BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Buku Saku
a. Pengertian
Buku adalah kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi
yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan
membelajarkan. Sedangkan buku saku adalah buku dengan ukurannya
yang kecil, ringan dan bisa disimpan di saku. Sehingga praktis untuk
dibawa ke mana-mana dan kapan saja bisa dibaca.
b. Manfaat Buku Saku
Media singkat yang memberi informasi mengenai suatu hal tertentu
dan mudah dibawa. Sebagai media pendidikan adalah mengubah
pengetahuan, sikap dan tingkah laku yang baru (Notoatmodjo, 2007)
c. Isi
Uraian tentang pengertian dismenore, faktor penyebab dismenore dan
cara penanganan dismenore.
B. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan
terbentuknya tindakan seseorang. Karena perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkatan Pengetahuan menurut Bloom (1908) dalam Notoatmodjo
(2007) antara lain :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu “Tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan
rendah, untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan
dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi
atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang
dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan
makanan yang bergizi.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan
hokum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam
perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-
prinsip siklus pemecahan masalah (Problem Solving Cycle) di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4) Analisis (Analysis) dan Sintesis (Synthesis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. Sintesis menunjuk
kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun,
merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
5) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
criteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang
isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.
c. Metode memperoleh pengetahuan atau methods of knowing menurut
Purnawan (2009) yaitu :
1) Tenacity, yang dimaksud dengan metode tenacity adalah cara
memperoleh pengetahuan yang dilakukan dengan sangat meyakini
sesuatu, meski bisa jadi apa yang diyakininya belum tentu benar.
Keyakinan ini disebabkan karena hal yang diyakini tersebut umumnya
terjadi.
Contoh : Seseorang yang meyakini bahwa warna biru adalah warna
setiap kali ia bersinggungan dengan warna biru, seperti memakai baju
biru, membeli barang berwarna biru dan lainnya.
2) Authority yaitu metode memperoleh pengetahuan dengan
mempercayakan pada pihak yang dianggap kompeten.
Contoh: seseorang percaya bahwa besok akan turun hujan karena ia
percaya dengan informasi yang diberikan oleh prakiraan cuaca esok
hari.
3) A priori, metode memperoleh pengetahuan dengan menitikberatkan
pada kemampuan nalar dan intuisi diri sendiri, tanpa
mempertimbangkan informasi dari pihak luar.
Contoh: seseorang yang tengah tersesat namun mempercayakan
dirinya untuk menemukan jalan keluar tanpa ada keinginan untuk
bertanya.
4) Science, cara memperoleh pengetahuan dengan melakukan
serangkaian cara-cara ilmiah, seperti mengajukan dugaan, pengujian
dugaan, pengontrolan variabel, hingga penyimpulan. Cara ini dianggap
sebagai cara yang paling dapat diyakini kebenarannya atas
pengetahuan yang diperoleh. Hal ini karena pada science telah
dilakukan serangkaian uji coba sebelum akhirnya memperoleh
pengetahuan berupa kesimpulan, yang mana pengujian - pengujian
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo
(2003), meliputi :
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan
sehingga terjadi perubahan perilaku yang meningkat. Jika seseorang
mempunyai tingkat pendidikan yang baik maka akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang.
Makin tinggi pendidikan, makin mudah seseorang menerima
pengetahuan (Meliono Irmayanti, 2007). Tingkat pendidikan juga
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan
teknologi baru (SDKI, 1997). Pendidikan juga merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Karena dapat membuat
seseorang untuk lebih mudah mengambil keputusan dan bertindak.
b. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih
banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi ini
dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain TV, radio, koran,
kader, bidan, puskesmas, majalah dan buku saku kesehatan
(Notoatmodjo, 2003).
Remaja putri akan mengalami kesulitan menghadapi
membicarakannya baik dengan teman sebaya atau dengan keluarga
terutama ibu dirumah. Namun tidak selamanya keluarga dapat
memberikan informasi tentang menstruasi karena terhalang tradisi
yang menganggap tabu untuk membicarakan tentang menstruasi,
sehingga akan mempengaruhi kualitas kesehatan selama menstruasi
pada remaja. Dengan informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan
cara-cara mencegah penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan diri individu atau
kelompok sasaran yang berdasarkan atas kesadaran atau kemauan
individu yang bersangkutan (Sarwono, 1997).
