• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN I INSTRUKSI KEPADA PESERTA PELELANGAN... I-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAGIAN I INSTRUKSI KEPADA PESERTA PELELANGAN... I-1"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

BAGIAN I INSTRUKSI KEPADA PESERTA PELELANGAN ... I-1 A UMUM... I-1

1 Lingkup Pekerjaan ... I-1 2 Sumber Dana ... I-1 3 Persyaratan Peserta Pelelangan... I-2 4 Kualifikasi Peserta Pelelangan... I-2 5 Satu Penawaran Tiap Peserta Lelang... I-2 6 Biaya penawaran... I-2 7 Penjelasan Dokumen Lelang ... I-3 8 Peninjauan Lapangan ... I-3

B DOKUMEN LELANG... I-4

9 Isi Dokumen Lelang... I-4 10 Klarifikasi Dokumen Lelang... I-4 11 Addendum Dokumen Lelang... I-5

C PENYIAPAN PENAWARAN... I-5

12 Bahasa Penawaran... I-5 13 Dokumen Penawaran ... I-5 14 Harga penawaran ... I-6 15 Mata Uang Penawaran dan Cara pembayaran ... I-6 16 Masa Berlakunya penawaran ... I-7 17 Jaminan Penawaran ... I-7 18 Penawaran Alternatif dan Rabat ... I-8 19 Bentuk dan Penandaan Penawaran ... I-8

D PENYAMPAIAN PENAWARAN ... I-9

20 Sampul dan Tanda Penawaran ... I-9 21 Penyampaian Dokumen Penawaran ... I-10 22 Batas Akhir Waktu Penyampaian Penawaran ... I-10 23 Penawaran Terlambat ... I-10 24 Penarikan Pengubahan Penggantian atau Penambahan

Dokumen Penawaran ... I-10

E PEMBUKAAN PENAWARAN DAN EVALUASI ... I-11

25 Pembukaan Penawaran ... I-11 26 Kerahasiaan Proses ... I-12 27 Klarifikasi dan Informasi Penawaran ... I-12 28 Pemeriksaan Penawaran dan Penawaran yang Memenuhi

Syarat ... I-12 29 Koreksi Aritmatik ... I-13 30 Mata Uang untuk Evaluasi Penawaran ... I-13 31 Evaluasi Penawaran ... I-14

(2)

F PEMENANG LELANG ... I-15

32 Kriteria Pemenang ... I-15 33 Penilaian Kualifikasi ... I-15 34 Hak Pengguna Jasa Untuk Menerima dan Menolak Penawaran... I-15 35 Penunjukan Penyedia Jasa ... I-15 36 Jaminan Pelaksanaan ... I-16 37 Penandatanganan Kontrak ... I-16 38 Uang Muka dan Jaminan Uang Muka ... I-16 39 Juru Penengah ... I-16 40 Larangan Persekongkolan ... I-17 41 Pakta Integritas ... I-17

BAGIAN 2 DATA LELANG ... II-1

1 Lingkup Pekerjaan... II-1 2 Sumber Dana... II-1 3 Penjelasan Dokumen Lelang ... II-1 4 Mata Uang Penawaran dan Cara Pembayaran ... II-1 5 Masa Berlakunya Penawaran ... II-1 6 Jaminan Penawaran ... II-1 7 Penawaran alternatif dan Rabat ... II-1 8 Sampul dan Tanda Penawaran... II-2 9 Batas Akhir Waktu Penyampaian Penawaran ... II-2 10 Pembukaan Penawaran ... ... II-2 11 Evaluasi Penawaran ... ... II-2 12 Penunjukan Penyedia Jasa ... II-2 13 Jaminan Pelaksanaan... ... II-2 14 Juru Penengah ... ... II-2 Daftar Simak Dokumen Lelang Yang Harus dimasukan ... II-3 Jadwal Kegiatan Pelelangan ... II-4

BAGIAN 3 SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK... III-1 A KETENTUAN UMUM ... III-1

1 Definisi... III-1 2 Penerapan... III-3 3 Asal Jasa... III-3 4 Penggunaan Dokumen Kontrak dan Informasi... III-4 5 Hak Paten, Hak Cipta dan merk ... III-4 6 Jaminan... III-4 7 Asuransi... III-5 8 Keselamatan Kerja... III-5 9 Pembayaran ... III-5 10 Harga dan Sumber Dana ... III-7 11 Wewenang dan Keputusan Pengguna barang/jasa ... III-7 12 Direksi Teknis dan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak ... III-7 13 Delegasi ... III-7 14 Penyerahan Lapangan ... III-7 15 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ... III-7

(3)

16 Persiapan Pelaksanaan Kontrak ... III-8 17 Program Mutu ... III-8 18 Perkiraan Arus Uang ... III-8 19 Pemeriksaan Bersama ... III-8 20 Perubahan Kegiatan Pekerjaan ... III-8 21 Pembayaran untuk Perubahan ... III-9 22 Perubahan Kuantitas dan Harga ... III-10 23 Amandemen Kontrak ... III-10 24 Hak dan Kewajiban para Pihak... III-11 25 Resiko pengguna Jasa dan Penyedia Jasa... III-11 26 Laporan Hasil Pekerjaan... III-13 27 Cacat Mutu ... III-13 28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ... III-14 29 Penyedia Jasa Lainnya ... III-14 30 Wakil Penyedia Jasa ... III-14 31 Pengawasan... III-15 32 Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan ... III-15 33 Kontrak Kritis... III-15 34 Perpanjangan Waktu Pelaksanaan ... III-16 35 Kerjasama Antara Penyedia jasa dan Sub

Penyedia Jasa... III-17 36 Penggunaan Penyedia Jasa, usaha kecil termasuk

koperasi kecil ... III-17 37 Keadan kahar ... III-17 38 Peringatan Dini ... III-18 39 Rapat Pelaksanaan ... III-19 40 Itikad baik ... III-19 41 Penghentian dan Pemutusan Kontrak ... III-19 42 Pemanfaatan Milik Penyedia Barang/Jasa ... III-21 43 Penyelesaian Perselisihan ... III-21 44 Bahasa dan Hukum ... III-21 45 Perpajakan ... III-21 46 Korespondensi ... III-22 47 Penyesuaian Harga ... III-22 48 Denda dan Ganti Rugi ... III-22 49 Serah terima Pekerjaan ... III-22 50 Gambar Pelaksananaan ... III-23 51 Perhitungan Akhir ... III-23 52 Kegagalan Bangunan ... III-24

B KETENTUAN KHUSUS ... III-24

53 Personil ... III-24 54 Penilaian Pekerjaan ... III-24 55 Percepatan ... III-24 56 Penemuan-Penemuan ... III-25 57 Kompensasi ... III-25 58 Penangguhan Pembayaran ... III-26 59 Hari Kerja ... III-26 60 Pengambilalihan ... III-26 61 Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan ... III-26

(4)

62 Penyesuaian Biaya ... III-26 63 Penundaan atas Perintah Pengguna Barang/Jasa ... III-27 64 Instruksi ... III-27

BAGIAN 4 SYARAT KHUSUS KONTRAK ... IV-1 A. KETENTUAN UMUM ... IV-1

1 Definisi... IV-1 2 Jaminan ... IV-1 3 Asuransi ... IV-2 4 Keselamatan Kerja ... IV-2 5 Pembayaran ... IV-2 6 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ... IV-2 7 Penggunaan Penyedia Jasa Usaha Kecil termasuk Koperasi

Kecil ... IV-2 8 Penyelesaian Keselisihan ... IV-3 9 Penyesuaian Harga ... IV-3 10 Denda dan Ganti Rugi ... IV-4 11 Gambar Pelaksanaan ... IV-4 12 Kegagalan Bangunan ... IV-4

B. KETENTUAN KHUSUS ... IV-4

13 Kewajiban Penyedia Barang/Jasa ... VI-4

BAGIAN 5 DAFTAR KUANTITAS DAN JADWAL PELAKSANAAN ... V-1

5.1. Umum ... V-1 5.2. Daftar Kuantitas ... V-2 5.3. Jadwal Pelaksanaan... V-3

BAGIAN 6 SPESIFIKASI TEKNIS ... VI-1 6.1. PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA ... VI-1

6.1.1 PENGADAAN PIPA PVC ... VI-1 6.1.1.1 Umum ... ... VI-1 6.1.1.2 Pipa PVC dan Fitting ... VI-3 6.1.1.3 Kelas ... VI-3 6.1.1.4 Sambungan ... VI-5 6.1.1.5 Pengujian ”Quality Assurance” (Jaminan Kualitas) ... VI-6 6.1.1.6 Pengujian Tekanan Hidrostatis ... VI-6 6.1.1.7 Pengujian Lain ... VI-6 6.1.1.8 Valve ... VI-6 6.1.2. PENGADAAN PIPA BAJA DAN PERLENGKAPANNYA ... VI-13 6.1.2.1. Umum ... ... VI-13 6.1.2.2. Pipa Baja dan Fitting ... VI-14 6.1.2.3. Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam) ... VI-16 6.1.2.4. Lapisan Pelindung Dalam ... VI-17 6.1.2.5. Pelapisan Coating dan Linning pada Ujung Pipa ... VI-18

(5)

6.1.2.6. Sambungan Fleksibel Mekanikal ... VI-22 6.1.2.7. Sleeve Coupling ... VI-23 6.1.2.8. Lapisan Coating ... VI-24 6.1.2.9. Special Sleeve Couplings ... VI-25 6.1.2.10. Flange Insulasi ... VI-25 6.1.3. PENGADAAN PIPA POLIETILENA DAN PERLENGKAPANNYA ... VI-26 6.1.3.1. Umum ... VI-26 6.1.3.2. Spesikasi Teknis ... VI-27 6.1.3.3. Sifat Mekanik ... VI-27 6.1.3.4. Sifat Fisik ... VI-29 6.1.3.5. Dimensi Pipa ... VI-29 6.1.3.6. Sambungan ... VI-29 6.1.3.7. Pengujian Pipa ... VI-29 6.1.3.8. Penandaan Pipa ... VI-30 6.1.4. PENGADAAN PIPA DUCTILE DAN PERLENGKAPANNYA ... VI-30 6.1.4.1. Umum ... VI-30 6.1.4.2. Spesikasi Teknis ... VI-30 6.1.4.3. Tekanan Hidrostatik ... VI-32 6.1.4.4. Sistem Penyambungan ... VI-32

6.2. PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA ... VI-33

6.2.1. LINGKUP PEKERJAAN ... VI-33 6.2.2. PENYERAHAN GAMBAR KERJA DAN GAMBAR PELAKSANAAN ... VI-33 6.2.3. TANDA PAPAN NAMA ... VI-34 6.2.4. RAMBU-RAMBU LALU LINTAS ... VI-34 6.2.5. SUMBER TENAGA DAN PENERANGAN ... VI-34 6.2.6. TRASE DAN ELEVASI PIPA ... VI-34 6.2.6.1. Biaya Pemeriksaan Pekerjaan Pemasangan Pipa ... VI-34 6.2.6.2. Tanggung Jawab Kontraktor ... VI-35 6.2.6.3. Penyimpangan Akibat Bangunan Lain ... VI-35 6.2.6.4. Kedalaman Pipa ... VI-35 6.2.7. JALAN SEMENTARA ... VI-35 6.2.7.1. Umum ... VI-35 6.2.7.2. Pembuatan Jalan Sementara ... VI-36 6.2.7.3. Pekerjaan Perbaikan Kembali ... VI-36 6.2.8. PEMBANGUNAN KANTOR SEMENTARA DAN GUDANG MILIK

KONTRAKTOR ... VI-36 6.2.8.1. Kantor Sementara Kontraktor ... VI-37 6.2.8.2. Gudang Sementara Kontraktor ... VI-37

6.3. PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI PERMUKAAN VI-38

6.3.1. UMUM ... ... VI-38 6.3.2. PEMBERSIHAN DAN PENGUPASAN ... VI-38 6.3.3. PENGERINGAN (DEWATERING) ... VI-38 6.3.4. PENGGALIAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE)DAN

(6)

LUBANG PENGUJIAN (TEST PIT) ... VI-39 6.3.5. PENGGALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN ... VI-39 6.3.5.1. Umum ... VI-39 6.3.5.2. Daerah Lansekap / Pertamanan ... VI-40 6.3.5.3. Daerah Berumput ... VI-40 6.3.5.4. Daerah Berbatu ... VI-40 6.3.5.5. Daerah Persawahan / Perkebunan ... VI-40 6.3.5.6. Jalan Batu dan Bahu Jalan ... VI-40 6.3.5.7. Jalan yang Diperkeras ... VI-41 6.3.5.8. Jalur Pejalan Kaki ... VI-41 6.3.5.9. Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan ... VI-41 6.3.6. PENGGALIAN ... VI-41 6.3.6.1. Umum ... VI-41 6.3.6.2. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang ada ... VI-42 6.3.6.3. Penggalian Tanpa Ijin ... VI-42 6.3.6.4. Galian Terbuka ... VI-42 6.3.7. URUGAN ... VI-44 6.3.7.1. Umum ... VI-45 6.3.7.2. Bahan Urugan ... VI-45 6.3.7.3. Urugan Pada Galian ... VI-46 6.3.8. PENGUJIAN KEPADATAN DI LAPANGAN ... VI-47 6.3.9. PERLINDUNGAN TERHADAP LERENG, SUNGAI, SALURAN DAN

SELOKAN ... VI-47

6.4. KONSTRUKSI BANGUNAN KHUSUS ... VI-49

6.4.1. KONTRUKSI JEMBATAN PIPA ... VI-49 6.4.1.1. Umum ... VI-49 6.4.1.2. Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan ... VI-49 6.4.1.3. Perancah ... ... VI-50 6.4.1.4. Konstruksi Bangunan Bawah ... VI-50 6.4.1.5. Konstruksi Pilar ... VI-51 6.4.1.6. Konstruksi Bangunan Atas ... VI-52 6.4.1.7. Pemasangan Pipa ... VI-52 6.4.2. PERLINTASAN DENGAN JALAN KERETA API ... VI-54 6.4.2.1. Umum ... VI-54 6.4.2.2. Pemasangan Pipa ... VI-54 6.4.3. PEKERJAAN PENEMBUSAN PIPA (PIPA DRIVING WORK) ... VI-54 6.4.3.1. Umum ... ... VI-54 6.4.3.2. Penyelidikan Tanah ... VI-55 6.4.3.3. Gambar Kerja, Perhitungan dan Data yang Berkaitan lainnya... VI-55 6.4.3.4. Tanah Penutup Kedalaman Pipa ... VI-56 6.4.3.5. Ruang Penembus (Driving Pit) ... VI-56

(7)

6.4.3.6. Ruang Penerima Tembusan (Arriving Pit) ... VI-57 6.4.3.7. Penembusan Pipa-Pipa ... VI-57 6.4.3.8. Pengujian Sambungan ... VI-58 6.4.3.9. Pemasangan Pipa-Pipa ... VI-59 6.4.3.10. Pengurugan Ruang Penembus ... VI-60 6.4.4. PERLETAKAN PIPA DIBAWAH AIR ... VI-60 6.4.4.1. Penyelam ... ... VI-60 6.4.4.2. Survey dan Penyelidikan ... VI-60 6.4.4.3. Persiapan Pekerjaan Bawah Air ... VI-61 6.4.4.4. Tegangan Tarik (Tensile Stress) ... VI-61 6.4.4.5. Penempatan Pipa ... VI-61 6.4.4.6. Pengujian Setelah Penempatan Pipa ... VI-62

6.5. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA ... VI-63

6.5.1. UMUM ... VI-63 6.5.1.1 Lingkup Pekerjaan ... VI-63 6.5.1.2 Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya ... VI-63 6.5.2. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA BAJA (STEEL) ... VI-63 6.5.2.1 Umum ... VI-63 6.5.2.2 Pemasangan Pipa ... VI-64 6.5.2.3 Penyambungan dengan Pengelasan di Lapangan ... VI-66 6.5.2.4 Pengujian Tanpa Merusak pada Pengelasan di Lapangan ... VI-67 6.5.3. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA POLY VINILCHLORIDE ... VI-69 6.5.3.1 Umum ... VI-69 6.5.3.2 Pemasangan Pipa ... VI-69 6.5.3.3 Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil Chloride yang dipakai dalam

Proyek ... VI-71 6.5.4. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA POLYETHYLINE ... VI-72 6.5.4.1 Umum ... VI-72 6.5.4.2 Pemasangan Pipa ... VI-72 6.5.4.3 Penyambungan Pipa ... VI-73 6.5.5. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA DUCTILE CAST IRON ... VI-74 6.5.5.1 Umum ... VI-74 6.5.5.2 Pemasangan Pipa ... VI-75 6.5.5.3 Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Mekanical ... VI-76 6.5.5.4 Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Push On ... VI-77 6.5.5.5 Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Flens (Flanged) ... VI-78 6.5.5.6 Penyambungan dengan Sambungan Penahan (restraint joint) VI-78 6.5.5.7 Penyambungan Sambungan Flexibel dan Coupling ... VI-79 6.5.6. PEKERJAAN PEMASANGAN GALVANIZED IRON PIPE ... VI-80 6.5.6.1 Umum ... VI-80 6.5.6.2 Pemasangan Pipa ... VI-80 6.5.6.3 Penyambungan Pipa Galvanized ... VI-81 6.5.6.4 Penyambungan dengan Pengelasan ... VI-82

(8)

6.5.6.5 Pengujian Tanpa Merusak pada Pipa dengan Sambungan

Pengelasan di Lapangan ... VI-83 6.5.7. LAPISAN PELINDUNG LUAS (PROTECTIVE COATING) DAN

LAPISAN PELINDUNG DALAM (LINNING) ... VI-85 6.5.7.1 Umum ... VI-85 6.5.7.2 Pelapisan Pipa Baja dan ”Fitting” ... VI-85

6.6. PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI ... VI-89

6.6.1. UMUM ... VI-89 6.6.2. UJI TEKAN ... ... VI-89 6.6.2.1 Batasan Tekanan ... VI-89 6.6.2.2 Tekanan Udara ... VI-90 6.6.2.3 Pelepasan Udara ... VI-90 6.6.2.4 Pemeriksaan ... VI-90 6.6.3. UJI KEBOCORAN ... ... VI-90 6.6.3.1 Definisi Kebocoran ... VI-90 6.6.3.2 Kebocoran yang Diijinkan ... VI-91 6.6.3.3 Penerimaan Hasil Pemasangan ... VI-93 6.6.4. PENGGELONTORAN PIPA ... VI-93 6.6.5. DESINFEKSI ... VI-93

BAGIAN 7 CONTOH FORMAT PELELANGAN ... VII-1 BAGIAN 8 CONTOH FORMAT PRAKUALIFIKASI ... VIII-1

(9)

BAGIAN 1

INSTRUKSI KEPADA PESERTA PELELANGAN

1) Instruksi kepada peserta lelang berisi informasi yang diperlukan oleh

peserta lelang untuk menyiapkan penawarannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pengguna jasa. Informasi tersebut berkaitan dengan penyusunan, penyampaian, pembukaan, evaluasi penawaran dan penunjukan penyedia jasa.

2) Hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kontrak oleh penyedia jasa termasuk hak, kewajiban dan resiko dimuat dalam syarat-syarat umum kontrak. Apabila terjadi perbedaan penafsiran/pengaturan pada dokumen lelang, penyedia jasa harus mempelajari dengan seksama untuk menghindari pertentangan pengertian.

3) Data lelang memuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan atas instruksi kepada peserta lelang sesuai dengan kebutuhan paket pekerjaan yang akan dilelangkan.

4) Instruksi kepada peserta lelang adalah bagian daripada dokumen lelang untuk pelelangan umum dengan pasca kualifikasi dan prakualifikasi.

5) Instruksi kepada peserta lelang tidak menjadi bagian dari dokumen kontrak.

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Pengguna jasa sesuai ketentuan dalam data lelang, mengundang penyedia jasa untuk melaksanakan pekerjaan.

Nama paket pekerjaan ditentukan dalam data lelang.

1.2 Pemenang lelang wajib menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam data lelang dan syarat-syarat khusus kontrak dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan biaya sesuai kontrak

2. Sumber Dana

2.1 Pekerjaan ini dibiayai dengan dana sesuai ketentuan dalam data lelang.

(10)

Departemen Pekerjaan Umum I-2 3. Persyaratan Peserta Pelelangan

3.1 Pelelangan ini dapat diikuti oleh semua penyedia jasa pelaksana konstruksi (pemborong) yang memenuhi persyaratan pelelangan umum dengan pasca kualifikasi atau yang telah lulus prakualifikasi. 3.2 Pelelangan harus mengutamakan penggunaan bahan, peralatan

dan jasa produksi dalam negeri;

3.3 Peserta lelang harus menyerahkan dokumen penawaran sesuai bentuk-bentuk yang ditentukan dalam bentuk surat penawaran dan lampiran.

3.4 Penyedia jasa yang ditunjuk oleh pengguna jasa untuk melaksanakan layanan jasa konsultasi dalam perencanaan atau yang akan mengawasi pelaksanaan pekerjaan atau yang berafiliasi dengan peserta pelelangan tidak diperkenankan menjadi peserta lelang.

4. Kualifikasi Peserta Lelang

4.1 Dalam hal pelelangan dilakukan dengan pasca kualifikasi, dokumen kualifikasi disampaikan bersamaan dengan dokumen penawaran.

4.2 Dalam hal pelelangan dilakukan dengan prakualifikasi, dokumen kualifikasi disampaikan dan dinilai sebelum penyampaian dokumen penawaran.

4.3 Persyaratan kualifikasi peserta lelang tercantum dalam dokumen kualifikasi.

5. Satu Penawaran Tiap Peserta Lelang

5.1. Setiap peserta lelang atas nama sendiri atau sebagai anggota kemitraan hanya boleh menyerahkan satu penawaran untuk satu paket pelelangan pekerjaan.

5.2. Peserta lelang yang menyerahkan lebih dari satu penawaran untuk satu paket pelelangan pekerjaan, selain penawaran alternatif (bila diminta) akan digugurkan.

5.3. Jumlah dokumen penawaran yang harus disampaikan oleh peserta lelang sesuai dengan Pasal 19.1

6. Biaya Penawaran

6.1 Semua biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk mengikuti pelelangan menjadi beban penyedia jasa dan tidak mendapat penggantian dari pengguna jasa.

(11)

Departemen Pekerjaan Umum I-3 7. Penjelasan Dokumen Lelang

7.1 Panitia pengadaan memberikan penjelasan mengenai dokumen lelang pada waktu dan tempat sesuai ketentuan dalam data lelang.

7.2 Dalam acara penjelasan lelang, dijelaskan mengenai : a. Metode penyelenggaraan pelelangan;

b. Cara penyampaian penawaran (satu sampul atau dua sampul atau dua tahap);

c. Dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran; d. Acara pembukaan dokumen penawaran;

e. Metode evaluasi;

f. Hal-hal yang menggugurkan penawaran; g. Jenis kontrak nyang akan digunakan;

h. Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri;

i. Ketentuan dan cara sub kontrak sebagian pekerjaan kepada usaha kecil termasuk koperasi kecil;

j. Besaran, masa berlaku dan penjaminan yang dapat mengeluarkan jaminan penawaran.

7.3 Pertanyaan dari peserta lelang, jawaban dari panitia pengadaan keterangan lain termasuk perubahannya, dan hasil peninjauan lapangan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan (BAP). BAP ditandatangani oleh panitia pengadaan dan minimal 1 (satu) wakil peserta yang hadir. 7.4 Apabila dalam BAP terdapat hal-hal/ketentuan baru atau perubahan

penting yang perlu ditampung, maka panita pengadaan harus menuangkan ke dalam adendum dokumen lelang yang menjadi bagian tak terpisahkan dari dokumen lelang dan harus disampaikan dalam waktu bersamaan kepada semua peserta lelang secara tertulis setelah disahkan oleh pengguna jasa;

7.5 Dalam acara penjelasan lelang, diumumkan nilai total harga perkiraan sendiri (HPS). Rincian HPS tidak boleh dibuka dan bersifat rahasia. 7.6 Peserta lelang yang tidak hadir pada saat penjelasan dokumen lelang

tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawarannya.

8. Peninjauan Lapangan

8.1 Bila dipandang perlu, panitia pengadaan dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan melakukan peninjauan lapangan.

(12)

Departemen Pekerjaan Umum I-4 8.2 Peserta lelang dengan resiko dan biaya sendiri dianjurkan untuk

meninjau lapangan pekerjaan dengan seksama untuk memperoleh data dan informasi yang guna menyiapkan penawaran.

B. DOKUMEN

LELANG

9. Isi Dokumen lelang

9.1 Dokumen lelang terdiri dari :

Bagian 1 Instruksi Kepada Peserta Lelang; Bagian 2 Data Lelang;

Bagian 3 Syarat-Syarat Umum Kontrak; Bagian 4 Syarat-Syarat Khusus Kontrak;

Bagian 5 Daftar Kuantitas dan Jadwal Pelaksanaan; Bagian 6 Spesifikasi Teknis

Pengadaan Pipa dan Perlengkapannya Persiapan Pekerjaan Pemasangan Pipa

Pekerjaan Tanah dan Perbaikan Kembali Permukaan Konstruksi Bangunan Khusus

Pekerjaan Pemasangan Pipa

Pengujian Hidrostatik dan Desinfeksi Bagian 7 Contoh Format Dokumen Pelelangan Bagian 8 Contoh Format Dokumen Prakualifikasi

10. Klarifikasi Dokumen Lelang

10.1 Calon peserta lelang yang memerlukan klarifikasi atas isi dokumen lelang dapat memberitahukan kepada panitia pengadaan secara tertulis dan diterima oleh panitia pengadaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran sesuai dengan Pasal 21.1

10.2 Panitia pengadaan wajib menanggapi setiap klarifikasi secara tertulis, sebelum adendum dokumen lelang diterbitkan.

(13)

Departemen Pekerjaan Umum I-5 11. Addendum Dokumen Lelang

11.1 Sebelum batas waktu penyampaian penawaran berakhir, pengguna jasa dapat mengubah ketentuan dokumen lelang dengan menerbitkan addendum.

11.2 Setiap adendum yang diterbitkan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari lelang dan harus disampaikan secara tertulis dalam waktu bersamaan kepada semua peserta lelang.

11.3 Apabila adendum diterbitkan oleh pengguna jasa kurang dari 7 (tujuh) hari kerja dari batas akhir pemasukan penawaran, maka untuk memberi waktu yang cukup kepada peserta lelang dalam menyiapkan penawaran, pengguna jasa wajib mengundurkan batas akhir pemasukan penawaran sesuai Pasal 21.2

C. PENYIAPAN

PENAWARAN

12 Bahasa Penawaran

12.1 Semua dokumen penawaran harus menggunakan Bahasa Indonesia. 13. Dokumen Penawaran

13.1 Dokumen penawaran terdiri dari :

a. Surat penawaran harus bermaterai cukup, bertanggal, ditanda tangani oleh yang berhak dan dicap.

b. Lampiran surat penawaran terdiri dari : - Jaminan panawaran;

- Daftar kuantitas dan harga; - Surat kuasa (bila diperlukan); - Metoda pelaksanaan;

- Jadual waktu pelaksanaan; - Daftar peralatan utama; - Daftar personil inti;

- Bagian pekerjaan yang disubkontrakan; - Analisa harga satuan pekerjaan;

- Daftar harga satuan dasar upah, bahan, dan alat; - Lampiran lain yang ditentukan dalam dokumen lelang.

(14)

Departemen Pekerjaan Umum I-6 13.2 Dalam hal pelelangan dilakukan dengan pasca kualifikasi, data

kualifikasi disampaikan bersamaan dengan dokumen penawaran.

13.3 Dalam hal pelelangan dilakukan dengan prakualifikasi, data kualifikasi disampaikan sebelum dokumen penawaran.

14. Harga Penawaran

14.1 Harga penawaran adalah harga yang tercantum dalam surat penawaran berdasar jumlah rincian dalam daftar kuantitas dan harga untuk seluruh pekerjaan seperti diuraikan dalam Pasal 1.1.

14.2 Harga penawaran harus ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf. Dalam hal angka dan huruf berbeda, maka yang digunakan adalah dalam huruf. Apabila harga penawaran dalam huruf tidak bisa diartikan/tidak bermakna, maka pada saat pembukaan penawaran ditulis “TIDAK JELAS, dalam evaluasi penawaran tidak boleh digugurkan dan harga penawaran yang berlaku adalah harga penawaran terkoreksi.

14.3 Peserta lelang harus mengisi harga satuan dan jumlah harga untuk semua mata pembayaran dalam daftar kuantitas dan harga. Apabila harga dicantumkan nol/tidak diisi untuk mata pembayaran tertentu, maka dianggap sudah termasuk dalam harga satuan mata pembayaran yang lain dan pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.

14.4 Biaya umum dan keuntungan dikenakan untuk seluruh mata pembayaran, kecuali untuk mata pembayaran pekerjaan persiapan non fisik.

14.5 Semua pajak dan retribusi yang harus dibayar oleh penyedia jasa dalam pelaksanaan kontrak, serta pengeluaran lainnya sudah termasuk dalam harga penawaran.

14.6 Harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga adalah tetap.

15. Mata Uang Penawaran dan Cara Pembayaran

15.1 Harga satuan dasar satuan, harga satuan pekerjaan dan jumlah harga penawaran harus menggunakan mata uang Rupiah.

(15)

Departemen Pekerjaan Umum I-7 16. Masa Berlakunya Penawaran

16.1 Masa berlakunya penawaran adalah sesuai ketetuan dalam data lelang 16.2 Dalam keadaan khusus, sebelum akhir masa berlakunya penawaran,

panitia pengadaan dapat meminta kepada peserta lelang secara tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu.

16.3 Peserta lelang dapat :

a. Menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah penawaran, tetapi diminta memperpanjang masa berlakunya jaminan penawaran untuk jangka waktu tertentu dan menyampaikan pernyataan perpanjangan masa berlakunya penawaran dan perpanjangan jaminan penawaran kepada panitia pengadaan;

b. Menolak permintaan tersebut secara tertulis dan jaminan penawarannya tidak disita dan tidak dikenakan sanksi.

17. Jaminan Penawaran

17.1 Peserta lelang harus menyediakan jaminan penawaran dalam mata uang Rupiah dengan nominal sebesar antara 1% (satu persen) sampai dengan 3% (tiga persen) dari nilai harga perkiraan sendiri (HPS). Nilai dan masa berlakunya sesuai ketentuan dalam data lelang.

17.2 Jaminan penawaran harus diterbitkan oleh bank umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat) atau oleh perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang mempunyai dukungan reasuransi sebagaimana yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

17.3 Bentuk jaminan penawaran harus sesuai dengan ketentuan dalam bentuk jaminan.

17.4 Penawaran yang tidak dilampirkan jaminan penawaran sesuai ketentuan dinyatakan gugur.

17.5 Jaminan penawaran dari Kerja sama Operasi (KSO) harus ditulis atas nama semua anggota KSO.

17.6 Jaminan penawaran dari peserta lelang yang tidak menang dikembalikan segera setelah penetapan pemenang lelang.

17.7 Jaminan penawaran dari pemenang lelang dikembalikan segera setelah pemenang lelang menyerahkan jaminan pelaksanaan.

(16)

Departemen Pekerjaan Umum I-8 a. Peserta lelang menarik penawarannya selama masa berlakunya

penawaran; atau,

b. Peserta lelang menolak koreksi aritmatik atas harga penawarannya sesuai dengan Pasal 28.2; atau

c. Pemenang lelang mengundurkan diri;

d. Pemenang lelang dalam batas waktu yang ditentukan gagal : 1. Menyerahkan jaminan pelaksanaan;

2. Menandatangani surat perjanjian.

18. Penawaran Alternatif dan Rabat

18.1 Peserta lelang harus menyampaikan penawaran sesuai dengan ketentuan dokumen lelang. Penawaran alternatif tidak akan dipertimbangkan, kecuali bila penawaran alternatif diperbolehkan sesuai ketentuan dalam data lelang.

18.2 Apabila penawaran alternatif diperbolehkan sesuai ketentuan dalam data lelang, maka selain menyampaikan penawaran utama, bagi peserta lelang yang akan menawarkan penawaran alternatif harus melengkapi dengan usulan teknis yang meliputi spedifikasi teknis, gambar, perhitungan disain, metoda pelaksanaan, rincian harga penawaran, dan penjelasan lain yang terkait.

18.3 Hanya penawaran alternatif dari penawaran terendah yang memenuhi syarat akan diperhitungkan oleh panitia pengadaan.

18.4 Pemberian rabat ditentukan dalam data lelang. 19 Bentuk dan Penandaan Penawaran

19.1 Peserta lelang harus menyampaikan 1 (satu) dokumen penawaran asli sesuai dengan Pasal 13.1 dan diberi tanda “ASLI” dan 2 (dua) dokumen penawaran rekaman yang masing-masing diberi tanda “REKAMAN” Apabila terdapat perbedaan antara dokumen penawaran asli dan rekaman, maka dokumen penawarn asli yang berlaku.

19.2 Dokumen penawaran asli dan rekaman harus ditandatangani oleh orang yang berhak atau nama badan usaha peserta lelang sesuai dengan akta pendirian dan perubahannya, akta pendirian cabang dan perubahannya atau perjanjian KSO.

19.3 Dokumen penawaran tidak boleh ada perubahan, penghapusan atau penambahan, kecuali untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat peserta lelang dan perbaikan tersebut harus diparaf oleh orang yang mendatangani penawaran.

(17)

Departemen Pekerjaan Umum I-9

D. PENYAMPAIAN

PENAWARAN

20. Sampul dan Tanda Penawaran

20.1 Peserta lelang harus memasukan dokumen penawaran asli dan seluruh rekamannya kedalam 2 (dua) sampul dalam dan masing-masing sampul dalam ditandai "ASLI" dan "REKAMAN", kemudian kedua sampul dalam

"ASLI" dan "REKAMAN" Dimasukan kedalam 1(satu) sampul luar dan

direkat untuk menjaga kerahasiaan.

20.2 Pada sampul dalam dan sampul luar harus ditulis :

a. Alamat pengguna jasa, sesuai dengan ketentuan dalam data lelang, pada bagian tengah;

b. Jenis pekerjaan, tempat, hari, tanggal, bulan, jam pemasukan, sesuai ketentuan dalam data lelang, pada sudut kiri ats;

c. “JANGAN DIBUKA SEBELUM WAKTU PEMBUKAAN PENAWARAN”, pada sudut kanan atas.

20.3 Sebagai tambahan identifikasi yang diperlukan dalam pasal 20.2, sampul dalam harus ditulis nama dan alamat peserta lelang untuk pengambilan penawaran tanpa dibuka dalam hal penawaran dinyatakan terlambat, sesuai dengan Pasal 22.

20.4 Bila sampul sampul luar tidak direkat dan sampul dalam tidak ditandai seperti Pasal 20.1, 20.2, dan 20.3, panitia pengadaan tidak bertanggung jawab atas resiko yang mungkin timbul terhadap dokumen penawaran.

21. Penyampaian Dokumen Penawaran

21.1 Penyampaian dokumen penawaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Langsung

1) Peserta lelang secara langsung menyampaikan dokumen penawarannya ke dalam kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran yang telah disediakan oleh panitia pengadaan.

2) Batas waktu paling lambat untuk memasukan dokumen penawaran ke dalam kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran harus sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lelang yaitu sebelum batas waktu penutupan pemasukan dokumen penawaran.

3) Pada waktu pemasukan dokumen penawaran berakhir, panitia pengadaan menyatakan penyampaian dokumen penawaran ditutup, menolak dokumen penawaran yang terlambat, dan menolak penambahan dokumen penawaran.

(18)

Departemen Pekerjaan Umum I-10 1) Dokumen penawaran yang dikirim melalui pos/layanan

hantaran/ekspedisi menggunakan sampul dalam dan sampul luar seperti tersebut Pasal 20.1,20.2,20.3. Panitia pengadaan langsung memberi catatan tanggal dan jam penerimaan pada sampul luar.

2) Batas waktu paling lambat untuk penerimaan dokumen penawaran harus sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lelang, yaitu sebelum batas waktu penutupan pemasukan dokumen penawaran.

3) Panitia pengadaan membuat Berita Acara Penerimaan dokumen penawaran yang sampul luarnya masih dalam keadaan tertutup, kemudian dokumen penawaran tersebut dimasukan ke dalam kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran.

4) Panitia pengadaan menolak dokumen penawaran yang terlambat. Dokumen penawaran yang terlambat sampul luarnya dibuka untuk mengetahui alamat penawar dan dokumen penawaran tersebut oleh panitia pengadaan dikembalikan kepada penawar setelah pada sampul luarnya diberi catatan tanggal dan jam penerimaan. Nama, alamat penawar, serta sampul luar disimpan oleh panitia pengadaan

22. Batas Akhir Waktu Penyampaian Penawaran

22.1 Penawaran harus disampaikan kepada panitia pengadaan paling lambat pada tempat dan waktu sesuai ketentuan dalam data lelang.

22.2 Panitia pengadaan dapat mengundurkan batas akhir waktu penyampaian penawaran dengan mencantumkan dalam adendum dokumen lelang.

23. Penawaran Terlambat

23.1 Setiap penawaran yang diterima oleh panitia pengadaan setelah batas waktu penyampaian penawaran pada pasal 22.1 akan ditolak dan dikembalikan kepada peserta lelang dalam keadaan tertutup (sampul dalam keadaan tidak dibuka).

24. Penarikan Pengubahan Penggantian atau Penambahan Dokumen Penawaran

24.1 Peserta lelang boleh menarik, mengubah, mengganti dan menambah dokumen penawarannya, setelah penyampaian penawaran dengan memberitahukan secara tertulis sebelum batas akhir waktu penyampaian penawaran pada Pasal 22.1

24.2 Pemberitahuan, penarikan, penggatian atau penambahan dokumen penawaran harus dibuat secara tertulis dan dimasukan ke dalam sampul yang direkat, ditandai dan disampaikan sesuai dengan Pasal 20 dengan menambahkan tanda ”PENARIKAN” / ”PENGUBAHAN” /

(19)

Departemen Pekerjaan Umum I-11 24.3 Penawaran tidak ditarik, diubah, diganti atau ditambah setelah batas

akhir waktu penyampaian penawaran sesuai Pasal 22.1.

24.4 Penarikan penawaran dalam kurun waktu antara batas waktu akhir penyamapaian penawaran sesuai Pasal 22.1 dan akhir masa berlakunya penawaran sesuai Pasal 16.1, dikenakan sanksi penyitaan jaminan penawaran sesuai Pasal 17.8.a.

E. PEMBUKAAN PENAWARAN DAN EVALUASI

25. Pembukaan Penawaran

25.1 Para penawar atau wakil penawar yang hadir harus memperlihatkan identitas atau surat keterangan/penugasan dari perusahaan untuk menghadiri pembukaan dokumen penawaran dan menandatangani daftar hadir sebagai bukti kehadirannya. Panitia pengadaan meminta kesediaan 2 (dua) orang wakil dari penawar yang hadir sebagai sanksi. Apabila tidak terdapat wakil penawar yang hadir pada saat pembukaan, panitia menunda pembukaan kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran sampai dengan batas waktu yang ditentukan oleh panitia pengadaan sekurang-kurangnya 2 (dua) jam.

25.2 Setelah batas waktu yang ditentukan tidak ada penawar yang hadir, maka pembukaan penawaran dilaksanakan dengan disaksikan 2 (dua) saksi yang bukan anggota panitia pengadaan, yang ditunjuk secara tertulis oleh panitia pengadaan.

25.3 Panitia pengadaan meneliti isi kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran dan menghitung jumlah sampul penawaran yang masuk (tidak dihitung surat pengunduran diri) dan bila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga), pelelangan tidak dapat dilanjutkan dan harus diulang.

25.4 Selanjutnya panitia pengadaan membuka sampul luar penawaran, termasuk dokumen penarikan/pengubahan/pengantian/penambahan (bila ada), di hadapan para penawar atau para wakil penawar yang hadir pada jam, hari, tanggal dan tempat sebagaimana telah ditentukan oleh panitia pengadaan.

25.5 Sampul bertanda “PENARIKAN” / “PENGUBAHAN”/ ”PENGGANTIAN “

atau “PENAMBAHAN” harus dibuka dan dibaca terlebih dahulu. Dokumen penawaran yang ada pemberitahuan “PENARIKAN” tidak dibuka.

25.6 Nama peserta lelang, harga penawaran, nilai penawaran alternatif (bila ditentukan), rabat, penarikan, pengubahan, penggantian, penambahan dokumen penawaran, ada atau tidaknya jaminan penawaran dan lampiran lain yang ditentukan dalam dokumen lelang, dibacakan pada saat pembukaan penawaran.

(20)

Departemen Pekerjaan Umum I-12 25.7 Panitia pengadaan harus membuat berita acara pembukaan penawaran (BAPP), termasuk memuat informasi yang disampaikan sesuai Pasal 25.3

26 Kerahasiaan Proses

26.1 Proses evaluasi dokumen penawaran bersifat rahasia dan dilaksanakan oleh pantia pengadaan secara independen

26.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian, evaluasi, klarifikasi, konfirmasi dan usulan calon pemenang lelangatidak boleh diberitahukan kepada peserta lelang atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai keputusan pemenang diumumkan.

26.3 Setiap usaha peserta lelang untuk mencampuri proses evaluasi dokumen penawaran atau keputusan pemenang akan mengakibatkan ditolaknya penawaran yang bersangkutan.

27 Klarifikasi dan Informasi Penawaran

27.1 Untuk menunjang penelitian dan evaluasi dokumen penawaran, panitia pengadaan dapat melakukan klarifikasi. Peserta lelang harus memberikan tanggapan atas klarifikasi. Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.

27.2 Terhadap hal-hal yang diperlukan, panitia pengadaan dapat melakukan konfirmasi kepada peserta lelang dan instansi terkait.

28 Pemeriksaan Penawaran dan Penawaran yang Memenuhi Syarat 28.1 Sebelum dilakukan evaluasi yang lebih rinci terhadap semua dokumen

penawaran, panitia pengadaan akan meneliti apakah setiap penawaran:

a. Berasal dari peserta lelang yang diundang ;

b. Telah dibubuhi materai, tanggal, ditanda tangani oleh yang berhak dan dicap;

c. Dilampiri jaminan penawaran ; dan d. Memenuhi ketentuan dokumen lelang.

28.2 Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai ketentuan dokumen lelang, tanpa adanya penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat. Penawaran dengan penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah :

(21)

Departemen Pekerjaan Umum I-13 a. Jenis penyimpangan yang berpengaruh terhadap hal-hal yang sangat

substantif dan akan mempengaruhi lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja/performance pekerjaan;

b. Substansi kegiatan tidak konsisten dengan dokumen lelang;

c. Persyaratan tambahan di luar ketentuan dokumen lelang yang akan menimbulkan persaingan tidak sehat dan/atau tidak adil diantara peserta lelang yang memenuhi syarat.

28.3 Apabila penawaran tidak memenuhi ketentuan dokumen lelang, akan ditolak oleh panitia pengadaan dan tidak dapat diperbaiki (post

bidding) sehingga menjadi memenuhi syarat.

29 Koreksi Aritmatik

29.1 Koreksi arirmatik dapat dilakukan sebelum evaluasi dokumen penawaran, sebagai berikut :

a. Kesalahan kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan kuntitas yang tercantum dalam dokumen lelang.

b. Koreksi arirmatik pada daftar kuantitas dan harga dilakukan terhadap perkalian antara kuantitas dengan harga satuan berserta penjumlahan, sebagai berikut :

1) Harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga tidak boleh dikoreksi

2) Apabila terdapat kesalahan hasil pengalian antara kuantitas dengan harga satuan dan penjumlahan, maka dilakukan pembetulan dan yang mengikat adalah hasil koreksi;

3) Mata pembayaran yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam satuan mata pembayaran yang lain, dan harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong;

4) Hasil koreksi arirmatik pada daftar kuantitas dan harga tersebut harus diberitahukan kepada penawar dalam waktu secepatnya. c. Apabila terdapat perbedaan antara harga satuan pada daftar

kuantitas dan harga, dengan harga satuan pada analisa harga satuan yang bersangkutan, maka yang mengikat adalah harga satuan pada daftar kuantitas dan harga.

29.2 Bila penawar tidak dapat menerima jumlah penawaran hasil koreksi aritmatik, maka penawarannya ditolak dan jaminan penawarannya disita sesuai Pasal 17.8.b.

30 Mata Uang untuk Evaluasi Penawaran

30.1 Penawaran akan akan dievaluasi berdasarkan mata uang Rupiah sesuai pasal 15.1.

(22)

Departemen Pekerjaan Umum I-14 31. Evaluasi Penawaran

31.1 Evaluasi penawaran dilakukan sesuai dengan Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 257/KPTS/M/2004 tanggal 29 April 2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, mengenai Pedoman Evaluasi Penawaran Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) untuk Kontrak Harga Satuan.

31.2 Panitia pengadaan hanya akan mengevaluasi penawaran yang memenuhi syarat sesuai dengan pasal 28.

31.3 Metoda evaluasi penawaran dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam data lelang

31.4 Evaluasi penawaran dilakukan terhadap sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran setelah terendah setelah dilakukan koreksi aritmatik. Urutan evaluasi penawaran adalah :

a. Evaluasi administrasi, meliputi : 1) Surat Penawaran;

2) Surat Jaminan penawaran; 3) Daftar Kuantitas dan harga;

4) Analisis harga satuan pekerjaan utama; 5) Surat Kuasa (bila ada);

6) Kerjasama operasi (bila ada);

7) Dokumen lainnya yang ditentukan dalam dokumen lelang. b. Evaluasi teknis, meliputi :

1) Metode pelaksanaan; 2) Jadual waktu pelaksanaan; 3) Spesifikasi teknis;

4) Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan sesuai ketentuan dokumen lelang;

5) Personil inti;

6) Bagian pekerjaan yang disubkontrakan;

7) Syarat teknis lainnya yang ditentukan dalam dokumen lelang. c. Evaluasi kewajaran harga , meliputi :

1) Total harga penawaran;

2) Unsur-unsur yang mempengaruhi substansi/lingkup/kuantitas pekerjaan;

3) Harga satuan timpang; 4) Kewajaran harga.

31.5 Dampak yang diperkirakan dari ketentuan penyesuaian harga yang diterapkan selama masa pelaksanaan pekerjaan, tidak diperhitungkan dalam evaluasi penawaran.

(23)

Departemen Pekerjaan Umum I-15 31.6 Dalam hal pelelangan dilakukan secara serentak untuk lebih dari satu

paket pekerjaan, pengguna jasa dapat memberikan ketentuan tentang pemberian rabat.

F. PEMENANG

LELANG

32. Kriteria Pemenang

32.1 Pengguna jasa akan menetapkan pemenang lelang dari peserta lelang yang harga penawarannya terendah dan memenuhi syarat sesuai ketentuan lelang serta memenuhi syarat kualifikasi.

33. Penilaian Kualifikasi

33.1 Untuk pelelangan umum dengan pasca kualifikasi, terhadap 3 (tiga) penawaran terendah yang memenuhi persyaratan dilakukan penilaian kualifikasi.

33.2 Penilaian kualifikasi dilakukan sesuai dengan Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 257/KPTS/M/2004 tanggal 29 April 2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, mengenai Pedoman Evaluasi Penawaran Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan).

33.3 Terhadap penyedia jasa yang akan diusulkan sebagai pemenang dan pemenang cadangan dilakukan pembuktian kualifikasi.

34. Hak Pengguna Jasa Untuk Menerima dan Menolak Penawaran 34.1 Pengguna jasa mempunyai hak untuk menerima atau menolak salah

satu atau semua penawaran dan membatalkan proses lelang setiap saat sebelum penetapan pemenang lelang, tanpa tuntutan dari peserta lelang yang bersangkutan dan tanpa kewajiban memberikan alasan apapun kepada peserta lelang, apabila dipandang seluruh penawaran tidak menunjukan adanya persaingan yang sehat, terjadi pengaturan bersama (kolusi) da tidak cukup tanggap terhadap dokumen lelang. 35. Penunjukan Penyedia Jasa

35.1 Sebelum pengguna jasa menunjuk penyedia jasa, panitia pengadaan mengumumkan pemenang lelang. Peserta lelang yang berkeberatan atas hasil penetapan pemenang lelang tersebut dapat mengajukan sanggahan sesuai ketentuan dalam data lelang.

35.2 Sebelum akhir masa berlakunya penawaran yang ditetapkan pengguna jasa, pengguna jasa mengeluarkan surat penunjukan penyedia jasa (SPPJ) yang menjadi bagian dari dokumen kontrak.

(24)

Departemen Pekerjaan Umum I-16 36. Jaminan Pelaksanaan

36.1 Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPJ, penyedian jasa harus menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna jasa dengan nilai sesuai ketentuan dalam data lelang.

36.2 Jaminan pelaksanaan yang berupa bank garansi harus dikeluarkan oleh bank umum (bukan bank perkreditan rakyat).

36.3 Jaminan pelaksanaan dapat dikeluarkan oleh perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) dan mempunyai dukungan reasuransi sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

36.4 Apabila penyedia jasa yang ditunjuk sebagai pemenang lelang gagal memenuhi pasal 37.1, maka dinyatakan batal sebagai pemenang lelang, disita jaminan penawarannya dan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

37. Penandatangan Kontrak

37.1 Penandatangan kontrak dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah penerbitan SPPJ dan setelah penyedia jasa menyerahlkan jaminan pelaksanaan sesuai Pasal 36.

38. Uang Muka dan Jaminan Uang Muka

38.1 Pengguna jasa akan membeyar uang muka sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka dengan nilai sekurang-kurangnya 100% (seratus persen) dari besarnya uang muka.

39. Juru Penengah

39.1 Pengguna jasa mengusulkan nama orang sebagai juru penengah (mediator/konsiliator) sesuai ketentuan dalam data lelang yang akan ditunjuk sebagai mediator/konsiliator untuk pelaksanaan kontrak : a. Apabila penyedia jasa tidak setuju terhadap usulan tersebut,

penyedia jasa harus mengusulkan nama orang sebagai mediator/konsiliator dalam dokumen penawaran;

b. Apabila dalam SPPJ, pengguna jasa tidak menyetujui usulan mediator/konsiliator penyedia jasa, maka mediator/konsiliator harus ditetapkan atas kesepakatan kedua belah pihak.

(25)

Departemen Pekerjaan Umum I-17 c. Apabila mediator/konsiliator tidak ada atau tidak disepakati kedua

belah pihak, maka mediator/konsiliator dapat diminta dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

40. Larangan Persekongkolan

40.1 Pengguna jasa, panitia pengadaan dan penyedia jasa atau antara penyedia jasa dilarang melakukan persekongkolan untuk mengatur dan/atau menentukan pemenang dalam pelelangan sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat.

40.2 Pengguna jasa, panitia pengadaan dan penyedia jasa dilarang melakukan persekongkolan untuk menaikan nilai pekerjaan (mark up). 40.3 Pengguna jasa, panitia pengadaan dan penyedia jasa yang melakukan

persekongkolan sesuai pasal 41.1 dan Pasal 41.2, dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Undang-undang Jasa Konstruksi jo Undang-Undang Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

41. Pakta Integritas

41.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).

41.2 Pengguna jasa dan panitia pengadaan harus menandatangani pakta integritas sebelum dimulainya pelaksanaan pelelangan yaitu sebelum pengumuman pelelangan.

41.3 Penyedia jasa harus menandatangani pakta integritas pada saat pengambilan dokumen kualifikasi/dokumen lelang.

41.4 Pakta integritas harus ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama perusahaan atau penerima kuasa dari direktur utama yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili perusahaan yang bekerjasama.

(26)

BAGIAN 2

DATA LELANG

Keterangan :

1. Data lelang ditetapkan oleh pengguna jasa yang memuat ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan jenis pekerjaan, meliputi : penyusunan, penyampaian, pembukaan, evaluasi penawaran dan penunjukan penyedia jasa

2. Panitia pengadaan dapat menambahkan ketentuan lain

3. Bila terjadi perbedaan antara instruksi kepada peserta lelang dengan data lelang, maka ketentuan dalam data lelang yang berlaku

4. Data lelang tidak menjadi bagian dari kontrak

1. LINGKUP

PEKERJAAN 1.1. Nama pengguna jasa : ……… (kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian proyek)unit

1.2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan : ... (...) hari kalender.

2. SUMBER DANA 2.1. Pekerjaan ini dibiayai dengan dana ...

3. PENJELASAN

DOKUMEN LELANG 7.1. Penjelasan dokumen lelang akan dilaksanakan pada : Hari : ... Tanggal : ... Pukul : ... Tempat : ... 4. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN

15.2. Pembayaran dilakukan dengan cara Termyn ... ..., {bulanan (monthly certificate) atau bulanan angsuran (termijn)}.

5. MASA

BERLAKUNYA PENAWARAN

Masa laku penawaran selama ... (... ...) hari kalender sejak batas akhir waktu pemasukan penawaran

6. JAMINAN

PENAWARAN 17.1. Besarnya jaminan penawaran sekurang-kurangnya adalah Rp. ... (...) Masa laku jaminan penawaran harus 28 hari kalender lebih lama dari masa laku penawaran.

7. PENAWARAN ALTERNATIF DAN RABAT

18.1. Penawaran alternatif ... (diperbolehkan / tidak diperbolehkan)

(27)

20.2

8. SAMPUL DAN TANDA PENAWARAN

a. Alamat pengguna jasa : ... b. Jenis pekerjaan : ... .... Tempat : ……… Hari : ……… Tanggal : ……… Jam : ……… 9. BATAS AKHIR WAKTU PENYAMPAIAN PENAWARAN

22.1. Batas akhir waktu penyampaian penawaran : Hari : ……… Tanggal : ……… Jam : ………

10. PEMBUKAAN

PENAWARAN 25.1. Pembukaan penawaran : Hari : ……… Tanggal : ……… Jam : ………

11. EVALUASI

PENAWARAN 31.3. Metoda evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem ...(gugur atau nilai)

12. PENUNJUKAN

PENYEDIA JASA 35.1. Sanggahan peserta lelang sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 257/KPTS/M/2004 tanggal 29 April 2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, mengenai Pedoman Evaluasi Penawaran Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) untuk Kontrak Harga Satuan

13. JAMINAN

PELAKSANAAN 36.1. Nilai jaminan pelaksanaan sebesar ... (...) % dari nilai kontrak

14. JURU PENENGAH 39.1. Nama mediator / konsiliator yang diusulkan pengguna jasa adalah : ...

(28)

DAFTAR SIMAK

DOKUMEN LELANG YANG HARUS DIMASUKKAN

No. Uraian Ada Tidak

1. Surat Penawaran 2. Surat Kuasa

3. Jaminan Penawaran 4. Daftar Kuantitas dan Harga

5. Analisa harga satuan mata pembayaran utama 6. Daftar upah

7. Daftar harga bahan 8. Daftar harga peralatan 9. Metode pelaksanaan 10. Jadwal waktu pelaksanaan 11. Daftar peralatan utama 12. Daftar personil inti

13. Bagian pekerjaan yang disub-kontrakan 14. Rekaman surat perjanjian kemitraan

(29)

JADWAL KEGIATAN PELELANGAN

No. Uraian Hari Tanggal Waktu

1. Pengumuman pelelangan 2. Pendaftaran peserta lelang 3. Pengambilan dokumen lelang 4. Penjelasan lelang (aanwijzing)

5. Peninjauan Lapangan

6. Penyampaian berita acara penjelasan dan addendum

7. Penyampaian dokumen penawaran 8. Pembukaan dokumen penawaran 9. Evaluasi penawaran

10. Usulan calon pemenang lelang 11. Penetapan pemenang lelang 12. Pengumuman pemenang lelang 13. Masa sanggah

(30)

BAGIAN

3

SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK

A. KETENTUAN UMUM

1. Definisi

1.1 Dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini kata-kata dan ungkapan-ungkapan harus mempunyai arti seperti yang dimaksudkan atau didefinisikan disini:

a. Jasa pemborongan adalah layanan pelaksanaan pekerjaan

konstruksi yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan pengguna jasa dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh pengguna jasa atau pengawas konstruksi yang ditugasi;

b. Pengguna barang/jasa adalah kapala kantor/satuan

kerja/pimpinan proyek/pimpinan bagian proyek sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggungjawab atas pengadaan jasa dalam lingkungan kantor/satuan kerja/proyek/bagian proyek tertentu. Nama, jabatan, dan alamat pengguna barang/jasa tercantum dalam syarat-syarat khusus kontrak;

c. Kepala kantor/satuan kerja adalah pejabat struktural departemen

yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dari dana anggaran belanja rutin APBN;

d. Pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek adalah pejabat yang

diangkat oleh Menteri/pejabat yang diberi kuasa, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa yang dibiayai dari dana anggaran belanja pembangunan APBN;

e. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha yang kegiatannya

menyediakan layanan barang/jasa;

f. Sub penyedia barang/jasa adalah penyedia barang/ jasa yang

mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia barang/jasa penanggungjawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan setelah disetujui oleh direksi pekerjaan;

g. Panitia Pengadaan adalah tim yang diangkat oleh pengguna

barang/jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa;

h. Kontrak adalah perikatan hukum antara pengguna jasa dengan

penyedia jasa dalam pelaksanaan pengadaan jasa;

i. Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan jasa pelaksanaan

konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang kuantitas

(31)

pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan atas hasil pengukuran bersama atas kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa;

j. Dokumen kontrak adalah keseluruhan dokumen yang mengatur

hubungan hukum antara pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang terdiri dari :

1). Surat perjanjian;

2). Surat penunjukan penyedia jasa; 3). Surat penawaran;

4). Adendum dokumen lelang (bila ada); 5). Syarat-syarat khusus kontrak;

6). Syarat-syarat umum kontrak; 7). Spesifikasi teknis;

8). Gambar-gambar;

9). Daftar kuantitas dan harga;

10). Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak;

k. Harga kontrak adalah harga yang tercantum dalam surat

penunjukan penyedia barang/jasa yang selanjutnya disesuaikan menurut ketentuan kontrak;

l. Hari adalah hari kalender; bulan adalah bulan kalender;

m. Direksi pekerjaan adalah pejabat atau orang yang ditentukan

dalam syarat-syarat khusus kontrak untuk mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan. Pada umumnya direksi pekerjaan dijabat oleh pengguna barang/jasa, namun dapat dijabat oleh orang lain yang ditunjuk oleh pengguna barang/jasa;

n. Direksi teknis adalah tim yang ditunjuk oleh direksi pekerjaan yang

bertugas untuk mengawasi pekerjaan;

o. Daftar kuantitas dan harga adalah daftar kuantitas yang telah diisi

harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran;

p. Mata pembayaran utama adalah mata pembayaran pokok dan

penting yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh persen) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya terbesar yang ditetapkan dalam dokumen lelang;

q. Pekerjaan harian adalah pekerjaan yang pembayarannya

berdasarkan pada penggunaan tenaga kerja, bahan dan peralatan

r. Pekerjaan sementara adalah pekerjaan penunjang yang diperlukan

untuk pelaksanaan pekerjaan permanen.

s. Perintah perubahan adalah perintah yang diberikan oleh direksi

pekerjaan kepada penyedia jasa untuk melakukan perubahan pekerjaan;

(32)

t. Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia jasa yang

dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang dikeluarkan oleh pengguna barang/jasa;

u. Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan

pekerjaan, dinyatakan dalam berita acara penyerahan pekerjaan yang diterbitkan oleh pengguna barang/jasa;

v. Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan

dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan;

w. Mediator adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna

jasa dan penyedia jasa untuk menyelesaikan perselisihan pada kesempatan pertama;

x. Konsiliator adalah orang ditunjuk atas kesepakatan pengguna jasa

dan penyedia jasa untuk menyelesaikan perselisihan pada kesempatan kedua;

y. Arbiter adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna

jasa dan penyedia jasa, atau ditunjuk oleh pengadilan negeri, atau ditunjuk oleh lembaga arbitrase, untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase;

z. Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah

diserahterimakan oleh penyedia barang/jasa kepada pengguna barang/jasa menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum.

2. Penerapan

2.1. Ketentuan-ketentuan pada syarat-syarat umum kontrak harus diterapkan secara luas tanpa melanggar ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak keseluruhan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2 Dokumen kontrak harus diinterpretasikan dalam urutan kekuatan hukum sebagai berikut :

a. Surat perjanjian;

b. Surat penunjukan penyedia barang; c. Surat penawaran;

d, Adendum dokumen lelang (bila ada); e. Syarat-syarat khusus kontrak;

f. Syarat-syarat umum kontrak; g. Spesifikasi teknis;

h. Gambar-gambar/brosur; i. Daftar kuantitas dan harga;

(33)

3. Asal Jasa

3.1. Jasa pemborongan untuk pekerjaan ini adalah merupakan layanan jasa dari penyedia barang/jasa nasional yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3.2 Bagi penyedia barang/jasa asing harus mempunyai kantor perwakilan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Penggunaan Dokumen Kontrak dan Informasi

4.1. Penyedia barang/jasa tidak diperkenankan menggunakan dokumen kontrak dan informasi yang ada kaitannya dengan kontrak diluar keperluan dari pekerjaan yang tersebut dalam kontrak, kecuali lebih dahulu mendapat ijin tertulis dari pengguna barang/jasa.

5. Hak Paten, Hak Cipta dan Merek

5.1 Apabila penyedia barang/jasa menggunakan hak paten , hak cipta dan merek dalam pelaksanaan pekerjaan, maka menjadi tanggungjawab penyedia barang/jasa sepenuhnya dan pengguna barang/jasa dibebaskan dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas pelanggaran hak paten, hak cipta dan merek.

6. Jaminan

6.1 Penyedia jasa wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna jasa selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya surat penunjukan penyedia jasa, sebelum dilakukan penandatanganan kontrak. Besarnya jaminan pelaksanaan sesuai dengan dalam syarat khusus kontrak. Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sesuai ketentuan dalam Syarat-syarat Khusus kontrak. 6.2 Pengguna jasa wajib membayar uang muka kepada penyedia jasa

sejumlah tertentu sesuai ketentuan dalam syarat khusus kontrak. Setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka yang bernilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka.

Masa berlakunya jaminan uang muka sekurang-kurangnya sejak tanggal permohonan pembayaran uang muka sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal penyerahan pertama pekerjaan.

6.3 Penyedia jasa dapat menyerahkan jaminan pemeliharaan kepada pengguna jasa setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus persen) dan pengguna jasa wajib mengembalikan uang retensi (retention money). Besarnya jaminan pemeliharaan sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak. Masa berlakunya jaminan pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal penyerahan akhir pekerjaan.

6.4 Jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan diserahkan dalam bentuk jaminan bank atau surety bond kepada pengguna jasa. Bentuk jaminan menggunakan bentuk yang tercantum dalam dokumen lelang.

(34)

7. Asuransi

7.1. Penyedia barang/jasa harus menyediakan atas nama pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa, asuransi yang mencakup dari saat mulai pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir masa pemeliharaan, yaitu :

a. Semua barang dan peralatan-peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta personil untuk pekerjaan atas segala resiko yaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat di duga; b. Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerja;

c. Perlindungan terhadap kegagalan barang.

7.2 Besarnya asuransi ditentukan di dalam syarat-syarat khusus kontrak

8. Keselamatan Kerja

8.1 Penyedia barang/jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja di lapangan sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.

9. Pembayaran

9.1. Cara pembayaran.

a. Uang Muka

1) Uang muka dibayar untuk membiayai penyediaan fasilitas lapangan dan mobilisasi peralatan, personil, dan bahan. Besaran uang muka ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak dan dibayar setelah penyedia barang/jasa menyerahkan jaminan uang muka sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka;

2) Penyedia barang/jasa harus mengajukan permohonan pembayaran uang muka secara tertulis kepada pengguna jasa disertai dengan rencana penggunaan uang muka.

3) Pengguna jasa harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan tersebut pada butir 2)., paling lambat 7 (tujuh) hari setelah jaminan uang muka diterima 4) Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh bank umum atau

perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang harus direasuransikan sesuai dengan ketentuan menteri keuangan

5) Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai 100 % (seratus persen)

6) Untuk kontrak tahun jamak (multy years) nilai jaminan uang muka secara bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan

b. Prestasi pekerjaan

1). Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh pengguna barang/jasa, apabila penyedia barang/jasa

(35)

telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;

2). Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada dilapangan;

3). Pengguna barang/jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran;

4). Sistem pembayaran prestasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak;

5). Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. Pengguna barang/jasa dapat meminta penyedia barang/jasa untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan dan besarnya tagihan yang dapat disetujui untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.

6). Setiap pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda (bila ada), dan pajak;

7). Untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan pembayaran kepada pengguna barang/jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub kontraktor sesuai dengan kemajuan pekerjaan;

8). Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan pekerjaan diterbitkan.

c. Penyesuaian harga

1). Hasil perhitungan penyesuaian harga sesuai Pasal 45, dituangkan dalam amandemen kontrak yang dibuat secara berkala selambat-lambatnya setiap 6 (enam) bulan :

2). Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh pengguna barang/jasa, apabila penyedia barang/jasa telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;

3). Pengguna barang/jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran.

d. Ganti rugi dan kompesasi

1). Ganti rugi sesuai dengan Pasal 46.3. dan kompesasi sesuai Pasal 45 kepada penyedia barang/jasa dituangkan dalam amandemen kontrak;

2). Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh pengguna barang/jasa, apabila penyedia barang/jasa telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;

3). Pengguna barang/jasa dalam kurun waktu 7 ( tujuh) hari harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran.

9.2 Pengguna barang/jasa harus sudah membayar kepada penyedia barang/jasa selambat-lambatnya dalam kurun waktu 14 (empat belas)

(36)

hari sejak penyedia barang/jasa telah mengajukan tagihan yang telah disetujui oleh direksi teknis dan direksi pekerjaan.

10. Harga dan Sumber Dana

10.1. Pengguna barang/jasa membayar kepada penyedia barang/jasa atas pelaksanaan pekerjaan berdasarkan ketentuan kontrak

10.2. Kontrak pekerjaan ini dibiayai dengan sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

10.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

10.4 Surat perjanjian untuk pekerjaan yang bernilai di atas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) ditandatangani oleh pengguna barang/jasa setelah memperoleh pendapat ahli hukum kontrak yang professional atau ditetapkan dengan keputusan menteri.

11. Wewenang dan Keputusan Pengguna Barang/Jasa

11.1. Pengguna barang/jasa memutuskan hal-hal yang bersifat kontraktual antara pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa dalam kapasitas sebagai pemilik pekerjaan.

12. Direksi Teknis dan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak

12.1 Pengguna barang/jasa menetapkan direksi teknis untuk melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan mewakili direksi pekerjaan.

12.2. Pengguna barang/jasa dapat membentuk panitia peneliti pelaksanaan kontrak untuk membantu direksi pekerjaan.

13. Delegasi

13.1 Direksi pekerjaan dapat mendelegasikan sebagian tugas dan tanggungjawabnya kepada direksi teknis dan dapat membatalkan pendelegasian tersebut setelah memberitahukan kepada penyedia barang/jasa.

14. Penyerahan Lapangan

14.1 Pengguna jasa wajib menyerahkan seluruh/sebagian lapangan pekerjaan kepada penyedia jasa sebelum diterbitkannya surat perintah mulai kerja.

14.2 Sebelum penyerahan lapangan , pengguna jasa bersama-sama penyedia jasa melakukan pemeriksaan lapangan berikut bangunan, bangunan pelengkap, dan seluruh aset milik pengguna jasa yang akan menjadi tanggung jawab penyedia jasa, untuk dimanfaatkan, dijaga dan dipelihara.

14.3 Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam berita acara serah terima lapangan yang ditanda tangani kedua belah pihak.

15. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

15.1. Pengguna barang/jasa harus sudah menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak penandatanganan kontrak, setelah dilakukan penyerahan lapangan.

(37)

15.2. Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulai pelaksanaan kontrak yang akan dinyatakan penyedia barang/jasa dalam pernyataan dimulainya pekerjaan

16. Persiapan Pelaksanaan Kontrak

16.1 Sebelum pelaksanaan kontrak pengguna barang/jasa bersama-sama dengan penyedia barang/jasa, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, menyusun rencana pelaksanaan kontrak.

16.2 Pengguna barang/jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal diterbitkannya SPMK.

16.3 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat adalah : a. Organisasi kerja;

b. Tata cara pengaturan pekerjaan; c. Jadual pelaksanaan pekerjaan;

d. Jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil; e. Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan;

f. Sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja;

g. Penyusunan program mutu.

17. Program Mutu

17.1 Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disepakati oleh pengguna jasa dan dapat di revisi sesuai kebutuhan.

17.2 Program mutu minimal berisi : a. Informasi pengadaan;

b. Organisasi proyek pengguna jasa dan penyedia jasa; c. Jadual pelaksanaan pekerjaan;

d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan; e. Prosedur instruksi kerja;

f. Pelaksanaan kerja.

18. Perkiraan Arus Uang

18.1 Penyedia barang/jasa wajib menyerahkan perkiraan arus uang (cash

flow forecast) sesuai dengan program kerja kepada direksi pekerjaan

18.2 Apabila suatu program kerja telah dimutakhirkan, maka penyedia jasa wajib memperbaiki perkiraan arus uang dan diserahkan kepada direksi pekerjaan.

19. Pemeriksaan Bersama

19.1 Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah penerbitan SPMK, direksi teknis bersama-sama dengan panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan penyedia barang/jasa melaksanakan pemeriksanaan lapangan bersama dengan melakukan pengukuran dan pemeriksanaan detail kondisi lapangan untuk setiap rencana mata pembayaran guna

(38)

menetapkan kuantitas awal.

19.2 Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak maka harus dituangkan dalam bentuk amandemen kontrak. 19.3 Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata

pembayaran harus dilakukan oleh direksi teknis dan penyedia barang/jasa selama periode pelaksanaan kontrak untuk menetapkan kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan.

20. Perubahan Kegiatan Pekerjaan

20.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan spesifikasi teknis dan gambar yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka pengguna barang/jasa bersama penyedia barang/jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain :

a. Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;

b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata pembayaran; c. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan

kebutuhan lapangan.

20.2 Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari nilai harga yang tercantum dalam kontrak awal.

20.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna barang/jasa secara tertulis kepada penyedia barang/jasa, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak.

20.4 Hasil negoisasi dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan amandemen kontrak.

21. Pembayaran Untuk Perubahan

21.1 Apabila diminta oleh pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa wajib mengajukan usulan biaya untuk melaksanakan perintah perubahan.

21.2 Direksi teknis wajib menilai usulan biaya tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari.

21.3 Apabila pekerjaan dalam perintah perubahan harga satuannya terdapat dalam daftar kuantitas dan harga, dan apabila menurut pendapat direksi pekerjaan bahwa kuantitas pekerjaan tidak melebihi batas sesuai ketentuan Pasal 21.2 atau waktu pelaksanaan tidak mengakibatkan perubahan harga, maka harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga digunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya perubahan.

Referensi

Dokumen terkait