• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

6

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Untuk membentuk suatu jaringan komputer dibutuhkan topologi, terdapat berbagai bentuk topologi, seperti topologi bus, topologi star, topologi ring, topologi mesh, dan topologi tree. tiap topologi memiliki alur data dan aturan sehingga antara topologi satu dan topologi lainnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jaringan komputer dan topologinya terus mengalami perkembangan seiring dengan kebutuhan jaringan sekarang ini.

2.1.1 Tipe Jaringan

Tipe jaringan ditentukan oleh ukuran, arsitektur, kepemilikan, dan jangkauannya (Bagad dan Dhotre, 2009:4). Berdasarkan ukuran fisiknya, jaringan terbagi menjadi 3 tipe,yaitu LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitan Area Network), dan WAN (Wide Area Network). Tipe jaringan yang digunakan dalam penelitian ini adalah LAN.

Local Area Network (LAN)

Local Area Network adalah suatu jaringan milik pribadi yang terdapat di dalam sebuah gedung atau kampus dengan ukuran hingga beberapa kilometer (10m – 1 km) (Tanenbaum, 2003:16). Jaringan ini menghubungkan beberapa host, workstation, peripheral, terminal dan peralatan lain di dalam suatu area

(2)

untuk berbagi sumber daya, seperti bandwidth atau printer dan bertukar informasi.

Gambar 2.1 Local Area Network (LAN)

(sumber : http://www.phy.ornl.gov/csep/gif_figures/nwf1.gif, akses tanggal : 08 Maret 2013)

Ada 3 hal yang membedakan LAN dari jenis jaringan lainnya, yaitu:

a. Topologi

Ethernet

Topologi yang digunakan adalah topologi bus untuk mengontrol aliran informasi dan topologi star untuk konfigurasi kabel.

Token Ring

Topologi ring digunakan untuk mengontrol aliran informasi secara logical dan topologi star digunakan untuk mengontrol aliran informasi secara physical.

(3)

Fiber Distributed Data Interface

Fiber Distributed Data Interface menggunakan topologi ring secara logical untuk mengontrol aliran informasi dan topologi star secara fisik.

b. Ukuran

LAN adalah sebuah jaringan yang dibatasi oleh ukuran, maksudnya adalah waktu transmisi terburuk telah diketahui dan diukur. Dengan mengetahui batasan ini konfigurasi dan desain LAN dapat diukur dan dihitung.

c. Teknologi Transmisi

Sistem transmisi data dalam LAN dapat menyerupai sebuah jaringan telepon di pedesaan, semua kabel terhubung ke semua mesin yang ada di dalam jaringan. LAN tradisional berkecepatan antara 10 Mbps 100 Mbps dan mempunyai delay yang kecil.

2.1.2 Topologi Jaringan

Topologi jaringan didefinisikan sebagai cara stasiun - stasiun yang ada pada suatu jaringan dihubungkan secara fisik (Bagad dan Dhotre, 2009:10). Topologi jaringan menentukan cara bagaimana pengaturan setiap node secara geometris dan terhubung satu sama lain. Pada umumnya topologi jaringan yang digunakan ada 4, yaitu topologi bus, topologi ring, topologi star, dan topologi mesh. Pada penelitian ini digunakan topologi star.

(4)

Topologi Star

Topologi Star adalah topologi yang berisi beberapa device di dalam suatu jaringan yang terhubung secara point-to-point ke sebuah central hub (Bagad dan Dhotre, 2009:11). Device tidak terhubung secara langsung antara satu dengan yang lainnya. Jika sebuah device atau node ingin mengirimkan data ke node lain, data itu akan dikirim ke central hub terlebih dahulu lalu kemudian oleh central hub dikirm menuju node tujuan dari data tersebut.

Gambar 2.2 Topologi Star

(sumber : http://ict-smk.net/tkj/, akses tanggal : 02 Oktober 2012) Keuntungan dari Topologi Star :

Mudah untuk di-install dan dikonfigurasi

Jika pada suatu link atau suatu node mengalami fault, tidak akan mempengaruhi seluruh jaringan.

(5)

Mudah untuk dimodifikasi dan menambah node atau link baru tanpa mengganggu seluruh jaringan.

Merupakan salah satu topologi yang kuat.

Dengan adanya kabel tersendiri untuk setiap komputer ke server, maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi dalam kabel akan semakin lebar sehingga akan meningkatkan kinerja jaringan secara keseluruhan.

Memudahkan administrator dalam mengelola jaringan. Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk.

Kerugian dari Topologi Star :

Setiap device akan membutuhkan segmen kabel sendiri sehingga menambah biaya.

Jika central hub bermasalah, maka seluruh jaringan akan bermasalah.

Perlu dilakukan persiapan hub atau switch cadangan untuk mengantisipasi apabila terjadi kerusakan, sehingga jaringan tetap bisa digunakan.

2.1.3 Perangkat Keras Jaringan

Jenis teknologi transmisi yang digunakan secara luas ada dua (Tanenbaum, 2003:14), yaitu :

(6)

a. Broadcast Links

Sistem broadcast secara umum mengirimkan sebuah packet ke semua node tujuan dengan menggunakan suatu kode khusus pada address field. Packet yang ditransmisikan diterima dan diproses oleh setiap mesin yang ada di dalam jaringan.

b. Point-to-Point Links

Jaringan point-to-point terdiri dari banyak koneksi antar mesin di dalam suatu jaringan. Selama proses transmisi dari sumber ke tujuan sebuah packet dapat saja memiliki rute yang berbeda pada kunjungan di setiap nodenya.

Secara umum jaringan lokal lebih banyak menggunakan sistem broadcasting, sementara jaringan yang lebih besar menggunakan point-to-point.

2.1.4 Network Model

2.1.4.1 OSI Reference Model

Akhir tahun 1970 International Standarts Organization (ISO) mengembangkan sebuah framework dasar untuk komunikasi antar komputer dan menciptakan OSI Model pada tahun 1984 (Fitzgerald dan Dennis, 2007:17). Pengembangan model OSI (Open Systems Interconnection) didasari atas usulan dari ISO sebagai langkah pertama menuju international standarization protocol

(7)

yang digunakan dalam berbagai lapisan dan telah direvisi pada tahun 1995 (Tanenbaum, 2003:37).

Model OSI terdiri dari tujuh layer sehingga lebih banyak disebut OSI 7 Layer. Model OSI bukanlah sebuah arsitektur jaringan karena tidak menentukan layanan yang tepat dan protokol yang akan digunakan pada setiap layernya. Model OSI hanya sebagai panduan untuk memberitahu apa saja yang harus dilakukan di setiap layer.

Pada setiap layer OSI menangani fungsi yang ada di dalamnya dan bergantung pada layer dibawahnya untuk menangani fungsi lain yang dianggap lebih primitif, dan juga menyediakan layanan fungsi untuk layer di atasnya. Prinsip-prinsip yang dikerjakan oleh kesemua layer OSI (Tanenbaum, 2003:38-39) dapat dirangkum sebagai berikut :

1. Layer yang baru harus dibuat untuk setiap abstraksi yang berbeda dibutuhkan.

2. Setiap layer harus melakukan fungsi yang telah terdefinisikan dengan baik.

3. Fungsi pada setiap layer harus dipilih dengan tujuan mendefinisikan internationally standarized protocols.

(8)

4. Batasan setiap layer harus dipilih untuk meminimalisir alur informasi antara interface – interface yang ada.

5. Jumlah layer yang ada harus cukup besar sehingga fungsi – fungsi yang berlainan tidak harus ditempatkan dalam layer yang sama dan harus cukup kecil sehingga arsitektur tidak menjadi susah untuk digunakan.

Gambar 2.3 OSI Layer

(sumber : http://web.gxmu.edu.cn/net/b/3_9.html, akses tanggal : 8 Maret 2013)

Layer OSI terdiri dari 7 layer yaitu Physical Layer, Data Link, Network, Transport, Session, Presentation, dan Application. Dalam penelitian ini ada dua layer yang digunakan, yaitu Layer 2 (Data Link Layer) dan Layer 3 (Network Layer).

(9)

1. Physical Layer (OSI Layer 1)

mendefinisikan aturan dengan data yang dikirim, seperti tegangan listrik, jumlah bit yang dikirim per detik, dan struktur fisik dari kabel dan konektor yang digunakan (Cicarelli, 2013:52).Ini adalah lapisan dimana, paling jelas dan standar operasional yang ditetapkan. NIC beroperasi pada tingkat ini dan mengkonversi data ke transmisi signals. Sinyal yang dihasilkan tergantung pada media koneksi jaringan. Transmisi ini bisa analog atau digital, meskipun kedua jenis mengirimkan data biner. Mendefinisikan Lapisan Fisik baik transmisi dan tingkat di mana transmisi ini dikirim.

2. Data Link Layer (OSI Layer 2)

Layer ini bertanggung jawab untuk pengiriman hop-to-hop dimana hop dapat berupa komputer atau sebuah device penghubung antara jaringan (Forouzan, 2003:19). Layer ini memiliki tugas untuk mengaktifkan, menjaga, dan memutuskan link antara node serta memastikan link tersebut reliable (data dapat terkirim). Data Link Layer juga melakukan physical addressing, pengiriman frame yang teratur (framing), dan flow control. Data Link Layer juga memiliki fasilitas error detection dan error control bagi layer di atasnya. Beberapa protokol yang bekerja di layer ini adalah Frame Relay, HDLC, PPP, dan ATM. Perangkat jaringan yang digunakan pada layer ini antara lain adalah switch dan bridge. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut :

(10)

Framing

Kombinasi rangkaian dari bit – bit data menjadi suatu unit yang dapat di-manage disebut frame. Saat layer 1 (Physical Layer) tidak memiliki data untuk dikirim, layer tersebut akan mengirim bit idle ke link yang ada. Pengiriman bit idle dimaksudkan untuk menjaga link tetap hidup dan untuk menginformasikan ke physical layer yang ada di node lain bahwa tidak ada paket yang dikirim tetapi link fisik tetap aktif dan berfungsi. Pada saat Data Link Layer memiliki paket untuk dikirim, layer tersebut akan memberikan tanda pada awal paket sebagai header dengan rangkaian bit tertentu. Rangkaian bit ini akan memberikan informasi kepada node tujuan bahwa link tidak berada pada kondisi idle dan terdapat paket yang datang. Data link layer menambahkan rangkaian ini dan membingkai paket yang diterima dari layer physical, maka paket pada data link layer disebut frame.

Addressing

Banyak device yang terhubung dalam suatu jaringan, untuk memastikan komunikasi antar node yang satu dengan node yang lain setiap frame harus memiliki alamat sumber untuk mengidentifikasikan node pengirim dan alamat tujuan untuk

(11)

mengidentifikasi node penerima. Address tersebut biasa disebut MAC Address.

Medium Access Control

Dalam alur lalu lintas data pada satu jaringan yang berbagi medium fisik, dapat terjadi lebih dari satu node mencoba mengirim data pada saat yang bersamaan. Untuk menghindari terjadinya masalah, dibuat suatu mekanisme untuk mengaturnya, disebut dengan Medium Access Control.

Flow Control

Data link layer dapat mengontrol kecepatan pengiriman frame pada link. Mekanisme yang digunakan adalah untuk memastikan node tujuan tidak kebanjiran frame dan memastikan frame diterima oleh node tujuan. Flow control pada data link layer bersifat hop-to-hop, bukan end-to-end, setiap node memastikan node selanjutnya tidak kebanjiran frame.

Error control

Layer ini menambah kehandalan pada physical layer dengan melakukan mekanisme untuk mendeteksi kerusakan frame dan mengirim ulang frame yang rusak atau hilang.

(12)

3. Network Layer (OSI Layer 3)

Network layer bertanggung jawab untuk pengiriman end-to-end sebuah paket (Forouzan, 2003:21). Data link layer mengawasi pengiriman paket antar node pada jaringan yang sama, sementara network layer memastikan bahwa setiap paket terkirim dari node pengirim dan diterima pada node tujuan yang sesuai. Network layer memberikan layanan bagi layer diatasnya dalam hal transmisi data dan teknologi switching yang digunakan untuk menghubungkan host. Tanggung jawab network layer antara lain :

Membuat logical connection end-to-end

Network layer harus membuat koneksi logical dari beberapa koneksi jaringan fisik. Kedua sistem akan melihat koneksi logical tanpa harus mengkhawatirkan tentang link dan perangkat penghubungnya.

Menyembunyikan detail dari layer dibawahnya

Network layer menyembunyikan detail yang didapat dari physical dan data link layer dari layer – layer diatas network layer. Jika koneksi fisik pada physical layer diganti dan protokol pada data link layer diganti, maka transport layer tidak akan mengetahui.

(13)

Routing

Sebuah jaringan yang mandiri atau link yang saling terhubung dapat menciptakan jaringan yang besar, sehingga perangkat yang terhubung (router atau gateway) akan mencari rute untuk paket data agar sampai ke tujuan. Network layer menyediakan mekanisme routing untuk mencari jalur optimal dari berbagai jalur yang tersedia.

4. Transport Layer (OSI Layer 4)

berhubungan dengan masalah end-to-end , seperti prosedur untuk memasuki dan berangkat dari jaringan. Ini menetapkan, memelihara, dan mengakhiri koneksi logis untuk transfer data antara pengirim asli dan tujuan akhir (Cicarelli 2013:46). Hal ini bertanggung jawab untuk mendapatkan alamat dari komputer tujuan (jika diperlukan), melanggar transmisi data yang besar menjadi paket-paket yang lebih kecil (jika diperlukan), memastikan bahwa semua paket telah diterima, menghilangkan paket duplikat, dan melakukan kontrol aliran untuk memastikan bahwa tidak ada komputer kewalahan oleh jumlah pesan yang diterima. Flow control menjaga sumber dari pengiriman paket data lebih cepat daripada tujuan dapat menangani.

(14)

5. Session Layer (OSI Layer 5)

Layer ini mengatur sesi (session) yang meliputi establishing (memulai sesi), maintaining (mempertahankan sesi), dan terminanting (mengakhiri sesi) antar entitas yang dimiliki oleh presentation layer.

6. Presentation Layer (OSI Layer 6)

Layer ini mengatur konversi dan translasi berbagai format data, seperti kompresi data dan enkripsi data.

7. Aplication Layer (OSI Layer 7)

Layer ini menyediakan layanan bagi berbagai aplikasi network. Ketujuh layer ini dilihat secara fungsional dapat di kelompokan menjadi dua bagian saja, yaitu :

1. Upper Layers

Upper layers berisi layer 5 sampai layer 7. Upper layers sering disebut juga aplicatation layers. Segala sesuatu yang berkaitan dengan user interface, data formating, dan communication sessions ditangani oleh layer ini.

2. Lower Layers

Lower layers berisi layer 1 sampai layer 4. Lower layers sering disebut juga data flow layers. Bagaimana data mengalir pada network ditangani oleh layer ini.

(15)

2.1.4.2 TCP/IP Reference Model

TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) adalah hasil eksperimen dan pengembangan ARPANET. ARPANET adalah sebuah research network yang disponsori oleh DoD (United States Department of Defense) yang menghubungkan sejumlah besar universitas dan instansi pemerintahan menggunakan kabel telepon. Seiring dengan pengembangan teknologi, adanya satelit dan radio networks mempengaruhi cara komunikasi ARPANET. Protokol yang ada sebelumnya memiliki kesulitan untuk berkomunikasi melalui satelit dan radio networks, sehingga sebuah reference architecture baru dibutuhkan. Arsitektur ini kemudian disebut TCP/IP Reference Model, yang namanya berasal dari dua protokol utamanya (TCP dan IP) (Tanenbaum, 2003:41).

Arsitektur TCP/IP sama dengan arsitektur OSI, keduanya menggunakan prinsip layering, dimana fungsi – fungsi komunikasi dibagi atas beberapa layer. Pada tiap layer terdapat fungsi yang berguna untuk memberikan layanan untuk layer diatasnya dan mengandalkan layer dibawahnya untuk melakukan fungsi – fungsi yang lebih primitif

(16)

Gambar 2.4 OSI dan TCP/IP Model (sumber : Tanenbaum, 2003:43)

TCP/IP Model memiliki layer yang lebih sedikit dari OSI Model, layer TCP/IP diantaranya adalah Host-to-Network layer, Internet layer, Transport layer, dan Application layer. Dalam penelitian ini digunakan 2 layer, yaitu :

1. Transport Layer

Layer ini bertanggung jawab atas masalah reliabilitas, error correction, dan flow control, membuat logical connection antara source dan destination. Protokol yang mengatur layer ini adalah Transfer Control Protocol (TCP). TCP membagi informasi dari layer aplikasi menjadi segmen. Selain TCP, protocol yg bekerja pada layer adalah User Datagram protocol (UDP).

(17)

2. Internet Layer

Layer ini bertugas untuk membagi segmen TCP menjadi paket dan mengirimnya ke network tujuan. Paket mencapai network tujuan secara bebas, tidak terkait oleh jalur yang diambil. Proses pemilihan jalur terbaik dan packet switching terjadi pada layer ini. Protokol yang mengatur layer ini adalah Internet Protocol (IP). Layer ini memiliki kesamaan dengan OSI network layer.

2.1.5 Protokol

2.1.5.1 Transmission Control Protocol (TCP)

TCP dan UDP menggunakan network layer yang sama (IP), namun keduanya menyediakan layanan yang berbeda. Layanan yang disediakan TCP adalah connection-oriented, reliable, dan byte stream service, serta tidak mendukung multicasting dan broadcasting (Bagad dan Dhotre, 2009:56). Satuan unit informasi yang dikirim oleh TCP ke IP disebut segmen. Saat sebuah segmen dikirim oleh TCP, timer akan berjalan untuk menunggu jawaban dari node tujuan. reply tidak diterima dalam waktu yang telah ditentukan, maka segmen akan dikirim ulang, Saat TCP menerima data dari koneksi node lain, TCP akan mengirim pesan jawaban sebagai tanda bahwa data sudah diterima.

TCP didefinisikan secara formal dalam RFC793, namun seiring perkembangannya beberapa kesalahan dan inkonsistensi ditemukan, dan kebutuhan protokol berubah di beberapa area. Klarifikasi dan perbaikan beberapa

(18)

bug didefinisikan di dalam RFC 1122. Ekstensi selanjutnya diberikan di RFC 1323 (Tanenbaum, 2003:532-536).

Dalam layanan TCP, pengirim dan penerima membuat sebuah end points yang disebut socket. Setiap socket memiliki nomor socket (address) yang berisi IP address dari host dan nomor lokal 16-bit yang merujuk pada host tersebut, yang disebut port. Untuk menjalankan layanan TCP sebuah koneksi harus dibuat secara eksplisit antara socket di node pengirim dan socket di node penerima.

Proses pembentukan koneksi pada TCP :

Gambar 2.5 Berkeley Sockets untuk TCP (sumber : Tanenbaum, 2003:487)

Semua koneksi TCP menggunakan Full Duplex dan Point-to-Point. Full duplex artinya bahwa lalu lintas data pada dua arah secara bersamaan. Point-point artinya bahwa setiap koneksi mempunyai dua titik akhir, yaitu node pengirim dan node tujuan. Protokol ini memeriksa apakah paket data yang dikirim sampai ke tujuan tanpa failure.

(19)

2.1.5.2 User Datagram Protocol

UDP menyediakan layanan protokol yang connectionless, dan menyediakan cara aplikasi untuk mengirimkan IP datagram yang terenkapsulasi dan mengirimkannya tanpa harus membuat koneksi terlebih dulu. UDP dideskripsikan di dalam RFC 768 (Tanenbaum, 2003:525). UDP mentransmisikan segmen yang berisi header 8-bit. UDP merupakan protokol yang bersifat connectionless, tidak menyediakan reliability, dan tidak menyediakan error recovery. UDP memanfaatkan konsep port untuk langsung mentransmisikan datagram ke aplikasi di layer atasnya.

Tabel 2.1 Perbandingan TCP dan UDP

Sumber : (docstoc.com)

TCP UDP

Connection Oriented Connectionless

Reliable Unreliable

Segment sequencing No sequencing

Acknowledge segments No acknowledgements

2.1.6 Network Device

Network device adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan end-user device ke jaringan, memperluas jangkauan jaringan, melakukan konversi format data, mengatur transfer data, dan banyak fungsi jaringan lainnya.

(20)

Contoh network device adalah :

2.1.6.1 Modem

Modem (modulator-demodulator) digunakan untuk mengubah informasi digital menjadi sinyal analog. Modem mengubah tegangan bernilai biner menjadi sinyal analog dengan melakukan encoding data digital ke dalam frekuensi carrier.

Modem yang umum digunakan dihubungkan ke jalur telepon. Oleh karena itu modem ini mampu memodulasi data digital ke dalam sinyal berspektrum suara, yang disebut dengan proses modulasi.

Modem juga dapat mengubah kembali sinyal analog yang termodulasi menjadi data digital, sehingga informasi yang terdapat di dalamnya di mengerti oleh komputer. Proses ini disebut demodulasi.

Gambar 2.6 Modem

(Sumber : http://www.warcom.com.au/products/23335_tp-link_td-w8950nd_150m_wireless_lite-n_adsl2_modem_router)

(21)

2.1.6.2 Switch

Switch adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan (penghubung segmentasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC). Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan multi-port bridge.

Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN, sama seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode full-duplex dan mampu mengalihkan jalur dan memfilter informasi ke dan dari tujuan yang spesifik. Pada operasi full-duplex, kedua node mungkin mentransmisi secara serentak. Pada sistem ini aliran dapat terjadi kedua arah pada saat yang bersamaan. Sistem ini dapat terjadi hanya menggunakan sebuah saluran komunikasi data atau dengan menggunakan dua saluran komunikasi data.

Gambar 2.7 Switch

(22)

2.1.6.3 Router

Router adalah sebuah network device yang menggabungkan beberapa jaringan. Secara teknis, router adalah perangkat gateway di layer 3, artinya menghubungkan dua atau lebih jaringan dan router beroperasi pada network layer dari OSI model.

Jaringan komputer rumahan biasanya menggunakan router nirkabel atau kabel. Sebuah router IP seperti modem DSL atau kabel broadband router menggabungkan jaringan lokal (LAN) ke jaringan wide-area (WAN) dari Internet.

Router bekerja dengan cara yang mirip dengan switch dan bridge. Perbedaannya, router merupakan penyaring atau filter lalu lintas data. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan protocol tertentu. Router pada dasarnya merupakan piranti pembagi jaringan secara logikal bukan fisikal.

Dengan mempertahankan informasi konfigurasi dalam sebuah penyimpanan yang disebut tabel routing, router kabel maupun nirkabel juga memiliki kemampuan untuk menyaring lalu lintas, baik masuk atau keluar, didasarkan pada alamat IP dari pengirim dan penerima. Beberapa router memungkinkan administrator jaringan untuk memperbarui tabel routing dari interface sebuah web browser.

(23)

2.1.6.4 Server

Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem operasi khusus, yang disebut sebagai sistem operasi jaringan atau network operating system. Server juga menjalankan perangkat lunak administratif yang mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat di dalamnya, seperti halnya berkas atau alat pencetak (printer), dan memberikan akses kepada workstation anggota jaringan.

Gambar 2.8 Server

(24)

2.2 Teori Khusus

Cisco Packet Tracer

Cisco Packet Tracer adalah sebuah aplikasi buatan Cisco Systems, Inc. yang dapat digunakan sebagai simulator untuk router dan switch. Selain sebagai simulator untuk keperluan riset dan pendidikan, Packet Tracer juga dapat digunakan untuk mensimulasikan jaringan komputer. Aplikasi ini didistribusikan secara gratis untuk fakultas, siswa, dan alumni yang sedang atau telah berpartisipasi dalam Cisco Networking Academy (Vachon dan Graziani. 2008:21).

Tujuan dari Packet Tracer adalah untuk memberikan aplikasi yang dapat digunakan untuk siswa maupun pengajar untuk mempelajari prinsip prinsip jaringan dan mengembangkan keahlian khususnya dalam menggunakan alat alat buatan Cisco. Packet Tracer lazim digunakan oleh siswa Cisco Networking Academy yang mengejar sertifikasi CCNA. Karena beberapa batasan fungsional, Packet Tracer hanya digunakan sebagai alat bantu pembelajaran, bukan sebagai pengganti router dan switch.

Versi saat ini dari Packet Tracer mendukung sebuah array dari simulasi protokol lapisan Aplikasi , serta dasar routing dengan RIP, OSPF, dan EIGRP, sejauh yang diperlukan oleh kurikulum CCNA saat ini. Sementara Packet Tracer bertujuan untuk memberikan simulasi realistis dari jaringan fungsional, aplikasi ini hanya menggunakan sejumlah kecil dari fitur yang ditemukan dalam perangkat keras yang sebenarnya menjalankan Cisco IOS saat ini. Dengan demikian, Pengusut Paket yang cocok untuk jaringan produksi model. Dengan diperkenalkannya versi 5.3,

(25)

beberapa fitur baru yang ditambahkan, termasuk BGP. BGP bukan bagian dari kurikulum CCNA. Ini adalah bagian dari kurikulum CCNP.

Gambar

Gambar 2.1 Local Area Network (LAN)
Gambar 2.2 Topologi Star
Gambar 2.4 OSI dan TCP/IP Model  (sumber : Tanenbaum, 2003:43)
Gambar 2.5 Berkeley Sockets untuk TCP  (sumber : Tanenbaum, 2003:487)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan transportasi seperti kemacetan, keterlambatan akan terjadi sebagai akibat pergerakan atau perjalanan yang dilakukan sehingga terjadilah pemusatan asal

Lichenes jenis ini memiliki bagian-bagian yang menarik karena adanya lapisan fungi atau lapisan luar korteks yang tersusun atas sel-sel jamur mengandung ganggang serta terdapat

Makna kata intelegensi pada paragraf tersebut adalah …. Kalimat utama paragraf tersebut terd apat pada kalimat nomor …. Simpulan pendapat penulis yang sesuai dengan teks

Bahwa Rekomendasi Panwaslu Kabupaten Jayapura bersifat segera sehingga Termohon menindak lanjutinya dengan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Jayapura

Barnett dkk., (1994) dalam Zulhawati, dkk., (2013) menyatakan bahwa Individu dengan idealisme yang tinggi percaya bahwa tindakan yang etis seharusnya mempunyai

Karya ilmiah yang ditulis oleh Susanto dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas, solvabiitas dan ukuran perusahaan terhadap harga pasar

Manfaat teoritis dari penelitian berjudul "Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Guru dalam Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Motivasi Belajar

[r]