Pengetahuan tentang dismenore dan cara-cara
penanggulanganya akan memberikan kesiapan mental remaja untuk
beradaptasi dengan kondisi fisiologis yang sedang mereka alami.
Persiapan mental yang ditunjang dengan pengetahuan yang baik akan
menciptakan kondisi psikis yang memepngaruhi respon remaja
terhadap dismenore tersebut (Nelwati, 2006).
c. Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecah
permasalahan yang dihadapi masa lalu. Interaksi dengan orang lain
pengetahuanya. (Notoatmodjo, 2003). Seseorang cenderung akan
memodifikasi pengalaman yang diperolehnya agar bisa masuk
kedalam skema yang sudah ada sebelumnya.
d. Umur
Semakin bertambah usia seseorang, diasumsikan bertambah
pula pengetahuannya seiring dengan bertambahnya pengalaman dan
kematangan diri. Makin tua umur seseorang maka proses-proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur
tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat
seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu, daya ingat seseorang
dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan
bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada
pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada
umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
e. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini biasa
mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya
f. Penghasilan
Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhanya Penghasilan tidak berpengaruh langsung
terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang
berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk
menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi untuk
menambah tingkat pengetahuanya.
g. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap
sesuatu. Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungan
dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu
proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.
C. Dismenore
1. Definisi Dismenore
Dismenore atau nyeri menstruasi atau nyeri haid adalah merupakan
suatu gejala yang bukan suatu penyakit (Asrinah, 2011).
Dismenore atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah
tingkat usia (Bobak, 2004). Menurut Prawirohardjo (2008), dismenore
adalah nyeri selama haid yang dirasakan di perut bawah atau di pinggang,
bersifat seperti mulas-mulas, seperti ngilu, dan seperti ditusuk-tusuk.
Dismenore menyebabkan nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi
dan produksi zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah
mengalami menstruasi pertama (menarche). Nyeri berkurang setelah
menstruasi, namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama
periode menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009).
Dismenore atau yang lebih dikenal dengan nyeri haid adalah keluhan
yang sering dialami wanita, kejadian nyeri haid ini memang cukup tinggi
dan penyakit ini juga sudah lama dikenal (Indriani, 2008). Menurut
Manuaba (2009), dismenore adalah sakit saat menstruasi sampai dapat
mengganggu aktifitas sehari-hari.
2. Jenis Dismenore
Menurut Wiknjosastro (2005), dismenore dibagi menjadi 2 yaitu
dismenore primer dan dismenore sekunder:
a. Dismenore Primer
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa
kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi
beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih,
oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah
rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau
bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam,
walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat
rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut
bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha.
Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit
kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya (Badziad, 2003).
b. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder berhubungan dengan kelainan ginekologi
seperti pada penyakit pelvis organik, endometriosis, penyakit radang
pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus dan polip
uterus, IUD juga dapat menyebabkan dismenore sekunder (Bobak,
2004). Dismenore biasanya ditemukan jika terdapat penyakit atau
kelainan pada alat reproduksi. Nyeri dapat terasa sebelum, selama, dan
sesudah haid (Laila, 2011). Proverawati dan misaroh (2009),
menyebutkan bahwa dismenore sekunder atau yang sering disebut juga
dismenore ekstrinsik terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak
mengalami dismenore.
3. Tanda dan Gejal Klinis Dismenore
Menurut Manuaba (1998), gejala dismenore terdiri dari nyeri abdomen
bagian bawah kemudian menjalar ke daerah pinggang dan paha, dan
4. Derajat Nyeri Haid (Dismenore)
Setiap wanita mempunyai pengalaman nyeri dismenore yang berbeda-
beda, dimana hal itu muncul rasa tidak nyaman, letih, sakit yang dapat
mengganggu aktifitas sehari-hari. Nyeri akan berkurang setelah
menstruasi, namun ada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama
periode menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009). Menurut Manuaba
(2001), setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri terutama pada awal
menstruasi, namun dengan kadar nyeri berbeda-beda. Dismenore secara
siklik dibagi menjadi tiga tingkat keparahan, antara lain:
a. Dismenore ringan
Dismenore yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat
melaksanakan aktifitas sehari-hari dan biasanya berlangsung antara 1
sampai 2 hari.
