• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - PERAN RELIGIUSITAS TERHADAP POLA KONSUMSI MASYARAKAT MUSLIM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Majelis Ta’lim Masjid Nur Sa’id Villa Citra Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - PERAN RELIGIUSITAS TERHADAP POLA KONSUMSI MASYARAKAT MUSLIM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Majelis Ta’lim Masjid Nur Sa’id Villa Citra Bandar Lampung) - Raden Intan Repository"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Dalam rangka memahami judul skripsi ini, maka perlu dipertegas

judul yang akan saya lakukan penelitiannya yaitu “Peran Religiusitas

Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat Muslim Perspektif Ekonomi Islam

(Study pada Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra Bandar

Lampung)” Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan judul di atas,

maka akan dibahas satu persatu tentang judul sebagai berikut :

1. Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan

terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Pengertian peran

merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang

melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia

menjalankan suatu peran. Tak ada peran tanpa kedudukan atau

kedudukan tanpa peran. Setiap orang mempunyai macam-macam

peran yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu

sekaligus berarti bahwa peran menentukan apa yangdiperbuatnya bagi

masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh

masyarakat kepadanya.1

2. Religiusitas adalah kualitas penghayatan seseorang dalam beragama

yang menjadikan agama sebagai pembimbing perilaku sehingga

perilaku tersebut selalu berorientasi pada nilai-nilai yang diyakini.

1

(2)

Sikap religiusitas merupakan integrasi secara kompleks antara

pengetahuan agama, perasaan serta tindakan keagamaan dalam diri

seseorang. 2

3. Pola merupakan bentuk atau model (atau lebih abstrak suatu set

peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan

suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu yang

ditimbulkan cukup mempunyai sesuatu yang sejenis untuk pola dasar

yang dapat ditunjukan atau terlihat, yang mana sesuatu itu dikatakan

memamerkan pola.

4. Konsumsi merupakan kegiatan memanfaatkan, menghabiskan

kegunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya

menjaga kelangsungan hidup, baik secara berangsur-angsur maupun

sekaligus. Pihak yang melakukan konsumsi disebut konsumen.

Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan

setinggi-tingginya, sehingga tercapai tingkat kemakmuran.3

2

Rahmat, Jalaludin, Islam Alternatif, Bandung : Mizan, 1986, hlm. 132

3

(3)

5. Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai

kalangan, hidup bersama dan menjadi satu kesatuan, baik golongan

mampu ataupun golongan tak mampu, yang tinggal di dalam satu

wilayah dan telah memiliki hukum adat, norma-norma serta berbagai

peraturan yang siap untuk ditaati.4 Masyarakat yang dimaksud dalam

skripsi ini merupakan jamaah yang bergabung dalam Majelis Taklim

Masjid Nur Sa’id pada Perumahan Villa Citra Bandar Lampung.

Jamaah merupakan kumpulan orang-orang yang melakukan ibadah.

6. Muslim menurut Kamus Besar bahasa Indonesia adalah penganut

agama islam.5 Muslim merupakan masyarakat yang mempunyai ciri

kemanusiaan yang menghormati kemanusiaannya, dengan tanpa

mempertimbangkan faktor warna kulit, bangsa, atau rasnya.

Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa

yang dimaksud dalam judul ini adalah suatu peran religiusitas atau agama

dalam membentuk pola konsumsi yang ada di masyarakat, terutama pada

masyarakat di Perumahan Villa Citra Bandar Lampung, karena pola

konsumsi masyarakat saat ini tidak sesuai dengan pendapatan yang

dimiliki.

B. Alasan Memilih Judul

Dalam penulisan skripsi ini penulis perlu memaparkan alasan memilih

judul, adapun alasan penulis dalam memilih judul ini adalah sebagai

berikut:

4

Lia Chandra Rufikasari dan Slamet Subiyantoro, Sosiologi kelas X, Surakarta, 2013, hlm. 59

5

(4)

1. Alasan Obyektif

a. Dengan semakin banyaknya budaya barat yang masuk ke

Indonesia membuat masyarakat memiliki pola konsumtif,

masyarakat lebih condong untuk membeli barang-barang yamg

mereka inginkan, namun mereka melupakan kewajiban mereka

untuk bersedekah. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk

mengkaji masalah pola konsumsi masyarakat pada saat ini.

b. Penulis ingin lebih memahami tentang , tingkat religiusitas,

konsumsi, dan peran religiusitas terhadap pola konsumsi

masyarakat muslim.

2. Alasan Subyektif

a. Untuk memperoleh data sebagai bahan utama penyusunan

penulisan skripsi guna memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana dibidang Ekonomi Islam Fakultas

Ekonomi & Bisnis Islam IAIN Raden Intan Lampung.

b. Untuk menambah pengetahuan mengenai pola konsumsi, tingkat

religiusitas, dan peran religiusitas terhadap pola konsumsi

masyarakat muslim.

C. Latar Belakang Masalah

Keberagamaan atau religiusitas adalah sesuatu yang amat penting

dalam kehidupan manusia. Hal ini karena, manusia adalah berbagai aspek

kehidupannya akan dipertanggungjawabkan setelah meninggal dunia.

Aktivitas beragama yang erat berkaitan dengan religiusitas, bukan hanya

(5)

didorong kekuatan batin.6 Jadi sikap religiusitas merupakan integrasi

secara komplek antara pengetahuan agama, perasaan serta tindakan

keagamaan dalam diri seseorang. Manusia berperilaku agama karena

didorong oleh rangsangan hukuman dan hadiah. Menghindarkan dari

hukuman (siksaan) dan mengharapkan hadiah (pahala). Manusia hanyalah

robot yang bergerak secara mekanis menurut pemberian hukuman dan

hadiah.7 Religiusitas dapat kita lihat dari aktivitas beragama dalam

kehidupan sehari-hari yang dilaksanakan secara rutin dan konsisten.

Sebagai manusia beragama, diperlukan tumbuhnya kepribadian yang

religius dan berakhlaqul-karimah, sehingga kualitas diri yang dimiliki

tersebut diimbangi dengan ketahanan mental dan kemakmuran spirit yang

handal. Sehingga diharapkan sumber daya manusia yang terbentuk

memiliki tidak hanya kreatifitas konseptual yang mampu mengembangkan

gagasan, konsep, dan ide cemerlang, tetapi juga kreatifitas sosial yang

dapat melakukan pendekatan dan terobosan kemasyarakatan strategis,

serta kreatifitas spiritual yang mampu mengembangkan karakter

kemanusiaan yang bertaqwa, berakhlak, dan peka pada kemanusiaan.8

6

Ancok Jamaludin dan Fuad Anshari Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam Atas Problema-Problema Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995, hlm. 76

7

Rahmat Jalaludin,Op. Cit, hlm.133

8

(6)

Adapun kemuliaan seorang manusia itu bergantung kepada apa

yang dilakukannya. Dengan itu, sesuatu amalan atau pekerjaan yang

mendekatkan seseorang kepada Allah adalah sangat penting serta patut

untuk diberi perhatian. Amalan atau pekerjaan itu selain memperoleh

keberkahan serta kesenangan dunia, juga yang lebih penting yaitu

merupakan jalan dalam menentukan tahap kehidupan seseorang di akhirat

kelak.

Selain kualitas individu, maka sebagai manusia beragama dan

bermasyarakat, diperlukan kualitas lain, yakni kualitas spiritual yang

menyangkut hubungan dengan Tuhan dan diperlukan dalam mengejar

ketenangan batin, ketentraman jiwa serta kebahagiaan di akhirat.

Selanjutnya adalah kualitas bermasyarakat dan berbangsa, yang

menyangkut keserasian hubungan dengan sesama manusia dan alam

sekitar.9 Menurut Islam setiap upaya mengembangkan kualitas manusia

memerlukan intervensi nilai, disamping nilai-nilai yang sudah dibawa

secara fitrah. Intervensi nilai-nilai instrumental terutama melalui

pendidikan yang mencakup pendidikan fisik dan qalbu.

Manusia pada dasarnya membutuhkan konsumsi untuk bertahan

hidup dimana semakin tinggi kebutuhan, konsumsi juga akan bertambah.

Konsumsi setiap orang dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan

tingkat pendapatan. Pendapatan yang berbeda-beda merupakan penentu

utama konsumsi. Bahkan beberapa orang yang memiliki pendapatan sama,

konsumsinya dapat berbeda.

9Ibid

(7)

Konsumsi merupakan kegiatan memanfaatkan, mengurangi atau

menghabiskan kegunaan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

dalam upaya menjaga kelangsungan hidup. Konsumsi tidak sebatas makan

dan minum saja, namun manusia memiliki kebutuhan tidak terbatas.

Akibatnya, konsumsi yang dilakukan manusia memiliki ruang lingkup

yang luas.10

Selain memiliki kebutuhan manusia juga memiliki keinginan,

kebutuhan kita artikan sebagai hal yang sangat kita butuhkan dan

tanpanya, aktivitas hidup kita akan terganggu bahkan mungkin kita takkan

bisa hidup. Bila kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi,

keinginan belum tentu demikian. Keinginan tidak harus dimiliki. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa keinginan merupakan suatu hal yang kita

ingin miliki, namun bila kita tidak berhasil mendapatkannya,

kelangsungan hidup kita sebagai manusia tidak akan terancam.11

Saat ini dapat kita lihat di zaman modern seperti saat ini banyak

individu maupun kolektif yang memiliki tingkat konsumtif yang tinggi

tanpa diimbangi dengan pendapatan yang dimiliki. Individu tidak puas

dengan hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, namun keinginan

juga saat ini ikut tumbuh besar seiring dengan maraknya kebudayaan barat

yang memasuki Indonesia. Masyarakat Muslim lebih banyak

menggunakan hartanya untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan dan

berhitung untuk memberi sedekah ke sesamanya.

10

Sukarno Wibowo dan dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Bandung: pustaka setia, 2013, hlm. 225

11

(8)

Pola konsumsi seperti ini terjadi pada hampir semua lapisan

masyarakat, meskipun dengan kadar yang berbeda-beda, hampir tidak ada

golongan yang luput dari hal tersebut.

Meskipun memang ada perubahan pola konsumsi pada hampir

semua golongan, perubahan ini tidak sama cepatnya, sebagian kecil

masyarakat terlihat melonjak dengan cepat dan dapat menikmati hasil

yang lebih baik, dan dilain pihak sebagian besar golongan masyarakat

terasa sangat lambat kemajuan ekonominya. Keadaan yang demikian ini

menimbulkan kesenjangan sosial yang semakin bertambah besar, dan

disamping itu juga menimbulkan keresahan sosial.

Gejala konsumtif seperti saat ini tidak sulit dibuktikan dan dapat

dilihat oleh orang-orang di sekeliling kita sendiri. Suatu ilustrasi yang

sering dikemukakan adalah kehidupan keluarga para pejabat tinggi dan

pengusaha, mereka memiliki mobil-mobil mewah, rumah mewah, belanja

ke luar negeri, dan sebagainya. Demikian pula dengan kehidupan

masyarakat golongan menengah yang juga telah mengalami perubahan

pola konsumsi hidup, mereka cenderung menggunakan pakaian dengan

merek-merek tertentu, peralatan kosmetik yang terkenal, dan sebagainya.

Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan

keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan

memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi

kepribadian manusia. Keimanan sangat mempengaruhi kuantitas dan

kualitas konsumsi.12

12

(9)

Keimanan memberikan saringan moral dalam membelanjakan

harta dan sekaligus juga memotivasi pemanfaatan sumber daya

(pendapatan) untuk hal-hal yang efektif. Saringan moral bertujuan

menjaga kepentingan diri tetap berada di dalam batas-batas kepentingan

sosial dengan mengubah preferensi individual semata menjadi preferensi

yang serasi antara individual dan sosial, serta termasuk pula saringan

dalam rangka mewujudkan kebaikan dan kemanfaatan yang dapat

mempengaruhi persepsi konsumen.

Di Indonesia dengan penduduk yang mayoritas muslim memiliki

pola konsumsi yang berbeda dengan non Muslim. Sebagai seorang Muslim

tidak semua makanan boleh untuk dikonsumsi, terdapat batasan atau

aturan yang harus dipenuhi.

Batasan konsumsi tersebut dijelaskan dalam QS. Al-A’raf ayat 31:

                          

Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”13

(10)

Dengan demikian konsumsi hendaknya menghindari sikap

bermewah-mewah. Sikap bermewah-mewah merupakan perilaku

konsumen yang jauh dari nilai syari’ah, bahkan merupakan indikator

terhadap kerusakan dan goncangannya tatanan hidup masyarakat, karena

hal tersebut telah merabak, maka kehidupan masyarakat akan mengalami

kehancuran dan kebinasaan.14

Islam memberikan arahan yang sangat indah dengan

memperkenalkan konsep israf (berlebih-lebihan) dalam membelanjakan

harta dan tabzir. Islam mengajarkan kepada kita agar pengeluaran rumah

tangga muslim lebih mengutamakan kebutuhan pokok sehingga dengan

tujuan syariat. Setidaknya terdapat tiga kebutuhan pokok:

Pertama, adalah kebutuhan primer yakni nafkah-nafkah pokok bagi

manusia yang dapat mewujudkan tujuan syari’ah (yakni memelihara jiwa,

akal, agama, keturunan, dan kehormatan). Tanpa kebutuhan primer

manusia tidak akan berlangsung. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan

makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan, dan

pernikahan.

Kedua, kebutuhan sekunder, yakni kebutuhan manusia untuk

memudahkan kehidupan, agar terhindar dari kesulitan kebutuhan ini tidak

perlu dipenuhi sebelum kebutuhan primer terpenuhi. Kebutuhan ini pun

masih berkaitan dengan lima tujuan syariat itu tadi.

14

(11)

Ketiga, adalah kebutuhan pelengkap, yaitu kebutuhan yang dapat

menciptakan kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia.

Pemenuhan kebutuhan ini tergantung bagaimana pemenuhan primer dan

sekunder dan berkaitan dengan tujuan syariat.15

Kesesuaian antar pemasukan dengan konsumsi adalah hal yang

sesuai dengan fitrah manusia dan realita. Karena itu, salah satu tingkah

laku ekonomi adalah bahwa pemasukan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi permintaan konsumen individu. Dimana permintaan

menjadi bertambah jika pemasukan bertambah, dan permintaan menjadi

berkurang jika pemasukan menurun disertai tetapnya faktor-faktor lain.

Kehidupan masyarakat Perumahan Villa Citra Bandar Lampung

sama halnya dengan kehidupan masyarakat modern di perkotaan yang

terpengaruh untuk melakukan gaya hidup konsumtif, dimana gaya hidup

masyarakat perkotaan yang menganggap bahwa barang-barang mewah

sebagai ukuran kebahagiaan dan kesenangan sehingga barang-barang yang

bukan pokok yang selalu dibelinya meskipun tidak sesuai dengan

pendapatan yang diperoleh mereka memiliki pola hidup konsumtif seperti

membeli pakaian model baru, kendaraan yang bagus, handphone,

perhiasan dan perabotan rumah tangga yang beraneka ragam yang

seakan-akan menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi.

15

(12)

Maka berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang

berjudul: “Peran Religiusitas Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat

Muslim Perspektif Ekonomi Islam (Study Pada Majelis Taklim Masjid

Nur Sa’id Villa Citra BandarLampung)”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang diangkat, yaitu :

1. Bagaimana tingkat religiusitas jamaah Majelis Taklim Masjid Nur

Sa’id Villa Citra ?

2. Bagaimana pola konsumsi jamaah Majelis Ta’lim Masjid Nur Sa’id

Villa Citra perspektif Ekonomi Islam?

3. Bagaimana peran religiusitas terhadap pola konsumsi jamaah Majelis

Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra perspektif Ekonomi Islam ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Pada umumnya suatu penelitian bertujuan untuk menemukan,

menguji, dan mengembangkan suatu pengetahuan. Demikian pula

dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Adapun tujuan khusus

yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai tingkat religiusitas

jamaah Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra.

b. Untuk mengetahui lebih dalam tentang pola konsumsi jamaah

Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra perspektif Ekonomi

(13)

c. Untuk menganalisis peran religiusitas terhadap pola konsumsi

jamaah Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra perspektif

Ekonomi Islam.

2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, berupa sumbangan konseptual dan teoritik terhadap

study hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak

untuk pengembangan ilmu dan lainnya, lebih rincinya sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi

pengembangan ilmu ekonomi Islam mengenai tingkat religiusitas,

pola konsumsi, dan peran religiusitas terhadap pola konsumsi

masyarakat muslim pada Perumahan Villa Citra.

b. Manfaat Praktis

Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan dalam penelitian, serta menambah wawasan dan

pengetahuan penulis tentang peran religiusitas terhadap pola

konsumsi masyarakat. Disamping itu untuk meningkatkan

pemahaman penulis dalam menerapkan ilmu pengetahuan

berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan. Serta sebagai bahan

pertimbangan dan masukan kepada masyarakat muslim dalam

(14)

F. Metode Penelitian

Agar dalam penelitian dan penulisan skripsi ini terlaksana dengan

objektif dan ilmiah serta hasil yang optimal, maka diperlukan adanya

rumusan-rumusan untuk bertindak serta berfikir menurut aturan-aturan

yang ilmiah disebut metode.

Metode adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan

sesuatu masalah, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara

hati-hati, tekun dan tuntas terhadap suatu gejala untuk menambah pengetahuan

manusia, maka metode penelitian dapat diartikan sebagai proses

prinsip-prinsip dan tata cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan

melakukan penelitian.16

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)

yaitu suatu penelitian lapangan yang dilakukan dalam kancah

kehidupan yang sebenarnya.17 Dimana penelitian ini dilakukan dalam

lokasi Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra Bandar Lampung.

Penelitian ini dilakukan dengan mengangkat data-data yang ada

dilapangan mengenai hal-hal yang diteliti, yaitu dengan menganalisa

peran religiusitas terhadap pola konsumsi masyarakat di Majelis

Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra Bandar Lampung.

16

Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, 1998, hlm. 6

17

(15)

b. Sifat penelitian

Dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif

analisis dengan pendekatan kualitatif artinya data yang dikumpulkan

bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari

lapangan yang di kumpulkan menggunakan naskah wawancara dan

catatan hasil penelitian dilapangan, sehingga tujuan dari penelitian

kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik dibalik

fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Penelitian deskriptif ini

adalah untuk membuat gambaran secara sistematik, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.18 Penelitian deskriptif yang peneliti maksudkan adalah

penelitian yang menggambarkan peran religiusitas terhadap pola

konsumsi masyarakat muslim.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengklarifikasi dan

mengeksplorasi mengenai suatu fenomena yang terjadi atau kenyataan

dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkaitan

dengan masalah yang akan diteliti. Dimana yang dimaksud adalah

menjelaskan peran religiusitas terhadap pola konsumsi masyarakat

muslim pada Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra.

18

(16)

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder.19

a. Sumber Data Primer yakni data yang diperoleh langsung dari

responden atau obyek yang diteliti atau ada hubungannya dengan

obyek yang diteliti. Data tersebut bisa diperoleh langsung dari

personel yang diteliti dan dapat pula berasal dari lapangan.20 Data

primer dalam penelitian ini diperoleh dari lapangan atau lokasi

penelitian yaitu Majelis Taklim Masjid Nur sa’id Villa Citra

melalui kuisioner dan interview yang diberikan secara langsung

kepada responden. Dalam penelitian ini kuosioner dan interview

dilakukan untuk memudahkan dalam mendefinisikan suatu data

yang kemudian di olah dalam melakukan analisis data. Data

primer dalam penelitian ini adalah data tentang peran religiusitas

terhadap pola konsumsi masyarakat.

b. Sumber Data Sekunder merupakan data yang telah lebih dahulu

dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar dari

peneliti sendiri.21 Data sekunder yang digunakan dalam penelitian

ini diperoleh melalui berbagai data dari catatan-catatan,

dokumen, laporan, artikel-artikel dari internet serta berbagai

referensi mengenai peran religiusitas terhadap pola konsumsi

masyarakat muslim Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra.

19

Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, hlm. 130

20

Pabundu Tika, metodologi Riset Bisnis, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm. 57

21Ibid

(17)

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data tentang peran

religiusitas terhadap pola konsumsi masyarakat dari buku, artikel

dan skripsi terdahulu.

3. Teknik Pengumpulan Data

Setelah berbagai data terkumpul, maka untuk menganalisis peneliti

menggunakan teknik deskriptif analisis yaitu untuk menggambarkan dan

menjelaskan data yang terkait dengan pembahasan. Untuk memperoleh

data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik berikut:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data

yang digunakan dengan cara mengamati dan mencatat secara

sistematis gejala-gejala yang diselidiki.22 Teknik observasi

dilaksanakan dengan cara peneliti melibatkan diri pada

kegiatan yang dilakukan oleh objek penelitian selama kurang

lebih 3 bulan.

Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi secara

langsung tentang peran religiusitas terhadap pola konsumsi

masyarakat muslim pada Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id

Villa Citra.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Selain itu kuesioner juga

22

(18)

cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan

tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa

pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka.23 Teknik ini

dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan tertutup untuk

memudahkan penelitian dalam melakukan analisis data.

Dalam penelitian ini penulis memberikan kuesioner kepada

para responden yang terdiri dari jamaah Majelis Taklim Masjid

Nur Sa’id Villa Citra tentang peran religiusitas terhadap pola

konsumsi masyarakat muslim pada Majelis Taklim Masjid Nur

Sa’id Villa Citra.

c. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian

deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.24 Wawancara

dapat dilakukan dengan cara wawancara langsung baik secara

struktur maupun bebas.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan cara

wawancara langsung secara struktur dengan ketua dan

ustadz/ustadzah Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra

tentang peran religiusitas terhadap pola konsumsi masyarakat

pada Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra.

23

Sugiyono, Op.Cit, hlm. 142

24

(19)

d. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui

dokumen.25 Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.26 Pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik

dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang didukung

dari data sekunder yang berkaitan dengan peran religiusitas

terhadap pola konsumsi masyarakat muslim.

4. Populasi dan Sampel

Secara khusus dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah

populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari suatu kasus tertentu

atau fenomena tertentu yang hasilnya tidak akan mewakili kebenaran

populasi, akan tetapi ditransferkan pada situasi sosial yang lain memiliki

kemiripan dengan situasi sosial yang sedang diteliti. Populasi maupun

sampel dalam penelitian kualitatif lebih tepat dikatakan sebagai sumber

data pada situasi sosial tertentu, sehingga didalamnya terkandung objek

material penelitian, baik benda, orang maupun nilai . 27

a.

Populasi Penelitian

Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada

wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan

25

M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bogor: Ghalia Indonesia, 2002, hlm, 87

26

Sugiyono, Op.Cit, hlm. 240

27

(20)

diamati/diteliti.28 Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Majelis Taklim

Masjid Nur sa’id Villa Citra yang berjumlah 50 orang yang terdiri

dari 30 jamaah ibu-ibu dan 20 jamaah bapak-bapak.

b. Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek

penelitian sebagai “wakil” dari para anggota populasi.29 Sampel

dalam penelitian ini yaitu seluruh jamaah Majelis Ta’lim, yaitu

sebanyak 50 Narasumber, terdiri dari jamaah Majelis Taklim

Masjid Nur Sa’id Villa Citra. Penarikan sampel ditentukan oleh

pertimbangan-pertimbangan peneliti berkaitan dengan perlunya

memperoleh informasi yang lengkap dan mencukupi, sesuai

dengan tujuan atau masalah diteliti.30 Pertimbangan narasumber

dalam penelitian ini dipilih dengan beberapa kriteria tertentu.

Kriteria tersebut adalah: (1) Responden sudah cukup lama dan

intensif menyatu dengan medan aktivitas yang menjadi sasaran

penelitian selama kurang lebih 1 tahun; (2) Responden masih aktif

terlibat di lingkungan aktifitas yang menjadi sasaran penelitian;

(3) Responden mempunyai waktu untuk dimintai informasi oleh

peneliti; dan (4) Responden tidak mengemas informasi tetapi

relative memberikan informasi yang sebenarnya31.

28

Superdi, Metodologi penelitian ekonomi dan bisnis, Yogyakarta : UII Press,2005 , hlm 101

29Ibid

, hlm 101-103

30

H. Kaelan, M.S. Op.Cit, hlm. 76

31

(21)

Dengan demikian logika ukuran sampel yaitu banyak

sedikitnya sampel dibatasi atau dihubungkan dengan tujuan

penelitian, masalah penelitian, teknik pengumpulan data dan

keberadaan kasus yang kaya akan informasi, atau kecukupan

informasi yang diperoleh.

c. Analisa Data

Analisis data pada prinsipnya adalah untuk

menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca

dan diinterpretasikan.

Selain itu penelitian ini menggunakan deskriptif analisis,

dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi atau area

populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan

akurat.32 Deskriptif analisis yaitu menjelaskan mengenai peran

religiusitas terhadap pola konsumsi masyarakat muslim pada

Majelis Taklim Masjid Nur Sa’id Villa Citra.

Deskriptif analisis kualitatif ini dipergunakan dengan cara

menguraikan dan merinci kalimat-kalimat yang ada sehingga

dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang

ada dengan menggunakan pendekatan berfikir induktif.

Pendekatan berfikir induktif yaitu suatu cara berfikir yang

berangkat dari fakta-fakta yang khusus dan konkrit kemudian dari

fakta-fakta yang khusus itu ditarik suatu kesimpulan yang bersifat

umum.

32

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapatkan nilai vektor fitur dari citra inputan query , proses yang dilakukan adalah sama dengan proses pengambilan nilai fitur dan kombinasi fitur MS-GLCM dan

Dari pemaparan istilah yang peneliti jelaskan diatas, maka dapat diketahai bahwa maksud dari judul pada penelitian Skripsi ini adalah untuk meneliti dan mengungkapkan

yang tidak diberi kemampuan untuk berpikir, Tuhan pasti memberikan kami perasaan dan naluri sama seperti yang dibeiikan pada manusia. Pada intinya, tidak ada makhluk yang tidak

ngan ban)aknya rcspondcn scbanyak 340 pcngunjung. Bcrdasarkan hast! dan penelitian ini diketahui bahwa hubungan antara variabel kamktcristik dan variabcl pcri

What types of transitional signals are most frequently used in argurrents for the issue in the discussion texts written by the students of English Departrrent ofWidya

Etos kerja Islam para petani karet Desa Talang Jawa sebagian telah sesuai dengan nilai-nilai dan syariat Islam, namun sebagian besar tidak paham tentang

Developing & Improving Reading Comprehension Skills Overview of Reading Comprehension & Specific Actions to Help Students Develop Comprehension. Retrieved May

Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan dinalisis secara deskriptif analitis yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan