PERANCANGAN E-VOTING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN
SUBLIME TEXT PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Ratno Yulianto
13.12.7402
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2016
1
PERANCANGAN E-VOTING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN SUBLIME
TEXT PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Ratno Yulianto
1), Krisnawati
2),
1,2)
Sistem Informasi
STMIK AMIKOM YogyakartaJl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email : ratno.y@students.amikom.ac.id1), krisna@amikom.ac.id2)
Abstract - The election of regional government leader (PILKADA) is an integral part of the Republic of Indonesia as a democratic country. The elections are still using conventional systems (voting manually), the use of paper media to the electoral process election. Information technology advancement today has brought great changes to mankind, including how to hold the vote. The use of computer technology in the implementing voting known as electronic voting, or better known as e-voting. The method used in this research is the development of the system, namely an experiment to design e-voting application with PHP programming language, HTML tags and uses a mySQL database as the database server. E-voting application was developed using the based web.
The election in the districts in Indonesia is still
using the conventional system, so many costly
accommodation election and cause a lot of fraud
in the elections, because there are a lot of human
intervention that affects the outcome of the vote
elections. The e-voting is expected to ease the
process of voting and vote counting, reducing the
risk of lack of validity of ballots, reducing human
intervention can influence the outcome of the
vote, and reduce procurement costs of his
accommodation before elections are conducted
with conventional systems.
Keywords - Pilkada, e-voting, system development, based web, Ketapang district in West Borneo, Sublime Text, Mysql.
1. Pendahuluan
Sistem Pemilihan Kepala Daerah yang ada di Indonesia masih menggunakan sistem voting konvensional, dan hal tersebut itu kurang efektif, karena banyak
kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam sistem pemilihan konvensional tersebut, antara lain adalah sebagai berikut:
(1)Pemilih salah dalam memberikan tanda pilihan pada kertas suara, karena ketentuan keabsahan yang kurang jelas, sehingga banyak kartu suara yang di nyatakan tidak sah.
(2)Proses pengumpulan kartu suara yang berjalan lambat karena perbedaan kecepatan pelaksanaan pemungutan suara di masing-masing daerah.
(3)Proses penghitungan suara yang dilakukan di setiap daerah berjalan lambat karena proses tersebut harus menunggu semua kartu suara terkumpul terlebih dahulu. (4)Banyak memakan biaya akomodasi untuk keperluan berjalannya sebuah pemilihan kepala daerah.
Dengan adanya internet, informasi yang disampaikan tidak terbatas tempat dan waktu, karena internet dapat diakses dimana saja dan kapanpun selama masih terhubung dengan jaringan internet. Dengan kemajuan pesat teknologi internet maka muncul istilah populer yaitu electronic voting, atau lebih dikenal dengan istilah e-voting.
Berbagai masalah dalam penggunaan sistem voting konvensional dapat di atasi dengan menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi, yaitu e-voting. 2. Pembahasan
2.1 Definisi Sistem, Internet, E-voting
Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur-unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung satu sama lain. [1].
Internet adalah sebuah jaringan komputer global, yang terdiri dari jutaan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan protokol yang sama untuk berbagi informasi secara bersama. [2]
E-voting merupakan sistem yang memanfaatkan perangkat elektronik dan mengolah informasi digital untuk membuat surat suara, memberikan suara, menghitung perolehan suara, menayangkan perolehan suara, serta memelihara perolehan suara. [3]
2.2 Analisis Sistem 2.2.1 Analsis Kinerja
Meningkatkan kinerja sistem yang baru sehingga lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari troughput dan response time. Troughput adalah jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada saat tertentu.
Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu respon untuk menaggapi pekerjaan tersebut. Hasil dari analisa troughput dan response time adalah sebagai berikut :
Tabel Analisis Kinerja
Faktor Hasil Analisis Troughput Rata-rata waktu yang
2 diperlukan untuk melakukan pemilihan
suara hingga
penghitungan suara akan memakan waktu hingga 1 bulan lebih.
Response Time Apabila data pemilih masih belum memenuhi persyaratan untuk melakukan pemilihan, maka diperlukan waktu beberapa jam untuk melengkapi persyaratan tersebut agar bisa mengikuti pemilihan. 2.2.2 Analisis Informasi
Informasi dapat dikatakan berkualitas apabila bebas dari kesalahan, disampaikan tidak terlambat, dan memiliki manfaat bagi penerima informasi. Informasi yang berkualitas berpengaruh pada penentuan keputusan. Hasil dari analisis informasi (Informationi) adalah sebagai berikut :
Tabel Analisis Informasi Faktor Hasil Analisis Akurat Apabila ada pemilih
yang tidak
terdaftar karena kesalahan
pendataan calon pemilih, maka calon pemilih tidak bisa memberikan suaranya pada pilkada tersebut. Tepat Waktu Sering terjadi
keterlambatan dalam pengumuman hasil penghitungan suara dikarenakan kendala teknis yang terdapat dilapangan.
Relevan Relevansi hasil
penghitungan suara masih sering diragukan, karena banyak terdapat campur tangan manusia yang bisa mengubah hasil penghitungan suara.
2.2.3 Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan penelitian sistem terhadap pengurangan manfaat atau keuntungan yang akan didapat apabila terjadi perubahan sistem. Dalam arti lain mengingkatkan keuntungan dan meminimalisir kerugian. Hasil dari analsis ekonomi adalah sebagai berikut :
Tabel Analisis Ekonomi Faktor Hasil Analisis
Biaya Dibutuhakan biaya
operasional untuk pengadaan pilkada seperti kertas suara, biaya petugas tempat pemungutan suara (TPS).
Manfaat Informasi menjadi kurang bermanfaat karena anggaran untuk pengadaan peralatan operasional terbatas. 2.2.4 Analisis Pengendalian
Meningkatkan pengendalian dan pengawasan untuk mendeteksi dan menghindari apabila terjadi penyalahgunaan sistem. Keamanan data dan informasi perlu dijaga agar tidak hilang atau digunakan oleh pihak yang tidak berwenang. Hasil analisis pengendalian (Control) adalah sebagai berikut :
Tabel Analisa Pengendalian Faktor Hasil Analisis Hak Akses Sitem yang lama
memiliki pengaturan hak akses yang buruk, karena data pemilih bisa dilihat oleh siapa saja.
Pengamanan Data Hasil pemilihan pilkada disimpan dalam bentuk berkas bukan berupa file, sehingga besar kemungkinan data hilang atau rusak.
2.2.5 Analisa Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan waktu dan biaya.
Sinkronisasi antara sumber daya manusia dan
sumber daya sistem berpengaruh pada efisiensi
3
waktu dan biaya. Hasil analisa efisiensi
(
Eficiency
) adalah sebagai berikut :
Tabel Analisis Efisiensi
Faktor
Hasil Analisis
Penggunaan
sumber daya
Sumber daya yang
digunakan terbilang
cukup
banyak
karena
masih
dilakukan
secara
konvensional yang
dapat
mengakibatkan
terjadinya
pemborosan waktu,
personil, dan biaya
operasional dalam
pengadaan pilkada.
Hasil
Yang
Didapat
Apabila
sistem
yang lama masih
diterapkan
maka
hasil yang didapat
kurang
optimal
karena
proses
pilkada
memerlukan waktu
yang cukup lama.
2.2.6 Analisa Pelayanan
Manajemen yang benar dalam menentukan keputusan akan menghasilkan pelayanan yang baik bagi pengguna sistem. Hasil dari analisis pelayanan (Service) adalah sebagai berikut :
Tabel Analsis Pelayanan
Faktor Hasil Analisis Pelayanan Informasi Pelayanan yang
diberikan KPU daerah masih manual, kita harus datang langsung kekantor KPU daerah untuk mendapatkan informasi, sehingga palayanan untuk informasi masih kurang memadai. Kemudahan Mendapatkan Infromasi
Apabila sistem yang lama masih digunakan, maka informasi yang didapat tidak mudah karena pelayanan informasi yang disajikan terbatas. 2.3 Flowchart
Admin Calon Kepala
Daerah Pemilih Pemilihan
Input Data Admin Input Data Calon Ka Da Input Data Pemilih Input Data Pemilihan Pengolahan Data Admin Pengolahan Data Calon KaDa Pengolahan Data Pemilih Pengolahan Data Pemilhan Tabel Admin Tabel Kepala Daerah Tabel Pemilih Tabel Hasil Pemilihan Pengolahan Laporan Pemilihan Laporan Pemilihan Pengolahan Laporan Data Pemilih Laporan Data Pemilih Gambar 1 Flowchart
4 2.4. Diagram Konteks
Admin
Sistem E-
Pemilih
voting
Data AdminData Calon Kepala Daerah Data Pemilih
Data Admin Data Calon Kepala Daerah
Data Pemilih Data Hasil Pemilihan
Data Hasil Pemilihan Status Pemilih
Memilih Status Pemilih
Gambar 2 Diagram Konteks 2.5 Data Flow Diagram (DFD)
Admin Pemilih 1.0 Pendataan Admin 2.0 Pendataan Calon Kepala Daerah 3.0 Pendataan Pemilih 4.0 Proses Pemilihan Admin
Calon Kepala Daerah
Pemilih
Hasil Pemilihan Data Admin
Data Hasil Pemilihan Data Hasil Pemilihan
Data Admin
Data Hasil Pemilihan Data Admin
Data Pemilih
Data Pemilih
Data Hasil Pemilihan Data Hasil Pemilihan Data Pemilih Data Pemilih Data CAKADA Data CAKADA Data Admin Data Admin Data Pemilih Data Pemilih Data CAKADA Data CAKADA
Gambar 3 Data Flow Diagram
2.6 Entity Relationship Diagram (ERD)
Pemilih Memiliki Hasil Pemilihan
Dimiliki Calon Kepala Daerah 1 1 N 1 Admin 1 Memiliki N
Gambar 4 Entity Relationship Diagram
3. Penutup 3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Skripsi tentang
Perancangan E-voting Berbasis Web Menggunakan
Sublime Text Pada Pemilihan Kepala Daerah, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
(1)
Sistem yang dibuat adalah sistem e-voting
berbasis web yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan
kinerja
dalam
hal
pengelolaan data administrator sistem,
calon
kepala
daerah,
pemilih,
dan
menampilkan hasil pemilihan.
(2)
Sistem ini dibuat untuk mempermudah
pemilih dalam melakukan pemilihan umum
calon kepala daerah.
(3)
Infromasi yang dihasilkan dari sistem
e-voting ini adalah data administrator sistem,
data calon kepala daerah, data pemilih, dan
data hasil pemilihan.
3.2 Saran
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan pada sistem e-voting ini, oleh karena itu, dalam pengembangan penelitian selanjutnya disarankan dapat mengembangkan :
(1) Faktor keamanan pada sistem e-voting, agar data yang ada pada sistem tetap terlindungi.
(2) Untuk mempermudah pengguna dalam melakukan verifikasi untuk memasuki halaman pemilihan, sebaiknya digunakan teknologi finger print, sehingga pemilih tidak perlu mengunakan NIK dan Kata Sandi untuk masuk kehalaman pemilihan.
5 Daftar Pustaka
[1] Rauf, M., Hidayat, S., Gismar, A.M., Mulia, S.M., Parengkuan, A., 2009, MENAKAR DEMOKRASI DI INDONESIA, UNDP: Jakarta. [2] Prihatmoko, J.J., 2005, Pemilihan Kepala
Daerah Langsung, PENERBIT PUSTAKA PELAJAR: Jakarta.
[3] Rokhman, Ali., 2011, Prospek dan Tantangan Penerapan e-Voting di Indonesia, Universitas Terbuka: Jakarta.
[4] Fahmi, Husni., Handoko, Dwi., 2010, Kajian Teknis tentang Pemungutan Suara secara Elektronik (Electronic Voting), Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi: Jakarta.
[5] Fatta, H.A., 2007, Analisis & Perancangan Sistem Informasi, Penerbit ANDI: Yogyakarta. [6] Supriyanto, A., 2005, Pengantar Teknologi
Informasi, Penerbit Salemba Infotek: Jakarta. [7] Jogiyanto, H.M., 2005, Analisis Dan Desain
Sistem Infromasi Pendekatan Terstruktur Teori Dan Praktik Aplikasi Bisnis, Penerbit ANDI: Yogyakarta.
[8] Utami, E., & Hartanto, A.D., 2012, Sistem Basis Data menggunakan Microsoft SQL Server 2005, Penerbit ANDI: Yogyakarta.
[9] Arbie, 2004, Manajemen Database Dengan MYSQL, Penerbit ANDI: Yogyakarta.
[10] Arief, M.R., 2011, Pemrograman Web Dinamis menggunakan PHP dan MySQL, Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Biodata Penulis
Ratno Yulianto, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016.
Krisnawati,memperoleh gelar kesarjanaan dan magister dari Universitas Gajah Mada (UGM). Saat ini menjabat sebagai Ketua Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta.