• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA KEBIJAKAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM BANGUN JAYA MAKMUR MADIUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA KEBIJAKAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM BANGUN JAYA MAKMUR MADIUN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA KEBIJAKAN KREDIT

PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM BANGUN JAYA MAKMUR MADIUN

SKRIPSI

Oleh:

TRISNA DWI SUSANTI 09610059

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA KEBIJAKAN KREDIT

PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM BANGUN JAYA MAKMUR MADIUN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh :

Trisna Dwi Susanti NIM : 09610059

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul : “Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Kebijakan Kredit Pada Koperasi Simpan Pinjam Bangun Jaya Makmur Madiun”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, program studi Manajemen

pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Selama penyusunan skripsi, penulis telah banyak mendapat bimbingan,

dorongan serta motivasi dari beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Muhajir Efendi, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dr. Nazaruddin Malik, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Aniek Rumijati, M.M selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas

Muhammadiyah Malang.

4. Drs. Mursidi, M.M selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan

bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan demi selesainya

(6)

5. Drs. Wiyono, M.M selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan

bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan demi selesainya

skripsi dengan baik.

6. Drs. Marsudi, M.M selaku Dosen Wali Kelas B Manajemen 2009 yang telah

memberikan bantuan dan nasehat selama menempuh perkuliahan.

7. Bapak/ Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan pengetahuan selama

masa perkuliahan, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Pengurus KSP Bangun Jaya Makmur Madiun yang telah bersedia dan bekerja

sama dengan baik dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

9. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik secara moral maupun materi serta do’anya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada para sahabat yang selalu mendukung dan memberikan motivasi dalam

pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan yang disebabkan keterbatasan peneliti, oleh karena itu peneliti

mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang

membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, April 2013

Peneliti

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

B. Tinjauan Teori ... 9

C. Kerangka Pikir ... 18

D. Hipotesis ... 20

(8)

B. Jenis dan Sifat Penelitian ... 21

C. Definisi Operasional Variabel ... 21

D. Jenis dan Sumber Data ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 30

G. Uji Hipotesis ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

B. Penyajian Data ... 45

C. Analisis Data ... 48

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 77

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data SHU dan Pendapatan Sebelum Adanya Kebijakan ... 4

Tabel 1.2 Data SHU dan Pendapatan Sesudah Adanya Kebijakan ... 4

Tabel 3.1 Penetapan Kesehatan Koperasi ... 30

Tabel 3.2 Standar perhitungan Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset... 31

Tabel 3.3 Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan Berisiko ... 31

Tabel 3.4 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 31

Tabel 3.5 Standar Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Volume Pinjaman Diberikan ... 32

Tabel 3.6 Standar Perhitungan Rasio Resikoi Pinjaman Bernasalah Terhadap Pinjaman Diberikan ... . 32

Tabel 3.7 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah ... 32

Tabel 3.8 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko Terhadap Pinjaman Diberikan ... 33

Tabel 3.9 Standar Perhitungan Mnajemen Umum ... 33

Tabel 3.10 Standar perhitungan Manajemen Kelembagaan ... 33

Tabel 3.11 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan ... 34

Tabel 3.12 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva ... 34

(10)

Tabel 3.14 Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota

Terhadap Partisipasi Bruto... 34

Tabel 3.15 Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ... 35

Tabel 3.16 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan... 35

Tabel 3.17 Standar Perhitungan Rasio Kas ... 35

Tabel 3.18 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima ... 35

Tabel 3.19 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Asset ... 36

Tabel 3.20 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal ... 36

Tabel 3.21 Standar Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ... 36

Tabel 3.22 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto. ... . 36

Tabel 3.23 Standar Perhitungan PEA... 37

Tabel 4.1 Total Aktiva ... 46

Tabel 4.2 Permodalan... 46

Tabel 4.3 Sisa Hasil Usaha (SHU) ... 47

Tabel 4.4 Volume Pinjaman ... 48

Tabel 4.5 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva ... 49

Tabel 4.6 Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko ... 50

(11)

Tabel 4.8 Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume

Pinjaman Diberikan ... 53

Tabel 4.9 Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan ... 54

Tabel 4.10 Rasio Cadangan Risiko terhadap PinjamanBermasalah ... 55

Tabel 4.11 Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan. ... 56

Tabel 4.12 Hasil Analisis Aspek Manajemen. ... 57

Tabel 4.13 Hasil Analisis Aspek Manajemen ... 58

Tabel 4.14 Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto ... 59

Tabel 4.15 Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ... 60

Tabel 4.16 Rasio Efisiensi Pelayanan ... 61

Tabel 4.17 Rasio Kas ... 62

Tabel 4.18 Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima ... 63

Tabel 4.19 Rentabilitas asset ... 64

Tabel 4.20 Rasio Rentabilitas modal sendiri ... 65

Tabel 4.21 Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ... 66

Tabel 4.22 Rasio Partisipasi Bruto ... 67

Tabel 4.23 Rasio promosi anggota (PEA)... 68

(12)

Tabel 4.25 Kinerja Koperasi Bangun Jaya Makmur Madiun

Sesudah Diterapkannya Kebijakan Kredit ... 70

Tabel 4.26 Hasil Uji t ... .71

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Kinerja Keuangan Perusahaan ... 19

Gambar 4.1 Struktur Organisasi KSP Bangun Jaya Makmur

Madiun ... 41

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Keuangan KSP Bangun Jaya Makmur Madiun

Lampiran 2 SK Periode Penetapan Kebijakan kredit

Lampiran 3 Perhitungan Rasio Keuangan Kepmen Tahun 2009

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2001, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya; Cetakan Kelima, Penerbit PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.

Mulyono, Teguh Pudjo. 1993. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Yogyakarta: BPFE.

Nafarin, 2007 Penganggaran Perusahaan; Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat.

Prasmanasari, 2008, Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Risiko .

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor; 14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Sanusi Anwar, 2011, Metodologi Penelitian Bisnis; Penerbit Salemba Empat Sugiyarso, Gervasius, 2011, Akuntansi Koperasi; Cetakan Pertama, Penerbit

CAPS, Yogyakarta.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kinerja setiap perusahaan pada umumnya bergantung pada dukungan

dalam bentuk pengorganisasian dan manajemennya. Kinerja menjadi hal yang

sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja

perusahaan, perencanaan tujuan di masa mendatang, serta menjadi indikator

dari baik buruknya pengambilan keputusan manajemen. Kinerja secara umum

merupakan catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi

pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu atau gambaran

mengenai tingkat pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran dan

tujuan.

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi

keuangan suatu perusahaan yang dapat dianalisis dengan alat-alat analisis

keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan

keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode

tertentu. Kinerja perusahaan dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu informasi

finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial didapatkan dari

penyusunan anggaran untuk mengendalikan biaya, sedangkan informasi

nonfinansial merupakan faktor kunci untuk menetapkan strategi yang dipilih

guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan.

Kinerja keuangan sebuah perusahaan atau lembaga lainnya dapat diukur

(17)

2

dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar aktivitas

perusahaan tersebut. Kinerja keuangan koperasi merupakan ukuran

keberhasilan pengurus koperasi tersebut dan bagian dari kinerja koperasi

secara keseluruhan, di mana kinerja koperasi merupakan gambaran prestasi

yang dicapai koperasi dalam operasionalnya. Kinerja keuangan koperasi dapat

diketahui dengan menggunakan perhitungan Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

14/Kep/M.KUKM/XI/2009 yaitu Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif,

Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan, Jati Diri

Koperasi.

Kinerja keuangan koperasi dapat di pengaruhi oleh adanya kebijakan

yang diterapkan pada koperasi, termasuk kebijakan kredit pada koperasi.

Kebijakan kredit sangat penting dalam suatu perusahaan terutama dalam

pengendalian piutang.Kebijakan kredit merupakan seperangkat keputusan

yang melengkapi periode kredit yang ditawarkan oleh koperasi. Banyak atau

sedikitnya piutang sangat dipengaruhi oleh kebijakan kredit yang diterapkan

pada koperasi.

Kebijakan kredit meliputi beberapa keputusan antara lain kualitas

nasabah yang diterima dan jangka waktu kredit. Kebijakan kredit yang

optimal adalah kebijakan yang menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Perusahaan Dalam meningkatkan keuntungan dengan adanya kebijakan

kredit, dapat melakukan perubahan-perubahan kebijakan tersebut sehingga

(18)

3

Setiap perubahan dari kebijakan kredit merupakan keputusan yang

menyangkut kenaikan profitabilitas. Kebijakan kredit diterapkan untuk

mengarah pada tercapainya tujuan-tujuan suatu usaha terutama usaha dalam

skala kecil dan menengah. Tujuan kebijakan antara lain adalah

menyempurnakan program kredit bagi usaha kecil agar pelaksanaanya semakin

terarah. Kredit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, karena kredit dibutuhkan masyarakat sebagai alternatif untuk

mendapatkan modal dalam menjalankan aktivitas usahanya. KSP memiliki

peranan yang sangat penting dalam membantu penyediaan kredit kepada

masyarakat.

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bangun Jaya Makmur merupakan salah

satu koperasi yang bergerak di bidang jasa diantara sejumlah koperasi yang ada

di Indonesia, terutama dalam pelayanan jasa keuangan melalui penyediaan jasa

simpan pinjam. Pada KSP Bangun Jaya Makmur pengurus telah melakukan

perubahan kebijakan dalam rangka pelaksanaan SK No. 25/KSP/BJM/III/2008

tentang penetapan penyaluran kredit dengan sistem bulanan dan mengurangi

pinjaman/ kredit dengan sistem harian, hal ini bertujuan untuk memaksimalkan

kondisi keuangan KSP tersebut dan kebijakan kredit diterapkan mulai awal

Januari 2009. Kebijakan tersebut awalnya mengalami kendala besar karena

anggota belum dapat menerima pola harian menjadi bulanan, namun dengan

perlahan anggota dapat menerima sistem yang baru walaupun belum dapat

(19)

4

Sebelum diterapkannya kebijakan penyaluran kredit sistem bulanan

pada Koperasi Simpan Pinjam Bangun Jaya Makmur, sisa hasil usaha dan

pendapatan yang dihasilkan cukup stabil. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel

1.1.

Tabel 1.1 Data SHU dan Pendapatan pada KSP Bangun Jaya Makmur Madiun sebelum diterapkannya kebijakan penyaluran kredit dengan sistem bulanan 2006-2008.

Tahun SHU Pendapatan

2006 10.262.865 141.207.500

2007 7.550.000 139.233.750

2008 13.353.805 311.345.000

Sumber : KSP Bangun Jaya Makmur Madiun

Guna memaksimalkan kondisi keuangan KSP Bangun Jaya Makmur

maka KSP tersebut melakukan perubahan penyaluran kredit atau pinjaman dari

sistem harian berubah menjadi sistem bulanan pada tahun 2009. Adanya

kebijakan tersebut juga berpengaruh pada SHU dan pendapatan KSP. Hal

tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2. Data SHU dan Pendapatan pada KSP Bangun Jaya Makmur Madiun sesudah diterapkannya kebijakan penyaluran pinjaman dengan sistem bulanan 2009-2011.

Tahun SHU Pendapatan

2009 13.900.000 199.501.250

2010 16.192.500 267.036.250

2011 17.800.675 268.988.750

Sumber : KSP Bangun Jaya Makmur Madiun

Secara teoritis dapat diduga dengan adanya kebijakan tersebut kondisi

keuangan KSP ini mengalami peningkatan baik dari segi pendapatan maupun

sisa hasil usaha. Adanya perubahan kebijakan tersebut berdampak pada kinerja

(20)

5

penerapan kebijakan kredit tersebut sudah efektif, dan dapat memberikan

gambaran tentang kondisi keuangan KSP tersebut.

Upaya dengan adanya kebijakan terhadap kinerja keuangan koperasi

dapat digunakan untuk mengetahui apakah kondisi keuangan koperasi dalam

keadaan yang sehat atau tidak, dan dapat pula digunakan untuk mengetahui

perubahan yang terjadi pada kinerja keuangan koperasi ketika kebijakan

tersebut diterapkan. Kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja

koperasi, selain itu dalam pelayanan jasa simpan pinjam koperasi dapat

memperoleh keuntungan yang optimal dengan risiko minimal.

Berdasarkan fenomena di atas dengan adanya kebijakan yang

diterapkan oleh KSP Bangun Jaya Makmur perlu pula dikaji atau di uji

perubahan / kenaikan SHU maupun pendapatan secara signifikan, untuk itu

peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: “ Analisis Perbedaan

Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Kebijakan Kredit Pada

Koperasi Simpan Pinjam Bangun Jaya Makmur Madiun”.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Kinerja Keuangan KSP Bangun Jaya Makmur Madiun selama

periode 2006-2011?

2. Apakah Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Kebijakan

(21)

6

C.Batasan Masalah

Dalam penelitian ini agar pembahasan permasalahan dapat terfokuskan

maka dibatasi sebagai berikut :

1. Alat yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan dengan adanya

kebijakan tersebut menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

14/Kep/M.KUKM/XI/2009 yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif,

manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri

koperasi.

2. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan KSP Bangun Jaya Makmur

Madiun selama enam tahun yaitu 2006-2011.

D.Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui kinerja keuangan Koperasi Bangun Jaya Makmur Madiun

selama periode 2006-2011.

b. Mengetahui perbedaan kinerja keuangan KSP sebelum dan sesudah

penerapan kebijakan kredit.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Pengurus Koperasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan usulan

kepada pengurus dalam menyusun perencanaan yang tepat dan sebagai

bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan untuk perkembangan

(22)

7

b. Bagi Anggota Koperasi

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran sejauh

mana pentingnya kebijakan kredit dalam upaya meningkatkan

perkembangan koperasi.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan dapat menjadi referensi bagi

(23)
(24)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Prasmanasari (2008) dengan objek

penelitian di PT BRI Tbk. Teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan rasio meliputi

ROA, ROE, LDR dan pengujian statistik dengan uji-t.

Secara keseluruhan hasil perhitungan rasio keuangan PT. BRI

mengalami peningkatan setelah penerapan manajemen risiko dan,

mengalami peningkatan lagi pada tahun berikutnya setelah penerapan

manajemen risiko walaupun dalam presentase yang kecil. Berdasarkan

perhitungan analisis uji-t menunjukkan bahwa PT. BRI mengalami

perbedaan sebelum dan sesudah penerapan manajemen risiko untuk

periode 2001-2007 dengan analisis rasio keuangan ROA, ROE, dan LDR.

Persamaan penelitian adalah untuk menganalisis Kinerja keuangan

serta mengetahui perbedaan kinerja keuangan dengan menggunakan

analisis uji beda rata-rata, sedangkan perbedaanya terdapat pada obyek,

(25)

9

B. Tinjauan Teori

1) Keputusan Penyaluran Dana

Upaya mempertahankan dan meningkatkan pendapatan pada

koperasi, KSP memiliki peran penting dalam membantu penyediaan

kredit pada masyarakat untuk mendapatkan modal yang dapat

digunakan dalam usahanya. Pada saat penyerahan modal kepada

pihak anggota maka telah terjadi kesepakatan simpan pinjam, hal

tersebut akan menimbulkan piutang bagi koperasi. Disaat tertagihnya

piutang maka akan terjadi aliran kas masuk pada koperasi. Penyedia

jasa secara kredit dapat membantu masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya, dilain pihak kredit juga membutuhkan investasi pada

aktiva lancar dan menimbulkan biaya lainnya.

Manajemen investasi dalam piutang merupakan bagian penting

dalam manajemen keuangan karena berkaitan dengan pencapaian profit

perusahaan atau lembaga keuangan lainnya. Manajemen piutang pada

dasarnya di tekankan pada persoalan yaitu kebijakan kredit. Pemberian

kredit usaha dimaksudkan agar dapat memperlancar dan memperbesar

omzet. Apabila perusahaan melakukan kebijakan kredit akan

berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan dan investasi dalam

piutang. Semakin longgar periode kebijakan kredit/ standar kredit

maka semakin besar dana yang ditanamkan pada investasi dalam

(26)

10

2) Kebijakan Kredit

Sebagian besar koperasi merasa perlu memiliki kebijakan

kredit yang jelas dan komprehensif. Kebijakan kredit yang dituangkan

dalam satu manual dipergunakan sebagai bahan untuk menilai,

seberapa jauh pelaksanaan penyaluran kredit telah sesuai dengan yang

diinginkan perusahaan. Berdasarkan Surat Keputusan Koperasi

Indonesia tersebut, menurut Suhardjono (2003:100), kebijakan

perkreditan koperasi haruslah memuat enam hal pokok.

Pertama, prinsip kehati-hatian dalam perkreditan. Dalam

membuat pedoman kebijakan perkreditan, koperasi harus menerapkan

prinsip kehati-hatian dalam pembarian kredit yang harus tercermin

dalam setiap tahapan proses pemberian kredit. Dalam proses

pemberian kredit, mencakup antara lain kebijakan pemberian kredit,

tata cara penilaian kualitas kredit, profesionalisme dan intregitas

pejabat perkreditan. Sedangkan dalam kebijakan pemberian kredit,

sekurang-kurangnya harus ditetapkan tata cara pemberian kredit yang

sehat, serta jenis-jenis usaha yang dilarang dan dihindari untuk

dibiayai dengan kredit koperasi.

Kedua, organisasi dan manajemen perkreditan. Untuk

mendukung pemberian kredit yang sehat dan penerapan unsur

pengendalian internal (internal control) mulai dari tahap awal proses

kegiatan pemberian kredit sampai dengan kredit yang bersangkutan

(27)

11

dan tanggung jawab masing-masing pejabat koperasi yang terkait

dalam proses pemberian kredit.

Ketiga, kebijakan persetujuan pemberian kredit. Dalam

membuat pedoman kebijakan persetujuan pemberian kredit

sekurang-kurangnya mencakup antara lain konsep hubungan total pemohon

kredit dengan koperasi, penetapan batas wewenang putusan kredit dari

setiap pejabat, pedoman proses persetujuan kredit, pedoman perjanjian

dan persetujuan pencairan kredit.

Keempat, dokumentasi dan administrasi kredit. Dokumentasi

kredit menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari paket kredit dan

merupakan salah satu aspek penting yang dapat menjamin

pengembalian kredit. Hal penting yang harus diketahui dari proses

dokumentasi kredit adalah jenis-jenis dokumen yang dibutuhkan oleh

koperasi dan cara-cara memperolehnya. Dokumen kredit diperoleh

selama proses kredit berlangsung mulai proses permohonan kredit

sampai dengan pelunasan kredit.

Dokumen kredit merekam semua tahapan proses pemberian

kredit dan dokumen yang dipersyaratkan oleh pejabat pemutus untuk

keamanan dalam pemberian kredit. Selanjutnya dokumen-dokumen

tersebut diadministrasikan secara baik. Tujuan administrasi kredit

adalah untuk mendukung langkah-langkah pembinaan atau penilaian

atas perkembangan kredit atau usaha nasabah dan pengawasan kredit

(28)

12

Kelima, pengawasan kredit. Setelah kredit dicairkan, tugas

koperasi adalah membina nasabah agar kredit dipergunakan sesuai

dengan permohonan, bunga dibayarkan sesuai kesepakatan serta

pengembalian kredit dilakukan tepat waktu. Fungsi pengawasan dan

pembinaan dalam bidang kredit sangatlah penting karena berperan

untuk dapat mengantisipasi atas timbulnya risiko kerugian yang besar

dalam usaha kredit yang dilakukan.

Keenam, pengelolaan dan penyelesaian kredit bermasalah.

Pengelolaan secara efektif terhadap kredit bermasalah sangat penting

untuk menjaga kualitas kredit, meminimalkan kerugian dan

memaksimalkan pengembalian asset berisiko. Dengan demikian dalam

pengelolaan kredit bermasalah koperasi harus mempunyai pedoman

yang baku mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan kredit

menjadi bermasalah, mempunyai alat yang dapat dipergunakan untuk

mendeteksi secara dini timbulnya masalah dalam usaha debitur serta

melakukan evaluasi secara berkesinambungan.

Menurut Mulyono (2001:20), dalam menentukan kebijakan

perkreditan harus memperhatikan 3 asas pokok, yaitu:

a. Asas likuiditas

Suatu asas yang mengharuskan koperasi untuk tetap dapat

menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu koperasi yang tidak

likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan

(29)

13

likuiditas akan meliputi kegiatan dalam perencanaan dan

penyediaan kebutuhan likuiditas untuk memenuhi ketentuan

penguasa moneter yang berlaku serta dalam rangka memenuhi

kebutuhan modal kerjanya sendiri.

b. Asas solvabilitas

Usaha pokok perkoperasian yaitu menerima simpanan dana

dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit. Dalam

kebijakan perkreditan maka koperasi harus pandai-pandai mengatur

penanaman dana ini pada bidang perkreditan pada risiko kegagalan

sekecil mungkin.hal inilah yang mendorong top manajemen suatu

koperasi untuk dapat mengarahkan kebijakan dalam pemberian

kredit yang sehat, mengarahkan sasaran pemberian kredit secara

tepat.

c. Asas rentabilitas

(30)

14

Kebijakan kredit yang komprehensif terdiri dari tiga bagian, walaupun kebijaksanaan kredit dapat berubah dari waktu ke waktu (sesuai dengan perubahan kebutuhan atau keadaan), namun menurut Siswanto (1997:224), isi kebijaksanaan itu akan tetap mencakup tiga hal tersebut, antara lain:

1) Kebijakan umum

Dalam kebijaksanaan umum kredit terdapat lima hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

a) Sasaran yang ingin dicapai

Sasaran yang ingin dicapai mengandung beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain; peranan bisnis yang ingin dicapai didaerah operasi, pangsa pasar diseluruh daerah operasi, dan disetiap sub daerah operasi, tingkat loans of deposit ratio, pertumbuhan jumlah harta, volume kredit dan

modal sendiri, tingkat keuntungan. b) Strategi pokok yang ingin dicapai

Strategi pokok yang perlu dituangkan dalam kebijaksanaan umum kredit antara lain; perpaduan kredit, indikasi likuidutas keuangan yang ingin dipertahankan, jumah maksimal kredit yang akan disalurkan.

c) Daerah pemasaran

(31)

15

kemampuan koperasi memonitor debitur yang jauh letaknya dari kantor pusat atau kantor cabang.

d) Standar kredit dan jaminan

Untuk memudahkan pelaksanaan analisa permintaan kredit yang diajukan serta meminimalisir resiko kredit, di dalam kebijaksanaan umum perlu dimasukan standar mutu kredit. e) Batas wewenang memberikan kredit

Kebijaksanaan umum wajib menentukan batas jumlah kredit yang akan dapat disetujui oleh setiap jenjang pejabat yang diberi wewenang mengabulkan permintaan kredit.

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka koperasi atau

lembaga keuangan harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan

benar-benar akan kembali. Penilaian kredit dapat dilakukan dengan

berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya,

seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Kriteria penilaian yang

dapat digunakan oleh koperasi atau lembaga keuangan lainnya untuk

mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan

dengan analisis 5C dan 7P.

Penjelasan untuk analisis 5C kredit menurut Kasmir adalah

sebagai berikut :

a. Character, yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari

orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat

(32)

16

b. Capacity, yaitu untuk melihat nasabah dalam kemampuannya

dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya,

kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam

memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.

c. Capital, yaitu untuk melihat penggunaan modal apakah efektif,

dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan

melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas,

rentabilitas, dan ukuran lainnya.

d. Colleteral, yaitu merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah

baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya

melebihi jumlah kredit yang diberikan.

e. Condition, dalam melihat kredit hendaknya juga dinilai kondisi

ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai

sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia

jalankan.

Penilaian kredit dengan metode analisis 7P menurut Kasmir

adalah sebagai berikut :

a. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau

tingkahlakunya sehari-hari maupun masa lalunya.

b. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi

tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal,

(33)

17

c. Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

d. Prospect, yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan

datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain

mempunyai prospek atau sebaliknya.

e. Payment, yaitu merupakan ukuran bagaimana cara nasabah

mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana

saja dana untuk pengembalian kredit.

f. Profitability, yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan

nasabah dalam mencari laba.

g. Protection, yaitu tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha

dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat

berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

3) Penilaian Kinerja Koperasi

Penilaian kinerja koperasi berdasarkan Keputusan Menteri

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009

meliputi penilaian terhadap beberapa aspek sebagai berikut:

a. Permodalan, adalah kecukupan modal yang menunjukkan

kemampuan koperasi dalam mempertahankan modal yang

mencukupi dan kemampuan koperasi mengidentifikasi, mengukur,

mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat

(34)

18

b. Kualitas aktiva produktif, adalah kualitas kekayaan koperasi yang

mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan.

c. Manajemen, adalah kemampuan untuk mengidentifikasi,

mengukur, mengawasi, risiko yang timbul melalui kebijakan dan

strategi bisnisnya yang mencapai target.

d. Efisiensi, adalah kemampuan koperasi dalam meningkatkan

pelayanan.

e. Likuiditas, adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek.

f. Kemandirian dan pertumbuhan, adalah penilaian kecukupan modal

atau cadangan yang dibentuk untuk menutupi fluktuasi suku bunga

dan nilai tukar dibandingkan dengan potensial loss.

g. Jatidiri koperasi, adalah untuk mengukur keberhasilan koperasi

dalam mencapai tujuannya mempromosikan ekonomi anggota.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan latar belakang dan teori yang telah dibahas

sebelumnya, maka dapat disusun suatu kerangka pikir yang

menggambarkan tentang perhitungan kinerja keuangan KSP Bangun Jaya

Makmur dengan adanya kebijakan yang telah di keluarkan oleh KSP

(35)
[image:35.595.156.487.116.693.2]

19

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

KSP Bangun Jaya Makmur Madiun

SK Pengurus Koperasi tentang Kebijakan Koperasi

Laporan Keuangan KSP Bangun Jaya Makmur Madiun tahun2006-2011

Analisis rasio keuangan standar Permen Koperasi dan UKM nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 : permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuihan, jatidiri koperasi

Kinerja Koperasi

Sebelum Sesudah

Uji Beda Rata-rata

(36)

20

Kerangka pemikiran ini menjelaskan bahwa pengukuran kinerja

koperasi pada tahun 2006 - 2011 dapat dihitung menggunakan analisis rasio

keuangan standar Peraturan Menteri Koperasi dan UKM nomor

14/Per/M.KUKM/XII/2009 meliputi rasio permodalan, rasio kualitas aktiva

produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan,

serta jatidiri koperasi. Pada kinerja keuangan tersebut menghasilkan

perbedaan baik sebelum atau sesudah diterapkannya kebijakan kredit pada

koperasi, perbedaan tersebut dapat dianalisis menggunakan uji beda rata-rata

dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan

terhadap kinerja keuangan KSP sebelum dan sesudah adanya kebijakan.

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan tinjauan teori yang ada, maka peneliti mengambil suatu

hipotesis yaitu,

1. Kinerja keuangan KSP Bangun Jaya Makmur Madiun selama periode

2006-2011 sehat.

2. Ada perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah

(37)

Gambar

Tabel 1.2. Data SHU dan Pendapatan pada KSP Bangun Jaya Makmur Madiun sesudah diterapkannya kebijakan penyaluran pinjaman dengan sistem bulanan  2009-2011
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan kebijakannya, misalnya terealisasi target Pendapatan Asli Daerah sebesar 10% dari anggaran

Penanaman padi langsung bisa menghemat waktu dan uang dalam penanaman. Baru-baru ini, benih padi dilapisi dengan nutrisi dan protektan dalam bentuk pelet, untuk perkecambahan

tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menguji kualitas aplikasi sistem pakar deteksi kerusakan mesin sepeda motor non matic menggunakan metode McCall (2) Membuat

Data yang diperoleh pada tahap inventarisasi kemudian dianalisis dimana data yang digunakan yaitu data yang memiliki keterkaitan dengan tujuan perencanaan pengembangan

Salah satu usaha informal adalah usaha yang berskala kecil dan dari hasil uji Chi-Square diketahui bahwa variabel pengalaman usaha, umur, tingkat pendidikan dan lokasi usaha

Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa struktur spermatozoa ikan pada umumnya terdiri dari kepala dan ekor spermatozoa dan morfologi spermatozoa ikan lele sangkuriang, baik

 Asumsi-asumsi yang mendasari teori PPP, antara lain; (1) semua barang merupakan barang yang diperdagangkan di pasar internasional tanpa dikenai biaya transportasi, (2) tidak ada

Pelitian yang dilakukan oleh Alwi, (2014) yang berjudul “ Rancang Bangun Aplikasi Penilaian Mentoring dan Baca Al- qur’an Berbasis Mobile pada Lembaga Pengkajian