ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASAR PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA
KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/Per/M.KUKM/XII/2009
(Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Fransisca Bastiani Primi Putri NIM: 092114037
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASAR PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA
KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/Per/M.KUKM/XII/2009
(Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Fransisca Bastiani Primi Putri NIM: 092114037
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kita pasti merasa puas dapat melakukan tugas kita dengan baik, dan
selanjutnya serahkanlah segala sesuatu kepada belas kasih Allah yang
Mahabaik.
(St. Julia Billiart)
Karya ini kupersembahkan untuk mereka yang selalu
menyayangi, mengasihi, mendukung, mendoakan dan menjadi inspirasi dalam hidupku:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai Papaku Melkias Putrawan Basuki
Mamaku Aloysia Ari Setiani
Eyang Kakung & Putri Ignatius Soedarsana
Alm. Eyang Albertus Kasbun &Alm. Eyang Nanik Saudara dan Sahabat ku
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasar Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang dan dimajukan untuk di uji pada tanggal 22 Juli 2013 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli2013 Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransisca Bastiani Primi Putri
NIM : 092114037
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASAR PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA
KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/Per/M.KUKM/XII/2009
(Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Juli 2013 Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Wiryotamtama, S.J.,M.Sc. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Kepala Program Studi Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 4. Ibu M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Akt., QIA selaku Pembimbing yang
telah membantu serta membimbing penulis dengan sabar dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
6. Suster M. Linda, SPM selaku Manajer Koperasi Kredit Makmur yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. Mas FX. Kristanto selaku staff manajemen dan segenap pengurus Koperasi Kredit Makmur yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.
7. Papa dan Mama tercinta atas segala dukungan dan doanya. 8. Stevanus Risky Marselino atas dukungan, bantuan dan doanya.
9. Sahabat-sahabatku: Emanuela Endah A.P, Rosalia Lina Hastuti, Pipit Widiyastuti, Grace Vienna P, Enggaria Dinar S, Maftuchin, Margaretta Maria, Agustina Prita, Fenike Aprilia Putri, Amelinda Tjahja Lestari, Mellyana Nur O.K yang telah memberikan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
10.Teman-teman Akuntansi Angkatan 2009, teman-teman seperjuangan di kelas MPT, teman-teman KKP angkatan 23 dan keluarga Bapak Harjono.
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2013
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
E. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 18
x
K. Asuransi Santunan Duka Anggota (SDA) dan Perlindungan Pinjaman Anggota (PPA) ... 75
L. Surplus Hasil Usaha ... 77
Lampiran 3 : Laporan Klasifikasi Pencairan Pinjaman Tahun 2009, Tahun 2010 dan Tahun 2011 ... 145
Lampiran 4 : Data Pinjaman Diberikan yang Berisiko, Data Pinjaman Bermasalah, Data jumlah biaya karyawan ( Gaji Karyawan ) ... 146
Lampiran 5 : Perhitungan Perubahan Komponen Aspek Tingkat Kesehatan KSP ... 147
Lampiran 6 : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 dan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 ... 154
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Bobot Penilaian terhadap Aspek dan Komponen
Penilaian Kesehatan Koperasi ... 29
Tabel 2.2 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi ... 30
Tabel 3.1 Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset 46
Tabel 3.2 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko ... 47
Tabel 3.3 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 47
Tabel 3.4 Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Pinjaman Diberikan ... 48
Tabel 3.5 Standar Perhitungan Risiko Pinjaman Bermasalah ... 48
Tabel 3.6 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah ... 49
Tabel 3.7 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko ... 49
Tabel 3.8 Standar Perhitungan Manajemen Umum ... 50
Tabel 3.9 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan ... 51
Tabel 3.10 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan ... 51
Tabel 3.11 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva ... 51
Tabel 3.12 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas ... 51
Tabel 3.13 Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto ... 52
Tabel 3.14 Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ... 53
xii
Tabel 3.16 Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap
Kewajiban Lancar ... 54
Tabel 3.17 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap Dana yang Diterima ... 54
Tabel 3.18 Standar Perhitungan Skor untuk Rasio Rentabilitas Aset ... 55
Tabel 3.19 Standar Perhitungan untuk Rasio Rentabilitas Modal Sendiri ... 55
Tabel 3.20 Standar Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional ... 56
Tabel 3.21 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto ... 56
Tabel 3.22 Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota ... 57
Tabel 3.23 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Kredit ... 58
Tabel 4.1 Susunan Organisasi Koperasi Kredit Makmur ... 63
Tabel 4.2 Jumlah Anggota dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 ... 69
Tabel 5.1 Data yang diperoleh ... 77
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset ... 79
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko ... 80
Tabel 5.4 Perhitungan Modal Tertimbang 2009 ... 81
Tabel 5.5 Perhitungan ATMR 2009 ... 82
Tabel 5.6 Perhitungan Modal Tertimbang 2010 ... 83
Tabel 5.7 Perhitungan ATMR 2010 ... 83
xiii
Tabel 5.9 Perhitungan ATMR 2011 ... 85
Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 85
Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan ... 87
Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman Diberikan ... 88
Tabel 5.13 Hasil Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah ... 89
Tabel 5.14 Hasil Perhitungan Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman Diberikan ... 90
