• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENGONTROL MARAH DENGAN SPIRITUAL: PSIKORELIGIUS PADA KLIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA DWARAWATI RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENGONTROL MARAH DENGAN SPIRITUAL: PSIKORELIGIUS PADA KLIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA DWARAWATI RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENGONTROL MARAH DENGAN SPIRITUAL : PSIKORELIGIUS PADA KLIEN RESIKO PERILAKU

KEKERASAN DI WISMA DWARAWATI RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun oleh :

Ika Fitriana, S. Kep

A31600897

PEMINATAN KEPERAWATAN JIWA

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi Program Ners Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KIAN, Agustus 2017

Ika Fitriana 1) Ike Mardiati Agustin 2)

ABSTRAK

PENERARAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENGONTROL MARAH DENGAN SPIRITUAL : PSIKORELIGI PADA KLIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA DWARAWATI RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG

Latarbelakang : Permasalahan utama yang sering terjadi pada pasien gangguan jiwa adalah perilaku kekerasan. Penelitian psikatrik membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara komitmen agama dan kesehatan. Terapi psikoreligius merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang mengkombinasikan pendekatan kesehatan jiwa modern dan pendekatan aspek religius pada klien resiko perilaku

kekerasan di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

Tujuan umum: menguraikan penerapan tindakan keperawatan mengontrol marah dengan spiritual : psikoreligi pada klien resiko perilaku kekerasan di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

Metode: menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus yang melibatkan 5 klien.

Hasil asuhan keperawatan : hasil penelitian didapatkan data penurunan tanda dan gejala klien resiko perilaku kekerasan di Wisma Dwarawati klien 1 mengalami penurunan sebesar 24%, klien 2 sebesar 26%, klien 3 sebesar 20%, klien 4 dan klien 5 masing-masing sebesar 28%.

Rekomendasi : Diharapkan terapi spiritual : psikoreligi dijadikan salah satu intervensi dalam melakukan perawatan pada klien risiko perilaku kekerasan.

Kata kunci: tindakan keperawatan mengontol marah, resiko perilaku kekerasan

1. Mahasiswa Profesi Ners Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong

(7)

vii Ners Profession Of Nursing Program

Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong Minithesis, August 2017

Ika Fitriana 1) Ike Mardiati Agustin 2)

ABSTRACT

APLICATION OF THE NURSING PRACTICE TO CONTROL ANGRY WITH SPIRITUAL : PSYCHORELIGIUS AMONG PATIENT VIOLENT BEHAVIOR

IN WISMA DWARAWATI RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG

Introduction : The main problem often occurs in patients mental disorder is behavior violent. Research psychistric prove that there is very significant relation, between commitment religion and health. Therapy psychoreligius is one from of psychotherapy that combined approach soul modern and approach aspect religius for patients risk

violent behavior in Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

Objective: Describes the application of the nursing practice to control angry with spiritual psychoreligius for patient risk violent behavior in Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

Method : Uses the method descriptive analytic with the approach study a case involving 5 clients risk behavior violence.

Result : The research result obtain a decrease in the symptoms patient risk violent behavior in Wisma Dwarawati patient 1 decreased 24%, patient 2 26%, patient 3 20%, patient 4 and patient 5 each decreased 28%.

Recomendation : Expected spiritual therapy: psychoreligius become one of the intervening in maintenance for client risk violent behavior.

Keyword : nursing practice to control angry, risk violent behavior

1. Bachelor Nursing Student Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

2. Lecture Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini dengan judul “Peneraran Tindakan Keperawatan Mengontrol Marah Dengan Spiritual : Psikoreligi Pada Klien Resiko Perilaku Kekerasan Di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr.

Soerojo Magelang”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi

Besar Muhammad SAW sehingga penulis mendapat kemudahan dalam

menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Hj.Herniyatun,S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat, selaku Ketua STIKes

Muhammadiyah Gombong.

2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKes

Muhammadiyah Gombong

3. Dadi Santoso, M.Kep selaku koordinator program Profesi Ners STIKes

Muhammadiyah Gombong.

4. Ike Mardiati Agustin, M.Kep.,Sp.Kep.J , selaku pembimbing yang

telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Keluarga yang tak kenal lelah memberikan dukungan dan semangatnya

untuk penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah

Akhir Ners ini dengan tepat waktu.

6. Rekan-rekan seperjuangan Profesi Ners angkatan 2016/2017

7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis

ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan

mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada

(9)

ix

membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata

semoga Karya Ilmiah Akhir Ners ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMANPERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v

BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN ... 17

A. Profil Lahan Praktik ... 17

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Analisis Karakteristik Klien ... 36

B. Pembahasan/ Analisis ... 38

(11)

xi

D. Inovasi Tindakan ... 42

E. Keterbatasan Penelitian ... 43

BAB V PENUTUP ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Diagnosa Keperawatan ... 24

Tabel 4.1 Karateristik Klien Risiko Perilaku Kekerasan Di Wisma Dwarawati

RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang... 36

Tabel 4.2 Tanda Gejala Klien Resiko Perilaku Kekerasan Sebelum Dan Sesudah

Dilakukan Tindakan Keperawatan Mengontrol Marah Dengan Spiritual:

Psikoreligius di Wisma Dwarawati Rsj Prof. Dr. Soerojo Magelang ... 37

Tabel 4.3 Kemampuan Pasien Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Tindakan

Keperawatan Mengontrol Marah Dengan Spiritual: Psikoreligius di

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. KEPERAWATAN SPIRITUALITAS PADA SKIZOFRENIA

Lampiran 2. PENGARUH TERAPI PSIKORELIGIUS : DOA DAN DZIKIR

TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA

PENDERTIA GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI

HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT

KOTA SEMARANG 2014

Lampiran 3. PENGARUH TERAPI PSIKORELIGI TERHADAP PENURUNAN

PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

Lampiran 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN. P DENGAN MASALAH

UTAMA : RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA

DWARAWATI RSJ. PROF. DR SOEROJO MAGELANG

Lampiran 5. RESUME KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN MASALAH

UTAMA : RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA

DWARAWATI RSJ. PROF. DR SOEROJO MAGELANG

Lampiran 6. RESUME KEPERAWATAN PADA NN. A DENGAN MASALAH

UTAMA : RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA

DWARAWATI RSJ. PROF. DR SOEROJO MAGELANG

Lampiran 7. RESUME KEPERAWATAN PADA NY. K DENGAN MASALAH

UTAMA : RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA

DWARAWATI RSJ. PROF. DR SOEROJO MAGELANG

Lampiran 8. RESUME KEPERAWATAN PADA NN. S DENGAN MASALAH

UTAMA : RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA

DWARAWATI RSJ. PROF. DR SOEROJO MAGELANG

Lampiran 9. EVALUASI TANDA GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN

DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU

(14)

xiv Lampiran 10. Sop Dzikir Dan Shalat

Lampiran 11. Lembar Konsul Penguji

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan pengendalian diri dalam menghadapi stresor di

lingkungan sekitar dengan selalu berpikir positif dalam keselarasan tanpa adanya

tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). Menurut World

Health Organization (WHO), kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan

jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik positif yang

menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan

kedewasaan kepribadiannya. (Yosep, 2010). WHO (2009) memperkirakan 450

juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan

mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Usia ini biasanya

terjadi pada dewasa muda antara usia 18-21 tahun (WHO (2009), dalam Yosep

(2010)).

Menurut National institute of mental health gangguan jiwa mencapai 13%

dari penyakit secara keseluruhan dan diperkirakan akan berkembang menjadi

25% di tahun 2030. Kejadian tersebut akan memberikan andil meningkatnya

prevalensi gangguan jiwa dari tahun ke tahun di berbagai negara. Berdasarkan

hasil sensus penduduk Amerika Serikat tahun 2004, diperkirakan 26,2 %

penduduk yang berusia 18 – 30 tahun atau lebih mengalami gangguan jiwa

(NIMH, 2011).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, menunjukkan bahwa

prevalensi gangguan jiwa secara nasional mencapai 5,6% dari jumlah penduduk,

dengan kata lain menunjukkan bahwa pada setiap 1000 orang penduduk terdapat

empat sampai lima orang menderita gangguan jiwa (Hidayati, 2014).

