42 3.1Metode Penelitian yang digunakan
3.1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah objek yang diteliti dan dianalisis. Dalam penelitian ini yang menjadi objeknya adalah proses bisnis internal yang akan berpengaruh pada kinerja keuangan yang diukur dalam tingkat Return On Invesment (ROI) pada Rumah Sakit Cahya Kawaluyan, Jln. Parahyangan Km 3 Kota Baru Parahyangan Kabupaten Bandung Barat 40553.
3.1.2 Metode Penelitian
Sugiyono (2010:05) mengatakan bahwa “Metode Penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”
Ada beberapa jenis metode penelitian yang dapat dilakukan oleh seorang peneliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dengan metode ini penulis mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah dengan berbagai cara yang bukan melalui eksperimen seperti mengedarkan kuesioner, tes, wawancara teratur dan sebagainya.
Dilihat dari tujuannya, penelitiaan ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif
3.2Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian 3.2.1 Definisi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:58) “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.
Dua jenis variabel ditentukan dalam penelitian ini, yang terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.
3.2.1.1Variabel independen
Variabel independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan terhadap variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (variabel bebas) adalah BOR, ALOS, BTO dan TOI, di mana dalam penelitian yang dilakukan oleh Maskur pada tahun 2004 dikatakan bahwa variabel-variabel tersebut merupakan identifikasi proses bisnis internal yang terjadi di Rumah Sakit Kariadi Semarang.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1171/Menkes/Per/VI/2011 menjelaskan bahwa pengertian dari variabel-variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. BOR (Bed Occupancy Rate) yaitu pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai Parameter BOR yang ideal adalah 60 % sampai dengan 85%
2. (Average Length of Stay) yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6 sampai dengan 9 hari.
3. BTO (Bed Turn Over) yaitu frekuensi pemakaian tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun). Indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada pemakaian tempat tidur. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40 sampai dengan 50 kali.
4. TOI (Turn Over Interval) yaitu rata-rata hari di mana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong/tidak terisi pada kaisar 1 sampai dengan 3 hari.
3.2.1.2Variabel dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel karena adanya variabel bebas. (Sugiyono.2010:59). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel bebas adalah tingkat ROI (Return On Invesment). Prawironegoro dan Ari Purwanti (2009:205) mengatakan bahwa “Return on Invesment - ROI adalah ukuran yang digunakan dalam mengoperasikan harta untuk mendapatkan keuntungan”
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Berikut uraian operasional yang dalam penelitian ini:
Variabel Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran
Variabel X Efektivitas Proses Bisnis Internal yang diukur dari kinerja layanan jasa rawat inap 1. BOR (Bed Occupancy Rate)
pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit Persentse 2. ALOS (Average Length of Stay)
rata-rata lama rawat seorang
pasien. Hari
3. BTO
(Bed Turn Over)
frekuensi pemakaian tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun).
Kali
4. TOI
(Turn Over Interval)
rata-rata hari di mana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Hari Variabel Y ROI- Return On Invesment tingkat kemampuan manajemen dalam mengoperasikan harta untuk mendapatkan laba
Persentase
3.3Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugioyono.2010:389). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data RS Cahya Kawaluyan sejak berdiri hingga saat ini yaitu sejak tahun 2006 sampai dengan 2012. Data tersebut terdiri dari data non keuangan dan data keuangan. Data non keuangan berupa
jumlah pasien yang mendapatkan layanan rawat inap dan fasilitas tempat tidur yang digunakan selama berdiri sampai dengan tahun 2012. Data keuangan berupa perolehan keuntungan dan sejumlah aktiva yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan tersebut sampai dengan tahun 2012
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2010:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Lebih lanjut Sugiyono mengatakan bahwa sampel yang digunakan harus respresentatif sehingga tidak terjadi kesalahan pengambilan kesimpulan penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dikatakah oleh Sugioyono (2010:122) bahwa ”purposive sampling adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu”. Data yang diambil sebagai sample dalam penelitian ini adalah data yang ada dalam periode periode 2009 s.d 2012. Dengan mempertimbangkan bahwa dalam periode tersebut RS Cahya Kawaluyan telah melakukan pembenahan terhadap adminitrasi layanan dan pencatatan dokumen atas transaksi yang terjadi secara konsisten dan sistematis Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Data non keuangan berupa banyaknya pasien yang mendapatkan layanan rawat inap di kamar klas executive, klas deluxe, klas superior A dan klas superior B dan jumlah fasilitas kamar dengan klas-klas tersebut yang dimiliki oleh RS Cahya Kawaluyan. Data ini digunakan untuk menentukan tingkat BOR, ALOS, BTO dan TOI sebagai variabel independen.
2. Data keuangan berupa infomasi perolehan keuntungan yang ada dalam laporan aktivitas dan informasi nilai aktiva yang ada dalam laporan posisi keuangan selama kurun waktu yang sama. Data-data ini digunakan untuk menentukan tingkat ROI (Return On Invesment) sebagai variabel dependen
3.4Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder di mana data tersebut merupakan hasil yang dikumpulkan oleh RS Cahya Kawaluyan dan telah mengalami pengolahan. Maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian lapangan, dengan cara a. Observasi
Metode penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi.
b. Interview atau wawancara adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi hal-hal yang mempengaruhi tingkat BOR, ALOS, BTO, TOI dan ROI dari bagian-bagian terkait.
c. Dokumentasi merupakan teknik-teknik yang digunakan untuk mendapatkan laporan dan dokumen-dokumen yang erat hubungannya dengan objek penelitian.
2. Penelitian Kepustakaan
Metode ini dilakukan untuk mempelajari berbagai teori yang berkaitan dengan penelitian ini dan memperoleh data dengan mempelajari literatur-literatur yang menjadi referensi atau acuan dalam penelitian ini.
3.5Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.5.1 Metode Analisis Perbandingan
Metode ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah tentang proses bisnis internal dan kemampuan RS Cahya Kawaluyan dalam memperoleh keuntungan. Proses analisis perbandingan ini dilakukan dengan cara membandingkan data yang telah diolah, yang dianalisis selama beberapa periode. Tahun dasar yang digunakan dalam analisis perbandingan ini adalah tahun sebelumnya. Sedangkan data yang dibandingkan adalah tingkat BOR, ALOS, BTO, TOI dan ROI. Dengan membandingkan angka-angka tersebut maka akan diketahui perkembangan tingkat efektifitas dan kemampuan RS Cahya Kawaluyan memperoleh keuntungan.
3.5.2 Rancangan Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang disignifikan antara Efektifitas Proses Bisnis Internal Rumah Sakit yang diukur dalam tingkat BOR, ALOS, BTO dan TOI dengan kemampuan Rumah Sakit untuk memperoleh keuntungan yang diukur dalam tingkat ROI. Rancangan pengujian hipotesis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penetapan hipotesis 2. Rancangan Analisis
3. Pemilihan test statistik dan pengujian hasil statistik 4. Teknik analisis
3.5.2.1Penetapan hipotesis
Rancangan hipotesis ini berkaitan dengan terdapat tidaknya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Di mana hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang umumnya diformulasikan untuk ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang merupakan hipotesis penelitian dari penulis. Pernyataan Ho dan Ha dalam penelitiaan ini adalah sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan efektifitas proses bisnis internal rumah sakit yang diukur dalam BOR,ALOS,BTO dan TOI terhadap kemampuan
memperoleh keuntungan (ROI) Terdapat pengaruh yang signifikan
efektifitas proses bisnis internal rumah sakit yang diukur dalam BOR,ALOS,BTO Dan TOI terhadap kemampuan
memperoleh keuntungan (ROI)
2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat BOR Rumah Sakit terhadap
kemampuan memperoleh keuntungan (ROI)
terdapat pengaruh yang signifikan tingkat
BOR Rumah Sakit terhadap kemampuan memperoleh keuntungan (ROI)
3 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
tingkat ALOS Rumah Sakit terhadap kemampuan memperoleh keuntungan (ROI)
terdapat pengaruh yang signifikan tingkat
ALOS Rumah Sakit terhadap kemampuan memperoleh keuntungan (ROI)
4 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat BTO Rumah Sakit terhadap kemampuan memperoleh keuntungan (ROI)
terdapat pengaruh yang signifikan tingkat
BTO Rumah Sakit terhadap kemampuan memperoleh keuntungan (ROI)
5 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat BTO Rumah Sakit terhadap kemampuan memperoleh keuntungan (ROI)
terdapat pengaruh yang signifikan tingkat BTO Rumah Sakit terhadap kemampuan memperoleh keuntungan (ROI)
3.5.2.2Rancangan Analisis
Tahap-tahap yang dilalui oleh penulis dalam analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan data-data yang berkaitan dengan variabel-variabel yang terkait meliputi jumlah pasien yang mendapatkan layanan rawat inap dan fasilitas layanan rawat inap yang disediakan serta data keuangan berupa pencapaian keuntungan dan nilai aktiva yang dimiliki rumah sakit
2. Pengolahan data yang diperoleh untuk menentukan tingkat BOR, ALOS, BTO, TOI dan ROI
3. Melakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis serta menginterprestasikan dan menganalisa pengujian hipotesis.
4. Berdasarkan hasil pengujian statistik akan ditarik kesimpulan.
3.5.2.3Pemilihan Test Statistik dan pengujian hasil statistik
Untuk menguji pengaruh proses bisnis internal Rumah sakit kemampuannya memperoleh keuangan digunakan analisis korelasi dan analisis regresi linier berganda. Dalam pengujian hipotesis simultan digunakan uji F melalui tabel Anova dan pengujian hipotesis parsial digunakan uji t.
3.5.2.4Teknik Analisis Data
3.5.2.4.1 Pengujian Asumsi Klasik.
Untuk mengetahui kinerja model regresi hasil estimasi, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari hasil pengujian tidak bias, diantaranya adalah uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.
A. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel terikat untuk setiap nilai variabel bebas tertentu berdistribusi normal atau tidak. Dalam model regressi linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error ( ) yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regressi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov- Smirnov dalam program SPSS.
Menurut Singgih Santoso (2002;393), dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:
Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode grafik normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
B. Uji Heteroskedastisitas
Situasi heteroskedastis akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastis tersebut harus dihilangkan dari model regresi.
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank Spearman (Gujarati, 2003: 406) yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error). Jika nilai koefisien korelasi antara variabel bebas dengan nilai absolut dari residual(error) signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).
3.5.2.4.2 Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel, formula perhitungan korelasi menggunakan rumusan korelasi Pearson dengan rumus sebagai berikut:
(∑ ) (∑ ) ( )
√{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) } (Sugiyono,2010: 248)
Pada dasarnya, nilai r dapat bervariasi dari -1 sampai dengan +1 atau secara sistemasi dapat ditulis -1 r +1
Bila r = 0 atau mendekati nol makan hubungan antara kedua variabel sangat lemah dan tidak terdapat hubungan sama sekali sehingga tidak mungkin terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel indepen Bila 0< r≤ 1, maka korelasi antara kedua variabel dapat dikatakan positif atau bersifat searah, dengan kata lain kenaikan dan penurunan nilai-nilai variabel independen terjadi bersama-sama dengan kenaikan atau penurunan nilai-nilai variabel independen
Bila -1≤ r <0, makan korelasi antara kedua variabel dapat dikatakan negative atau bersifat kebalikan, dengan kata lain kenaikan nilai-nilai variabel independen akan terjadi bersama-sama dengan penurunan nilai variabel dependen.
Adapun interpretasi dari koefisien korelasi ini adalah sebagai berikut Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.1 s.d 0.119 Sangat rendah 0.2 s.d 0.339 Rendah 0.4 s.d 0.550 Sedang 0.6 s.d 0.779 Kuat 0.8 s.d 1.000 Sangat Kuat Sumber: sugiyono, 2010:250)
3.5.2.4.3 Analisis Regresi berganda
Untuk menerangkan besarnya pengaruh antar varibel bebas (X) dan variabel terikat (Y) yang ada dalam penelitian ini maka data yang ada dianalisis
dengan menggunakan analisis regresi berganda. Adapun rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut
Di mana = BOR = ALOS = BTO =TOI Y = ROI , , = koefieisen regresi a = intercept
Setelah koefisien regresi diestimasi maka tahap selanjutnya adalah menentukan koefiesien determinasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh proses bisnis internal terhadap ROI.
3.5.2.4.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (coefficient of determination) merupakan ukuran statistik pada goodness-of-fit yang mengukur bagaimana baiknya persamaan regresi ditaksir yang ditunjukkan dengan R2 (dibaca: R-kuadrat). Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan “R2” dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1 1 2 2 3 3 4 4
Y.X1X2X3X4 2
b X Y+b X Y+b X Y+b X Y
R = Y
Sumber: Sugiyono (2010;286) Y = a + + + +Di mana:
Xi = Variabel independen ke-i Y = Variabel dependen
3.5.2.4.5 Pengujian Hipotesis
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, digunakan uji F (uji simultan) dan uji t (uji parsial). Rumus yang digunakan untuk masing-masing pengujian tersebut dijabarkan sebagai berikut.
A. Uji Simultan (Uji F)
1
2 1 n k R F k R Dimana: R2 = Koefisien Determinasi n = Ukuran sampelk = Banyaknya variabel bebas
Nilai F dari hasil perhitungan diatas kemudian diperbandingkan dengan Ftabel atau F yang diperoleh dengan mempergunakan tingkat resiko atau significance 5% dan degree of freedom pembilang dan penyebut, yaitu V1 = k dan V2 = (n-k-1) dimana kriteria yang digunakan adalah:
jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak
Bila terjadi penolakan H0, maka dapat diartikan sebagai hasil yang signifikan dari model regeri berganda yang diperoleh sehingga disimpulkan terdapat pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.
B. Uji Parsial (Uji t)
Untuk menguji pengaruh komponen variabel independen secara parsial terhadap terikat, digunakan pengujian koefisien regresi secara parsial (uji t), yaitu dengan membandingkan ttabel dan thitung yang diumuskan sebagai berikut:
i i b t se b Dimana:bi= Koefisien regresi variabel Xi
se = Standar error
Masing-masing t hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan ttabel yang diperoleh dengan menggunakan tarif nyata 0,05. Kriteria yang digunakan sebagai dasar perbandingan adalah sebagai berikut:
”Jika t hitung > t tabel, maka tolak H0 artinya signifikan dan jika t hitung ≤ t tabel, maka terima H0 artinya tidak signifikan.”
Nilai t tabel bisa ditemukan dengan bantuan tabel distribusi t student yang sudah tersedia secara umum, dengan ketentuan pencarian α = 0,05 dan derajat kebebasan atau dk = (n-k– 1).