Tabel 5.15 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen ... 91
Tabel 5.16 Penilaian Aspek Manajemen Pada Tahun 2009 ... 96
Tabel 5.17 Penilaian Aspek Manajemen Pada Tahun 2010 ... 96
Tabel 5.18 Penilaian Aspek Manajemen Pada Tahun 2011 ... 96
Tabel 5.19 Hasil Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto ... 97
Tabel 5.20 Hasil Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ... 98
Tabel 5.21 Hasil Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan ... 99
Tabel 5.22 Hasil Perhitungan Rasio Kas ... 100
Tabel 5.23 Hasil Perhitungan Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima ... 101
Tabel 5.24 Hasil Perhitungan Rentabilitas Aset ... 102
Tabel 5.25 Hasil Perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri ... 103
xiv
Tabel 5.27 Hasil Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto ... 105 Tabel 5.28 Hasil Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota ... 106 Tabel 5.29 Perhitungan Nilai Kredit Pada Aspek Permodalan ... 108 Tabel 5.30 Perhitungan Nilai Kredit Pada Aspek Kualitas
Aktiva Produktif ... 108 Tabel 5.31 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Manajemen
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 ... 108 Tabel 5.32 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Efisiensi
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 ... 109 Tabel 5.33 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Likuiditas
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 ... 109 Tabel 5.34 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Kemandirian dan
Pertumbuhan Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 ... 109 Tabel 5.35 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Jatidiri Koperasi
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 ... 110 Tabel 5.36 Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset ... 110 Tabel 5.37 Skor Rasio Modal Sendiri terhadap
Pinjaman Diberikan yang Berisiko ... 110 Tabel 5.38 Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 111 Tabel 5.39 Skor Rasio Volume Pinjaman
Pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan ... 111 Tabel 5.40 Skor Rasio Pinjaman Bermasalah terhadap
Pinjaman yang Diberikan ... 111 Tabel 5.41 Skor Rasio Cadangan Risiko terhadap
Pinjaman Bermasalah ... 112 Tabel 5.42 Skor Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap
xv
Tabel 5.44 Skor rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto .... 113
Tabel 5.45 Skor Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ... 113
Tabel 5.46 Skor Rasio Efisiensi Pelayanan ... 113
Tabel 5.47 Skor Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar ... 114
Tabel 5.48 Skor Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima ... 114
Tabel 5.49 Skor Rentabilitas Aset ... 114
Tabel 5.50 Skor Rentabilitas Ekuitas/ Modal Sendiri ... 115
Tabel 5.51 Skor Kemandirian Operasional Pelayanan ... 115
Tabel 5.52 Skor Rasio Partisipasi Bruto ... 115
Tabel 5.53 Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota ... 115
Tabel 5.54 Jumlah Skor Aspek Penilaian Kesehatan ... 116
Tabel 5.55 Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun 2009 ... 116
Tabel 5.56 Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun 2010 ... 118
Tabel 5.57 Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur Tahun 2011 ... 120
Tabel 5.58 Perkembangan rasio-rasio dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 (dalam %) ... 122
Tabel 5.59 Penetapan predikat KSP/USP ... 124
Tabel 5.60 Predikat Kesehatan Koperasi Kredit Makmur ... 125
Tabel 5.61 Uraian Skor Penilaian Kesehatan Tahun 2009 ... 125
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASAR PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009
(Studi Kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang)
Fransisca Bastiani Primi Putri NIM: 092114037 Latar belakang penelitian ini adalah koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit memiliki tujuan untuk memperbaiki keadaan ekonomi anggota, memberikan pinjaman secara mudah dan cepat untuk kesejahteraan serta membantu anggota dalam memperbesar kemampuan penggunaan uang secara bijaksana. Dengan demikian koperasi akan berhubungan dengan berbagai pihak baik pengurus, anggota dan pihak luar yang turut serta dalam memantau kondisi keuangannya. Oleh karena itu kesehatan koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit menjadi hal penting dalam menjalankan usaha koperasi.
xix ABSTRACT
Analysis of the Health Level of Savings and Credit Cooperatives Based on The Decree of the Minister of Cooperative and Small and Medium Enterprise the Republic of indonesia No. 14/Per/M.UKM/XII/2009
A Case Study at Credit Union Makmur in Magelang Fransisca Bastiani Primi Putri
Sanata Dharma University Yogyakarta
2013
This study aim to find out the soundness level of Credit Union Makmur in Magelang from 2009 to 2011. The saving and credit cooperatives or credit unions aims to improving the economic conditions of members, providing loans easily and quickly and assisting members to increase their ability in using money wisely. The cooperative will have to deal with various parties, i.eofficers, members and external parties participated in monitoring its financial condition. Therefore, the soundness of the Savings and Credit Cooperatives or Credit Unions will be an important aspect in running a cooperative.
This study was a case study. Data was obtained through interview and documentation. The data analysis technique employed in this study is a comparation technique based on the Standards of the Minister of Cooperative and Small and Medium Enterprise as stated in the Decree No. 14/Per/M.UKM/XII/2009.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, koperasi digunakan sebagai salah satu kegiatan dalam mencapai tujuan ekonomi. Koperasi diharapkan dapat bertahan dalam kondisi perekonomian yang belum stabil dan krisis moneter yang belum juga berakhir. Hasil penelitian Khafid,dkk. (2010) mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan koperasi, koperasi harus dikelola secara benar dan profesional. Pengelolaan koperasi yang profesional akan menjadi salah satu tolok ukur apakah koperasi termasuk ke dalam koperasi yang sehat atau tidak. Sebuah koperasi yang sehat akan melakukan pengelolaan secara profesional dalam semua bidang termasuk dalam bidang keuangan.
Dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat di sekitarnya. Penilaian kesehatan dapat dilakukan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.
Aspek- aspek yang dinilai, yaitu: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi. Perhitungan rasio - rasio diperlukan dalam menilai ketujuh aspek tersebut. Hasil dari perhitungan menggunakan rasio akan digunakan untuk mencari skor. Skor yang dihasilkan akan dijumlah secara keseluruhan dan dapat ditetapkan dalam suatu predikat, yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat.
Koperasi Kredit Makmur Magelang adalah lembaga keuangan yang berbasis pada pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berlandaskan Undang - Undang nomor 25 tahun 1992. Dengan salah satu misinya yakni membantu mengelola keuangan dan usaha anggota, maka Koperasi Kredit Makmur Magelang sebagai pengelola koperasi yang profesional perlu melakukan sebuah penilaian kesehatan. Berdasar uraian tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasar Peraturan
Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Studi Kasus di Koperasi
Kredit Makmur Magelang”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur, Magelang berdasar Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 selama tahun 2009 sampai tahun 2011?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya pembahasan yang keluar dari ruang lingkup permasalahan yang sebenarnya, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Tingkat kesehatan Koperasi Kredit “Makmur” akan diamati dari beberapa aspek diantaranya aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi.
2. Rasio-rasio yang dimaksudkan akan diamati dan dihitung berdasarkan laporan keuangan Koperasi Kredit “Makmur” berupa neraca, laporan realisasi pendapatan dan biaya serta laporan mengenai pinjaman tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur, Magelang berdasar Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 selama tahun 2009 sampai tahun 2011.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:
1. Bagi Koperasi Kredit
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengurus koperasi dalam pengelolaan, pengembangan dan pengambilan kebijakan dimasa yang akan datang. Serta bagi para anggota dan pihak-pihak yang terkait koperasi diharapkan semakin menyadari arti penting dari tingkat kesehatan koperasi.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
3. Bagi Penulis
Dapat digunakan sebagai media berlatih dan praktik nyata dari teori-teori yang sudah dipelajari dalam perkuliahan serta menambah wawasan tentang koperasi khususnya mengenai penilaian tingkat kesehatan koperasi.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan teori-teori yang didukung dari hasil pustaka yang dijadikan sebagai dasar mengolah data yang didapat dari Koperasi Kredit
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Koperasi Kredit Makmur
simpanan, pinjaman, dana sosial, solidaritas kematian, asuransi santunan duka anggota (SDA) dan perlindungan pinjaman anggota (PPA) serta surplus hasil usaha.
Bab V : Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisi deskripsi data, analisis data tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur serta pembahasannya.
Bab VI : Penutup
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Menurut pasal 1 Undang – Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian:
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang - seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.
Berdasarkan ketentuan umum dalam Undang – Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 terdapat Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder.
a. Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang.
b. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi.
keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan “semua buat semua dan semua buat seorang”.
Menurut Munkner (Sitio, 2001:18), “Mendefinisikan koperasi sebagai organisasi tolong-menolong yang menjalankan “urusniaga” secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong-menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong royong”.
2. Landasan Koperasi
Dalam pasal 2 Undang – Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 “Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan”.
3. Tujuan Koperasi
4. Fungsi dan Peran Koperasi
Menurut pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, fungsi dan peran koperasi adalah:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
“Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit hanya menyimpan uang, menyediakan dan mengusahakan pinjaman atau kredit bagi anggota-anggotanya saja” (Widiyanti, 2004:11).
5. Prinsip Koperasi
Menurut pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
2) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4) Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal. 5) Kemandirian.
b. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut:
1) Pendidikan perkoperasian. 2) Kerjasama antarkoperasi. 6. Keanggotaan
Menurut pasal 17 Undang – Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian:
a. Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.
b. Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota.
Menurut pasal 18 Undang – Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian:
a. Yang dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap warga negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar.
Menurut pasal 20 Undang - Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian:
a. Setiap anggota mempunyai kewajiban untuk:
1) Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam rapat anggota.
2) Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
3) Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan.
b. Setiap anggota mempunyai hak:
1) Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota.
2) Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas.
3) Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.
4) Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus diluar rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta.
5) Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota.
7. Jenis Koperasi
Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19.5/Per/M.KUKM/VIII/2006 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Indonesia:
“Pengelompokan koperasi berdasarkan ragam kegiatan pelayanan dan bisnisnya, yaitu terbagi menjadi: Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Produsen, Koperasi Konsumen, Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa”.
B.Koperasi Simpan Pinjam
1. Menurut pasal 44 Undang – Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian:
a. Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk :
1) Anggota koperasi yang bersangkutan. 2) Koperasi lain dan atau anggotanya.
b. Kegiatan usaha simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi.
2. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi:
a. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam.
b. Koperasi simpan pinjam dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder.
c. Kegiatan usaha koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam adalah:
1) Menghimpun simpanan koperasi berjangka dan tabungan koperasi dari anggota dan calon anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya.
2) Memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya.
d. Dari segi permodalan
1) Koperasi simpan pinjam wajib menyediakan modal sendiri dan dapat ditambah dengan modal penyertaan.
2) Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam wajib menyediakan sebagian modal dari koperasi untuk modal kegiatan simpan pinjam. 3) Modal unit simpan pinjam sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
berupa modal tetap dan modal tidak tetap.
5) Jumlah modal sendiri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan modal tetap unit simpan pinjam sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak boleh berkurang jumlahnya dari jumlah yang semula. 6) Ketentuan mengenai modal yang disetor pada awal pendirian
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (3) diatur lebih lanjut oleh Menteri.
7) Koperasi simpan pinjam dapat menghimpun modal pinjaman dari: a) Anggota.
b) Koperasi lainnya dan atau anggotanya. c) Bank dan lembaga keuangan lainnya.
d) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya. e) Sumber lain yang sah.
C. Akuntansi Koperasi
Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19.5/Per/M.KUKM/VIII/2006 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Indonesia :
“Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu badan usaha” (Rudianto 2010:9).
Dilihat dari siapa pemakai laporan keuangan koperasi, akuntansi dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Akuntansi Keuangan adalah sistem akuntansi dimana pemakai informasinya adalah pihak eksternal organisasi koperasi, seperti kreditor, pemerintah, anggota koperasi, rekanan kerja, dan sebagainya. 2. Akuntansi Manajemen adalah sistem akuntansi yang pemakai
informasinya adalah pihak internal organisasi koperasi, seperti ketua koperasi, manajer produksi, manajer keuangan, manajer pemasaran dan sebagainya. Akuntansi manajemen berguna sebagai alat bantu pengambilan keputusan manajemen.
D. Laporan Keuangan Koperasi
1.Standar Kualitas Laporan Keuangan Koperasi
a. Relevan
Setiap jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh koperasi harus sesuai dengan maksud penggunaannya sehingga dapat bermanfaat. Karena itu, dalam proses penyusunan laporan keuangan, pengurus koperasi harus berfokus pada tujuan umum pemakai laporan keuangan.
b. Dapat dimengerti
Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang sesederhana mungkin sehingga dapat dipahami oleh pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan yang tidak dapat dipahami tidak akan ada manfaatnya sama sekali.
c. Daya uji
Informasi keuangan yang dihasilkan suatu koperasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
d. Netral
Informasi keuangan harus diarahkan pada tujuan umum pemakai, bukan pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh berpihak pada salah satu pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut. e. Tepat waktu
pengambilan keputusan koperasi menjadi tertunda dan tidak relevan lagi dengan waktu dibutuhkannya informasi tersebut.
f. Daya Banding
Laporan keuangan suatu koperasi harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dengan koperasi lain yang sejenis pada periode yang sama.
g. Lengkap
Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang penting sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan para pembacanya. Jadi, harus ada klasifikasi, susunan, serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Demikian pula, semua fakta atau informasi tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan keputusan harus diungkapkan dengan jelas.
2. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan
Tentang arti penting suatu analisis laporan keuangan, Sudarsono (2004:202) menyatakan sebagai berikut:
Penyusunan dan analisis laporan keuangan suatu koperasi berguna untuk mengetahui posisi keuangan koperasi itu pada suatu saat tertentu. Disamping juga dijadikan alat dalam pertanggungjawaban pengurus koperasi kepada Rapat Anggota Tahunan.
E. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi
1. Pengertian Kesehatan Koperasi
Menurut pasal 1 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008:
“Kesehatan KSP dan USP adalah suatu kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat,tidak sehat dan sangat tidak sehat”.
Menurut Hendar (2010: 203), kesehatan koperasi jasa keuangan di definisikan sebagai berikut:
“Kesehatan koperasi jasa keuangan merupakan suatu indikator untuk kinerja pengurus atau pengelola yang dinyatakan dalam kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Hasil penilaian menjadi satu sarana dalam menetapkan strategi usaha diwaktu yang akan datang dan bagi pemerintah khususnya Kementrian Koperasi dan UKM dan Dinas yang membidangi koperasi di daerah dapat digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pembinaan dan pengawasan”.
2. Tujuan dan Sasaran Penilaian Kesehatan Koperasi
Penilaian kesehatan koperasi jasa keuangan diarahkan pada tujuan sebagai berikut:
a. Menjaga dan meningkatkan tingkat kepercayaan dari masyarakat terhadap koperasi jasa keuangan.
b. Mengetahui kinerja koperasi jasa keuangan.
c. Melindungi harta kekayaan koperasi jasa keuangan dan para penabung.
e. Mengetahui business plan jasa keuangan yang akan dikelola koperasi jasa keuangan.
Pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008, Sasaran Pedoman Penilaian Kesehatan KSP dan USP Koperasi adalah :
a. Terwujudnya pengelolaan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi yang sehat dan mantap sesuai dengan jatidiri koperasi.
b. Terwujudnya pengelolaan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi yang efektif, efisien, dan profesional.
c. Terciptanya pelayanan prima kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.
3. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
a. Menurut pasal 5 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Ruang lingkup penilaian kesehatan adalah sebagai berikut:
2) Setiap aspek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan bobot penilaian yang menjadi dasar perhitungan penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.
3) Penilaian terhadap setiap aspek sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan menggunakan sistem nilai yang dinyatakan dengan nilai 0 sampai dengan 100.
4) Perincian mengenai bobot setiap aspek yang dinilai serta persyaratan dan tata cara penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan pedoman sebagaimana terdapat pada lampiran 1 (satu) peraturan ini.
b. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 sebagai penyempurnaan lampiran 1 (satu) dari Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.20/Per/M.KUKM/XI/2008. Berikut ini adalah penjelasan dari setiap aspek yang dinilai:
1) Aspek Permodalan
Penilaian terhadap permodalan didasarkan pada: a) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Penilaian terhadap rasio antara modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit dengan total aset dimaksudkan untuk mengukur kemampuan modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit dalam mendukung pendanaan terhadap total aset.
Modal sendiri adalah jumlah dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah, cadangan yang disisihkan dari Sisa Hasil Usaha dan dalam kaitannya dengan penilaian kesehatan dapat ditambah dengan maksimal 50% modal penyertaan.
b) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko
Penilaian terhadap rasio antara modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit dengan pinjaman diberikan yang berisiko dimaksudkan untuk mengukur kemampuan modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit untuk menutup risiko atas pemberian pinjaman yang tidak didukung dengan agunan.
Simpan Pinjam kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan atas pinjaman yang diberikan tersebut.
c) Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Penilaian terhadap kecukupan modal sendiri yaitu dengan membandingkan modal sendiri tertimbang dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen modal Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko.
2) Aspek Kualitas Aktiva Produktif
Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 4 (empat) rasio:
a) Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan
Menunjukkan bagian dari total volume pinjaman diberikan yang berasal dari volume pinjaman pada anggota. Volume pinjaman pada anggota adalah seluruh piutang pinjaman diberikan kepada anggota. Total volume pinjaman diberikan adalah seluruh piutang pinjaman diberikan baik kepada anggota maupun bukan anggota.
b) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan
c) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Menunjukkan bagian dari risiko pinjaman bermasalah yang dijamin oleh cadangan risiko. Cadangan risiko adalah dana yang dialokasikan oleh koperasi untuk menutup kerugian apabila terjadi pinjaman macet atau tidak tertagih. Dimana cadangan tujuan risiko ditambahkan dengan penyisihan penghapusan pinjaman.
d) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan
Membandingkan antara dana yang dipinjamkan oleh koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai dengan dana yang dipinjamkan oleh koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam.
3) Aspek Manajemen
Penilaian aspek manajemen meliputi lima komponen: a) Manajemen Umum
b) Kelembagaan
4) Aspek Efisiensi
Penilaian efisiensi didasarkan pada 3 (tiga) rasio yang menggambarkan sampai seberapa besar koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan aset yang dimilikinya, yaitu:
a) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Beban operasi anggota adalah beban pokok ditambah dengan beban usaha bagi anggota ditambah beban perkoperasian. Untuk unit simpan pinjam koperasi, beban perkoperasian dihitung secara proposional.
Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan barang dan jasa kepada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto.
b) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor
c) Rasio Efisiensi Pelayanan
Dihitung dengan membandingkan biaya karyawan dengan volume pinjaman.
5) Aspek Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan koperasi simpan pinjam dan atau unit simpan pinjam koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu:
a) Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar
Dihitung dengan membandingkan kas dan bank dengan jumlah kewajiban lancar.
b) Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima
Dana yang diterima adalah total pasiva selain hutang biaya dan SHU belum dibagi.
6) Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu:
a) Rentabilitas Aset, yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan dengan total aset.
c) Kemandirian Operasional Pelayanan, yaitu partisipasi neto dibandingkan beban usaha ditambah beban perkoperasian. Partisipasi neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban pokok.
Rentabilitas adalah kemampuan koperasi simpan pinjam dan atau unit simpan pinjam koperasi untuk memperoleh sisa hasil usaha.
7) Jatidiri Koperasi
Penilaian jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Penilaiannya menggunakan 2 (dua) rasio, yaitu:
a) Rasio Partisipasi Bruto
Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasenya semakin baik, yaitu partisipasi bruto dibandingkan dengan partisipasi bruto ditambah pendapatan. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada
koperasi sebagai imbalan penyerahan barang dan jasa kepada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto.
b) Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Rasio ini mengukur kemampuan koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi persentasenya semakin baik. Dihitung dengan membandingkan promosi ekonomi anggota terhadap simpanan pokok ditambah simpanan wajib.
Promosi ekonomi anggota adalah peningkatan pelayanan koperasi kepada anggotanya dalam bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai anggota koperasi. Manfaat ekonomi partisipasi pemanfaatan pelayanan adalah manfaat yang bersifat ekonomi yang diperoleh anggota dan calon anggota pada saat bertransaksi dengan koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi.
c. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009, bobot penilaian terhadap aspek dan komponen adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Bobot Penilaian terhadap Aspek dan Komponen Penilaian
a. Rasio modal sendiri terhadap total
aset 6
b. Rasio modal sendiri terhadap
pinjaman diberikan yang berisiko 6 c. Rasio kecukupan modal sendiri 3
2. Kualitas Aktiva Produktif 25
a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan
10 b. Rasio risiko pinjaman bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan 5 c. Rasio cadangan risiko terhadap
pinjaman bermasalah 5
d. Rasio pinjaman yang berisiko
terhadap pinjaman yang diberikan 5
3. Manajemen 15
a. Rasio beban operasi anggota
terhadap partisipasi bruto 4 b. Rasio beban usaha terhadap SHU
Kotor 4
c. Rasio efisiensi pelayanan 2
5. Likuiditas 15
a. Rasio kas dan bank terhadap
kewajiban lancar 10
b. Rasio pinjaman yang diberikan
terhadap dana yang diterima 5
6. Kemandirian dan Pertumbuhan 10
a. Rentabilitas aset 3
b. Rentabilitas ekuitas 3
c. Kemandirian operasional 4
7. Jatidiri Koperasi 10
a. Rasio partisipasi bruto 7 b. Rasio promosi ekonomi anggota 3
d. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009, Penetapan Kesehatan Koperasi adalah sebagai berikut:
Menetapkan predikat tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Kredit yang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat.
Tabel 2.2 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi
Skor Predikat
diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Tahun 1997 tergolong cukup sehat (skor 71,76), (2) Tahun 1998 tergolong sehat (skor 87,58) dan (3) Tahun 1999 tergolong cukup sehat (skor 72,7).
Penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Raharjo (2011), yaitu membahas tentang tingkat kesehatan Koperasi Kredit Harapan Bahagia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2011. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara hasil perhitungan aspek penilaian kesehatan koperasi dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Dari hasil analisis data diperoleh hasil data sebagai berikut: Pada tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010 Koperasi Kredit Harapan Bahagia menunjukkan skor tingkat kesehatan sebesar 82,15 (sehat), 72,75 (cukup sehat), 78,25 (cukup sehat) dan 73,95 (cukup sehat).
33 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah berupa studi kasus. Penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian yang hanya melibatkan satu objek saja. Penelitian dilakukan di Koperasi Kredit Makmur, Magelang. Hasil penelitian hanya dapat dipakai atau berlaku di Koperasi Kredit Makmur Magelang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Kredit Makmur, Magelang yang berlokasi di Ruko Armada Estate Blok A1/10 Magelang, Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2013.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
2. Objek Penelitian
Objek penelitian atas penilaian tingkat kesehatan Koperasi Kredit Makmur adalah laporan keuangan koperasi (neraca, laporan realisasi pendapatan dan biaya serta laporan klasifikasi pencairan pinjaman) periode tahun 2009 sampai dengan 2011.
D. Data yang Diperlukan
1. Gambaran umum koperasi.
2. Untuk menilai 7 (tujuh) aspek, laporan keuangan koperasi (neraca, laporan realisasi pendapatan dan biaya serta laporan klasifikasi pencairan pinjaman) periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 diperlukan untuk menentukan:
a. Aspek permodalan, perlu mengetahui jumlah modal sendiri, jumlah aset, serta jumlah pinjaman yang diberikan.
b. Aspek kualitas aktiva produktif, perlu mengetahui volume pinjaman pada anggota, jumlah pinjaman bermasalah, cadangan risiko.
c. Aspek manajemen, perlu mengetahui jawaban manajemen dari pertanyaan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009. d. Aspek efisiensi, perlu mengetahui beban operasional anggota,
e. Aspek likuiditas, perlu mengetahui jumlah kewajiban lancar serta jumlah dana yang diterima.
f. Aspek kemandirian dan pertumbuhan, perlu mengetahui tentang jumlah SHU sebelum pajak dan SHU bagian anggota serta partisipasi neto.
g. Aspek jatidiri koperasi, perlu mengetahui tentang pendapatan, jumlah simpanan pokok, jumlah simpanan wajib serta jumlah promosi ekonomi anggota.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pengelola untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
2. Dokumentasi
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang dilakukan adalah menggunakan petunjuk pelaksanaan penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan Analisis Aspek Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Kredit
Cara penilaian untuk memperoleh angka skor terhadap 7 (tujuh) aspek yang dinilai, yaitu: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi di tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 adalah diawali dengan mencari rasio-rasio (komponen) yang ditetapkan sebagai berikut:
a. Aspek Permodalan
Beberapa komponen dari aspek permodalan yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan, yaitu:
1) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Pengukuran rasio modal sendiri terhadap total aset dihitung dengan rumus:
2) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko
Pengukuran rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko dihitung dengan rumus:
Interpretasi: kemampuan modal sendiri koperasi simpan pinjam/kredit untuk menutup risiko atas pemberian pinjaman yang tidak didukung dengan agunan yang memadai.
3) Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Pengukuran rasio kecukupan modal sendiri dihitung dengan rumus:
Interpretasi: kemampuan modal sendiri tertimbang dalam menyerap kerugian akibat penurunan aset.
Cara penilaian:
a) Rasio kecukupan modal sendiri yaitu perbandingan antara Modal Sendiri Tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dikalikan dengan 100 %.
c) ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva KSP dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko.
d) Menghitung nilai ATMR dilakukan dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca dengan bobot risiko masing-masing komponen aktiva.
b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif
Terdapat 4 (empat) rasio untuk melakukan penilaian terhadap kualitas aktiva produktif, yaitu:
1) Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan
Pengukuran rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan dihitung dengan rumus:
2) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan
Pengukuran rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan dihitung dengan rumus:
Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam menutup risiko atas pinjaman yang kemungkinan macet atau tidak tertagih.
Untuk memperoleh rasio antara risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan, ditetapkan sebagai berikut :
a) Menghitung perkiraan besarnya risiko pinjaman bermasalah (RPM) sebagai berikut:
(1) 50% dari pinjaman diberikan yang kurang lancar (PKL).
(2) 75% dari pinjaman diberikan yang diragukan (PDR). (3) 100% dari pinjaman diberikan yang macet (Pm). b) Hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan pinjaman yang
3) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah
Pengukuran rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah dihitung dengan rumus:
Catatan: Cadangan risiko adalah cadangan tujuan risiko + penyisihan penghapusan pinjaman.
Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit untuk menutup kerugian apabila terjadi pinjaman macet atau tidak tertagih.
4) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan
Pengukuran rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan dihitung dengan rumus:
Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam menutup risiko terhadap pinjaman yang tidak mempunyai agunan yang memadai.
c. Aspek Manajemen
Penilaian aspek manajemen KSP dan USP koperasi meliputi 5
(lima) komponen sebagai berikut: 1) Manajemen umum
3) Manajemen permodalan 4) Manajemen aktiva 5) Manajemen likuiditas
Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan komposisi pertanyaan sebagai berikut (pertayaan terlampir):
a) Manajemen umum 12 pertanyaan b) Kelembagaan 6 pertanyaan
c) Manajemen permodalan 5 pertanyaan d) Manajemen aktiva 10 pertanyaan e) Manajemen likuiditas 5 pertanyaan d. Aspek Efisiensi
Penilaian efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga)
rasio, yaitu:
1) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto
Pengukuran rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto dihitung dengan rumus:
Interpretasi: mengetahui besarnya beban operasi anggota bila dibandingkan dengan partisipasi bruto.
2) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor
Pengukuran rasio beban usaha terhadap SHU kotor dihitung dengan rumus:
Interpretasi: mengetahui besarnya beban usaha bila dibandingkan dengan SHU kotor.
3) Rasio Efisiensi Pelayanan
Pengukuran rasio efisiensi pelayanan dihitung dengan rumus:
Interpretasi: mengetahui besarnya biaya karyawan dibandingkan dengan seluruh pinjaman.
e. Aspek Likuiditas
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSP dan USP koperasi
dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu:
1) Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar
Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia.
2) Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Pengukuran rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima dihitung dengan rumus:
Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam memberikan pinjaman kepada anggota dengan menggunakan sumber dana yang ada.
f. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan
pada 3 (tiga) rasio, yaitu: rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas dan kemandirian operasional.
1) Rasio Rentabilitas Aset
Pengukuran rasio rentabilitas aset dihitung dengan rumus:
2) Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Pengukuran rasio rentabilitas modal sendiri dihitung dengan rumus:
Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam memberikan balas jasa kepada anggota yang telah menanamkan dananya berupa simpanan-simpanan.
3) Kemandirian Operasional Pelayanan
pengukuran kemandirian operasional pelayanan dihitung dengan rumus:
Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam membiayai beban usaha dan beban perkoperasian.
g. Aspek Jatidiri Koperasi
Komponen penilaian aspek jatidiri koperasi menggunakan 2 (dua)
rasio, yaitu:
1) Rasio Partisipasi Bruto
Pengukuran rasio partisipasi bruto dihitung dengan rumus:
2) Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Pengukuran rasio promosi ekonomi anggota dihitung dengan rumus:
Interpretasi: kemampuan koperasi simpan pinjam/kredit dalam memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib. 2. Melakukan Analisis Penetapan Golongan Tingkat Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam/Kredit
Setelah dihitung rasio masing-masing aspek penilaian kesehatan maka untuk membahas penilaian tingkat kesehatan koperasi diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan nilai kredit dan bobot berdasarkan standar perhitungan masing-masing aspek penilaian kesehatan. Penilaian aspek dilakukan dengan menggunakan nilai yang dinyatakan dalam angka 0 sampai dengan 100.
1) AspekPermodalan
a) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Untuk memperoleh nilai kredit antara modal sendiri terhadap total aset ditetapkan sebagai berikut:
(2) Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0 % nilai ditambah 5 dengan maksimum nilai 100.
(3) Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100% setiap kenaikan rasio 4% nilai dikurangi 5.
(4) Nilai dikalikan bobot sebesar 6 % diperoleh skor permodalan.
Tabel 3.1 Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset adalah sebagai berikut: Rasio Modal
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor 0 < X < 20 25 6 1.50 20 < X < 40 50 6 3.00 40 < X < 60 100 6 6,00 60 < X < 80 50 6 3.00 80 < X < 100 25 6 1,50
b) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko
Untuk memperoleh nilai kredit modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko, ditetapkan sebagai berikut :
(1) Untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko lebih kecil atau sama dengan 0% diberi nilai 0.
(2) Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai ditambah 1 dengan nilai maksimum 100.
Tabel 3.2 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Rasio Modal
c) Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Nilai kredit dan bobot dapat ditentukan berdasarkan: Tabel 3.3 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal
2) Kualitas Aktiva Produktif
a) Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan
Nilai kredit dan bobot ditetapkan sebagai berikut: Tabel 3.4 Standar Perhitungan Skor Rasio Volume
Pinjaman pada Anggota terhadap Total Pinjaman Diberikan
b) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan
Nilai kredit dan bobot ditetapkan sebagai berikut : (1) Untuk rasio 45 % atau lebih diberi nilai 0;
(2) Untuk setiap penurunan rasio 1% dari 45 % nilai ditambah 2, dengan maksimum nilai 100;
(3) Nilai dikalikan dengan bobot 5 % diperoleh skor.
c) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah (1) Untuk rasio 0%, berarti tidak mempunyai cadangan
penghapusan diberi nilai 0.
(2) Untuk setiap kenaikan 1 % mulai dari 0 %, nilai ditambah 1 sampai dengan maksimum 100.
(3) Nilai dikalikan bobot sebesar 5 % diperoleh skor. Tabel 3.6 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko
terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
0 0 5 0
0 < x ≤ 10 10 5 0,5 10 < x ≤ 20 20 5 1,0 20 < x ≤ 30 30 5 1,5 30 < x ≤ 40 40 5 2,0 40 < x ≤ 50 50 5 2,5 50 < x ≤ 60 60 5 3,0 60 < x ≤ 70 70 5 3,5 70 < x ≤ 80 80 5 4,0 80 < x ≤ 90 90 5 4,5 90 < x ≤ 100 100 5 5,0
d) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan
Tabel 3.7 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
> 30 25 5 1,25
26 – 30 50 5 2,50
21 – <26 75 5 3,75
3) Aspek Manajemen
Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan komposisi pertanyaan sebagai berikut (pertanyaan terlampir halaman 175):
a) Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan “ya”).
b) Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan “ya”).
c) Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan “ya”).
d) Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan “ya”).
e) Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan “ya”)
Tabel 3.8 Standar Perhitungan Manajemen Umum
Jumlah Jawaban Ya Skor
1 0,25
2 0,50
3 0,75
4 1,00
5 1,25
6 1,50
7 1,75
8 2,00
9 2,25
10 2,50
11 2,75
Tabel 3.9 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan
Jumlah Jawaban Ya Skor
1 0,50
Tabel 3.10 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan
Jumlah Jawaban Ya Skor
1 0,60
2 1,20
3 1,80
4 2,40
5 3,00
Tabel 3.11 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva
Jumlah Jawaban Ya Skor
1 0,30
4) Aspek Efisiensi
a) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Cara perhitungan nilai kredit dan bobot beban operasi anggota atas partisipasi bruto ditetapkan sebagai berikut:
(1) Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari 100 diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 95 persen hingga lebih kecil dari 100 diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5% nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100.
(2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian.
Tabel 3.13 Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto
Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto (%)
Nilai Bobot
(%) Skor
> 100 0 4 1
95 < x < 100 50 4 2
90 < x < 95 75 4 3
0 < x < 90 100 4 4
b) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor.
Nilai kredit dan bobot beban usaha terhadap SHU Kotor ditetapkan sebagai berikut :
(2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian.
Tabel 3.14 Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor
c) Rasio Efisiensi Pelayanan
(1) Untuk rasio lebih dari 15 persen diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 10 persen hingga 15 persen diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio 1 persen nilai ditambah 5 sampai dengan maksimum nilai 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2% diperoleh
skor penilaian.
Tabel 3.15 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan: Rasio Efisiensi
a) Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar
kecil atau sama dengan 10 % diberi nilai 25 sedangkan untuk rasio lebih dari 20 % diberi nilai 25. (2) Nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor
penilaian.
Tabel 3.16 Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar
(1) Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 10 % nilai ditambah dengan 25 sampai dengan maksimum 100.
(2) Nilai dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian.
6) Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan a) Rasio Rentabilitas Aset
(1) Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah 25 sampai dengan maksimum 100.
(2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor
b) Rasio Rentabilitas Ekuitas (Modal Sendiri)
(1) Untuk rasio rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari 3% diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 1 % nilai ditambah 25 sampai dengan maksimum 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor
penilaian.
c) Kemandirian Operasional Pelayanan
(1) Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil atau sama dengan 100% diberi nilai 0, dan untuk rasio lebih besar dari 100 % diberi nilai 100.
(2) Nilai dikalikan dengan bobot 4% diperoleh skor penilaian.
Tabel 3.20 Standar Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional
7) Aspek Jatidiri Koperasi a) Rasio Partisipasi Bruto
(1) Untuk rasio lebih kecil dari 25% diberi nilai 25 dan untuk setiap kenaikan rasio 25% nilai ditambah dengan 25 sampai dengan rasio lebih besar dari 75% nilai maksimum 100.
(2) Nilai dikalikan dengan bobot 7 % diperoleh skor penilaian.
b) Rasio Promosi Ekonomi Anggota
(1) Untuk rasio lebih kecil dari 5% diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 5 hingga 7,5 diberi nilai 50. Selanjutnya untuk setiap kenaikan rasio 2,5%, nilai ditambah dengan 25 sampai dengan nilai maksimum 100.
(2) Nilai dikalikan dengan bobot 3%, diperoleh skor penilaian.
Tabel 3.22 Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Rasio PEA (%)
Nilai Bobot (%)
Skor
< 5 0 3 0,00
5 < x < 7,5 50 3 1,50 7,5 < x < 10 75 3 2,25
> 10 100 3 3
b. Menghitung skor dari masing-masing aspek penilaian. c. Menjumlahkan skor masing-masing aspek penilaian.
d. Memasukkan hasil perhitungan ke dalam tabel penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam.
Berdasarkan hasil perhitungan akan ditetapkan predikat tingkat kesehatan koperasi yang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat.
Tabel 3.23 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Kredit
Skor Predikat
80 < X < 100 60 < X < 80 40 < X < 60 20 < X < 40
< 20
Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat
59 BAB IV
GAMBARAN UMUM
KOPERASI KREDIT MAKMUR
A. Sejarah Koperasi Kredit Makmur
Berdirinya Koperasi Kredit Makmur di Magelang berawal dari Suster Agnes, SPM. Beliau melihat ada keprihatinan para bapak-bapak tukang becak yang mengalami kesulitan mencukupi setoran untuk diberikan kepada pemilik becak. Melihat keprihatinan tersebut yang pada waktu itu bersamaan dengan terjadinya krisis moneter tahun 1998 maka terdapat ide yang muncul untuk mendirikan koperasi kredit (KOPDIT). Yayasan Pendidikan SPM memberikan sosialisasi tentang koperasi kredit kepada para Kepala Sekolah di Surabaya. Hasil dari sosialisasi itu, menggerakkan guru-guru SPM di lingkup Magelang, untuk tahu lebih jauh tentang koperasi kredit.
Menanggapi keinginan itu, pada tanggal 17 Agustus 2000 bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 56 (lima puluh enam), Suster Agnes, SPM meminta tolong kepada Suster M.Linda, SPM untuk mengundang beberapa tenaga ahli yang banyak berkecimpung di bidang credit union dari Surabaya dan Probolinggo guna memberi sosialisasi tentang
credit union/koperasi kredit dikalangan guru-guru SPM di Magelang, Jawa