• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR BARU KB ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) CuT-380A PADA NY.P UMUR 27 TAHUN P1A0 DI RSUD BANJARNEGARA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR BARU KB ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) CuT-380A PADA NY.P UMUR 27 TAHUN P1A0 DI RSUD BANJARNEGARA - repository perpustakaan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Saat ini penduduk Indonesia berjumlah kurang lebih 228 juta jiwa.

Dengan pertumbuhan penduduk 1,64% dan total Fertility Rate ( FTR ) 2,6. Dari segi kuantitas jumlah penduduk Indonesia cukup besar tetapi dari sisi

kualitas mulai Indeks Pembangunan Manusia (IMP) kondisi Indonesia sangat

memperhatinkan karena dari 177 negara, indonesia di posisi 108. Tingginya

laju pertumbuhan yang tidak diiringi peningkatan kualitas penduduk ini terus

dilakukan upaya penanganan yaitu dengan program keluarga berencana

(Handayani Sri. 2010; h.3).

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak

anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka -dibuatlah

beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.

Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan

perencanaan keluarga berencana (Sulistyawati,ari.2012.h;12-13)

Kelurga berencana telah menjadi salah satu sejarah kebehasilan

pada abad ke 20. Saat ini, hampir 60% pasangan usia reproduktif di seluruh

dunia menggunakan kontrasepsi. Hingga lebih dari 120 juta wanita dinegara

berkembang memiliki cara mencegah kehamilan (Glaser,anna.

Gebbie,Alisa.2005.h;5).

(2)

peserta KB pada tahun 2011 (13,7%) dari 6.549.125 jiwa, menurun apabila

dibanding dengan tahun 2010 (15,20%) dari 6.561.243 jiwa

(Dinkes.2011.h;64). Peserta keluarga berencana (KB) baru tersebut

menggunakan kontrasepsi sebagai berikut : Pengguna metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) pada tahun 2011 IUD ( 6,9% ), MOP (0,4%), MOW

(2,0%), dan implant (12,2%). Sedangkan tahun 2010 IUD (5,99%),

MOP/MOW (2,23%), dan implant (8,97%). Sedangkan pengguna alat

kontrasepsi bukan jangka panjang (NON MKJP) Pada tahun 2011 suntik

(54,2%),pil (18,4%), dan kondom (5,8%), sedangkan tahun 2010

sunik(50,13%),pil (1948%), dan kondom (5,24%) (Dinkes.2011; h.64).

penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang pada tahun 2010 penggunaan

IUD menempati posisi kedua setelah implant, sedangkan pada tahun 2011

penggunaan IUD menempati posisimasih kedua setelah implant. Hal ini

dikarenakan bahwa pasanga usia subur (PUS) lebih suka menggunakan alat

kontrasepsi hormomonal dari pada alat kontrasepsi yang non hormonal. Dan

masyarakat lebih suka menggunakan kontrasesi non jangka pajang di

bandigkan dengan alat kontrasepsi jangka panjang. Berdasrkan data sampai

sekarang masyarakat belum banyak yang menggunakan alat kontrasepsi

AKDR.

Salah satu program dari pemerintah adalah alat kontrasepsi dalam

rahim (AKDR) atau IUD adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik

(3)

dimasukan kedalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang

(Handayani Sri. 2010; h. 140).

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan bahan insert

sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektivitas).

Dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan kedalam rahim untuk

menghasilkan efek kontraseptif (proverawati,dkk.2010.h;52). Pemasangan

IUD ini juga tidak dapat dipasang sendiri melainkan perlunya tenaga medis

untu memasangkan IUD ini yaitu seperti dokter atau bidan.

Mengingat besarnya peran bidan dalam pelayanan KB IUD,

penguasaan pengetahuan dan ketrampilan dalam pelayanan KB sangat

dibutuhkan. Oleh karena itu, hanya petugas klinik yang telah dilatih (dokter,

bidan, dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut

AKDR. Untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan, semua

tetap proses pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati dan lembut,

dengan menggunakan upaya pencegahaan infeksi yang dianjurkan dan

menggunakan teknik antiseptik.

Berdasarkan data dari pengkajian jumlah peserta KB di tahun 2011,

pengguna KB suntik 54,2%, bertikutnya adalah pil 18,4%, Inter Uterine

Device (IUD) 6,9%, Implant atau susuk KB 12,2%, metode operasi wanita

(MOW) 2,0%, Kondom 5,8%. Di jaawa tengah penggunaan KB IUD di urutan

no empat setelah suntik, pil dan implant. Kebanyakan wanita usia subur di

(4)

Berdasarkan pengkajian peserta KB tahun 2012 di RSUD

banjarnegara adalah suntik 178, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR] 164,

susuk 154, pil 94, kondom 29. Penggunaan KB AKDR menempati posisi ke 2

setelah suntik. Alasannya kebanyakan dari mereka yang bersalin di RSUD

Banjarnegara menggunakan jampersal jadi harus dilakukan pemasangan

AKDR, karena syarat dari penggunaan jampersal adalah menggunakan

AKDR.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus

tentang “Asuhan Kebidanan Aseptor Baru KB Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR) Cu T-380 A”.

B. RUMUSAN MASALAH

“Asuhan Kebidanan Pelayanan Kontrasepsi pada akseptor baru KB Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) CuT-380 A pada Ny P G1P1A0, Umur 27

tahun, di RSUD Banjarnegara?”

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan aseptor KB baru AKDR

Cu-380 A sesuai dengan menejemen kebidanan varney.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu malakukan pengkajian pada aseptor AKDR

(5)

b. Mahasiswa mampu mengintepretasikan data pada aseptor AKDR

CuT-380 A

c. Mahasiswa mampu menentukan diagnose potensial pada aseptor

AKDR CuT-380 A

d. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan diagnosa yang dapat

diperoleh dalam pengkajian.

e. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan asuha kebidanan

yang timbul pada aseptor AKDR CuT-380 A.

f. Mahasiswa mampu melakukan tindakan asuhan kebidanan pada

akseptor AKDR CuT-380 A

g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sekaligus

mendokumentasikan hasil asuhan yang telah dilakukan pada

akseptor AKDR CuT-380 A

D. RUANG LINGKUP

1. Sasaran

Sasaran pengambilan kasus ini adalah akseptor baru KB AKDR CuT-380

A Pada Ny P G1P1A0, Umur 27 tahun.

2. Tempat

(6)

a. Penyusunan proposal 15 mart 2013

b. Pengambilan kasus 16-17 april 2013

c. Penusunan kti mulai maret sampai juni

E. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat teoritis

a. Dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan bidan dalam

memberikan pelayanan dalam ruang lingkup keluarga berencana

yang terkait dengan pemasangan AKDR.

b. Dapat menambah pengetahuan tentang alat kontrasepsi jangka

panjang pada Pasangan Usia Subur sehingga dapat menentukan

pilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi untuk menunda kelahiran.

2. Manfaat praktis

a. Bagi tenaga kesehatan (Bidan) : diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan dalam pelayanan KB AKDR CuT-380

A.

b. Bagi mahasiswa : diharpkan asuhan kebidanan ni dapat memperluas

wawasan ilmmu pengetahuan tentang AKDR.

c. Bagi puskesmas : dapat meningkatkan kualiatas pelayanan dalam

upaya melakukan pemasangan AKDR CuT-380 A untuk mengurangi

(7)

d. Dapat diguakan sebagai dasar asuhan kebidanan selanjutnya.

F. METODE MEMPEROLEH DATA

1. Data primer

a. Pengkajian

Penulis mengumpulkan data melalui pemeriksaan fisik dengan :

1). Inspeksi

Inspeksi adalah suatu proses observasi, pengalaman diperlukan

untuk mengenali variasi normal diantara klien.

2). Palpasi

Palpasi menggunakan kedua tangan untuk menyentuh bagian

tubuh untuk membuat suatu pengukuran sensitive tanda khusus

fisik.

3). Perkusi

Perkusi merupakan teknik pemeriksaan fisik dengan melibatkan

pengetukan tubuh dengan ujung-ujung guna mengefaluasi ukuran

batasan dan konsistensi organ-organ tubuh yang bertujun

menemukan adanya cairan yang ada pada rongga tubuh.

4). Auskultasi

Auskultasi adalah teknik pemeriksaan fisik dengan

mendengarkan bunyi yang dihasilkan tubuh

(8)

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengupulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden),

atau bercakap-cakap berhadapan dengan orang tersebut (

Notoatmojdo.2010.h;139 )

c. Obserfasi

Penulis mengamati hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh

perhatian untuk menyadari adanya rangsangan.(

Notoatmodjo.2010.h; 131 )

2. Data sekunder

a. Dokumentasi

Penulis menggunakan rekam medik yang ada kaitannya dengan

pasien, contohnya status pasien.

b. Studi pustaka

Penulis menggunakan beberapa sumber informasi melalui beberapa

sumber dan referensi.

c. Media elektronik

Membuka situs webset, jurnal, dan buku yang terkait dengan studi

(9)

G. SISTEM PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari pendahuluan yang menguraikan tujuan penulisan,

pembatasan kasus, metode pengumpulan data, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka membahas tentang :

A. Tinjauan medis

Tinjauan medis meliputi definisi, etiologi, factor predisposisi,

patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, dan

penatalaksanaan.

B. Tinjauan Asuhan Kebidanan

Tinjauan asuhn kebidanan menggunakan lngkh varney yang

terdiri dari 7 langkah, yaitu : pengkajian, intepretasi data,

mengidentifikasi dignosa potensial, mengantisipasi

penangananya, menentukan kebutuhan akan tindakan segera,

menyusun rencana asuhan, penatalaksanaan asuhan dan

evaluasi.

C. Aspek hukum

Yang meliputi landasan hukum, undang-undang yang mengatur,

(10)

kewenangan bidan dalam memberikan asuhan pada kasus yang

dikaji.

BAB III TINJAUAN KASUS

Terdiri dari tinjauan kasus meliputi peran asuhan kebidanan pada

akseptor KB IUD mulai dari pengkajian, intepretasi data, diagnosa

masalah, identifikasi kebutuhan akan tindakan segera, merencanakan

asuhan kebidanan, pelaksanaan, dan evaluasi serta data

perkembangan dengan menggunakan SOAP.

BAB IV PEMBAHASAN

Pembahasan terdiri dari pembahasan kasus meliputi pembahasan

masalah kesenjangan teori dan kenyataan pada asuhan kebidanan

yang diberikan pada akseptor KB IUD.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdiri dari ringkasan teori, diagnosa potensial, penatalaksanaan

kebidanan, pengkajian, intepretasi data, dan avaluasi.

B. Saran

Terdiri dari anjuran yang diberikan kepada pihak-pihak yang

terkait.

Referensi

Dokumen terkait

• Gerakan switch terdiri dari “vertical step” dan “rotary step” secara bergantian • Setiap step mewakili urutan digit nomor telepon yang dipanggil. Karena kemampuannya

Setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi dala m bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui siste m kawat, optik, radio,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Spirulina platensis dalam pembuatan crackers terhadap kandungan beta-karoten, aktivitas antioksidan, tekstur

PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS ASET TETAP, UKURAN PERUSAHAAN, KONEKSI POLITIK DAN PROFITABILITAS2. TERHADAP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) efektivitas penggunaan media flashplayer dengan model bermain peran terhadap motivasi belajar menulis dialog berpasangan,

dan Program guna memenuhi Proyek Akhir Arsitektur (PAA 67) yang berjudul ―Sekolah Tinggi Animasi di Jatinangor‖ yang merupakan salah satu persyaratan kelengkapan studi S1

Tuhan YME sang pencipta telah menciptakan alam, dan terdapat banyak kekosongan di dalamnya berarti kita telah diberi begitu banyak ruang, akan tetapi ruang seperti apakah yang

The Effect of Failures In Achieving Belongingness and Love Needs in Mizoguchi’s Life seen in Mishima’s The Temple of the Golden.. Pavilion Yogyakarta: Jurusan Sastra