• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

Pendidikan merupakan hal yang fundamental dalam pembangunan bangsa, karena kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu alternatif yang dilakukan dengan melalui proses belajar mengajar. Dengan cara ini anak diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Di negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya masalah pendidikan merupakan masalah pelik yang harus diperhatikan. Demikian pula dalam suatu keluarga khususnya, maka pendidikan sangat berpengaruh sekali pada pertumbuhan fisik maupun jiwa anak, oleh sebab itu sebelum anak memasuki usia sekolah, maka yang akan di terimanya terlebih dahulu yaitu pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam al-Qur’an surah at-Tahrim ayat 6 mengenai betapa pentingnya pendidikan dalam keluarga itu diberikan kepada anak-anaknya yang berbunyi:















































1

1Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Yogyakarta: Penyelenggaraan Penterjemahan Al-Qur’an,

(2)

Pendidikan agama dalam keluarga merupakan pondasi yang kuat dan sangat mendasar bagi anak-anak, karena disinilah orang tua memegang andil yang sangat besar dalam membina pendidikan anak terutama pendidikan yang ingin dicapai. Ibu sebagai guru/pendidik pertama yang akan mudah dicontoh dan ditiru serta menjadi tauladan bagi anaknya, sedangkan ayah dijadikan sebagai pemimpin baik sebagai pemimpin di keluarganya sekaligus menjadi pembimbing anaknya menuju kebahagiaan.

Dalam melaksanakan pendidikan serta pembinaan terhadap seluruh keluarga tentunya tidak akan terlepas di dalamnya masalah ataupun faktor-faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan pendidikan yang tujuannya membina anak kearah yang diinginkan, adapun faktor-faktor itu berkisar pada beberapa hal yaitu, pendidikan orang tua, waktu yang tersedia, keteladanan dan lingkungan masyarakat.2

Pendidikan merupakan kewajiban orang tua yang harus diberikan kepada anak, tetapi selain memberikan pendidikan, peran orang tua pun sangat penting dan sangat berpengaruh dalam pembinaan akhlak baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Apalagi kita banyak melihat di zaman dewasa ini, kelihatannya pendidikan yang diberikan hanya muncul pada permukaannya saja dengan kata lain pendidikan tidak secara menyeluruh atau mendalam. Contoh yang dapat dilihat, seorang anak telah melaksanakan shalat saja sudah menjadi suatu kebanggaan yang luar biasa bagi orang tua dari pada anaknya tidak mau melaksanakan shalat, terlepas apakah anak itu mengerti dan memahami tentang hakikat shalat. Hal ini tentu sangat ironis sekali sehingga dalam kehidupan sehari-hari tidak mencerminkan dampak amaliah yang ia kerjakan, sehingga yang menjadi tujuan amal ma’ruf nahi munkar tidak tercapai. Maka disinilah betapa pentingnya peran orang tua terhadap pembinaan akhlak anak agar anak dapat

2Attia Muhammad Human, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, (Jakarta: Raja Grafido Persada, 1978),

(3)

mengimplementasikan pendidikan yang telah diberikan dalam kehidupan sehari-hari baik yzng bersift vertikal maupun horizontal secara lahir batin sebagai “abdullah” dan sekaligus

“khalifatullah”.

Berbicara mengenai pendidikan, maka orang tua sangat berperan sekali dalam membentuk kepribadian anak menjadi dewasa, begitu pendidikan diberikan kepada anak akan dapat dilihat bagaimana orang tua tersebut memberikan pendidikan sekaligus membina agama anak, agar nantinya dapat terwujud sebagaimana apa yang diharapkan oleh orang tua mereka.3

Kemudian tingkat perekonomian orang tua guna mencukupi kebutuhan hidup mereka dengan berbagai macam keperluan akan berpengaruh pada tingkat kehidupan sosial seseorang, tetapi di lain pihak sosial ekonomi dimaksudkan di sini mencakup pada bagaimana usaha orang tua untuk mengajarkan kepada anak-anaknya untuk hidup sederhana yang erat kaitannya dengan masalah kemanusiaan.4

Waktu yang tersedia juga sangat berpengaruh dan berperan terhadap pendidikan yang diberikan orang tua terhadap anak, dan tentunya untuk membina pendidikan agama mereka. Karena dengan banyaknya waktu yang tersedia untuk berkumpul maka akan tercipta suatu kebersamaan dan keterbukaan antara anak dan orang tua, sehingga memudahkan bagi mereka untuk berkomunikasi dan bertukar-pikiran untuk membahas berbagai masalah sekaligus berupaya memecahkan persoalan yang sedang dihadapi oleh anak mereka.5

Selain faktor-faktor di atas, maka keadaan lingkungan tempat tinggal juga berpengaruh dalam pelaksanaan pendidikan agama di rumah tangga, orang tua hendaklah dapat benar-benar

3Suhartin. C. Cara Mendidik Anak Dalam Keluarga Masa Kini, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1986) ,

h.8.

4Enoch Markum, Anak, Keluarga dan Masyarakat,( Jakarta: Rajawali Pers, 1983) Cet, I, h. 66. 5Ibid, h. 30-31

(4)

melihat dan memperhatikan setiap gerak-gerik dan pergaulan anak di masyarakat sebagai proses sosialisasi dengan tidak membatasi melainkan berusaha memberi arahan yang dapat memberikan peluang bagi anak untuk hidup bermasyarakat. 6

Berdasarkan penjajakana awal terlihat bahwa orang tua kurang berhasil merealisasikan peran mereka dalam pembinaan akhlak anak selain itu juga terlihat adanya gejala yang mempengaruhi peran orang tua dalam pembinaan akhlak anak terlihat dari latar belakang pendidikan orang tua, keteladanan, pengetahuan dan pengalaman keagamaan orang tua.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik mengangkat judul skripsi: PERAN ORANG TUA DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI DESA MARTADAH BARU KECAMATAN TAMBANG ULANG KABUPATEN TANAH LAUT.

Agar tidak terjadi kesalah pahaman tentang pengertian stekment di atas dan untuk terarahnya, maka penulis perlu untuk memberikan penegasan mengenai istilah-istilah sebagai berikut:

1. Peran adalah sebagian dari tugas utama yang harus dilakasanakan orang tua dalam mengawasi, mengingatkan anaknya dalam berakhlakul-karimah baik yang berhubungan dengan Allah SWT dan manusia serta alam sekitar baik perkataan, perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Orang tua yang dimaksud adalah orang tua yang berdomisili di Rt 6, 7, 8 Desa Martadah Baru Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut yang mempunyai anak yang berusia 13 sampai16 tahun (remaja awal).

3. Pembinaan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia artinya membina, membangun,7 yang mendapatkan awalan pem dan akhiran an. Pembinaan disini berusahanya orang tua untuk

(5)

membangun akhlak anak-anaknya dalam usia tersebut, sebagai bagian dari tugas utama para orang tua melaksanakan kewajiban pendidikan Islam dalam keluarga.8

Jadi pembinaan yang dimaksud oleh penulis dalam judul ini adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang tua dalam memberikan bantuan kepada anak berupa arahan, pengawasan, dan lain sebagainya untuk membentuk akhlakul-karimah anak baik yang bersifat vertikal maupun horizontal dalam lingkup keluarga.

4. Akhlak dari segi etimologi berasal dari kata bahasa arab, merupakan bentuk plural dari “al-khuluq” yang sama artinya dengan gambaran batin atau perangai, atau tabi’at atau karakter.9Jadi akhlak merupakan budi pekerti, tata-krama, baik perkataan, perbuatan, yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Akhlak dalam judul ini adalah akhlak mahmudah baik yang bersifat vertikal maupun horizontal yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari, akhlak mahmudah yang bersifat vertikal meliputi: membaca doa sebelum dan sesudah makan, zikrullah, tawakkal, dan

tauhidullah. Sedangkan yang bersifat horizontal ada dua: akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak kepada lingkungan (alam). Yang dimaksud akhlak yang bersifat horizontal yang pertama adalah akhlak kepada sesama manusia meliputi: (1) akhlak kepada orang tua yaitu dengan menghormati atau berbakti kepada orang tua (birrul walidain), membantu, memohon maaf, serta mendoakan. (2) akhlak kepada masyarakat yaitu dengan ukhuwah atau persaudaraan, ta’awun, pemurah, pemaaf, penyantun. (3) akhlak kepada teman sebaya atau kepada yang lebih muda meliputi: memilih ucapan-ucapan yang baik, bersikap lemah lembut, bersikap pemaaf. Akhlak

7

Ahmad Mansur Noor, Peran Masyarakat Membina Kesadaran Hukum, (Jakarta, Rajawali Pers, 1985), h.2.

8W.j.s.poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 2006), Edisi ke-3,

h735.

9A. Malik Fadjar dan Abdul Ghafir, Kuliah agama Islam Di Perguruan Tinggi, (Surabaya: Universitas

(6)

yang bersifat horizontal yang kedua adalah akhlak terhaadap lingkungan (alam) seperti: memperhatikan dan merenungkan ciptaan alam, memanfaatkan alam, menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan.

5. Anak yang dimaksud dalam judul ini adalah anak yang ikut orang tua/walinya yang berdomisili di Rt 6, 7, 8 di Desa Martadah Baru Kecamatan Tambang Ulang kabupaten Tanah Laut yang berusia 13 sampai 16 tahun. Karena anak di usia ini merupakan anak yang pada masa-masa mengalami kegoncangan jiwa, mereka ingin mencari kebenaran, dan jati diri mereka, mulai ingin selalu mencoba untuk mengetahui sesuatu hal.

Di sini orang tua dituntut bagaimana memberikan pembinaan terhadap akhlak anak dalam kehidupan sehari-hari baik perkataan, perbuatan, baik yang berhubungan dengan Allah SWT. Sang Maha Pencipta maupun manusia dan alam sekitar.

Jadi yang penulis maksudkan dengan judul di atas adalah bagaimana orang tua dalam melaksanakan bagian dari tugas utamanya terhadap pembinaan akhlak anaknya terutama dalam kehidupan sehari-hari baik perkataan, perbuatan, bersifat vertikal maupun horizontal, sehingga anak mempunyai akhlak yang mulia secara hablum-minallah dan hablum-minannas.

B. Rumusan masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaiman realisasi peran orang tua dalam pembinaan akhlak anak di Desa Martadah Baru Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut?

2. Faktor-faktor apa saja yang turut mempengaruhi realisasi peran orang tua dalam pembinaan akhlak anak di Desa Martadah Baru Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut?

(7)

C. Alasan memilih judul

Ada beberapa alasan sehingga penulis memilih judul tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pembinaan terhadap akhlak anak yang diberikan oleh orang tua di Desa Martadah Baru

Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut nampaknya belum menunjukkan keberhasilan, meskipun sebagian lainnya ada juga yang berhasil (beruntung).

2. Adanya gejala atau faktor-faktor yang mempengaruhi peran orang tua dalam pembinaan akhlak, maka penulis merasa perlu mengangkat masalah tersebut dan menyumbangkan pemikiran untuk mengatasinya yang penulis tuangkan dalan karya ilmiah yang berjudul Peran Orang tua dalam Pembinaan Akhlak Anak Di Desa Martadah Baru Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut sehingga para keluarga tersebut dapat lebih berpartisipasi lagi dalam memberikan pembinaan akhlak anak mereka nanatinya.

3. Masyarakat Martadah Baru adalah masyarakat yang mayoritas mereka adalah petani, pendidikan dalam masyarkatnya bersifat formal dan nonformal. Pendidikan formal yang mereka tempuh mayoritas adalah tingkat SD sederajat, tetapi ada juga yang sampai pada tingkat SMP, SMA sederajat bahkan perguruan tinggi. Sedangkan nonformalnya adalah dalam bentuk kegiatan pengajian agama yang disampaikan oleh salah seorang tokoh agama dan kegiatan tersebut masih berjalan sampai saat ini.

D. Tujuan penelitian

(8)

1. Untuk mengetahui sebenarnya peran orang tua dalam hal ini orang tua melaksanakan bagian dari tugas utamanya dalam pembinaan akhlak yang diberikan kepada anak-anak mereka.

2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi pengahambat ataupun yang mempengaruhi peran orang tua dalam memberikan pembinaan akhlak terhadap anak-anak mereka.

E. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini, diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai berikut:

1. Untuk pengembangan pengetahuan bagi penulis mengenai peran orang tua terhadap pembinaan akhlak anak di Desa Martadah Baru Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut, terutama dalam memberikan pembinaan terhadap akhlak anak nantinya, serta bagi para pembaca yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai masalah ini.

2. Untuk bahan informan bagi para orang tua khususnya dan masyarakat pada umumnya mengenai betapa pentingnya peran orang tua dalam pembinaan akhlak anak, dengan demikian diharapkan akan timbul kesadaran dan tanggung jawab yang besar dari para orang tua dalam memberikan pembinaan terhadap akhlak anak sebagai amanat dari Allah SWT.

3. Sebagai perbendaharaan perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin dan Fakultas Tarbiyah khususnya serta sebagai perbandingan bagi para peneliti lainnya lebih lanjut.

4. Bacaan bagi yang ingin mengetahui tentang peran orang tua dalam pembinaan akhlak anak di Desa Martadah Baru Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut.

(9)

Dengan penelitian ini penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I : Pendahulun yang berisikan latar belakang masalah dan penegasan judul , perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teoritis yang meliputi, pengertian peran, pebinaan dan akhlak, pentingnya pembinaan akhlak, ruang lingkup pembinaan akhlak, faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak.

Bab III : Metode Penelitian yang di dalamnya berisikan subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, analisis data dan prosedur penelitian.

Bab IV : Laporan hasil penelitian yang di dalamnya berisikan gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data.

Referensi

Dokumen terkait

Pada perancangan alat tensimeter digunakan manset lengan sebagai alat manual yang digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan darah, kemudian manset lengan dihubungkan dengan

Menurut (Sylviati, 2008) klasifikasi BB Bayi lahir berdasarkan berat lahir adalah BBLR (<2500gram), BBLN (2500- 4000gram) dan BBLL (>4000gram) sedangkan

Berpedoman pada Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagai Majelis Tertinggi Agama Hindu di Indonesia dalam peran utamanya sebagai lembaga bhisama dan pembinaan keagamaan, baik

ada pada kelompok untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada tahap analisis yang telah ada indikator pencapaiannya dengan menggunakan lembar observasi

Sembiring, Eddy Rismanda, 2005, “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”,

Penelitian ini dilaksanakan di Banda Aceh dengan ruang lingkup penelitian difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor komoditi kopi Arabika Aceh

problémák jelzése, adminisztráció ellátása, stb.). A teljesítmény több dolog kombinációját jelenti. Tudnunk kell, hogy amit mértünk, nagymértékben meghatározza,

Audit TI adalah serangkaian pengujian yang dirancang untuk memastikan adanya pengendalian yang cukup atau memadai, untuk memberikan suatu tingkatan kepastian tertentu bagi