• Tidak ada hasil yang ditemukan

37,05% oleh Daiwabo Co. Ltd dan sisanya 11,95% dipegang oleh Nichimen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "37,05% oleh Daiwabo Co. Ltd dan sisanya 11,95% dipegang oleh Nichimen"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PT. Primatexco merapakan perusahaan tekstil dengan status joint venture atau kerjasama antar negara untuk memproduksi kain mori dan kain grey untuk dijadikan bahan baku pabrik garmen. Pada awal pelaksanaanyo/n/ venture, jumlah investasi pemegang saham sebagai modal awal adalah Rp. 3.703.160.160,- dengan komposisi 26,68% dipegang oleh PT. GKBI Investment, 33,33% oleh Daiwabo Co. Ltd, dan masing-masing 13,33% dipegang oleh Nichimen Co., Yamatogawa dan International Finance Group USA. Seiring dengan perkembangannya, sekarang komposisi pemegang saham menjadi 51% oleh GKBI Investment,

37,05% oleh Daiwabo Co. Ltd dan sisanya 11,95% dipegang oleh Nichimen

Corporation.

PT. Primatexco didirikan setelah mendapat persetujuan dari Presiden Republik Indonesia dengan surat No.B-28/Pres/2/71 serta surat Keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor-155/M/SK/IV/71 tertanggal 2 April 1971, yang

dianggap sebagai tahun berdirinya pabrik tekstil Primatexco. Kemudian

perusahaan mendapat surat ijin usaha nomor 596/DJAIAUT-II/PMA/XII/1987 tanggal 05 Desember 1987 dengan status sebagai penanam modal asing yang terakhir diperbarui melalui surat nomor 53/T/INDUSTRI/1996 tanggal 03 September 1996.

Pada awal investasi pabrik hanya memiliki mata pintal sebanyak 16.320 buah untuk pemintalan, alat tenun sebanyak 420 dan 1 ( satu) set mesin bleaching

(2)

untuk finishing. Seiring berkembangya usaha, kini pabrik telah memiliki 77.112 mata pintal untuk pemintalan, 304 mesin tenun shuttle untuk pertenunan, dan untuk unitfinishing telah memiliki 2 (dua) jalur unit mesin beaching, 2 (dua) unit mesin mercerizing, dan 1 (satu) unit mesin sanforizing.

Proses produksi pabrik terbagi menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu pemintalan (spinning), pertenunan (weaving) dan pemutihan (finishing). Masing-masing proses produksi dapat dilihat pada lampiran 2. Jenis produk yang dihasilkan dari ketiga tahap tersebut yaitu untuk pemintalan menghasilkan benang tenun 100% cotton dan benang tenun cotton polyester(slipy). Untuk jenis slipy merupakan produksi baru dengan konstruksi bagian tengah benang terdiri dari serat benang polyester 30% dilapisi atau dikelilingi serat cotton 70%. Tahap pertenunan dihasilkan jenis kain Grey Broad Cloth, Grey Prima, Grey Primis, Grey satten, dan Grey GTL Proses di unit finishing menghasilkan produk white cambric baik broad cloth, prima, primis dan satten. Selain itu dari proses produksi dihasilkan pula byproduct yang dapat dijual kepada pembeli lokal.

Sistem penjualan yang dilakukan perusahaan adalah tnemproduksi sesuai dengan jumlah order pembelian yang diterima baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Namun, orientasi produk usaha lebih diarahkan untuk tujuan ekspor. Dari jumlah total produksi, 75% lebih diekspor ke berbagai negara yaitu Jepang, Singapura, Hongkong, Inggris, Italia dan Jerman.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini berorientasi studi kasus di PT. Primatexco dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif adalah suatu analisa

(3)

yang menggambarkan serta menjelaskan keadaan perusahaan dengan menyajikan data-data berbentuk tabel dan analisa yang sederhana. Data yang digunakan adalah data tentang penilaian kinerja perusahaan dan digunakan untuk mengevaluasi tolok ukur dari tiap perspektif dalam konsep Balanced Scorecard serta evaluasi pengaruh yang mungkin timbul bila perusahaan tidak menerapkannya sebagai alat implementasi strategi untuk mengukur kinerja bisnisnya.

C. Variabel dan Pengukurannya

Penelitian ini merupakan studi kasus sehingga tidak ada variabel penelitian, yang ada hanya unsur-unsur pembahasan. Unsur-unsur dari empat perspektif dalam Balanced Scorecard yang dibahas yaitu :

1. Financial Perspective meliputi : ROI, profit margin on sale, sales growth

rate.

2. Customer Perspective meliputi : Customer retention, on time delivery, number ofsales return, number ofcomplain, number ofnew customer. 3. Internal Business Perspective meliputi : Cycle time, defect rate yield rate,

idle capacity

4. Learning and Growth Perspective meliputi : Employee productivity, employee turn over employee training dan absentism.

D. Definisi Operasional Unsur-Unsur Balanced Scorecard

- Unsur-unsur Balanced Scorecard yang dibahas dalam skripsi ini adalah unsur-unsur Balanced Scorecard di PT. Primatexco yaitu : Financial

(4)

perspective, Customer perspective, Internal Business perspective dan Learning and Growth perspective.

Kinerja organisasi adalah suatu hasil kerja yang telah dicapai organisasi, yang diukur tidak hanya kinerja keuangan saja, akan tetapi juga kinerja non keuangan.

E. Jenis dan Sumber Data

Sumber data dibedakan menjadi dua golongan yaitu : 1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan guna penelitian yang diperoleh langsung oleh pihak peneliti dari perusahaan yang bersangkutan. Data primer ini diperoleh dari hasil observasi penulis dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh untuk dipergunakan oleh peneliti, dimana data tersebut sudah diolah oleh perusahaan yang bersangkutan atau sudah dipublikasikan oleh instansi-instansi lain. Data sekunder ini penulis peroleh dari laporan keuangan, laporan produksi dan laporan penjualan. Dalam penelitian yang penulis lakukan, data yang dipergunakan merupakan data primer yang ditunjang dengan data sekunder, dimana data yang dikumpulkan untuk penelitian tersebut diambil langsung dari perusahaan dan belum dipublikasikan oleh instansi-instansi lain.

F. Metode Pengumpulan Data

(5)

1. Survey pendahuluan, yaitu :

Mengadakan penelitian pendahuluan pada perusahaan yang bersangkutan untuk mengetahui keadaan dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan.

2. Studi literatur, yaitu :

Mengadakan pengumpulan data dengan jalan membaca serta mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan materi penulisan ilmiah untuk menambah perbendaharaan teori yang berhubungan dengan konsep Balanced Scorecard.

3. Studi lapangan

Mengadakan pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke obyek penelitian untuk mengetahui secara langsung hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan, dimana data-data yang diperlukan tersebut bisa diperoleh melalui:

a. Observasi, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian.

b. Dokumenter, yaitu teknik pengumpulan data dalam bentuk bagan (struktur organisasi), grafik-grafik, data statistik, arsip-arsip dan lain sebagainya.

G. Teknik Analisa Data

Teknik analisis adalah metode pengolahan data yang diperoleh dari lapangan menjadi seperangkat hasil. Teknik analisis yang digunakan adalah pembandingan dan pengukuran. Dalam teknik tersebut penulis menggunakan

(6)

teknik analisis secara deskriptif dengan menyingkap fakta perusahaan serta mengevaluasi apakah sudah mencakup keselumhan unsur-unsur yang terkandung dalam konsep Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja bisnisnya.

1, Financial Perspective a. Return On Investment

Net Income ROI =

Investment

b. Profit Margin on Sales

Net Income Profit Margin on Sates =

Sates

c. Sales Growth Rate

Sales Growth rate ini dapat dilihat dengan menggunakan analisa trend penjualan pada tahun-tahun sebelumnya.

2. Customer Perspective a. Customer Retention

Number Customer Retention

Total Order X 100%

b. On Time Delivery

On Time Delivery v _ _ 0/ Total Delivery

c. Number OfSales Return Sales Return

(7)

d. Number OfNew Customer

Data ini diperoleh dengan melihat jumlah pelanggan baru yang diperoleh tiap bulan.

e. Number Of Complain

Number Of Customer Complain .

tz—r~—: A lOU /o

Total Order

3. Internal Business Process Perspective a. Cycle Time

MCF =

Processing Time

Throughput Time b. Defect Rate Defect Production X 100%

Untuk mengetahui apakah tingkat kerusakan produk tersebut melampaui bates tertinggi kerusakan, maka perlu digunakan alat pendeteksi tingkat kerusakan dengan menggunakan diagram P-Chart (Control Chart). Rumus ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Langkah-langkahnya:

1. Mengetahui mean kerusakan (P)

Banyaknya barangyang rusak P = X =

Banyaknya barangyang diobservasi

2. Mengetahui Standart Deviasi (Sd)

(8)

3. Batas Pengawasan = Rata-Rata Rusak ± 3 Stand art Deviasi UCL (Upper Control Limit) = P + 3Sd

LCL (Lower Control Limit) = P-3Sd d. Yield Rate

Actual Capacity x m % Maximum Capacity

e. Idle Capacity

Idle Capacity = Maximum Capacity - Used Capacity

Sedangkan persentase dari Idle Capacity diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Idle Capacity x m % Maximum Capacity

4. Learning and Growth Perspective a. Employee Productivity

Total UnitProduksi TotalJam Kerja

b. Employee Turn Over

Total pekerja yang keluar dalam setahun Total pekerja dalam setahun

c. Employee Training

Employee training ini diukur dengan berapa kali perusahaan melakukan training kepada karyawan mulai dari top manajer sampai pada low manajer.

(9)

d. Absentetsm

Jumlah absen

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

Pada teks tersebut, bisa dilihat dengan gamblang bagaimana proses pergeseran struktur yang mengacu kepada bahasa sasaran. Faktor komunikasi yang efektif terhadap bahasa

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH UNTUK MEMPEROLEH KEPASTIAN HUKUM MELALUI PROGRAM NASIONAL AGRARIA

Metode yang digunakan untuk steganografi dalam penelitian adalah Low Bit Encoding dengan enkripsi

Menunjukkan bahwa terdapat 13 responden yang mengalami beban berat dan memiliki kemampuan tidak baik dalam merawat pasien perilaku kekerasan.. Hasil uji

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam

kanan: “Hal yang paling mempengaruhi pada dinas kelautan dan perikanan adalah ku- rangnya sumber daya. Hal ini menyebabkan kurangnya pengawasan langsung dilapangan. Baik itu

METY SUPRIYATI Kepala Sub Bidang Sosial, Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kependudukan pada Bidang Pemerintahan dan Sosial Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan