1 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.23/05/34/Th.XIV, 7 Mei 2012
No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 23/05/34/Th.XIV, 7 Mei 2012
KEADAAN KETENAGAKERJAAN
DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012
TINGKAT
PENGANGGURAN
TERBUKA
SEBESAR 4,09 PERSEN
1. PENDAHULUAN
Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) dilakukan untuk mendapatkan informasi dasar bagi keperluan monitoring dan evaluasi pembangunan nasional maupun daerah dalam hal penciptaan kesempatan kerja. Sakernas menghasilkan indikator secara makro situasi ketenagakerjaan. Sakernas terakhir diselenggarakan pada Februari 2012 yang lalu, dirancang untuk menghasilkan indikator pokok yang bisa menggambarkan situasi wilayah sampai level provinsi di seluruh Indonesia.
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
Hasil Sakernas menunjukkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi D.I. Yogyakarta pada Februari 2012 sekitar 70,47 persen. Mengalami peningkatan bila dibandingkan keadaan Agustus 2011 (68,77%) atau menurun bila dibandingkan keadaan Februari 2011 (72,11%). Pada Februari 2012, Sektor Perdagangan, rumah makan, jasa akomodasi, Sektor Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, perikanan, dan Sektor Jasa kemasyarakatan, sosial, perorangan menyerap pekerja paling banyak di Provinsi D.I. Yogyakarta yaitu masing-masing sekitar 27,0, 24,2, dan 20,3 persen. Selama satu tahun terakhir persentase penduduk yang bekerja di Sektor Industri, Sektor Perdagangan, rumah makan, jasa akomodasi, dan Sektor Konstruksi pada Februari 2012 meningkat tajam dibandingkan keadaan Februari 2011.
Sekitar 57,4 persen penduduk yang bekerja pada Februari 2012 berada pada kegiatan informal. Persentase pekerja informal mengalami sedikit peningkatan bila dibandingkan pada Februari 2011 yang sebesar 56,4 persen.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi D.I. Yogyakarta dari tahun 2009 ke 2012 berada dalam kisaran 4-5 persen, meskipun ada kecenderungan mengalami penurunan. Pada Februari 2012 TPT sekitar 4,09 persen, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan keadaan Februari 2011 (5,47%), tetapi sedikit meningkat dari keadaan Agustus 2011 (3,97%). Angka ini relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan TPT nasional yang berkisar 6-7 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.22/05/34/Th.XIV, 7 Mei 2012
2. KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) yang merupakan perbandingan antara penduduk tergolong angkatan kerja dengan penduduk usia kerja dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil Sakernas menunjukkan bahwa TPAK di Provinsi DIY pada Februari 2012 sekitar 70,47 persen, meningkat bila dibandingkan keadaan Agustus 2011 (68,77%) atau menurun bila dibandingkan keadaan Februari 2011 (72,11%). Pola perkembangan TPAK pada periode 2009-2012 juga menunjukkan pola yang menarik. TPAK tidak banyak berubah tetapi terdapat kecenderungan pada bulan Agustus TPAK lebih rendah bila dibandingkan kondisi bulan Februari. Demikian pula bila kita perhatikan TPAK menurut jenis kelamin, tampak bahwa TPAK laki-laki selalu lebih tinggi daripada TPAK perempuan.
Gambar 1. Perkembangan TPAK di Provinsi D.I. Yogyakarta Hasil Sakernas, 2009-2012
Sektor Perdagangan, rumah makan, jasa akomodasi, Sektor Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, perikanan, dan Sektor Jasa kemasyarakatan, sosial, perorangan menyerap pekerja paling banyak di Provinsi DIY yaitu masing-masing sekitar 27,0, 24,2, dan 20,3 persen pada Februari 2012. Sektor lain yang peranannya cukup berarti adalah Industri (15,7%) dan Konstruksi (5,9%).
Bila ditinjau dari lapangan pekerjaan utama tersebut, selama satu tahun terakhir persentase penduduk yang bekerja di Sektor Industri, Sektor Perdagangan, rumah makan, jasa akomodasi, dan Sektor Konstruksi pada Februari 2012 meningkat tajam dibandingkan keadaan Februari 2011 (Tabel 1). Sektor lain yang persentase penyerapan tenaga kerja meningkat pada periode Februari 2011-Februari 2012 yaitu Sektor Lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan.
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
Feb 09 Ags 09 Feb 10 Ags 10 Feb 11 Ags 11 Feb 12
3 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.23/05/34/Th.XIV, 7 Mei 2012
Tabel 1. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2009 - Februari 2012
Lapangan Pekerjaan Utama 2009 2010 2011 2012 Febru-ari Agus-tus Febru-ari Agus-tus Febru-ari Agus-tus Febru-ari (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 35,7 30,1 32,2 30,4 24,3 24,0 24,2 Pertambangan,
Penggalian, dan Listrik, Gas, Air
1,3 1,1 1,0 0,9 1,3 0,9 0,2
Industri 12,9 12,5 15,1 13,9 14,2 14,8 15,7
Konstruksi 4,7 7,7 4,7 6,2 5,6 7,4 5,9
Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 22,3 24,0 22,9 24,7 26,0 26,7 27,0 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 4,2 4,4 4,4 3,8 4,7 3,8 4,0
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
1,6 2,6 2,2 2,2 2,2 2,8 2,7
Jasa Kemasyarakatan,
Sosial dan Perorangan 17,3 17,7 17,4 17,9 21,8 19,6 20,3
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Status Pekerjaan Utama
2009 2010 2011 2012 Febru-ari Agus-tus Febru-ari Agus-tus Febru-ari Agus-tus Febru-ari (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Berusaha Sendiri 15.3 14.3 14.6 13.8 15.3 13.9 13,8
Berusaha dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar
23.7 23.8 24.5 24.3 17.5 19.3 20,5
Berusaha dibantu Buruh
Tetap 3.7 3.0 3.5 3.9 4.3 4.3 4,0
Buruh/Karyawan/Pegawai 30.7 32.4 31.2 30.6 39.3 40.1 38,6
Pekerja Bebas di
Pertanian 2.7 2.9 2.3 2.0 3.5 1.4 2,1
Pekerja Bebas di Non
Pertanian 4.9 7.7 5.2 6.5 5.1 7.0 5,3
Pekerja Keluarga/ Tak
Dibayar 19.0 15.9 18.7 18.9 15.0 14.0 15,7
Total 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
Dari penduduk yang bekerja di Provinsi DIY pada Februari 2012, terutama terserap sebagai buruh/karyawan (38,6%), diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar (20,5%),
Tabel 2. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Februari 2009 - Februari 2012
4
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.22/05/34/Th.XIV, 7 Mei 2012
berusaha sendiri (13,8%), dan pekerja keluarga/tidak dibayar (15,7%). Sementara penduduk yang berusaha dibantu buruh tetap hanya sekitar 4,0 persen (Tabel 2).
Jika dilihat dari sisi gender, perempuan yang bekerja sebagai buruh/karyawan terdapat 34,4 persen,sedangkan yang laki-laki 42,1 persen. Selain itu juga terlihat bahwa masih sekitar 28,2 persen tenaga kerja perempuan bekerja dengan status pekerja keluarga/tidak dibayar, sementara laki-laki dengan status pekerja keluarga/tidak dibayar tersebut hanya 5,6 persen.
Kegiatan formal dan informal dapat dilihat berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal hanya diasumsikan terdiri dari kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sedangkan kategori yang lain dianggap sebagai pekerja informal. Jika melihat status pekerjaan berdasarkan klasifikasi formal dan informal, maka pada Februari 2012 sekitar 57,4 persen tenaga kerja bekerja pada kegiatan informal. Persentase pekerja informal mengalami sedikit peningkatan bila dibandingkan pada Februari 2011 yang sebesar 56,4 persen.
Di antara penduduk yang sudah bekerja masih terkandung di dalamnya pekerja setengah pengangguran atau pengangguran terselubung, yakni yang waktu kerjanya kurang dari 35 jam seminggu. Keadaan Februari 2012 pekerja ”setengah pengangguran” ini mendekati 26,6 persen dari orang yang bekerja. Sekitar sepertiganya (8,5%) tergolong ”setengah pengangguran terpaksa” karena masih berusaha mencari pekerjaan lain, dan selebihnya (18,1%) tergolong ”setengah pengangguran sukarela” karena tidak berusaha mencari pekerjaan lain.
Bila angka setengah pengangguran ini dibedakan menurut jenis kelamin, terdapat perbedaan nilai antara laki-laki dan perempuan. Dari pekerja ”setengah pengangguran” yang ada di Provinsi DIY pada Februari 2012 sekitar 60 persen adalah perempuan.
3. PERKEMBANGAN ANGKA PENGANGGURAN
DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang merupakan perbandingan antara jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja dapat digunakan untuk melihat perkembangan pengangguran. Fluktuasi TPT di Provinsi DIY dari tahun 2009 ke 2012 berada dalam kisaran 4-6 persen, meskipun ada kecenderungan mengalami penurunan. Pada Februari 2009 TPT sekitar 6,00 persen, pada Februari 2011sebesar 5,47 persen, dan terakhir pada Februari 2012 sebesar 4,09 persen (Gambar 2). Angka ini relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan TPT nasional yang berkisar 6-8 persen.
Pada Februari 2012 TPT di daerah perkotaan Provinsi DIY sekitar 4,68 persen, sementara di perdesaan hanya 3,01 persen. TPT di perkotaan selalu lebih tinggi dibanding di perdesaan di Provinsi DIY. Tingginya TPT di perkotaan dipengaruhi oleh beragamnya lapangan pekerjaan di perkotaan yang biasanya sebagai pusat perekonomian, sementara di perdesaan umumnya didominasi pertanian dengan daya tampung yang terbatas. Angkatan kerja baru yang mencari pekerjaan pindah atau mondok di perkotaan, sehingga pengangguran menjadi lebih nampak di daerah perkotaan. Sementara itu, penduduk daerah perdesaan biasanya tidak terlalu selektif dalam memilih pekerjaan, sehingga mereka akan
5 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.23/05/34/Th.XIV, 7 Mei 2012
melakukan kegiatan apa saja walaupun hanya sebagai pekerja keluarga. Penganggur yang tersisa di daerah perdesaan sebagian di antaranya memang mencari pekerjaan di perdesaan juga, dan sebagian lagi tetap tinggal di desanya sambil mencari pekerjaan dengan cara melaju (nglajo/commute/ulang-alik/
pulang-pergi) ke perkotaan.
Gambar 2. Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi D.I. Yogyakarta dan di Tingkat Nasional, Februari 2009 – Februari 2012(%)
Bila angka TPT ini dibedakan menurut jenis kelamin, terdapat perbedaan nilai antara laki-laki dan perempuan meskipun tidak terlalu jauh. Pada Februari 2012 TPT perempuan tercatat sebesar 2,80 persen, lebih rendah daripada TPT laki-laki yang sebesar 5,11 persen.
6,00 6,00 6,02 5,69 5,47 3,97 4,09 8,14 7,87 7,41 7,14 6,80 6,56 6,32 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00
'Feb 09 Ags 09 'Feb 10 'Ags 10 'Feb 11 'Ags 11 Feb 12