ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN KERJA,
INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS DAN
KOMPETENSI APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH
TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN
(STUDI KASUS PADA INSPEKTORAT KOTA PADANG)
OLEH
ANNISA AYU FITRI
1111022016
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains
Terapan
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
PADANG
OKTOBER 2015
Annisa Ayu Fitri No. Alumni BIODATA
a). Tempat/Tanggal Lahir : Padang, 20 Maret 1994 b). Nama Orang Tua : Abdul Yarmi, S.T. dan Dra. Yusnidar, M.M. c). Jurusan : Akuntansi d). Program Studi : D.IV Akuntansi e). No.BP : 1111022016 f). Tanggal Lulus : 10 September 2015 g). Predikat Lulus : Sangat Memuaskan h). IPK : 3,31 i). Lama Studi : 4 tahun 0 bulan j). Alamat Orang Tua : Jl. By Pass Km. 10 Komplek Villaku Indah I Blok A No. 5 Balai Baru, Kec. Kuranji, Kel. Gunung Sarik, Kota Padang, Sumatera Barat 25158
ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS DAN KOMPETENSI APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS HASIL
PEMERIKSAAN STUDI KASUS PADA INSPEKTORAT KOTA PADANG
Tugas Akhir Oleh : Annisa Ayu Fitri
Pembimbing 1. Sukartini, SE., M.Kom., Ak Pembimbing 2. Yossi Septriani, SE., M.Acc., Ak
ABSTRAK
Tugas akhir penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Populasi penelitian ini adalah Inspektorat Kota Padang. Unit analisisnya adalah seluruh aparat pengawas intern pemerintah yang melakukan pemeriksaan di lingkungan Pemerintah Kota Padang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diantar langsung oleh penulis. Teknik Analisis yang digunakan adalah pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan secara parsial pengalaman kerja, independensi dan integritas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Untuk objektivitas dan kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan SKPD oleh aparat pengawas intern pemerintah.
Kata Kunci: Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 10 September 2015. Abstrak telah disetujui oleh penguji.
Tanda Tangan
Nama Terang Zahara, SE., M.Ak.,Ak Elfitri Santi, SE.,M.Kom., Ak Desi Handayani SE.,M.Ak., Ak Sukartini, SE.,M.Kom., Ak Mengetahui :
Ketua Jurusan Sukartini, SE., M.Kom., Ak ____________________
Nip. 19730225 200112 2 001 Tanda Tangan
Alumnus telah mendaftar :
Petugas
HALAMAN PENGESAHAN
Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul “Analisis Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Studi Kasus pada Inspektorat Kota Padang” telah melalui proses bimbingan yang layak dan menurut pendapat saya telah memenuhi syarat untuk diajukan guna mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)
Pembimbing 1
Sukartini, SE., M.Kom., Ak. Nip. 19730225 200112 2 001
Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul “Analisis Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Studi Kasus pada Inspektorat Kota Padang” telah ditulis menurut standar penulisan karya ilmiah dan menurut pendapat saya telah memenuhi syarat untuk diajukan guna mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)
Pembimbing 2
Yossi Septriani, SE., M.Acc., Ak. Nip. 19800909 200212 2 001
Tugas Akhir ini diajukan kepada jurusan Akuntansi dan telah memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)
Ketua Jurusan
Sukartini, SE., M.Kom., Ak. Nip. 19730225 200112 2 001
BERITA ACARA SIDANG TUGAS AKHIR
Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Studi Kasus pada Inspektorat Kota Padang” telah dipertanggungjawabkan/disidangkan di depan tim penguji dan dinyatakan LULUS pada hari Kamis tanggal 10 September 2015.
Ketua Tim Penguji Sekretaris
Zahara, SE., M.Ak., Ak. Elfitri Santi, SE., M.Kom., Ak.
Nip. 19760606 200003 2 001 Nip.19730604 200604 2 001
Anggota Pendamping
Desi Handayani, SE., M.Ak., Ak. Sukartini, SE., M.Kom., Ak. Nip. 19730225 200112 2 001
POLITEKNIK NEGERI PADANG
PERNYATAAN TENTANG HAK CIPTA
DAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR
Hak Cipta© 2015 Annisa Ayu Fitri
ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS DAN KOMPETENSI APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS
HASIL PEMERIKSAAN
(Studi Kasus pada Inspektorat Kota Padang)
Tidak diperkenankan memproduksi sebagian atau seluruh isi tugas akhir ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta. Penggunaan tugas akhir ini diatur sebagai berikut :
1. Pengutipan oleh penulis lain dalam tulisannya harus mencantumkan tugas akhir ini sebagai sumber referensi.
2. Perpustakaan Politeknik Negeri Padang dan Ruang referensi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang mempunyai hak untuk menyimpan salinan tugas akhir ini baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy.
3. Jika diperlukan, Perpustakaan Politeknik Negeri Padang dan Ruang referensi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang mempunyai hak untuk memperbanyak tugas akhir ini demi kepentingan akademis.
Padang, September 2015 Dinyatakan oleh
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN BERITA ACARA SIDANG PERNYATAAN HAK CIPTA HALAMAN DEDIKASI UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN i iii iv v 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 Latar Belakang ... Batasan Masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Sistematika Penelitian ... 1 5 5 6 6 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis ... 9 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 Pengertian Auditor ... Pengalaman Kerja ... Independensi ... Objektivitas ... Integritas ... Kompetensi ... Kualitas Hasil Pemeriksaan ...
9 11 12 14 15 16 17 2.2 2.3 2.4
Review Penelitian Terdahulu ...
Kerangka Pemikiran ... Hipotesis Penelitian ...
