• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - HUBUNGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PEKERJA INDUSTRI UKIRAN KAYU TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA KANDANGWANGI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - HUBUNGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PEKERJA INDUSTRI UKIRAN KAYU TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA KANDANGWANGI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA - repository perpustakaan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. INDUSTRI

1. Pengertian Industri

Industri adalah semua perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan

merubah bahan dasar dan atau barang yang kurang nilainya manjadi barang yang

lebih tinggi nilainya. Termasuk kedalam sektor ini adalah perusahaan yang

melakukan kegiatan jasa industri dan perakitan (assembling) dari suatu

industri(BPS, 2002).

Dalam artikel Daud Sajo (2009) yang berjudul “Klasifikasi Industri”, istilah

industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang

mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau

barang jadi. Dari definisi tersebut istilah industri sering disebut sebagai kegiatan

manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu

menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya

produktif dan komersial.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2003 industri

adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan

setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang yang lebih tinggi

penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Sedang menurut departemen perindustrian, undang-undang repuplik indonesia

(2)

yang mengolah bahan mentah, baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk

kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.”

Pengertian industri menurut BPS (2004) “Merupakan pengusaha atau usaha

industri yang merupakan salah satu unit (kesatuan usaha) melakukan kegiatan

ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada satu bangunan

atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai

produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab

atas usaha tersebut.”

2. Penggolongan Industri

Menurut Badan Pusat Statistik/BPS (2004), mengelompokan industri

berdasarkan jumlah tenaga kerja yang di pekerjakan, industri di kelompokan

menjadi empat bagaian, yaitu:

a) Industri besar; jika memperkerjakan 100 orang atau lebih tenaga kerja.

b) Industri sedang; jika memperkerjakan 20-99 orang tenaga kerja.

c) Industri kecil; jika memperkerjakan 5-19 orang tenaga kerja.

d) Industri kerajinan rumah tangga; jika memperkerjakan 1-4 orang tenaga

kerja.

Industri berdasarkan skala produksi dan tingkat teknologi yang digunakan

dapat dikelompokan menjadi empat yaitu; kelompok industri besar, kelompok

(3)

Berdasarkan pembagian industri diatas industri ukiran kayu di Desa

Kandangwangi masuk dalam kelompok industri kecil karena mempekerjakan 5-19

pengrajin, disamping itu tempat industrinya satu tempat dengan tempat tinggal

pengrajin dan masih menggunakan mesin yang sederhana. Bila dilihat dari faktor

geografi yang mendukung industri ukiran kayu di Desa Kandangwangi yaitu

banyaknya tenaga kerja dan dekat dengan bahan mentah. Itu karena banyak

masyarakat Desa yang masih menganggur pada usia produktif, selain itu di

Banjarnegara cukup mudah untuk mendapatkan bahan dasar berupa kayu.

3. Bahan Baku Industri

Menurut Ahyani bahan baku atau bahan mentah merupakan bahan yang

digunakan untuk keperluan proses produksi. Hal-hal yang berkaitan dengan bahan

baku selama satu periode:

1) Jumlah kebutuhan bahan baku selama satu periode

2) Kelayakan harga barang

3) Kontinuitas persediaan barang

4) Kualitas bahan baku

5) Sifat bahan baku

6) Biaya pengangkutan bahan baku (Syamriloade, 2010)

Seperti industri-industri dalam pembuatan ukiran kayudi Desa Kandangwangi

memerlukan kayu sebagai bahan baku dasar. Kayu yang dugunakan untuk

(4)

di tumbuhi jamur. Salah satu kayu yang cocok sebagai bahan dasar adalah kayu

mahoni.

B. INDUSTRI KECIL

Industri kecil adalah kegiatan industri yang dikerjakan dirumah-rumah

penduduk, yang pekerjannya merupakan anggota keluarga sendiri yang tidak

teriakat jam kerja dan tempat. Bahwa industri kecil adalah usaha produktif diluar

usaha pertanian, baik itu merupakan mata pencaharian utama maupun sampingan.

(Tambunan, 2001)

Tetapi Industri ukiran kayu di Desa Kandangwangi juga mengalami indikasi

yang kurang stabil. Faktor utama penyebab banyaknya industri yang gulung tikar

yaitu harga bahan baku yang semakin tinggi kemudian pembayaran dan

pembelian kurang lancar. Karena itulah industri ukiran kayu sangat rawan untuk

gulung tikar bahkan mengalami kebangkrutan.

