan kereta api komuter, yaitu jalur Semarang – Kudus – Pati – Rembang.

 revitalisasi stasiun lama untuk rencana pengoperasian kereta komuter dan antar kota, meliputi: Stasiun Pati.

b. Rencana pengembangan Pelabuhan umum, meliputi pelabuhan pengumpul Juwana di Kabupaten Pati, pelabuhan Batang di Kabupaten Batang dan Pelabuhan Tegal di Kota Tegal;

c. Rencana sistem jaringan prasarana telekomunikasi.

 Rencana sistem jaringan prasarana telekomunikasi meliputi pengembangan jaringan telekomunikasi dan informatika.

 Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informatika, meliputi :  Pembangunan jaringan telepon kabel ke semua kabupaten/ kota; dan

 Pembangunan jaringan telepon tanpa kabel yang menjangkau semua kawasan terutama daerah terisolir.

 Pengembangan sistem jaringan prasarana telekomunikasi meliputi pembangunan jaringan layanan internet pada fasilitas umum di ibukota kabupaten/ kota.

d. Rencana sistem jaringan prasarana sumberdaya air.

Rencana pengembangan prasarana sumberdaya air, meliputi :

 Pengembangan embung, meliputi :

 Pembuatan embung-embung di setiap kabupaten/ kota untuk kebutuhan air baku, pertanian dan pengendalian banjir;

 Pembuatan area resapan air melalui program konversi lahan tidak produktif;  Konservasi embung-embung eksisting yang ada.

 Pengembangan jaringan air bersih

 Pembangunan bendungan di sungai-sungai yang potensial sebagai upaya memperbanyak tampungan air bagi keperluan cadangan air baku;

 Pembangunan jaringan air bersih perpipaan di kawasan perkotaan; dan

 Pembangunan jaringan perpipaan mandiri di perdesaan dari sumber air tanah dan air permukaan.

 Pengembangan jaringan irigasi

 Peningkatan jaringan irigasi teknis di semua kabupaten/ kota untuk memenuhi luasan lahan pertanian pangan berkelanjutan;

 Pembangunan irigasi dari air tanah pada daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh irigasi teknis; dan

 Pembangunan waduk sebagai upaya untuk meningkatkan suplai air pada jaringan irigasi teknis.

 Pembangunan dan/ atau pengembangan waduk, embung serta pompanisasi terkait dengan pengelolaan sumber daya air, dengan mempertimbangkan:

 Daya dukung sumber daya air;

(7)

e. Rencana sistem jaringan prasarana energi.

 Rencana pengembangan prasarana kelistrikan, meliputi :

 Pembangkit listrik tenaga surya di kabupaten-kabupaten di Jawa Tengah.  Pembangkit listrik tenaga mikro hidro di kabupaten-kabupaten di Jawa

Tengah.

 Pembangkit listrik tenaga alternatif di seluruh kabupaten/ kota di Jawa Tengah.  Jaringan transmisi listrik meliputi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

dengan kapasitas 500 kV dijalur utara terhubung Mandirancan – Brebes – Tegal – Pemalang – Pekalongan – Batang – Kendal – Ungaran – Purwodadi – Cepu – Krian (Circuit I I ), Ungaran – Demak – Purwodadi – Kudus – Pati – Tanjung Jati B (Jepara);

 Saluran Udara Tegangan Tinggi dengan kapasitas 150 kVA membentang antar kabupaten di Jawa Tengah.

 Rencana pengembangan prasarana energi BBM dan Gas, meliputi :

 Pembangunan pipa gas Cirebon – Semarang – Bangkalan, Semarang – Kalimantan Timur, Semarang – Kepodang, Kepodang – Rembang – Pati – Jepara – Semarang;

 Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji di Kabupaten/ Kota

 Rencana pengembangan energi alternatif berada di kabupaten/ kota. f. Rencana sistem jaringan prasarana lingkungan.

 Pengembangan prasarana persampahan dilaksanakan dengan pendekatan pengurangan, pemanfaatan kembali dan daur ulang, yang meliputi :

 Tempat pemrosesan akhir sampah lokal direncanakan di setiap kabupaten yang diluar wilayah pelayanan tempat pengelolaan akhir sampah regional yang berada di Metropolitan Kedungsepur, Metropolitan Bregasmalang, Metropolitan Subosukawonosraten, Purwomanggung dan Petanglong.;

 Tempat Pemrosesan Akhir Sampah lokal direncanakan di setiap Kabupaten yang diluar wilayah pelayanan Tempat Pengelolaan Akhir Sampah regional yang berada di Metropolitan

 Pembangunan tempat pemrosesan sementara di lokasi-lokasi strategis.

 Pengembangan prasarana limbah dan drainase, meliputi :

 Penyediaan sistem pengolahan limbah cair domestik sesuai kebutuhan pada kawasan perkotaan;

 Pembangunan tempat pengolahan limbah industri bahan berbahaya dan beracun;

 Pembangunan I PAL dan I PLT di kawasan perkotaan di tiap kabupaten/ kota;  Pengembangan sistem drainase terpadu di seluruh ibukota kabupaten/ kota;

dan

(8)

B. Rencana Pola Ruang Provinsi 1) Kaw asan lindung, meliputi:

Kawasan lindung Kabupaten Pati berdasarkan arahan RTRW Provinsi Jawa Tengah, sebagai berikut :

a) Kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi :

 Kawasan lindung yang dikelola oleh negara;

 Kawasan lindung yang dikelola oleh masyarakat;

 Kawasan resapan air.

b) Kawasan perlindungan setempat, meliputi :

 Kawasan sempadan pantai

 Kawasan sempadan sungai dan saluran irigasi;

 Kawasan sekitar danau/ waduk/ embung;

 Kawasan sekitar mata air; dan

 Kawasan ruang terbuka hijau.

c) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan d) Kawasan rawan bencana alam, meliputi :

 Kawasan rawan banjir;

 Kawasan rawan tanah longsor;

 Kawasan rawan gelombang pasang

 Kawasan rawan kekeringan

 Kawasan rawan abrasi; dan

 Kawasan rawan angin topan. e) Kawasan lindung geologi.

 Kawasan lindung kars.

f) Kawasan I mbuhan Air, meliputi cekungan pati g) Kawasan lindung lainnya.

 Sebaran kawasan perlindungan Plasma Nutfah di daratan.

 Sebaran kawasan plasma nutfah perairan. 2) Kaw asan Budidaya, meliputi:

Kawasan budidaya Kabupaten Pati berdasarkan arahan RTRW Provinsi Jawa Tengah, sebagai berikut :

a) Kawasan hutan produksi, meliputi :

 Kawasan hutan produksi tetap; dan

 Kawasan hutan produksi terbatas. b) Kawasan hutan rakyat.

c) Kawasan peruntukan pertanian, meliputi :

 Kawasan pertanian lahan basah; dan

 Kawasan pertanian lahan kering. d) Kawasan peruntukan peternakan, meliputi :

 Kawasan peruntukan peternakan besar dan kecil; dan

 Peternakan unggas.

e) Kawasan peruntukan perikanan.

(9)

 Lahan perikanan budidaya air payau, dan perikanan budidaya air tawar. f) Kawasan peruntukan pertambangan.

 Kawasan pertambangan mineral logam, bukan logam, batuan dan batubara, meliputi:

1. kaw asan Gunung Muria di Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Jepara;

2. kaw asan Pegunungan Kendeng Utara di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Kudus;

 Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi

3. Kabupaten Blora termasuk kedalam Wilayah Kerja Migas di Kabupaten Pati. g) Kawasan Peruntukan I ndustri, meliputi :

 Wilayah industri/ kawasan peruntukan industri; dan

 Kawasan industri.

h) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi :

 Permukiman perdesaan; dan

 Permukiman perkotaan.

i) Kawasan Pengembangan Pariwisata B

 Koridor Semarang – Demak – Kudus – Jepara – Pati – Rembang – Blora; j) Kawasan pesisir

C. Kaw asan Strategis Provinsi

Kaw asan startegis Kabupaten Pati berdasarkan arahan RTRW Provinsi Jawa Tengah, sebagai berikut :

1) Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi, berupa :

 Kawasan Perkotaan Juwana-Jepara-Kudus- Pati ( Wanarakuti) ;

2) Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya, yaitu Kawasan permukiman tradisional Samin di Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Blora.

3) Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup, yaitu Kawasan Daerah Aliran Sungai kritis lintas kabupaten/ kota.

D. I ndikasi Program Bidang Cipta Karya Provinsi

I ndikasi program dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 yang terkaitdengan Bidang Cipta Karya dan Penyusunan RPI JM Kabupaten Pati sebagai berikut :

1. Pengembangan Permukiman

I ndikasi program dalam perwujudan pengembangan kawasan permukiman, meliputi :

 Pengendalian dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan, meliputi :

 I dentifikasi dan inventarisasi perumahan dan permukiman kumuh;  Peningkatan kualitas permukiman;

 Penataan bangunan dan lingkungan; dan

 Relokasi permukiman di kawasan rawan bencana.

 Pengembangan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan  Peremajaan permukiman kumuh;

(10)

 Pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana permukiman di kawasan perdesaan;

 Pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana permukiman di kawasan perkotaan; dan

 Pengembangan rumah susun di kawasan perkotaan. 2. Sistem Penyediaan Air Minum

 Pembangunan bendungan di sungai-sungai yang potensial sebagai upaya memperbanyak tampungan air bagi keperluan cadangan air baku;

 pembangunan jaringan air bersih perpipaan di kawasan perkotaan; dan

 pembangunan jaringan perpipaan mandiri di perdesaan dari sumber air tanah dan air permukaan.

3. Penyehatan Lingkungan Permukiman ( Air Limbah, Persampahan, dan Drainase) a. Prasarana Air Limbah

 Penyediaan sistem pengolahan limbah cair domestik sesuai kebutuhan pada kawasan perkotaan;

 Pembangunan tempat pengolahan limbah industri Bahan Berbahaya dan Beracun; dan

 Pembangunan I PAL dan I PLT di kawasan perkotaan di tiap kabupaten/ kota. b. Prasarana Persampahan

 Tempat Pemrosesan Akhir Sampah lokal direncanakan di setiap kabupaten yang diluar wilayah pelayanan Tempat Pengelolaan Akhir Sampah regional yang berada di Metropolitan; dan

 Pembangunan Tempat Pemrosesan Sementara di lokasi-lokasi strategis. c. Prasarana Drainase

 Pengembangan sistem drainase terpadu di seluruh ibukota kabupaten/ kota; dan  Pengembangan sumur resapan di tiap bangunan.

3.1.2.3. RTRW Kabupaten Pati

(11)

Tabel 3.2.

Arahan RTRW Kabupaten/ Kota untuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) Kawasan peruntukan permukiman tersebar di seluruh wilayah Daerah, dengan penyebaran mengikuti pola perkampungan di masingmasing Kecamatan di Daerah.

(2) Kawasan Permukiman terdiri atas :

a. kawasan permukiman perkotaan; dan

b. kawasan permukiman perdesaaan.

(3) Arahan pengelolaan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan meliputi:

a. pengembangan permukiman pada tempat-tempat yang menjadi pusat pelayanan penduduk sekitarnya, dialokasikan di sekeliling kawasan perkotaan yang bersangkutan atau merupakan perl uasan areal permukiman yang telah ada; b. pengembangan kawasan permukiman perkotaan,

wajib memperhatikan :

2.tidak menggunakan tanah sawah beri rigasi teknis;

3.tidak menggunakan tanah sawah beririgasi setengah teknis, tetapi intensitas penggunaannya lebih dari satu kali dalam satu tahun; dan

4.pengembangan permukiman pada sawah non irigasi teknis atau kawasan pertanian lahan kering perbolehkan apabila mematuhi ketentuan yang berlaku mengenai peralihan fungsi peruntukan kawasan.

(4) Arahan pengelolaan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan meliputi:

a.kawasan permukiman perdesaan tidak dapat dipisahkan dengan tempat usaha pertanian dan/ atau peternakan sehingga lokasi pengembangannya dilakukan pada kampung-kampung yang tidak jauh dengan kawasan pertanian dan atau peternakan; dan

b.pengembangan kawasan permukiman

perdesaan tidak dilakukan melalui alih fungsi lahan pertanian sawah.

a. wilayah Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) I meliputi : Kecamatan Pati, Kecamatan Margorejo, Kecamatan Gembong, dan Kecamatan Gabus;

b. wilayah Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) I I meliputi : Kecamatan Trangkil, Kecamatan Tlogowungu, dan Kecamatan Margoyoso;

c. wilayah Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) I I I meliputi : Kecamatan Tayu, Kecamatan Cluwak, Kecamatan Gunungwungkal , dan Kecamatan Dukuhseti;

d. wilayah Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) I V meliputi : Kecamatan Juwana, Kecamatan Wedarijaksa, dan Kecamatan Batangan;

e. wilayah Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) V meliputi : Kecamatan Jakenan, Kecamatan Jaken, Kecamatan Winong,dan Kecamatan Pucakwangi; dan

f. wilayah Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) VI meliputi : Kecamatan Kayen, Kecamatan Sukolilo, dan Kecamatan Tambakromo.

Rencana sistem pusat pelayanan mel iputi :

a. Pengembangan PKL meliputi Kawasan Perkotaan Pati, Kawasan Perkotaan Juwana, Kawasan Perkotaan Tayu; b. pengembangan PPK yang akan dipromosikan menjadi

PKLp meliputi I bukota Kecamatan Kayen; dan

c. Pengembangan PPK meliputi I bukota Kecamatan Jakenan, I bukota Kecamatan Sukolilo, I bukota Kecamatan Winong, I bukota Kecamatan Pucakwangi, I bukota Kecamatan Trangkil, I bukota

(12)

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1)Prasarana pengelolaan persampahan terdiri atas: a. rencana lokasi Tempat Pemprosesan Akhi r (TPA); b. rencana lokasi Tempat Penampungan Sementara

(TPS); dan

c. rencana pengelolaan sampah skala r umah tangga. (2)Lokasi Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah

sebagaimana meliputi :

a. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sukoharjo di Kecamatan Margorejo;

b. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Gunungwungkal di Kecamatan Gunungwungkal ; dan

c. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Plosojenar di Kecamatan Jakenan.

(3)Untuk mengurangi timbunan sampah yang masuk ke lokasi tempat Pemprosesan Akhir (TPA), dikembangkan pengelolaan sampah yang berbasis 3R (Reuse, Reduce, Rescycling) dan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

(4)Rencana Lokasi TPS sampah ditempatkan pada kawasan yang memberikan pelayanan optimal dalam sistem penampungan sampah sementara, terutama pada kawasan sekitar pasar pada setiap I bukota Kecamatan.

(5)Rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan dengan meningkatkan partisipasi setiap rumah tangga untuk membantu mengurangi sampah mulai dari sumbernya.

(1) Rencana pengemb. prasarana air bersih terdiri atas : a.jaringan perpipaan; dan

b.non perpipaan.

(2) Rencana pengembangan sistem jaringan perpipaan dilakukan mengikuti sistem jaringan jalan.

(3) Pengembangan prasarana air bersih sistem jaringan perpipaan direncanakan sampai dengan Tahun 2030 sudah melayani 85 % (delapan puluh lima persen) penduduk Daerah, dengan prioritas pada penambahan kapasitas Sambungan Rumah (SR) di Kawasan Perkotaan Pati, Kawasan Perkotaan Juwana, Kawasan Perkotaan Tayu, I bukota Kecamatan Kayen, dan jaringan baru pada masing-masing I bukota Kecamatan dan jaringan perdesaan.

(4) Pembangunan reservoir dan kelengkapannya guna meningkatkan kualitas air bersih menjadi air minum dilakukan di Kawasan Perkotaan Pati, Kawasan Perkotaan Juwana, Kawasan Perkotaan Tayu, dan setiap I bukota Kecamatan yang dikelola oleh PDAM. (5) Di wilayah yang tidak terlayani jaringan perpipaan

PDAM maka dilakukan penyediaan sarana prasarana air bersih perdesaan melalui penggalian atau pengeboran air tanah dangkal dan air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan.

(1) Rencana pengelolaan limbah meliputi :

a.pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah industri;

b.pengembangan sistem pengolahan dan

pengangkutan limbah tinja dari WC umum terminal, pasar, lokasi sanimas dan rumah tangga perkotaan; dan

(13)

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

melakukan pencemaran lingkungan perkotaan dengan limbah tinja.

(2) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah industri meliputi :

a.pembangunan instalasi pengolahan limbah pada kawasan industri, lokasi peruntukan industri yang telah berkembang dan lokasi kegiatan industri besar, industri menengah, industri kecil, industri rumah tangga;

b.pembangunan instalasi ini menjadi tanggungjawab pengusaha yang mel akukan kegiatan industri; c.pemantauan yang ketat kepada perusahaan

industri yang melakukan pencemar an dengan limbahnya; dan

d.guna mengurangi dampak negatif kegiatan industri, Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi pembangunan instalasi, khususnya bagi industri rumah tangga.

(3) Pengembangan instalasi pengolahan limbah tinja, WC/ jamban umum dan limbah rumah tangga perkotaan meliputi:

a.pengembangan dan peningkatan I nstalasi Pengolahan Limbah Tinja (I PLT);

b.pengembangan sistem pengolahan dan

pengangkutan limbah tinja dari WC/ jamban umum terminal, pasar, lokasi Sanimas dan rumah tangga per kotaan; dan

d.pemantauan ketat terhadap masyarakat yang melakukan pencemaran lingkungan perkotaan dengan limbah ti nja.

(1) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan dan rumah tangga perdesaan meliputi :

a.pemantapan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan sederhana yang telah dibangun;

b.pengembangan sistem pengolahan limbah kotoran hewan dan limbah rumah tangga perdesaan dengan memanfaatkanteknologi tepat guna; dan c.pemantauan ketat terhadap masyarakat yang

melakukan pencemaran lingkungan perdesaan dengan limbah kotoran hewan dan tinja.

Sumber : Perda No 5Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Pati

Tabel 3.3.

I dentifikasi Kaw asan Strategis Kabupaten/ Kota ( KSK) berdasarkan RTRW

KAW ASAN STRATEGI S

KABUPATEN/ KOTA SUDUT KEPENTI NGAN

LOKASI / BATAS KAW ASAN

Kaw asan Strategis Kabupaten

kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan

ekonomi

Kawasan strategis bidang pertumbuhan ekonomi meliputi: a. I bukota Kecamatan Jakenan, I bukota Kecamatan

Kayen, Kawasan Perkotaan Pati, Kawasan Perkotaan Juwana, dan Kawasan Perkotaan Tayu (JAKATI NATA); dan

b. kawasan pesisir perlu prioritas penanganan secara khusus meliputi Kaw.Pelabuhan Juwana dan Kawasan Pelabuhan Pendaratan I kan (PPI ) di Kec. Dukuhseti.

kawasan strategis dari sudut sosial budaya

(14)

KAW ASAN STRATEGI S

KABUPATEN/ KOTA SUDUT KEPENTI NGAN

LOKASI / BATAS KAW ASAN

kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi tinggi

Kawasan strategis bidang pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi tinggi adalah kawasan agropolitan berada di Kecamatan Gembong dan Kecamatan Kayen.

kawasan strategis dari sudut kepentingan ungsi dan daya dukung lingkungan hidup

Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi :

a. kawasan rawan pencemaran industri di Kecamatan Margoyoso; dan

b. kawasan Kars di Kec. Sukolilo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Tambakromo.

Sumber : Perda No 5Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Pati

Tabel 3.4.

I dentifikasi I ndikasi Program RTRW Kabupaten Pati terkait Pembangunan I nfrastruktur Bidang Cipta Karya

NO

ARAHAN PENGEMBANGAN

USULAN PROGRAM UTAM A ARAHAN STRUKTUR RUANG

a. pengembangan pusat kegi atan lokal, meliputi :

1. penyusunan rencana detail tata ruang kawasan per kotaan; 2. penyusunan peratur an zonasi;

3. penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan; 4. penyusunan panduan rancang kota; dan

5. pengendalian kegiatan komersial/ perdagangan, mencakup pertokoan, pusat belanja, dan sejenisnya.

pengembangan pusat pelayanan kawasan, meli puti :

1. penyusunan rencana detail tata ruang kawasan per kotaan; 2. penyusunan peratur an zonasi;

3. penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan; dan

4. pengendalian kegiatan komersial/ perdagangan, mencakup pertokoan, pusat belanja, dan sejenisnya.

c. pengembangan pusat kegi atan lingkungan, meli puti : 1. penyusunan rencana detail tata ruang kota; dan

2. pengendalian kegiatan komersial/ perdagangan, mencakup pertokoan, pusat belanja, dan sejenisnya.

