• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL KESUKSESAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DELONE & MCLEAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL KESUKSESAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DELONE & MCLEAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

35

MODEL KESUKSESAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI

RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

DELONE & MCLEAN

Oleh: Sugiono6

ABSTRACT

One of the important element in implementing a hospital information system is the acceptance of information systems. For an organization such as hospitals, information system serves as a tool for the achievement of organizational goals through the provision of information. The success of an information system is not only determined by how the system can be process input and produce a good informed, but also how users will accept and use it, so can be achieve organizational goals. Acceptance of information systems can be measured by some evaluation models that have been developed at this time.

Information technology systems success model developed by DeLone & McLean could be one of the model to evaluate the success of acceptance of information systems in hospitals, in addition, the result of this model are simple, valid and accurate.The purpose of this paper is to determine the success of information technology systems are implemented in hospitals by using the model of DeLone & McLean.

Key words : Hospital information system, Delone & Mclean Model

(2)

36

PENDAHULUAN

Kehadiran sistem teknologi informasi telah memberikan begitu banyak pengaruh terhadap sebuah organisasi, termasuk rumah sakit yang sangat komplek dalam memberikan pelayanan kepada para pasienya, sehingga Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat dan andal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya.

Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan rumah sakit. Namun apakah semua sistem teknologi informasi yang diterapkan pada rumah sakit dapat dikategorikan sukses? Lalu bagaimana rumah sakit dapat mengetahui kesuksesan sistem teknologi informasi yang diterapkanya, maka dibutuhkan suatu model yang dapat mengakomodir hal tersebut. Salah satu model kesuksesan sistem teknologi informasi di rumah sakit tersebut adalah model DeLone & McLean.

Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain

membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan teknologi informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data dengan cara manual dapat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer. Selain lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat.

PEMBAHASAN

Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan teknologi informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data dengan cara manual dapat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer. Selain lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat.

Perkembangan teknologi informasi (TI) telah memberikan berbagai sarana bagi menajemen dalam mengelola bisnis dan pembuatan keputusannya, termasuk dalam pengelolaan di rumah sakit. Sistem informasi yang didukung TI dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi jika didesain menjadi sistem informasi yang efektif, sistem informasi

(3)

37

yang menandakan bahwa sistem tersebut sukses. Namun demikian, pengukuran atau penilaian kualitas suatu sistem informasi yang efektif sulit dilakukan secara langsung seperti pengukuran biaya-manfaat (Laudon dan Laudon, 2000).1 Kesulitan

penilaian kesuksesan dan keefektifan sistem informasi secara langsung mendorong banyak peneliti mengembangkan model untuk menilai kesuksesan sistem informasi.

Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan kesuksesan sistem teknologi informasi. Salah satu penelitian yang terkenal di area ini adalah penelitian yang dilakukan oleh DeLone & McLean (1992). Model kesuksesan sistem teknologi informasi yang dikembangkan oleh DeLone & McLean (1992) ini cepat mendapat tanggapan. Salah satu sebabnya adalah model mereka merupakan model yang sederhana tetapi dianggap cukup valid. Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi sederhana. Model semacam ini disebut dengan model yang parsimoni. Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya yang telah dikaji, DeLone & McLean (1992) kemudian mengembangkan suatu model parsimoni yang mereka sebut dengan nama model kesuksesan sistem informasi DeLone & McLean

(D&M Information System Success Model) sebagai berikut ini:

Gambar 1. Model DeLone & McLean (1992)

Dari gambar di atas menggambarkan bahwa kesuksesan sistem informasi yang diproksi dengan 2 (dua) variabel yaitu intensitas penggunaan sistem dan kepuasan pengguna sistem informasi yang bersangkutan. Variabel-variabel yang mempengaruhi kesuksesan sistem informasi adalah kualitas informasi (sebagai output sistem) dan kualitas sistem informasi yang bersangkutan. Dua variabel ini masing-masing mempengaruhi variabel kualitas informasi, dan kualitas sistem informasi (DeLone and Mc Lean 1992). Selanjutnya variabel intensitas penggunaan sistem juga mempengaruhi kepuasan pengguna sistem informasi yang bersangkutan. Markus dan Keil (1994), menyatakan bahwa sebuah kesuksesan sistem akan berdampak pada individu dan organisasi penggunanya, dan pada selanjutnya dampak individual tersebut berpengaruh terhadap kinerja organisasional.

Selanjutnya kerangka teoritis tersebut menunjukkan bahwa kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) yang baik, yang direpresentasikan oleh

usefulness dari output sistem yang diperoleh, dapat berpengaruh terhadap tingkat penggunaan sistem yang

(4)

38

bersangkutan (intended to use) dan kepuasan pengguna (user

satisfaction). Dengan menganut

definisi bahwa kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi hardware dan

software dalam sistem informasi

(DeLone dan McLean, 1992), dalam artian bahwa semakin baik kualitas sistem dan kualitas output sistem yang diberikan, misalnya dengan cepatnya waktu untuk mengakses; dan kegunaan dari output sistem, akan menyebabkan pengguna tidak merasa enggan untuk melakukan pemakaian kembali (reuse); dengan demikian intensitas pemakaian sistem akan meningkat. Pemakaian yang berulang-ulang ini dapat dimaknai bahwa pemakaian yang dilakukan bermanfaat bagi pemakai. Tingginya derajat manfaat yang diperoleh mengakibatkan pemakai akan lebih puas.

Individual impact merupakan

pengaruh dari keberadaan dan pemakaian sistem informasi terhadap kinerja, pengambilan keputusan, dan derajat pembelajaran individu dalam organisasi. Leavitt (1965) mencermati bahwa penerapan sistem informasi yang baru akan berdampak pada reaksi yang ditunjukkan oleh perilaku individu dalam organisasi. Reaksi itu dapat berupa munculnya motivasi baru untuk bersaing dan meningkatkan kinerja. Secara positif keberadaan sistem informasi baru akan menjadi rangsangan (stimulus) dan tantangan bagi individu dalam organisasi untuk bekerja secara lebih baik, yang pada gilirannya berdampak pada kinerja organisasi.

Organizational impact

merupakan dampak dari sistem informasi terhadap kinerja organisasi di mana sistem informasi diterapkan. Peneliti di bidang keperilakuan menyatakan bahwa penerapan sistem informasi dapat mengubah hirarki pengambilan keputusan dan menurunkan biaya untuk distribusi informasi (Malone, 1997). Keberadaan sistem informasi dapat memangkas fungsi dari manajer tingkat menengah (Leavitt dan Whisler, 1958). Dengan terpangkasnya fungsi manajer tingkat menengah ini maka keputusan dapat diambil secara lebih cepat dan lebih murah, begitu juga dengan distribusi informasi. Hal ini merupakan alasan yang menguatkan bahwa keberadaan sistem informasi dapat meningkatkan kualitas kinerja organisasi.

Dari model proses dan kausal ini, maka dapat dijelaskan bahwa kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality)

secara mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use)

dan kepuasan pemakai (user

satisfaction). Besarnya penggunaan

(use) dapat mempengaruhi kepuasan

pemakai (user satisfaction) secara positif atau negatif. Penggunaan (use)

dan kepuasan pemakai (user

satisfaction) mempengaruhi dampak

individual (individual impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak organisasional (organizational impact).

KRITIK PETER B. SEDDON

Model DeLone & Mclean (1992) banyak mengundang perhatian dari para peneliti, salah satunya adalah

(5)

39

Peter B. Seddon yang melontarkan kritik terhadap model yang diajukan oleh DeLone & Mclean. Menurut Seddon (1997) masalah utama dari model D&M (DeLone & McLean) adalah mencoba mengkombinasikan proses dan penjelasan kausal dari kesuksesan sistem informasi di model mereka. Dengan demikian model mereka tercampur antara model proses (process model) dan model varian (variance model).

Model varian (variance model)

dapat diuji secara empiris dengan mengumpulkan data dalam bentuk sampel, mengukur variabel-variabelnya dan menggunakan teknik statistik seperti regresi, SEM dan lain sebagainya, untuk menginferensi populasinya. Secara kontras, model proses (process model) menunjukkan kombinasi tertentu dari kejadian-kejadian (events) dalam urutan-urutan tertentu yang mengakibatkan suatu hasil (outcomes). Model proses dan

model varian mengandung konsep yang berbeda dan tidak dapat digabungkan dengan arti yang sama begitu saja.

Lebih lanjut, Seddon (1997) mengatakan bahwa kotak-kotak dan arah panah di model D&M dapat diintepretasikan keduanya yaitu suatu varian dan suatu kejadian di dalam proses. Dalam usaha mengatasi kesulitan-kesulitan di model D&M ini, Seddon (1997) mencoba melakukan spesifikasi ulang dan mengembangkan sedikit versi dari model D&M. Model yang dispesifikasi ulang ini tetap mempertahankan fitur-fitur di model D&M tetapi menghilangkan kebingungan yang disebabkan oleh arti ganda dari kotak-kotak dan arah-arah panahnya. Spesifikasi ulang ini dilakukan dengan memecah model D&M menjadi dua submodel-submodel varian (yaitu Use dan Success) dan menghilangkan intepretasi model proses.

(6)

40

Keterangan :

Kotak-kotak segi empat = Model kesuksesan SI

Kotak-kotak oval = Model keperilakuan parsial dari penggunaan SI

Panah garis penuh =

Kausalitas independen (perlu dan cukup)

Panah garis putus-putus =

Pengaruh (bukan kausal, karena tujuan pengamat tidak diketahui)

PEMBARUAN MODEL DELONE & MCLEAN (2003)

Menanggapi kritik Seddon (1997) yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang

berbeda dan membingungkan untuk digabungkan. DeLone & McLean (2003) menyetujui kritik ini.Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah berkembang, DeLone & McLean (2003) memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai model kesuksesan sistem informasi D&M yang diperbarui (updated D&M IS Success model).

Dengan adanya beberapa penambahan variabel pada model, maka model DeLone & McLean yang telah diperbarui (2003) nampak sebagai berikut:

(7)

41

Dari gambar di atas tampak ada beberapa hal yang diperbarui untuk mengetahui kesuksesan system informasi yang diterapkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menambah dimensi kualitas pelayanan

(service quality) sebagai tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang sudah ada, yaitu kualitas sistem (system

quality) dan kualitas informasi

(information quality).

2. Menggabungkan dampak individual

(individual impact) dan dampak

organisasional (organizational impact)

menjadi satu variabel yaitu manfaat-manfaat bersih (net benefits). Alasan terjadinya penggabungan adalah dampak dari sistem informasi yang dipandang sudah meningkat tidak hanya dampaknya pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi dampaknya sudah ke grup pemakai, ke antar organisasi, konsumer, pemasok, sosial bahkan ke negara. Tujuan penggabungan ini adalah untuk menjaga model tetap sederhana

(parsimony).

3. Menambahkan dimensi minat memakai

(intention to use) sebagai alternatif dari dimensi pemakaian (use). DeLone & McLean (2003) mengusulkan pengukuran alternatif, yaitu minat memakai (intention to use). Minat memakai adalah suatu sikap (attitude), sedang pemakaian (use) adalah suatu perilaku (behavior). DeLone & McLean (2003) juga berargumentasi dengan mengganti pemakaian (use)

memecahkan masalah yang dikritik oleh Seddon (1997) tentang model proses lawan model kausal.

Dengan adanya pembaruan model tersebut, maka sangat tepat untuk diimplementasikan dalam memahami kesuksesan system informasi di rumah sakit yang sangat komplek dengan berbagai pelayanan kepada para pasien,

sehingga diharapkan model ini mampu untuk menjembatani kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pengambilan kebijakan di rumah sakit untuk melakukan pengembangan dan penerapan teknologi system informasi di ruamah sakit agar mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada para pasienya.

KESIMPULAN

Pertama : Kesuksesan sebuah sistem informasi rumah sakit tidak hanya ditentukan oleh bagaimana sistem dapat memproses masukan dan menghasilkan informasi dengan baik, tetapi juga bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakannya, sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan oleh pihak rumah sakit.

Kedua : Model kesuksesan sistem teknologi informasi yang dikembangkan oleh DeLone & McLean merupakan model yang sederhana tetapi dianggap cukup valid, Variabel-variabel yang mempengaruhi kesuksesan sistem informasi adalah kualitas informasi (sebagai output sistem) dan kualitas sistem informasi yang bersangkutan

Ketiga : DeLone & McLean di tahun 2003 memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai model kesuksesan sistem informasi D&M yang diperbarui

(updated D&M IS Success model) dengan pembaruan ini sangat tepat untuk diimplementasikan dalam memahami kesuksesan teknologi system informasi di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, Fred R. 1989. “Perceived

Usefulness, Ease of Use, and User

Acceptance of Infomation

Technologie.” MIS Quarterly 13, No

3, September.

De Lone, W.H. dan Mc Lean, E.R. 1992

Information system success : The Quest for the Dependent Variable,

(8)

42

pp. 60 – 95

DeLone, W.H. and E.R.Mc Lean. 1992. ”

Information System Success: The Quest for the Dependent Variable” Infomation System Research 3 (Marach)

DeLone, W.H. and E.R.Mc Lean. 2003. ” The Delone and Mc Lean Modul of Information System Success : A ten-year up date “ Journal of Management Information” Systems,

(19:4) 2003 pp. 9-30

Laudon, Kenneth C., 1985. ”Environment

and Institutional Models of Systems

Development “ Commucation of the

ACM 28 Number 7 (July)

Laudon, Kenneth C., and Jane P. Laudon, 2000. ”Organization and Technology

in The Networked Enterprise

“Management Information System,

Six Edition, International Edition. www. prenhall.com/laudon.

Livary, Juhani. 2005. “An Empirical Test of The DeLone-McLean Model of Information System Success” Data base for Advance in Information

System (DFA). ISSN: 1532-0936

.Volume 36. ProQuest Company.

Markus, M.Lynne, and Mark Keil. 1994. ”If We Build It, They Will Come: Designing Information Systems That People Want To Use.” Sloan

Management Review (Summer)

Seddon, Peter B. 1987. “ Respesificaation and Extension of the DeLone and Mc Lean Model of IS Success”

Information System Research, 8:3.

Seddon, Peter, and Siew-Kee Yip. 1992. “An Empirical Evaluation of User

for Use with General Ledger Accounting Software”, The Journal Information

Systems, Volume Six, Number one,

Gambar

Gambar 2. Model Seddon (1997) yang menggabungkan dua model varian
Gambar 3. Model kesuksesan sistem informasi DeLone & McLean diperbarui

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan kegiatan penelitian, akhirnya laporan skripsi yang berjudul “Analisis kesuksesan Aplikasi Manajemen Surat PT PLN Rayon Rivai menggunakan model Delone

Penelitian ini menggunakan model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean untuk mengukur kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, kepuasan pengguna,

Model kesuksesan sistem teknologi informasi yang dikembangkan oleh DeLone dan McLean ini menggunakan enam faktor data yang dijadikan dasar pengukuran keberhasilan

Kriteria evaluasi yang digunakan pada penelitian ini adalah DeLone & McLean Model merupakan model untuk mengukur kesuksesan implementasi sistem informasi

Hal ini sesuai dengan teori yang diwujudkan dalam model milik DeLone and McLean (2003) yang mengungkapkan bahwa semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh developer kepada

Model ini dirasa cocok dan dapat digunakan sebab model DeLone and McLean tersebut juga sudah banyak digunakan sebelumnya oleh peneliti di Indonesia untuk mengukur kesuksesan sistem,

Model evaluasi kesuksesan dan penerimaan SI e-learning di Universitas yang diusulkan mengacu pada penggunaan model kesuksesan SI DeLone dan McLean, Technology Acceptance

Penelitian ini bertujuan menganalisis Kesuksesan Sistem Informasi Sistem E-Billing dengan pendekatan model DeLone dan McLean menurut Wajib Pajak Badan di Kota