MAKALAH
KISTA PERIODONTAL LATERALIS DAN
PENATALAKSANAANNYA
(Lateral periodontal cyst / LPC)
Penyusun:
Oleh : Galuh Panji Rakasiwi (121610101103)
BAGIAN BEDAH MULUT
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
UNIVERSITAS JEMBER
BAB I
Pendahuluan
Kista adalah rongga patologis yang berisi cairan, semi cairan ataupun seperti gas dan tidak dibentuk oleh penggumpalan nanah. Menurut WHO kista rahang terbagi menjadi dua kelompok besar yakni kista odontogen dan kista non-odontogen. Kista odontogenik adalah suatu rongga patologis yang berisi cairan, dilapisi epitel dan jaringan kolagen, yang berasal dari epitel odontogenik. Kista odontogenik terdiri dari berbagai macam jenis kista, seperti kista gingival, kista primordial, kista dentigerus, kista erupsi, kista periodontal lateralis, kista odontogenik botryoid, kista odontogenik glanduler.
Mayoritas kista berukuran kecil dan tidak menyebabkan pembengkakan di permukaan jariangan. Apabila tidak terjadi infeksi, maka secara klinis pembesaranya minimal dan berbatas jelas. Pembesaran kista dapat menyebabkan asimetri wajah, pergeseran gigi dan perubahan oklusi, hilangnya gigi yang berhubungan atau gigi tetangga, serta pergeseran gigi tiruan. Kista yang terletak di dekat permukaan dan telah meluas ke jaringan lunak, sering terlihat berwarna biru terang dan membran mukosa yang menutupi sangat tipis.
Penatalaksanaan kista terdiri dari dua cara, yaitu enukleasi atau marsupilisasi. Merupakan proses pengangkatan seluruh lesi kista tanpa terjadinya perpecahan pada kista. Merupakan metode pembedahan yang menghasilkan surgical window pada dinding kista, mengevakuasi isi kista dan memelihara kontinuitas antara kista dan rongga mulut, sinus maksilary atau rongga nasal. Kedua cara ini mempunyai indikasi masing-masing. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang salah satu macam kista odontogen yaitu kista periodontal lateralis beserta penatalaksanaanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran awal
Kista periodontal lateralis (LPC) merupakan jenis kista primordial non-keratinized dan noninflammatory yang tumbuh dari sisa-sisa epitel dental lamina yang tertinggal di daerah tulang di regio interradiculerulang crestal atau didaerah tulang setinggi setinggi setengah panjang akar. Oleh karena itu kista jenis ini akan tumbuh di antara gigi, baik di mandibula maupun maksila. Predileksi terbesar adalah di regio caninus dan premolar. Kista periodontal lateral terbanyak ditemukan pada usia 21 tahun dan mempunyai predileksi tumbuh ada laki-laki.
Gambar 1. Gambar Ilustrasi kista periodontal lateralis
Botryoid odontogenic cyst meruakan diagnosa banding dari lateral periodontal cyst karena diangga sebagai bentuk variasi dari lateral periodontal cyst. Diagnosa banding lainnya adalah odontogenic keratocyst karena tumbuh dari sel-sel primordial, yaitu sel-sel dental lamina. Perlu dipertimbangkan untuk membandingkan dengan pertumbuhan awal suatu ameloblastoma atau odontogenic myxoma. Pemikiran bahwa lesi merupakan suatu squamos odontogenic tumor juga harus dipertimbangkan, karena letak pertumbuhan yang sama di regio premolar.
Kista jenis ini tumbuh dari sisa-sisa epitel dental lamina yang berada dimukosa regio puncak prosesus alveolaris yang dikenal dengan epitel rest of Serres dan epitel jenis ini dapat pula ditemukan di dalam tulang alveolar (interradicular bone).
B. Gambaran Klinis dan Radiografi
Kista Periodontal lateralis kecil muncul sebagai sebuah pembengkakan jaringan lunak, sedikit lebih rendah atau berada di daerah interdental papilla. Gambaran radiografi kista ini berbentuk radiolusen oval (kadang-kadang teardrop-shaped), jelas terlihat, dengan sebuah bentukan margin yang buram di sepanjang permukaan akar gigi. Tidak ada gejala klinis terkait dan bentuk akar yang divergensi mungkin dapat dijumpai. LPC sering terlihat sebagai sebuah monocystic radiolucency dan polycistic multilocular. Kebanyakan LPC berukuran kecil (kurang dari 1 cm dalam diameter ), namun ada juga yang lebih besar. Lesi ini tumbuh dengan lambat dengan kecepatan memperbesar 0,7 mm per tahun dan menyebabkan pembesaran gingiva.
Gambar 2. Gambaran Radiografi kista periodontal lateralis
C. Diagnosis
Kista periodontal lateralis biasanya ditemukan secara kebetulan selama pemeriksaan rutin radiologi dan biasanya asymptomatik. Pembengkakan terkadang terlihat pada permukaan labial gingiva namun bisa juga itu adalah abses periapikal atau periodontal. Diagnosa harus berdasarkan riwayat, klinis dan pemeriksaan radiologi, serta tes vitalitas gigi. Mayoritas kasus kista ini adalah pada pulpa yang masih vital. Gambaran interradicular radiolusensi harus dibedakan dengan dengan radiolucencies anatomi, seperti foramen mental, rahang sinus dan nutrisi; saluran kista pulpal dari asal, kista lain, dan odontoma atau tumor lain.
D. Gambaran Histopatologis (HPA)
Gambaran HPA kista periodontal lateralis dilapisi oleh lapisan tipis yang terdiri atas 2-3 lapisan epitel nonkeratinized yang didukung oleh jaringan ikat fibrous. Pada lapisan ini akan terlihat gambaran regio yang mengalami pemadatan atau terlihat plaque yang berbentk lumen dan mendorong keluar lapisan epitel tersebut ke arah luar atau dalam lumen. Berikut ini gambaran HPA kista periodontal lateralis :
Gambar 3. Gambaran HPA kista periodontal lateralis
E. Perawatan
Rencana perwatan pada kista periodontal lateralis adalah dengan enukleasi lesi yang umumnya tidak ada kecenderungan untuk terjadi rekuren. Enukleasi merupakan suatu proses untuk mengambil semua lesi kista. Mengambil semua lesi kista tanpa rupture. Pada proses pembedahan diperlukan perhatian kusus karena dekat dengan struktur akar gigi.
BAB III Pembahasan
III.1 Kista Periodontal Lateralis
Kista odontogenik adalah suatu rongga patologis yang berisi cairan, dilapisi epitel dan jaringan kolagen, yang berasal dari epitel odontogenik. Epitel pada pembentukan kista di rahang berasal dari sisa jaringan lamina dentis dan sisa sel dari Serres (cell rests of Serres) dan penyusutan epitel email yang menyusun folikel dentin akibat pertumbuhan gigi dan sisa sel dari Malassez (cell rests of Malassez)
Jaringan epitel sisa yang timbul mengikuti pembentukan masa perkembangan gigi bisa berasal dari tiga sumber yang masing-masing bertanggung jawab terhadap kista tersebut. Pertama, sel-sel epitel yang masih menetap setelah disolusi dari lamina dental, yang disebut dengan sisa sel dari Serres. Sel ini menimbulkan keratokista odontogenik dan juga bisa menimbulkan pertumbuhan kista periodontal lateralis serta kista gingiva dewasa.
Gambar 4. Menunjukkan sumber potensial dari epitel odontogenik yang bertanggung jawab tehadap timbulnya kista odontogenik
Kista periodontal lateral merupakan perkembangan kista non-keratin yang terjadi pada perlekatan atau bagian lateral dari akar gigi. Kista ini dipercaya berhubungan dengan proliferasi dari rest (sisa) dental lamina. Kista periodontal lateral menjadi patogen berhubungan dengan kista gingival pada orang dewasa; pembentukannya dipercaya dari lamina gigi yang tersisa didalam tulang, dan pada gingival kista lamina tertinggal pada
jaringan lunak diantara epitelium dan periosteum (restofserres). Hubungan keduanya adalah distribusi yang sama pada kandungan konsentrasi lamina dental, dan keduanya identik secara histologi. Bedanya, kista periapikal biasanya ditemukan pada daerah apikal, dimana yang ditemukan adalah sisa sel malasses yang banyak.
Kista periodontal lateral dan kista gingival pada dewasa banyak di temui pada gigi premolar mandibula dan regio cuspid dan juga pada daerah ini. Pada maksila, lesi biasanya ditemukan pada regio insisif. Kista Periodontal lateral biasanya lebih cenderung menyerang laki–laki dengan distribusi 2 hinga 1. Kista Gingival pada dewasa tidak menunjukan kecenderungan kelamin. Median usia untuk kedua tipe ini adalah diantara dekade ke-lima dan ke-enam, yaitu berkisar antara 20-85 tahun untuk kista periodonta lateral dan 40-75 tahun untung kista gingiva pada dewasa.
Radiografi kista periodontal lateralis memperlihatkan daerah radiolusen ovoid ataupun bundar yang berbatas tegas dengan tepi sklerotik. Kista terletak di sustu tempat antara apeks dan tepi servikal gigi. Terbanyak berdiameter kurang dari 1 cm, tetapi beberapa lebih besar dan bisa melibatkan seluruh akar.
III.2 Penatalaksanaan Kista Periodontal Lateralis
III.2.1 Tujuan Dasar Bedah
a. Menghilangkan kondisi patologis
Tujuan terapeutik dari semua prosedur bedah ekstirpatif adalah untuk membuang keseluruhan lesi dan tidak meninggalkan sel yang dapat berproliferasi dan menyebabkan rekurensi.
b. Rehabilitasi fungsional pasien
Setelah prosedur pengangkatan lesi dilakukan, hal yang paling penting adalah memperhatikan defek residual akibat bedah ekstirpatif tersebut. Defek-defek tersebut dapat berupa mild obliterationof the labial sulcus atau defek pada alveolus setelah pengangkatan benign odontogenic tumor. Hasil terbaik diperoleh saat prosedur rekonstruksi sudah dipertimbangkan sebelum eksisi lesi dilakukan. Metode graft, prinsip fiksasi, defisit jaringanlunak, rehabilitasi dental, dan persiapan pasien harus dievaluasi secara keseluruhan dan dapat ditangani dengan adekuat\
III.2.2 Manajemen Bedah dari Kista Periodontal lateralis
Rencana perawatan ada kasus kista periodontal lateralis adalah dengan tehnik enukleasi. Enukleasi merupakan suatu proses dimana dilakukan pembuangan total dari lesi kista.Sebuah kista dapatdilakukan prosedur enukleasi dikarenakan lapisan dari fibrous connective tissue diantara komponen epitelial (yang membatasi aspek interior kista) dan dinding tulang dari kavitas kista. Lapisan ini memperkenankan cleavage plane untuk melepaskan kista dari kavitas tulang.
Enukleasi kista harus dilakukan dengan hati-hati, sebuah usaha untuk mengangkat kista dalam satu potongan tanpa fragmentasi, yang akan mengurangi kesempatan rekurensi. Namun pada praktiknya, pemeliharaan keutuhankista tidak selalu dapat terjaga, hancurnya potongan kista dapat terjadi.
Enukleasi merupakan perawatan pilihan untuk pengangkatan kista pada rahang dan seharusnya digunakan pada kista yang dapat diangkat dengan aman tanpa terlalu membahayakan jaringan sekitar. Keuntungan utamanya adalah pemeriksaan patologis dari keseluruhan kista dapat dilakukan. Keuntunganlainnya adalah initial excisional biopsy (enukleasi) juga telah merawat lesi. Pasien tidak harus merawat marsupialcavity dengan irigasi konstan.Setelah akses flap mukoperiosteal sembuh, pasien tidak lagi terganggu dengan kavitas kista.
Kerugian Jika terdapat indikasi-indikasi untuk melakukan marsupialisasi, maka akan terdapat banyak kerugian untuk prosedur enukleasi.Sebagai contoh, dapat membahayakan jaringan normal, fraktur tulang rahang dapat terjadi,atau gigi dapat menjadi non-vital.
Berikut ini tehnik enukelasi:
1. Antibiotik profilaksis tidak diperlukan, kecuali jika pasien menderita penyakit sistemik tertentu.
2. Untuk kista yang besar, dapat dilakukan mucoperiosteal flap Ddan akses ke kista didapatkan melalui labial plate of bone, yang meninggalkan alveolar crest tetap utuh untuk memastikan tinggi tulang adekuat setelah penyembuhan.
3. Saat akses ke kista sudah didapatkan melalui pengunaan osseus window, dokter gigi mulai mengenukleasi kista
4. A thin-bladed curettage merupakan instrumen yang paling tepatuntuk memotong conective tissue layer dinding kista dari kavitas tulang. Permukaan yang cekung harus selalu menghadap ke kavitas tulang, sedangkan bagian yang cembung melakukan pemotongan/pelepasan kista. Tahap ini harus dilakukan dengan sangat
hati-hati untuk menghindari hancurnya kista. Terlebih lagi, kista akan lebih mudah terlepas dari kavitas tulang saat intracystic pressure dijaga.
5. Saat kista telah berhasil diangkat, kavitas tulang harus diperiksa, adalah jaringan kista yang tertinggal. Mengirigasi dan mengeringkan kavitas dengan gauze akan mempermudah pemeriksaan. Jaringan kista yang tersisa diangkat dengan kuret.
6. Daerah-daerah tepi kavitas tulang dihaluskan dengan bone file sebelum ditutup.
7. Setelah itu, watertight primary closure seharusnya didapatkan dengan appropriately positioned sutures.
8. Kavitas tulang akan berisi blood clots, yang akan menghilang seiring berjalannya waktu. Gambaran radiografis akan pertumbuhan tulang akan tampak dalam waktu 6 hingga 12 bulan.
9. Jika primary closure rusak dan luka bekas operasi terbuka, luka diirigasi dengan salin steril, dan anappropriate length of strip gauze sedikit dipenuhi dengan antibiotic ointment seharusnya dimasukkakan kedalam kavitas dengan lembut. Prosedur ini dilakukan setiap 2-3 hari sekali, secara bertahap dikurangi seiring dengan pemulihan luka.
Enukleasi meliputi pembuangan menyeluruh pelapis kista dan isinya. Kuretase menunjuk kepada pembuangan bertahap dinding kista menggunakan kuret.P endekatan intraoral biasanya merupakan metode pilihan untuk enukleasi meskipun kadang diindikasikan pendekatan melalui kulit submandibula. Untuk memperoleh keuntungan maksimum dari metode ini, umumnya dilengkapi dengan penutupan primer, meskipun pada kenyataannya dapat dikombinasikan dengan open packing.
Kista harus dihilangkan seluruhnya tanpa menyobek atau menusuk. Ketika memisahkan lapisan kista dari inferior alveolar neurovascular bundle, lantai antral, dan apikal gigi, harus diberikan perhatian yang besar. Lebih disarankan diseksi dengan menggunakan instrumen tumpul. Pada tempat dimana lapisan kista menempel ke kavitas, sebuah kasa gukung dipegang dengan menggunakan haemostat dan dimasukkan di antara kavitas dan pelapis kista. Sebaliknya, kista dapat diaspirasi sehingga kantung menyusut dan akses serta jarak penglihatan meningkat. Setelah enukleasi, pekerjaan yang dianjurkan pada gigi seperti pengisian akar, apicectomy, pengisian akar retrogade, atau ekstraksi dilakukan. Sekali irigasi menyeluruh dan inspeksi kavitas dan marginnya dilakukan, penutupan dengan jahitan sebaiknya dilakukan.
Manajemen Postoperatif sebaiknya jahitan dibuka paling baik 10 hari setelah operasi, dimana oedema pada tepi luka telah selesai, membuat hal ini menjadi mudah. Jika hal ini dicoba lebih awal, terdapat risiko membuka perbaikan (penyembuhan) selagi mencoba untuk
mengidentifikasi dan memotong jahitan yang ketat.Selain dari pentingnya tindak lanjut radiologis semua kista hingga terjadi penyembuhan tulang menyeluruh, tidak perlu terapi lebih lanjut.
Keuntungan Enukleasi
Semua pelapis kista dihilangkan, oleh karena itu, tidak ada kekhawatiran akan adanya perubahan neoplastik pada sisa-sisa pelapis.
Terjadi penyembuhan yang cepat karena luka ditutup secara primer. Kerugian Enukleasi
Pada orang muda, benih gigi atau gigi yang tidak erupsi yang terlibat dengan kista dikestraksi ataudihilangkan dengan pelapis kista.
Fraktur patologis rahang dapat terjadi pada enukleasi kista besar Prosedur membahayakan struktur vital yang berdekatan
Observasi langsung penyembuhan luka jika marsupialisasi tidak mungkin
Daftar Pustaka
Danudiningrat CP. Kista odontogen dan nonodontogen. Surabaya: Airlangga University Press; 2006.p.26-28
Lima, Antônio ASD et al. Lateral periodontal cyst: aetiology, diagnosis and clinical significance. A review and report of case. Rev. de Clín. Pesq. Odontol., v.1, n.4, abr./jun. 2005