• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Warna Dan Makna Pada Karya Lukisan Pranoto - ISI Denpasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kajian Warna Dan Makna Pada Karya Lukisan Pranoto - ISI Denpasar"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN WARNA DAN MAKNA PADA KARYA LUKISAN PRANOTO Oleh:

I Gusti Lanang Ngurah Agung Adnyana. I Nyoman Artayasa. Ni Luh Sustiawati.

Progam Magister

Program Studi Penciptaan Dan Pengkajian Seni (S2) Progam Pascasarjana

Institut Seni Indonesia Denpasar

Jalan Nusa Indah, Telp. 0361-227316, Fax. 0361-236100 Denpasar 80235 agungamlapura@yahoo.com

ABSTRAK

Karya seni lukis adalah suatu gambaran atau ekspresi dari seorang seniman yang mempunyai nilai keindahan.Yang menjadi dasar sebuah karya terlihat sangat menarik yaitu ada pada unsur warna dan maknanya. Pranoto merupakan seorang pelukis yang beraliran impresionisme, keunikannya adalah karya lukisan ini lebih banyak menggunakan efek cahaya secara langsung karena kesan-kesan warna didapatnya dari pantulan cahaya, sehingga mendapatkan perubahan warna yang awalnya merah berubah menjadi kehijauan, oranye berubah menjadi kebiruan, dan kuning berubah menjadi violet. Tujuannya adalah ingin mengetahui bagaimana proses warna dan makna yang ada pada karya Pranoto, manfaatnya dapat memberikan wawasan dan ilmu dalam bidang kajian seni, serta bermanfaat bagi peneliti untuk lebih paham dengan fenomena yang dianalisa.

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian yaitu (1) Bagaimanakah proses warna pada karya lukisan Pranoto?; (2) Warna apa saja yang digunakan pada karya lukisan Pranoto?; (3) Makna apakah yang terkandung pada karya lukisan Ptranoto?. Sebagai pisau analisis menggunakan empat teori yaitu teori estetika, teori seni, teori warna, teori makna. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi, kepustakaan. Metode analisis data menggunakan analisis data deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan di lapangan, dan dokumentasi langsung dengan Pranoto sebagai informan utama. Melengkapi data primer, peneliti memperoleh informasi dari berbagai sumber skunder, berupa buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan sumber kepustakaan lainnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Menghasilkan warna kontras akibat dari proses pencahayaan terhadap objek pada karya lukisan Pranoto., (2) Dalam proses warna Pranoto menemukan perbedaan merah menjadi hijau, oranye menjadi biru, dan kuning menjadi violet., (3) Makna dari ketiga lukisan (1) sempurna., (2) rasa., (3) gairah, yang ada pada karya lukisan Pranoto.

(2)

KAJIAN WARNA DAN MAKNA PADA KARYA LUKISAN PRANOTO Oleh:

Penulis 1 : I Gusti Lanang Ngurah Agung Adnyana. Penulis 2 : I Nyoman Artayasa. Penulis 3 : Ni Luh Sustiawati.

PENDAHULUAN

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih), warna memiliki sifat-sifat mendasar yang ikut menentukan persepsi kesan yang terjadi pada kita setelah tahap penangkapan sensasi oleh mata kita Djelantik (2008:30). Ada 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral, warna primer ialah warna dasar yang terdiri dari 3 warna dasar yaitu merah, kuning dan biru, sedangkan warna sekunder ialah warna yang dihasilkan dari percampuran 2 jenis warna dasar, warna tersier yang merupakan hasil dari penggabungan warna sekunder dengan 1 jenis warna primer misalnya merah dan kuning menjadi oranye dan yang terakhir warna netral yaitu warna yang berasal dari campuran ketiga warna pokok yaitu merah, kuning, dan biru dengan takaran perbandingan yang sama, yang terdiri dari putih dan hitam, yang tidak lagi memiliki

kemurnian warna, kelompok warna inilah yang sering disusun dalam lingkaran warna untuk sebuah karya lukisan, warna digolongkan menjadi dua, yaitu warna eksternal dan warna internal, warna eksternal adalah warna yang bersifat fisika, sedangkan warna internal adalah warna sebagai persepsi manusia, bagaimana manusia melihat warna kemudian mengolahnya dan bagaimana mengekspresikannya menjadi suatu karya seni, Prawira (1989:40). Ada beberapa jenis-jenis warna yang sangat penting dibahas diantaranya merah, oranye, kuning, hijau, ungu, putih dan hitam, Pranoto mengatakan bahwa dalam karyanya warna yang utuh harus tercampur dan terstruktur artinya warna satu dengan yang lain memiliki keseimbangan masing-masing.

(3)

dan dominan kontras. Warna kontras yaitu warna ini saling bertentangan atau bertolak belakang tingkat gelap terangnya namun secara keseluruhan memiliki keharmonisan yang berpedoman pada objek yang ada, warna merupakan salah satu elemen penting dalam seni lukis, jadi sudah jelas setiap warna akan memberikan efek tersendiri bagi suatu lukisan, setiap warna bahkan hitam dan putih sekali pun mengandung arti dan makna tersendiri yang dapat menyampaikan suatu pesan tertentu, oleh karena itu pengetahuan akan psikologi warna akan menjadi nilai plus bagi seorang seniman, menurut Sanyoto (2005 : 8) warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna memegang peranan penting dalam penilaian serta turut menentukan suka tidaknya akan bermacam-macam benda, setiap warna mampu memberikan kesan dan makna tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya.

Makna warna hadir karena didasari dari persepsi manusia terhadap fenomena yang dilihat. Dalam hal ini ada banyak warna yang memiliki makna-makna dan arti di dalamnya yang belum diketahui.

Menurut Mansur Pateda (2001:79), istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang memiliki arti, berikut adalah penjelasan makna warna yang masih terkait dengan karya ini diantaranya yaitu warna merah. Warna merah merupakan simbol dari energi, gairah, kekuatan dan kegembiraan., warna oranye memberi kesan hangat dan bersemangat., warna kuning memberi arti rasa optimis, dan percaya diri., warna biru umumnya memberi arti menenangkan, kecemasan, warna hijau adalah warna yang identik dengan alam dan mampu memberi suasana tenang, warna violet memiliki arti kebebasan dan lincah sedangkan warna hitam adalah warna yang akan memberi kesan suram, terakhir warna putih mempunyai arti suci dan bersih.

(4)

ini diharapkan agar lebih terarah membedah penelitian yang sedang diteliti mengenai kajian warna dan makna pada karya lukisan Pranoto. Sebagai seniman lukis otodidak di Ubud nama Pranoto sudah dikenal sebagai pelukis gambar model sampai sekarang, kehadirannya di Ubud sejalan dengan munculnya masa seni rupa baru Indonesia, pada tahun 1974 muncul para seniman muda baik yang berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dan lain-lain.

Makna karya lukisan Pranoto tidaklah selalu sama dengan karya lukisan yang ia ciptakan, seperti karya yang pertama mengambil contoh seorang wanita dengan posisi santai, kenapa karya ini diberi makna “Sempurna”, jadi Pranoto sendiri mengatakan kesan yang terdapat dalam karyanya itu sangat istimewa, kedua lukisan seorang wanita setengah badan dengan posisi hadap kedepan diberikan makna “Rasa” karena pada karya lukisan kedua ini terlihat sebuah ekspresi yang sulit ditebak, dan karya lukisan yang ketiga wanita dengan posisi tertidur yang

diberi makna “Gairah”, karena karya lukisan ini mampu membangkitkan nafsu yang ada pada pelukisnya. Jadi hal-hal tersebut muncul dalam sudut pandang Pranoto sebagai pelukis. Pengalaman seniman yang belum banyak orang tahu/mengerti akan menjadikan karya lukisan yang diciptakannya menjadi menarik, membuat orang ingin menghayatinya (Soedarso SP, Mike Susanto, 2002:101).

(5)

ke-19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1874. Nama ini awalnya dikutip dari lukisanClaude Monetyaitu dengan judul Impression, Sunrise”.Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah dan bahkan sebagian pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam, karena dianggap bukan bagian dari cahaya (Sudita, 2017:164). Apa perbedaan karya lukisan Pranoto dengan karya lukisan S. Sudjojono yang berjudul “didepan kelambu terbuka” yang sama-sama menganut aliran impresionisme, jadi perbedaan karya lukisan Pranoto adalah warna yang digunakan selalu cerah, tidak memakai warna yang terlalu gelap dan warnanya kontras. Sedangkan karya S. Sudjojono dalam lukisannya menggunakan warna gelap, dan warnanyapun tidak mengunakan warna kontras seperti pada karya Pranoto. Yang menarik dari analisis kajian warna dan makna pada karya lukisan Pranoto adalah bisa dijadikan sebagai refrensi dalam mengembangkan bakat seni lukis, maka dari itu penulis sangat tertarik mengangkat topik ini di dalam suatu kajian seni yang berjudul

kajian warna dan makna pada karya lukisan Pranoto.

MATERI DAN METODE

PENELITIAN

Dalam kajian warna dan makna pada karya lukisan Pranoto menggunakan materi yang ada hubungannya dengan kajian warna dan makna, kaitannya dengan bagaimana proses warna kemudian warna apa saja yang digunakan dan trakhir makna apa yang terkandung pada karya lukisan Pranoto. Pada tahapan peratama, penulis melakukan dengan mencari jurnal ilmiah seperti studi pustaka. Berikut adalah sumber yang menjadi bahan rujuakan didalam penulisan ini :

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode wawancara, observasi/pengamatan, dokumentasi, dan kepustakaan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis data yang bersifat deskriptif disajikan dengan menguraikan dan menjabarkan dengan detail data yang sebenarnya.

(6)

dari sejarah perkembangan penggunaan warna sampai dengan makna dan fungsi warna, kesalahan penggunaan warna akan membuat karya seni tidak sejalan dengan apa yang diharapkan, jadi akan lebih bagus diawali dengan perencanaan dan penempatan warna yang tepat untuk dijadikan tampilan depan sehingga masyarakat menjadi sangat tertarik

Kaelan. 2009. Dalam buku “Filsafat Bahasa Semiotika” menyebutkan bahwa kompleksitas relasi digambarkan oleh Roland Barthes melalui tingkat signifikansi yang memungkinkan menghasilkan makna yang bertingkat-tingkat.

Tris Neddy Santo. 2012. Buku dengan judul “Menjadi Seniman Rupa” membahas tentang fungsi seni secara mendalam, di mana setiap karya seni yang diciptakan sesuai kepuasan individu seniman/perancang, dapat juga karya seni diciptakan berdasarkan kebutuhan masyarakat melalui sudut pandang dan aspek yang berbeda. Buku berjudul “Affandi” karya diterbitkan yayasan Bina Lestari

Budaya Jakarta 1975. Buku ini membahas tentang pandangan seksual dalam karya seni. Ketelanjangan yang diekspresikan melalui lukisan Affandi bukan dari aspek seksual perempuannya saja, melainkan apa yang disimbolkan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil data-data yang didapat dari penelitian, tahap selanjutnya adalah menganalisa tujuan sesuai dengan penelitian ini yaitu ingin menganalisis kajian warna dan makna pada karya lukisan Pranoto, mengetahui dan menganalisis proses warna pada karya lukisan Pranoto, mengetahui dan menganalisis warna-warna apa saja yang digunakan pada karya lukisan Pranoto, dan mengetahui dan menganalisis makna pada karya lukisan Pranoto.

Proses Warna Pada Karya Lukisan Pranoto

(7)

Immanuel Kant (1951:5). yaitu estetika sebagai kesenangan yang dirasakan pada saat melihat benda atau objek. Seni adalah suatu ekspresi yang ditunjukkan oleh manusia yang memiliki unsur seni, diungkapkan dalam sebuah media yang nyata dan bisa dinikmati oleh seluruh panca indra manusia Nandawan L. Hasanah (2013:8). Semiotik dibagi menjadi dua bagian yaitu penanda dan petanda, Penanda dilihat sebagai bentuk, wujud, fisik dapat dikenal melalui wujud karya, sedangkan petanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dan nilai-nilai yang terkandung di dalam karya tersebut Ferdinand De Saussure (1966:26).

sebelum proses awal dimulai yang pertama pandangan harus tertuju kepada objek seperti karya di bawah ini. Jika objek terkena sinar, kulit akan berubah menjadi oranye pada lukisan dan di bawahnya akan terlihat yang mendapingi otomatis warna kainnya berubah menjadi biru dengan motif yang bervariasi seiring warna yang ada pada

kain, memiliki tone 3, tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang.

Gambar 5.1 Karya Pranoto, menggunakan campuran warna oranye dan biru

(Sumber: Dokumentasi Lanang, 2016)

(8)

Gambar 5.2 Karya Pranoto, menggunakan campuran warna hijau dan

merah

(Sumber: Dokumentasi Lanang, 2016)

Warna kulit pada karya Pranoto ini mengasilkan warna violet karena cahayanya kekuningan jadi perubahan yang dihasilkan kulit menjadi violet ke unguan, karena mempunyai tone 2 agak cerah sehingga jika dilihat dari jauh lukisan Pranoto memiliki tone warna (tingkat kesamaran warna), dari tone 1 terang, tone 2 agak terang, tone 3 di tengah-tengah, tone 4 agak gelap, dan tone 5 gelap skali.

Gambar 5.3 Karya Pranoto, menggunakan campuran warna violet dan

kuning

(Sumber: Dokumentasi Lanang, 2016)

Hasil dari wawancara dengan Pranoto pada 11 September, 2016 menyebutkan yaitu sebagai berikut :

Warna yang lebih menonjol pada karya saya yaitu warna kontras, seperti contoh biru dengan oranye, merah dengan

hijau dan kuning dengan violet, jadi warna-warna ini didapatkan dari pengaruh cahaya terhadap objek itu. Biasanya jika benda yang secara langsung terkena cahaya kemungkinan bayangannya akan berubah warna, sangatlah penting memadukan antara objek dengan sinar cahaya baik itu seperti lampu atau sinar matahari, hal inilah yang memang saya perhatikan dalam menuangkan sebuah inspirasinya kedalam media lukisan Pranoto.

Pranoto selalu mengutamakan hal-hal tersebut untuk mencari efek-efek yang ditimbulkan objek jika terkena pencahayaan sinar matahari maupun sinar buatan, Pranoto melihat bahwa objek itu cocok untuk di lukis apabila puas dengan apa yang ia lihat dan Pranoto juga akan mampu mengeluarkan isi pikiran imajinasinya ke dalam media kanvas, sebab dalam membuat lukisan Pranoto selalu dalam kondisi tenang dengan sebuah irama yang mengiringi hari-harinya dalam memulai membuat karya lukisan.

(9)

dengan kecepatan yang sama besar, bila mengenai objek tentu akan mendapatkan kesan yang berbeda tergantung sumber cahaya yang di pancarkan, Sir Isaac Newton (1642:157). Pencahayaan dan bayangan pada sebuah objek gambar memiliki faktor penting agar membuat gambar suatu objek nampak bervolume dan lebih hidup, dimana penempatan sinar pencahayaan sangatlah mempengaruhi dan berpotensi memberikan suatu perubahan pada benda tersebut, pencahayaan mampu memberikan sebuah gradasi, seperti contoh dibawah ini:

Gambar 6.1.: Menunjukan skala gradasi. (Sumber: Wikipedia diunduh pada 7 Juli

2017)

Dalam hal ini Pranoto menekankan untuk mendapatkan hasil gambar atau lukisan yang sesuai untuk teknik yang ia pelajari perlu adanya proses pengaturan pencahayaan, hal ini dilakukan agar dapat memberikan kesantoneyaitu deretan nada dari warna yang dihasilkannya, mata dapat

(10)

menampilkan kesan pencahayaan yang ada pada karyanya tersebut melalui tekniktone warna, seperti contoh gambar berikut:

Gambar 6.2.: Melihat perbedaan gelap dan terang pada objek.

(Sumber: Pranoto's Art Gallery diunduh pada 7 Juli 2017)

Pemilihan Model Pranoto

Pada pertemuan waktu ini tanggal, 5 April 2018 bertempat di gallery Pranoto, sempat bertemu langsung dengan salah satu model wanita yang sering dipakai dalam objek karya Pranoto yaitu Belle Kiky Helene dia adalah sosok perempuan berdarah campuran antara Asia dengan Barat, jadi kenapa ada kaitannya dengan penelitian ini, pertama sangat penting menggali informasi untuk sebuah penelitian tidak saja dari senimannya atau penciptanya itu sendiri akan tetapi sangat penting juga mencari informasi dari seorang model yang dipakainya untuk digunakan sebagai objek sebuah lukisan, ada beberapa poin yang bisa didapatkan

dari wawancara ini yaitu pada saat model ini dipakai untuk objek sangat penting memperhatikan gerak dan gaya karena menurut saran dari Pranoto gerak sangat mampu memeberikan rangsangan yang lebih bagi yang melihatnya, model ini juga mengatakan ia dituntut untuk seunik mungkin memperindah tubuhnya dibantu dengan aksesoris seperti kain dan media-media lainnya, letak atau posisi menurutnya juga sangat penting karena dari posisi yang baik dapat menghasilkan fenomena cahaya yang muncul dari sebuah objek tersebut sehingga seorang pelukis akan dapat melihat dan meniru bagaimana perubahan dan keunikan yang dihasikan dari penyinarannya itu.

(11)

yang dimiliki model tersebut sesuai dengan keinginan Pranoto, ketiga mampu memberikan daya Tarik lebih bagi orang yang melihatnya. Jadi beberapa alasan ini yang menjadi poin utama yang Pranoto cari untuk sebuah karya lukisannya, ada hal-hal yang lain yang orang lain tidak akan pernah memahaminya, fenomena inilah yang dicari dalam penelitian dan yang berbeda dari keterangan model ini dengan model yang lainnya adalah lebih memfokuskan letak pencahyaan sedangkan model yang lain hanya menekankan gaya dan penampilannya saja, inilah yang menjadi keunikan kenapa mengkaji karya lukisan Pranoto untuk menjadikannya sebagai sebuah penelitian tesis, kesimpulannya yaitu pemilihan objek atau model yang baik bagi Pranoto adalah memiliki pesona, karakter yang tak biasa dan memahami secara cepat apa yang diinginkan senimannya itu agar mampu mendukung terciptanya keindahan pada karya lukisan Pranoto.

Proses Warna Pada Objek Pranoto Perubahan warna mungkin sudah banyak yang mengerti dan paham jika dua jenis warna saling menyatu pastinya akan

menghasilkan perubahan warna baru, Pranoto mengatakan bahwa perubahan warna memang pada dasarnya sama dari masing-masing warna bila disatukan akan menimbulkan gradasi warna, memang butuh banyak cara untuk menemukan perubahan warna-warna yang diinginkan seperti contoh gambar model dibawah ini, Pranoto memang sengaja memberi pencahayaan oranye agar bayangannya menghasilkan perubahan warna biru. Ali Nugraha (2008:34) mengatakan bahwa warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda– benda yang dikenai cahaya tersebut, kemudian dikembangkan ke dalam lukisan:

Gambar 6.3 Model, Belle Kiky Helene. (Sumber: Kikyhelene diunduh pada 7 Juli

2017)

(12)

hijau, Pranoto mengatakan bila dalam sebuah model yang digunakan lebih banyak unsur warna hitamnya, sangat ditekankan bahwa warna hitam harus dikombinasikan dengan warna yang lebih menjolok seperti coklat tua, biru tua dan merah tua pada sebuah lukisan, karakteristik warna-warna perlu dijadikan pertimbangan agar tercapainya tujuan yang diinginkan oleh seniman, Sadjiman (2008:13). Untuk tahap selanjutnya tinggal mengembangkan ke dalam media kanvas, seperti contoh dibawah ini:

Gambar 6.4 Model, Belle Kiky Helene. (Sumber: Kikyhelene diunduh pada 7 Juli

2017 )

Untuk perubahan yang ketiga Pranoto memakai pencahayaan kuning agar mendapatkan hasil perubahan warna violet pada bayangan model tersebut, hasilnya juga akan sama bila pencahayaan itu di balik yang tadinya menggunakan cahaya kuning berubah warna menjadi violet dan sebaliknya dengan cahaya violet

bayangannya akan berubah warna menjadi kuning, tinggal bagaimana mengambil fenomena itu untuk diwujudkan ke media kanvas, warna secara fisik diakibatkan sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan, Sadjiman Ebdi Sanyoto (2008:50). Jadi perbedaan karya lukisan Pranoto dengan lukisan lainnya adalah Pranoto selalu menggunakan model dan pencahayaan agar menghasilkan warna seperti pada karya lukisannya, kesimpulan dari karya lukisan pranoto adalah mempunyai kelebihan dari sisi warna yang didapatkan dari proses eksperimen antara objek dengan cahaya dan menjadilah perubahan warna antara merah dengan hijau, biru dengan oranye dan kuning dengan violet, jadi ketiga warna inilah yang dipergunakan oleh Pranoto untuk menciptakan sebuah lukisan:

(13)

(Sumber: Kikyhelene diunduh pada 7 Juli 2017)

Makna Warna Lukisan Pranoto

Pranoto menjelaskan bahwa warna yang dihasilkan dari karya lukisannya tersebut memang banyak memiliki arti tersendiri karena memang jika seorang pelukis dihadapkan dengan objek secara langsung pasti akan muncul getaran atau rangsangan pada saat melihat keseluruhan objek, jadi pada saat itulah Pranoto mulai mengaitkan antara objek dengan pola pikirnya itu apakah sangat cocok dengan posisi seperti demikian jika dibawa ke dalam arti yang Pranoto sebenarnya ingin munculkan pada objek tersebut. Warna bila diambil dari bahasa sansekerta mempunyai makna yang lebih luas lagi yaitu bunyi, huruf, suku kata dan perkataan, Darma Prawira (1989:5). Makna warna merah bermakna energi, kekuatan dan kegembiraan, warna oranye bermakna hangat dan bersemangat., warna kuning bermakna optimis, dan percaya diri., warna biru bermakna menenangkan, kecemasan, warna hijau identik dengan alam, mampu memberi suasana tenang, dan violet bermakna kebebasan, lincah.

Ada tiga jenis warna yang didapatkan dari objek melalui eksperimennya ini kemudian warna dalam karya tersebut dikombinasikan sehingga menjadilah penggabungan dua jenis warna yang memiliki satu makna dalam karya Pranoto, kesimpulan dari karya lukisan Pranoto adalah bagaimana perubahan warna tersebut hadir sehingga menghasilkan makna yang berbeda.

Makna Ketiga Lukisan Pranoto

(14)

atau hal yang dirujuk, Chaer (1994: 31). Sebuah karya seni pada umumnya memang selalu menampilkan sesuatu yang seakan merangsang seseorang untuk bertanya dan juga penasaran sehingga muncul perasaan ingin mengetahui apa yang sebenarnya diungkapkan pada karya itu.

Karya lukisan yang ketiga bermakna “Gairah”, karena karya lukisan ini mampu membangkitkan nafsu yang ada pada pelukisnya. Memang jika membahas tentang sesuatu yang ada kaitannya dengan wanita tidak akan pernah berhenti untuk diungkapkan apalagi dengan perasaan, karena keindahan seorang wanita walaupun diwujudkan ke dalam karya seni seperti lukisan pastinya akan selalu mempunyai getaran yang sama bagi yang melukis ataupun penikmat seni itu sendiri. Perbedaan karya Pranoto dengan karya yang lain adalah karya lukisan ini memiliki makna dari masing-masing karya yang dibuat dan dari beberapa warna-warna tersebut memiliki arti yang berbeda dengan warna satu dengan warna yang lain.

PENUTUP

(15)

Jadi disinilah letak permasalahan yang perlu diteliti antara makna yang memang sudah ada sebelumnya dengan makna yang ada pada karya lukisan Pranoto, makna yang ada dalam penelitian ini yaitu lukisan pertama bermakna “Sempurna”. Lukisan kedua menghasilkan makna “Rasa”, Lukisan ketiga memberikan makna “Gairah”, jadi inilah makna yang Pranoto dapatkan dari hasil eksperimennya terkait dengan penelitian ini yaitu kajian warna dan makna pada karya lukisan Pranoto.

DAFTAR SUMBER

Chaer, Abdul . Pengantar semantic Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta 1994.

Al, Hasan. Cahaya Buatan.Jakarta: Balai Pustaka,2005.

Andie. Warna, Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung: Penerbit ITB, 2014.

Apriatno. Cara Mudah Menggambar Dengan Pensil. Jakarta: Kawan. Pustaka. Berrill P, 2014.

Azis, Said. Dimensi Warna. Terbitan: Badan Penerbit UNM Makassar, 2006.

Cholid, Narbuko, Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Djlantik, A.A.M. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI, 2008 Ebdi Sanyoto, Sadjiman. Dasar-Dasar

Tata Rupa.Jakarta: Balai Pustaka, 2008

Feisner, E.A. Makna.London: Prentice Hall, 2000.

Hartoko. Pemandu di Dunia Seni dan Sastra. Yogyakarta: Kanisius, 1984

Hasanah, Nandawan Libya. “Unsur-unsur dalam Seni Rupa atau Design”. Jakarta: Rineka Cipta, 2013 Kant, Immanuel. Estetika and Critique of

Judgment. New York:

Hafner Press, 1951

Kaelan. Filsafat Bahasa: Semiotika dan Hermeneutika. Yogyakarta: Paradigma, 2009.

Keraf. Deskripsi Makna dalam Wacana. Bandung: CV Yrama Widya, 1987.

Kridalaksana. Makna Sempit dan Makna Luas. Jakarta: Gramedia, 1993. Mansoer Pateda. Semantik Leksikal.

Jakarta : Rineka Cipta, 2001. Moleong. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya, 2011.

Nurjanah. Penelitian mengenai Makna Simbolik yang terdapat pada Kesenian Tradisi. Dari Universitas Negeri Yogyakarta, 2013

Pateda. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung : Sinar Baru, 2001

Poerwadarminta. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984.

(16)

Desain. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989.

Purbasari, Tyas. Pengkajian tentang Simbolis Warna pada Kerajinan Seni.

Dalam program study seni rupa, Universitas Negeri Semarang, 2011

Primadi. Karya Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana, 2005.

Sanyoto. Dasar-dasar Tata Rupa dan Warna. Yogyakarta: Arti Bumi, 2005.

Sadjiman, Ebdi, Sanyoto. Dasar-dasar Tata Rupa & Warna. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2008.

Saussure, Ferdinand de.Course in General Linguistics. New York: McGraw Hill, 1966.

Sir Isaac Newton. Dikutip dalam: D.C.C. Watson, Creation Science Foundation Ltd, Acacia Ridge (Queensland, Australia), 1642. Soedjito. Makna Kosakata Bahasa

Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1990.

Sp. Soedarso, Susanto Mike. Membongkar Seni rupa. Yogyakarta : Jendela, 2002.

Stone, Adams dan Morioka.Color Disegn. Amerika Serikat: Rockport, 2008.

Sudarmadji. Dasar-dasar Kritik Seni. Dinas Museum dan Sejarah Jakarta, 1979.

Sugiono. MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta. 2008

Sudita, I Ketut. Sejarah Seni Rupa Timur.Depok: Rajawali Pers, 2017.

Sulasmi, Darma prawira W.A. Warna Dalam Kehidupan. Bandung: Penerbit ITB, 1989.

Susyanto. Pembuatan Cat. Bandung : Ganeca, 2009.

Talbert. Pigment Composition.USA: The McGraw-Hill, 2008.

Tinarbuko. Semiotika. Komunikasi Visual Yogyakarta: Jalasutra, 2008

Sumber Internet

Departemen Pariwisata Kabupaten Gianyar Di Akses Tanggal 3 Januari, 2018.

Pranoto's Art Gallery in Ubud, Indonesia Di Akses Tanggal 5 Mei, 2017. Pranoto's Art Gallery - Home | Facebook

Di Akses Tanggal 7 Juli, 2017. Pranoto's Art Gallery Di Akses Tanggal 15

Gambar

Gambar 5.1 Karya Pranoto, menggunakan
Gambar 6.1.: Menunjukan skala gradasi.(Sumber: Wikipedia diunduh pada 7 Juli2017)
Gambar 6.2.: Melihat perbedaan gelap dan
Gambar 6.5 Model, Belle Kiky Helene.

Referensi

Dokumen terkait

1 Pas Foto 3x4, hitam putih terbaru dengan warna dasar gelap, kertas foto dof, menghadap ke depan, kedua daun telinga harus kelihatan bagi yang tidak berjilbab dan tidak

Bahwa berdasarkan Penetapan Penyedia Barang/Jasa nomor 445/06/PAN-RS/ALKES- KD.17/413.209/2017 tanggal 11 Maret 2017 untuk kegiatan :.. Program : Program Penyelenggaraan

Jika kamu hendak menukar jawapan, padamkan tanda yang telah

If is analytic in a simply connected domain D, then there exists an indefinite integral of in D—thus, — which is analytic in D, and for all paths in D joining any two points and

[r]

Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang tugas oleh undang-undang untuk

Special Treatment Benefits merupakan mafaat yang hanya didapatkan oleh konsumen yang menggunakan jasa dengan tingkat intensitas komunikasi yang tinggi, dan terdapat

Kita sebagai trader harus memahami cara untuk menghitung nilai pip tersebut dalam satuan mata uang yang kita sebut sebagai deposit currency, yaitu mata uang yang kita gunakan