• Tidak ada hasil yang ditemukan

Written by Pdt Dr Jeffrey Khoo Saturday, 06 August :17 - Last Updated Wednesday, 24 August :52

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Written by Pdt Dr Jeffrey Khoo Saturday, 06 August :17 - Last Updated Wednesday, 24 August :52"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Buku

PERTANYAAN SEPUTAR ALIRAN KARISMATIK

Oleh: Dr. Jeffrey Khoo

Diterjemahkan oleh: Irwan Tjulianto

Kata Pengantar

“Katakan Haleluya! Katakan berulang-ulang. Katakan dengan cepat. Biarkan lidahmu bergerak bebas.” Ketika perkataan haleluya saya berubah menjadi rentetan lu-le-la yang tidak kentara lagi, pembangun rohani dari Amerika yang membaptis saya dengan Roh berseru, “Puji Tuhan! Anda telah berbicara dengan bahasa roh!” Apakah ini benar-benar bahasa roh?

“Tenggorokanku benar-benar perih. Saya perlu kesembuhan.” Dengan tangan kiri memegang kepala dan tangan kanan memegang tenggorokan saya, dia berseru, “Di dalam nama Kristus, sembuhlah!” Kemudian dia bertanya, “Bagaimana perasaanmu?” “Tetap perih,” jawab saya. Dia melakukan hal yang sama lagi. Hanya saja kali ini dia memegang tenggorokkan saya degnan lebih keras. Tidak terjadi apa-apa. Saya tetap merasa perih. Penginjil dari India ini mengaku bahwa Allah telah memberinya karunia untuk menyembuhkan. Jika begitu mengapa saya tidak sembuh?

(2)

“Hai Setan, roh najis, aku benamkan kamu di dalam darah Kristus.” Perempuan itu, yang tubuhnya meringkuk di dalam kesakitan, terengah-engah menarik nafas. Dia kerasukan,

Setelah malam pengusiran roh yang melelahkan, perempuan itu tetap kerasukan. Mengapa roh jahat itu tidak mau pergi? Apakah Yesus kalah dalam pertempuran ini? Apa yang telah terjadi?

Aliran karismatik terus menimbulkan keraguan dan pertanyaan d idalam benak orang-orang yang mengamatinya. Apakah baptisan Roh Kudus yang kedua ini? Apakah berbahasa roh itu? Apakah penyembuhan oleh iman itu? Bisakah Allah berbicara kepada saya melalui

penglihatan-penglihatan dan mimpi-mimpi? Bisakah orang Kristen kerasukan? Bolehkah saya mengangkat tangan untuk memuji Tuhan? Bolehkah saya menari d idalam gereja? Semuanya adalah pertanyaan-pertanyaan yang sah, tetapi apa jawaban-jawabannya? Hanya Firman Allah – Kita Suci – yang bisa memberikan kita jawaban-jawabannya.

Maka sangatlah perlu bagi kita untuk mempelajari Alkiab dengan tekun dan cermat. Khususnya dalam masa-masa terakhir ini, saat dimana banyak guru palsu berkeliaran dengan bebasnya, setiap orang Kristen perlu memilki pemahaman yang menyeluruh akan Alkitab. Tuhan telah

memberikan peringatan, “Seb

ab Mesia-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan nmuncul dan mereka akan nmengadakn tanda-tanda yang dashsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”

(Mat. 24:24-25). Jika kita tidak mau tertipu, kita perlu keyakinan-keyakian dan praktek-praktek kita adalah sesuai dengan Kitab Suci. Alkitab adalah otoritas tertinggi dan final dalam iman dan praktek. Terimalah aliran karismatik jika memang terbukti Alkitabiah. Tetapi jika ternyata aliran tersebut tidak Alkitabiah, maka singkapkanlah hal tersebut, berikanlah peringatan mengenai aliran trsebut.

“Tetapi Roh dengan tegas mengatan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan…Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikan engakau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau” (I Tim. 4:1, 15).

Kiranya Roh Kudus memimpin Anda ke dalam segenap kebenaran.

Bab 1

(3)

Telah beredar banyak buku bermutu mengenai aliran karismatik, tetapi sangat sedikit yang memulai dengan kritik terhadap metode penafsiran Alkitab aliran karismatik. Kritik terhadap hermeneutic karismatik harus dilakukan sejak awal. Jika kia bisa membuktikan bahwa metode karismatik dalam menafsirkan Alkitab mengandung kesalahan, maka kita telah membangun kasus melawan doktrin-doktrin dan praktek-praktek mereka. Sebuah banguanan yang dasarnya lemah tidak akan dan tidak mungkin bertahan (bdk. Mat. 7:24-27). Pada bab pertama ini akan ditunjukkan bahwa gerakan karismatik bukan dibangun di atas karang, melainkan di atas pasir.

Mengapa Penafsiran Alkitab Begitu Penting?

Sangatlah penting untuk memperhatikan bagaimana orang-orang karismatik menafsirkan Alitab. Ini dikarenakan dalam pembahasan mengenai aliran karismatik, kita akan membahas Alkitab dan apa yang dikatakan Alkitab mengenai doktrin-doktrin dan praktek-praktek aliran tersebut. Tidak perlu disampakan lagi bahwa praktek-praktek kita adalah berdasarkan pada bagaimana kita memahami Alkitab. Pertanyaannya adalah: Apakah kita telah memahami Alkitab dengan tepat? Apa yang menjadikan paraktek-praktek tertentu benar sedangkan yang lainnya salah? Mungkinkah orang-orang karismatik ternyata benar? Ataukah kita yang benar di dalam memberikan peringatan mengenai ajaran-ajaran dan praktek-praktek karismatik modern? Semuanya ini mengerucut dalam bagaimana kita membaca dan mempelajari Alkitab. Maka sangat penting kita memahami sejak awal apakah Alkitab itu dan bagaimana mempelajarinya.

Natur Firman Allah

Pertama-tama marilah kita membahas natur Firman Allah. Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan Allah (II Tim. 3:16). Ketika kita membaca Alkitab, kita bukan membaca kata-kata yang dituliskan manusia, melainkan Firman Allah. Seperti dissampaikan Paulus, “Seluruh Kitab dikarunikan oleh inspirasi Allah”

(4)

buku biasa.

Alkitab adalah buku yang luar biasa dan supernatural. Alkitab adalah otoritas tunggal bagi iman dan praktek kita. Doktrin-doktrin dan praktek-praktek kita tidak boleh didasarkan pada

pendapat-pendapat, tradisi-tradisi atau pengalaman-pengalaman manusia. Doktrin-doktrin dan praktek-praktek kita harus dibangun di atas Firman Allah dan dipimpin oleh Firman Allah.

Pendapat-pendapat, tradisi-tradisi, pengalaman-pengalaman memiliki otoritas yang sangat kecil di luar Firman Allah. Hanya Firman Allah yang sepenuhnya dan secara mutlak berotoritas, dan otoritasnya tidak tergantung pada pendapat-pendapat, tradisi-tradisi dan

pengalaman-pengalaman manusia.

Setiap murid Alkitab dituntut untuk menafsirkan Firman Allah secara tepat. Di dalam Perjanjian Lama kita menemukan bahwa Ezra bukan hanya membaca, tetapi juga memberikan pengertian atau makna dari Ktiab-Kitab Suci, dengan demikian membuat orang banyak memahami

Kitab-Kirab Suci (Neh. 8:8). Dalam Perjanjian Baru kita mendapatkan nasihat Paulus kepada gembala sidang muda Timotius untuk melakukan hal yang sama:

“Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu” (II Tim. 2:15). Alkitab hanya memiliki satu makna. Kewajiban kita adalah mempelajari Alkitab untuk menafsirkan Alkitab secara tepat.

Prinsip-Prinsip Penafsrian Alkitab

Mengetahui cara menafsirkan Firman Allah secara tepat sangatlah penting ketika menghadapi orang-oang karismatik. Berapa kali Anda pernah mencoba untuk menjelaskan apa maksud Firman Allah dan mendapat tanggapan: “ya, itu ‘kan tafsiran Anda”’? Ini terjadi khususnya ketika tafsiran atau penjelasan seseorang tidak bisa ditemima oleh orang lain. Jadi bagaimana seharusnya kita menafsirkan Alktiab? Apakah prinsip-prinsip dari peafsiran Alkitab?

(5)

Analogi Iman

Pengakuan Iman Westminster memberikan pendekatan yang Alkitabiah untuk menafsirkan Alkitab: “Aturan penafsiran Alkitab yang tepat adalah Alkitab itu sendiri: dan oleh karenanya ketika terdapat suatu pertanyaan mengenai makna yang sesungguhnya dan sepenuhnya dari Kitab yang manapun (di mana [maknanya] tidak berjumlah banyak, melainkan hanya satu), makna tersebut harus dicari dan diketahui melalui bagian-bagian lain [dari Alkitab] yang berbicara dengan lebih jelas” (I.9). Pendekatan demikian yang menggunakan Alkitab untuk menafsirkan Alkitab juga dikenal sebagai analogi iman atau analogi Alkitab. Tidak ada buku lain selain Alkitab yang tidak mengandung kesalahan.

Oleh karena itu, Alkitab merupakan otoritas dan tafsrian yang tidak mengandung kekeliruan bagi dirinya sendrii. Perhatikan bahwa Pengakuan Iman Westminster juga menyatakan bahwa hanya ada satu makna dari Kitab-Kitab” makna yang sesungguhnya dan sepenuhnya dari Kitab manapun…tidak berjumlah banyak melainkan hanya satu.”

Alkitab Menafsirkan Alktiab

Alkitab menafsirkan dirinya sendiri. Sebagai contoh, bacalah Daniel 2:31-45. Pada ayat 31-35, kita membaca tentang penglihatan Nebukadnezar, dan di ayat 36-45, kita membaca tafsiran Daniel untuk penglihatan tersebut. Allah memberikan penglihatan dan maknanya. Maka tidak ada keraguan mengenai makna dari penglihatan tersebut, dan kita tidak boleh menciptkan makna-makna yang berbeda dari yang dimaksukan Allah. Contoh lainnya adalah Yesaya 7:14. Di sini kita mendapatkan nubuat yang menakjubkan tentang kelahiran Mesias dari perawan. Siapakah Dia? Kapankah nubuat ini digenapi? Matius 1:22-23 secara eksplisit memberitahukan kita bahwa nubuat ini digenapi tidak lain di dalam Yesus Kristus pada masa Herodes Agung menjadi raja (Mat. 2:1).

Menafsirkan Alkitab di dalam Konteksnya

(6)

Di dalam menafsirkan Alkitab, konteks sangatlah penting. Apakah konteks ini? Konteks adalah bagian dari teks yang mendahului dan mengikuti teks yang bersangktuan.

Banyak guru palsu mengaku bahwa ajaran mereka berdasarkan Alkitab. Tetapi ketika diteliti dengan cermat, kita menemukan kebanyakan “ayat-ayat bukti” yang mereka berikan

sebenarnya telah diceraikan dari konteksnya. Sebagai contoh, seorang atheis dapat mengaku bahwa Alkitab mendukung pendapatnya bahwa Allah tidak ada. Dia dapat mengutip Mazmur 14:1 yang berbunyi: “Tidak (ada) Allah.” Tetapi pernyataan ini ketika dibaca di dalam

konteksnya ternyata memiliki maksud yang sangat berbeda: “Orang bebal berkata di dalam jantungnya: “Tidak (ada) Allah.” Ketika kita mengutip dari orang lain, kita ingin mengutipnya di dalam konteks. Tidak ada orang yang ingin dikutip di luar konteks yang sebenar nya, demikian juga Allah!

Alkitab Tidak Berkontradiksi dengan Alkitab

Dalam menafsirkan Alkitab, Alkitab tidak boleh dibenturkan dengan Alkitab. Jika penafsiran saya atas sebuah ayat atau perikop tertentu dari Alkitab bertentangan dengan apa yang diajarkan secara jelas dalam ayat-ayat atau perikop-perikop lain dari Alkitab, maka penafsiran saya pastilah salah. Sebagai contoh Yesus berkata dalam Yohanes 14:28, “Bapa lebih besar daripada Aku.” Jika saya menafsirkan bahwa Yesus adalah allah yang lebih rendah daripada Allah Bapa, maka saya telah berkontradiksi dengan pernyataan-pernyataan di mana Yesus menyatakan kesetaraan diriNya dengan Allah (bdk. Yoh. 1:1; 5:58; 10:30). Selain itu, kita memiliki banyak perikop dari bagian-bagian lain di dalam Alkitab yang berbicara tentang keilahian yang mutlak dari Kristus (mis. Kis. 20:28; Fil 2:5-11; Kol 2:9). Satu teks tunggal yang tampaknya bertentangan dengan banyak perikop lain di Alkitab harus ditafsirkan menurut terang kebenaran mayoritas. Dalam hal ini kebenaran mayoritaslah yang menang. Teks yang kabur harus dipahami menurut terang teks yang jelas.

(7)

Kita tidak boleh melupakan teologia di dalam penafsiran kita atas Alkitab. Sistem iman telah ditetapkan satu kali untuk selamanya di dalam kitab-kitab kanonis yang berjumlah 66 kitab. Maka adalah penting untuk penafsir Alkitab untuk mengetahui Teologia Kristen. Dia harus mengenal dengan baik doktrin-doktrin yang diajarkan di dalam Teologia Sistematika yaitu Teologia Proper, Antropologi Alkitabiah, Kristologi, Pneumatologi, Sotereologi, Eklesiologi dan Eskatologi. Teologia berfungsi sebagai pagar yang mencegah kita menyimpang atau meleset dari sasaran dalam penafsiran kita atas Alkitab sebagai contoh, Markus 16:16 berbunyi, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan.” Jika saya berkesimpulan bahwa ayat ini

mengajarkan bahwa seseorang bukan saja harus percaya kepada Yesus, tetapi juga harus melalui baptisan air untuk bisa diselamatkan, ini berarti saya sudah bertentangan dengan keseluruhan ajaran Alkitab yang jelas menyatakan dengan tegas bahwa keselamatan adalah oleh anugerah melalui iman kepada Kristus saja, dan bukan oleh perbuatan-perbuatan kita (Rm. 1:17; 5:1; Ef. 2:8-9; Tit. 3:5).

Orang-orang Karismatik Memelintir Alkitab

Ketika menafsirkan Alkitab sangatlah penting untuk menyadari bahwa para rasul tidak keliru dalam mengajar dan menulis Kitab-kitab Suci (1 Tes 2:13: 2 Pet 1:20-21; 2 Tim 3:16), dan dalam mengembalakan jemaat-jemaat (Kis 5:1-11; 19:13-17; 2 Kor 13:2-3; Gal 1:8; Yud 17).  (Buku Tersebut dapat diakses di www.febc.edu.sg dan merupakan mata-kuliah 2 SKS di STARA Sekolah Tinggi Alkitab Ruang Atas)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kediri Nomor 6 Tahun

Isi /etc/hosts ini bersesuai dengan penamaan server saat instalasi network. Dalam hal ini server diberi nama localhost.localdomain dengan alias localhost atau server. reference

Hasil dari dokumentasi ini digunakan untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas yang

angka Arab, sedangkan catatan kakinya ditempatkan pada dasar halaman 2 spasi di bawah garis melintang yang dibuat mulai dari batas kiri sepanjang 7 sentimeter,

Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antar persepsi terhadap pengembangan karir dengan kepuasan kerja pegawai Dinas Kehutanan Palembang

Hasil pekerjaan pelayanan kita akan diuji dengan api apakah berkualitas sebagai emas, perak, batu berharga ataukah seperti kayu, rumput kering dan jerami (I Kor.. Kesetiaan

Ke-7 Hal inilah yang dipakai orang-orang injili dalam menafsirkan Alkitab berdasarkan keyakinan.sedangkan alat-alat yang dipakai untuk penafsiran Alkitab adalah:

Adapun tujuan dari penelitian gagasan itu adalah untuk dapat merumuskan pokok-pokok pikiran, yang dapat membantu upaya menciptakan keseimbangan tata peran pelaku