• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

DAN PENDIDIKAN BIOLOGI

Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi

Salatiga, 26 Januari 2019

Penerbit:

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(3)

ii

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

EDITOR

Agna Sulis Krave, Ph.D Desy Fajar Priyayi, M.Pd Rully Adi Nugroho, Ph.D Dr.V. Irene Meitiniarti, M.P

Dr. Sri Kasmiyati., M.Si

Dr. Elizabeth Betty Elok Kristiani, M.Si Drs. Sucahyo., M.Sc

Risya Pramana Situmorang, M.Pd Slamet Basuki

Ruth Gabriella

ISBN: 978-602-61913-2-8

Penerbit:

Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Redaksi:

Gedung C Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Indonesia Telp/ Fax: (0298) 321212 ext: 323; (0298) 321433

Website: http://biologi.uksw.edu

Cetakan pertama, Maret 2019

Hak cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa seijin tertulis dari penerbit

(4)

iii

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

KATA PENGANTAR

Salam damai sejahtera bagi kita semua.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya sehingga Prosiding Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi UKSW 2019 dapat terbit sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan oleh Panitia. Seluruh makalah yang terdapat di dalam prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang telah lolos seleksi oleh tim reviewer dan telah dipresentasikan pada Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi 2019, yang diselenggarakan Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana.

Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta seminar yang telah mempresentasikan hasil penelitian dan memberikan informasi tentang berbagai strategi inovatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran biologi di lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.

Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi 2019 ini mengangkat tema “Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi”. Panitia menghadirkan Prof. I Gusti Putu Suryadarma, Bapak Kilala Tilaar, dan Dr. Budi Setiadi Daryono sebagai pemakalah utama yang akan menyampaikan materi tentang pembelajaran kreatif, inovasi dalam pemanfaatan sumberdaya hayati asli indonesia untuk pengembangan produk jamu, kosmetika dan nutraseutika, serta discovery dan inovasi dalam teknik rekayasa genetika pada melon. Peserta seminar nasional yang mempresentasikan hasil penelitiannya ini berasal dari Salatiga, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Surabaya, Lubuklinggau, dan Kupang. Selain itu, seminar ini juga diikuti oleh beberapa mahasiswa yang berasal dari universitas dan lembaga pendidikan di pulau Jawa.

Seminar nasional ini dapat terselenggara berkat kerjasama yang baik dari seluruh panitia seminar dan semua pihak yang mendukung terselenggaranya acara seminar nasional ini. Oleh karena itu, perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras demi suksesnya kegiatan. Kami menyadari bahwa penyelenggaraan seminar ini mungkin masih ada kekurangan baik dalam penyajian acara, pelayanan administrasi dan keterbatasan fasilitas. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhir kata, sebagai bentuk akhir dari proses pertanggungjawaban seminar, maka prosiding ini diterbitkan. Semoga prosiding ini dapat ikut berperan dalam penyebaran hasil kajian dan penelitian di bidang biologi dan pendidikan biologi dan mendukung atmosfir penelitian yang baik dan budaya riset yang kuat, berkelanjutan dan berkualitas sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi biologi. Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan prosiding ini sehingga masukan dan saran sangat kami harapkan. Terimakasih.

Salatiga, 20 April 2019 Ketua Panitia,

(5)

iv

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS BIOLOGI

Puji syukur kepada Tuhan bahwa seminar nasional Biologi dan Pendidikan Biologi, Fakultas Biologi yang ke dua tahun 2019 ini telah berlangsung dengan baik. Pada Seminar Nasional tahun 2019 ini bertema INOVASI DALAM PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN

BIOLOGI. Tema ini dibuat dengan sengaja untuk memotivasi bagi pemerhati, pengamat dan

pemran dalam bidang Biologi serta Pendidikan Biologi untuk lebih berinovasi dan kreatif. Dalam menghadapi pasar bebas Asia Tenggara yang dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), diperlukan perubahan yang mendasar dalam penelitian dan pembelajaran khususnya bidang Biologi. Persaingan yang ketat akan semakin tampak, oleh sebab itu dalam mempersiapkan peserta didik dibutuhkan kreatif dan inovatif.

Bagaimana dunia pendidikan dan pembelajaran kita beradaptasi dengan kondisi tersebut? Ajang forum ilmiah seminar nasional ini dibutuhkan sebagai ajang komunikasi bersama, dengan saling tukar ilmu dan pengalaman untuk mengembangkan bidang Biologi dan Pendidikan Biologi bersama-sama. Semoga hasil dari forum ilmiah/diskusi ini dapat memantik ide-ide baru dan mengembangkan daya cipta.

Semoga prosiding ini bermanfaat bagi kalangan akademis, pemerintah dan industri untuk melihat peluang-peluang kerjasama dengan berbagai pihak. Salam Inovasi.

Salatiga, 20 April 2019 Dekan Fakultas Biologi,

(6)

v

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

DAFTAR ISI

Halaman Cover ………. i

Editor ……….………...………. ii

Kata Pengantar………..……… iii

Sambutan Dekan Fakultas Biologi ………..………..………. iv

Daftar Isi ……….……….………. v

Materi Pembicara Utama 1 ……….………..………. 1

Materi Pembicara Utama 2 ………..………..……… 12

BIOLOGI ERA CAHAYA Oleh Anggara Mahardika, AB Susanto, Bibin Bintang Andriana, Hidetoshi Sato ……… 25

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TEKSTIL KOTA CIMAHI (STUDI KASUS AIR SUMUR WARGA DI KELURAHAN MELONG, KECAMATAN CIMAHI SELATAN, KOTA CIMAHI) Oleh Shinta Atilia Diatara, Chay Asdak, Edy Suryadi ……….………. 35

DEKOLORISASI PEWARNA TOSCA MENGGUNAKAN KOAGULAN FERRO SULFAT DAN LUMPUR AKTIF DARI PABRIK TEKSIL DI SALATIGA PADA KONDISI AEROB Oleh Agustien Sri Noerwahju, V. Irene Meitiniarti, Sri Kasmiyati ……….. 48

EFEKTIVITAS MEDIA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN KARDUS TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) Oleh Suparti dan Agustina Ratnaningrum ……….……… 59

KONSENTRASI KLOROFIL PADA BERBAGAI VARIASI SUHU PENGERINGAN DENGAN VACUUM DRYING PADA SUP KRIM DARI RUMPUT LAUT (Caulerpa sp.) Oleh Dhanang Puspita, Windu Merdekawati, Arisia Putri Sandy Mahendra………. 66

EFEKTIVITAS MEDIA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SABUT KELAPA TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Oleh Supartidan Utami Anggriyatno ……….……….. 72

PENGARUH GENOTIPE TERHADAP PEMBENTUKAN SPOROFIT DADI MASSA PROTALUS PAKIS EMAS (Cibotium barometz (L.) J. Sm.) SECARA IN VITRO Oleh Yupi Isnaini dan Titien Ngatinem Praptosuwiryo ……….……… 79

ISOLASI DAN KARAKTERISASI DUA ISOLAT BAKTERI PELARUT FOSFAT DARI TANAH PERTANIAN DI KABUPATEN SEMARANG, INDONESIA Oleh Chrisseptina Damayanti, V. Irene Meitiniarti, Rully Adi Nugroho ………. 86

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT YANG MEMPUNYAI AKTIVITAS AMILOLITIK PADA UMBI TALAS (Colocasia esculenta L.) Oleh Destik Wulandari, Desi Purwaningsih ……….………..……….. 93

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PENGHASIL SELULASE DAN XILANASE DARI TAMAN NASIONAL LORE LINDU Oleh Luciasih Agustini dan Lisna Efiyanti ……….……….. 97

BIODIVERSITAS MIKROORGANISME YANG DIISOLASI DARI PROSES PEMBUATAN MINUMAN BERALKOHOL ‘CIU’ DI JAWA TENGAH Oleh Luciasih Agustini ……….………. 109

INTROGRESI SEKUENS DNA PENYANDI CRISPR: Cas9:sgRNA KE DALAM GENOM PADI (Oryza sativa Linn.) DENGAN GEN TARGET OsSWEET11 Oleh Ivan Tjahja Pranata ……….……….………. 118

POTENSI PENGEMBANGAN KEANEKARAGAMAN ANGGREK SPESIES GUNUNG API PURBA NGLANGGERAN, YOGYAKARTA SERTA USAHA KONSERVASINYA Oleh Amru Rizal Basri, Alim El Hakim, Fauzana Putri, Nureni Dhuha Mustika, Endang Semiarti ………. 128

KINERJA RUMAH KACA KONTRUKSI BAMBU PADA PENGERINGAN TEMBAKAU MOLE SUMEDANG (Nicotiana tobaccum L.) Oleh Lala Romlah ……….……….………. 136

(7)

vi

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

KONSERVASI EX-SITU Artocarpus spp. DI KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI SARANA EDUKASI BUAH KHAS INDONESIA

Oleh Popi Aprilianti ……….……….………. 145

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROFAUNA BENTIK DI PANTAI PRAPAT AGUNG, PANTAI KARANG SEWU GILIMANUK, DAN PANTAI CEKIK, BALI BARAT

Oleh Putri Afin Nurhayati, Jordan Oktavio Marcelino, Aulia Umi Rohmatika, Moch. Affandi ……….. 154 PEMODELAN MATEMATIKA PENGOLAHAN LEACHATE

Oleh William Wijaya, Dhira Satwika, Suhardi Djojoatmodjo ……… 162

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) EDUECOTOURISM BERBASIS POTENSI LOKAL

Oleh Hafidhah Hasanah, I.G.P. Suryadarma ……… 170

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS KEARIFAN LOKAL DATARAN TINGGI DIENG DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

Oleh Laras Auliantika Hapsari, I.G.P. Suryadarma ……… 179

MEMPROMOSIKAN KONSERVASI MANGROVE MELALUI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP TEMATIK, DI KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh Hendra Gunawan, Sugiarti, Diah Zuhriana, Suherna ………. 187

(8)

59

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

EFEKTIVITAS MEDIA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN KARDUS TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)

Suparti, Agustina Ratnaningrum

Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Email: sup168@ums.ac.id

ABSTRAK

Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur yang banyak diminati oleh masyarakat karena nilai gizi yang tinggi. Jamur merang biasanya ditanam atau tumbuh pada media jerami. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif media untuk mengurangi penggunaan jerami padi antara lain ampas tebu dan kardus. Ampas tebu dan kardus merupakan limbah organik yang mempunyai kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin yang dapat dimanfaatkan sebagai media tanam jamur merang.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas media campuran ampas tebu dan kardus terhadap produktivitas jamur merang. Parameter prouktivitas yang diukur adalah jumlah badan buah, rata-rata diameter badan buah, dan rata-rata berat segar badan buah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor dan 2 kali ulangan yaitu perlakuan P1 (900g ampas tebu), P2 (700g ampas tebu dan 200g kardus), P3 (500g ampas tebu dan 400g kardus), P4 (300g ampas tebu dan 600g kardus), P5 (100g ampas tebu dan 800g kardus), dan P6 (900g kardus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik untuk jumlah badan buah, rata-rata diameter badan buah dan rata-rata berat segar badan buah adalah P2 yaitu sebanyak 4 buah, dengan rata-rata diameter 2,15 cm dan rata-rata berat segar 6,25 g.

Kata kunci: Ampas tebu, kardus, produktivitas jamur merang PENDAHULUAN

Jamur Merang adalah jamur edible yang memiliki bentuk bulat telur dan cembung. Jamur ini memiliki warna cokelat sampai cokelat keabu- abuan. Keistimewaan jamur Merang merupakan jamur yang pertama kali dibudidayakan di Indonesia (Gunawan, 2008). Jamur Merang mengandung nutrisi antara lain karbohidrat 12-48%, protein 1,8%, dan lemak 0,3% (Singer dalam Sinaga, 2011). Jamur Merang memiliki manfaat dapat memacu kerja jantung karena mengandung senyawa volvatoksin. Bahkan, jamur Merang juga mengandung sejenis antibiotik yang berguna untuk mencegah kurang darah (anemia), kanker dan menurunkan tekanan darah tinggi (Agromedia, 2010). Berbagai manfaat yang terkandung dalam jamur Merang serta rasanya yang nikmat menjadi salah satu alasan banyaknya masayarakat yang berminat untuk mengonsumsi jamur Merang. Sehingga tak dipungkiri, permintaan jamur Merang dipasar cukup tinggi.

Menurut data Balai Pusat Statistik 2016, di wilayah Jawa Tengah, produksi tertinggi jamur (termasuk jamur Tiram dan jamur Merang) adalah di daerah Semarang dengan produksi mencapai 1.000 ton per tahun, namun jumlah ini dianggap belum mencukupi kebutuhan pasar. Sedangkan kebutuhan jamur di pasaran Indonesia mencapai 17.500 ton per tahun (Yuliawati, 2016). Berbagai cara budidaya jamur telah banyak dikembangkan untuk meningkatkan hasil produksi jamur merang . Salah satu hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur adalah media untuk pertumbuhan jamur.

Umumnya media tumbuh untuk jamur Merang adalah jerami. Jerami merupakan salah satu limbah organik yang mengandung selulosa cukup tinggi yang berpotensi sebagai media tumbuh jamur. Namun, seiring berjalannya waktu, banyaknya lahan persawahan yang beralih fungsi menjadi permukiman, maka menyebabkan ketersediaan jerami menjadi

(9)

60

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

sedikit. Sedangkan jerami sendiri hanya dapat ditemui saat musim panen. Untuk itu perlu adanya media alternatif lain sebagai pengganti jerami sebagai media tumbuh jamur Merang. Media yang digunakan dalam pertumbuhan jamur pada umumnya adalah bahan yang mengandung selulosa. Ampas tebu merupakan limbah hasil penggilingan gula. Ampas tebu sangat mudah ditemui terlebih di pabrik gula ataupun dilingkungan sekitar kita seperti pada pedagang sari tebu. Umumnya ampas tebu hasil penggilingan sari tebu hanya dibuang begitu saja oleh para pedagang. Maka dari itu, akan lebih baik jika ampas tebu tersebut dapat dimanfaatkan, salah satunya sebagai media tanam jamur Merang. Selama ini ampas tebu telah dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk, pulp, dan juga briket. Ampas tebu dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan produk-produk tersebut dikarenakan ampas tebu merupakan limbah selulosik (mengandung selulosa). Komponen kandungan ampas tebu meliputi selulosa sebanyak 50%, hemiselulosa 25%, dan lignin 25% (Sun dalam Hermiati, 2010).

Selain ampas tebu, limbah selulosik lain yang dapat menjadi alternatif media tumbuh jamur adalah kardus. Kardus merupakan produk olahan dari kayu sehingga kandungan utamanya adalah selulosa. Bahan dasar utama kardus berasal dari limbah industri pemotongan kayu dan bahan baku yang dapat didaur ulang dan bersifat biodegradable, serta mengandung selulosa dan lignin (Willy, 2001). Komponen kandungan kardus antara lain selulosa sebanyak 8,67%, pektin 18,10% (Handayani dalam Pamungkas, 2018). Kardus merupakan produk yang sering ditemui dan digunakan di daerah perkotaan khususnya dijaman modern sekarang ini. Jumlah kardus yang melimpah di daerah perkotaan dapat menimbulkan masalah sampah karena jumlah yang begitu banyak dan kurang dapat dimanfaatkan dengan baik. Selain karena mudah ditemui, media tanam jamur menggunakan kardus memiliki keunggulan lain yaitu praktis, murah, aman dari cemaran logam berat, dan warna jamur merang yang lebih putih cerah (Suharjo, 2010).

Ampas tebu dan kardus memiliki kandungan selulosa sehingga berpotensi untuk dijadikan media tanam jamur merang. Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan menggunakan campuran ampas tebu dan kardus sebagai media tanam jamur Merang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media campuran ampas tebu dan kardus terhadap produktivitas jamur merang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai September 2018 di Laboratorium Budidaya Jamur Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Tempat Budidaya Jamur Merang di Kampung Tambaksari , Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Sukoharjo. Penelitian ini merupakan metode eksperimen dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor perlakuan (media campuran ampas tebu dan kardus) dan 2 kali ulangan yang terdiri dari 6 taraf perlakuan yaitu :

P1 : ampas tebu 900 g

P2 : ampas tebu 700 g, kardus 200 g P3 : ampas tebu 500 g, kardus 400 g P4 : ampas tebu 300 g, kardus 600 g P5 : ampas tebu 100 g, kardus 800 g P6 : kardus 900 g

Prosedur pelaksanaan penelitian ini dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: 1. Tahap persiapan: menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada

(10)

61

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

2. Tahap pelaksanaan: (a) perendaman media; (b) pengomposan media; (c) sterilisasi media; (d) pendinginan; (e) inokulasi; (f) inkubasi; (g) pemeliharaan; serta (h) pemanenan.

Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kruskall-wallis dengan taraf signifikan 5%. Jika nilai asymp sig. > 0,05, maka H0 diterima, tidak ada pengaruh signifikan media terhadap produktivitas jamur merang. Jika nilai asymp sig. < 0,05, maka H0 ditolak, ada pengaruh signifikan media terhadap produktivitas jamur merang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian efektifitas media campuran ampas tebu dan kardus terhadap produktivitas jamur merang ditunjukkan dalam bentuk rata jumlah badan buah, rata-rata diameter badan buah, dan rata-rata-rata-rata berat segar badan buah. Hasil penelitian disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Produktivitas jamur merang pada media ampas tebu dan kardus.

Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa hasil rata-rata jumlah badan buah terbanyak adalah pada perlakuan P2 yaitu sebanyak 4 buah. Sedangkan hasil rata-rata jumlah badan buah paling sedikit adalah pada perlakuan P6 yaitu sebanyak 1 buah. Data dianalisis dengan statistik kruskall-wallis. Namun, hasil uji nilai signifikansi sebesar 0,125 > 0,05 yang menujukkan bahwa belum ada pengaruh signifikan media campuran ampas tebu dan kardus terhadap jumlah badan buah jamur merang. Pada perlakuan P2 ( campuran 700g ampas tebu dan 200g kardus) memiliki perbandingan jumlah ampas tebu yang lebih banyak dari pada kardus.

(11)

62

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

Gambar 2. Badan buah jamur merang. a). Jumlah badan buah paling banyak pada perlakuan P2 yaitu dengan rata-rata sebanyak 4 buah, b). Jumlah badan buah

paling sedikit pada perlakuan P6 yaitu dengan rata-rata sebanyak 1 buah.

Kandungan dominan dari perlakuan P2 adalah ampas tebu. Ampas tebu memiliki kandungan nutrisi antara lain selulosa sebanyak 50%, hemiselulosa 25%, dan lignin 25% (Sun dalam Hermiati, 2010). Kandungan nutrisi pada ampas tebu ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kandungan nutrisi pada kardus yang memiliki kandungan antara lain selulosa sebanyak 8,67%, pektin 18,10% (Handayani dalam Pamungkas, 2018).

Kandungan nutrisi pada ampas tebu yang lebih baik dan lebih banyak ini menjadi faktor utama ketersediaan nutrisi pada media tanam jamur. Jika kandungan nutrisi pada media cukup baik, maka pertumbuhan miselium juga akan baik. Miselium yang tumbuh dengan baik akan mengalami pertumbuhan lebih lanjut membentuk badan buah. Semakin banyak miselium yang menyebar akan memungkinkan lebih banyak pin head yang akan terbentuk. Maka semakin banyak badan buah yang terbentuk, jumlah badan buah yang terbentuk juga akan semakin banyak. Hal ini membuktikan bahwa penambahan ampas tebu dapat meningkatkan jumlah badan buah jamur merang, meskipun belum signifikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Utomo (2014) yang menyatakan bahwa pemberian ampas tebu dan serabut kelapa sebanyak 375 g (75%) ke dalam media standar jamur merang dapat menghasilkan rata - rata jumlah badan buah sebanyak 17 buah. Sedangkan pada perlakuan P6 yang terdiri dari kardus saja sebagai media tanam, memiliki hasil jumlah badan buah yang paling sedikit. Hal ini dikarenakan kandungan nutrisi pada kardus tidak terlalu banyak yaitu antara lain selulosa sebanyak 8,67% dan pektin 18,10 (Handayani dalam Pamungkas 2018).

Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa rata-rata diameter badan buah terbesar adalah pada perlakuan P2 (campuran 700g ampas tebu dan 200g kardus) yaitu sebesar 2,15cm (gambar 4.3). Sedangkan rata-rata diameter buah terkecil adalah pada perlakuan P5 (campuran 100g ampas tebu dan 800g kardus) yaitu sebesar 1,615cm (gambar 4.3). Hal ini dipengaruhi oleh faktor ketersediaan nutrisi pada media (Wirakusuma dalam Oktarina, 2010).

a).

(12)

63

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

Gambar 3. Diameter badan buah jamur kardus. a). Diameter badan buah paling besar pada perlakuan P2 yaitu dengan rata-rata sebesar 2,15 cm, b). Diameter badan buah paling kecil pada

perlakuan P5 yaitu dengan rata-rata sebesar 1,625 cm.

Rata-rata diameter badan buah dipengaruhi oleh faktor ketersediaan nutrisi pada media (Wirakusuma dalam Oktarina, 2010). Kandungan nutrisi pada perlakuan P2 didominasi oleh ampas tebu yang memiliki kandungan nutrisi antara lain selulosa sebanyak 50%, hemiselulosa 25%, dan lignin 25% (Sun dalam Hermiati, 2010). Kandungan nutrisi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kandungan nutrisi pada kardus yaitu selulosa sebanyak 8,67%, pektin 18,10% (Handayani dalam Pamungkas 2018).

Kandungan nutrisi selulosa pada media jamur dapat mendukung pertumbuhan miselium jamur serta adanya lignin yang membantu mengangkut nutrisi metabolit dalam pertumbuhan jamur sehingga kebutuhan nutrisi saat pertumbuhan jamur dapat terpenuhi dan akan memicu pertumbuhan badan buah jamur yang lebih optimal (Hartini dalam Anggraini 2017). Jika pertumbuhan badan buah berjalan optimal maka ukuran badan buah relatif lebih besar. Sehingga diameter badan buah yang dihasilkan juga akan lebih besar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Widayanti (2004) yang menyatakan bahwa Penggunaan ampas tebu sebagai campuran media tanam jamur merang dengan perbandingan ampas tebu 25% + jerami padi 75% berpengaruh optimal terhadap panjang diameter tubuh buah 2,76 cm.

Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa rata-rata berat segar badan buah terbanyak adalah pada perlakuan P2 (campuran 700g ampas tebu dan 200g kardus) yaitu sebanyak 6,25 g . Sedangkan rata-rata berat segar badan buah paling sedikit adalah pada perlakuan P5 (campuran 100g ampas tebu dan 800g kardus) yaitu sebanyak 2,25 g. Namun, hasil uji nilai signifikansi sebesar 0,427 > 0,05 yang menujukkan bahwa belum ada pengaruh signifikan media campuran ampas tebu dan kardus terhadap rata-rata berat segar badan buah jamur merang.

Selulosa yang terkandung dalam media memiliki fungsi dalam media pertumbuhan jamur merang. Selain sebagai penyedia nutrisi pada jamur, juga memiliki fungsi yaitu dapat mengikat air sehingga metabolisme pada jamur dapat berjalan dengan baik serta bobot segar badan buah semakin besar (Hartini dalam Anggraini, 2017). Pada perlakuan terbaik berat segar badan buah yaitu P2 memiliki kandungan ampas tebu yang lebih banyak dan dominan dimana kandungan selulosa ampas tebu yaitu sebanyak 50% (Sun dalam Hermiati, 2010), lebih banyak dari pada kandungan selulosa kardus yaitu sebanyak 8,67% (Handayani dalam Pamungkas, 2018). Kandungan selulosa yang tinggi menjadi salah satu suplai nutrisi pada media pertumbuhan jamur dan sekaligus dapat mengikat air pada media sehingga dapat meningkatkan berat segar badan buah meskipun belum signifikan (Hartini dalam Anggraini, 2017) .

(13)

64

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

Gambar 4. Berat segar jamur kardus. a). Berat segar badan buah paling besar pada perlakuan P2 yaitu dengan rata-rata sebesar 6,25 g, b). Berat segar badan buah

paling kecil pada perlakuan P5 yaitu dengan rata-rata sebesar 2,25 g buah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Utomo (2014) yang menyatakan bahwa dengan penambahan ampas tebu dan serabut kelapa sebanyak 375 g pada media standar 500 g jamur merang dapat meningkatkan berat segar badan buah. Hasil yang diperoleh dari berat segar yang paling baik rata – rata 146 g jamur merang. Hasil ini lebih banyak jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang hanya menggunakan jerami padi yang menghasilkan berat segar rata-rata lebih sedikit yaitu 36 g.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diketahui bahwa produktivitas jamur merang terbaik diperoleh pada media campuran 700g ampas tebu dan 200g kardus. produktivitas jamur dilihat dari rerata bobot segar badan buah, diameter badan buah, dan jumlah badan buah.

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia. (2010). Bertanam Jamur Konsumsi. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.

Anggraini, B.E. (2017). Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) pada Media Campuran Ampas Tebu dan Kardus yang Ditanam pada Keranjang. Naskah Publikasi Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gunawan, A. W. (2008). Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.

Hariadi, N., Setyobudi, L., & Nihayati, E. (2013). Studi Pertumbuhan dan Hasil Produksi Jamur Tiram Putih pada Media Tumbuh Jerami Padi dan Serbuk Gergaji. Jurnal Produksi

Tanaman, 1(1).

Hermiati, E., Mangunwidajya, D., Sunarti, T. C., Suparno, O., dan Prasetya, B. (2010). Pemanfaatnan Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu untuk Produksi Bioetanol. Jurnal

Litbang Pertanian, 29 (4).

Oktarina.,U., Iskandar., Shiddieqy, L. A. (2011). Penggunaan Beberapa Macam Limbah Tumbuhan Sebagai Media Tumbuh jamur Merang (Volvariella volvaceae). Agritech

UMP, 13(1).

Pamungkas, S. S. T. (2018). Utilization of Kardus Waste and Liquid Organic Fertilizer as Mixed Media Plant Growth White Oyster Mushroom (Pleurotus ostreatus), Agriprima,

Journal of Applied Agricultural Sciences, 2(1), Hal 66-72.

b a

(14)

65

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

Sinaga, M. S. (2011). Budidaya Jamur Merang (Jakarta: Panebar Swadaya).

Suharjo, E. (2010). Bertanam Jamur Merang di Media Kardus, Limbah Kapas, dan Limbah

Pertanian. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

Willy,D & Yahya, M. (2001). Kardus Sebagai Bahan Baku Furnitur Murah. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

(15)

203

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

LAMPIRAN NOTULENSI

A. SIDANG UTAMA

Narasumber: Kilala Tilaar

1. Staff Ilmu Kelautan UNDIP Pertanyaan

- Jarang bahan alam yang digunakan dari laut, produk Martha Tilaar yang menggunakan sumber daya laut yang digunakan apa?

- Apa ada potensi dari mikroba laut untuk produk kosmetik? Jawaban

- Laut itu kaya, baru pakai ganggang merah dan ganggang coklat, baru mulai bekerjasama dengan Menteri Susi untuk menggunakan sea cucumber untuk sabun dan sumber collagen. Martha Tilaar di NTB ada pembudidayaan ganggang coklat dan sea cucumber untuk penggunaan bahan dari laut

- Kemungkinan bisa untuk packaging, untuk penggunaan mikroba masih memikirkan bagaimana penggunaannya untuk ke kulit, distribusinya ke konsumen dan ijin dari BPOM

2. Isnaeni (Pusat Penelitian dan Konservasi Tumbuhan) Pertanyaan

- Mohon deskripsikan pemanfaatan dari tanaman anggrek, bagian apa dan untuk apa kegunaannya?

- No animal tested, lalu bagaimana testnya supaya tahu itu aman? Jawaban

- Masih menunggu hasil penelitian tentang pemanfaatan tanaman anggrek, tetapi jika dilihat hasil-hasil penelitian dari luar negeri menunjukan bagian yang dapat digunakan untuk bahan kosmetik yaitu dari akarnya, pemanfaatan bisa dilihat dari kandungan bioaktifnya dari akar, bunga, batang. Belum ada produknya dari Martha Tilaar

- Menggunakan relawan , apakah ada reaksi alergi, menggunakan telur umur 9 hari, menggunakan telur khusus, apakah ada pendarahan di telur atau tidak, artificial kulit manusia dengan uji sel kanker.

3. Anwar (Biologi UNDIP) Pertanyaan

- Side effect dari bahan yang digunakan? Jawaban

- Ada uji toxic, uji logam berat, menggunakan artificial kulit manusia apakah ada reaksi dengan sel-sel kanker atau tidak

4. Dr. Budi Setiadi (UGM) Pertanyaan

- Saran untuk mahasiswa meskipun banyak hasil riset supaya tidak useless? Jawaban

- Mencari celah di market, dosen bisa bantu untuk mencari celah market dan penggunaannya, bias ditanamkan ke mahasiswa, supaya karya bias digunakan ke masyarakat, mencari solusi dari permasalahan disekitar

(16)

204

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

Narasumber: Prof. I Gusti Putu Suryadarma

1. Andreas (UKSW) Pertanyaan

- Bagaimana cara yang tepat supaya masyarakat paham dengan biodiversity dan supaya tahu manfaatnya?

Jawaban

- Biodiversitas disesuaikan dengan jaman sekarang, contohnya dengan metode pendekatan terbalik, pikirkan hilirnya dulu seperti manfaat dan fungsinya, baru ke hulunya. Pemahaman akan lebih mudah dengan adanya “kasus” dan kombinasi dengan semua objek biologi serta penerapan dengan teknologi. Guru hanya mengarahkan bukan lagi mengajarkan informasi dan murid yang akan membuka “web” dan menyelesaikan sendiri. Produk disesuaikan dengan objek biologi, objek psikologi dan objek spiritual. Edukasi bisa dilakukan dengan media seperti sosial media dan ecowisata

Narasumber: Dr. Budi Setiadi

1. Peserta dari FMIPA UNNES Pertanyaan

- Apakah diawali dengan menyediakan bibit unggul dulu, dipilih dulu, pemilihan secara fenotif untuk mengawinkan sampai berapa generasi? Sampai dapat melon dengan ukuran kecil?

Jawaban

- Punya koleksi, mengumpulkannya dengan jalan-jalan atau bekerjasama dengan kolega

- Seleksi, tergantung dengan keinginan diri sendiri, dan peluangnya “high risk, high cost, high profit”

- Menggunakan tenaga molekuler

- Skill, tahu arahnya kemana, belajar, mau menunggu dan tidak instan - Branding, berani untuk ekspos, publikasi, original

B. SIDANG PARALEL

Nama Pemakalah: Anggara Mahardika 1. Dhira Satwika (UKDW, Yogyakarta)

Pertanyaan

- Apa realisasi dan penggunaan pada masa mendatang dari Raman Spektroskopi? Apakah dapat digunakan pada bidang lain seperti di lingkungan?

Jawaban

- Bisa, seperti yang sudah dilakukan oleh rekan saya

2. Emma Sharon A.K (UKSW, Salatiga) Pertanyaan

- Mengapa Diatom dapat memproduksi asam lemak saat ada cekaman lingkungan, dan bukan kekurangan asam lemak?

Jawaban

- Diatom dapat menyimpan cadangan makanan sebagai bentuk usaha mempertahankan diri saat ada cekaman lingkungan

(17)

205

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

Nama Pemakalah: Shinta Atilia Diatara, Chay Asdak, Edy Suryadi

1. Anggara Mahardika (Kwansei Gakuin University) Pertanyaan

- Standar kualitas air yang baik dan buruk yang dimaksud untuk apa?

- Apakah dilakukan penelitian mengenai dampak kesehatan yang ditimbulkan dari pengaruh air sumur dan air sungai di kawasan industri tekstil tersebut?

Jawaban

- Standar untuk air minum

- Belum ada, penelitian yang dilakukan hanya mengenai kualitas air sumur dan air sungai di kawasan tersebut

2. Peni (IAIN, Salatiga) Pertanyaan

- Mengapa melakukan penelitian ini di kawasan industri tekstil yang jelas tercemar?

Jawaban

- Penelitian dilakukan di kawasan tersebut karena pada daerah tersebut terdapat instalasi pengolahan air limbah, tetapi data terkesan ditutup-tutupi oleh pabrik atau industri tekstil disana

3. Dhira Satwika (UKDW, Yogyakarta) Pertanyaan

- Jarak antar lokasi sumur tidak terlalu jauh tetapi hasil nilai krom total antara sungai dan sumur hasilnya sama

- Metode apa yang dilakukan dalam pengukuran krom total? Jawaban

- Pada awalnya sampel direncanakan diambil pada saat kemarau tetapi pada saat penelitian ini berlangsung sudah musim penghujan sehingga dugaan awal berbeda dengan hasil yang didapatkan karena air hujan membuat kualitas air menjadi lebih baik karena terjadi pengenceran

- Dengan metode kimiawi Saran

- Untuk penelitian seperti ini metodologi lebih diperhatikan untuk memperhitungkan adanya faktor-faktor lain

Nama Pemakalah : William Wijaya, Dhira Satwika, Suhardi Djojoatmojo

1. Abigayle Jenne (UKSW, Salatiga) Pertanyaan

- Perbedaan permodelan penelitian ini dengan permodelan matematika biasa? Jawaban

- Tidak ada perbedaan, ini hanya pengolahan biasa hanya dengan pengukuran permodelan matematika, dari hasil yang mengikuti pola tertentu, permodelan ini untuk membangun peramalan hasilnya sehingga mungkin dapat lebih baik

2. Anggara Mahardika (Kwansei Gakuin Univesity) Pertanyaan

- Jika di lapangan, misalnya pada fosfat. Apa yang menyebabkan terjadinya fluktuasi?

(18)

206

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

- Perbedaan valensi fosfat yang menyebabkan perbedaan kelarutannya dalam air. Oksidasi dan reduksi jufa mempengaruhi.

3. Rully Adi Nugroho (UKSW, Salatiga) Pertanyaan

- Penjelasan grafik BOD pada powerpoint dan model penyajiannya, lalu apa saja faktor yang diperhatikan dari pengukuran air lindi?

Jawaban

- Aktifitas lain yang belum teramati misalnya laju fotosintesis, pada penelitian ini hanya melakukan pengamatan pada pertumbuhan kana (Canna Sp.) selain itu agen biologi lain juga belum diperhatikan.

-Nama Pemakalah : Suparti dan Agustina Padmaningrum

1. Yupi (LIPI Kebun Raya Bogor). Pertanyaan

- Apakah media yang digunakan ini mudah dicari sehingga diteliti?

- Berapa efektifkah kita menggunakan media alternatif ini? Jawaban

- Lahan pertanian sedikit dan merang juga jarang dijumpai, saya mencoba meneliti karna kardus merupakan salah satu limbah dan digunakan juga ampas tebu karena ampas tebu ini hanya dibuang begitu saja dan kedua media ini menjadi ramah lingkungan jika dimanfaatkan.

- Belum ada pengaruh yang signifikan karena belum saya teliti, untuk lebih baik nanti saya akan teliti lebih lanjut.

2. Kas (UKSW) Pertanyaan

- Kontrol atau media pada merang ada atau tidak?

- Kardus yang mana yang harus digunakan untuk membuatnya dan treatment apa yang dilakukan?

Jawaban:

- Tidak ada.

- Kardus box yang besar yang tulisannya harus dihilangkan terlebih dahulu dengan cara merendam dan dikelupasi.

Nama Pemakalah: Dhanang P, Windu Merdeka Wati, Arisia Putri S.M

1. Intan Pertanyaan

- Cara untuk mengkonsumsinya kan dengan diseduh dengan air panas, apakah nantinya klorofil yang ada akan berkurang dengan ditambahnya air panas dan proses pengeringan?

Jawaban

- Tidak, mungkin akan berangsur-angsur hilang tapi dalam kurun waktu yang lama karena dari bahan sintetis.

- Untuk tahan lamanya sendiri belum diteliti , karna saya meneliti hanya sampai tahap akhir saja.

2. Dewi (Mahasiswa UKSW) Pertanyaan

(19)

207

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

- Berapa nilai absorbansinya ? Jawaban:

- Perbandingannya dengan 2 sendok teh dan untuk perbandingan airnya sendiri belum di uji.

- Semakin tinggi suhu nilai absorbansinya menurun sehingga paling tepat pada suhu 600C.

3. Kas (UKSW) Pertanyaan

- Pada proses pengeringannya itu sebelum dicampur atau sesudah dicampur? Jawaban

- Karena rumput laut ini memiliki potensi, dan dimasukan kedalam vakum sehingga didapatkan bubuk.

Nama Pemakalah: Suparti dan Utami Anggriyatno

1. Yupi(LIPI kebun Raya Bogor). Pertanyaan

- Kira-kira jamur yang dihasilkan ini memiliki perbandingan tidak atau dari segi positifnya dengan hasil dari petani yang lain?

Jawaban:

- Hal positifnya ada dengan menggunakan plastik 1 kg sedangkan para petani menggunakan plastik yang agak besar, dan lebih cepat miseliumnya tumbuh memenuhi baclog. Untuk diameter jamurnya sendiri dibandingkan dengan petani jamur badan buahnya lebih lebar tetapi sedikit jumlah jamurnya dibandingkan dengan petani jamur lainnya.=

Nama Pemakalah : Yupi Isnaini(LIPI Kebun Raya Bogor)

1. Agustina(UNS) Pertanyaan:

- Mengapa dengan kondisi yang sedikit sporofitnya malah banyak? Jawaban:

- Awalnya dilihat dari kondisi nutrisi yang dihutan, saat mengkulturkan banyak studi literatur dan mencari tau media apa yang dipakai dan yang bagus adalah ¼ MS dari ½, ¼. Setelah itu dicari kelebihan dan kekurangan dariunsur haranya. 2. Intan

Pertanyaan:

- Waktu panen yang dihasilkan sampai tumbuh bulu-bulu pada tubuhan paku itu berapa lama?

- Tekstur tanahnya seperti apa? Jawaban:

- Belum tahu, karena belum mencoba menanam di hutan dan yang jelas ini tahunan.

- Untuk tanahnya sendiri agak basah dan ternaungi tidak terlalu pasir tetapi tanah. 3. Kas (UKSW)

Pertanyaan:

- Sejauh mana yang sudah dieksplor ke LIPI? Jawaban:

(20)

208

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

- Mencoba penyebaran sporofit secara alami tetapi memang lebih enak dikontrol di lab.

Nama Pemakalah: Hafidhah Hasanah, I.G.P. Suryadarma

1. Agus (UKSW) Pertanyaan

- masalah apa yang dihadapi selama penelitian? Jawaban

- Menuju lokasi belum ada akses jalan, belum mendapat perhatian dari pemerintah untuk mengelolah sekolah.

2. Ita (UKSW) Pertanyaan

- LKPD itu kegiaatannya seperti apa? Berapa lama pengembangannya?

- Materi apa yang dikembangkan? Jawaban

- LKPD berisi kegiatan aktivitas di luar ruangan dengan memanfaatkan obyek wisata Batu Ondo. Pengembangan 1 tahun. Penerapan 1-4 kali dalam satu kelas.

- Materi Ekosistem biotik abiotic. 3. Desy (UKSW)

Pertanyaan

- Bagaimana cara mengukur berpikir kritis?

- Potensi lokal apa saja yag termuat di obyek wisata? Jawaban

- Pretest, posttest, jenis soal pilihan gandaa 10 soal beralasan

- Indikator dari mengobservasi jenis-jenis biota dana biota yang ada disana.

Nama Pemakalah: Laras Auliantika Hapsari, I.G.P. Suryadarma

1. Desy (UKSW) Pertanyaan:

- Apa batasan dari kearifan lokal?Apa saja kearifan lokal yang ada di Dieng? Jawaban:

- Pola perilaku yang ada di lingkungan. Dieng merupakan dataran tinggi yang kebanyakan bertani. Teknik bertani agroforestry, tanaman yang dibudidayakan kentang dan karika. Petani memanfaatkan kotoran ternak yang dijadikan pupuk dan sisa sisa dari tumbuhan yang digunakan bahan pakan ternak.

Gambar

Gambar 1. Produktivitas jamur merang  pada media ampas tebu dan kardus.
Gambar 2. Badan buah jamur merang. a).  Jumlah badan buah paling banyak pada  perlakuan P2 yaitu dengan rata-rata sebanyak 4 buah, b)
Gambar 3. Diameter badan buah jamur kardus. a).  Diameter badan buah paling besar pada  perlakuan P2 yaitu dengan rata-rata sebesar 2,15 cm, b)
Gambar 4. Berat segar jamur kardus. a).  Berat segar badan buah paling besar pada  perlakuan P2 yaitu dengan rata-rata sebesar 6,25 g, b)

Referensi

Dokumen terkait

Parameter masukan adalah bagian yang akan diisi atau dinilai oleh responden dalam kuesioner, sementara parameter keluaran adalah hasil penilaian dari responden.. Kuesioner

,engingatkan kembali ke&#34;ada ibu tentang &#34;ers/nal $ygiene &#34;ada balita  dengan membiasakan kebiasaan 9u9i tangan setela$ melakukan aktiitas?.

Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan semakin tingginya keinginan customer untuk membeli produk substitusi ketika terjadi stockout pada produk utama, maka baik

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pemuliaan tanaman melalui induksi poliploidi menggunakan oryzalin, untuk menghasilkan tanaman dengan jumlah kromosom yang berlipat ganda, sel

Oleh karena itu, yang menjadi fondasi dari pengendalian adalah orang-orang (SDM) di dalam organisasi yang membentuk lingkungan pengendalian yang baik dalam mencapai sasaran

Hasil pengujian yang menyatakan bahwa probability value ( sig )-t lebih kecil dari 5% maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel

Penelitian yang akan di lakukan adalah jenis penelitian deskriptif -survei dengan menggunakan pendekatan waktu cross sectional .Variabel yang di teliti pada penelitian

Dalam manajemen operasi, pengendalian kualitas merupakan salah satu teknik yang perlu dilakukan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk berupa barang atau