C. PENDIDIKAN

1. Pengertian Pendidikan

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk

membina kepribadiannya sesuai denagn nilai–nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti

bimbingan atau pertolongan yang di berikan dengan sengaja oleh orang dewasa

agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang

(5)

mencapai tingkat hidup atau kehidupan yang lebih tinggi dalam arti mental

(Ihsan,2010)

Pendidikan menunjukan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang

didalamnya mengandung unsur–unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan

sebagainya. Dengan memperhatikan batasan–batasan pendidikan tersebut, ada

beberapa pengertian dasar yang perlu dipahami bahwa pendidikan merupakan sutu

proses terhadap anak didik berlansung terus sampai anak didik mencapai pribadi

dewasa susila ( Hasbullah, 2008)

2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan gambaram atau pandanagn hidup manusia, baik

secara perorangan atau secara kelompok. Berbicara tentang tujuan pendidikan

maka berhubungan dengan sistem nilai dan norma-norma dala suatukebudayaan

baik dalam mitos, filsafat ideologi dan sebagainya. Tujuan pendidikan

mengandung 3 nilai, yaitu:

a. Otonomi, artinya berani memberi kesadaran pengetahuan dan kemampuan

kepada individu atau kelompok, untuk dapat hidup mandiri dan hidup

bersama dalam kehidupan yang lebih baik

b. Keadilan, bahwa tujuan pendidikan tersebut harus memberi kesempatan

kepada seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam kehidupan

berbudaya dan kehidupan ekonomi dengan memberi pendidikan yang

sama.

c. Survival, dengan pendidikan akan menjamin pewaris kebudayaan dari satu

(6)

D. PENDIDIKAN ANAK

1. Pengertian Pendidikan Anak

Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa yunani”paedagogike” ini

adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “pais” yang artinya “anak” dan kata

“ago” yang berarti aku membimbing”. Jadi paedogogike aku membimbing anak.

Orang yang pekerjaannya membimbing anak dengan maksud membawanya

ketempat belajar, dalam bahasa yunani disebut “paedagogos”. Jika ini diartikan

secara simbolis, maka perbuatan membimbing seperti yang dikatakan diatas itu,

merupakan inti perbuatan mendidik yang tugasnya hanya membimbing saja, pada

waktu saat ia harus melepaskan anak itu kembali ke dalam masyarakat

(Hadi,2008)

Senada dengan hal tersebut Kingsley mengatakan sebagaimana yang dikutip

oleh Mansyur (2009,327) bahwa pendidikan adalah kegiatan membimbing anak

manusia menuju kedewasaan dan kemandirian.

Dari definisi diatas, maka dapat dirumuskan bahwa pendidikan anak

mengandung beberapa unsur, yakni :

a) Pendidikan merupakan bagian sebuah aktivitas

b) Pendidikan merupakan sebuah proses dalam rangka mendewasakan

manusia

c) Pendidkan adalah dalam rangka memanusiakan manusia

d) Pendidikan adalah usaha sadar dalam rangka membimbing dan

(7)

2. Tingkat Pendidikan Anak

Tingkat pendidikan anak atau jenjang pendidikan merupakan tahapan

pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik.

Tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang akandikembangkan,sedangkan

pendidikan diselenggarakan secara pendidikan formal dan non formla yang saling

melengkapi dan memperkaya (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional). Pendidikan formal terdiri atas jenjang pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagai persiapan untuk memasuki

pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar yang disebut pendidikan

prasekolah.

Pendidikan prasekolah belum termasuk jenjang pendidikan formal, tetapi baru

merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani anak antara kehidupannya

dalam keluarga dengan sekolah. Sedangkan pendidikan non formal adalah jalur

pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara berstruktur

dan berjenjang

Jenjang atau tingkat pendidikan yang dimaksud adalah:

a. Pendidikan Dasar

Pendidikan Dasar merupakan jenjang atau tingkat pendidikan yang

melandasi jenjang pendidikan menengah pendidikan dasar berbentuk

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang

sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

(8)

b. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar,

pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah atas (SMA) dan

pendidikan menengah kejurusan (SMK)

c. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang atau tingkat pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,

magister, spesialis dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

(Ahmadi,2008)

Tingkat pendidikan anak adalah jenjang atau tingkatan yang telah ditempuh

yang terdiri atas pendidikan SD, SMP, SMA dan PT. Begitu pula yang terjadi

pada anak para perajin ukiran kayu, walaupun hanya sebagai pekerja atau buruh

dengan pendidikan yang rendah tiak membuat para pekerja buta akan pendidikan

terbukti anak-anak mereka tetap sekolah ditingkat SD,SMP,SMA,bahkan ada

yang sampai menyekolahkan anak mereka keperguruan tinggi. Adapun beberapa

anak yang tidak sekolah karena beberapa faktor antaranya faktorekonomi dan

faktor bahwa sekolah hanya menghabiskan biaya.

3. Faktor yang mempengaruhi pedidikan anak

Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup atau

sistem sosial dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan

hidup bersama keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ikatan keluarga membantu

anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antara pribadi,

(9)

Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut:

a. Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri

seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa

sungguh-sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan

perkembangan dirinya sebagai pribadi.

b. Sikap oarang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap

menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh, sikap

sabar atau tergesa-gesa,sikap melindungi atau membicarakan secara

langsung mempengaruhi reaksi emosional anak.

Jadi sangat wajar jika faktor yang mempengaruhi pendidikan anak terletak

ditangan kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia

adalah darah dagingnya. Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak adalah

sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup

keagamaan.(Sulaiman Ibrahim,2010)

Adapun faktor lainnya yang mempengaruhi pendidikan anak adalah

a. Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan

anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial

maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak

pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari

lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda. Begitu juga para

pengajar berasl dari berbagai latarbelakang pemikiran dan budaya serta

(10)

anak-anak dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara

yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok

yang disanjung, didengar dan ditiru. Sehingga pengaruh guru sangat besar

terhadap kepribadian dan pemikiran anak. Oleh sebabitu, seorang pengajar harus

membekali diri dengan ilmu agama yang shahih sesuai denagn pemahaman

Salafush-Shalih dan ahlak yang mullia, serta rasa sayang kepada anak didik.

b. Lingkungan

Lingkungan tempat bermain dan lalu lalang anak-anak terdapat banyak

manusia dengan berbagai macam pemikiran, latar belakang sosial dan pendidikan.

Dengan beragam latar belakang, mereka sangat membahayakan proses pendidikan

anak, karena anak belum memiliki folter untuk menyaring mana yang baik dan

mana yang buruk.

Disela-sela bermain, anak akan mengambil dan meniru perangai serta

tingkahlaku temannya atau orang yang sedang lewat, sehingga terkadang mampu

merubah pemikiran lurus menjadi rusak, apalagi mereka mempunyai kebiasaan

buruk, misalnya perokok, pemabuk dan pecandu narkoba, maka mereka lebih

cepat menebarkan kerusakan di tengah pergaulan anak-anak dan remaja.

(11)

E. KESEJAHTERAAN 1. Pengertian Kesejahteraan

Menurut UU No.16 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan

Sosial, kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan sosial material maupun

spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman batin

yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan social yang

sebaik-baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi

hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

2. Indikator Kesejahteraan

Kesejahteraan merupakan sesuatu yang bersifat subyektif, sehingga ukuran

kesejahteraan bagi setiap individu atau keluarga berbeda satu sama lain. Tetapi

pada prinsipnya kesejahteraan berkaitan erat dengan kebutuhan dasar. Apabila

kebutuhan dasar bagi individu atau keluarga dapat dipenuhi, maka dikatakan

bahwa tingkat kesejahteraan dari individu atau keluarga tersebut sudah tercapai.

Kebutuhan dasar erat kaitannya dengan kemiskinan, apabila kebutuhan dasar

belum terpenuhi oleh individu atau keluarga, maka dikatakan bahwa individu atau

keluarga tersebut berada dibawah garis kemiskinan. Menurut Badan Pusat

Statistik (1996), pendapatan per kapita sering digunakan untuk mengukur tingkat

kesejahteraan ekonomi masyarakat. Ekonomi masyarakat yang makmur

ditunjukan oleh pendapatan per kapita yang tinggi, dan sebaliknya ekonomi

masyarakat yang kurang makmur ditunjukan oleh pendapatan per kapita yang

(12)

pengamatan terhadap kondisi perumahan, pendidikan, kesehatan, dan pola

pengeluaran rumah tangga.

Kesejahteraan masyarakat mempunyai aspek yang sangat kompleks dan tidak

memungkinkan untuk menyajikan data yang mampu mengukur semua aspek

kesejahteraan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan

indikator kesejahteraan di Kecamatan Wanadadi. Indikator tersebut adalah :

a. Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan rumah tangga digunakan sebagai proksi kesejahteraan karena

dipandang lebih mencerminkan apa yang dinikmati oleh masyarakat wilayah.

Pendapatan rumah tangga dapat diketahui dengan menjumlahkan pendapatan

keluarga dari semua sumber pendapatan.

b. Keadaan tempat tinggal

Penilaian terhadap kondisi rumah didasarkan pada jenis dinding rumah, jenis

lantai, jenis atap, serta status kepemilikan.

c. Fasilitas tempat tinggal

Fasilitas tempat tinggal merupakan salah satu hal yang digunakan sebagai

ukuran kesejahteran masyarakaat, hal ini dikarenakan fasilitas tempat tinggal

sangat penting untuk kegiatan rumah tangga. Fasiltas tempat tinggal didasarkan

pada ada atau tidaknya perlengkapan rumah, kakus, alat mandi,dll.

d. Kesehatan anggota keluarga

Kondisi kesehatan didasarkan pada kondisi sanitasi perumahan serta kondisi

perlengkapan air minum, air mandi, cuci, dan kakus (Biro Pusat statistik, 1991).

(13)

akses terhadap kesehatan punya pengaruh yang sangat besar terhadap

kesejahteraan rakyat. Selain itu, kesehatan bersama pendidikan adalah investasi

yang terpenting dalam pengembangan sumberdaya manusia.

e. Pendidikan anak

Pendidikan adalah karakteristik penting dalam menentukan pekerjaan dan

pendapatan seseorang. Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi

nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya

terhadap suatu masalah (Sumarwan, 2004).

Rendahnya tingkat pendidikan dapat menyebabkan terbatasnya akses kepala

keluarga pada kegiatan produktif, dengan kata lain kepala keluarga mempunyai

peluang sangat kecil untuk bekerja di sektor pekerjaan yang produktif. Oleh

karena itu, perlu adanya upaya-upaya dan kebijakan yang nyata dan

sungguh-sungguh untuk memeratakan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Di samping itu, diperlukan juga kebijakan pendidikan yang tidak saja

ditujukan untuk mengembangkan aspek intelektual, tetapi juga mengembangkan

karakter peserta didik. Dengan demikian pendidikan menyiapkan siswa untuk

memiliki kemampuan akademik, dapat beradaptasi dengan lingkungan yang cepat

berubah, kreatif dalam mencari solusi masalah, dan memiliki watak yang baik.

f. Alat transportasi

Tingkat kesejahteraan diukur dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga

(14)

digunakan sebagai indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Karena alat transportasi merupakan sesuatu kebutuhan penting yang bertujuan

untuk memudahkan masyarakat dalam beraktifitas.

F. PENTAHAPAN KELUARGA

Di lihat dari segi tahapan pencapaian tingkat kesejahteraannya menurut

BKKBN, 2012. Keluarga dikelompokan menjadi 5 tahap, yaitu :

1. Keluarga Pra Sejahtera

Keluarga pra sejahtera, yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya (basic Needs) secara minimal, seperti kebutuhan sepiritual,

pangan, sandang papan dan kesehatan.

2. Keluarga Sejahtera I

Yaitu keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya

dalam hal sandang, papan, pangan dan pelayanan kesehatan yang sangat dasar.

Indikator yang di perlukan adalah sebagai berikut :

a. Pada umumnya seluruh keluarga makan dua kali sehari atau lebih.

b. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,

bekerja, sekolah, dan bepergian.

c. Bagaian yang terluas dari lantai rumah tidak dari tanah.

d. Apabila anak sakit diberi pengobatan yang moderen atau dibawa

(15)

3. Keluarga Sejahtera II

Yaitu apabila keluarga itu selain dapat memenuhi kebutuhan dasar

minimumnya dapat pula memenuhi kebutuhan sosial pesikologinya, tetapi belum

dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya. Indikator yang dipergunkan

adalah 4 indikator pada keluarga sejahtera 1 dan keluarga tersebut harus pula

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Paling kurang seminggu sekali keluarga menyediakan daging atau

ikan atau telur untuk lauk pauk.

b. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian

baru setahun sekali.

c. Luas lantai paling kurang 8 m² untuk tiap penghuni rumah.

d. Seluruh anggota keluarga yang berumur dibawah 60 tahun bisa

membaca tulisan latin.

e. Seluruh anak yang berusia 6 sampai 12 tahun bersekolah saat ini.

f. Paling kurang 1 anggota keluarga yang berumur 15 tahun ke atas

mempunyai pekerjaan tetap.

g. Seluruh anggota keluarga dalam 1 bulan terakhir dalam keadaan sehat,

sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsi dari masing-masing.

h. Anggota keluarga melaksanaian ibadah secara teratur menurut agama

yang dianutnya masing-masing.

(16)

Yaitu keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum, kebutuhan

sosial psikologinya, an sekaligus dapat memenuhi kebutuhan pengembangan

tetapi belum aktif dalam usaha kemasyarakatan dalam lingkungan desa atau

wilayahnya. Keluarga ini harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada

keluarga sejahtera 1 dan keluarga sejahtera II dan juga harus memenuhi

syarat-syarat dibawah ini :

a. Sebagaian dari penghasilan keluarga dapat disishkan untuk tabungan

keluarga.

b. Keluarga biasanya makan bersama paling urang 1 kali sehari

c. Keluarga biasanya ikut serta dalam kegiatan masyarakat lingkungan

tempat tinggal.

d. Keluarga melakukan rekreasi keluar wilayah paling tidak 3 bulan

sekali.

e. Keluarga dapat memperoleh kabar atau berita dari surat kabar, radio

atau majalah.

f. Anggota keluarga mampu mengunakan sarana transportasi yang

disesuaika dengan daerah setempat.

5. Keluarga sejahtera III Plus

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum,

kebutuhan dasar psikologis, kebutuhan sosial psikologis, kebutuhan

pengembangan, dan sekaligus secara teratur ikut menyumbang kegiatan sosial

(17)

memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada keluarga Sejahtera I, keluarga

sejahtera II dan keluarga Sejahtera III. Dan juga memenuhi syarat-syarat di bawah

ini, maka keluarga ini dimasukan dalam tingkat keluarga sejahtera III Plus.

Adapun syarat-syarat tambahan yang harus dipenuhi untuk mencapai tingkat

keluarga sejahtera III Plus :

a. Keluarga atau anggota keluarga secara teratur memberikan

sumbangan bagi kegiatan sosialmasyarakat dalam bentuk materi.

b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus

(18)

G. Penalitian Relevan

Nama Goly Amin Priyono

(2004)

Tabulasi silang Deskriptif Kualitatif

(19)

H. Bagan Alir Penelitian

I.

ttti

MASYARAKAT

PENGHASILAN Lapangan kerja kerajinan

ukiran kayu

TINGKAT KESEJAHTERAAN PERAJIN

TINGKAT PENDIDIKAN

ANAK

(20)

A. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka pikir diatas maka dalam

penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara tingkat kesejahteraan pekerja industri ukiran

kayu dengan pendidikan anak.

Ha : Terdapat hubungan antara tingkat kesejahteraan pekerja industri ukiran kayu

Referensi

Dokumen terkait

Bogasari Flour Mills Pasta Division Jakarta (Juli 2016) sudah sesuai dengan Quality guide yang telah ditetapkan.. Food Quality Assurances, Principles,

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancangan HACCP yang diimpelementasikan di unit pengolahan Bandeng Presto Juwana Erlina yang berdasarkan pada Good

Dari gambar IV.I, diketahui bahwa secara keseluruhan sistem pada alat pengangkut sedimen dan sampah terdiri dari keluaran yaitu dua driver motor untuk

Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian diatas adalah penelitian ini meneliti tentang perubahan MAP dan kolesterol dalam darah setelah diberikan intervensi

Oleh karena itu, untuk mendukung pembuatan suatu aplikasi yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan diatas, maka sistem tersebut harus mudah dipelajari, akuntabilitas, dan efisien

Proses pembuatan skenario film pendek “ Bercak Darah Di Atas Kertas Putih” ini menghasilkan (1)skenario film “Bercak Darah Di Atas Kertas Putih”, (2)film “Bercak Darah

[r]

Maka dalam penulisan Laporan Akhir penulis tertarik untuk membahas masalah sistem penggajian pada CV Usaha Musi Palembang dengan mengambil judul “ Analisis