• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - DYAH PRAMUNI BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - DYAH PRAMUNI BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan secara umum bertujuan untuk menciptakan sumber daya

manusia yang handal, berkualitas, dan memiliki jiwa kompetitif. Sumber daya

manusia yang demikian, tentu sangat dibutuhkan dalam lingkungan kehidupan

manusia itu sendiri. Terdapat beberapa komponen yang dibutuhkan dan saling

mendukung untuk melaksanakan program pendidikan, antara lain: orangtua,

guru, lingkungan masyarakat, teman sebaya dan lain sebagainya. Damayanti

(2014: 9) mengatakan bahwa “terdapat tiga ranah dasar yang dikembangkan

dalam proses pendidikan yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Ranah kognitif bermuara pada tumbuh dan berkembangnya kecerdasan

dan kemampuan intelektual akademik anak, sedangkan ranah afektif bermuara

pada terbentuknya karakter kepribadian dan segala sesuatu yang berkaitan

dengan budi pekerti anak sebagai individu dan makhluk sosial, serta ranah

psikomotorik akan bermuara pada keterampilan vokasional atau keahlian anak

dan perilakunya.

Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas pendidikan

bangsanya. Masalah klasik yang sejak dulu terjadi dalam dunia pendidikan

yaitu banyaknya ketimpangan dalam hal pelaksanaan pendidikan.

Ketimpangan-ketimpangan tersebut termasuk diantaranya: banyaknya jumlah

teori yang harus dipahami dan dikuasai peserta didik dalam suatu mata

(2)

Idealnya pendidikan mampu mencakup ketiga ranah tersebut, karena

tujuan pendidikan bukan sekedar mencapai kemampuan peserta didik dari segi

intelektual saja, namun dari segi afektif dan psikomotorik pun tidak boleh

luput dari perhatian semua komponen pendidikan, hal ini sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional yang terangkum dalam Undang Undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 yang menjelaskan bahwa:

“pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Isi kandungan UU Sisdiknas sangat jelas mengatakan bahwa tujuan

diadakannya pendidikan di Indonesia adalah untuk menciptakan peserta didik

sebagai calon generasi penerus bangsa yang tidak hanya cakap dan kompeten

dalam bidang intelektual saja, akan tetapi juga cakap dalam bersikap dan

mampu mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang baik dalam kehidupan

sehari-hari.

Landasan legal formal tentang tujuan pendidikan nasional lainnya

adalah Keppres Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter

(PPK). PPK merupakan “gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan

pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah

hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerjasama

antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari

(3)

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

berfungsi sebagai tempat transfer nilai-nilai afeksi antara guru dengan peserta

didik. Nilai-nilai afeksi yang diajarkan oleh guru diharapkan mampu

mengubah perilaku peserta didik, dari perilaku yang tidak baik menjadi baik,

dan perilaku yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.

Kegiatan transfer nilai-nilai afeksi dapat ditanamkan dalam diri

masing-masing peserta didik tidak terkecuali melalui kegiatan pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan, yang mana dalam hal pelaksanaannya selama

ini hanya berjalan sebatas teori belaka. Teori-teori dalam mata pelajaran

tersebut untuk kemudian di evaluasi, guna mengetahui sejauh mana

kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan guru.

Peserta didik pada akhirnya hanya memikirkan “isi” materi yang harus

dipelajari, dipahami, untuk kemudian dihafalkan agar dapat mencapai

tuntunan nilai akademik yang diharapkan, tidak jarang peserta didik sendiri

kurang atau bahkan tidak mengetahui tujuan peserta didik mempelajari PKn

dan nilai-nilai karakter yang terkandung didalamnya. Hal ini tentunya sangat

bertolak belakang dengan isi kandungan UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003

dan Keppres nomor 87 tahun 2017 sebagai landasan yuridis formal pendidikan

di Indonesia yang sudah dipaparkan di atas.

Lickona, T (2013: 6) dalam bukunya pendidikan karakter panduan

lengkap mendidik siswa menjadi pintar dan baik mengatakan bahwa “pintar dan baik adalah dua tujuan besar dalam pendidikan”. Pernyataan tersebut

(4)

yang seimbang, yang bukan hanya menitikberatkan pada kemampuan berpikir

peserta didik dari segi intelektual saja, namun peranan pendidikan yang lain

adalah dapat menjadi sarana mencetak peserta didik yang memiliki akhlak dan

moralitas yang sesuai dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah atau kebudayaan

yang berlaku.

Kementerian Pendidikan Nasional, dimulai dari tahun ajaran 2011

menuntut seluruh tingkat satuan pendidikan di Indonesia harus menyisipkan

pendidikan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran. Terdapat 18 nilai

karakter yang harus diajarkan guru terhadap semua peserta didiknya. Mandiri

dan tanggung jawab merupakan dua dari 18 nilai karakter yang harus dimiliki

peserta didik. Nilai sikap tersebut dewasa ini rupanya masih kurang nampak

dalam diri setiap peserta didik. Perilaku peserta didik seperti mudah

menyerah, cenderung menggantungkan dirinya pada orang lain, dan enggan

melaksanakan tugasnya dengan baik merupakan contoh nyata kurang

berhasilnya penanaman nilai-nilai sikap pada diri setiap peserta didik.

Nilai karakter seperti kemandirian dan tanggung jawab inilah yang

menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti nilai karakter tersebut, khususnya

penerapannya dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas

V SD N Jompo Kulon. Peneliti memilih mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan karena mata pelajaran ini merupakan salah satu mata

pelajaran pembentuk karakter peserta didik, terlebih peserta didik yang

terdapat di Sekolah Dasar sebagai salah satu mata pembelajaran yang wajib

(5)

Pelaksanaan Pendidikan karakter di SD N Jompo Kulon sendiri sesuai

dengan hasil wawancara awal dengan Kepala Sekolah sudah lama

dilaksanakan dan pelaksanaannya sendiri menurut paparan Kepala Sekolah

sudah terintegrasi dengan kurikulum yang berlaku. Berkaca dengan peraturan

pemerintah pula terkait dengan penyisipan nilai-nilai karakter terutama dalam

proses pembelajaran di sekolah khususnya di kelas V SD N Jompo Kulon

sendiri masih terlihat kurang dalam pelaksanaannya, tidak terkecuali yang

terkait dengan sikap mandiri dan tanggung jawab masing-masing peserta

didik. Permasalahan yang muncul kaitannya dengan kedua nilai karakter

tersebut diantaranya masih banyaknya peserta didik yang suka mencontek

ketika diberi tugas yang seharusnya dikerjakan secara individu, kurang

bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, kegiatan pembelajaran

yang pasif, mengobrol sendiri ketika guru sedang menjelaskan materi, dan

lain-lain.

Fokus penelitian yang akan peneliti lakukan dilihat dari permasalahan

tersebut adalah deskripsi secara kuantitatif dan kualitatif tentang bagaimana

penerapan nilai karakter seperti mandiri dan tanggung jawab dalam diri setiap

peserta didik yang di deskripsikan berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif

peserta didik terutama pada saat pembelajaran mata pelajaran Pendidikan

Kewargaegaraann yang berlangsung di SD N Jompo Kulon, serta faktor

pendukung dan penghambat kedua nilai karakter tersebut yang terjadi dalam

(6)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana deskripsi kuantitatif penerapan sikap mandiri dan tanggung

jawab peserta didik pada proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di kelas V SD N Jompo Kulon?

2. Bagaimana deskripsi kualitatif penerapan sikap mandiri dan tanggung

jawab peserta didik pada proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di kelas V SD N Jompo Kulon?

3. Apa faktor pendukung penerapan sikap mandiri dan tanggung jawab

peserta didik pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

Kelas V SD N Jompo Kulon?

4. Apa faktor penghambat penerapan sikap mandiri dan tanggung jawab

peserta didik pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

kelas V SD N Jompo Kulon?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Mengetahui deskripsi kuantitatif penerapan sikap mandiri dan tanggung

jawab peserta didik pada proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di kelas V SD N Jompo Kulon.

2. Mengetahui deskriptisi kualitatif penerapan sikap tanggung jawab peserta

didik pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V

(7)

3. Mengetahui faktor pendukung penerapan sikap mandiri dan tanggung

jawab peserta didik pada proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di kelas V SD Negeri Jompo Kulon.

4. Mengetahui faktor penghambat penerapan sikap mandiri dan tanggung

jawab peserta didik pada proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di kelas V SD N Jompo Kulon.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi bagi lembaga

Pendidikan dasar, terutama dalam penerapan nilai karakter mandiri dan

Referensi

Dokumen terkait

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

[r]

Perbedaan pengaturan hak kesehatan buruh yang diselenggarakan oleh Jamsostek dan BPJS Kesehatan adalah dari segi asas dan prinsip penyelenggaraan; sifat kepesertaan; subjek

Rancangan implikasi penelitian ini yaitu menyebarkan questioner kepada pelanggan hypermart member dan non member , akan didapatkan gambaran mengenai variabel Brand Trust dan

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū