• Tidak ada hasil yang ditemukan

NERACA NITROGEN DAN ENERGI SERTA KUALITAS SEMEN KAMBING KACANG YANG MENGKONSUMSI STANDINGHAYLAGE HASIL FERMENTASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NERACA NITROGEN DAN ENERGI SERTA KUALITAS SEMEN KAMBING KACANG YANG MENGKONSUMSI STANDINGHAYLAGE HASIL FERMENTASI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

NERACA NITROGEN DAN ENERGI SERTA KUALITAS

SEMEN KAMBING KACANG YANG MENGKONSUMSI

STANDINGHAYLAGE HASIL FERMENTASI

(Nitrogen and Energy Balance and Semen Quality of Local Goat

Fed Fermented Kume Grass Standinghaylage)

H.L.L.BELLI danNATHAN G.F.KATIPANA

Fakultas Peternakan, Universitas Nusa Cendana, Jl. Adisucipto, Kupang

ABSTRACT

The experiment was conducted to study the nitrogen and energy balance, semen quality of local goat fed kume grass standinghaylage fermented for 30 days using palm sugar as carbohydrate source and local chickens feces as nitrogen source. Twenty local goats of one year old with average initial body weight of 10 ± 1.5 kg were used in this experiment. The treatments in this experiment were standinghaylage kume grass as control (R0), R0 + palm sugar 3% (R1), R1 + local chickens feces 15% (R2), R1 + local chickens feces 30%

(R3), and R1 + local chickens feces 45% (R4) of kume standinghay weight. The diets were offered 8 – 10

times a day. Parameter measured were nitrogen and energy balance, pH, Volume and consistence of semen and spermatozoa’s concentration. The experimental design applied was the completely randomized design of 5 treatments and 4 replications (one local goat of each replication). Experiment results indicate that effect of treatment is significant (P < 0.05) on the increase of nitrogen and energy retention, consistence of semen and spermatozoa’s concentration as the level of local chickens feces increased, but it is not significant on pH and semen volume, between using local chickens feces of 30% (R3) and 45% (R4).

Key Words: Standinghyalage, Palm sugar, Local Chickens feses, Fermeted, Semen quality, Nitrogen and energy balance

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari neraca nitrogen dan energi serta kualitas semen kambing kacang yang mengkonsumsi standinghaylage hasil fermentasi anaerob selama 30 hari, dengan memanfaatkan gula lontar sumber karbohidrat dan feses ayam sumber nitrogen. Penelitian ini menggunakan 20 ekor ternak kambing lokal dengan bobot badan 10 ± 1,5 kg. Perlakuan yang diberikan adalah standinghay rumput kume sebagai kontrol (R0), R0 + gula lontar 3% (R1), R1 + feses ayam kampung 15% (R2), R1 + feses ayam

kampung 30% (R3) dan R1 + feses ayam kampung 45% (R4) dari berat standinghay rumput kume. Ransum

diberikan 8 – 10 kali perhari. Peubah yang diamati adalah neraca nitrogen dan energi, pH, volume dan kekentalan semen serta konsentrasi spermatozoa. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Tiap ulangan tediri atas satu ekor ternak kambing lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan nyata (P < 0,05) meningkatkan retensi nitrogen dan energi, kekentalan semen dan konsentrasi spermatozoa, sesuai dengan peningkatan level feses ayam tetapi antara level feses ayam 30% (R3) dan 45% (R4) tidak berbeda nyata. Sebaliknya perlakuan tidak nyata berpengaruh

terhadap pH dan voluma semen.

Kata Kunci: Standinghaylage, Gula Lontar, Feses Ayam, Fermentasi, Kualitas Semen, Neraca Nitrogen dan Energi

PENDAHULUAN

Standinghay rumput kume (Sorghum plumosum Beauv. var. Timorense) adalah

rendah ditandai dengan kandungan neutral detergen fiber (NDF) 89%, kandungan protein 1,83% (GHUNU, 2003), nilai kecernaan 42% (JELANTIK, 2001) dan sifat keambaan yang

(2)

standinghay tersebut tidak mencukupi kebutuhan zat-zat gizinya. Menurut HARYANTO et al. (2004) apabila kualitas pakan jelek maka jumlah yang dimakan harus banyak agar kebutuhan ternak ruminan terpenuhi. Hal ini tidak dapat dilakukan karena terbentur pada kapasitas rumen yang terbatas dan adanya sifat keambaan yang tinggi dari standinghay tersebut.

Standinghay rumput kume memiliki kualitas rendah tetapi menurut BANERJEE (1982) merupakan sumber energi yang potensial sehingga menurut IBRAHIM (1983) perlu diberi sentuhan teknologi. Salah satu teknologi yang dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas standinghay rumput kume tersebut adalah fermentasi anaerob menjadi standinghaylage. HARTATI dan KATIPANA (2006) menemukan bahwa fermentasi anaerob pada standinghay rumput kume dengan memanfaatkan gula lontar sumber karbohidrat dan feses ayam kampung sumber nitrogen meningkatkan kualitas standinghay tersebut. Persoalannya apakah standinghay rumput kume yang berkualitas rendah setelah difermentasi menjadi

standinghaylage dengan kualitas yang lebih baik memiliki nilai hayati yang lebih tinggi, masih perlu dicobakan pada ternak ruminan untuk melihat respon ternak tersebut terhadap standinghaylage. Salah satu respon ternak ruminan dapat dipelajari dari neraca nitrogen dan energi, pH, volume dan kekentalan semen serta konsentrasi spermatozoa, sehingga penelitian ini telah dilakukan.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini menggunakan 20 ekor kambing lokal, berumur satu tahun dengan rataan bobot badan 10 ± 1.5 kg. Lima macam pakan yaitu standinghay rumput kume (R0), R0 + 3% gula lontar (R1), R1 + 15% feses ayam kampung (R2), R1 + 30% feses ayam kampung (R3), dan R1 + 45% feses ayam kampung (R4) dari berat kering standinghay rumput kume, dicobakan selama dua bulan dalam penelitian ini. Pakan diberikan sekitar 3% dari bobot badan kambing dan pemberiannya dilakukan sebanyak 8 – 10 kali per hari dan air minum disediakan setiap saat.

Tabel 1. Nilai gizi standinghay dan standinghaylage hasil fermentasi menggunakan gula lontar dan feses ayam

Jenis perlakuan level feses ayam Jenis zat gizi Standinghay rumput

kume (R0) 0% (R 1) 15% (R2) 30% (R3) 45 (R4) Bahan kering, % 89,84 66,67 66,29 66,34 66,87 % Bahan kering Protein 2,56 5,18 7,72 9,75 10,86 Lemak 1,47 1,66 1,87 1,92 1,87 Serat kasar 38,75 34,47 32,22 28,43 27,97 BETN 44,82 45,92 46,34 50,21 49,45 Abu 12,40 12,77 11,85 9,69 9,85 Ca 0,38 0,64 0,84 1,22 1,29 P 0,16 0,52 0,55 0,57 0,72 Energi, Kkal/kg 4041 4060 4038 4155 4186 Dinding sel (%): NDF 88,98 81,76 75,38 69,29 68,75 ADF 66,16 62,12 58,55 55,85 54,77 Selulosa 40,28 34,19 30,01 27,29 26,31 Hemiselulosa 22,82 19,64 16,83 13,64 13,98

(3)

Nilai gizi pakan perlakuan hasil analisis Lab. Almira, Kupang disajikan pada Tabel 1. Ternak kambing ditempatkan dalam kandang individual yang dilengkapi dengan tempat makan dan minum.

Pengamatan neraca nitrogen dan energi dilakukan menggunakan metoda koleksi total (MCDONALD et al., 1988) selama 7 hari menjelang penelitian berakhir. Penampungan semen kambing menggunakan vagina buatan, dilakukan satu kali pada akhir penelitian. Pengujian semen segar meliputi volume, konsistensi, pH dan konsentrasi spermatozoa.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Tiap ulangan terdiri atas satu ekor kambing lokal. Data dianalisis keragaman sesuai rancangan percobaan yang digunakan dan beda antar perlakuan dilakukan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) berdasarkan petunjuk HANAFIAH (1991).

HASIL DAN PEMBAHASAN Neraca nitrogen dan energi

Neraca nitrogen dan energi adalah imbangan antara nitrogen atau energi yang

dikonsumsi dengan nitrogen atau energi yang dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses dan air seni. Perbedaan diantaranya merupakan jumlah nitrogen atau energi yang ditahan tubuh (retensi) dalam bentuk produk. Hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa retensi nitrogen dan energi akibat perlakuan yang diberikan dalam keadaan positif dan nyata (P < 0,05) meningkat sesuai dengan peningkatan level feses ayam kampung, tetapi antara level 30% (R3) dan level 45% (R4) tidak nyata berbeda. Nampak bahwa retensi nitrogen dan energi mengikuti pola konsumsi dan kecernaan zat-zat yang ditemukan KATIPANA danHARTATI (2006) pada kambing lokal yang mendapat perlakuan yang sama dengan perlakuan pada penelitian ini.

Data pada Tabel 2 juga menunjukkan bahwa konsumsi nitrogen dan energi akibat pemberian standinghay rumput kume (R0) rendah, yakni untuk konsumsi nitrogen hanya cukup untuk kebutuhan mikroorganisme rumen dan energi masih dibawah kebutuhan minimal yakni 1400 kkal tetapi masih ada nitrogen dan energi yang diretensi di dalam tubuh. Hal ini mungkin terjadi karena laju digesta makanan di dalam saluran pencernaan rendah, seperti yang ditemukan KATIPANA dan MANAFE (2005)

Tabel 2. Retensi nitrogen dan energi pada kambing lokal yang mengkonsumsi standinghay dan standinghaylage rumput kume hasil fermentasi menggunakan gula lontar dan feses ayam

Jenis perlakuan level feses ayam Parameter Standinghay rumput

Kume (R0) 0% (R1) 15% (R2) 30% (R3) 45% (R4) Uji statistik Bahan kering, g/ekor/hari 321,66a 356,26b 395,58c 479,83d 476.,35d P < 0,05 Nitrogen masuk, g/ekor/hari 1,32a 2,95b 4,89c 7,49d 8,28d P < 0,05 Nitrogen keluar, g/ekor/hari 0,98a 2,01b 3,54c 5,85d 6,65d P < 0,05 Retensi nitrogen, g/ekor/hari 0,34a 0,94b 1,35c 1,64d 1,63d P < 0,05 Retensi protein, g/ekor/hari 2,13a 5,88b 8,44c 10,25d 10,19d P < 0,05 Energi masuk, kkal/ekor/hari 1299,83a 1446,42b 1597,35c 1993,70d 1994,00d P < 0,05 Energi keluar, kkal/ekor/hari 1109,60a 1202,23b 1307,13c 1614,77d 1608,24d P < 0,05 Retensi energi, 190,3a 244,19b 290,22c 378,93d 386,76d P < 0,05

(4)

pada ternak kambing lokal yang mendapat perlakuan yang sama seperti pada penelitian ini. Menurut Maynard dan LOOSLY (1969), makanan yang tertahan lama di dalam saluran pencernaan menyebabkan kesempatan untuk dicerna lebih lama sehingga zat-zat gizi menjadi cukup tersedia. Menurut HAFEZ dan DYER (1969), hal ini dilakukan ternak sebagai suatu cara penyesuaian ternak terhadap kualitas pakan yang dikonsumsi. Di lain pihak, pemberian makanan dilakukan sebanyak 8 – 10 kali per hari ikut mempengaruhi ketersediaan zat-zat makanan bagi ternak, karena menurut BAUMGARDT (1969) lebih banyak frekuensi pemberian makanan akan meningkatkan proses kecernaan dan efisiensi penggunaan makanan.

Kualitas semen

Data pada Tabel 3 memperlihatkan bahwa nilai pH semen pada masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata, yaitu rata-rata 6,8. Nilai pH ini menurut SALIBURY dan VAN DEMARK (1961; 1985) berada pada kisaran pH normal yaitu 6,5 – 8,0, karena adanya kemampuan penyangga dari semen terhadap perubahan pH yang dapat terjadi akibat aktivitas metabolisme dari spermatozoa, agar spermatozoa tersebut tidak mati.

Volume semen juga tidak berbeda diantara perlakuan tetapi cendrung meningkat sesuai dengan meningkatnya level feses ayam kampung dan meningkatnya retensi nitrogen dan energi, yakni berkisar dari 0,85 – 1,34 ml.

Voluma semen pada ternak kambing berkisar dari 0,1 – 1,5 ml (GALL, 1981; JAINUDEEN et al., 2000) tergantung umur, musim, baru pertama kali atau sudah beberapa kali mengeluarkan semen atau tidak, lingkar skrotum dan ketersediaan zat-zat gizi dari makanan yang dimakan (GALL, 1981; BANERJEE, 1982; ISUNAGA, 1993; PARAKKASI, 1999). Kekentalan semen nampak berubah dari agak encer menjadi kental sesuai dengan peningkatan retensi nitrogen dan energi, akibat perlakuan peningkatan level feses ayam, tetapi antara level 15% (R2), 30% (R3) dan 45% (R4) tidak berbeda satu dengan lainnya. Konsentrasi spermatozoa berkisar antara (1,86 – 6,84) x 108/ml, tidak berbeda dari yang dikemukakan oleh GALL (1981) serta RITA dan SALAMON (1982) yang berkisar antara (0,17 – 6,0) x 108/ml. Peningkatan konsistensi semen dan konsentrasi spermatozoa ada kaitan dengan peningkatan retensi nitrogen dan energi dan zat-zat gizi lainnya akibat perlakuan yang diberikan. Menurut BANERJEE (1982) makin banyak karbohidrrat, mineral dan protein di dalam semen makin kental semen tersebut dan menurut PARAKKASI (1997) adanya retensi nitrogen atau protein tidak saja dipakai untuk menghasil produk seperti daging, telur dan sebagainya tetapi juga dipakai untuk membentuk spermatozoa. Jadi peningkatan retensi nitrogen dan energi akibat peningkatan evel feses ayam menyebabkan konsistensi semen dan konsentrasi spermatozoa ikut meninngkat.

Tabel 3. pH, konsistensi dan volume serta konsentrasi spermatozoa pada kambing yang mengkonsumsi Standinghay dan Standinghaylage rumput Kume hasil fermentasi menggunakan gula lontar dan feses ayam

Jenis perlakuan level feses ayam Parameter rumput Kume Standinghay

(R0) (R0% 1) 15% (R2) 30% (R3) 45% (R4) Uji statistik pH 6,8 6,8 6,8 6,8 6,8 P > 0,05 Voluma, ml 0,85 1,25 1,35 1,35 1,40 P > 0,05 Konsistensi Agak encer Agak kental kental Kental Kental - Konsentrasi,X108 /ml 1,86 3,15 4,89 6,92 6,84 P < 0,05

(5)

KESIMPULAN

Peningkatan kualitas standinghay rumput kume dengan teknologi fermentasi menggunakan gula lontar sumber karbohidrat dan feses ayam kampung sumber nitrogen menjadi standinghaylage rumput kume telah meningkatkan retensi nitrogen dan energi, kekentalan semen dan konsentrasi spermatozoa tetapi tidak mempengaruhi pH dan volume semen.

DAFTAR PUSTAKA

BANERJEE, G. C. 1982. A Text Book of Animal Husbandry. Oxford and IBH Publishing Co., Calcuta – Bombay – New Delhi.

BAUMGARDT, G.R. 1969. Voluntary feed inake. In:

Animal Growth and Nutrition. Hafez, E.S.E and I.A. Dyer. 1969. Lea & Febiger, Philadelphia. pp. 135 – 136.

GALL, C. 1981. Goat Production. Academic Press. London. pp 171 – 191.

GHUNU, S. 2003. Efek Biokonversi Rumput Kume Kering Dengan Jamur Tiram Putih Terhadap Pertumbuhan Ternak Kambing. Laporan Penelitian Politeknik Pertanian Kupang. HAFEZ,E.S.E.andI.A.DYER. 1969. Animal Growth

and Nutrition. Lea & Febiger, Philadelphia. HANFIAH,KEMAS ALI. 1991. Rancangan Percobaan:

Teori dan Aplikasi. Rajawali Press, Jakarta. HARTATI,ERNA danNATHAN,G.F.KATIPANA. 2006.

Sifat Fisik, Nilai Gizi dan Kecernaan in vitro

Standinghaylage Rumput Kume Hasil Fermentasi Menggunakan Gula Lontar dan Feses Ayam. Laporan Penelitian Fapet Undana (Belum dipublikasi).

HARYANTO,B.,SUPRIYATI danSRI NASTITI JASMANI. 2004. Pemanfaatan probiotik dalam bio-proses untuk meningkatkan nilai nutrisi jerami padi untuk pakan domba. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 – 5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 298 – 304.

IBRAHIM, M.N.M. 1983. Physical, Chemical, Physico-chemical and Biological Treatment of Crops Residues. An Overline I Workshop. AFAR, Los Banos.

ISMAYA. 1993. Hubungan antara besar skrotum dengan voluma semen, motalitas dan konsentrasi spermatozoa pada domba lokal. Bull. Peternakan 17: 34 – 37.

JAINUDEEN, M.R. and E.S.E. HAFEZ. 2000. Sheep and goat. In: Reproduction in Farm Animals. 7th Ed. HAFEZ, E.S.E.and B. HAFEZ (Eds.). Lippincott Williams & Williams.

KATIPANA,N.G.F.danJ.I.MANAFE. 2005. Kinetika Rumen dan Laju Digesta pada Ternak Kambing yang mengkonsumsi Standinghaylage Hasil Fermentasi Menggunakan Gula Lontar dan Feses Ayam. Laporan Penelitian, Fapet, Undana (Belum dipublikasi).

MAYNARD, L.A. and J.K. LOOSLI. 1969. Animal Nutrition. Tata McGraw-Hill Publishing Company LTD, Bombay, New Delhi.

PARAKKASI, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Penerbit Universitas Indonesia.

RITA, A.J. dan S. SALAMON. 1982. Effects of Seminal Plasma and Its Removal and Egg Yolk in the Diluent on the Survival of Fresh and Frozen-thowed Spermatozoa of Angora Goat. Aust. J. Bio. Sci. 35: 305 – 312.

SALISBURY, G.W. and N.L. VAN DEMARK. 1961. Physiology of Reproduction and Artificial Insimination of Cattle. W.H. Freeman and Company, USA.

SALIBURY, G.W. and N. L. VAN DEMARK. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Insiminasi Buatan Pada Sapi. Gajah Mada University Press, Yogyakarta (Diterjemahkan oleh R.DJANUAR).

Gambar

Tabel 1. Nilai gizi standinghay dan standinghaylage hasil fermentasi menggunakan gula lontar dan feses ayam
Tabel 2.  Retensi nitrogen dan energi pada kambing lokal yang mengkonsumsi standinghay dan
Tabel 3.  pH, konsistensi dan volume serta konsentrasi spermatozoa pada kambing yang mengkonsumsi

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini adalh sebagai berikut: (1) Dalam upaya proses desain produk baru atau pengembangan produk, perusahaan perlu untuk mengadopsi

te rlihat sebagai garis lurus. Kalkulus memberikan suatu limif untuk proses pembesaran ini yaitu kurva akan menyerupai gar is 1urus pada pembesaran yang tak

Net cash flows used in financing activities Kenaikan bersih kas dan setara kas 174,802 268,066 Net Increase in cash and cash equivalents Dampak perubahan kurs terhadap kas dan.

Berdasarkan data-data dan tabel-tabel tersebut diatas terlihat bahwa Indomie memang masih diunggulkan dan masih paling banyak diminati konsumennya karena produk

Kredit adalah sejumlah dana yang dipinjamkan oleh bank kepada pihak lain, baik itu yang bersifat perorangan ataupun badan usaha, di mana dalam proses tersebut dilakukan

Adapun judul dari skripsi ini yaitu ” PENGUJIAN PERFORMANSI MESIN PENGERING TENAGA SURYA DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERSIRIP DAN PRODUK YANG DIKERINGKAN CABAI

Entitas - entitas tersebut harus diberi nama dengan suatu kata benda entitas yang sama bisa digunakan lebih dari sekali atas suatu diagram aliran data tertentu

 *.PPTX ( Power Point Presentation ), yang yang merupakan data dalam bentuk XML dan hanya tersedia dalam Power Point 12. Presentasi merupakan kegiatan yang penting dalam