• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. menyerang hewan jenis unggas. Ascaridia galli merupakan cacing parasit yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. menyerang hewan jenis unggas. Ascaridia galli merupakan cacing parasit yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cacing gelang Ascaridia galli merupakan cacing parasit yang umum menyerang hewan jenis unggas. Ascaridia galli merupakan cacing parasit yang dalam kehidupannya mengalami siklus hidup yang kompleks yaitu telur, larva, dan cacing dewasa. Siklus hidup cacing Ascaridia galli pada ayam berlangsung selama 35 hari. Periode perpindahannya terjadi antara 10-17 hari dalam perkembangannya. Cacing dewasa yang masuk ke dalam usus halus akan merusak dinding usus inangnya. Cacing Ascaridia galli ini dapat hidup optimal pada suhu 20-34°C (Murtidjo, 1992).

Penyakit yang disebabkan oleh hewan parasit merupakan penyakit yang sangat merugikan, karena dapat menyerap sebagian zat-zat makanan yang seharusnya untuk kebutuhan tubuh dan proses pertumbuhan, sehingga dengan terserapnya sebagian zat-zat makanan tersebut akan mengalami hambatan pertambahan berat badan, kurus dan akhirnya akan mengalami kematian. Hewan parasit umumnya menyerang hewan yang masih muda, hal ini yang menjadi permasalahan dan banyak dikeluhkan peternak ayam yang berdampak pada kerugian karena banyak ayam yang mati disebabkan pada tubuh ayam salah satunya adalah penyakit yang ditimbulkan oleh parasit.

Penyakit parasitik pada ternak dapat mengganggu kesehatan pada manusia, karena manusia merupakan konsumen yang memudahkan cacing parasit masuk kedalam tubuh manusia. Ascariasis merupakan salah satu penyakit yang

(2)

disebabkan oleh infeksi cacing Ascaris. Selain dapat menyerang pada manusia, penyakit ini dapat menyerang berbagai macam ternak, ternak yang dapat diserang antara lain ayam, kuda, kambing, domba, babi, dan sapi. Menurut Prastowo (1997) pada ayam, cacing nematoda yang paling banyak ditemukan dengan jumlah 333 ekor cacing, yang diikuti trematoda 172 ekor cacing yang paling sedikit 137 ekor. Persentase ayam yang terinfeksi cacing parasit dari keempat jenis ayam yang paling banyak terinfeksi cacing adalah ayam kampung 100%, ayam Bangkok 91%, ayam jenis persilangan 83% dan ayam lurik 75%. Cacing gelang Ascaridia galli termasuk dalam kelas nematoda yang hidup sebagai parasit pada saluran pencernaan yang banyak dijumpai pada ayam.

Ayam merupakan hospes definitif dari Ascaridia galli. Cara penularan cacing ini terjadi secara langsung jika ayam menelan telur cacing yang infektif. Proses penyebaran cacing Ascaridia galli sangat cepat karena masyarakat kebanyakan pemeliharaan ayam dalam jumlah atau skala yang besar. Penularan cacing parasit seringkali masuk melalui makanan atau minuman yang dimakan oleh hospes definitif dari Ascaridia galli yaitu ayam. Ayam yang terdapat cacing parasit di dalam tubuhnya biasanya akan terlihat kurus dan selera makan akan berkurang. Penanggulangan cacing parasit pada ayam umumnya menggunakan obat cacing sintetik yaitu albendazol, obat cacing ini memilki senyawa hypromellose yaitu senyawa yang berfungsi menghambat pengambilan glukosa oleh cacing sehingga produksi ATP sebagai sumber energi untuk mempertahankan hidup cacing berkurang, hal ini mengakibatkan kematian cacing karena kurangnya energi untuk mempertahankan hidup. Cara kerja dari senyawa

(3)

hypromellose sama dengan senyawa papain yang terdapat dalam biji pepaya, akan tetapi penggunaan obat sintetik ini relatif mahal apabila digunakan dalam jumlah atau skala yang besar. Selain itu penggunaan obat sintetik akan berdampak beberapa efek samping yang dapat merugikan peternak ayam yaitu seperti peningkatan kekebalan cacing terhadap obat sintetik dan peningkatan kasus intoksikasi (keracunan) ternak akibat pemakaian dosis obat sintetik yang berlebihan.

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang hampir semua bagian tanamannya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Mulai dari daun muda digunakan sebagai makanan dan bahan baku obat tradisonal. Buah pepaya selain dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga juga mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hampir semua bagian tanaman ini dari akar, daun, getah, hingga bijinya, secara empiris telah digunakan sebagai anthelmintik. Anthelmintik merupakan bahan yang dipakai untuk memusnahkan cacing perut. Bagian pada buah pepaya tidak semua dimanfaatkan secara maksimal, terutama bagian biji buah pepaya yang matang pada umumnya tidak terpakai atau dibuang. Pada biji pepaya banyak terdapat senyawa aktif antara lain mengandung alkaloid, steroid, tanin dan minyak atsiri. Kandungan biji dalam buah pepaya kira-kira 14,3 % dari keseluruhan buah pepaya. Kandungan berupa asam lemak tak jenuh yang tinggi, yaitu asam oleat dan palmitat. Selain mengandung asam-asam lemak, biji pepaya diketahui mengandung senyawa kimia lain seperti golongan fenol, alkaloid, terpenoid dan saponin. Sebagai zat anthelmintik senyawa alkaloid dari biji pepaya terbagi menjadi dua yaitu, carpain

(4)

dan papain. Senyawa tersebut dapat bersifat proteolitik, di dalam tubuh cacing senyawa tersebut dapat memecah jaringan ikat protein tubuh cacing sehingga menjadi lebih lunak. Enzim carpain juga bekerja dengan cara merusak sistem saraf pusat dan menyebabkan paralisis cacing (Ardana dkk, 2011).

Menurut Tietze (2002) bahwa senywa papain dalam biji pepaya merupakan salah satu enzim proteolitik tanaman yang paling kuat, merupakan agen katalis yang akan bereaksi dalam pencernaan protein pada media asam, alkalin dan netral. Papain dapat membersihkan jaringan-jaringan dalam tubuh dan dinding dalam usus, enzim ini mampu mencerna protein dan membebaskan asam amino serta mengubah porsinya ke dalam arginin bentuk aslinya

Penggunanaan serbuk biji pepaya dapat dimanfaatkan secara langsung karena serbuk biji pepaya mudah larut di dalam air. Akan tetapi untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam upaya untuk membunuh cacing Ascaridia galli yang berada pada saluran pencernaan pada ayam diharapkan dalam aplikasinya menggunakan kapsul sebagai media serbuk pepaya.

Dengan demikian dapat dilakukan penelitian tentang biji pepaya sebagai anthelmintik dan berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian mengenai Daya Anthelmintik Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Mortalitas Cacing Gelang (Ascaridia galli) Secara In Vitro.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1.2.1 Adakah pengaruh pemberian larutan serbuk biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap mortalitas cacing gelang (Ascaridia galli) secara in vitro?

1.2.2 Pada konsentrasi berapakah larutan serbuk biji pepaya (Carica papaya L.) dapat menyebabkan mortalitas paling tinggi cacing gelang (Ascaridia galli) secara in vitro?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1.3.1 Mengetahui pengaruh pemberian larutan serbuk biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap mortalitas cacing gelang (Ascaridia galli) secara in vitro.

1.3.2 Mengetahui konsentrasi larutan serbuk biji pepaya (Carica papaya L.) dapat menyebabkan mortalitas paling tinggi cacing gelang (Ascaridia galli) secara in vitro.

(6)

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu memberikan sumbangan pengetahuan dan teknologi mengenai manfaat larutan serbuk biji papaya (Carica papaya L.) sebagai obat cacing alami.

b. Manfaat bagi dunia pendidikan yaitu hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian pendidikan lingkungan hidup dan pemanfaatan bahan tumbuhan sebagai obat cacing alami.

c. Manfaat bagi masyarakat yaitu memberikan alternatif obat cacing alami yang murah dan aman bagi kesehatan.

1.5 Batasan Masalah

Untuk menghindari luasnya permasalahan, maka perlu adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Larutan serbuk biji pepaya (Carica papaya L.) yang digunakan diperoleh dari buah pepaya dengan jenis varietas bangkok yang matang berwarna oranye.

b. Konsentrasi larutan serbuk biji pepaya (Carica papaya L.) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 40%, 60% dan 80%.

c. Obat cacing yang digunakan sebagai pembanding (kontrol positif) yaitu albnedazole.

d. Mortalitas cacing gelang (Ascaridia galli) diamati 3 jam setelah pemberian konsentrasi larutan serbuk biji pepaya (Carica papaya L.).

(7)

e. Cacing parasit yang digunakan adalah cacing gelang (Ascaridia galli) dewasa, karena pada masa tersebut cacing sudah bersifat merugikan. Ciri-cirinya panjang 5-10 cm dan geraknya aktif. Cacing diperoleh dari rumah pemotongan ayam di Tlogomas Malang.

f. Mortalitas yang diamati pada cacing gelang (Ascaridia galli) ditandai dengan cacing tidak bergerak dan tubuh cacing lemas.

1.6 Definisi Istilah

1.6.1 Daya adalah ukuran pengaruh atau efek hasil dari suatu pekerjaan, perlakuan. (Poerwadaminta, 1998).

1.6.2 Anthelmintik adalah bahan yang dipakai untuk memusnahkan cacing perut. (Al-barry, 2003).

1.6.3 Cacing Ascaridia galli merupakan cacing parasit yang umum terdapat di dalam usus kecil berbagai jenis unggas (Noble, 1989). Penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing Ascaridia galli dinamakan Ascariasis.

1.6.4 In vitro adalah proses yang berlangsung diluar tubuh kebanyakan diterapkan pada prosedur laboratorium. (Anonymous, 2011). 1.6.5 Mortalitas adalah jumlah kematian cacing uji yang dinyatakan mati

berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain obat cacing, dan parasitoid (Adiwijaya, 1995).

Referensi

Dokumen terkait

Peran diambil dari kisah kehidupan nyata sehari-hari (bukan imajinatif). Bagi siswa Kelas VII di MTs Al-Huda Kota Gorontalo yang menjadi sampel dalam penelitian ini, pada

Peserta kegiatan kaji terap sebagian besar sebanyak 19 orang (58 persen) belum pernah mengikuti pelatihan terkait budidaya padi (Gambar 13), sehingga tidak dapat

Stasiun penerimaan, stasiun pemurnian dan stasiun puteran termasuk komponen agak kritis (ECR3) yang berarti seluruh komponen pendukung atau fasilitas lain yang

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang sistem pengadaan barang yang dilaksanakan di PDAM Tirta Satria mulai dari permintaan dan

hipotesis one sampel t-test didapatkan nilai t hitung sebesar 7,880 (t tabel 2,110) dengan.. Merujuk dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa 1)

Sebagai kelanjutan proses pelelangan ini, kami mengundang saudara untuk menghadiri tahapan verifikasi dan pembuktian kualifikasi paket pekerjaan Pembangunan Pipa dan SR Kec..

1) Tidak untuk mencari laba atau keuntungan atau tidak merupakan bagian perusahaan yang mencari keuntungan semata. 2) Umendidik dan memajukan masyarakat dalam

Assalamualaikum Wr. Salam Sejahtera Bagi Kita Semua. Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas hidayah-Nya maka Seminar Hasil Pengabdian Masyarakat 2020 dapat