b. Dismenore sedang
Dismenore ini membuat klien memerlukan obat penghilang rasa nyeri
dan kondisi penderita masih dapat beraktifitas. Dismenore ini biasanya
nyeri berlangsung antara 3 sampai 4 hari.
c. Dismenore berat
Dismenore berat membuat klien memerlukan istirahat beberapa hari
dan dapat disertai sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa tertekan,
5. Faktor Penyebab Dismenore
Menurut Wiknjosastro (2005), faktor-faktor yang memegang peranan
sebagai penyebab dismenore yaitu:
a. Faktor Kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apabila
mereka tidak mendapatkan penerangan yang baik tentang proses haid
maka mudah timbul terjadinya dismenore. Ketidaksiapan remaja putri
dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya
tersebut mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan
gangguan fisiknya, misalnya gangguan haid seperti dismenore
(Hurlock, 2007). Remaja dan ibu-ibu yang emosinya tidak stabil lebih
mudah mengalami nyeri menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009).
b. Faktor Konstitusi
Faktor konstitusi erat hubunganya dengan faktor kejiwaan dan
juga dapat menurunkan ketahanan rasa nyeri. Faktor- faktor seperti
anemia, penyakit menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi
timbulnya dismenore.
c. Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis
Banyak wanita menderita dismenore tanpa stenosis servikalis
dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi. Mioma submukosum
bertangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan dismenore
d. Faktor Endokrin
Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan
kontraktilitas otot usus. Bahwa hormon estrogen merangsang
kontraktilitas uterus dan hormon progesteron menghambat terjadinya
dismenore. Teori ini menyatakan bahwa nyeri menstruasi timbul
karena peningkatan produksi prostaglandin (oleh dinding rahim) saat
menstruasi. Anggapan ini mendasar pengobatan dengan anti
prostaglandin untuk meredakan nyeri menstruasi (Proverawati &
Misaroh, 2009).
e. Faktor Alergi
Faktor alergi ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya
asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine, atau asma
bronkhiale.
6. Faktor-Faktor Risiko Dismenore
Menurut Bare dan Smeltzer (2001), faktor resiko terjadinya dismenore
adalah:
a. Menarche pada usia lebih awal
Menarche adalah menstrusi pertama kali yang dialami kaum
perempuan yang merupakan tanda awal dimulainya kehidupan baru
sebagai remaja dalam masa pubertas yang biasanya terjadi dalam
rentang usia 10-16 tahun (Proverawati & Misaroh, 2009). Menarche
darah dari alat kelamin wanita berupa luruhnya lapisan dinding dalam
rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. Sudah lebih dari
setengah abad rata-rata usia menarche mengalami perubahan, dari usia
17 tahun, menjadi 13 tahun, secara normal menstruasi awal terjadi
pada usia 12 – 16 tahun (Kartono, 2006). Rentang usia normal
terjadinya menarche biasanya adalah 10,5 sampai 15 tahun denngan
usia rata-rata 12 tahun dan 9,5 tahun (Wong, dkk, 2009).
Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), usia saat seorang
anak perempuan mulai mendapat menstruasi sangat bervariasi.
Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi
yang pertama kali pada usia yang lebih muda. Ada yang berusia 12
tahun sudah mendapat menstruasi yang pertama kali, yang usia 8
tahun sudah mengalami dan ada juga yang usia 16 tahun baru
mengalami. Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat
reproduksi belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami
perubahan-perubahan sehingga timbul nyeri ketika menstruasi.
Menurut Widjanarko (2006), menyatakan bahwa alat reproduksi
wanita harus berfungsi sebagaimana mestinya, namun bila menarche
terjadi pada usia yang lebih awal dari normal dimana alat reproduksi
belum siap untuk mengalami perubahan dan masih terjadi
penyempitan pada leher rahim maka akan timbul rasa skit ketika
b. Belum pernah hamil dan melahirkan
Wanita yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan
dengan syaraf yang menyebabkan adrenalin mengalami penurunan,
serta menyebabkan leher rahim melebar sehingga sensasi nyeri haid
berkurang bahkan hilang.
c. Lama menstruasi lebih dari normal (hipermenorea)
Yang di sebut hipermenorea atau menorhagia adalah
pendarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi
teratur (Smeltzer & bare, 2001). Menurut Proverawati dan Misaroh
(2009), hipermenorea adalah pendarahan menstruasi yang banyak dan
lebih lama dari normal, yaitu 6-7 hari dangan ganti pembalut 5-6 kali
perhari. Menstruasi normal biasanya 3-5 hari (3-7 hari masih normal),
jumlah darah rata-rata 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal),
kira-kira 2-3 kali ganti pembalut perhari. Hipermenorea adalah pendarahan
haid yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal lebih
dari 8 hari (Wiknjosastro 2005).
Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), penyebab
hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa mioma uteri, tumor jinak
dari otot rahim, infeksi pada rahim atau hiperplasia endometrium
(penebalan lapisan dalam rahim) dan dapat juga disebabkan oleh
kelainan diluar rahim seperti kelainan darah misalnya anemia,
hormon atau gangguan endokrin. Smeltzer dan bare (2001), penyebab
hipermenorea biasanya berhubungan dengan gangguan endokrin dan
juga disebabkan karena adanya gangguan inflamasi, tumor uterus, dan
gangguan emosional juga dapat mempengaruhi pendarahan. Lama
menstruasi lebih dari normal, menstruasi menimbulkan adanya
kontraksi uterus, bila menstruasi terjadi lebih lama mengakibatkan
uterus lebih sering berkontraksi dan semakin banyak prostaglandin
yang dikeluarkan. Produksi prostaglandin yang berlebihan
menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang turus
menerus menyebabkan suplay darah ke uterus terhenti dan terjadi
dismenore (Shanon, 2006).
d. Perokok
Merokok dapat mengakibatkan nyeri saat haid karena didalam
rokok terdapat kandungan zat yang dapat mempengaruhi metabolisme
esterogen, sedangkan esterogen bertugas untuk mengatur proses haid
dan kadar esterogen harus cukup di dalam tubuh. Apabila esterogen
tidak tercukupi akibat adanya gangguan dari metabolismenya akan
menyebabkan gangguan pula dalam alat reproduksi termasuk nyeri
saat haid (Megawati, 2006).
e. Kebiasaan Olahraga
Olahraga merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan
kemampuan fungsionalnya (Irianto, 2004). Disebutkan juga oleh
Sumintarsih (2006), olahraga adalah suatu rutinitas untuk
mengaktifkan kembali sel-sel dalam tubuh yang belum berfungsi
secara sempurna. Lama latihan olahraga juga ada takarannya, setiap
melakukan olahraga sebaiknya zona sasaran harus dicapai dan
dipertahankan paling sedikit 30 menit. Latihan mencapai zona sasaran
yang dilakukan lebih lama memberikan efek yang lebih baik. Pada
kategori tingkat kebugaran yang masuk dalam kategori buruk adalah
mereka yang hanya sekali dalam seminggu berolahraga (Asmawi,
2006).
f. Stress
Stress menimbulkan penekanan sensasi syaraf-syaraf pinggul
dan otot-otot punggung bawah sehingga menyebabkan dismenore.
7. Penanganan Dismenore
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani dismenore
sehingga menurunkan angka kejadian dismenore dan mencegah keadaan
dismenore tidak bertambah berat (Wiknjosastro, 2005):
a. Penerangan dan nasehat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore primer
adalah gangguan siklus menstruasi yang tidak berbahaya untuk
kesehatan. Hendaknya dalam masalah ini diadakan penjelasan dan
serta pencegahan agar dismenore tidak mengarah pada tingkat yang
sedang bahkan ke tingkat berat. Penjelasan tentang pemenuhan nutrisi
yang baik perlu diberikan, karena dengan pemenuhan nutrisi yang baik
maka status gizi remaja menjadi baik. Tidak menutup kemungkinan
bahwa ketahanan tubuh meningkat dan gangguan menstruasi dapat
dicegah. Nasehat mengenai makan bergizi, istirahat dan olahraga
cukup dapat berguna dan terkadang juga diperlukan psikoterapi.
b. Pemberian obat analgesik
Obat analgesik yang sering digunakan adalah preparat
kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Contoh obat paten yang
beredar dipasaran antara lain ponstan, novalgin, acetaminophen dan
sebagainya.
c. Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini
bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa
gangguan benar berupa dismenore primer, sehingga wanita dapat tetap
melakukan aktifitas sehari-hari. Tujuan ini dapat dicapai dengan
pemberian pil kombinasi kontrasepsi.
d. Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin
Obat ini memegang peranan penting terhadapa dismenore
primer. Termasuk disini indometasin dan naproksen. Kurang lebih
diberikan sebelum haid mulai, satu sampai tiga hari sebelum haid dan
pada hari pertama.
Menurut Arifin (2005), nyeri haid dapat diatasi dengan:
2) Kompres dengan handuk atau botol berisi air panas (hangat) tepat
pada bagian yang terasa kram (bisa di perut atau pinggang bagian
bawah), mandi dengan air hangat dan minum-minuman hangat yang
mengandung kalsium tinggi. Penelitian Solekhah (2011), ada
pengaruh yang bermakna dengan pemberian kompres hangat terhadap
penurunan tingkat nyeri dismenore.
3) Tidur dan istirahat yang cukup, serta olah raga teratur. Dengan olah
raga dapat meningkatkan pasokan darah ke organ reproduksi sehingga
memperlancar peredaran darah. Olah raga teratur seperti jalan cepat,
jogging, berlari, berenang, bersepeda atau aerobik dapat memperbaiki
kesehatan secara umum dan menjaga siklus menstruasi agar tetap
teratur. Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olah raga, yang
tidak hanya mengurangi stress tapi juga meningkatkan produksi
endorphin di otak yang merupakan penawar sakit alami tubuh. Tidak
ada pembatasan aktifitas selama haid. Olahraga latihan aerobik,
seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang, membantu
memproduksi bahan alami yang dapat memblok rasa sakit
4) Aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak
nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan
telunjuk pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri
haid.
5) Melakukan tarik nafas dalam secara perlahan-lahan untuk relaksasi.
Dengan tarik nafas dalam di percaya dapat menurunkan intensitas
nyeri.
6) Mengkonsumsi minuman kunyit asem. Kunyit memiliki agen-agen
aktif alami yang berfungsi sebagai analgetika, antipiretika, dan
antiinflamasi sedangkan asam jawa memiliki agen-agen aktif yang
juga berfungsi sebagai antipiretika dan penenang atau pengurang
tekanan psikis. Sehingga akan mengurangi atau menghambat
D. Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori (sumber: Smeltzer & Bare, 2001; Wiknjosastro, 2005; dan Proverawati & Misaroh, 2009).
Faktor penyebab: - Kejiwaan
- Konstitusi
- Obstruksi Kanalis Servikalis
- Faktor Endokrin - Faktor Alergi - Prostaglandin
Perubahan intensitas nyeri
Penanganan dismenore:
- Penerangan dan nasehat (pengetahuan dan informasi) - Pemberian obat analgesik - Terapi hormonal
- Terapi dengan obat nonsteroid
antiprostaglandin. - Kopres hangat
- Istirahat yang cukup dan olahraga
- Aroma terapi - Nafas dalam
K i k i
Dismenore
Faktor risiko: - Menarche pada usia
lebih awal
- Lama menstruasi lebih dari normal
- Belum pernah hamil dan melahirkan
- Umur - Perokok
- Kebiasaan Olahraga - Stress
Kategori tingkat nyeri: - Ringan
E. Kerangka Konsep
Intervensi
Sebelum di beri buku saku Setelah di beri buku saku
Gambar 2.2: Kerangka Konsep Penelitian
F. Hipotesis
Ha : Ada keefektifisan dalam pemberian buku saku dismenore terhadap pengetahuan siswi tentang cara penanganan dismenore pada siswi kelas
VIII SMP Negeri 02 Nusawungu.
Ho : Tidak ada keefektifisan dalam pemberian buku saku dismenore terhadap
pengetahuan siswi tentang cara penanganan dismenore pada siswi kelas
VIII SMP Negeri 02 Nusawungu.
Pengetahuan tentang cara penanganan
disminore
Pengetahuan tentang cara penanganan