Perwujudan sistem perdesaan dilakukan melalui program:

a. penyusunan Kawasan Terpilih Pusat Pertumbuhan Desa (KTP2D); dan b. pengembangan pusat pelayanan perdesaan.

ARAHAN POLA RUANG

Perwujudan kawasan permukiman perdesaan dilakukan melalui program : a. pengembangan kawasan permukiman perdesaan yang terpadu dengan tempat

usaha pertanian;

b. mengembangkan struktur ruang perdesaan melalui : 1. pembentukan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP); dan 2. pembentukan pusat Desa.

c. penyediaan fasilitas sosial ekonomi yang mampu mendorong perkembangan kawasan perdesaan.

Perwujudan kawasan permukiman perkotaan dilakukan melalui program : a. penyediaaan sarana dan prasarana permukiman perkotaan yang nyaman; b. mengembangkan fasilitas ruang publik dan ruang terbuka hijau kota; dan c. penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu mendorong

perkembangan kawasan per kotaan.

(15)

3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

Berdasarkan kebijakan Peningkatan Keterpaduan Rencana Dan Program Pembangunan I nfrastruktur PUPR Melalui Pendekatan Wilayah yang diprakarsai oleh Badan Pengembangan I nfrastruktur WilayahKementerian Pekerjaan Umumdan Perumahan Rakyat, konsepsi pengembangan wilayah Pulau Jawa dirumuskan kedalam 8 (delapan) Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Adapun pembagian WPS tersebut meliputi :

1. WPS I : WPS konektivitas keseimbangan pertumbuhan terpadu Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi 2. WPS I I : WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang

3. WPS I I I : WPS Pertumbuhan Baru Tanjung Lesung-Sukabummi-Pangandaran-Cilacap 4. WPS I V : WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang 5. WPS V : WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Malang-Surabaya-Bangkalan

6. WPS VI : WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Yogyakarta-Solo-Semarang 7. WPS VI I : WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Semarang- Surabaya

8. WPS VI I I : WPS konektivitas keseimbangan pertumbuhan terpadu Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi

9. Dari kebijakan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) tersebut dapat diketahui bahwa Kabupaten Pati termasuk kedalam wilayah yang dilalui oleh rencana pengembangan infrastruktur dalam konsep pengembangan WPS VI I yaitu WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Semarang- Surabaya

(16)

3.1.4. Arahan Rencana Pembangunan Daerah

Arahan pembangunan daerah sesuai dengan RPJMD Provinsi dan RPJMD Kabupaten Pati yang terkait dalam pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya Kabupaten Pati diuraikan sebagai berikut :

3.1.3.1. RPJMD Provinsi

Arahan pembangunan daerah berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 terkait dengan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5. I NDI KASI RENCANA PROGRAM PRI ORI TAS YANG DI SERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PROVI NSI JAWA TENGAH

No

Urusan dan Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja Pada Akhir RPJMD

SKPD Penanggung

Jawab

2014 2015 2016 2017 2018

2015 Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)

1

Urusan Pekerjaan

Umum

1

Program penyediaan dan

pengelolaan air baku

Persentase pemenuhan kebutuhan air

baku

50,12% 52% 8.850.000 54% 9.558.000 56% 11.469.600 58% 13.763.520 60% 15.965.683 60% 59606803,00 Dinas PSDA

2

Program Pengendalian

Banjir dan Pengamanan

Pantai

Menurunnya luasan daerah genangan akibat

banjir

100% 3% 27.589.766 3% 35.985.918 3% 41.383.805 3% 49.660.566 3% 57.109.651 85% 211729706,00 Dinas PSDA

(167.000 Ha ) (5.000

Ha) (5.000 Ha) (5.000 Ha) (5.000 Ha) (5.000 Ha) (142.000 Ha)

3

Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Perkotaan

Dan Perdesaan

Jumlah kawasan perkotaan

kumuh, prasarana dan

sarana pendukung

kegiatan perekonomian,

kawasan perbatasan kabupaten/kota

dan kawasan strategis yang tertangani

(17)

No

Urusan dan Program Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja Pada Akhir RPJMD Pengelolaan Air

Minum Dan Sanitasi

Cakupan pelayanan air

minum dan sanitasi :

7.913.000 13.878.000 16.653.600 20.817.000 24.147.720 83409320,00

Air minum

perkotaan (%) 63,99 67 75 76,5 77,5 78 78

Dinas CKTR, Bapermasdes dan Pengelolaan

Bangunan Gedung serta Pengembangan Jasa Konstruksi

Meningkatnya pengelolaan jasa konstruksi :

3.435.000 3.141.500 3.455.650 3.973.998 4.172.697 18178844,80

a. Jumlah uji dan penyebaran

informasi jakon Sertifikasi Hasil

Uji 573 400 400 400 400 400 2000 Dinas CKTR

Informasi

Konstruksi 2 3 3 3 4 4 17 Dinas CKTR

b. Jumlah pelaku jasa

konstruksi

11.310.000 13.694.400 16.433.280 19.719.936 22.875.126 84.032.741,76

Jumlah Prasarana dan

Sarana Dasar Perumahan yang tertangani

77 13 6 6 6 6 37 Dinas Cipta

Karya

Rasio Rumah

Layak Huni 76,67 76,73 76,74 76,75 76,76 76,77 76,77

Dinas Cipta Karya, Bapermasdes

2 Program

(18)

No

Urusan dan Program Pembangunan

Indikator Kinerja Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja Pada Akhir RPJMD

SKPD Penanggung

Jawab

2014 2015 2016 2017 2018

2015 Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)

Komunitas Perumahan

Persentase kawasan permukiman kumuh yang tertangani

7,8 12,83 14,88 16,92 18,97 21,02 21,02

Dinas Cipta Karya, Bapermasdes

Persentase KTP2D yang tertangani

9,58 10,96 12,6 14,24 15,89 17,53 17,53 Dinas Cipta

Karya

3

Urusan Lingkungan

Hidup

1

Program Pengelolaan Ruang Terbuka

Hijau (RTH)

750.000 1.050.000 1.207.500 1.424.850 1.610.081 6.042.430,50

Peningkatan kualitas Ruang

terbuka Hijau (RTH) di wilayah

perkotaan (ha)

70 40 40 40 40 40 200 BLH

Sumber : Perda Nomor 5 Tahun 2014, tentang RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

3.1.3.2. RPJMD Kabupaten PATI Tahun 2012- 2017

(19)

Tabel 3.6. I NDI KASI RENCANA PROGRAM PRI ORI TAS KABUPATEN PATI

Kode Urusan

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program Capaian Data pada Tahun

Awal Perencanaan (Tahun 2011)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi

Kine Target Rp.

(000)

Target Rp. (000)

Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 03 PEKERJAAN UMUM 1 0301 02 Program peningkatan

sarana dan prasarana

1 0301 0212 Pengadaan alat alat berat Peningkatan dan tersediannya

alat berat untuk pengelolaan TPA

2 unit 2,500,000 1 unit 1,500,000 3 unit

1 0301 15 Program

Pengembangan Kinerja

1 0301 1504 Kegiatan Peningkatan operasi

dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan.

Terwujudnya peningkatan kinerja pengelolaan persampahan.

100% 100% 866,700 100% 963,000 100% 1,508,000 100% 1,400,000 100% 1,700,000 100% 1,700,000 100%

1 0301 25 Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

1 0301 2506 Peningkatan distribusi

Penyediaan Air Baku

Tersedianya bantuan air bersih di daerah rawan kekeringan.

20 Desa 20 Desa 60,000 20 desa 60,000 30 desa 100,000 30 desa 100,000 30 desa 100,000 30 desa 100,000 140 Desa

1 0301 27 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan air limbah

1 0301 2710 Pengelolaan Program

Nasional Penyediaan air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat

Penyediaan air bersih di daerah rawan kekeringan.

29 desa 29 desa 8,000,000 40 desa 10,000,000 40 desa 11,000,000 40 desa 12,000,000 40 desa 13,000,000 40 desa 14,000,000 200 Desa

1 0301 29 Program

pengembangan Wilayah

1 0301 29xx Kegiatan Pengembangan

infrastruktur kawasan strategis agropolitan.

Peningkatan Kualitas dan kuantitas infrastruktur yang mendukung kegiatan

(20)

Kode Urusan

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program Capaian Data pada Tahun

Awal Perencanaan (Tahun 2011)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi

Kine Target Rp.

(000)

Target Rp. (000)

Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 0301 29xx Kegiatan Pengembangan

infrastruktur kawasan strategis minapolitan, pesisir dan pantai.

Peningkatan Kwalitas dan kantitas infrastruktur yang mendukung kegiatan minapolitan.

10% 750,000 10% 1,000,000 10% 1,250,000 10% 1,500,000 10% 1,500,000 50%

1 0301 29 Program Pengembangan wilayah strategis dan cepat

1 0301 29xx Kegiatan Penataan dan

penyempurnaan pasar tayu.

Terlaksanaya Penyempurnaan pasar Tayu

1 0301 29xx Kegiatan Pengembangan

infrastruktur kawasan strategis agropolitan.

1 0301 29xx Kegiatan Pengembangan

infrastruktur kawasan strategis minapolitsn, pesisir dan pantai.

1 0301 30 Program Pembangunan infrastruktur perdesaan

1 0301 30 Pengelolaan program

pembangunan infrastruktur perdesaaan ( PPIP)

Penguatan kelembagaan KPP-PPIP dan terwujudnya pengeloaan program PPIP kab. Pati

30 Desa 30 Desa 250,000 40 Desa 250,000 40 Desa 300,000 40 Desa 300,000 40 Desa 300,000 40 Desa 300,000 200 Desa

1 0301 30 Rehabilitasi / pemeliharaan

sarana dan prasarana perdesaan /perkotaan

Terpeliharanya sarana dan prasarana perdesaan dan perkotaan dalam kondisi baik.

21 Paket 21 Paket 50,000 1 paket 50,000 1 Paket 80,600 1 Paket 85,000 1 Paket 85,000 1 Paket 90,000 5 Paket

1 0301 30xx Kegiatan Bantuan stimulan

pembangunan infrastruktur desa dalam peningkatan swadaya masyarakat.

Terlaksananya bantuan untuk pembangunan infratruktur Desa

401 desa 401 desa 8,000,000 401

desa

8,000,000 401 desa 8,000,000 401 desa 8,000,000 401 desa 8,000,000 401 desa 8,000,000 401 desa

1 04 PERUMAHAN 1 0401 16 Program

(21)

Kode Urusan

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program Capaian Data pada Tahun

Awal Perencanaan (Tahun 2011)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi

Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 0401 16xx Kegiatan Penataan

lingkungan kumuh perumahan / permukiman.

Terlaksananya Penataan lingkungan kumuh perumahan / permukiman.

6 desa 1,200,000 6 desa 1,200,000 6 desa 1,200,000 5 desa 1,100,000 5 desa 1,200,000 28 Paket

1 0601 19 Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar

Terwujudnya perencanaan pengembangan kota- kota menengah dan besar

1 0601 19 Kegiatan Penyusunan

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)

1 0601 1919 Kegiatan Penyusunan

DED Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Tersusunnya dokumen DED Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Pati

- buku 10

CD

125,000 buku 10

CD

150,000 buku 10 CD

1 0601 19xx Kegiatan Penyusunan Master

Plan/ DED Pengembangan TPA Sukoharjo

Tersusunnya dokumen Master Plan/ DED Pengembangan TPA Sukoharjo

10 buku 100,000 10 buku

1 0601 19xx Kegiatan Penyusunan Master

Plan/ DED Pengembangan TPA Plosojenar/ Sampok

Tersusunnya dokumen Master Plan/ DED Pengembangan TPA Plosojenar/ Sampok

buku 10 CD

150,000 buku 10 CD

1 0601 1940 Kegiatan Koordinasi

Perencanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

Tersusunnya dokumen

perencanaan program percepatan pembangunan sanitasi

permukiman (Buku Putih Sanitasi, Strategi Sanitasi Kabupaten dan

- buku 20

CD

100,000 10 buku

10 CD

110,000 buku 10 CD

1 0601 19xx Kegiatan Koordinasi

Pembangunan

Infrastruktur Sanitasi Perkotaan dan Perdesaan

Terlaksananya Pendampingan Pembangunan Infrastruktur Sanitasi Perkotaan dan Perdesaan

1 kegiatan

50,000 1 kegiatan 50,000 1 kegiatan 50,000 1 kegiatan 75,000 4 kegiatan

1 0601 1914 Kegiatan Penyusunan

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Tersusunnya dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

(22)

Kode Urusan

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program Capaian Data pada Tahun

Awal Perencanaan (Tahun 2011)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi

Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 0601 19xx Kegiatan Penyusunan Studi

Identifikasi Kawasan Kumuh Perkotaan

Tersusunnya dokumen studi identifikasi kawasan kumuh perkotaan

10 buku 100,000 10 buku 100,000 10 buku

1 0601 19xx Kegiatan Penataan

Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan

Terselenggaranya penataan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh berbasis kawasan

1 kegiatan

100,000 1 kegiatan 100,000 1 kegiatan 100,000 1 kegiatan 100,000 4 kegiatan

1 0601 1933 Kegiatan Penyusunan

Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya

Tersusunnya dokumen Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya

5 buku 5 CD 5 buku 5 CD

150,000 5 buku 5 CD

1 0601 19xx Kegiatan Penyusunan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya

Tersusunnya dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya

Terwujudnya perencanaan pembangunan sosial dan budaya

1 0601 2308 Kegiatan Perencanaan dan

Pengelolaan Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Kabupaten Pati.

Terlaksananya koordinasi dan tersusunnya dokumen perencanaan dan pengelolaan Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Kabupaten Pati

16 desa reguler, 2 esa replikasi, 7

desa HID

reguler, 10 desa replikasi

1 0601 2317 Kegiatan Penguatan

Kelembagaan Pengelola Prasarana Air Bersih Perdesaan.

Terlaksananya penguatan kelembagaan pengelolaan prasarana air bersih perdesaan dan tersedianya data pengelolaan prasarana air bersih perdesaan Kabupaten Pati.

25 desa 25 desa 15,000 30 desa 20,000 35 desa 25,000 35 desa 30,000 40 desa 35,000 40 desa 38,500 180 desa

1 0601 2321 Kegiatan Penguatan

Kelembagaan KPP- PPIP dan Pengelolaan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP).

(23)

Kode Urusan

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program Capaian Data pada Tahun

Awal Perencanaan (Tahun 2011)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi

Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 2005 0051 Kegiatan Belanja Bantuan

Langsung Masyarakat (BLM) Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) dan Replikasi PAMSIMAS Kabupaten Pati.

Terealisasinya bantuan keuangan pada masyarakat desa lokasi PAMSIMAS dan lokasi Replikasi PAMSIMAS.

6 desa reguler, 2 desa

1,089,000 92 desa reguler, 10 desa replikasi

1 20 05 0051 Kegiatan Pengadaan Tim

Fasilitator Masyarakat (TFM) Replikasi Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

Tersedianya Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) Replikasi PAMSIMAS Kabupaten Pati.

orang orang 0,000 3 orang 8,000 orang 0,000 orang 0,000 orang 0,000 orang 6,000 5 orang

1 06 xx 25 Program perencanaan

pembangunan daerah rawan bencana

Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah rawan bencana.

1 06 xx 25 xx Kegiatan Identifikasi dan

Koordinasi Pencegahan Bencana pada Daerah Rawan Bencana Alam di Kabupaten Pati.

Terlaksananya identifikasi dan koordinasi pencegahan bencana pada daerah rawan bencana alam.

- - - 2 bulan 5,000 2 bulan 0,000 2 bulan 0,000 2 bulan 5,000 8 bulan

1 06 xx 25 xx Kegiatan Penyusunan

Rencana Penanggulangan Bencana Alam (RPB) Kabupaten Pati.

Tersusunnya dokumen rencana penanggulangan bencana alam Kabupaten Pati.

Pengembangan Kinerja Pengelolaan

Persampahan

Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

(24)

Kode Urusan

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program Capaian Data pada Tahun

Awal Perencanaan (Tahun 2011)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi

Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 08 01 1501 Penyusunan kebijakan

manajemen pengelolaan sampah

Terlaksananya public hearing penyusunan draft Raperda tentang Lingkungan Hidup

0 1 kali 32,000 kali 45,200 kali 59,720 kali 75,692 kali 93,261 kali

1 08 01 1502 Penyediaan prasarana

dan sarana pengelolaan persampahan

Terlaksananya penyediaan sarana pengolah sampah rumah tangga yakni 2 unit becak sampah dan 53 buah alat pengolah sampah

3 bh tong sampah pilah, 250 buah tempat sampah pilah, 100 liter

4,722 0000unit kantong pilahan, 1500 unit tempat sampah pilahan, 500 liter aktivator

1 08 01 1511 Peningkatan peran serta

masyarakat dalam pengelolaan persampahan

Terselenggaranya Sosialisasi dan pembinaan masyarakat/ibu-ibu di perkotaan dalam mengelola limbah/sampah

0 8 lokasi 8,150 lokasi 9,965 lokasi 1,961 lokasi 4,157 lokasi 6,573 0 lokasi

1 08 01 1515 Sosialisasi kebijakan

dampak pencemaran sampah

Sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat di sekitar industri rokok tentang dampak pencemaran sampah yang dihasilkan oleh industri rokok

0 4 lokasi 0,250 lokasi 3,275 lokasi 6,602 lokasi 0,262 lokasi 4,289 0 lokasi

1 08 01 1513 Pelaksanaan Lomba

kebersihan

Nilai kebersihan kota 21 Desa/Kelurahan se Kota Pati

0 21

1 08 01 1503 Penyusunan kebijakan

kerjasama pengelolaan persampahan

Terlaksananya penyusunan draft tentang kerjasama Pengelolaan persampahan

0 20 buku 5,000 0 buku 0,500 0 buku 6,550 0 buku 3,205 0 buku 0,525 00 buku

1 08 01 1504 Peningkatan operasi dan

pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan

Terlaksananya pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan

(25)

Kode Urusan

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program Capaian Data pada Tahun

Awal Perencanaan (Tahun 2011)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi

Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 08 01 1505 Pengembangan tehnologi

pengelolaan sampah

Pembangunan unit percontohan biogas

31,693 unit

1 08 01 1508 Kerjasama pengelolaan

sampah

Terlaksananya kerjasama pengelolaan sampah industri

0 1 tahun 0,900 tahun 2,990 tahun 5,289 tahun 7,817 tahun 0,599 tahun

1 08 01 1508 Kerjasama pengelolaan

persampahan (Uji potensi biomassa sampah industri kecil)

Terselenggaranya pengujian pemanfaatan sampah yang ekonomis

0 1 tahun 2,500 tahun 0,750 tahun 9,825 tahun 09,807 tahun 20,788 tahun

1 08 01 1510 Sosialisasi kebijakan

pengelolaan persampahan

Terlaksananya sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan

0 1 kali 7,500 kali 0,250 kali 3,275 kali 6,602 kali 0,262 kali

1 08 01 1516 Analisis paparan cemaran

udara oleh TPA

Terlaksananya analisis paparan cemaran udara oleh TPA

0 2 lokasi 0,000 lokasi 2,000 lokasi 4,200 lokasi 6,620 lokasi 9,282 0 lokasi

1 08 01 16 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Meminimimalisasi dan mencegah dampak pencemaran lingkungan

1 08 01 1623 Pengembanan tehnologi

pengolahan air limbah pasar

Tercapainya kelancaran operasional IPAL Pasar

1 unit 8,150 unit 9,965 unit 1,961 unit 4,157 unit 6,573 unit

1 08 01 1626 Penyempurnaan &

operasional tempat pengelolaan sampah terpadu

Terolahnya sampah domestik rumah tangga pada TPST

2 lokasi 75,000 lokasi 02,500 lokasi 32,750 lokasi 66,025,000 lokasi 02,627,500 lokasi

1 08 01 1627 Pengembangan tehnologi

persampahan

Terbangunnya tempat pengelolaan sampah terpadu di kawasan perkotaan

1 lokasi 75,000 lokasi 02,500 lokasi 32,750 lokasi 66,025,000 lokasi 02,627,500 lokasi

(26)

3.2. RENCANA STRATEGI S I NFRASTRUKTUR BI DANG CI PTA KARYA

3.2.1. Visi dan Misi Pengembangan Kaw asan Permukiman

Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka visi pembangunan nasional tahun 2015-2019 adalah:

“TERWUJUDNYA I NDONESI A YANG BERDAULAT, MANDI RI , DAN BERKEPRI BADI AN BERLANDASKAN GOTONG- ROYONG”

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian I ndonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia I ndonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan I ndonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan

3.2.2. Rencana pembangunan dan pengembangan kaw asan permukiman Kab. Pati Rencana pengembangan kawasan permukiman Kab.Pati berdasaran RP2KPKP, diuraikan berikut ini:

3.2.2.1. Arahan Strategi Pembangunan Permukiman dan I nfrastruktur Perkotaan Arahan strategi yang ditetapkan berdasar kondisi obyektif permasalahan dan rumusan tujuan serta kebijakan pembangunan permukiman. Sehingga strategi skala kota bisa mencakup : strategi penyediaan permukiman, strategi lahan, strategi pembiayaan, strategi penyediaan infrastruktur, strategi regulasi, strategi manajemen kelembagaan, strategi lingkungan. Sedangkan strategi penanganan kawasan seperti yang disebutkan sebelumnya (rehabilitasi, upgrading, dst).

Strategi umum diturunkan dari tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Muntok dan didasarkan pada hasil analisis serta pertimbangan pada beberapa strategi yang dirumuskan dalam RPJMD dan RTRW. Strategi umum ini bekerja dalam skala kota dan dikelompokan dalam beberapa kategori seperti Strategi Penyediaan Permukiman, Strategi Penyediaan Lahan, Strategi Penanganan Lingkungan, Strategi Peningkatan Keterjangkauan, Strategi Penyediaan I nfrastruktur, Strategi Pembiayaan dan Manajemen Kelembagaan.

3.2.2.2. Rumusan Kebijakan Pengembangan Perkotaan

1. Mengurangi Kawasan Kumuh.

2. Meningkatkan Kualitas Rumah Masyarakat Kurang Layak Huni

3. Meningkatkan Pelayanan I nfrastruktur Perkotaan

4. Mengurangi Area Genangan Akibat Banjir

5. Penegakan Peraturan Berkaitan Dengan Bangunan

(27)

3.2.2.3. Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman Perkotaan 1. Meningkatkan kualitas bangunan

Strategi meningkatkan kualitas bangunan ditujukan pada bangunan rumah kurang / tidak layak huni khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Strategi ini diterapkan melalui beberapa program yang antara lain pembinaan teknis bangunan gedung, program peningkatan kualitas tidak layak huni, dan program pemberdayaan masyarakat

2. Mengurangi kaw asan permukiman kumuh

Strategi mengurangi kawasan permukiman kumuh diarahkan untuk meningkatkan kualitas permukiman di perkotaan. Strategi ini diterapkan melalui beberapa program antara lain program peningkatan fasilitas umum, program peningkatan dan peremajaan kawasan permukiman kumuh Perkotaan.

3. Sosialisasi peraturan berkaitan dengan pembangunan permukiman

Strategi ini lebih pada upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan peraturan – peraturan yang ada khususnya peraturan yang berkaitan dengan bangunan gedung dan ijin mendirikan bangunan. Strategi ini diterapkan dengan beberapa program yakni program meningkatkan kesadaran masyarakat yang dilakukan dengan kegiatan berupa sosialisasi peraturan tentang bangunan gedung, ijin mendirikan bangunan (I MB).

4. Menerapkan aturan dan sanksi hukum yang jelas dan tegas

Menerapkan sanksi hukum dimaksudkan untuk selalu menegakkan peraturan serta tetap menjaga kualitas lingkungan permukiman. Strategi ini diterapkan dengan program pengawasan peraturan pembangunan dan penerapan sanksi terhadap pelanggar peraturan yang berkaitan dengan pembangunan gedung.

3.2.2.4. Rumusan Strategi Pembangunan I nfrastruktur Perdesaan

1. Air Minum

a. Meningkatkan pelayanan air minum untuk masyarakat

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam efisiensi pemanfaatan air minum

2. Drainase

a. Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan sistem saluran drainase

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan saluran

drainase lingkungan

3. Pembuangan Limbah Rumah Tangga

a. Meningkatkan kualitas pelayanan pembuangan limbah rumah tangga

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi/ kebersihan lingkungan

4. Persampahan

a. Meninjau kembali organisasi pengelolaan persampahan

b. Meningkatkan kualitas pelayanan persampahan

c. Meningkatkan peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan persampahan

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan

5. Jalan Akses

a. Meningkatkan kualitas jalan kota dan jalan lingkungan

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan jalan

lingkungan

6. Ruang Terbuka Hijau ( RTH) dan Penataan Ruang

a. Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang

b. Meningkatkan kualitas RTH kota maupun RTH lingkungan

c. Meningkatkan peran masyarakat, swasta dalam pengelolaan RTH kota maupun

(28)

3.2.2.5. KONSEP DAN STRATEGI PENANGANAN PERMUKI MAN KUMUH SKALA KOTA

(29)

Tabel 3.7. Konsep dan Strategi Penanganan Skala Kota Kabupaten Pati

No

Kondisi Faktual dan I su Strategis Perkotaan

Kebijakan Penanganan Permukiman kumuh hasil overview

Kebutuhan Penanganan Konsep Penanganan Strategi Penganganan

Pencegahan Peningkatan Pencegahan Pningkatan Pencegahan Peningkatan

1 Permukiman eksisting yang berada pada lokasi lahan peruntukan sempadan sungai dimana menurut RTRW merupakan jalur hijau

Penataan setting kawasan (river front) dan relokasi

Pembuatan aturan regulasi khusus Sempadan Penegakan pelaksanaan aturan

Permukiman kembali

Pengawasan dan pengendalian

Permukiman kembali

Penyiapan sitem regulasi sesuai ketentuan berlaku

Penyiapan lahan bagi yang terkena dampak

2 Keberadaan permukiman yang menempati lahan ilegal

Resetlement, permukiman kembali

Sosialisasi mengenai aturan dan keberadaan lokasi pada lahan ilegal

Permukiman kembali

Pengawasan dan pengendalian

Permukiman kembali

Penyiapan sitem regulasi sesuai ketentuan berlaku

Penyiapan lahan bagi yang terkena dampak

3 Perkembangan permukiman yang cenderung meng

konversi lahan pertanian khususnya untuk pertanian berkelanjutan

Pengendalian permukiman yang cenderung mengkonversi lahan pertanian berkelanjutan

Sosialisasi Pembuatan aturan

Pengendalian ruang

Pengawasan dan pengendalian

Peremajaan Monitoring dan evaluasi (Monev) pembangunan permukiman dan perumahan

Peningkatan infrastruktur (PSU)

4 I ndikasi munculnya lokasi-lokai kumuh dikarenakan penurunan kualitas PSU permukiman

Membatasi pertumbuhan permukiman dan peningkatan kondisi PSU

Sosialisasi dan edukasi Pengendalian ruang

Pengendalian Peremajaan dan

pemugaran

Monitoring dan evaluasi (Monev) pembangunan permukiman dan perumahan

Peningkatan infrastruktur (PSU)

5 Kondisi Backlog rumah yang masih tinggi diarenakan pertumbuhan penduduk dan daya lemahnya jangkau (afordability)

Penyediaan rumah yang terjangkau daya beli MBR

Sosialisasi dan pembuatan aturan pembiayaan penyediaan rumah untuk MBR

Penyediaan rumah yang terjangkau MBR di Perkotaan

Penyiapan aturan main

Penyediaan rumah MBR

Penyiapan sitem regulasi sesuai ketentuan berlaku

Pembangunan perumahan untuk MBR

6 Kondisi permukiman kumuh yang dimiliki oleh sebagian besar MBR (masyarakat berpenghasilan rendah)

Penyediaan fasilitas rumah yang terjangkau MBR

Sosialisasi dan pembuatan aturan pembiayaan penyediaan rumah untuk MBR

Penataan permukiman pada untuk MBR di Perkotaan

Pengendalian Peremajaan dan

pemugaran

Penyiapan sitem regulasi sesuai ketentuan berlaku

Peningkatan infrastruktur (PSU) bagi MBR perkotaan

7 Karakteristik permukiman tumbuh pada tipologi tepi pantai, sungai juwana dan dataran perkotaan

Pengendalian, penataan dan relokasi

Pembuatan aturan regulasi khusus Sempadan Penegakan pelaksanaan aturan

Pengendalian dan permukiman kembali

Pengawasan dan pengendalian

Permukiman kembali dan peremajaan

Penyiapan sitem regulasi sesuai ketentuan berlaku

(30)

3.2.3. Penetapan kaw asan permukiman prioritas

Kawasan permukiman prioritas yang ditetapkan berdasarkan dokumen RP2KPKP Kabupaten Pati sebagai berikut :

Tabel 3.8. PENETAPAN KAWASAN PERMUKI MAN PRI ORI TAS KABUPATEN PATI

Prioritas

Nama

Kawasan Nama Sub Kawasan Lokasi RT/ RW

Hasil Puri Balokan

Cebulek Kidul

(Sungai SAT) 03/ I V dan 02/ VI 2,53 Cebulek Kidul

(Menak) 01/ I I dan 02/ I I I 2,83

(31)

3.2.4. Rencana I nduk Penyediaan Air Minum ( RI SPAM) 1) Rencana Sistem Pelayanan

Rencana daerah pelayanan dibagi menjadi 2 zona pelayanan yaitu wilayah pelayanan perkotaan dan wilayah pelayanan pedesaan. Penetapan zona pelayanan ini berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang merupakan kawasan strategis bagi pertumbuhan ekonomi, I KK (I bukota Kecamatan) dan wilayah teknis pelayanan PDAM.

A. Pelayanan Perkotaan

Arahan rencana pengembangan sistem jaringan prasarana air bersih dilakukan melalui pemanfaatan secara optimal dan proporsional sumber mata air yang ada, dengan memprioritaskan sediaan untuk kawasan perkotaan, I bukota Kecamatan, dan daerah yang rawan kekeringan dengan memprioritaskan utama air untuk keperluan minum danmengendalikan pemanfaatan air tanah dengan mengutamakan pemanfaatan air permukaan terlebih dahulu baru pemanfaatan air tanah.

Rencana pengembangan prasarana air bersih terdiri atas: a. Jaringan perpipaan; dan

b. Non perpipaan

1. Cakupan Pelayanan Jaringan Perpipaan (JP) a. Cakupan Pelayanan PDAM

Wilayah perkotaan Kabupaten Pati yang telah mendapat layanan akses air dari PDAM yaitu Kecamatan Juwana, Kecamatan Pati, Kecamatan Kayen, I bukota Kecamatan Jakenan, Sukolilo, Tambakromo, Winong, Pucakwangi, Jaken, Batangan, Gabus, Margorejo, Gembong, Tlogowungu, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Gunungwungkal, Cluwak, Tayu dan Dukuhseti.Sampai dengan tahun 2013 PDAM telah mampu melayani kurang lebih 111.630 jiwa wilayah perkotaan Kabupaten Pati. Cakupan layanan air bersih PDAM secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.9 dibawah ini.

b. Cakupan Pelayanan PAMSI MAS

PAMSI MAS merupakan program pemerintah dengan dukungan bank dunia yang memiliki salah satu tujuan yaitu meningkatkan penyediaan air minum. PAMSI MAS melayani wilayah yang belum mendapatkan pelayanan air dari PDAM. Wilayah perkotaan yang tidak dilayani PAMSI MAS biasanya merupakan wilayah pelayanan PDAM karena pemenuhan air pada wilayah tersebut telah dilayani oleh PDAM. Wilayah pelayanan pamsimas di perkotaan sampai pada tahun 2013 hanya terdapat pada Kecamatan Kayen yaitu di Desa Beketel yang melayani 268 jiwa dan Kecamatan Tayu yaitu pada kelurahan Purwokerto dengan jumlah jiwa terlayani sebesar 666 jiwa. Adapun rincian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.9. Cakupan Pelayanan Jaringan Perpipaan Wilayah Perkotaan Kabupaten Pati

NO KECAMATAN

Jumlah Penduduk

( jiw a)

Cakupan Layanan Air Bersih Jaringan Perpipaan ( JP)

PDAM Pamsimas

Sambun gan Rumah

( SR)

Penduduk terlayani

( jiw a)

Tingkat Pelayanan

( % )

Sambun gan Rumah

( SR)

Penduduk terlayani

( jiw a)

Tingkat Pelayanan

( % )

1 Sukolilo 12.305 380 2.280 18,53 0 0 0 2 Kayen 71.480 325 1.950 2,73 92 354 0,50 3 Tambakromo 4.146 147 882 21,27 0 0 0

4 Winong 2.409 0 - 0,00 0 0 0

5 Pucakwangi 4.984 214 1.284 25,76 0 0 0

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Subjck yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar. yang b<~rusia

Limbah cair industri kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon. Limbah cair industri minyak kelapa

Inkubator Bisnis yang selama ini dikenal sebagai tempat bagi mahasiswa yang ingin berwirausaha, menjadikan inkubator bisnis ini sebagai batu loncatan menuju kewirausahaan

Penyajian sama dengan PSAK 2004, kecuali tidak ada lagi: (1) asset keuangan; (2) property investasi yang diukur dengan nilai wajar; (3) asset bilogik yang

Euthanasia agresif, disebut juga eutanasia aktif, adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk mempersingkat

- Manajemen dapat melakukan kontrol langsung, yaitu mengevaluasi kemajuan dan penampilan, dan menentukan tindakan koreksi apa yang harus dilakukan - Manajemen mengontrol CBIS

Hasil analisis menunjukkan pengaruh positif dari variabel kepemimpinan etis terhadap komitmen organisasional, ditemukan pengaruh yang positif antara variabel

Mazhab Syafi’i, Hambali, dan para Ulama mazhab lainnya sepakat dengan pendapat Imam Abu Hanifah, yang mana mengatakan bahwa batas wasiat seseorang yang