BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. INDUSTRI
1. Pengertian Industri
Industri adalah semua perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan
merubah bahan dasar dan atau barang yang kurang nilainya manjadi barang yang
lebih tinggi nilainya. Termasuk kedalam sektor ini adalah perusahaan yang
melakukan kegiatan jasa industri dan perakitan (assembling) dari suatu
industri(BPS, 2002).
Dalam artikel Daud Sajo (2009) yang berjudul “Klasifikasi Industri”, istilah
industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Dari definisi tersebut istilah industri sering disebut sebagai kegiatan
manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu
menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya
produktif dan komersial.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2003 industri
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan
setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang yang lebih tinggi
penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Sedang menurut departemen perindustrian, undang-undang repuplik indonesia
yang mengolah bahan mentah, baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.”
Pengertian industri menurut BPS (2004) “Merupakan pengusaha atau usaha
industri yang merupakan salah satu unit (kesatuan usaha) melakukan kegiatan
ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada satu bangunan
atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai
produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab
atas usaha tersebut.”
2. Penggolongan Industri
Menurut Badan Pusat Statistik/BPS (2004), mengelompokan industri
berdasarkan jumlah tenaga kerja yang di pekerjakan, industri di kelompokan
menjadi empat bagaian, yaitu:
a) Industri besar; jika memperkerjakan 100 orang atau lebih tenaga kerja.
b) Industri sedang; jika memperkerjakan 20-99 orang tenaga kerja.
c) Industri kecil; jika memperkerjakan 5-19 orang tenaga kerja.
d) Industri kerajinan rumah tangga; jika memperkerjakan 1-4 orang tenaga
kerja.
Industri berdasarkan skala produksi dan tingkat teknologi yang digunakan
dapat dikelompokan menjadi empat yaitu; kelompok industri besar, kelompok
Berdasarkan pembagian industri diatas industri ukiran kayu di Desa
Kandangwangi masuk dalam kelompok industri kecil karena mempekerjakan 5-19
pengrajin, disamping itu tempat industrinya satu tempat dengan tempat tinggal
pengrajin dan masih menggunakan mesin yang sederhana. Bila dilihat dari faktor
geografi yang mendukung industri ukiran kayu di Desa Kandangwangi yaitu
banyaknya tenaga kerja dan dekat dengan bahan mentah. Itu karena banyak
masyarakat Desa yang masih menganggur pada usia produktif, selain itu di
Banjarnegara cukup mudah untuk mendapatkan bahan dasar berupa kayu.
3. Bahan Baku Industri
Menurut Ahyani bahan baku atau bahan mentah merupakan bahan yang
digunakan untuk keperluan proses produksi. Hal-hal yang berkaitan dengan bahan
baku selama satu periode:
1) Jumlah kebutuhan bahan baku selama satu periode
2) Kelayakan harga barang
3) Kontinuitas persediaan barang
4) Kualitas bahan baku
5) Sifat bahan baku
6) Biaya pengangkutan bahan baku (Syamriloade, 2010)
Seperti industri-industri dalam pembuatan ukiran kayudi Desa Kandangwangi
memerlukan kayu sebagai bahan baku dasar. Kayu yang dugunakan untuk
di tumbuhi jamur. Salah satu kayu yang cocok sebagai bahan dasar adalah kayu
mahoni.
B. INDUSTRI KECIL
Industri kecil adalah kegiatan industri yang dikerjakan dirumah-rumah
penduduk, yang pekerjannya merupakan anggota keluarga sendiri yang tidak
teriakat jam kerja dan tempat. Bahwa industri kecil adalah usaha produktif diluar
usaha pertanian, baik itu merupakan mata pencaharian utama maupun sampingan.
(Tambunan, 2001)
Tetapi Industri ukiran kayu di Desa Kandangwangi juga mengalami indikasi
yang kurang stabil. Faktor utama penyebab banyaknya industri yang gulung tikar
yaitu harga bahan baku yang semakin tinggi kemudian pembayaran dan
pembelian kurang lancar. Karena itulah industri ukiran kayu sangat rawan untuk
gulung tikar bahkan mengalami kebangkrutan.
C. PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai denagn nilai–nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti
bimbingan atau pertolongan yang di berikan dengan sengaja oleh orang dewasa
agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang
mencapai tingkat hidup atau kehidupan yang lebih tinggi dalam arti mental
(Ihsan,2010)
Pendidikan menunjukan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang
didalamnya mengandung unsur–unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan
sebagainya. Dengan memperhatikan batasan–batasan pendidikan tersebut, ada
beberapa pengertian dasar yang perlu dipahami bahwa pendidikan merupakan sutu
proses terhadap anak didik berlansung terus sampai anak didik mencapai pribadi
dewasa susila ( Hasbullah, 2008)
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan gambaram atau pandanagn hidup manusia, baik
secara perorangan atau secara kelompok. Berbicara tentang tujuan pendidikan
maka berhubungan dengan sistem nilai dan norma-norma dala suatukebudayaan
baik dalam mitos, filsafat ideologi dan sebagainya. Tujuan pendidikan
mengandung 3 nilai, yaitu:
a. Otonomi, artinya berani memberi kesadaran pengetahuan dan kemampuan
kepada individu atau kelompok, untuk dapat hidup mandiri dan hidup
bersama dalam kehidupan yang lebih baik
b. Keadilan, bahwa tujuan pendidikan tersebut harus memberi kesempatan
kepada seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam kehidupan
berbudaya dan kehidupan ekonomi dengan memberi pendidikan yang
sama.
c. Survival, dengan pendidikan akan menjamin pewaris kebudayaan dari satu
D. PENDIDIKAN ANAK
1. Pengertian Pendidikan Anak
Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa yunani”paedagogike” ini
adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “pais” yang artinya “anak” dan kata
“ago” yang berarti aku membimbing”. Jadi paedogogike aku membimbing anak.
Orang yang pekerjaannya membimbing anak dengan maksud membawanya
ketempat belajar, dalam bahasa yunani disebut “paedagogos”. Jika ini diartikan
secara simbolis, maka perbuatan membimbing seperti yang dikatakan diatas itu,
merupakan inti perbuatan mendidik yang tugasnya hanya membimbing saja, pada
waktu saat ia harus melepaskan anak itu kembali ke dalam masyarakat
(Hadi,2008)
Senada dengan hal tersebut Kingsley mengatakan sebagaimana yang dikutip
oleh Mansyur (2009,327) bahwa pendidikan adalah kegiatan membimbing anak
manusia menuju kedewasaan dan kemandirian.
Dari definisi diatas, maka dapat dirumuskan bahwa pendidikan anak
mengandung beberapa unsur, yakni :
a) Pendidikan merupakan bagian sebuah aktivitas
b) Pendidikan merupakan sebuah proses dalam rangka mendewasakan
manusia
c) Pendidkan adalah dalam rangka memanusiakan manusia
d) Pendidikan adalah usaha sadar dalam rangka membimbing dan
2. Tingkat Pendidikan Anak
Tingkat pendidikan anak atau jenjang pendidikan merupakan tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik.
Tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang akandikembangkan,sedangkan
pendidikan diselenggarakan secara pendidikan formal dan non formla yang saling
melengkapi dan memperkaya (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional). Pendidikan formal terdiri atas jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagai persiapan untuk memasuki
pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar yang disebut pendidikan
prasekolah.
Pendidikan prasekolah belum termasuk jenjang pendidikan formal, tetapi baru
merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani anak antara kehidupannya
dalam keluarga dengan sekolah. Sedangkan pendidikan non formal adalah jalur
pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara berstruktur
dan berjenjang
Jenjang atau tingkat pendidikan yang dimaksud adalah:
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar merupakan jenjang atau tingkat pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah pendidikan dasar berbentuk
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar,
pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah atas (SMA) dan
pendidikan menengah kejurusan (SMK)
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang atau tingkat pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
(Ahmadi,2008)
Tingkat pendidikan anak adalah jenjang atau tingkatan yang telah ditempuh
yang terdiri atas pendidikan SD, SMP, SMA dan PT. Begitu pula yang terjadi
pada anak para perajin ukiran kayu, walaupun hanya sebagai pekerja atau buruh
dengan pendidikan yang rendah tiak membuat para pekerja buta akan pendidikan
terbukti anak-anak mereka tetap sekolah ditingkat SD,SMP,SMA,bahkan ada
yang sampai menyekolahkan anak mereka keperguruan tinggi. Adapun beberapa
anak yang tidak sekolah karena beberapa faktor antaranya faktorekonomi dan
faktor bahwa sekolah hanya menghabiskan biaya.
3. Faktor yang mempengaruhi pedidikan anak
Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup atau
sistem sosial dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan
hidup bersama keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ikatan keluarga membantu
anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antara pribadi,
Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut:
a. Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri
seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa
sungguh-sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan
perkembangan dirinya sebagai pribadi.
b. Sikap oarang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap
menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh, sikap
sabar atau tergesa-gesa,sikap melindungi atau membicarakan secara
langsung mempengaruhi reaksi emosional anak.
Jadi sangat wajar jika faktor yang mempengaruhi pendidikan anak terletak
ditangan kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia
adalah darah dagingnya. Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak adalah
sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup
keagamaan.(Sulaiman Ibrahim,2010)
Adapun faktor lainnya yang mempengaruhi pendidikan anak adalah
a. Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan
anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial
maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak
pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari
lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda. Begitu juga para
pengajar berasl dari berbagai latarbelakang pemikiran dan budaya serta
anak-anak dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara
yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok
yang disanjung, didengar dan ditiru. Sehingga pengaruh guru sangat besar
terhadap kepribadian dan pemikiran anak. Oleh sebabitu, seorang pengajar harus
membekali diri dengan ilmu agama yang shahih sesuai denagn pemahaman
Salafush-Shalih dan ahlak yang mullia, serta rasa sayang kepada anak didik.
b. Lingkungan
Lingkungan tempat bermain dan lalu lalang anak-anak terdapat banyak
manusia dengan berbagai macam pemikiran, latar belakang sosial dan pendidikan.
Dengan beragam latar belakang, mereka sangat membahayakan proses pendidikan
anak, karena anak belum memiliki folter untuk menyaring mana yang baik dan
mana yang buruk.
Disela-sela bermain, anak akan mengambil dan meniru perangai serta
tingkahlaku temannya atau orang yang sedang lewat, sehingga terkadang mampu
merubah pemikiran lurus menjadi rusak, apalagi mereka mempunyai kebiasaan
buruk, misalnya perokok, pemabuk dan pecandu narkoba, maka mereka lebih
cepat menebarkan kerusakan di tengah pergaulan anak-anak dan remaja.
E. KESEJAHTERAAN 1. Pengertian Kesejahteraan
Menurut UU No.16 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan
Sosial, kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan sosial material maupun
spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman batin
yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan social yang
sebaik-baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi
hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
2. Indikator Kesejahteraan
Kesejahteraan merupakan sesuatu yang bersifat subyektif, sehingga ukuran
kesejahteraan bagi setiap individu atau keluarga berbeda satu sama lain. Tetapi
pada prinsipnya kesejahteraan berkaitan erat dengan kebutuhan dasar. Apabila
kebutuhan dasar bagi individu atau keluarga dapat dipenuhi, maka dikatakan
bahwa tingkat kesejahteraan dari individu atau keluarga tersebut sudah tercapai.
Kebutuhan dasar erat kaitannya dengan kemiskinan, apabila kebutuhan dasar
belum terpenuhi oleh individu atau keluarga, maka dikatakan bahwa individu atau
keluarga tersebut berada dibawah garis kemiskinan. Menurut Badan Pusat
Statistik (1996), pendapatan per kapita sering digunakan untuk mengukur tingkat
kesejahteraan ekonomi masyarakat. Ekonomi masyarakat yang makmur
ditunjukan oleh pendapatan per kapita yang tinggi, dan sebaliknya ekonomi
masyarakat yang kurang makmur ditunjukan oleh pendapatan per kapita yang
pengamatan terhadap kondisi perumahan, pendidikan, kesehatan, dan pola
pengeluaran rumah tangga.
Kesejahteraan masyarakat mempunyai aspek yang sangat kompleks dan tidak
memungkinkan untuk menyajikan data yang mampu mengukur semua aspek
kesejahteraan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan
indikator kesejahteraan di Kecamatan Wanadadi. Indikator tersebut adalah :
a. Pendapatan Rumah Tangga
Pendapatan rumah tangga digunakan sebagai proksi kesejahteraan karena
dipandang lebih mencerminkan apa yang dinikmati oleh masyarakat wilayah.
Pendapatan rumah tangga dapat diketahui dengan menjumlahkan pendapatan
keluarga dari semua sumber pendapatan.
b. Keadaan tempat tinggal
Penilaian terhadap kondisi rumah didasarkan pada jenis dinding rumah, jenis
lantai, jenis atap, serta status kepemilikan.
c. Fasilitas tempat tinggal
Fasilitas tempat tinggal merupakan salah satu hal yang digunakan sebagai
ukuran kesejahteran masyarakaat, hal ini dikarenakan fasilitas tempat tinggal
sangat penting untuk kegiatan rumah tangga. Fasiltas tempat tinggal didasarkan
pada ada atau tidaknya perlengkapan rumah, kakus, alat mandi,dll.
d. Kesehatan anggota keluarga
Kondisi kesehatan didasarkan pada kondisi sanitasi perumahan serta kondisi
perlengkapan air minum, air mandi, cuci, dan kakus (Biro Pusat statistik, 1991).
akses terhadap kesehatan punya pengaruh yang sangat besar terhadap
kesejahteraan rakyat. Selain itu, kesehatan bersama pendidikan adalah investasi
yang terpenting dalam pengembangan sumberdaya manusia.
e. Pendidikan anak
Pendidikan adalah karakteristik penting dalam menentukan pekerjaan dan
pendapatan seseorang. Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi
nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya
terhadap suatu masalah (Sumarwan, 2004).
Rendahnya tingkat pendidikan dapat menyebabkan terbatasnya akses kepala
keluarga pada kegiatan produktif, dengan kata lain kepala keluarga mempunyai
peluang sangat kecil untuk bekerja di sektor pekerjaan yang produktif. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya-upaya dan kebijakan yang nyata dan
sungguh-sungguh untuk memeratakan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Di samping itu, diperlukan juga kebijakan pendidikan yang tidak saja
ditujukan untuk mengembangkan aspek intelektual, tetapi juga mengembangkan
karakter peserta didik. Dengan demikian pendidikan menyiapkan siswa untuk
memiliki kemampuan akademik, dapat beradaptasi dengan lingkungan yang cepat
berubah, kreatif dalam mencari solusi masalah, dan memiliki watak yang baik.
f. Alat transportasi
Tingkat kesejahteraan diukur dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga
digunakan sebagai indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Karena alat transportasi merupakan sesuatu kebutuhan penting yang bertujuan
untuk memudahkan masyarakat dalam beraktifitas.
F. PENTAHAPAN KELUARGA
Di lihat dari segi tahapan pencapaian tingkat kesejahteraannya menurut
BKKBN, 2012. Keluarga dikelompokan menjadi 5 tahap, yaitu :
1. Keluarga Pra Sejahtera
Keluarga pra sejahtera, yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya (basic Needs) secara minimal, seperti kebutuhan sepiritual,
pangan, sandang papan dan kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya
dalam hal sandang, papan, pangan dan pelayanan kesehatan yang sangat dasar.
Indikator yang di perlukan adalah sebagai berikut :
a. Pada umumnya seluruh keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
b. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja, sekolah, dan bepergian.
c. Bagaian yang terluas dari lantai rumah tidak dari tanah.
d. Apabila anak sakit diberi pengobatan yang moderen atau dibawa
3. Keluarga Sejahtera II
Yaitu apabila keluarga itu selain dapat memenuhi kebutuhan dasar
minimumnya dapat pula memenuhi kebutuhan sosial pesikologinya, tetapi belum
dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya. Indikator yang dipergunkan
adalah 4 indikator pada keluarga sejahtera 1 dan keluarga tersebut harus pula
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Paling kurang seminggu sekali keluarga menyediakan daging atau
ikan atau telur untuk lauk pauk.
b. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian
baru setahun sekali.
c. Luas lantai paling kurang 8 m² untuk tiap penghuni rumah.
d. Seluruh anggota keluarga yang berumur dibawah 60 tahun bisa
membaca tulisan latin.
e. Seluruh anak yang berusia 6 sampai 12 tahun bersekolah saat ini.
f. Paling kurang 1 anggota keluarga yang berumur 15 tahun ke atas
mempunyai pekerjaan tetap.
g. Seluruh anggota keluarga dalam 1 bulan terakhir dalam keadaan sehat,
sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsi dari masing-masing.
h. Anggota keluarga melaksanaian ibadah secara teratur menurut agama
yang dianutnya masing-masing.
Yaitu keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum, kebutuhan
sosial psikologinya, an sekaligus dapat memenuhi kebutuhan pengembangan
tetapi belum aktif dalam usaha kemasyarakatan dalam lingkungan desa atau
wilayahnya. Keluarga ini harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada
keluarga sejahtera 1 dan keluarga sejahtera II dan juga harus memenuhi
syarat-syarat dibawah ini :
a. Sebagaian dari penghasilan keluarga dapat disishkan untuk tabungan
keluarga.
b. Keluarga biasanya makan bersama paling urang 1 kali sehari
c. Keluarga biasanya ikut serta dalam kegiatan masyarakat lingkungan
tempat tinggal.
d. Keluarga melakukan rekreasi keluar wilayah paling tidak 3 bulan
sekali.
e. Keluarga dapat memperoleh kabar atau berita dari surat kabar, radio
atau majalah.
f. Anggota keluarga mampu mengunakan sarana transportasi yang
disesuaika dengan daerah setempat.
5. Keluarga sejahtera III Plus
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum,
kebutuhan dasar psikologis, kebutuhan sosial psikologis, kebutuhan
pengembangan, dan sekaligus secara teratur ikut menyumbang kegiatan sosial
memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada keluarga Sejahtera I, keluarga
sejahtera II dan keluarga Sejahtera III. Dan juga memenuhi syarat-syarat di bawah
ini, maka keluarga ini dimasukan dalam tingkat keluarga sejahtera III Plus.
Adapun syarat-syarat tambahan yang harus dipenuhi untuk mencapai tingkat
keluarga sejahtera III Plus :
a. Keluarga atau anggota keluarga secara teratur memberikan
sumbangan bagi kegiatan sosialmasyarakat dalam bentuk materi.
b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
G. Penalitian Relevan
Nama Goly Amin Priyono
(2004)
Tabulasi silang Deskriptif Kualitatif
H. Bagan Alir Penelitian
I.
ttti
MASYARAKAT
PENGHASILAN Lapangan kerja kerajinan
ukiran kayu
TINGKAT KESEJAHTERAAN PERAJIN
TINGKAT PENDIDIKAN
ANAK
A. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka pikir diatas maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat hubungan antara tingkat kesejahteraan pekerja industri ukiran
kayu dengan pendidikan anak.
Ha : Terdapat hubungan antara tingkat kesejahteraan pekerja industri ukiran kayu