• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - GAYA KEPEMIMPINAN KETUA UMUM HMI KOMISARIAT DAKWAH IAIN RADEN INTAN LAMPUNG PERIODE 2015-2016 DALAM MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK KADER - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - GAYA KEPEMIMPINAN KETUA UMUM HMI KOMISARIAT DAKWAH IAIN RADEN INTAN LAMPUNG PERIODE 2015-2016 DALAM MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK KADER - Raden Intan Repository"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Skripsi ini berjudul “GAYA KEPEMIMPINAN KETUA UMUM HMI

KOMISARIAT DAKWAH IAIN RADEN INTAN LAMPUNG DALAM MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK KADER”. Untuk menghindari kesalahfahaman judul di atas, maka perlu ditegaskan beberapa istilah penting yang terdapat pada judul tersebut.

Istilah gaya secara kasar adalah sama dengan cara yang digunakan pemimpin di dalam memngaruhi pengikutnya.1 Gaya juga memiliki arti sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik.2

Kepemimpinan dari kata memimpin berarti melatih (mendidik, mengajari). Kepemimpina juga berarti perihal memimpin. Di dalam bahasa Inggris, kepemimpinan sama halnya dengan leadership, berasal dari akar kata to lead yaitu berupa kata kerja yang berarti memimpin. Maka memimpin merupakan suatu pekerjaan seseorang tentang bagaimana cara-cara untuk mengarahkan (direct) orang lain.3 Kepemimpinan adalah suatu seni tentang cara untuk mempengaruhi orang lain

1

Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 49

2

Viethzal Rivai, Dedi Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) h. 42

3

Ambar Teguh Sulistiyani, Kepemimpinan Profesional Pendekatan Leadership Model, (Yogyakarta: Gava Media, 2008), h. 9.

(2)

kemudian mengarahkan keinginan, kemampuan dan kegiatan mereka untuk mencapai tujuan pimpinan4

Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan diartikan sebagai gerak, sikap dan tingkah laku merupakan cara yang dilakukan Ketua Umum HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung Periode 2015-2016 dalam mengarahkan dan memberikan dorongan atau dukungan untuk kegiatan-kegiatan bersama atau organisasi guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut gagne (1985:40), Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan5. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia Prestasi juga diartikan hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan6.

Sedangkan pengertian Akademik, dalam Wikipedia bahasa Indonesia, berasal dari bahasa yunani yang berarti suatu institusi pendidikan tinggi, penelitian atau keanggotaan kehormatan. Nama ini berasal dari sekolah filsafat Plato didirikan sekitar 385 Sebelum Masehi (SM) di Akademia, sebuah tempat suci Athena, dewi kebijaksanaan dan kemampuan, di sebelah utara Athena, Yunani. Di dunia barat, Academia adalah istilah yang umum digunakan untuk Institusi pendidikan tinggi secara kolektif.7

Prestasi Akademik yang dimaksud pada skripsi ini ialah hasil yang dicapai

4

Ibnu Syami, Pokok-Pokok Organisasi Dan Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 138.

5 “Definisi Prestasi menurut Tokoh” (On

-line), tersedia di: http://www.gugutluvichasepti.blogspot.com (27 November 2015)

6

J.S.Badudu dan Sutan Mohammad Zair, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), h. 1088.

7 “Pengertian Akademik” (On

(3)

seseorang dalam melakukan kegiatan belajar dan dapat dibuktikan oleh Institusi pendidikan tinggi dalam bentuk Indeks Prestasi Komulatif (IPK) per semester.

Menurut AS Hornby (dalam kamusnya Oxford Advanced Learner’s Dictionary) dikatakan bahwa “Cadre is a small of people who are specially chosen and trained for a particular purpose (Kader adalah orang kecil yang dipilih dan dilatih untuk tujuan tertentu), atau Cadre is a member of this kind of group; they were to become the cadres of the new community party (Kader adalah anggota dari sejenis kelompok, mereka dipersiapkan untuk menjadi anggota pada komunitas baru yang lebih besar).8

Seseorang dinyatakan sebagai kader HMI ketika telah mengikuti Latihan Kader I (Basic Training) dan ditetapkan oleh Pengurus Besar atau Pengurus Cabang.

Jadi, pengertian kader yang dimaksud pada skripsi ini adalah “sekelompok

mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang dipilih melalui tahapan Latihan Kader I (Basic Training) dan dilatih serta terorganisir secara terus menerus untuk dipersiapkan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar”.

Berdasarkan penegasan judul sebagaimana yang diterangkan tentang pengertian kata kunci (keyword) pada skripsi ini maka penulis simpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah gaya kepemimpinan ketua umum HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung Periode 2016-2017 dalam meningkatkan prestasi akademik kader dalam bentuk IPK per semester.

8

(4)

B. Alasan memilih Judul

Ada beberapa dasar pemikiran penulis ingin meniliti tentang HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung, di antaranya:

1. Gaya kepemimpinan di dalam suatu organisasi merupakan hal yang menentukan dalam prestasi akademik kader organisasinya. Karena seorang pemimpin yang baik akan sangat memperhatikan perkembangan anggotanya. Begitu juga seharusnya gaya kepemimpinan ketua umum HMI di Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung.

2. Penelitian tentang gaya kepemimpinan ketua umum HMI dalam meningkatkan prestasi akademik kader di Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung merupakan penelitian yang berkaitan dengan jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Raden Intan Lampung yakni tempat penulis menimba ilmu sehingga penulis dapat mengkaji lebih jauh penerapan Manajemen dakwah dalam hal ini gaya kepemimpinan di organisasi mahasiswa Islam tersebut. Karena menurut pengamatan penulis, aktifitas organisasi tersebut merupakan wadah pembelajaran pengaplikasian teori-teori tentang manajemen organisasi dan kepemimpinan bagi mahasiswa-mahasiswa yang terdaftar sebagai anggotanya sehingga layak untuk diteliti.

(5)

C. Latar Belakang Masalah

Dalam organisasi jelas dibutuhkan kepemimpinan yang efektif, sehingga tujuan ini tidak ada salahnya bila kita mencoba kembali membuka ingatan tentang makna kepemimpinan. Diharapkan dimasa mendatang hal ini dapat bermanfaat dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan, karena pada hakikatnya kita adalah pemimpin setidaknya menjadi pemimpin untuk pikiran, emosi dan perilaku kita sebagai seorang pribadi makhluk Tuhan yang diangkat sebagai khalifah dibumi ini9

Kepemimpinan sebagai upaya mempengaruhi pengikut melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi di atas menunjukkan bahwa kepemimpinan melibatkan penggunaan pengaruh, oleh karena itu semua hubungan personal dapat merupakan upaya kepemimpinan. Unsur kedua dari definisi itu menyangkut pentingnya proses komunikasi, kejelasan dan ketetapan komunikasi mempengaruhi perilaku dan prestasi bawahan. Unsur terakhir yaitu pencapaian tujuan. Pemimpin yang efektif mungkin harus berurusan dengan tujuan individu, kelompok dan organisasi. Keefektifan pemimpin khususnya dipandang dengan ukuran tingkat pencapaian satu atau kombinasi tujuan.

Gaya atau style kepemimpinan yang banyak memengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam memengaruhi perilaku pengikut-pengikutnya. Gaya kepemimpinan juga merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat

9

(6)

orang tersebut mencoba memengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi di antara orang yang akan memengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.

Selama bertahun-tahun ketika orang-orang membicarakan gaya kepemimpinan, mereka mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan yang ekstrem, yakni gaya kepemimpinan otokratis dan gaya demokratis. Kepemimpinan yang otokratis dipandang sebagai gaya yang didasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas.

Sementara itu, gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Tannenbaum dan Schmidt dalam artikel mereka yang dibuat dalam majalah Havard Business Review: How to choose a leadership pattern,10 berargumentasi bahwa gaya kepemimpinan otokratis dan demokratis merupakan gaya kepemimpinan, oleh karena dapat didudukkan dalam suatu kontinum dan perilaku pemimpin yang sangat otokratis pada suatu ujung, sampai kepada prilaku pemimpin yang sangat demokratis pada ujung yang lain.

Kekuasaan seringkali dijadikan dasar oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi sesorang atau kelompok. Namun demikian, pengaruh pada hakikatnya merupakan suatu transaksi sosial dimana seseorang melakukan kegiatan sesuai

10

Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen dari Robert Tannenbaum dan Waren H.

(7)

dengan harapan orang yang mempengaruhi, sehingga proses mempengaruhi tidak selalu didasarkan pada kekuasaan. Bahkan kepemimpinan dianggap sebagai suatu seni bagaimana mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan/sasaran organisasi.

Dalam suatu lembaga/organisasi pasti membutuhkan seorang pemimpin guna menjadi penentu arah dalam mengambil kebijakan ataupun keputusan demi mencapai tujuan. Tidak terlepas pada organisasi mahasiswa ekstra kampus berbasis Islam dengan usia tertua yang ada di Indonesia seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Organisasi yang berdiri sejak tahun 1947 ini diprakarsai oleh Lafran Pane11 guna menjadi wadah bagi mahasiswa Islam dalam menimba ilmu tambahan di luar kampus dan juga mengaktualisasikan ilmu-ilmunya yang didapatkan di kampus.

HMI yang notabene berfungsi sebagai organisasi kader, dalam perjalanannya, sangat memprioritaskan pembinaan terhadap anggotanya. Kemudian proses prestasi akademik kader yang terjadi di tubuh HMI tersebut dianalogikan oleh solichin dengan sebutan kawahcandradimuka mahasiswa.12

Berbicara tentang HMI, maka akan banyak peristiwa sejarah yang akan bisa dikupas. Apalagi organisasi ini berdiri hanya terpaut 2 tahun dari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka sudah barang pasti bisa kita analogikan bagai dua sisi mata uang antara sejarah Republik Indonesia dengan sejarah HMI.

11

Para pendiri HMI lainnya adalah Karnoto Zarkasyi, Dahlan Husein, Maisaroh Hilal,

Soewali, Yusdi Gozali, Mansyur, …. Lebih lanjut lihat Agussalim Sitompul, Sejarah Perjuangan …,

Op.Cit, h. 25

12

(8)

Kesetiaan HMI dalam dinamika kebangsaan bahkan berpengaruh terhadap periodesasi sejarah. Sebagaimana diintrodusir sejarahwan HMI, Agussalim Sitompul, yang dikutip juga oleh Arif Musthopa, periodesasi fase-fase sejarah nasional digunakan juga dalam periodesasi sejarah HMI.

Jika kita berkaca pada cermin sejarah itu, terpantullah sebuah respontivitas yang tinggi dari HMI terhadap perubahan dalam domain keindonesiaan tentu saja dengan segenap tafsir fenomenal dan kontroversialnya. Rumus inilah kiranya, yang membuat HMI tetap bisa bertahan hingga hari ini dari gonjang-ganjing situasi nasional.13

Tidak terlepas dari perjalanan sejarah fenomenal dan kontroversialnya, yang mampu membuat HMI tetap bertahan dan selalu eksis adalah konsistensinya dalam menjalankan missi yang tertuang pada tujuan awal berdirinya14 kemudian lebih diperjelas lagi dengan tujuan saat ini yang termaktub pada pasal 4 Anggaran Dasar:“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wa ta’ala”(Hasil-hasil Kongres HMI XXVIII: 2013) 15

Tujuan yang jelas sangat diperlukan bagi organisasi hingga setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur. Bahwa tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan, status dan

13

Arif Musthopa, Refleksi 56 Tahun HMI Keharusan Melakukan Perubahan, Lampung Post edisi 5 Februari 2003

14

M. Alfian Alfan, HMI 1963-1966; Menegakkan Pancasila di Tengah Prahara, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2013) h. 15

15

(9)

fungsinya dalam totalitas di mana ia berada. Dalam totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HMI berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader dan berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.

Dalam tujuan yang disebutkan di atas, salah satu tanggung jawab HMI yakni menghasilkan kader yang berkualitas insan akademis. Pada level mahasiswa, kualitas akademis dapat diukur dari nilai Indeks Prestasi yang didapatkan setiap akhir semester sebagai bukti hasil prestasi belajarnya. Sedangkan kondisi prestasi kader HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung selalu mengalami fluktuasi setiap tahunnya bahkan cenderung menurun khususnya bagi kader yang diamanahkan sebagai pengurus.

(10)

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka terlihat ada beberapa masalah yang bisa dirumuskan, yakni:

1. Bagaimanakah Gaya Kepemimpinan Ketua Umum HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung dalam Meningkatkan Prestasi akademik kader?

2. Apa saja Faktor-faktor pendukung dan penghambat bagi Ketua Umum dalam meningkatkan prestasi akademik kader?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dalam suatu penelitian, tentunya seorang penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitiannya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan Ketua Umum HMI Komisariat Dakwah di IAIN Raden Intan Lampung.

2. