ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA KEBIJAKAN KREDIT
PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM BANGUN JAYA MAKMUR MADIUN
SKRIPSI
Oleh:
TRISNA DWI SUSANTI 09610059
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA KEBIJAKAN KREDIT
PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM BANGUN JAYA MAKMUR MADIUN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh :
Trisna Dwi Susanti NIM : 09610059
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul : “Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Kebijakan Kredit Pada Koperasi Simpan Pinjam Bangun Jaya Makmur Madiun”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, program studi Manajemen
pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Selama penyusunan skripsi, penulis telah banyak mendapat bimbingan,
dorongan serta motivasi dari beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Muhajir Efendi, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Dr. Nazaruddin Malik, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Dra. Aniek Rumijati, M.M selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Muhammadiyah Malang.
4. Drs. Mursidi, M.M selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan
bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan demi selesainya
5. Drs. Wiyono, M.M selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan
bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan demi selesainya
skripsi dengan baik.
6. Drs. Marsudi, M.M selaku Dosen Wali Kelas B Manajemen 2009 yang telah
memberikan bantuan dan nasehat selama menempuh perkuliahan.
7. Bapak/ Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan pengetahuan selama
masa perkuliahan, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Pengurus KSP Bangun Jaya Makmur Madiun yang telah bersedia dan bekerja
sama dengan baik dalam membantu penyelesaian skripsi ini.
9. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik secara moral maupun materi serta do’anya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
10.Kepada para sahabat yang selalu mendukung dan memberikan motivasi dalam
pengerjaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan yang disebabkan keterbatasan peneliti, oleh karena itu peneliti
mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, April 2013
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
B. Tinjauan Teori ... 9
C. Kerangka Pikir ... 18
D. Hipotesis ... 20
B. Jenis dan Sifat Penelitian ... 21
C. Definisi Operasional Variabel ... 21
D. Jenis dan Sumber Data ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ... 29
F. Teknik Analisis Data ... 30
G. Uji Hipotesis ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39
B. Penyajian Data ... 45
C. Analisis Data ... 48
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 77
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data SHU dan Pendapatan Sebelum Adanya Kebijakan ... 4
Tabel 1.2 Data SHU dan Pendapatan Sesudah Adanya Kebijakan ... 4
Tabel 3.1 Penetapan Kesehatan Koperasi ... 30
Tabel 3.2 Standar perhitungan Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset... 31
Tabel 3.3 Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan Berisiko ... 31
Tabel 3.4 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 31
Tabel 3.5 Standar Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Volume Pinjaman Diberikan ... 32
Tabel 3.6 Standar Perhitungan Rasio Resikoi Pinjaman Bernasalah Terhadap Pinjaman Diberikan ... . 32
Tabel 3.7 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah ... 32
Tabel 3.8 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko Terhadap Pinjaman Diberikan ... 33
Tabel 3.9 Standar Perhitungan Mnajemen Umum ... 33
Tabel 3.10 Standar perhitungan Manajemen Kelembagaan ... 33
Tabel 3.11 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan ... 34
Tabel 3.12 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva ... 34
Tabel 3.14 Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota
Terhadap Partisipasi Bruto... 34
Tabel 3.15 Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ... 35
Tabel 3.16 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan... 35
Tabel 3.17 Standar Perhitungan Rasio Kas ... 35
Tabel 3.18 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima ... 35
Tabel 3.19 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Asset ... 36
Tabel 3.20 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal ... 36
Tabel 3.21 Standar Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ... 36
Tabel 3.22 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto. ... . 36
Tabel 3.23 Standar Perhitungan PEA... 37
Tabel 4.1 Total Aktiva ... 46
Tabel 4.2 Permodalan... 46
Tabel 4.3 Sisa Hasil Usaha (SHU) ... 47
Tabel 4.4 Volume Pinjaman ... 48
Tabel 4.5 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva ... 49
Tabel 4.6 Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko ... 50
Tabel 4.8 Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume
Pinjaman Diberikan ... 53
Tabel 4.9 Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan ... 54
Tabel 4.10 Rasio Cadangan Risiko terhadap PinjamanBermasalah ... 55
Tabel 4.11 Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan. ... 56
Tabel 4.12 Hasil Analisis Aspek Manajemen. ... 57
Tabel 4.13 Hasil Analisis Aspek Manajemen ... 58
Tabel 4.14 Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto ... 59
Tabel 4.15 Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ... 60
Tabel 4.16 Rasio Efisiensi Pelayanan ... 61
Tabel 4.17 Rasio Kas ... 62
Tabel 4.18 Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima ... 63
Tabel 4.19 Rentabilitas asset ... 64
Tabel 4.20 Rasio Rentabilitas modal sendiri ... 65
Tabel 4.21 Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ... 66
Tabel 4.22 Rasio Partisipasi Bruto ... 67
Tabel 4.23 Rasio promosi anggota (PEA)... 68
Tabel 4.25 Kinerja Koperasi Bangun Jaya Makmur Madiun
Sesudah Diterapkannya Kebijakan Kredit ... 70
Tabel 4.26 Hasil Uji t ... .71
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Kinerja Keuangan Perusahaan ... 19
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KSP Bangun Jaya Makmur
Madiun ... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan Keuangan KSP Bangun Jaya Makmur Madiun
Lampiran 2 SK Periode Penetapan Kebijakan kredit
Lampiran 3 Perhitungan Rasio Keuangan Kepmen Tahun 2009
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, 2001, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya; Cetakan Kelima, Penerbit PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.
Mulyono, Teguh Pudjo. 1993. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Yogyakarta: BPFE.
Nafarin, 2007 Penganggaran Perusahaan; Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat.
Prasmanasari, 2008, Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Risiko .
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor; 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Sanusi Anwar, 2011, Metodologi Penelitian Bisnis; Penerbit Salemba Empat Sugiyarso, Gervasius, 2011, Akuntansi Koperasi; Cetakan Pertama, Penerbit
CAPS, Yogyakarta.
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kinerja setiap perusahaan pada umumnya bergantung pada dukungan
dalam bentuk pengorganisasian dan manajemennya. Kinerja menjadi hal yang
sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja
perusahaan, perencanaan tujuan di masa mendatang, serta menjadi indikator
dari baik buruknya pengambilan keputusan manajemen. Kinerja secara umum
merupakan catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi
pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu atau gambaran
mengenai tingkat pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran dan
tujuan.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dapat dianalisis dengan alat-alat analisis
keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan
keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode
tertentu. Kinerja perusahaan dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu informasi
finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial didapatkan dari
penyusunan anggaran untuk mengendalikan biaya, sedangkan informasi
nonfinansial merupakan faktor kunci untuk menetapkan strategi yang dipilih
guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja keuangan sebuah perusahaan atau lembaga lainnya dapat diukur
2
dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar aktivitas
perusahaan tersebut. Kinerja keuangan koperasi merupakan ukuran
keberhasilan pengurus koperasi tersebut dan bagian dari kinerja koperasi
secara keseluruhan, di mana kinerja koperasi merupakan gambaran prestasi
yang dicapai koperasi dalam operasionalnya. Kinerja keuangan koperasi dapat
diketahui dengan menggunakan perhitungan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
14/Kep/M.KUKM/XI/2009 yaitu Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif,
Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan, Jati Diri
Koperasi.
Kinerja keuangan koperasi dapat di pengaruhi oleh adanya kebijakan
yang diterapkan pada koperasi, termasuk kebijakan kredit pada koperasi.
Kebijakan kredit sangat penting dalam suatu perusahaan terutama dalam
pengendalian piutang.Kebijakan kredit merupakan seperangkat keputusan
yang melengkapi periode kredit yang ditawarkan oleh koperasi. Banyak atau
sedikitnya piutang sangat dipengaruhi oleh kebijakan kredit yang diterapkan
pada koperasi.
Kebijakan kredit meliputi beberapa keputusan antara lain kualitas
nasabah yang diterima dan jangka waktu kredit. Kebijakan kredit yang
optimal adalah kebijakan yang menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Perusahaan Dalam meningkatkan keuntungan dengan adanya kebijakan
kredit, dapat melakukan perubahan-perubahan kebijakan tersebut sehingga
3
Setiap perubahan dari kebijakan kredit merupakan keputusan yang
menyangkut kenaikan profitabilitas. Kebijakan kredit diterapkan untuk
mengarah pada tercapainya tujuan-tujuan suatu usaha terutama usaha dalam
skala kecil dan menengah. Tujuan kebijakan antara lain adalah
menyempurnakan program kredit bagi usaha kecil agar pelaksanaanya semakin
terarah. Kredit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, karena kredit dibutuhkan masyarakat sebagai alternatif untuk
mendapatkan modal dalam menjalankan aktivitas usahanya. KSP memiliki
peranan yang sangat penting dalam membantu penyediaan kredit kepada
masyarakat.
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bangun Jaya Makmur merupakan salah
satu koperasi yang bergerak di bidang jasa diantara sejumlah koperasi yang ada
di Indonesia, terutama dalam pelayanan jasa keuangan melalui penyediaan jasa
simpan pinjam. Pada KSP Bangun Jaya Makmur pengurus telah melakukan
perubahan kebijakan dalam rangka pelaksanaan SK No. 25/KSP/BJM/III/2008
tentang penetapan penyaluran kredit dengan sistem bulanan dan mengurangi
pinjaman/ kredit dengan sistem harian, hal ini bertujuan untuk memaksimalkan
kondisi keuangan KSP tersebut dan kebijakan kredit diterapkan mulai awal
Januari 2009. Kebijakan tersebut awalnya mengalami kendala besar karena
anggota belum dapat menerima pola harian menjadi bulanan, namun dengan
perlahan anggota dapat menerima sistem yang baru walaupun belum dapat
4
Sebelum diterapkannya kebijakan penyaluran kredit sistem bulanan
pada Koperasi Simpan Pinjam Bangun Jaya Makmur, sisa hasil usaha dan
pendapatan yang dihasilkan cukup stabil. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel
1.1.
Tabel 1.1 Data SHU dan Pendapatan pada KSP Bangun Jaya Makmur Madiun sebelum diterapkannya kebijakan penyaluran kredit dengan sistem bulanan 2006-2008.
Tahun SHU Pendapatan
2006 10.262.865 141.207.500
2007 7.550.000 139.233.750
2008 13.353.805 311.345.000
Sumber : KSP Bangun Jaya Makmur Madiun
Guna memaksimalkan kondisi keuangan KSP Bangun Jaya Makmur
maka KSP tersebut melakukan perubahan penyaluran kredit atau pinjaman dari
sistem harian berubah menjadi sistem bulanan pada tahun 2009. Adanya
kebijakan tersebut juga berpengaruh pada SHU dan pendapatan KSP. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2. Data SHU dan Pendapatan pada KSP Bangun Jaya Makmur Madiun sesudah diterapkannya kebijakan penyaluran pinjaman dengan sistem bulanan 2009-2011.
Tahun SHU Pendapatan
2009 13.900.000 199.501.250
2010 16.192.500 267.036.250
2011 17.800.675 268.988.750
Sumber : KSP Bangun Jaya Makmur Madiun
Secara teoritis dapat diduga dengan adanya kebijakan tersebut kondisi
keuangan KSP ini mengalami peningkatan baik dari segi pendapatan maupun
sisa hasil usaha. Adanya perubahan kebijakan tersebut berdampak pada kinerja
5
penerapan kebijakan kredit tersebut sudah efektif, dan dapat memberikan
gambaran tentang kondisi keuangan KSP tersebut.
Upaya dengan adanya kebijakan terhadap kinerja keuangan koperasi
dapat digunakan untuk mengetahui apakah kondisi keuangan koperasi dalam
keadaan yang sehat atau tidak, dan dapat pula digunakan untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada kinerja keuangan koperasi ketika kebijakan
tersebut diterapkan. Kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja
koperasi, selain itu dalam pelayanan jasa simpan pinjam koperasi dapat
memperoleh keuntungan yang optimal dengan risiko minimal.
Berdasarkan fenomena di atas dengan adanya kebijakan yang
diterapkan oleh KSP Bangun Jaya Makmur perlu pula dikaji atau di uji
perubahan / kenaikan SHU maupun pendapatan secara signifikan, untuk itu
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: “ Analisis Perbedaan
Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Kebijakan Kredit Pada
Koperasi Simpan Pinjam Bangun Jaya Makmur Madiun”.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Kinerja Keuangan KSP Bangun Jaya Makmur Madiun selama
periode 2006-2011?
2. Apakah Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Kebijakan
6
C.Batasan Masalah
Dalam penelitian ini agar pembahasan permasalahan dapat terfokuskan
maka dibatasi sebagai berikut :
1. Alat yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan dengan adanya
kebijakan tersebut menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
14/Kep/M.KUKM/XI/2009 yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif,
manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri
koperasi.
2. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan KSP Bangun Jaya Makmur
Madiun selama enam tahun yaitu 2006-2011.
D.Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui kinerja keuangan Koperasi Bangun Jaya Makmur Madiun
selama periode 2006-2011.
b. Mengetahui perbedaan kinerja keuangan KSP sebelum dan sesudah
penerapan kebijakan kredit.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Pengurus Koperasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan usulan
kepada pengurus dalam menyusun perencanaan yang tepat dan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan untuk perkembangan
7
b. Bagi Anggota Koperasi
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran sejauh
mana pentingnya kebijakan kredit dalam upaya meningkatkan
perkembangan koperasi.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan dapat menjadi referensi bagi
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Prasmanasari (2008) dengan objek
penelitian di PT BRI Tbk. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan rasio meliputi
ROA, ROE, LDR dan pengujian statistik dengan uji-t.
Secara keseluruhan hasil perhitungan rasio keuangan PT. BRI
mengalami peningkatan setelah penerapan manajemen risiko dan,
mengalami peningkatan lagi pada tahun berikutnya setelah penerapan
manajemen risiko walaupun dalam presentase yang kecil. Berdasarkan
perhitungan analisis uji-t menunjukkan bahwa PT. BRI mengalami
perbedaan sebelum dan sesudah penerapan manajemen risiko untuk
periode 2001-2007 dengan analisis rasio keuangan ROA, ROE, dan LDR.
Persamaan penelitian adalah untuk menganalisis Kinerja keuangan
serta mengetahui perbedaan kinerja keuangan dengan menggunakan
analisis uji beda rata-rata, sedangkan perbedaanya terdapat pada obyek,
9
B. Tinjauan Teori
1) Keputusan Penyaluran Dana
Upaya mempertahankan dan meningkatkan pendapatan pada
koperasi, KSP memiliki peran penting dalam membantu penyediaan
kredit pada masyarakat untuk mendapatkan modal yang dapat
digunakan dalam usahanya. Pada saat penyerahan modal kepada
pihak anggota maka telah terjadi kesepakatan simpan pinjam, hal
tersebut akan menimbulkan piutang bagi koperasi. Disaat tertagihnya
piutang maka akan terjadi aliran kas masuk pada koperasi. Penyedia
jasa secara kredit dapat membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhannya, dilain pihak kredit juga membutuhkan investasi pada
aktiva lancar dan menimbulkan biaya lainnya.
Manajemen investasi dalam piutang merupakan bagian penting
dalam manajemen keuangan karena berkaitan dengan pencapaian profit
perusahaan atau lembaga keuangan lainnya. Manajemen piutang pada
dasarnya di tekankan pada persoalan yaitu kebijakan kredit. Pemberian
kredit usaha dimaksudkan agar dapat memperlancar dan memperbesar
omzet. Apabila perusahaan melakukan kebijakan kredit akan
berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan dan investasi dalam
piutang. Semakin longgar periode kebijakan kredit/ standar kredit
maka semakin besar dana yang ditanamkan pada investasi dalam
10
2) Kebijakan Kredit
Sebagian besar koperasi merasa perlu memiliki kebijakan
kredit yang jelas dan komprehensif. Kebijakan kredit yang dituangkan
dalam satu manual dipergunakan sebagai bahan untuk menilai,
seberapa jauh pelaksanaan penyaluran kredit telah sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan. Berdasarkan Surat Keputusan Koperasi
Indonesia tersebut, menurut Suhardjono (2003:100), kebijakan
perkreditan koperasi haruslah memuat enam hal pokok.
Pertama, prinsip kehati-hatian dalam perkreditan. Dalam
membuat pedoman kebijakan perkreditan, koperasi harus menerapkan
prinsip kehati-hatian dalam pembarian kredit yang harus tercermin
dalam setiap tahapan proses pemberian kredit. Dalam proses
pemberian kredit, mencakup antara lain kebijakan pemberian kredit,
tata cara penilaian kualitas kredit, profesionalisme dan intregitas
pejabat perkreditan. Sedangkan dalam kebijakan pemberian kredit,
sekurang-kurangnya harus ditetapkan tata cara pemberian kredit yang
sehat, serta jenis-jenis usaha yang dilarang dan dihindari untuk
dibiayai dengan kredit koperasi.
Kedua, organisasi dan manajemen perkreditan. Untuk
mendukung pemberian kredit yang sehat dan penerapan unsur
pengendalian internal (internal control) mulai dari tahap awal proses
kegiatan pemberian kredit sampai dengan kredit yang bersangkutan
11
dan tanggung jawab masing-masing pejabat koperasi yang terkait
dalam proses pemberian kredit.
Ketiga, kebijakan persetujuan pemberian kredit. Dalam
membuat pedoman kebijakan persetujuan pemberian kredit
sekurang-kurangnya mencakup antara lain konsep hubungan total pemohon
kredit dengan koperasi, penetapan batas wewenang putusan kredit dari
setiap pejabat, pedoman proses persetujuan kredit, pedoman perjanjian
dan persetujuan pencairan kredit.
Keempat, dokumentasi dan administrasi kredit. Dokumentasi
kredit menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari paket kredit dan
merupakan salah satu aspek penting yang dapat menjamin
pengembalian kredit. Hal penting yang harus diketahui dari proses
dokumentasi kredit adalah jenis-jenis dokumen yang dibutuhkan oleh
koperasi dan cara-cara memperolehnya. Dokumen kredit diperoleh
selama proses kredit berlangsung mulai proses permohonan kredit
sampai dengan pelunasan kredit.
Dokumen kredit merekam semua tahapan proses pemberian
kredit dan dokumen yang dipersyaratkan oleh pejabat pemutus untuk
keamanan dalam pemberian kredit. Selanjutnya dokumen-dokumen
tersebut diadministrasikan secara baik. Tujuan administrasi kredit
adalah untuk mendukung langkah-langkah pembinaan atau penilaian
atas perkembangan kredit atau usaha nasabah dan pengawasan kredit
12
Kelima, pengawasan kredit. Setelah kredit dicairkan, tugas
koperasi adalah membina nasabah agar kredit dipergunakan sesuai
dengan permohonan, bunga dibayarkan sesuai kesepakatan serta
pengembalian kredit dilakukan tepat waktu. Fungsi pengawasan dan
pembinaan dalam bidang kredit sangatlah penting karena berperan
untuk dapat mengantisipasi atas timbulnya risiko kerugian yang besar
dalam usaha kredit yang dilakukan.
Keenam, pengelolaan dan penyelesaian kredit bermasalah.
Pengelolaan secara efektif terhadap kredit bermasalah sangat penting
untuk menjaga kualitas kredit, meminimalkan kerugian dan
memaksimalkan pengembalian asset berisiko. Dengan demikian dalam
pengelolaan kredit bermasalah koperasi harus mempunyai pedoman
yang baku mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan kredit
menjadi bermasalah, mempunyai alat yang dapat dipergunakan untuk
mendeteksi secara dini timbulnya masalah dalam usaha debitur serta
melakukan evaluasi secara berkesinambungan.
Menurut Mulyono (2001:20), dalam menentukan kebijakan
perkreditan harus memperhatikan 3 asas pokok, yaitu:
a. Asas likuiditas
Suatu asas yang mengharuskan koperasi untuk tetap dapat
menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu koperasi yang tidak
likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan
13
likuiditas akan meliputi kegiatan dalam perencanaan dan
penyediaan kebutuhan likuiditas untuk memenuhi ketentuan
penguasa moneter yang berlaku serta dalam rangka memenuhi
kebutuhan modal kerjanya sendiri.
b. Asas solvabilitas
Usaha pokok perkoperasian yaitu menerima simpanan dana
dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit. Dalam
kebijakan perkreditan maka koperasi harus pandai-pandai mengatur
penanaman dana ini pada bidang perkreditan pada risiko kegagalan
sekecil mungkin.hal inilah yang mendorong top manajemen suatu
koperasi untuk dapat mengarahkan kebijakan dalam pemberian
kredit yang sehat, mengarahkan sasaran pemberian kredit secara
tepat.
c. Asas rentabilitas
14
Kebijakan kredit yang komprehensif terdiri dari tiga bagian, walaupun kebijaksanaan kredit dapat berubah dari waktu ke waktu (sesuai dengan perubahan kebutuhan atau keadaan), namun menurut Siswanto (1997:224), isi kebijaksanaan itu akan tetap mencakup tiga hal tersebut, antara lain:
1) Kebijakan umum
Dalam kebijaksanaan umum kredit terdapat lima hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
a) Sasaran yang ingin dicapai
Sasaran yang ingin dicapai mengandung beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain; peranan bisnis yang ingin dicapai didaerah operasi, pangsa pasar diseluruh daerah operasi, dan disetiap sub daerah operasi, tingkat loans of deposit ratio, pertumbuhan jumlah harta, volume kredit dan
modal sendiri, tingkat keuntungan. b) Strategi pokok yang ingin dicapai
Strategi pokok yang perlu dituangkan dalam kebijaksanaan umum kredit antara lain; perpaduan kredit, indikasi likuidutas keuangan yang ingin dipertahankan, jumah maksimal kredit yang akan disalurkan.
c) Daerah pemasaran
15
kemampuan koperasi memonitor debitur yang jauh letaknya dari kantor pusat atau kantor cabang.
d) Standar kredit dan jaminan
Untuk memudahkan pelaksanaan analisa permintaan kredit yang diajukan serta meminimalisir resiko kredit, di dalam kebijaksanaan umum perlu dimasukan standar mutu kredit. e) Batas wewenang memberikan kredit
Kebijaksanaan umum wajib menentukan batas jumlah kredit yang akan dapat disetujui oleh setiap jenjang pejabat yang diberi wewenang mengabulkan permintaan kredit.
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka koperasi atau
lembaga keuangan harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan
benar-benar akan kembali. Penilaian kredit dapat dilakukan dengan
berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya,
seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Kriteria penilaian yang
dapat digunakan oleh koperasi atau lembaga keuangan lainnya untuk
mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan
dengan analisis 5C dan 7P.
Penjelasan untuk analisis 5C kredit menurut Kasmir adalah
sebagai berikut :
a. Character, yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari
orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat
16
b. Capacity, yaitu untuk melihat nasabah dalam kemampuannya
dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya,
kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam
memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.
c. Capital, yaitu untuk melihat penggunaan modal apakah efektif,
dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan
melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas, dan ukuran lainnya.
d. Colleteral, yaitu merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah
baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya
melebihi jumlah kredit yang diberikan.
e. Condition, dalam melihat kredit hendaknya juga dinilai kondisi
ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai
sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia
jalankan.
Penilaian kredit dengan metode analisis 7P menurut Kasmir
adalah sebagai berikut :
a. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau
tingkahlakunya sehari-hari maupun masa lalunya.
b. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi
tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal,
17
c. Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
d. Prospect, yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan
datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain
mempunyai prospek atau sebaliknya.
e. Payment, yaitu merupakan ukuran bagaimana cara nasabah
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana
saja dana untuk pengembalian kredit.
f. Profitability, yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan
nasabah dalam mencari laba.
g. Protection, yaitu tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha
dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat
berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
3) Penilaian Kinerja Koperasi
Penilaian kinerja koperasi berdasarkan Keputusan Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009
meliputi penilaian terhadap beberapa aspek sebagai berikut:
a. Permodalan, adalah kecukupan modal yang menunjukkan
kemampuan koperasi dalam mempertahankan modal yang
mencukupi dan kemampuan koperasi mengidentifikasi, mengukur,
mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat
18
b. Kualitas aktiva produktif, adalah kualitas kekayaan koperasi yang
mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan.
c. Manajemen, adalah kemampuan untuk mengidentifikasi,
mengukur, mengawasi, risiko yang timbul melalui kebijakan dan
strategi bisnisnya yang mencapai target.
d. Efisiensi, adalah kemampuan koperasi dalam meningkatkan
pelayanan.
e. Likuiditas, adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek.
f. Kemandirian dan pertumbuhan, adalah penilaian kecukupan modal
atau cadangan yang dibentuk untuk menutupi fluktuasi suku bunga
dan nilai tukar dibandingkan dengan potensial loss.
g. Jatidiri koperasi, adalah untuk mengukur keberhasilan koperasi
dalam mencapai tujuannya mempromosikan ekonomi anggota.
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan penjelasan latar belakang dan teori yang telah dibahas
sebelumnya, maka dapat disusun suatu kerangka pikir yang
menggambarkan tentang perhitungan kinerja keuangan KSP Bangun Jaya
Makmur dengan adanya kebijakan yang telah di keluarkan oleh KSP
19
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
KSP Bangun Jaya Makmur Madiun
SK Pengurus Koperasi tentang Kebijakan Koperasi
Laporan Keuangan KSP Bangun Jaya Makmur Madiun tahun2006-2011
Analisis rasio keuangan standar Permen Koperasi dan UKM nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 : permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuihan, jatidiri koperasi
Kinerja Koperasi
Sebelum Sesudah
Uji Beda Rata-rata
20
Kerangka pemikiran ini menjelaskan bahwa pengukuran kinerja
koperasi pada tahun 2006 - 2011 dapat dihitung menggunakan analisis rasio
keuangan standar Peraturan Menteri Koperasi dan UKM nomor
14/Per/M.KUKM/XII/2009 meliputi rasio permodalan, rasio kualitas aktiva
produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan,
serta jatidiri koperasi. Pada kinerja keuangan tersebut menghasilkan
perbedaan baik sebelum atau sesudah diterapkannya kebijakan kredit pada
koperasi, perbedaan tersebut dapat dianalisis menggunakan uji beda rata-rata
dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan
terhadap kinerja keuangan KSP sebelum dan sesudah adanya kebijakan.
D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian dan tinjauan teori yang ada, maka peneliti mengambil suatu
hipotesis yaitu,
1. Kinerja keuangan KSP Bangun Jaya Makmur Madiun selama periode
2006-2011 sehat.
2. Ada perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah