BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Dalam rangka memahami judul skripsi ini, maka perlu dipertegas
judul yang akan saya lakukan penelitiannya yaitu “Peran Religiusitas
Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat Muslim Perspektif Ekonomi Islam
(Study pada Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra Bandar
Lampung)” Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan judul di atas,
maka akan dibahas satu persatu tentang judul sebagai berikut :
1. Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan
terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Pengertian peran
merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia
menjalankan suatu peran. Tak ada peran tanpa kedudukan atau
kedudukan tanpa peran. Setiap orang mempunyai macam-macam
peran yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu
sekaligus berarti bahwa peran menentukan apa yangdiperbuatnya bagi
masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh
masyarakat kepadanya.1
2. Religiusitas adalah kualitas penghayatan seseorang dalam beragama
yang menjadikan agama sebagai pembimbing perilaku sehingga
perilaku tersebut selalu berorientasi pada nilai-nilai yang diyakini.
1
Sikap religiusitas merupakan integrasi secara kompleks antara
pengetahuan agama, perasaan serta tindakan keagamaan dalam diri
seseorang. 2
3. Pola merupakan bentuk atau model (atau lebih abstrak suatu set
peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan
suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu yang
ditimbulkan cukup mempunyai sesuatu yang sejenis untuk pola dasar
yang dapat ditunjukan atau terlihat, yang mana sesuatu itu dikatakan
memamerkan pola.
4. Konsumsi merupakan kegiatan memanfaatkan, menghabiskan
kegunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya
menjaga kelangsungan hidup, baik secara berangsur-angsur maupun
sekaligus. Pihak yang melakukan konsumsi disebut konsumen.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan
setinggi-tingginya, sehingga tercapai tingkat kemakmuran.3
2
Rahmat, Jalaludin, Islam Alternatif, Bandung : Mizan, 1986, hlm. 132
3
5. Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai
kalangan, hidup bersama dan menjadi satu kesatuan, baik golongan
mampu ataupun golongan tak mampu, yang tinggal di dalam satu
wilayah dan telah memiliki hukum adat, norma-norma serta berbagai
peraturan yang siap untuk ditaati.4 Masyarakat yang dimaksud dalam
skripsi ini merupakan jamaah yang bergabung dalam Majelis Taklim
Masjid Nur Sa’id pada Perumahan Villa Citra Bandar Lampung.
Jamaah merupakan kumpulan orang-orang yang melakukan ibadah.
6. Muslim menurut Kamus Besar bahasa Indonesia adalah penganut
agama islam.5 Muslim merupakan masyarakat yang mempunyai ciri
kemanusiaan yang menghormati kemanusiaannya, dengan tanpa
mempertimbangkan faktor warna kulit, bangsa, atau rasnya.
Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa
yang dimaksud dalam judul ini adalah suatu peran religiusitas atau agama
dalam membentuk pola konsumsi yang ada di masyarakat, terutama pada
masyarakat di Perumahan Villa Citra Bandar Lampung, karena pola
konsumsi masyarakat saat ini tidak sesuai dengan pendapatan yang
dimiliki.
B. Alasan Memilih Judul
Dalam penulisan skripsi ini penulis perlu memaparkan alasan memilih
judul, adapun alasan penulis dalam memilih judul ini adalah sebagai
berikut:
4
Lia Chandra Rufikasari dan Slamet Subiyantoro, Sosiologi kelas X, Surakarta, 2013, hlm. 59
5
1. Alasan Obyektif
a. Dengan semakin banyaknya budaya barat yang masuk ke
Indonesia membuat masyarakat memiliki pola konsumtif,
masyarakat lebih condong untuk membeli barang-barang yamg
mereka inginkan, namun mereka melupakan kewajiban mereka
untuk bersedekah. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk
mengkaji masalah pola konsumsi masyarakat pada saat ini.
b. Penulis ingin lebih memahami tentang , tingkat religiusitas,
konsumsi, dan peran religiusitas terhadap pola konsumsi
masyarakat muslim.
2. Alasan Subyektif
a. Untuk memperoleh data sebagai bahan utama penyusunan
penulisan skripsi guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana dibidang Ekonomi Islam Fakultas
Ekonomi & Bisnis Islam IAIN Raden Intan Lampung.
b. Untuk menambah pengetahuan mengenai pola konsumsi, tingkat
religiusitas, dan peran religiusitas terhadap pola konsumsi
masyarakat muslim.
C. Latar Belakang Masalah
Keberagamaan atau religiusitas adalah sesuatu yang amat penting
dalam kehidupan manusia. Hal ini karena, manusia adalah berbagai aspek
kehidupannya akan dipertanggungjawabkan setelah meninggal dunia.
Aktivitas beragama yang erat berkaitan dengan religiusitas, bukan hanya
didorong kekuatan batin.6 Jadi sikap religiusitas merupakan integrasi
secara komplek antara pengetahuan agama, perasaan serta tindakan
keagamaan dalam diri seseorang. Manusia berperilaku agama karena
didorong oleh rangsangan hukuman dan hadiah. Menghindarkan dari
hukuman (siksaan) dan mengharapkan hadiah (pahala). Manusia hanyalah
robot yang bergerak secara mekanis menurut pemberian hukuman dan
hadiah.7 Religiusitas dapat kita lihat dari aktivitas beragama dalam
kehidupan sehari-hari yang dilaksanakan secara rutin dan konsisten.
Sebagai manusia beragama, diperlukan tumbuhnya kepribadian yang
religius dan berakhlaqul-karimah, sehingga kualitas diri yang dimiliki
tersebut diimbangi dengan ketahanan mental dan kemakmuran spirit yang
handal. Sehingga diharapkan sumber daya manusia yang terbentuk
memiliki tidak hanya kreatifitas konseptual yang mampu mengembangkan
gagasan, konsep, dan ide cemerlang, tetapi juga kreatifitas sosial yang
dapat melakukan pendekatan dan terobosan kemasyarakatan strategis,
serta kreatifitas spiritual yang mampu mengembangkan karakter
kemanusiaan yang bertaqwa, berakhlak, dan peka pada kemanusiaan.8
6
Ancok Jamaludin dan Fuad Anshari Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam Atas Problema-Problema Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995, hlm. 76
7
Rahmat Jalaludin,Op. Cit, hlm.133
8
Adapun kemuliaan seorang manusia itu bergantung kepada apa
yang dilakukannya. Dengan itu, sesuatu amalan atau pekerjaan yang
mendekatkan seseorang kepada Allah adalah sangat penting serta patut
untuk diberi perhatian. Amalan atau pekerjaan itu selain memperoleh
keberkahan serta kesenangan dunia, juga yang lebih penting yaitu
merupakan jalan dalam menentukan tahap kehidupan seseorang di akhirat
kelak.
Selain kualitas individu, maka sebagai manusia beragama dan
bermasyarakat, diperlukan kualitas lain, yakni kualitas spiritual yang
menyangkut hubungan dengan Tuhan dan diperlukan dalam mengejar
ketenangan batin, ketentraman jiwa serta kebahagiaan di akhirat.
Selanjutnya adalah kualitas bermasyarakat dan berbangsa, yang
menyangkut keserasian hubungan dengan sesama manusia dan alam
sekitar.9 Menurut Islam setiap upaya mengembangkan kualitas manusia
memerlukan intervensi nilai, disamping nilai-nilai yang sudah dibawa
secara fitrah. Intervensi nilai-nilai instrumental terutama melalui
pendidikan yang mencakup pendidikan fisik dan qalbu.
Manusia pada dasarnya membutuhkan konsumsi untuk bertahan
hidup dimana semakin tinggi kebutuhan, konsumsi juga akan bertambah.
Konsumsi setiap orang dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan
tingkat pendapatan. Pendapatan yang berbeda-beda merupakan penentu
utama konsumsi. Bahkan beberapa orang yang memiliki pendapatan sama,
konsumsinya dapat berbeda.
9Ibid
Konsumsi merupakan kegiatan memanfaatkan, mengurangi atau
menghabiskan kegunaan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
dalam upaya menjaga kelangsungan hidup. Konsumsi tidak sebatas makan
dan minum saja, namun manusia memiliki kebutuhan tidak terbatas.
Akibatnya, konsumsi yang dilakukan manusia memiliki ruang lingkup
yang luas.10
Selain memiliki kebutuhan manusia juga memiliki keinginan,
kebutuhan kita artikan sebagai hal yang sangat kita butuhkan dan
tanpanya, aktivitas hidup kita akan terganggu bahkan mungkin kita takkan
bisa hidup. Bila kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi,
keinginan belum tentu demikian. Keinginan tidak harus dimiliki. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa keinginan merupakan suatu hal yang kita
ingin miliki, namun bila kita tidak berhasil mendapatkannya,
kelangsungan hidup kita sebagai manusia tidak akan terancam.11
Saat ini dapat kita lihat di zaman modern seperti saat ini banyak
individu maupun kolektif yang memiliki tingkat konsumtif yang tinggi
tanpa diimbangi dengan pendapatan yang dimiliki. Individu tidak puas
dengan hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, namun keinginan
juga saat ini ikut tumbuh besar seiring dengan maraknya kebudayaan barat
yang memasuki Indonesia. Masyarakat Muslim lebih banyak
menggunakan hartanya untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan dan
berhitung untuk memberi sedekah ke sesamanya.
10
Sukarno Wibowo dan dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Bandung: pustaka setia, 2013, hlm. 225
11
Pola konsumsi seperti ini terjadi pada hampir semua lapisan
masyarakat, meskipun dengan kadar yang berbeda-beda, hampir tidak ada
golongan yang luput dari hal tersebut.
Meskipun memang ada perubahan pola konsumsi pada hampir
semua golongan, perubahan ini tidak sama cepatnya, sebagian kecil
masyarakat terlihat melonjak dengan cepat dan dapat menikmati hasil
yang lebih baik, dan dilain pihak sebagian besar golongan masyarakat
terasa sangat lambat kemajuan ekonominya. Keadaan yang demikian ini
menimbulkan kesenjangan sosial yang semakin bertambah besar, dan
disamping itu juga menimbulkan keresahan sosial.
Gejala konsumtif seperti saat ini tidak sulit dibuktikan dan dapat
dilihat oleh orang-orang di sekeliling kita sendiri. Suatu ilustrasi yang
sering dikemukakan adalah kehidupan keluarga para pejabat tinggi dan
pengusaha, mereka memiliki mobil-mobil mewah, rumah mewah, belanja
ke luar negeri, dan sebagainya. Demikian pula dengan kehidupan
masyarakat golongan menengah yang juga telah mengalami perubahan
pola konsumsi hidup, mereka cenderung menggunakan pakaian dengan
merek-merek tertentu, peralatan kosmetik yang terkenal, dan sebagainya.
Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan
keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan
memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi
kepribadian manusia. Keimanan sangat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas konsumsi.12
12
Keimanan memberikan saringan moral dalam membelanjakan
harta dan sekaligus juga memotivasi pemanfaatan sumber daya
(pendapatan) untuk hal-hal yang efektif. Saringan moral bertujuan
menjaga kepentingan diri tetap berada di dalam batas-batas kepentingan
sosial dengan mengubah preferensi individual semata menjadi preferensi
yang serasi antara individual dan sosial, serta termasuk pula saringan
dalam rangka mewujudkan kebaikan dan kemanfaatan yang dapat
mempengaruhi persepsi konsumen.
Di Indonesia dengan penduduk yang mayoritas muslim memiliki
pola konsumsi yang berbeda dengan non Muslim. Sebagai seorang Muslim
tidak semua makanan boleh untuk dikonsumsi, terdapat batasan atau
aturan yang harus dipenuhi.
Batasan konsumsi tersebut dijelaskan dalam QS. Al-A’raf ayat 31:
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”13
Dengan demikian konsumsi hendaknya menghindari sikap
bermewah-mewah. Sikap bermewah-mewah merupakan perilaku
konsumen yang jauh dari nilai syari’ah, bahkan merupakan indikator
terhadap kerusakan dan goncangannya tatanan hidup masyarakat, karena
hal tersebut telah merabak, maka kehidupan masyarakat akan mengalami
kehancuran dan kebinasaan.14
Islam memberikan arahan yang sangat indah dengan
memperkenalkan konsep israf (berlebih-lebihan) dalam membelanjakan
harta dan tabzir. Islam mengajarkan kepada kita agar pengeluaran rumah
tangga muslim lebih mengutamakan kebutuhan pokok sehingga dengan
tujuan syariat. Setidaknya terdapat tiga kebutuhan pokok:
Pertama, adalah kebutuhan primer yakni nafkah-nafkah pokok bagi
manusia yang dapat mewujudkan tujuan syari’ah (yakni memelihara jiwa,
akal, agama, keturunan, dan kehormatan). Tanpa kebutuhan primer
manusia tidak akan berlangsung. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan
makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan, dan
pernikahan.
Kedua, kebutuhan sekunder, yakni kebutuhan manusia untuk
memudahkan kehidupan, agar terhindar dari kesulitan kebutuhan ini tidak
perlu dipenuhi sebelum kebutuhan primer terpenuhi. Kebutuhan ini pun
masih berkaitan dengan lima tujuan syariat itu tadi.
14
Ketiga, adalah kebutuhan pelengkap, yaitu kebutuhan yang dapat
menciptakan kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia.
Pemenuhan kebutuhan ini tergantung bagaimana pemenuhan primer dan
sekunder dan berkaitan dengan tujuan syariat.15
Kesesuaian antar pemasukan dengan konsumsi adalah hal yang
sesuai dengan fitrah manusia dan realita. Karena itu, salah satu tingkah
laku ekonomi adalah bahwa pemasukan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi permintaan konsumen individu. Dimana permintaan
menjadi bertambah jika pemasukan bertambah, dan permintaan menjadi
berkurang jika pemasukan menurun disertai tetapnya faktor-faktor lain.
Kehidupan masyarakat Perumahan Villa Citra Bandar Lampung
sama halnya dengan kehidupan masyarakat modern di perkotaan yang
terpengaruh untuk melakukan gaya hidup konsumtif, dimana gaya hidup
masyarakat perkotaan yang menganggap bahwa barang-barang mewah
sebagai ukuran kebahagiaan dan kesenangan sehingga barang-barang yang
bukan pokok yang selalu dibelinya meskipun tidak sesuai dengan
pendapatan yang diperoleh mereka memiliki pola hidup konsumtif seperti
membeli pakaian model baru, kendaraan yang bagus, handphone,
perhiasan dan perabotan rumah tangga yang beraneka ragam yang
seakan-akan menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi.
15
Maka berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang
berjudul: “Peran Religiusitas Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat
Muslim Perspektif Ekonomi Islam (Study Pada Majelis Taklim Masjid
Nur Sa’id Villa Citra BandarLampung)”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang diangkat, yaitu :
1. Bagaimana tingkat religiusitas jamaah Majelis Taklim Masjid Nur
Sa’id Villa Citra ?
2. Bagaimana pola konsumsi jamaah Majelis Ta’lim Masjid Nur Sa’id
Villa Citra perspektif Ekonomi Islam?
3. Bagaimana peran religiusitas terhadap pola konsumsi jamaah Majelis
Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra perspektif Ekonomi Islam ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Pada umumnya suatu penelitian bertujuan untuk menemukan,
menguji, dan mengembangkan suatu pengetahuan. Demikian pula
dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Adapun tujuan khusus
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai tingkat religiusitas
jamaah Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra.
b. Untuk mengetahui lebih dalam tentang pola konsumsi jamaah
Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra perspektif Ekonomi
c. Untuk menganalisis peran religiusitas terhadap pola konsumsi
jamaah Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra perspektif
Ekonomi Islam.
2. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, berupa sumbangan konseptual dan teoritik terhadap
study hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak
untuk pengembangan ilmu dan lainnya, lebih rincinya sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengembangan ilmu ekonomi Islam mengenai tingkat religiusitas,
pola konsumsi, dan peran religiusitas terhadap pola konsumsi
masyarakat muslim pada Perumahan Villa Citra.
b. Manfaat Praktis
Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan dalam penelitian, serta menambah wawasan dan
pengetahuan penulis tentang peran religiusitas terhadap pola
konsumsi masyarakat. Disamping itu untuk meningkatkan
pemahaman penulis dalam menerapkan ilmu pengetahuan
berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan. Serta sebagai bahan
pertimbangan dan masukan kepada masyarakat muslim dalam
F. Metode Penelitian
Agar dalam penelitian dan penulisan skripsi ini terlaksana dengan
objektif dan ilmiah serta hasil yang optimal, maka diperlukan adanya
rumusan-rumusan untuk bertindak serta berfikir menurut aturan-aturan
yang ilmiah disebut metode.
Metode adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan
sesuatu masalah, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara
hati-hati, tekun dan tuntas terhadap suatu gejala untuk menambah pengetahuan
manusia, maka metode penelitian dapat diartikan sebagai proses
prinsip-prinsip dan tata cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan
melakukan penelitian.16
1. Jenis dan Sifat Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)
yaitu suatu penelitian lapangan yang dilakukan dalam kancah
kehidupan yang sebenarnya.17 Dimana penelitian ini dilakukan dalam
lokasi Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra Bandar Lampung.
Penelitian ini dilakukan dengan mengangkat data-data yang ada
dilapangan mengenai hal-hal yang diteliti, yaitu dengan menganalisa
peran religiusitas terhadap pola konsumsi masyarakat di Majelis
Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra Bandar Lampung.
16
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, 1998, hlm. 6
17
b. Sifat penelitian
Dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif
analisis dengan pendekatan kualitatif artinya data yang dikumpulkan
bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari
lapangan yang di kumpulkan menggunakan naskah wawancara dan
catatan hasil penelitian dilapangan, sehingga tujuan dari penelitian
kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik dibalik
fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat gambaran secara sistematik, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.18 Penelitian deskriptif yang peneliti maksudkan adalah
penelitian yang menggambarkan peran religiusitas terhadap pola
konsumsi masyarakat muslim.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengklarifikasi dan
mengeksplorasi mengenai suatu fenomena yang terjadi atau kenyataan
dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti. Dimana yang dimaksud adalah
menjelaskan peran religiusitas terhadap pola konsumsi masyarakat
muslim pada Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra.
18
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder.19
a. Sumber Data Primer yakni data yang diperoleh langsung dari
responden atau obyek yang diteliti atau ada hubungannya dengan
obyek yang diteliti. Data tersebut bisa diperoleh langsung dari
personel yang diteliti dan dapat pula berasal dari lapangan.20 Data
primer dalam penelitian ini diperoleh dari lapangan atau lokasi
penelitian yaitu Majelis Taklim Masjid Nur sa’id Villa Citra
melalui kuisioner dan interview yang diberikan secara langsung
kepada responden. Dalam penelitian ini kuosioner dan interview
dilakukan untuk memudahkan dalam mendefinisikan suatu data
yang kemudian di olah dalam melakukan analisis data. Data
primer dalam penelitian ini adalah data tentang peran religiusitas
terhadap pola konsumsi masyarakat.
b. Sumber Data Sekunder merupakan data yang telah lebih dahulu
dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar dari
peneliti sendiri.21 Data sekunder yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh melalui berbagai data dari catatan-catatan,
dokumen, laporan, artikel-artikel dari internet serta berbagai
referensi mengenai peran religiusitas terhadap pola konsumsi
masyarakat muslim Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra.
19
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, hlm. 130
20
Pabundu Tika, metodologi Riset Bisnis, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm. 57
21Ibid
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data tentang peran
religiusitas terhadap pola konsumsi masyarakat dari buku, artikel
dan skripsi terdahulu.
3. Teknik Pengumpulan Data
Setelah berbagai data terkumpul, maka untuk menganalisis peneliti
menggunakan teknik deskriptif analisis yaitu untuk menggambarkan dan
menjelaskan data yang terkait dengan pembahasan. Untuk memperoleh
data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik berikut:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data
yang digunakan dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematis gejala-gejala yang diselidiki.22 Teknik observasi
dilaksanakan dengan cara peneliti melibatkan diri pada
kegiatan yang dilakukan oleh objek penelitian selama kurang
lebih 3 bulan.
Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi secara
langsung tentang peran religiusitas terhadap pola konsumsi
masyarakat muslim pada Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id
Villa Citra.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Selain itu kuesioner juga
22
cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka.23 Teknik ini
dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan tertutup untuk
memudahkan penelitian dalam melakukan analisis data.
Dalam penelitian ini penulis memberikan kuesioner kepada
para responden yang terdiri dari jamaah Majelis Taklim Masjid
Nur Sa’id Villa Citra tentang peran religiusitas terhadap pola
konsumsi masyarakat muslim pada Majelis Taklim Masjid Nur
Sa’id Villa Citra.
c. Wawancara
Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian
deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.24 Wawancara
dapat dilakukan dengan cara wawancara langsung baik secara
struktur maupun bebas.
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan cara
wawancara langsung secara struktur dengan ketua dan
ustadz/ustadzah Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra
tentang peran religiusitas terhadap pola konsumsi masyarakat
pada Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra.
23
Sugiyono, Op.Cit, hlm. 142
24
d. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui
dokumen.25 Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif.26 Pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik
dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang didukung
dari data sekunder yang berkaitan dengan peran religiusitas
terhadap pola konsumsi masyarakat muslim.
4. Populasi dan Sampel
Secara khusus dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah
populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari suatu kasus tertentu
atau fenomena tertentu yang hasilnya tidak akan mewakili kebenaran
populasi, akan tetapi ditransferkan pada situasi sosial yang lain memiliki
kemiripan dengan situasi sosial yang sedang diteliti. Populasi maupun
sampel dalam penelitian kualitatif lebih tepat dikatakan sebagai sumber
data pada situasi sosial tertentu, sehingga didalamnya terkandung objek
material penelitian, baik benda, orang maupun nilai . 27
a.
Populasi Penelitian
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada
wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan
25
M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bogor: Ghalia Indonesia, 2002, hlm, 87
26
Sugiyono, Op.Cit, hlm. 240
27
diamati/diteliti.28 Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Majelis Taklim
Masjid Nur sa’id Villa Citra yang berjumlah 50 orang yang terdiri
dari 30 jamaah ibu-ibu dan 20 jamaah bapak-bapak.
b. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek
penelitian sebagai “wakil” dari para anggota populasi.29 Sampel
dalam penelitian ini yaitu seluruh jamaah Majelis Ta’lim, yaitu
sebanyak 50 Narasumber, terdiri dari jamaah Majelis Taklim
Masjid Nur Sa’id Villa Citra. Penarikan sampel ditentukan oleh
pertimbangan-pertimbangan peneliti berkaitan dengan perlunya
memperoleh informasi yang lengkap dan mencukupi, sesuai
dengan tujuan atau masalah diteliti.30 Pertimbangan narasumber
dalam penelitian ini dipilih dengan beberapa kriteria tertentu.
Kriteria tersebut adalah: (1) Responden sudah cukup lama dan
intensif menyatu dengan medan aktivitas yang menjadi sasaran
penelitian selama kurang lebih 1 tahun; (2) Responden masih aktif
terlibat di lingkungan aktifitas yang menjadi sasaran penelitian;
(3) Responden mempunyai waktu untuk dimintai informasi oleh
peneliti; dan (4) Responden tidak mengemas informasi tetapi
relative memberikan informasi yang sebenarnya31.
28
Superdi, Metodologi penelitian ekonomi dan bisnis, Yogyakarta : UII Press,2005 , hlm 101
29Ibid
, hlm 101-103
30
H. Kaelan, M.S. Op.Cit, hlm. 76
31
Dengan demikian logika ukuran sampel yaitu banyak
sedikitnya sampel dibatasi atau dihubungkan dengan tujuan
penelitian, masalah penelitian, teknik pengumpulan data dan
keberadaan kasus yang kaya akan informasi, atau kecukupan
informasi yang diperoleh.
c. Analisa Data
Analisis data pada prinsipnya adalah untuk
menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan diinterpretasikan.
Selain itu penelitian ini menggunakan deskriptif analisis,
dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi atau area
populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan
akurat.32 Deskriptif analisis yaitu menjelaskan mengenai peran
religiusitas terhadap pola konsumsi masyarakat muslim pada
Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra.
Deskriptif analisis kualitatif ini dipergunakan dengan cara
menguraikan dan merinci kalimat-kalimat yang ada sehingga
dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang
ada dengan menggunakan pendekatan berfikir induktif.
Pendekatan berfikir induktif yaitu suatu cara berfikir yang
berangkat dari fakta-fakta yang khusus dan konkrit kemudian dari
fakta-fakta yang khusus itu ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
umum.
32