20 22 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 Jenis Penelitian ... Jenis dan Sumber Data ... Populasi Dan Sampel Penelitian ... Teknik Pengumpulan Data ... Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... Metode Analisis ... 27 27 27 28 28 30 3.6.1 Statistik Deskriptif ... 31 3.7 Uji Kualitas Data ... 31
3.7.1 3.7.2 Uji Validitas ... Uji Reliabilitas ... 31 32
3.8.1 3.8.2 3.8.3 Uji Normalitas ... Uji Multikolinearitas ... Uji Heteroskedastisitas ... 32 33 33 3.9 Alat Analisis Data ... 34
3.9.1 3.9.2
Analisis Regresi Linear Berganda ... Uji Adjusted R2 ... 34 35 3.10 Uji Hipotesis ... 35 3.10.1 Uji F ... 3.10.2 Uji t ... 35 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Inspektorat Kota Padang ... 4.1.1 Tentang Inspektorat Kota Padang ... 4.1.2 Dasar Hukum Pembentukan Inspektorat Kota Padang ... 4.1.3 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ... 4.1.4 Struktur Organisasi ... 38 38 39 39 40 4.2 4.3
Analisis Hasil Penelitian ... 4.2.1 Metode Analisis ... 4.2.1.1 Deskriptif Data ... 4.2.1.2 Statistik Deskriptif ... 4.2.2 Uji Kualitas Data ... 4.2.2.1 Uji Validitas ... 4.2.2.2 Uji Reliabilitas ... 4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 4.2.3.1 Uji Normalitas ... 4.2.3.2 Uji Multikolinearitas ... 4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 4.2.4 Alat Analisis Data ... 4.2.4.1 Analisis Regresi Berganda ... 4.2.4.2 Hasil Uji Adjusted R2 ... 4.2.5 Uji Hipotesis ... 4.2.5.1 Uji F ... 4.2.5.2 Uji T ... Hasil Analisis Data ... 4.3.1 Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan ... 4.3.2 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan ... 4.3.3 Pengaruh Objektivitas Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan .... 4.3.4 Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan ... 4.3.5 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan ...
44 44 44 44 46 46 50 51 51 52 52 53 53 55 56 56 57 58 58 59 59 60 61 BAB V PENUTUP 5.1 5.2 Kesimpulan ... Saran ... 62 63 DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14
Tinjauan Penelitian Terdahulu ... Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... Jumlah Pegawai Inspektorat Kota Padang ... Statistik Deskriptif ... Validitas Instrumen Pengalaman Kerja (X1) ... Validitas Instrumen Independensi (X2) ... Validitas Instrumen Objektivitas (X3) ... Validitas Instrumen Integritas (X4) ... Validitas Instrumen Kompetensi (X5) ... Validitas Instrumen Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) ... Hasil Uji Reliabilitas ... One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... Coefficientsa ... Regresi Linear Berganda ... Model Summaryb ... ANOVAa ... 22 30 43 45 46 47 48 48 49 50 51 51 52 54 55 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2
Kerangka Penelitian ... Bagan Struktur Inspektorat Kota Padang ... Hasil Grafik Scatterplot ...
23 41 53
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Kuesioner Penelitian Hasil Kuesioner Ms. Excel
Hasil Kuesioner Skala Ordinal ditransformasi ke Skala Interval Hasil Olahan Data SPSS Versi 20
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih, adil dan transparan harus disikapi dengan serius dan sistematis untuk
menegakkan good governance di lingkungan pemerintahan daerah. Pemerintah
harus melakukan peningkatan kinerja dalam segala aspek pengelolaan keuangan
daerah. Salah satu langkah yang harus dilakukan pemerintah daerah adalah
dengan meningkatkan kinerja auditor pemerintah dalam pelaksanaan audit
internal maupun eksternal dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Melalui peningkatan kinerja pengawas keuangan daerah ini diharapkan
kegiatan audit di lingkungan instansi pemerintah dapat berjalan lebih maksimal,
agar dapat meminimalisir terjadinya kesalahan yang berdampak pada kerugian
negara, dapat semakin berkurang. Diharapkan dengan ada perbaikan yang
berkelanjutan dalam bidang pengawasan maka kualitas pengawasan yang
dilakukan inspektorat daerah akan semakin baik. Sehingga akan meningkatkan
kualitas hasil pemeriksaan pada inspektorat dalam pengawasan pengelolaan
keuangan daerah.
Banyak kasus temuan ketidakefektifan dalam pengelolaan keuangan
daerah yang didapati oleh inspektorat. Penyebab utama terjadinya kasus
ketidakefektifan pengelolaan keuangan daerah di Indonesia adalah masalah
ketidakefektifan penggunaan APBD. Banyaknya penyelewengan terhadap
Seharusnya anggaran itu dilaksanakan dan bagaimana anggaran itu
dipertanggungjawabkan. Karena pengawasan juga bisa dilakukan oleh tingkat
provinsi.
Selaku institusi pengendalian internal, sebelum terjadinya penyimpangan,
inspektorat semestinya sudah bisa mendeteksi sehingga bisa mencegah hal itu
terjadi. Pengawasan berfungsi membantu agar sasaran yang ditetapkan organisasi
dapat tercapai, di samping itu pengawasan berfungsi mendeteksi secara dini
terjadinya penyimpangan pelaksanaan, penyalahgunaan wewenang, pemborosan
dan kebocoran. Pengawasan merupakan suatu tindakan mencari keterangan
tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu instansi yang diperiksa,
membandingkan hasil dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyetujui atau
menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan
perbaikan.
Bagi pengguna laporan hasil pemeriksaan, tentunya menginginkan aparat
pengawasan yang jujur dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sesuai ketentuan dan norma yang berlaku. Norma dan ketentuan yang
berlaku bagi auditor pemerintah terdiri dari Kode Etik dan Standar Audit
Inspektorat. Kode etik dimaksudkan untuk menjaga perilaku auditor pemerintah
dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan Standar Audit dimaksudkan untuk
menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan inspektorat. Dengan adanya aturan
tersebut, maka masyarakat atau pengguna laporan dapat menilai sejauhmana
auditor pemerintah telah bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang ada.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
tidak etis, agar terlaksananya pengendalian audit sehingga terwujud auditor
pemerintah yang dapat dipercaya dengan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan
audit. Prinsip-prinsip perilaku yang berlaku bagi auditor pemerintah antara lain
integritas, objektivitas dan kompetensi. Integritas diperlukan agar auditor
pemerintah dapat bertindak jujur dan tegas dalam melaksanakan audit.
Objektivitas diperlukan agar auditor pemerintah dapat bertindak adil tanpa
dipengaruhi oleh tekanan atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan
atas hasil audit. Kompetensi auditor pemerintah didukung oleh pengetahuan, dan
kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
Selanjutnya pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 mengenai Standar Audit Kinerja APIP,
dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP dalam melaksanakan audit.
Standar umum dalam standar audit tersebut antara lain mengatur tentang
independensi dan objektivitas APIP. Disebutkan dalam standar umum tersebut
bahwa dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, APIP harus independen dan
para auditornya harus objektif dalam pelaksanaan tugasnya. Hal ini mengandung
arti bahwa independensi serta objektivitas APIP diperlukan agar kualitas hasil
pekerjaan meningkat.
Pemilihan Inspektorat Kota Padang ini karena inspektorat tersebut telah
melakukan langkah peningkatan audit, pengawasan dan pembinaan di lingkungan
Pemerintah Kota Padang, sejak sering adanya temuan kasus-kasus penyimpangan
dan penyelewengan yang terungkap, kemudian sampai ditindaklanjuti ke ranah
hukum. Kemudian pada tahun 2010 hasil pemeriksaan regular Inspektorat
dilingkungan Pemerintah Kota Padang ditemukan sebanyak 280 kasus dengan
ditemukan tersebut, berhasil ditindak lanjuti dan selesai 190 kasus dan sisanya 90
kasus dari beberapa SKPD harus diselesaikan dalam kurun waktu yang
ditentukan. Selanjutnya pada tahun 2013 berdasarkan hasil pemeriksaan sesuai
dengan klasifikasinya ditemukan sebanyak 101 temuan ketidakpatuhan terhadap
peraturan, 93 temuan kelemahan sistem pengendalian intern, dan sebanyak 26
temuan 3E (Ekonomis, Efektif dan Efisien). Hasil itu menunjukkan adanya trend
yang menurun dan nihil indikasi pidana. (http://www.kliksumbar.com/).
Maka, penelitian ini dilakukan pada Inspektorat Kota Padang, yang
mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan
pembinaan atas penyelenggaraan urusan pemerintah di daerah yang sesuai dengan
Peraturan Daerah Kota Padang No. 17 Tahun 2008, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2012. Inspektorat Kota Padang selaku
unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota Padang. Inspektorat melakukan pengawasan
internal diseluruh 49 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), termasuk 11
kecamatan dan 104 kelurahan yang ada di Kota Padang. Hasilnya Pemerintahan
Kota Padang di tahun 2014 mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian.
(http://inspektorat.padang.go.id/). Kemudian tahun 2015 Inspektorat Kota Padang dari hasil pemeriksaan, ditemukan kasus tiga oknum Aparatur Sipil Negara
(ASN) indisipliner berjabatan kasi (kepala seksi) di Kelurahan Banda Buek
Kecamatan Lubuk Kilangan. Pemeriksaan oleh inspektorat sangat dilakukan
dengan kehati-hatian, agar tidak ada prosedur manapun yang dilanggar selama
melakukan pemeriksaan dan hasilnya akan diberikan ke Walikota Padang.
yang melekat pada diri pengawas dan auditor bukan jaminan bahwa akan
meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya. Menurut Alim dkk., (2007) dalam
Tarigan (2011) kerjasama dengan obyek pemeriksaan yang terlalu lama dan
berulang bisa menimbulkan kerawanan atas independensi yang dimiliki auditor
pemerintah. Belum lagi berbagai fasilitas yang disediakan obyek pemeriksaan
selama penugasan dapat mempengaruhi objektivitas auditor pemerintah. Bukan
tidak mungkin auditor pemerintah menjadi tidak jujur dalam mengungkapkan
fakta yang menunjukkan rendahnya integritas terhadap pemeriksaan. Dengan
demikian, auditor pemerintah memegang peranan yang sangat penting dalam
proses pelaksanaan kegiatan organisasi/satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti fenomena ini dalam Tugas Akhir
yang berjudul“Analisis Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas,
Integritas dan Kompetensi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan”,Studi Kasus Pada Inspektorat Kota Padang.
1.2 BATASAN MASALAH
Agar pembahasan tidak terlalu meluas, penulis perlu memberikan batasan
masalah dalam penelitian ini pada Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) di
Inspektorat Kota Padang. APIP adalah pegawai negeri sipil di Inspektorat Kota
Padang yang melakukan pengawasan/pemeriksaan secara langsung ke
masing-masing SKPD. APIP pada penelitian ini adalah Inspektur Pembantu, Pejabat
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh secara parsial antara variabel pengalaman kerja,
independensi, objektivitas, integritas, dan kompetensi APIP terhadap kualitas
hasil pemeriksaan oleh APIP Inspektorat Kota Padang?
2. Bagaimana pengaruh secara simultan antara variabel pengalaman kerja,
independensi, objektivitas, integritas, dan kompetensi APIP terhadap kualitas
hasil pemeriksaan oleh APIP Inspektorat Kota Padang?
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai
berikut;
1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel yang terdiri dari
pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi APIP
terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kota Padang.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel yang terdiri dari
pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi APIP
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai berikut:
a. Dari segi keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan
ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang pengaruh pengalaman
kerja, independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi APIP terhadap
peningkatan kualitas hasil pemeriksaan dan juga sebagai bahan acuan untuk
peneliti selanjutnya.
b. Dari segi praktikal
Dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak auditor inspektorat dan
memberikan kontribusi kepada auditor inspektorat sebagai pengawas keuangan
daerah dalam menjalankan perannya sebagai pengawas keuangan daerah.
c. Dari segi kebijakan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
memberikan sebuah kebijakan dengan melihat pengaruh pengalaman kerja,
independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi APIP terhadap
peningkatan kualitas hasil pemeriksaan agar bermanfaat bagi auditor
pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pengawas keuangan daerah.
1.6 SISTEMATIKA PENELITIAN
BAB 1 Pendahuluan
Bab ini merupakan pendahuluan yang didalamnya menguraikan mengenai
latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
BAB 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini merupakan kerangka teori yang menguraikan tentang teori-teori
yang mendukung penulisan ini, seperti pengertian auditor, pengalaman
kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan kualitas hasil
pemeriksaan. Pada bab ini juga berisi tentang penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran dan hipotesa penelitian.
BAB 3 Metode Penelitian
Bab ini menguraikan jenis penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan
sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan
skala pengukuran variabel, metode analisis, uji kualitas data, uji asumsi
klasik, alat analisis data, dan uji hipotesis.
BAB 4 Hasil Penelitian
Bagian pertama bab ini berisi tentang gambaran umum Inspektorat Kota
Padang. Bagian kedua berisi analisis hasil penelitian atas kuesioner yang
digunakan. Bagian ketiga berisi hasil analisis data mengenai pengaruh
pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi
APIP terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
BAB 5 Penutup
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, dimana pada bab ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Pengertian Auditor
Auditor secara umum adalah seseorang yang memiliki kualifikasi
tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu
organisasi. Secara umum fungsi auditor dalam sebuah organisasi/lembaga
adalah mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuasi dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam organisasi. Penerapan fungsi
auditor tidak terlepas dari tugas dan wewenang yang telah ditetapkan. Fungsi
auditor dalam suatu organisasi guna menelaah dan menilai kegiatan organisasi
untuk memberikan saran-saran kepada manajemen agar tanggungjawabnya
dapat dilaksanakan secara efektif. Tujuan pelaksanaan audit adalah membantu
para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggungjawabnya
secara efektif.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 menyatakan bahwa auditor
pemerintah adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang mempunyai jabatan
fungsional auditor dan atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang,
tanggungjawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah untuk dan atas nama APIP.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Pemerintah bahwa pasal 4 ayat (1) bahwa tugas pokok auditor pemerintah
adalah melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
teknis, pengendalian, dan evaluasi pengawasan. Auditor pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada pimpinan instansi
pengawasan yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya dalam ayat (2) berbunyi bahwa auditor pemerintah yang
melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
mendapat penugasan dari pimpinan instansi pengawasan masing-masing.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, ada beberapa kewenangan
auditor pemerintah yakni:
a. Memperoleh keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh unit
yang diawasi dan pihak yang terkait,
b. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik
Negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan
Negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat,
bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban dan daftar lainnya yang
terkait dengan penugasan,
c. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi yang diperlukan dalam
penugasan pengawasan,
d. Memeriksa secara fisik setiap asset yang berada dalam pengurusan pejabat
2.1.2 Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja bagi seorang auditor dimulai dengan pendidikan formal, yang
diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit.
Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus
menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pengalaman sangatlah penting
diperlukan dalam rangka kewajiban seorang pemeriksa terhadap tugasnya untuk
memenuhi Standar Umum audit.
Marinus (1997) dalam Herliansyah (2006) menyatakan bahwa secara
spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan
terhadap suatu pekerjaan atau tugas (job). Purnamasari (2005) dalam Asih
(2006) memberikan kesimpulan bahwa seorang karyawan yang memiliki
pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal
diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari
penyebab munculnya kesalahan.
Menurut Dr. I Wayan Suartana (2006) dalam Tarigan (2011),
berdasarkan penelitian bahwa pengalaman audit dapat mengurangi efek kekinian
pada pertimbangan auditor. Hal itu sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
auditor yang lebih berpengalaman tidak sensitif terhadap tipe bukti tertentu,
dalam hal ini bukti yang bersifat negatif atau positif. Pengalaman auditor
mampu untuk memetakan informasi sehingga tidak terjebak oleh urutan
informasi yang diterimanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
pengetahuan auditor melalui pengalaman audit, diskusi mengenai audit,
seminar-seminar, pengawasan dan review pekerjaan oleh auditor pengawasan,
program pelatihan, tindak lanjut, program pemeriksaan dan penggunaan
semakin berkembang dengan banyaknya pengalaman kerja. Namun hal tersebut
tidak untuk semua aspek pengetahuan tentang kekeliruan dalam suatu
lingkungan audit yang lazim.
Hasil penelitian Herliansyah dan Ilyas (2006) dalam Tarigan (2011)
menunjukkan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan
terhadap judgment auditor. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi
dkk, (2004) bahwa pengalaman kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap
komitmen profesional maupun pengambilan keputusan etis. Penelitian lain
memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang
signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung.
Penelitian yang dilakukan Choo dan Trotman (1991) dalam Tarigan
(2011) menunjukkan bahwa auditor yang berpengalaman lebih banyak
menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibandingkan auditor yang
kurang berpengalaman, tetapi jika tidak menemukan item-item yang umum,
tidak ada bedanya antara auditor berpengalaman dengan yang kurang
berpengalaman. Sementara Abdolmohammadi dan Wright (1987) dalam Tarigan
(2011) yang menyatakan bahwa pengalaman mungkin penting bagi keputusan
yang kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan terstruktur.
Pengaruh pengalaman akan signifikan ketika tugas yang dilakukan semakin
kompleks.
2.1.3 Independensi
Auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak dapat
BPKP, 2005). Terdapat tiga aspek independensi seorang auditor, yaitu sebagai
berikut:
1. Independence in fact (independensi dalam fakta)
Artinya auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang
erat dengan objektivitas.
2. Independence in appearance (independensi dalam penampilan)
Artinya pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan
pelaksanaan audit.
3. Independence in competence (independensi dari sudut keahliannya)
Independensi dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan
profesional auditor.
Menurut Arens (2004) dalam Tarigan (2011) menyatakan nilai auditing
sangat bergantung pada persepsi publik akan independensi yang dimiliki
auditor. Sikap independen meliputi independen dalam fakta (in fact) dan
independen dalam penampilan (in appearance). Hasil penelitian Trisnaningsih
(2007) dalam Tarigan (2011) mengindikasikan bahwa auditor yang hanya
memahami good governance tetapi dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak
menegakkan independensinya maka tidak akan berpengaruh terhadap
kinerjanya. Menurut Alim dkk, (2007) menemukan bahwa independensi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Auditor harus dapat
mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
audit di mana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen.
Beberapa penelitian mengenai independensi sebelumnya menunjukan
bahwa ada banyak faktor-faktor yang berpengaruh terhadap independensi, tetapi
pemeriksaan. Faktor ini dikelompokkan dalam penyusunan program audit,
pelaksanaan pekerjaan dan pelaporan.
2.1.4 Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas
dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.
Pusdiklatwas BPKP (2005) dalam Tarigan (2011), menyatakan objektivitas
sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subjektif pihak-pihak lain
yang berkepentingan, sehingga dapat mengemukakan pendapat menurut apa
adanya.
Unsur perilaku yang dapat menunjang objektivitas antara lain sebagai
berikut:
1) Dapat diandalkan dan dipercaya,
2) Tidak merangkap sebagai kepanitiaan lain dan atau pekerjaan-pekerjaan lain
yang merupakan tugas operasional objek yang diperiksa,
3) Tidak berangkat tugas dengan niat untuk mencari-cari kesalahan orang lain,
4) Dapat mempertahankan kriteria dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
resmi,
5) Dalam bertindak maupun mengambil keputusan didasarkan atas pemikiran
yang logis.
Hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi objektivitas dan
tidak dapat dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan, seorang
auditor jelas berkepentingan dengan laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan.
Standar Umum dalam Standar Audit APIP menyatakan bahwa dengan prinsip
objektivitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan
tidak mengkompromikan kualitas. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat
objektivitas auditor maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya.
2.1.5 Integritas
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas
mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani,
bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu
diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi
pengambilan keputusan yang andal (Pusdiklatwas BPKP, 2005).
Menurut Alim dkk, (2007) menyatakan bahwa kualitas audit dapat
dicapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik dan hasil penelitiannya
menemukan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Auditor
sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit harus senantiasa meningkatkan
pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat maksimal
dalam praktiknya. Begitu juga menurut Sunarto (2003) menyatakan bahwa
integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan
integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil
2.1.6 Kompetensi
Seorang auditor memiliki peran sebagai pengontrol dan penjaga kepentingan
publik terkait dengan bidang keuangan. Dalam melaksanakan peran audit,
mereka bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan bebas dari
salah saji material, guna mendukung peran yang cukup mulia itu, seorang
auditor harus didukung dengan kompetensi yang memadai akan teknik-teknik
audit serta kompetensi lain yang mendukung. Kompetensi semacam itu dapat
diperoleh melalui baik jenjang pendidikan secara formal maupun informal, serta
pengalaman dalam praktik audit.
Karena dalam melakukan peran audit, seorang auditor harus
mengumpulkan serta mengevaluasi bukti-bukti yang digunakan untuk
mendukung judgment yang diberikannya. Bukti-bukti yang dikumpulkan ini
harus memadai guna meyakinkan auditor dalam memberikan opini. Sementara,
tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada di pihak
manajemen perusahaan. Untuk menilai kewajaran penyajian, agar laporan
keuangan menjadi lebih reliabel dan kredibel, pihak manajemen memerlukan
jasa pihak ketiga yang independen yaitu auditor.
Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor
untuk melaksanakan audit dengan benar menurut Rai (2008) dalam Tarigan
(2011). Dalam melakukan audit, seorang auditor harus memiliki mutu personal
yang baik, pengetahuan yang memadai, serta keahlian khusus di bidangnya.
Kompetensi berkaitan dengan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor
yang dilakukan oleh Murtanto (1998) dalam Suraida (2005) menunjukkan
bahwa komponen kompetensi untuk auditor di Indonesia terdiri atas:
1. Kompetensi pengetahuan, yang merupakan komponen penting dalam suatu
kompetensi. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta
prosedur-prosedur dan pengalaman.
2. Bahwa pengalaman akan memberikan hasil dalam menghimpun dan
memberikan kemajuan bagi pengetahuan menurut Kanfer dan Ackerman
(1989) dalam Suraida (2005).
3. Ciri-ciri psikologi, seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas
kemampuan bekerjasama dengan orang lain menurut Gibbin.s dan Larocque.s
(1990) dalam Suraida (2005) juga menunjukkan bahwa kepercayaan,
komunikasi, kemampuan untuk bekerjasama adalah unsur penting bagi
kompetensi audit.
2.1.7 Kualitas Hasil Pemeriksaan
Para peneliti mempunyai kesamaan pendapat mengenai pengukuran audit.
Pengukuran kualitas audit tersebut membutuhkan kombinasi antara hasil dan
proses. Pengukuran hasil lebih banyak digunakan karena pengukuran proses
tidak dapat diobservasi secara langsung. Kualitas hasil pemeriksaan adalah
pelaporan tentang kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan terhadap
ketentuan, tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, merahasiakan
pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan hasil
pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan
Agar pengawasan auditor pemerintah dalam melaksanakan pemeriksaan
dapat memberi manfaat bagi pimpinan dan unit kerja maka diharuskan kepada
para auditor pemerintah memahami tugas dan kewenangannya serta dalam
melaksanakan tugas pemeriksaan mempedomani Standar Audit dan Kode Etik
APIP. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor Per/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Umum Audit Kinerja
dan Audit Investigatif meliputi standar-standar yang terkait dengan karakteristik
organisasi dan individu-individu yang melakukan kegiatan audit. Standar
pelaksanaan pekerjaan audit kinerja mendeskripsikan sifat kegiatan audit kinerja
dan menyediakan kerangka kerja untuk melaksanakan dan mengelola pekerjaan
audit kinerja yang dilakukan oleh auditor. Standar pelaksanaan audit kinerja
mengatur tentang perencanaan yang mengatur penetapan sasaran, ruang lingkup,
metodologi, dan alokasi sumber daya. Kemudian supervisi untuk mengatur
tindakan yang terus-menerus selama pekerjaan audit, mulai dari perencanaan
hingga diterbitkannya laporan audit. Supervisi harus diarahkan baik pada
substansi maupun metodologi audit dengan tujuan antara lain untuk mengetahui:
(1) kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit (2) kelengkapan bukti
yang terkandung dalam kertas kerja audit untuk mendukung kesimpulan dan
rekomendasi sesuai dengan jenis audit (3) kelengkapan dan akurasi laporan
audit yang mencakup terutama pada kesimpulan audit dan rekomendasi sesuai
dengan jenis audit. Semua pekerjaan anggota tim audit harus direviu oleh ketua
tim; semua pekerjaan ketua tim audit harus direviu oleh atasan langsungnya
sebelum laporan audit dibuat. Reviu oleh atasan pada aktivitas audit kinerja
kinerja masih efisien, efektif, mendalam, obyektif, dan sesuai dengan ketentuan.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa:
1. Tim audit memahami tujuan dan rencana audit;
2. Audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit;
3. Prosedur audit telah diikuti;
4. Kertas kerja audit memuat bukti-bukti yang mendukung temuan dan
rekomendasi;
5. Tujuan audit telah dicapai.
Dalam standar pemeriksaan keuangan negara menyatakan definisi
kualitas hasil pemeriksaan yaitu laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya
kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan dari
ketentuan peraturan perundang-undangan, dan ketidakpatutan, harus dilengkapi
tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang bertanggungjawab pada entitas yang
diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang
direncanakan. Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatu laporan
hasil pemeriksaan telah dibuat secara wajar, lengkap, dan objektif adalah dengan
mendapatkan review dan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab pada
entitas yang diperiksa. Tanggapan atau pendapat dari pejabat yang bertanggung
jawab tidak hanya mencakup kelemahan dalam pengendalian intern,
kecurangan, penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,
atau tidak ketidakpatutan yang dilaporkan oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan
perbaikan yang direncanakan. Pemeriksaan harus memuat komentar tersebut
2.2 REVIEW PENELITIAN TERDAHULU
Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian yang
telah dilakukan dibeberapa daerah di Indonesia. Berikut beberapa penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan Analisis Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi APIP Terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan diantaranya yaitu:
Sukriah dkk, (2009), mengenai “Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan”. Penelitian ini adalah Inspektorat sepulau Lombok. Hasil dari
penelitian dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja, objektivitas dan
kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Kemudian
untuk Independensi dan Integritas tidak berpengaruh positif. Sedangkan secara
simultan, kelima variabel tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil
pemeriksaan dengan kemampuan menjelaskan terhadap variabel dependen
sebesar 58%.
Tarigan (2011), dengan judul penelitian “Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan”. Populasi penelitian ini adalah seluruh Inspektorat Provinsi
Sumatera Utara. Kesimpulan pada penelitian ini adalah secara simultan
pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi
berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan secara parsial
pengalaman kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial
SKPD.
Audit”, Studi Kasus Pada Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa objektifitas, integritas dan kompetensi
berpengaruh siginifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sedangkan variabel
pengalaman kerja dan independensi tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kualitas hasil audit.
Linting (2013) mengenai “Pengaruh Kompetensi, Objektivitas,
Independensi, dan Kinerja Auditor Internal Terhadap Kualitas Audit”, Studi
Kasus Pada BRI Inspektorat Makassar. Temuan penelitian menunjukkan bahwa
kompetensi, independensi, dan kinerja auditor internal berpengaruh positif
terhadap kualitas audit. Objektivitas auditor internal tidak berpengaruh positif
terhadap kualitas audit.
Saputri (2013) mengenai “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”, Studi Kasus Pada
Inspektorat Tingkat Kabupaten/Kota di Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor Independensi, objektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan
integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit. Faktor
independensi, objektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan serta integritas auditor
berpengaruh sebesar 83,5% terhadap kualitas hasil audit di lingkungan
pemerintah daerah.
Berdasarkan penelitian diatas, tabel 2.1 berikut ini menyajikan beberapa
penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu sebagai
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama Tujuan Metode Hasil
1. Sukriah (2009)
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Metode regresi berganda
Pengalaman kerja, Objektivitas dan Kompetensi mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Untuk
Independensi dan Integritas belum berpengaruh secara signifikan.
2. Tarigan (2011)
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Metode regresi berganda Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan pengalaman kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD. 3. Ayuningt-yas (2012) Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit
Metode regresi berganda
Bahwa objektifitas, integritas dan kompetensi berpengaruh siginifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sedangkan variabel pengalaman kerja dan independensi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil audit. 4. Linting
(2013)
Pengaruh kompetensi, objektivitas, independensi, dan kinerja auditor internal terhadap kualitas audit.
Metode regresi bergada-nda
Penelitian menunjukkan Objektivitas auditor internal tidak berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 5. Saputri
(2013)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah
Metode regresi berganda
Menunjukkan bahwa faktor Independensi, objektivitas, pengalaman kerja,
pengetahuan dan integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
2.3 KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan uraian latar belakang dengan teori-teori yang telah dijelaskan pada
penelitian ini, maka sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
2.4 HIPOTESIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi lima variabel independen yaitu
pengalaman kerja (X1), independensi (X2), objektivitas (X3), integritas (X4) dan
kompetensi (X5) yang diperkirakan mempengaruhi baik parsial maupun simultan
terhadap kualitas hasil pemeriksaan (variabel dependen = Y), maka penulis dapat
mengembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:
2.4.1 Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Pengalaman auditor akan terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya
pemeriksaan yang dilakukan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin
lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki auditor maka akan semakin baik
dan meningkat pula kualitas pemeriksaan yang dihasilkan (Alim dkk, 2007).
Hasil penelitian Sukriah, dkk (2009) menunjukkan bahwa pengalaman kerja
berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin banyak pengalaman kerja seorang auditor maka semakin
Pengalaman Kerja (X1)
Objektivitas (X3)
Independensi (X2)
Integritas (X4)
Kompetensi (X5)
meningkat kualitas hasil pemeriksaannya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka
hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Pengalaman kerja APIP berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
2.4.2 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Independen mengartikan bahwa seseorang tidak dapat dipengaruhi. Seorang
auditor dalam melaksanakan tugas pemeriksaan harus didukung dengan sikap
independen, dimana seorang auditor tidak boleh dipengaruhi oleh pihak lain,
dan tidak dikendalikan oleh pihak lain. Dalam hubungannya dengan auditor,
independensi berpengaruh penting sebagai dasar utama agar auditor dipercaya
oleh masyarakat umum. Alim, dkk (2007) menemukan bahwa independensinya
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Auditor harus dapat
mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen. Berbeda
dengan penelitian Sukriah, dkk (2009) yang membuktikan bahwa independensi
tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka hipotesis yang dibangun adalah:
H2: Independensi APIP berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
2.4.3 Pengaruh Objektifitas Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Objektifitas sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subjektif
berkesimpulan bahwa objektifitas auditor tidak dapat dipertahankan. Dengan
adanya kepentingan keuangan, seorang auditor jelas berkepentingan dengan
laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan (Sukriah dkk, 2009). Standar umum
dalam Standar Audit APIP menyatakan bahwa dengan prinsip objektifitas
mensyaratkan agar auditor melaksanakan pemeriksaan dengan jujur dan tidak
mengkompromikan kualitas. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat
objektifitas auditor maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H3: Objektifitas APIP berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
2.4.4 Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan
merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas
mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani,
bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pemeriksaan. Sunarto
(2003) dalam Sukriah (2009) menyatakan bahwa integritas dapat menerima
kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak
dapat menerima kecurangan prinsip. Pengaruh integritas terhadap kualitas audit
dan hasilnya tidak signifikan (Sukriah dkk, 2009). Oleh karena itu penelitian ini
mencoba menguji kembali pengaruh integritas terhadap kualitas hasil
pemeriksaan dengan hipotesis yang dibangun adalah:
H4: Integritas APIP berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
2.4.5 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melaksanakan audit dengan benar. Dalam melaksanakan audit, seorang auditor
harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai, serta
keahlian khusus dibidangnya. Hasil penelitian (Alim dkk ,2007) menyatakan
bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan,
jadi semakin tinggi kompetensi auditor akan semakin baik kualitas hasil
pemeriksaannya. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang dibangun
adalah:
H5: Kompetensi APIP berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah assosiatif kausal, dimana terjadi hubungan sebab akibat
diantara dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel
independen yang digunakan yakni pengalaman kerja, independensi, objektivitas,
integritas, kompetensi dan variabel dependen kualitas hasil pemeriksaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
3.2 JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berkaitan
dengan penelitian ini dan diperoleh secara langsung dari responden. Data primer
yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang akan diantar sendiri
oleh penulis dan data sekunder berupa gambaran umum dan struktur organisasi
dari inspektorat. Kuesioner diberikan kepada seluruh pegawai Inspektorat Kota
Padang yang beralamat di Jalan Prof. M. Yamin Nomor 70 Padang.
3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi pada penelitian Aparat Pengawas Intern Pemerintah pada Inspektorat
Kota Padang ini berjumlah 71 orang. Namun sampel yang digunakan merupakan
pemeriksaan yaitu bagian Struktural (Inspektur Pembantu) dan Fungsional
Khusus (P2UPD dan Auditor) pada Inspektorat Kota Padang berjumlah 34 orang
sebagai responden penelitian. Maka, responden dalam Inspektorat Kota Padang
dengan jumlah 34 responden, merupakan populasi pada sampel penelitian
tersebut.
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Peneliti mengumpulkan data dengan cara memberikan langsung kuesioner kepada
responden. Dalam penelitian ini, kuesioner penulis merujuk pada kuesioner dalam
penelitian Sukriah dkk., (2009), karena beberapa peneliti terdahulu juga merujuk
kepada kuesioner penelitian Sukriah dkk., (2009), dan telah diisi oleh seluruh
pegawai yang bertugas sebagai pengawas dan pemeriksa pada Inspektorat Kota
Padang. Hasil dari pengumpulan data (kuesioner) adalah, berdasarkan jumlah
kuesioner yang dikirim sesuai dengan jumlah populasi yaitu sebanyak 34
responden, total kuesioner yang kembali berjumlah 30 responden.
3.5 DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA PENGUKURAN VARIABEL
Semua instrumen menggunakan skala likert dengan 5 skala nilai yaitu Sangat
Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Netral (N)
dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, serta Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan acuan yang
ditetapkan BPKP kecuali untuk independensi mengadopsi dari Trisnaningsih
a. Variabel Independen:
1. Pengalaman kerja adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit yang
dilihat dari segi lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas
pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Independensi adalah kebebasan posisi auditor baik dalam sikap maupun
penampilan dalam hubungannya dengan pihak lain yang terkait dengan tugas
audit yang dilaksanakannya. Independensi dilihat dari segi penyusunan
program, pelaksanaan pekerjaan, dan pelaporan.
3. Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta
bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.
4. Integritas merupakan sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab auditor
dalam melaksanakan audit.
5. Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melaksanakan audit dengan benar, yang diukur dengan indikator mutu
personal, pengetahuan umum dan keahlian khusus.
b. Variabel Dependen:
1. Kualitas hasil pemeriksaan adalah kualitas yang ditunjukkan dengan laporan
hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan.
Definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian dapat dilihat pada
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator
Pengalaman Kerja (X1)
Pengalaman pengawas/auditor dalam melakukan pemeriksaan.
1. Lamanya bekerja sebagai pengawas/ auditor, 2. Banyaknya tugas pemeriksaan Independensi (X2)
Kebebasan posisi pengawas/ auditor baik dalam sikap maupun penampilan dalam hubungannya dengan pihak lain yang terkait
dengan tugas pemeriksaan yang dilaksanakannya. 1. Penyusunan program 2. Pelaksanaan pekerjaan 3. Pelaporan Objektivitas (X3) Prinsip objektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka.
1. Bebas dari benturan kepentingan
2. Pengungkapan kondisi sesuai fakta
Integritas (X4) Sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab pengawas/ auditor dalam melaksanakan pemeriksaan. 1. Kejujuran 2. Keberanian 3. Bijaksana 4. Tanggung jawab Kompetensi (X5)
Kualifikasi yang dibutuhkan oleh pengawas/auditor untuk melakukakn pemeriksaan dengan benar, yang diukur dengan indikator mutu personal, pengetahuan umum dan keahlian khusus. 1. Mutu personal 2. Pengetahuan umum 3. Keahlian khusus Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y)
Kualitas kerja pengawas/auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
1. Kesesuaian
pemeriksaan dengan standar audit kinerja 2. Kualitas laporan hasil
pemeriksaan Sumber: Sukriah dkk., (2009)
3.6 METODE ANALISIS
Menganalisis data merupakan salah satu proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan
tentang respon yang diberikan, maka akan terbentuk angka yang dapat dioleh
dengan menggunakan metode statistik.
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah dikumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud untuk menarik kesimpulan yang berlaku secara generalisasi. Dalam
statistik deskriptif, hasil jawaban responden akan dideskripsikan menurut
masing-masing variabel penelitian (Sugiyono, 2010).
3.7 UJI KUALITAS DATA 3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauhmana suatu alat ukur diyakini
dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item pertanyaan kuesioner
dalam penelitian (Ghozali, 2006). Pengujian validitas dilakukan dengan
menggunakan program SPSS (Stastical Production and Service Solution) versi
20.0 dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika rhitung> rtabel, maka butir pernyataan valid.
b. Jika rhitung< rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil
pengamatan dengan instrumen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang
berbeda-beda. Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas pengamatan
adalah dengan menggunakan koefisien cronbach alpha. Teknik pengujian
reliabilitas menggunakan koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis atau jika
nilai cronbach alpha lebih besar daripada 0,6 maka item tersebut dinyatakan
reliabel (Ghozali, 2006).
3.8 UJI ASUMSI KLASIK
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi
klasik seperti normalitas data, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Untuk
menguji hal tersebut peneliti juga menggunakan program SPSS 20. Berdasarkan
hasil output tersebut barulah dilakukan analisis terhadap asumsi-asumsi klasik
tersebut.
3.8.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti
atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai
pola seperti bentuk lonceng pada diagram histogram. Uji normalitas data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria
pengujian satu sampel menggunakan pungujian satu sisi yaitu dengan
1. Nilai Signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak
normal.
2. Nilai Signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.
3.8.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji, apakah ditemukan atau tidak
korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi antar variabel
independen maka akan ditemukan adanya masalah multikolinearitas. Suatu
model regresi yang baik harus tidak menimbulkan masalah multikolinearitas.
Untuk itu diperlukan uji multikolinearitas terhadap setiap data variabel bebas
yaitu dengan:
1. Melihat angka collinearity Statistics yang ditunjukkan oleh Nilai Variance
Inflation Factor (VIF). Jika angka VIF lebih besar dari 10, maka variabel
bebas yang ada memiliki masalah multikolinearitas (Ghozali, 2006).
2.
Melihat nilai tolerance pada output penilaian multikolinearitas yang tidak menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataanbahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas (Ghozali, 2006).
3.8.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini
menggunakan metode grafik plot, untuk mendeteksi ada atau tidaknya
diagram residual plot. Residual plot (Studenzized) dibandingkan dengan hasil
prodiksi. Jika titik-titik sebar membentuk pola tertentu dan teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengidentifikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
3.9 ALAT ANALISIS DATA
3.9.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisa ini digunakan untuk mengetahui atau mengukur pengaruh antara
variabel pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi
terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Disamping itu, metode analisis ini
digunakan untuk melihat hubungan antar variabel tersebut. Dikarenakan variabel
independen lebih dari satu dengan lima variabel dan variabel dependen dengan
satu variabel, maka untuk mencari pengaruh tersebut digunakan formulasi
berikut ini (Tarigan, 2013):
Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ e
Dimana:
Y = Kualitas Hasil Pemeriksaan
a = Konstanta
b1,b2,b3,b4,b5, = Koefisien arah regresi
e = Tingkat kesalahan (error)
X1 = Pengalaman Kerja
X3 = Objektivitas
X4 = Integritas
X5 = Kompetensi
Dalam menganalisis data, digunakan program SPSS release 20.0.
3.9.2 Uji Adjusted R2
Pengujian adjusted R2dapat digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi
dari keseluruhan variabel bebas dan pengaruhnya terhadap variabel terikat.
Adjusted R2berkisar antara nol sampai dengan 1 (0≤adjusted R2 ≤ 1). Hal ini
berarti bila adjusted R2 semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin
kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila
adjusted R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin
kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel bebas yang tidak masuk dalam
model (Ghozali, 2006).
3.10 UJI HIPOTESIS 3.10.1 Uji F
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pegaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Pengujian dengan uji f variansnya adalah dengan
membandingkan Fhitungdengan Ftabeldan signifikan probabilitas pada α = 0,05
a. Fhitung> Ftabelmaka H0ditolak dan Ha diterima.
Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi variabel
bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel
terikat.
b. Fhitung< Ftabelmaka H0diterima dan Ha ditolak.
Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi
variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap
variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan:
a. Jika signifikan probabilitas < 0,05, maka H0ditolak dan Ha diterima.
b. Jika signifikan probabilitas > 0,05, maka H0diterima dan Ha ditolak.
3.10.2 Uji t
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini
menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen. Pengujian dengan uji t variansnya adalah dengan
membandingkan thitungdengan ttabel dan signifikan probabilitas pada α = 0,05
apabila hasil perhitungannya menunjukkan:
Pengujian dengan Uji t adalah dengan membandingkan thitungdengan ttabelpada
α = 0,05 apabila hasil perhitungannya menunjukkan: a. thitung> ttabelmaka H0ditolak dan Ha diterima.
Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel tidak bebas dan
b. thitung< ttabelmaka H0diterima dan Ha ditolak.
Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel tidak bebas
dan terdapat pengaruh di antara kedua variabel yang diuji.
Kriteria pengambilan keputusan:
a. Jika signifikan probabilitas < 0,05, maka H0ditolak dan Ha diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 GAMBARAN UMUM INSPEKTORAT KOTA PADANG
4.1.1 Tentang Inspektorat Kota Padang
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 1991 tanggal
30 Nopember 1991 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pengawasan yang menjelaskan bahwa pelaksanaan pengawasan Inspektorat
Wilayah Propinsi dan Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kotamadya secara
operasional bertanggung jawab kepada Walikota dan secara administrasi kepada
Gubernur. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sesuai amanat
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah serta Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2000 tanggal 17 Nopember 2000
tentang Pedoman Susunan Organisasi Perangkat Daerah dibentuklah Lembaga
Teknis Daerah. Mempedomani ketentuan di atas, dibentuklah Badan
Pengawasan Daerah Kota Padang dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun
2004 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Keputusan
Walikota Padang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Uraian Tugas dan Fungsi
Badan Pengawasan Daerah Kota Padang.
Selanjutnya, Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) yang sesuai bidang
tugasnya berfungsi dalam penyelenggaraan pengawasan pemerintahan daerah
mengalami perubahan nomenklatur menjadi Inspektorat sesuai amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah pasal 1
Daerah yang selanjutnya disebut Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten,
dan Inspektorat Kota.
4.1.2 Dasar Hukum Pembentukan Inspektorat Kota Padang
Mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 di atas, Inspektorat
Kota Padang dibentuk dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 15 Tahun
2012 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kota Padang.
Pada pasal 3 peraturan daerah ini dinyatakan bahwa Inspektorat merupakan
unsur pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah yang dipimpin oleh
seorang Inspektur yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Walikota dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris
Daerah.
4.1.3 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran 1. Visi
Inspektorat Kota Padang memiliki visi yaitu: ”Terwujudnya pengawasan
yang profesional, bersih dan terpercaya”. Maksudnya adalah pengawasan yang mengutamakan keahlian, berdasarkan kode etik dan standar audit,
mampu menjalankan tugas dan fungsi dengan penuh tanggungjawab yang
dilaksanakan dengan efektif, efisien, dan bebas dari korupsi kolusi dan
2. Misi
Untuk mewujudkan visi di atas dilaksanakan beberapa misi berikut :
a. Mewujudkan aparatur daerah yang bersih, berwibawa, bermoral dan
profesional yang mengabdi pada kepentingan nasional, daerah dan
masyarakat.
b. Mewujudkan peningkatan sistem pengawasan internal yang efektif.
c. Menciptakan pemerintahan yang bersih melalui pengawasan yang
profesional dalam rangka mewujudkan peningkatan sistem pengawasan
internal yang baik dan tepat.
3. Tujuan
Tujuan Inspektorat adalah dapat memberikan pelayanan prima dan
profesional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi secara proporsional agar
tercapai kinerja optimal.
4. Sasaran
Sasaran Strategis Inspektorat adalah peningkatan kinerja Unit Kerja dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) melalui
pemerintahan yang bersih (clean government) untuk mewujudkan Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK) di Kota Padang.
4.1.4 Struktur Organisasi
Berdasarkan bentuk struktur organisasi lokasi penelitian pada prinsipnya
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan di Lingkungan Pemerintah Kota Padang.
Tugas pengawasan ini dilaksanakan baik oleh auditor maupun pejabat struktural
yang ditempatkan pada masing-masing Inspektur Pembantu sedangkan tugas
penunjang lainnya dilaksanakan oleh staf yang ada pada sekretariat.
Sesuai Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Daerah Kota Padang
dan Lembaga Teknis Daerah dan Peraturan Walikota Padang Nomor 45 tahun
2009 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat dapat
digambarkan struktur organisasi Inspektorat Kota Padang berikut:
Gambar 4.1 Bagan Struktur Inspektorat Kota Padang