Di Jawa Tengah sendiri terdapat 3 orang perseribu penduduk yang

(16)

2

Dengan demikian dari 32.952.040 penduduk Jawa Tengah terdapat sekitar

98.856 orang yang mengalami gangguan jiwa. Sejalan dengan paradigma sehat

yang dicanangkan departemen kesehatan yang lebih menekankan upaya proaktif

melakukan pencegahan daripada menunggu di rumah sakit, kini orientas upaya

kesehatan jiwa lebih pada pencegahan (preventif) dan promotif (Purilukita,

2012). Berdasarkan data pada Bulan Maret s/d April 2017 di Wisma Dwarawati

RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang terdapat pasien dengan perilaku kekerasan 7

orang, Halusinasi 9 klien, Harga Diri Rendah 1 klien, Waham 1 klien, Defisit

Perawatan Diri 1 klien.

Permasalahan utama yang sering terjadi pada pasien gangguan jiwa adalah

perilaku kekerasan. Hal ini sesuai dengan diagnosa keperawatan NANDA yang

biasa ditegakkan berdasarkan pengkajian gejala psikotik atau tanda positif.

Kondisi ini harus segera ditangani karena perilaku kekerasan yang terjadi akan

membahayakan diri pasien, orang lain, dan lingkungan. Hal ini yang menjadi

alasan utama pasien gangguan jiwa dibawa ke rumah sakit. Perilaku kekerasan

adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang dapat

membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun

lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau

marah yang tidak konstruktif (Stuart dan Sundeen, 2010).

Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari rasa

marah atau ketakutan yang mal adaptif (panik). Perilaku agresif dan perilaku

kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu dimana agresif verbal di

suatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) di sisi yang lain. Perilaku kekerasan

adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang dapat

membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, sering

disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon

terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (Stuart dan

Laraia, 2008), sedangkan kemarahan adalah perasaan jengkel yang muncul

sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (Keliat,

(17)

3

Penelitian psikiatrik membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sangat

signifikan antara komitmen agama dan kesehatan. Orang yang sangat religius

dan taat menjalankan ajaran agamanya relatif lebih sehat dan atau mampu

mengatasi penderitaan penyakitnya sehingga proses penyembuhan penyakit

lebih cepat (Zainul Z, 2007). Saat ini perkembangan terapi di dunia kesehatan

sudah berkembang ke arah pendekatan keagamaan (psikoreligius). Dari berbagai

penelitian yang telah dilakukan ternyata tingkat keimanan seseorang erat

hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai

problem kehidupan yang merupakan stresor psikososial.

Terapi psikoreligius merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang

mengkombinasikan pendekatan kesehatan jiwa modern dan pendekatan aspek

religius/ keagamaan yang dimana bertujuan meningkatkan mekanisme

koping/ mengatasi masalah (Yosep, 2010). WHO telah menetapkan unsur

spiritual (agama) sebagai salah satu dari 4 unsur kesehatan. Keempat unsur

kesehatan tersebut adalah sehat fisik, sehat psikis, sehat sosial dan sehat spiritual

(Hawari, 2008).

Hasil penelitian Jauhari (2014) tentang “Pengaruh Terapi Psikoreligius :

Doa Dan Dzikir Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Penderita Gagal

Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rumah

Sakit Kota Semarang 2014” yang dilakukan pada 30 responden, 15 responden

perlakuan dan 15 responden kelompok kontrol. Menunjukkan adanya pengaruh

terapi psikoreligius : doa dan dzikir terhadap penurunan tingkat depresi pada

penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dengan hasil p-velue = 0.003<α (0.05) dan merekomendasikan terapi psikoreligius dengan doa dan dzikir dijadikan sebagai salah satu intervensi untuk mengatasi depresi pada

penderita gagal ginjal kronik.

Penelitian yang dilakukan oleh Padma Sari (2014) tentang “Keperawatan Spiritualitas pada Pasien Skizofrenia” yang menggunakan pendekatan deskriptif fenomenologi melibatkan 9 pastisipan, 7 partisipan pasien ponpes terdiagnosa

dengan skizofrenia 2 partisipan pengasuh para rehabilitin. Data dianalisis dengan

(18)

4

didapatkan hasil dengan 2 tema, tema yang pertama tentang pengertian spiritual,

tema yang kedua adalah manfaat spiritual. Dalam penelitian ini didapatkan

pengertian spiritual didefinisikan bertambahnya keimanan dan kegiatan ibadah

sehari-hari. Manfaat spiritual sebagai tema kedua terdeskripsikan melalui

kesembuhan penyakit jiwa, manajemen symptoms, perubahan perilaku,

perubahan emosi dan perubahan pada masa depan.

Terapi psikoreligi pernah dilaksanakan di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr.

Soerojo Magelang, hanya pelaksanaannya belum optimal dengan demikian

dampak dari psikoreligi terhadap penurunan perilaku kekerasan belum terlihat

secara nyata. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

kajian tentang penerapan tindakan keperawatan mengontrol marah dengan

spiritual: psikoreligius pada klien resiko perilaku kekerasan di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

B.Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menguraikan

penerapan tindakan keperawatan mengontrol marah dengan spiritual:

psikoreligius pada klien resiko perilaku kekerasan di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik pasien resiko perilaku kekerasan di Wisma

Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

b. Mengetahui tanda gejala pada pasien resiko perilaku kekerasan sebelum

diberikan intervensi terapi psikoreligi di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr.

Soerojo Magelang.

c. Mengetahui tanda gejala pada pasien resiko perilaku kekerasan setelah

diberikan intervensi terapi psikoreligi di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr.

Soerojo Magelang.

d. Mengetahui kemampuan mengontrol marah sebelum dan sesudah

(19)

5

pada pasien resiko perilaku kekerasan di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

C.Manfaat Penulisan

1. Bagi Praktek Keperawatan

Diharapkan terapi terapi psikoreligi dapat dijadikan SOP dalam

perawatan pada pada pasien resiko perilaku kekerasan.

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan secara luas

kepada pihak akademis, sehingga dapat dijadikan sumber referensi dalam

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. (2009). Pokok-Pokok Pikiran Bimbingan Penyuluhan Agama. Jakarta :

Bulan Bintang

Chaplin, J.P . (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajagrafinda Persada

DEPKES RI. (2009). Keperawatan Jiwa Teori Dan Tindakan Keperawatan. Jakarta

: Depkes

Drajat, Zakiah. (2008). Kesehatan Mental. Jakarta : Gunung Agung

Gershon, E.S. (2013). Genetic Approaches to Mental Disorder. Washington:

American Psychiatric Press

Hawari, Dadang. (2011). Pendekatan Psikoreligi pada Trauma Bencana. Jakarta :

FK UI

Hawari, Dadang. (2009). Pedekatan Holistik Pada Gangguan Jiawa Skizofrenia.

Jakarta. FK UI

Hidayat, A. Aziz. (2014). Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba

Medika

Jauhari, Januardi. (2014). Pengaruh Terapi Psikoreligius : Doa Dan Dzikir

Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik

Yang Menjalani Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Kota

Semarang 2014. Skripsi. Stikes Ngudi Waluyo Ungaran

Keliat, B.A and Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

Marini. (2008). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Depresi

Pada Usia Lanjut Di Poli Geriatri RSU Ciptomangunkusumoa Tahun

2006-2008. Tesis. Depok. Universitas Indonesia

(21)

Padmasari, Sri. (2014). Keperawatan Spiritualitas Pada Pasien Skizofrenia.

Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro

Stuart dan Laraia. (2005). Prinsip dan Praktek Keperawatan Psikiatri Edisi 8. St

Louis: Mosby Book INCkesehatan

Stuart dan Sundeen.(2010). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Sulistyowati, D.A, E. Prihantini. (2015). Pengaruh Terapi Psikoreligi Terhadap

Penurunan Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit

Jiwa Daerah Surakarta. Kementrian Kesehatan Politeknik Kesehatan

Surakarta Jurusan Keperawatan: Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan

Syukur, M. Arifin. (2011). Zikir Menyembuhkan Kankerku. Jakarta : Hikmah (PT.

Mizan Publika).

Towsend, M.C. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Edisi Lima.

Jakarta : EGC

Wahid & Nurul. (2008). Konsep Diri. Jakarta : EGC

Yosep, Iyus. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

Yusuf, Syamsu. (2006). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung : PT

Remaja Raskadarkarya Offset

(22)

EVALUASI TANDA DAN GEJALA, dan KEMAMPUAN KLIEN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama pasien : Klien 1

NO Aspek Penilaian Tanggal Evaluasi

(23)

47. Penolakan √ √ √ - -

48. Ejekan - - - - -

49. Mentertawakan - - - - -

50. Menarik diri √ √ √ √ √

Total Jumlah Tanda dan Gejala 17 15 12 8 5

II Kemampuan Pasien

1. Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu - - - √ √

2. Melaksanakan dzikir setelah beribadah shalat - - - - -

3. Mengontrol marah secara spritual : berdoa, istighfar - - √ √ √

(24)

EVALUASI TANDA DAN GEJALA, dan KEMAMPUAN KLIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama pasien : Klien 2

NO Aspek Penilaian Tanggal Evaluasi

(25)

45. Mengancam secara verbal atau fisik - - - - -

46. Pengasingan - - - - -

47. Penolakan - - - - -

48. Ejekan - - - - -

49. Mentertawakan - - - - -

50. Menarik diri - - - - -

Total Jumlah Tanda dan Gejala 16 12 7 7 3

II Kemampuan Pasien

1. Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu - - - - √

2. Melaksanakan dzikir setelah beribadah shalat - - - √ √

3. Mampu mengontrol marah secara spritual : berdoa, istighfar - - √ √ √

(26)

EVALUASI TANDA DAN GEJALA, dan KEMAMPUAN KLIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama pasien : Klien 3

NO Aspek Penilaian Tanggal Evaluasi

(27)

47. Penolakan √ √ - - -

48. Ejekan - - - - -

49. Mentertawakan - - - - -

50. Menarik diri √ √ √ - -

Total Jumlah Tanda dan Gejala 15 12 8 5 5

II Kemampuan Pasien

1. Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu - - - - √

2. Melaksanakan dzikir setelah beribadah shalat - - - - -

3. Mengontrol marah secara spritual : berdoa, istighfar - - √ √ √

(28)

EVALUASI TANDA DAN GEJALA, dan KEMAMPUAN KLIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama pasien : Klien 4

NO Aspek Penilaian Tanggal Evaluasi

(29)

47. Penolakan - - - - -

48. Ejekan - - - - -

49. Mentertawakan - - - - -

50. Menarik diri √ √ √ - -

Total Jumlah Tanda dan Gejala 18 15 11 6 4

II Kemampuan Pasien

1. Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu - - √ √ √

2. Melaksanakan dzikir setelah beribadah shalat - - - √ √

3. Mengontrol marah secara spritual : berdoa, istighfar - - √ √ √

(30)

EVALUASI TANDA DAN GEJALA, dan KEMAMPUAN KLIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama pasien : Klien 5

NO Aspek Penilaian Tanggal Evaluasi

(31)

47. Penolakan - - - - -

48. Ejekan - - - - -

49. Mentertawakan - - - - -

50. Menarik diri - - - - -

Total Jumlah Tanda dan Gejala 17 16 11 4 3

II Kemampuan Pasien

1. Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu - - √ √ √

2. Melaksanakan dzikir setelah beribadah shalat - - - √ √

3. Mengontrol marah secara spritual : berdoa, istighfar - - √ √ √

(32)

Standar Operasional Prosedur : Shalat

Topik Penerapan terapi psikoreligi berupa terapi spiritual shalat pada

pasien

Pengertian Menurut bahasa shalat adalah do’a, rahmat, tasbih, bacaan.

Sedangkan menurut istilah syariat shalat adalah beberapa ucapan, dan

beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam dengan maksud beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat

yang telah ditentukan.

Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah dalam membimbing ibadah shalat

pasien.

Prosedur

Pelaksanaan

Sholat

Bantu pasien untuk menutup aurat, hadapkan pasien ke arah kiblat,

dampingi pasien selama melakukan shalat, dan bimbing pasien untuk

melaksanakan shalat dengan cara :1. Niat dalam hati 2. Mengangkat

kedua tangan sambil takbiratul ihram 3. Menyimpan kedua tangan

diatas perut4. Membaca doa iftitah 5. Membaca al-fatihah 6.

Membaca surat atau ayat al-quran 7. Melakukan rukuk sesuai dengan

kemampuan pasien 8. Bangkit dari rukuk dan membaca doa 9)

membaca takbir lalu sujud 10). Membaca takbir untuk bangkit dari

sujud dan duduk diantara dua sujud sambil baca doa 11).membaca

takbir lalu sujud sambil membaca doa 12). Bangkit dari sujud lalu

tasyahud akhir 13). Salam

Penutup Diakhiri dengan membimbing do’a dan dzikir bersama, kemudian

(33)

Standar Operasional Prosedur Psikoreligi : Dzikir

Topik Penerapan terapi psikoreligi berupa terapi spiritual dzikir dan

pada pasien

Pengertian Terapi yang menggunakan media dzikir mengingat Allah yang

bertujuan untuk memfokuskan pikiran. Dengan bacaan do’a

dan dzikir orang akan menyerahkan segala permasalahan

kepada Allah, sehingga beban stress yang dihimpitnya

mengalami penurunan. (Fanada, 2012 dikutip Indri W, 2014)

Tujuan 1. Dzikir dapat mengusir, menundukkan dan membakar

setan, karena dzikir bagaikan benteng yang sangat kokoh

yang mampu melindungi seorang hamba dari serangan

musuh-musuhnya.

2. Dzikir dapat menghilangkan kesedihan, kegundahan, dan

depresi, dan dapat mendatangkan ketenangan,

kebahagiaan dan kelapangan hidup. Karena dzikir

mengandung psikoterapeutik yang mengandung kekuatan

spiritual atau kerohanian yang dapat membangkitkan rasa

percaya diri dan rasa optimisme yang kuat dalam diri

orang yang berdzikir.

3. Dzikir dapat menghidupkan hati

4. Dzikir dapat menghapus dosa dan menyelamatkannya dari

adzab Allah, karena dengan berdzikir dosa akan menjadi

suatu kebaikan yang besar, sedang kebaikan dapat

menghapus dan menghilangkan dosa.

Waktu Setelah melaksanakan kegiatan shalat 5 waktu

Prosedur

Penatalaksanaan

Terapi Spiritual

Dzikir

A. Persiapan Alat dan Lingkungan

1.Persiapan perlengkapan ibadah (seperti tasbih, sajadah,

dsb)

Lingkungan yang hening sehingga dapat berkonsentrasi secara

penuh

(34)

Langkah-langkah respon rileksasi menurut Dr.dr Samsuridjal

Djauzi, SpPD., KAI (2008) antara lain :

1. Pilihlah kalimat spiritual yang akan digunakan

2. Duduklah dengan santai

3. Tutup mata

4. Kendurkan otot-otot

5. Bernapaslah sacara alami dan mulai mengucapkan

kalimat spiritual yang dibaca secara berulang-ulang

6. Bila ada pikiran yang mengganggu, kembalilah fokuskan

pikiran

7. Lakukan selama 10 menit

8. Jika sudah selesai, jangan langsung berdiri duduklah dulu

dan beristirahat, buka pikiran kembali, barulah berdiri

dan melakukan kegiatan kembali.

C. Kriteria Evaluasi

1. Mengkaji proses dan hasil dari terapi spiritual

menggunakan catatan aktivitas terapi yang telah

dilakukan.

2. Menganalisis sesi yang telah dilakukan untuk melihat

kefektifan terapi.

2.Menganalisis hasil dan catatan terapi sehingga perawat

dapat mengetahui progres teknik yang dilakukan klien

dalam mengembangkan sesi.

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)

Gambar

Tabel 4.2 Tanda Gejala Klien Resiko Perilaku Kekerasan Sebelum Dan Sesudah

Referensi

Dokumen terkait

mengontrol perilaku kekerasan, latih klien cara fisik 1 perilaku kekerasan:.. latihan nafas dalam, anjurkan klien memasukkan dalam jadwal harian. Rencana tindakan untuk SP

Tujuan Penulisan: Menguraikan hasil analisis asuhan keperawatan pada klien dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Prof Margono

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan jiwa dengan pemberian terapi aktivitas kelompok pada klien yang

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners dengan judul “ Analisis

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Ners ini dengan judul “ Analisis terapi

karena pasien pada gangguan jiwa juga membutuhkan perhatian dari kita sebagai salah satu tenaga kesehatan, dengan harapan bahwa terapi tersebut dapat menurunkan

Rekomendasi dari penelitian ini adalah perawat dapat menggunakan relaksasi otot progresif sebagai alternatif untuk membantu mengontrol marah pada pasien resiko perilaku

Salah satu tindakan keperawatan mandiri yang dapat diberikan pada klien dengan resiko perilaku kekerasan yaitu pemberian teknik relaksasi napas dalam yang tujuannya diyakini secara