• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1.13 Board evaluasi FPGA Xilinx Spartan-3E dari Digilenc Gambar 1.14 Aplikasi PLD untuk kamera fotografi berkecepatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 1.13 Board evaluasi FPGA Xilinx Spartan-3E dari Digilenc Gambar 1.14 Aplikasi PLD untuk kamera fotografi berkecepatan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

D A F TA R G A M B A R

Gambar1.1 Sinyal v(t) = 5sin(2πt)dimana besar te-gangan merupakan fungsi dari waktut . . . 4 Gambar1.2 Diagram blok sistem yang terdiri atas

ma-sukan, keluaran, proses dan elemen peny-impan . . . 5 Gambar1.3 Sinyal diskrit hasil pencuplikan sinyal analog 5 Gambar1.4 Sistem pemonitor dan pengontrol suhu

ling-kungan . . . 9 Gambar1.5 Kuantisasi tegangan masukan analog

de-ngan8langkah . . . 10 Gambar1.6 Material semikonduktor berupa wafer

si-likon dan fabrikasi IC (Gambar diambil dari wikipedia) . . . 12 Gambar1.7 Jumlah transistor mikroprosesor meningkat

dua kali setiap 2 tahun (Gambar diambil dari wikipedia) . . . 14 Gambar1.8 Implementasi gerbang NAND2masukan

dengan CMOS dan BJT . . . 15 Gambar1.9 Kit komputer tersusun atas IC standar dari

Yunten Labs . . . 16 Gambar1.10 Komputer Mark1FORTH tersusun atas IC

standar . . . 16 Gambar1.11 Salah satu rangkaian devais terprogram

de-ngan struktur PLA . . . 17 Gambar1.12 Salah satu rangkaian devais terprogram

de-ngan struktur PLA . . . 18 Gambar1.13 Board evaluasi FPGA Xilinx Spartan-3E dari

Digilenc . . . 19 Gambar1.14 Aplikasi PLD untuk kamera fotografi

berke-cepatan tinggi . . . 19 Gambar1.15 FPGA untuk radio yang didefinisikan

se-cara software atau SDR . . . 20 Gambar1.16 Hardware NetFPGA-10G berbasis FPGA

untuk4x NIC10GbE . . . 21 Gambar1.17 Devais Wi-Maxbasebanddari Fujitsu . . . 21 Gambar1.18 Metodologi desain sistem digital secara

top-down . . . 22

(2)

xxiv Daftar Gambar

Gambar1.19 Rangkaian logika dari persamaan y=x1· x2+x1·x2 . . . 23 Gambar1.20 Implementasi rangkaian dengan IC standar

7400. . . 24 Gambar2.1 Rangkaian yang berisi tombol untuk

me-ngontrol penyalaan lampu . . . 31 Gambar2.2 Simbol dan nilai keadaan elemen biner

sa-klar dan lampu . . . 32 Gambar2.3 Rangkaian digital untuk kontrol lampu

meng-gunakan simbol . . . 33 Gambar2.4 Rangkaian saklar seri mengimplementasikan

fungsi logika AND . . . 34 Figure2.5 Rangkaian saklar paralel

mengimplemen-tasikan fungsi logika OR . . . 35 Gambar2.6 Rangkaian saklar dengan persamaan y =

(x1+x2)·x3 . . . 37 Gambar2.7 Rangkaian saklar dengan persamaan y =

x1x2+x3x4. . . 37 Gambar2.8 Rangkaian mengimplementasikan fungsi

logika NOT . . . 39 Gambar2.9 Simbol gerbang logika AND, OR dan NOT . 43 Gambar2.10 Rangkaian logika untuk fungsi f = (x1+x2

x3 . . . 44 Gambar2.11 Representasi fungsi f(x1,x2,x3) = x1x3+

x2x3dalam tabel kebenaran dan rangkaian logika . . . 44 Gambar2.12 Rangkaian logika untuk memonitor suhu

dengan persamaany=x1+x2+ (x3·x4) . 45 Gambar2.13 Analisis rangkaian logika untuk fungsi f =

x1+x1x2 . . . 48 Gambar2.14 Diagram pewaktuan fungsi f =x1+x1x2. . 48 Gambar2.15 Diagram pewaktuan dari rangkaian logika . 50 Gambar3.1 Diagram Venn untuk konstanta, teorema

dan hukum aljabar . . . 59 Gambar3.2 Pembuktian teorema DeMorgan dengan

di-agram Venn . . . 60 Gambar3.3 Rangkaian logika untuk fungsix+x·y . . . 62 Gambar3.4 Rancangan rangkaian dari tabel kebenaran . 63 Gambar3.5 Rangkaian untuk fungsi f = x1x2+x1x2+

x1x2 . . . 64 Gambar3.6 Rangkaian AND-OR dan OR-AND untuk

(3)

Daftar Gambar xxv

Gambar3.7 Gerbang/fungsi NAND2variabel f(x1,x2) = x1·x2 . . . 76 Gambar3.8 Gerbang/fungsi NAND2variabel f(x

1,x2) = x1+x2 . . . 76 Gambar3.9 Rangkaian CMOS untuk gerbang NAND

dan AND . . . 76 Gambar3.10 Rangkaian CMOS untuk gerbang NOR dan

OR . . . 77 Gambar3.11 Teorema DeMorgan15a dan15b . . . 77 Gambar3.12 Konversi rangkaian AND-OR menjadi

NAND-NAND . . . 78 Gambar3.13 Rangkaian AND-OR dan NAND-NAND

untuk f =∑m(1, 4, 5, 6) . . . 79 Gambar3.14 Rangkaian AND-OR dan NAND-NAND

untuk f =∑m(1, 3, 5, 6, 7). . . 80 Gambar3.15 Konversi rangkaian OR-AND menjadi

NOR-NOR . . . 80 Gambar3.16 Rangkaian OR-AND dan NOR-NOR untuk

f =m(1, 4, 5, 6) . . . 82 Gambar4.1 K-map untuk fungsi dua variabel . . . 88 Gambar4.2 K-map untuk fungsi f(x1,x2) =∑m(0, 1) . 88 Gambar4.3 K-map untuk fungsi f(x1,x2) =∑m(0, 2, 3)

. . . 89 Gambar4.4 K-map untuk fungsi f(x1,x2) = ∑m(0, 1)

dan f(x1,x2) =∑m(1, 3) . . . 91 Gambar4.5 Penyederhanaan fungsi f(x1,x2) =∑m(0, 3)

dan f(x1,x2) =∑m(1, 2) . . . 91 Gambar4.6 K-map untuk fungsi f(x1,x2) =∑m(0, 1, 2)

dan f(x1,x2) =∑m(1, 2, 3) . . . 92 Gambar4.7 K-map untuk fungsi logika tiga variabel . . 93 Gambar4.8 K-map dan penyederhanaan fungsi f(x1,x2,x3) =

∑m(0, 2, 4, 7) . . . 94 Gambar4.9 K-map dan penyederhanaan fungsi f(x1,x2,x3) =

∑m(1, 3, 5, 7) . . . 94 Gambar4.10 K-map dan penyederhanaan fungsi f(x1,x2,x3) =

∑m(0, 1, 2, 5) . . . 95 Gambar4.11 K-map dan penyederhanaan fungsi f(x1,x2,x3) =

∑m(0, 2, 3, 6, 7) . . . 96 Gambar4.12 K-map dan penyederhanaan fungsi f(x1,x2,x3) =

∑m(0, 1, 3, 4, 5, 7) . . . 97 Gambar4.13 K-map dan penyederhanaan fungsi f(x1,x2,x3) =

(4)

xxvi Daftar Gambar

Gambar4.14 K-map untuk fungsi logika empat variabel . 98 Gambar4.15 K-map dan penyederhanaan fungsi f(x1,x2,x3,x4) =

∑m(2, 3, 8−11, 13) . . . 99

Gambar4.16 K-map dan penyederhanaan fungsi f(x1,x2,x3,x4) = ∏M(0, 2, 4, 8−12, 14) . . . .100

Gambar4.17 K-map untuk fungsi5variabel . . . .101

Gambar4.18 Penyederhanaan fungsi lima variabel de-ngan K-map . . . .101

Gambar4.19 Penyederhanaan fungsi enam variabel de-ngan program Bmin . . . .103

Gambar4.20 Persamaan fungsi f(x1,x2,x3,x4) =∑m(2, 3, 8− 11, 13) . . . .104

Gambar4.21 Rangkaian logika dari fungsi f = x1x2+ x2x3+x1x3x4 . . . .106

Gambar4.22 Fungsi K-map untuk Contoh4.17 . . . .107

Gambar4.23 Fungsi K-map untuk Contoh4.18 . . . .108

Gambar4.24 Fungsi K-map untuk Contoh4.18 . . . .109

Gambar4.25 K-map untuk fungsi dua variabel . . . .110

Gambar4.26 K-map untuk Contoh4.19 . . . .110

Gambar4.27 K-map untuk fungsi f(x1,x2) =∏M(1, 3) = x2 . . . .111

Gambar4.28 Penyederhanaan fungsi SOP dan POS un-tuk f(x1,x2,x3) =∑m(0, 1, 2, 5) . . . .112

Gambar4.29 Rangkaian minimal NAND-NAND dan NOR-NOR untuk f(x1,x2,x3) =∑m(0, 1, 2, 5) . .112

Gambar4.30 Penyederhanaan fungsi SOP dan POS un-tuk f(x1,x2,x3) =∏M(1, 4, 5) . . . .113

Gambar4.31 Rangkaian minimal NAND-NAND dan NOR-NOR untuk f(x1,x2,x3) =∏M(1, 4, 5) . . .114

Gambar4.32 K-map dan pengelompokan Maxterm fung-si f(x1,x2,x3,x4) =∑m(2, 3, 8, 9, 10, 11, 13) .115 Gambar4.33 K-map fungsi untuk Latihan4.7 . . . .116

Gambar4.34 Penyederhanaan fungsi tidak lengkap de-ngan untuk Contoh4.25. . . .118

Gambar4.35 Penyederhanaan K-map fungsi f(x1,x2,x3,x4) = ∑m(2, 4, 5, 6, 10) +d(12, 13, 14, 15) . . . .119

Gambar4.36 Rangkaian SOP dan POS minimalf (x1,x2,x3,x4) = ∑m(2, 4, 5, 6, 10) +d(12, 13, 14, 15) dan anali-sisnya . . . .119

Gambar4.37 K-map rangkaian multikeluaran f1(x1,x2,x3,x4) = ∑m(2, 3, 5, 6, 8, 13) +d(7, 9, 11, 12)dan f2(x1,x2,x3,x4) = ∏M(0, 1, 4, 5, 10, 11, 14)·D(2, 3) . . . .120

(5)

Daftar Gambar xxvii

Gambar4.38 Rangkaian logika minimal untuk f1(x1,x2,x3,x4) =

∑m(2, 3, 5, 6, 8, 13) +d(7, 9, 11, 12)dan f2(x1,x2, x3,x4) =

∏M(0, 1, 4, 5, 10, 11, 14)·D(2, 3) . . . .120

Gambar4.39 Rangkaian multikeluaran fungsi f1(x1,x2,x3,x4) = ∑m(2, 3, 5, 6, 8, 13) +d(7, 9, 11, 12)dan f2(x1,x2,x3,x4) = ∏M(0, 1, 4, 5, 10, 11, 14)·D(2, 3) . . . .121

Gambar4.40 K-map fungsi f1dan f2 untuk Contoh4.28 .122 Gambar4.41 K-map fungsi f1dan f2 untuk Contoh4.28 .122 Gambar4.42 Deskripsi fungsional sistem monitor suhu dan level . . . .126

Gambar5.1 Tampilan awal program Bmin . . . .139

Gambar5.2 Jendela masukan tabel kebenaran program Bmin . . . .140

Gambar5.3 Langkah-langkah penyederhanaan funf(d,c,b,a) = ∑m(2, 3, 7, 9, 11, 13) +∑d(1, 10, 15)di Bmin 141 Gambar5.4 K-map untuk menyederhanakan fungsi f(d,c,b,a) = ∏M(1, 4, 5, 6, 9, 12, 14)·D(0, 10, 15)di Bmin 141 Gambar5.5 Metode QM untuk menyederhanakan fung-si f(d,c,b,a) =m(2, 3, 7, 9, 11, 13) +d(1, 10, 15) di Bmin . . . .142

Gambar5.6 Metode QM untuk menyederhanakan fung-si f(d,c,b,a) =M(1, 4, 5, 6, 9, 12, 14)·D(0, 10, 15) di Bmin . . . .143

Gambar5.7 Metode QM untuk menyederhanakan fung-si10variabel di Bmin . . . .144

Gambar5.8 Metode QM untuk menyederhanakan fung-si f(x1,x2,x3,x4) =∑m(2, 3, 7, 9, 11, 13) +∑d(0, 10, 15) di qmls . . . .145

Gambar5.9 Penyederhanaan fungsi10variabel dengan qmls . . . .145

Gambar5.10 Skematik rangkaian logika di Qucs untuk fungsi f(x1,x2,x3,x4) =x3x4+x2x4+x1x2x4146 Gambar5.11 Diagram pewaktuan hasil simulasi Qucs untuk rangkaian f(x1,x2,x3,x4) = x3x4+ x2x4+x1x2x4 . . . .147

Gambar6.1 Struktur transistor NMOS . . . .155

Gambar6.2 Simbol transistor NMOS . . . .155

Gambar6.3 Model saklar NMOS terhadap kontrol te-ganganx . . . .155

Gambar6.4 Operasi NMOS sebagai saklar . . . .156

Gambar6.5 Struktur transistor PMOS . . . .156

(6)

xxviii Daftar Gambar

Gambar6.7 Model saklar PMOS terhadap kontrol te-ganganx . . . .157 Gambar6.8 Operasi PMOS sebagai saklar . . . .157 Gambar6.9 Operasi transistor NMOS dan PMOS

seba-gai saklar digital . . . .158 Gambar6.10 Layout transistor CMOS di atas substrate

tipe-p (Sumber: wikipedia) . . . .159 Gambar6.11 Rangkaian CMOS yang tersusun atas PUN

dan PDN . . . .159 Gambar6.12 Rangkaian CMOS, tabel keadaan dan

op-erasinya untuk gerbang NOT . . . .160 Gambar6.13 Rangkaian CMOS untuk gerbang NAND-2 .161 Gambar6.14 Rangkaian CMOS untuk gerbang NOR-2 . .163 Gambar6.15 Rangkaian CMOS untuk gerbang AND-2 . .165 Gambar6.16 Rangkaian CMOS untuk gerbang OR-2 . . .167 Gambar6.17 Rangkaian CMOS untuk suatu fungsi logika168 Gambar6.18 K-map dan penyederhanaan fungsi f(x1,x2,x3) =

∏M(2, 7) . . . .169 Gambar6.19 Beban kapasitif gerbang logika . . . .170 Gambar6.20 Simbol dan fungsi keluaran buffer

non-inverting dan buffer non-inverting . . . .171 Gambar6.21 Rangkaian CMOS untuk gerbang buffer

in-verting dan non-inin-verting . . . .172 Gambar6.22 Simbol dan operasi gerbang transmisi (TG) .172 Gambar6.23 Rangkaian CMOS untuk TG . . . .173 Gambar6.24 Rangkaian multiplekster 2 masukan

de-ngan TG . . . .173 Gambar6.25 Simbol dan rangkaian ekivalen buffer tiga

keadaan . . . .174 Gambar6.26 Konfigurasi buffer tiga keadaan dilihat dari

tipe keluaran dan sinyal kontrolnya . . . . .175 Gambar6.27 Gerbang CMOS buffer tiga keadaan

non-inverting, active high . . . .176 Gambar6.28 Rangkaian multiplekster 2 masukan

de-ngan buffer tiga keadaan dan tabel karak-teristiknya . . . .176 Gambar6.29 Simbol gerbang XOR-2dan tabel

kebenaran-nya . . . .177 Gambar6.30 Gerbang XOR-2masukan tersusun atas buffer

inverting dan TG . . . .177 Gambar6.31 Generator dan detektor paritas genap di

(7)

Daftar Gambar xxix

Gambar6.32 Gerbang XOR-3dalam rangkaian penjum-lah penuh . . . .180 Gambar6.33 Rangkaian penjumlah dan pengurang . . . .180 Gambar6.34 Rangkaian komparator data4-bit . . . .181 Gambar6.35 Fungsi Feistel (F function) dari DES . . . . .181 Gambar6.36 Simbol gerbang XNOR-2 dan tabel

kebe-narannya . . . .182 Gambar6.37 Gerbang XOR-2masukan tersusun atas buffer

inverting dan TG . . . .183 Gambar6.38 Rangkaian CMOS dengan masukan saklar

dan luaran lampu . . . .186 Gambar6.39 Rangkaian CMOS dengan masukan saklar

dan luaran lampu . . . .187 Gambar7.1 Struktur IC TTL7404dengan kemasan DIP 191 Gambar7.2 DM74LS04menyediakan6gerbang NOT . .191 Gambar7.3 IC TTL dalam kemasan PDIP dan dimensinya194 Gambar7.4 IC TTL dalam kemasan SOP dan dimensinya195 Gambar7.5 IC7404(hex inverter) . . . .196 Gambar7.6 Struktur IC7408 dan7411 untuk gerbang

AND . . . .197 Gambar7.7 Struktur IC7432dan744075untuk gerbang

OR . . . .197 Gambar7.8 Struktur IC7400,7410/7412dan7413untuk

gerbang NAND . . . .198 Gambar7.9 Gerbang NAND-3diimplementasikan

meng-gunakan NAND-2 . . . .199 Gambar7.10 Struktur IC 7402/7028, 7427 dan 744002

untuk gerbang NOR . . . .199 Gambar7.11 Fungsi NOR-3diimplementasikan dengan

NOR-2 . . . .200 Gambar7.12 Struktur IC7486dan74266untuk gerbang

XOR-2dan XNOR-2 . . . .201 Gambar7.13 Peta Karnaugh untuk f(x1,x2,x3) =∑m(1, 5, 6, 7)

. . . .202 Gambar7.14 Rangkaian logika f(x1,x2,x3) =∑m(1, 5, 6, 7)

. . . .202 Gambar7.15 Rangkaian TTL untuk f(x1,x2,x3) =x1x2+

x2x3 . . . .203 Gambar7.16 Rangkaian logika f(x1,x2,x3) =∑m(1, 5, 6, 7)

dengan NAND dan NOT . . . .204 Gambar7.17 Rangkaian logika f(x1,x2,x3) =∑m(1, 5, 6, 7)

(8)

xxx Daftar Gambar

Gambar7.18 Rangkaian TTL optimal untuk f(x1,x2,x3) = ∑m(1, 5, 6, 7) . . . .205 Gambar7.19 Level tegangan IC TTL . . . .207 Gambar7.20 Level tegangan logika dan representasinya .208 Gambar7.21 Parameter elektrik IC TTL . . . .209 Gambar7.22 Sinyal tegangan digital dengan noise . . . .210 Gambar7.23 Arussourcedansinkdalam rangkaian

AND-OR . . . .212 Gambar7.24 Waktu naik dan turun dalam gelombang

sinyal digital . . . .216 Gambar7.25 Beban kapasitif dalam rangkaian AND-OR .216 Gambar7.26 Waktu tunda propagasi di rangkaian

tran-sistor internal . . . .217 Gambar7.27 Model rangkaian untuk jalur transmisi orde

pertama . . . .218 Gambar7.28 Daya operasional IC TTL7400 . . . .219 Gambar8.1 Representasi posisional bilangan biner

(little-endian) . . . .230 Figure8.2 Konversi bilangan(205)10menjadi biner(11001101)

2233 Figure8.3 Konversi bilangan (205)10 menjadi oktal

(315)8dan heksa(CD)16. . . .234 Figure8.4 Bilangan biner tak bertanda dan bilangan

bertanda . . . .235 Figure8.5 Mencari2’s complement dari suatu bilangan

digital . . . .240 Gambar8.6 Konversi bilangan205,75ke fixed-point

bertan-da B9,6 . . . .243 Gambar8.7 Konversi bilangan125,4ke fixed-point

bertan-da B9,6 . . . .244 Gambar8.8 Format bilangan floating-point32-bit . . . .247 Gambar8.9 Representasi bilangan floating-point32-bit

B=0x3E60000 . . . .248 Gambar8.10 Representasi bilangan floating-point32-bit

B=35.625 . . . .250 Gambar8.11 Representasi bilangan floating-point

sub-normal32-bitB=0x0060000 . . . .250 Gambar8.12 Bilangan negatif A=−0.21875 dinyatakan

dengan 0xBE600000 . . . .251 Gambar8.13 Format bilangan floating-point64-bit . . . .252 Gambar8.14 Representasi bilangan floating-point64-bit

(9)

Daftar Gambar xxxi

Gambar8.15 Representasi bilangan floating-point64-bit untukB=35.625 . . . .254 Gambar8.16 Bilangan negatif A = −0.328125

dinyata-kan dengan 0x3FD5000000000000 . . . .255 Gambar8.17 Jam biner yang menampilkan kode BCD . .257 Gambar8.18 Kode ASCII untuk menyatakan karakter

7-bit (sumber: wikipedia.org) . . . .258 Gambar9.1 Operasi penjumlah1bit oleh HA . . . .265 Gambar9.2 Rangkaian HA sebagai penjumlah1bit . . .266 Gambar9.3 Operasi penjumlahan dan tabel kebenaran

fungsi keluaran FAi . . . .266 Gambar9.4 Peta Karnaugh untuk menyederhanakan

fungsisi danci+1di FA . . . .267 Gambar9.5 Rangkaian FA sebagai penjumlah1bit . . .267 Gambar9.6 Rangkaian FA yang terdekomposisi dari2

HA . . . .268 Gambar9.7 Operasi penjumlahan bilangan4 bit,X =

0101 danY=0110 . . . .269 Gambar9.8 Operasi penjumlahan bilangan2’s

comple-ment . . . .271 Gambar9.9 Operasi pengurangan bilangan2’s

comple-ment . . . .271 Gambar9.10 Rangkaian penjumlah RCA n bit . . . .273 Gambar9.11 Operasi penjumlahan bilangan tak

bertan-da4bit oleh RCA . . . .273 Gambar9.12 Rangkaian penjumlah/pengurang n bit . . .274 Gambar9.13 Rangkaian penjumlah RCA n bit dengan

deteksioverflow . . . .277 Gambar9.14 Rangkaian komparator4bit menggunakan

FA . . . .279 Gambar9.15 Jalur yang menyebabkan waktu tunda

terbe-sar di RCA . . . .281 Gambar9.16 Jalur kritis dan waktu tunda propagasi di

CLA . . . .283 Gambar9.17 Rangkaian penjumlah32 bit dengan

kon-figurasi CLA-ripple carry . . . .284 Gambar9.18 Rangkaian penjumlah32 bit dengan

kon-figurasi CLA-CLA . . . .285 Gambar9.19 Operasi penjumlahan bilangan BCD1bit . .286 Gambar9.20 Rangkaian penjumlah bilangan BCD1digit 287 Gambar9.21 Susunan pin dan diagram fungsional74HC283288 Gambar9.22 Rangkaian CLA4bit di IC74HC283. . . . .289

(10)

xxxii Daftar Gambar

Gambar9.23 Implementasi rangkaian penjumlah 4-bit dengan74HC283 . . . .290 Gambar10.1 Simbol, fungsi keluaran dan tabel

kebe-naran MUX2-ke-1 . . . .299 Gambar10.2 Rangkaian implementasi MUX2-ke-1 . . . .300 Gambar10.3 Simbol, fungsi keluaran dan tabel

kebe-naran MUX4-ke-1 . . . .300 Gambar10.4 Rangkaian AND-OR untuk MUX4-ke-1 . .301 Gambar10.5 MUX4-ke-1 tersusun atas3buah MUX2

-ke-1 . . . .302 Gambar10.6 Rangkaian MUX8-ke-1tersusun atas7buah

MUX2-ke-1 . . . .302 Gambar10.7 Analisis rangkaian MUX4-ke-1untuk f(1, 0, 0, 1, 1, 0)

dan f(0, 0, 0, 1, 1, 0) . . . .303 Gambar10.8 Crossbar 2×2 menggunakan MUX2-ke-1

dan tabel kebenarannya . . . .304 Gambar10.9 Saklar terprogram di devais terprogram

(PLD) . . . .304 Gambar10.10 Implementasi saklar terprogram

menggu-nakan transistor dan MUX . . . .305 Gambar10.11 Isi sel penyimpan di LUT-2 untuk fungsi

f = x1⊕x2 . . . .305 Gambar10.12 MUX untuk mengirimkan data paralel lewat

jalur serial . . . .306 Gambar10.13 MUX sebagai pemilih kanal analog di ADC 307 Gambar10.14 Rangkaian MUX-2untuk fungsi f(x1,x2) =

x1⊕x2 . . . .307 Gambar10.15 Tabel kebenaran dan rangkaian MUX-2dari

fungsi f(x1,x2,x3) =∑m(3, 5, 6, 7) . . . .308 Gambar10.16 Rangkaian MUX-2untuk fungsi f(x1,x2,x3) =

∑m(0, 1, 3, 4, 5) . . . .309 Gambar10.17 Rangkaian2level MUX-2untuk XOR-3 . . .310 Gambar10.18 Opsi rangkaian level MUX-MUX untuk f(x1,x2,x3) =

∑m(0, 1, 3, 4, 5) . . . .311 Gambar10.19 Rangkaian MUX-4untuk fungsi f(x1,x2,x3) =

∑m(0, 1, 3, 4, 5) . . . .311 Gambar10.20 Susunan pin dan diagram fungsional74HC157312 Gambar10.21 Rangkaian multiplekser untuk memilih

da-ta4bit . . . .313 Gambar10.22 Susunan pin dan diagram fungsional74HC158314 Gambar10.23 Susunan pin dan diagram fungsional74HC153315 Gambar10.24 Susunan pin dan diagram fungsional74HC151316

(11)

Daftar Gambar xxxiii

Gambar10.25 Simbol enkoder 2n-ke-n . . . .318 Gambar10.26 Tabel kebenaran ENC4-ke-2dan rangkaian

logika ekivalennya . . . .318 Gambar10.27 Simbol dan tabel kebenaran ENC prioritas

4-ke-2 . . . .319 Gambar10.28 Rangkaian logika ENC-PRIO4-ke-2 . . . . .320 Gambar10.29 Susunan pin dan tabel fungsi74LS148. . . .321 Gambar10.30 Rangkaian enkoder16-ke-4aktif-rendah

meng-gunakan74ls148 . . . .322 Gambar10.31 Rangkaian enkoder16-ke-4aktif-tinggi

meng-gunakan74ls148 . . . .323 Gambar10.32 Susunan pin dan tabel fungsi74LS348. . . .324 Gambar10.33 Rangkaian logika fungsional IC 74LS148

dan74LS348 . . . .324 Gambar10.34 Rangkaian enkoder64jalur dengan74LS348 325 Gambar10.35 Susunan pin dan tabel fungsi74LS147. . . .326 Gambar10.36 Rangkaian logika IC74LS147 . . . .326 Gambar10.37 Simbol dekoder n-ke-2n . . . .327 Gambar10.38 Simbol demultiplekser1-ke-2n . . . .327 Gambar10.39 Penggunaan rangkaian sebagai

dekoder/de-multiplekser . . . .328 Gambar10.40 Simbol dekoder 2-ke-4 . . . .328 Gambar10.41 Tabel kebenaran dan rangkaian logika

eki-valen DEC2-ke-4 . . . .328 Gambar10.42 Simbol DEC 2-ke-4 (active-low) . . . .329 Gambar10.43 Simbol demultiplekser1-ke-4 . . . .330 Gambar10.44 Tabel kebenaran dan rangkaian logika

eki-valen DEMUX1-ke-4 . . . .330 Gambar10.45 DEC3-ke-8tersusun atas2buah DEC2-ke-4 331 Gambar10.46 DEC4-ke-16tersusun sebagai pohon DEC

2-ke-4 . . . .332 Gambar10.47 Dekoder sebagai pemilih jalur yang akan

diaktifkan . . . .333 Gambar10.48 Aplikasi dekoder dalam pengalamatan

me-mori . . . .333 Gambar10.49 Aplikasi dekoder dalam pengalamatan

me-mori dan devais I/O . . . .334 Gambar10.50 Susunan pin dan diagram fungsional IC74139335 Gambar10.51 Rangkaian logika tiap dekoder di IC74139 .336 Gambar10.52 Susunan pin dan tabel fungsi74138 . . . . .336 Gambar10.53 Rangkaian logika IC74138 . . . .337 Gambar10.54 Susunan pin dan tabel fungsi74154 . . . . .338

(12)

xxxiv Daftar Gambar

Gambar10.55 Tampilan7-segmencommon-cathodedan common-anode . . . .339 Gambar10.56 Simbol dekoder BCD-ke-7Segmen, tabel

kebe-naran dan tampilan7-segmen (tipe CC) . . .340 Gambar10.57 Tampilan bilangan heksadesimal di

tampi-lan7-segmen . . . .341 Gambar10.58 Susunan pin dan diagram fungsional74247,

74248dan74249. . . .342 Gambar11.1 Sistem kontrol alarm yang memerlukan

ele-men memori . . . .349 Gambar11.2 Elemen memori sederhana . . . .349 Gambar11.3 Elemen memori terkontrol1bit . . . .350 Gambar11.4 Latch SR tersusun atas gerbang NOR . . . .351 Gambar11.5 Simbol latch SR, rangkaian dan tabel

karak-teristiknya . . . .352 Gambar11.6 Diagram pewaktuan latch SR dengan

kon-disirace. . . .352 Gambar11.7 Rangkaian kontrol alarm menggunakan latch

SR . . . .353 Gambar11.8 Simbol latch SR tergerbang, rangkaian dan

tabel karakteristiknya . . . .354 Gambar11.9 Diagram pewaktuan latch SR tergerbang . .355 Gambar11.10 Latch SR Tergerbang dengan NAND . . . .355 Gambar11.11 Rangkaian latch D menggunakan NAND . .356 Gambar11.12 Diagram pewaktuan latch D tergerbang . . .357 Gambar11.13 Susunan pin dan diagram fungsional IC74279358 Gambar11.14 Rangkaian logika dan tabel karakteristik IC

74279 . . . .358 Gambar11.15 Pin dan diagram fungsional IC74363/74373 359 Gambar11.16 Rangkaian logika IC74363/74373 . . . .359 Gambar11.17 D Flip-flop master-slave yang tersusun atas

2buah latch D . . . .361 Gambar11.18 Diagram pewaktuan DFFmaster-slave . . . .362 Gambar11.19 Simbol dan tabel karakteristik DFF

master-slave. . . .362 Gambar11.20 Parameter waktu di DFFmaster-slave . . . .363 Gambar11.21 DFF transisi naik menggunakan6gerbang

NAND . . . .363 Gambar11.22 Diagram pewaktuan rangkaian DFF di

Gam-bar11.21 . . . .363 Gambar11.23 Simbol dan tabel karakteristik DFF transisi

(13)

Daftar Gambar xxxv

Gambar11.24 Perbedaan perilaku latch D, DFF transisi naik dan DFF transisi turun . . . .365 Gambar11.25 Simbol DFF transisi naik dan turun dengan

PresetdanClear. . . .366 Gambar11.26 Rangkaian DFF transisi turun denganPreset

danClear . . . .367 Gambar11.27 Tabel karakteristik DFF transisi turun

de-ngan PresetdanClear . . . .367 Gambar11.28 Rangkaian DFF transisi naik denganPreset

danClear . . . .368 Gambar11.29 Tabel karakteristik DFF transisi naik

de-ngan PresetdanClear . . . .368 Gambar11.30 Rangkaian TFF yang tersusun dari DFF . . .369 Gambar11.31 Diagram pewaktuan rangkaian TFF . . . . .369 Gambar11.32 Simbol dan tabel karakteristik TFF . . . .370 Gambar11.33 Rangkaian JKFF yang tersusun atas DFF

dan dikontrol oleh masukan J dan K . . . . .370 Gambar11.34 Simbol dan tabel karakteristik JKFF . . . . .371 Gambar11.35 Diagram pewaktuan rangkaian JKFF . . . .371 Gambar11.36 Susunan pin dan diagram fungsional IC7474372 Gambar11.37 Rangkaian logika dan tabel fungsional IC

7474. . . .373 Gambar11.38 Susunan pin dan diagram fungsional IC74574373 Gambar11.39 Diagram fungsional register4bit yang

ter-susun atas4buah DFF . . . .374 Gambar11.40 Diagram fungsional register geser kiri4bit .375 Gambar11.41 Register geser kanan4 bit dengan kontrol

load paralelShi f t/Load . . . .376 Gambar11.42 Susunan pin dan diagram fungsional IC74164377 Gambar11.43 Rangkaian logika fungsional IC74164 . . . .378 Gambar11.44 Susunan pin dan diagram fungsional IC74165378 Gambar11.45 Contoh diagram pewaktuan dari perilaku

IC74165 . . . .379 Gambar11.46 Susunan pin dan diagram fungsional IC74299380 Gambar11.47 Susunan pin dan diagram fungsional IC74374381 Gambar11.48 Rangkaian logika fungsional IC74374 . . . .382 Gambar11.49 Pencacah asinkron naik3bit dengan TFF . .383 Gambar11.50 Diagram pewaktuan pencacah asinkron3bit384 Gambar11.51 Pencacah turun asinkron3bit dengan TFF .384 Gambar11.52 Diagram pewaktuan pencacah asinkron3bit385 Gambar11.53 Karakteristik pencacah sinkron naik4bit . .386 Gambar11.54 Pencacah sinkron4bit dengan TFF . . . . .387

(14)

xxxvi Daftar Gambar

Gambar11.55 Diagram pewaktuan pencacah sinkron4bit 388 Gambar11.56 Pencacah sinkron naik4bit denganEnable

danClear . . . .388 Gambar11.57 Pencacah sinkron4bit dengan DFF . . . . .391 Gambar11.58 Pencacah sinkron4bit denganloadparalel .392 Gambar11.59 Susunan pin dan diagram fungsional IC74393392 Gambar11.60 Rangkaian logika fungsional IC74393 . . . .393 Gambar11.61 Susunan pin dan diagram fungsional IC74193394 Gambar11.62 Rangkaian logika fungsional IC74193 . . . .394 Gambar11.63 Diagram pewaktuan dari perilaku IC74193 395 Gambar11.64 Pencacah8bit dalam rangkaian kaskade2

IC74193 . . . .395 Gambar12.1 Mesin Moore dan mesin Mealy . . . .403 Gambar12.2 Keadaan awal Asaat reset dan nilai

kelu-arannya . . . .406 Gambar12.3 Masukanw=1 menyebabkan transisi

kea-daan ke B . . . .406 Gambar12.4 Masukanw=1 saatBmenyebabkan

tran-sisi keadaan keC . . . .406 Gambar12.5 Diagram keadaan lengkap deteksi urutan

masukan 1→1 . . . .407 Gambar12.6 Penyederhanaan fungsiY2Y1danzdari tabel

keadaan bernilai . . . .410 Gambar12.7 Implementasi rangkaian deteksi urutan 1→

1 menggunakan DFF . . . .411 Gambar12.8 Diagram pewaktuan dari rangkaian

Gam-bar12.7. . . .411 Gambar12.9 Diagram keadaan pencacah2bit . . . .412 Gambar12.10 K-map untuk fungsinext_state Y2Y1 dan

ke-luaranZ1Z0 . . . .413 Gambar12.11 Rangkaian pencacah2bit menggunakan DFF414 Gambar12.12 K-map untuk fungsi T2, T1 serta keluaran

Z1 danZ0 . . . .416 Gambar12.13 Rangkaian pencacah2bit menggunakan TFF417 Gambar12.14 K-map untuk fungsi J1,K1 dan keluaranZ0 .419 Gambar12.15 K-map untuk fungsi J2,K2 dan keluaranZ1 .419 Gambar12.16 Rangkaian pencacah2bit menggunakan JKFF420 Gambar12.17 FSM dan tabel keadaan bernilai deteksi

urutan 1→1 . . . .421 Gambar12.18 K-map untuk fungsinext_state Y2Y1 dan

(15)

Daftar Gambar xxxvii

Gambar12.19 Rangkaian lebih sederhana untuk detektor urutan 1→1 menggunakan DFF . . . .422 Gambar12.20 Pemberian nilai keadaan yang berdekatan .423 Gambar12.21 Diagram FSM untuk mendeteksi urutan

1→0→1 . . . .424 Gambar12.22 Pemetaan keadaan ke nilainya yang saling

berdekatan . . . .424 Gambar12.23 K-map fungsi next_state dan keluaran

rang-kaian deteksi urutan 1→0→1 . . . .425 Gambar12.24 Mesin FSM Mealy . . . .427 Gambar12.25 Mesin FSM Mealy untuk deteksi urutan

1→1 . . . .427 Gambar12.26 Rangkaian FSM Mealy untuk deteksi

urut-an1→1 . . . .428 Gambar B.1 Resistor pull-up untuk memberikan arus

sourceke keluaran . . . .441 Gambar B.2 Masukanschmitt triggernon-inverting dan

inverting . . . .442 Gambar B.3 Keluaran totem-pole/push-pull . . . .442 Gambar B.4 Keluaranopen collectordanopen drain . . . .443 Gambar B.5 Keluaran tiga keadaan . . . .444

(16)

Gambar

Gambar 3.7 Gerbang/fungsi NAND 2 variabel f ( x 1 , x 2 ) = x 1 · x 2 . . . . . . . .
Gambar 10.25 Simbol enkoder 2 n -ke-n . . . . . . . . . . . . 318 Gambar 10.26 Tabel kebenaran ENC 4-ke-2 dan rangkaian
Gambar 12.19 Rangkaian lebih sederhana untuk detektor urutan 1 → 1 menggunakan DFF .

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya program pemerintah dalam memusatkan para pengrajin yang ada di Medan di harapkan bangunan yang akan didirikan ini dapat dengan mudah berintegrasi dengan

Hasil penelitian sifat campuran basah genteng beton segar SCC – styrofoam mampu tercampur dengan baik dan meningkatkan workabiliy, sifat mekanis genteng beton menurut

Peneliti mengambil fokus di Sekolah Dasar Negeri Bendosari di Desa Bendosari Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo dengan pertimbangan di desa tersebut masih ada beberapa

ANTV dengan TPI menduduki nilai tertinggi, yang artinya responden beranggapan bahwa terdapat perbedaan sebesar 0.055 secara kuantitatif, antara kedua stasiun televisi

Karena memiliki sifat mengoksidasi, asam nitrat pada umumnya tidak menyumbangkan protonnya (yakni, ia tidak membebaskan hidrogen) pada reaksi dengan logam dan garam

Bumi Sarimas Indonesia tentang penggunaan bahan baku yang efisien dapat dilakukan dengan planning (perencanaan) terhadap kebutuhan penggunaan bahan baku, organizing

Untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka perlu di- lakukan Deteksi Dini faktor resiko Dia- betes Mellitus dengan pengecekan Kadar Glukosa Darah (GDS) dan screening

Hasil penelitian Praptini, dkk (2002) tentang Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Tenaga Kerja Teknis Pestisida Perusahaan Pemberantasan Hama