• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (ANGKA SEMENTARA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (ANGKA SEMENTARA)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 13/09/62/Th. VII, 2 September 2013

HASIL

SENSUS

PERTANIAN

2013

PROVINSI

KALIMANTAN

TENGAH

(ANGKA

SEMENTARA)

JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013 SEBANYAK 270.862 RUMAH TANGGA

JUMLAH SAPI DAN KERBAU DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013 SEBANYAK 60.838 EKOR

A. USAHA PERTANIAN

Jumlah total usaha pertanian di Kalimantan Tengah sebanyak 271.201. Sebanyak 270.862 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 198 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, dan sebanyak 141 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Tengah mengalami penurunan sebanyak 31.289 rumah tangga atau 10,36 persen dari 302.151 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 270.862 rumah tangga pada tahun 2013.

B. SAPI DAN KERBAU

Jumlah Sapi dan Kerbau di Kalimantan Tengah pada 1 Mei 2013 sebanyak 60.838 ekor, turun bila dibandingkan dengan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang sebanyak 61.138 ekor.

1. PENDAHULUAN

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan Sensus Pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari Food and Agriculture

Organization (FAO) yang menetapkan “The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015”. Pelaksanaan ST2013 dilakukan

secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada Mei-Oktober 2014.

(2)

Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.

Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.

Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian.

Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/ pemacekan) maupun bukan untuk usaha konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya.

Dalam BRS ini, jumlah data rumah tangga pertanian (RTP) adalah jumlah rumah tangga pertanian 2003 yang dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013 untuk rumah tangga usaha pertanian.

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

Berdasarkan hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kalimantan Tengah sebanyak 270.862 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 198 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, dan sebanyak 141 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Kabupaten Kapuas, Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat merupakan tiga kabupaten dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 50.963 rumah tangga, 37.107 rumah tangga, dan 23.534 rumah tangga. Sementara itu, Kota Palangka Raya merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 5.375 rumah tangga (lihat Tabel 1).

(3)

Grafik 1. Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2003 dan 2013

Tabel 1. Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 dan 2013

No. Kabupaten/Kota

Rumah Tangga Usaha

Pertanian Pertumbuhan (2003-2013) 2003 2013 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kotawaringin Barat 22.413 23.534 1.121 5,00 2 Kotawaringin Timur 43.496 37.107 -6.389 -14,69 3 Kapuas 62.537 50.963 -11.574 -18,51 4 Barito Selatan 20.799 19.515 -1.284 -6,17 5 Barito Utara 18.164 16.760 -1.404 -7,73 6 Sukamara 5.164 6.206 1.042 20,18 7 Lamandau 11.730 11.366 -364 -3,10 8 Seruyan 16.665 13.553 -3.112 -18,67 9 Katingan 24.165 20.602 -3.563 -14,74 10 Pulang Pisau 24.955 21.623 -3.332 -13,35 11 Gunung Mas 15.213 13.190 -2.023 -13,30 12 Barito Timur 16.127 17.779 1.652 10,24 13 Murung Raya 14.140 13.289 -851 -6,02 14 Palangka Raya 6.583 5.375 -1.208 -18,35 Kalimantan Tengah 302.151 270.862 -31.289 -10,36 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 2003 2013

(4)

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Tengah mengalami penurunan sebanyak 31.289 rumah tangga (10,36 persen) dari 302.151 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 270.862 rumah tangga pada tahun 2013, yang berarti rata-rata penurunan sebesar 1,04 persen per tahun.

Secara absolut, penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Kabupaten Kapuas yaitu turun sebanyak 11.574 usaha. Sedangkan penurunan terendah terjadi di Kabupaten Lamandau, yaitu turun sebanyak 364 usaha selama sepuluh tahun. Namun secara persentase, Kabupaten Seruyan adalah kabupaten yang paling banyak mengalami penurunan jumlah usaha pertanian selama sepuluh tahun yaitu sebesar 18,67 persen (1,87 persen per tahun), sedangkan yang mengalami penurunan paling sedikit adalah Kabupaten Lamandau yaitu sebesar 3,10 persen (0,31 persen per tahun).

Perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalimantan Tengah berjumlah 198 perusahaan. Bila dibandingkan dengan tahun 2003, jumlah ini mengalami kenaikan sebanyak 101 perusahaan atau 104,12 persen dari 97 perusahaan pada tahun 2003.

Grafik 2. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2003 dan 2013

Konsentrasi perusahaan pertanian berbadan hukum tahun 2003 paling banyak terdapat di Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 47 perusahaan, sedangkan konsentrasi jumlah perusahaan pada tahun 2013 ada di Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 42 perusahaan dan yang paling sedikit di Kabupaten Murung Raya sebanyak 3 perusahaan (lihat Tabel 2).

97 198 0 50 100 150 200 250 2003 2013

Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum

Naik 104,12 persen (101 unit)

(5)

Tabel 2. Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum dan Non-Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota

No. Kabupaten/Kota Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Non-Rumah Tangga Usaha Pertanian 2003 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) 1 Kotawaringin Barat 47 27 25 2 Kotawaringin Timur 14 42 8 3 Kapuas 4 14 7 4 Barito Selatan 6 4 11 5 Barito Utara 3 11 12 6 Sukamara 0 6 15 7 Lamandau 0 13 27 8 Seruyan 0 26 2 9 Katingan 0 11 5 10 Pulang Pisau 0 5 3 11 Gunung Mas 0 8 6 12 Barito Timur 0 9 9 13 Murung Raya 0 3 2 14 Palangka Raya 23 19 9 Kalimantan Tengah 97 198 141

Catatan: Untuk tahun 2003 tidak dilakukan pendataan terhadap perusahaan tidak

berbadan hukum atau bukan rumah tangga usaha pertanian

Sementara itu jumlah usaha pertanian lainnya di Kalimantan Tengah berjumlah 141 unit usaha. Jumlah terbanyak terdapat di Kabupaten Lamandau, yaitu sebanyak 27 unit usaha dan yang paling sedikit di Kabupaten Seruyan dan Murung Raya yang masing-masing berjumlah 2 unit usaha.

3. JUMLAH SAPI DAN KERBAU

Dari hasil pencacahan lengkap ST2013, diperoleh populasi sapi dan kerbau di Provinsi Kalimantan Tengah pada kondisi tanggal 1 Mei 2013 sebanyak 60.838 ekor. Selama periode 1 Juni 2011 sampai dengan 1 Mei 2013, populasi sapi dan kerbau mengalami penurunan sebanyak 300 ekor atau 0,49 persen dari 61.138 ekor hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 (kondisi tanggal 1 Juni 2011) menjadi 60.838 ekor pada ST2013 (kondisi tanggal 1 Mei 2013).

Berdasar hasil ST2013 apabila dirinci menurut wilayah (lihat Tabel 3), jumlah sapi dan kerbau paling banyak terdapat di Kabupaten Barito Selatan dengan populasi sebanyak 9.075 ekor, diikuti Kabupaten Kotawaringin Barat (8.155 ekor) dan Kabupaten Seruyan (7.412 ekor). Sedangkan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit di Kabupaten Murung Raya dengan populasi sejumlah 998 ekor.

Secara absolut, penurunan populasi sapi dan kerbau terbesar dari tahun 2011 ke tahun 2013, terjadi di Kabupaten Pulang Pisau dan penurunan terendah terjadi di

(6)

Sementara itu, kenaikan populasi sapi dan kerbau terbesar terjadi di Kabupaten Barito Selatan dan kenaikan terkecil di Kabupaten Katingan, yaitu masing-masing naik sebesar 3.305 ekor dan 8 ekor.

Grafik 3. Jumlah Sapi dan Kerbau berdasarkan Hasil PSPK2011 dan Sensus Pertanian 2013 Menurut Kabupaten/Kota (ekor)

Tabel 3. Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013

Menurut Kabupaten Kota (ekor)

No. Kabupaten/Kota Jumlah Sapi dan Kerbau (Ekor) Pertumbuhan (2003-2013)

2011 2013 Absolut (ekor) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kotawaringin Barat 8.559 8.155 -404 -4,72 2 Kotawaringin Timur 5.413 5.224 -189 -3,49 3 Kapuas 3.686 3.176 -510 -13,84 4 Barito Selatan 5.770 9.075 3.305 57,28 5 Barito Utara 2.154 1.778 -376 -17,46 6 Sukamara 1.882 2.268 386 20,51 7 Lamandau 2.630 2.604 -26 -0,99 8 Seruyan 6.602 7.412 810 12,27 9 Katingan 6.853 6.861 8 0,12 10 Pulang Pisau 9.556 7.104 -2.452 -25,66 11 Gunung Mas 3.315 3.269 -46 -1,39 12 Barito Timur 1.905 1.812 -93 -4,88 13 Murung Raya 1.069 998 -71 -6,64 14 Palangka Raya 1.744 1.102 -642 -36,81 Kalimantan Tengah 61.138 60.838 -300 -0,49 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 2011 2013

Gambar

Grafik 1. Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian   Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2003 dan 2013
Grafik 2. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Provinsi Kalimantan  Tengah tahun 2003 dan 2013
Tabel 2. Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum dan Non-Rumah  Tangga Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota
Grafik 3. Jumlah Sapi dan Kerbau berdasarkan Hasil PSPK2011   dan Sensus Pertanian 2013 Menurut Kabupaten/Kota (ekor)

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini adalah perancangan hasil (output) dari pengolahan data yang ada pada sistem informasi geografis letak service center perangkat komputer yang ada di Kota

Diharapkan Hasil Yang Didapatkan Keterangan 1 Pengujian Pada Menu Halaman Awal Sistem akan menampilkan informasi pada halaman awal User menerima informasi pada

Berdasarkan pengertian analisis laporan keuangan menurut para ahli, penulis menyimpulkan analisis laporan keuangan merupakan teknik menganalisis laporan keuangan perusahaan menjadi

4 Deni Kamaludin Yusup Model Upaya Hukum Penyelesain Sengketa Ekonmi Syariah (Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 56/PK/Ag/201 1) Jurnal/ 2014

1) Kriteria tujuan pembelajaran. Suatu materi pembelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Karena

Berdasarkan hal tersebut, perlu dikembangkan suatu aktivitas yang dapat menjembatani proses belajar sesuai perkembangan pendidikan abad 21, diantaranya

Hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan antara teknik konseling cognitive behavior therapy dengan teknik konseling Islam dalam melakukan penanganan sombong yaitu

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk rancang bangun sebuah aplikasi dalam bidang kesehatan yaitu penentuan tipe Diabetes Melitus menggunakan fuzzy logic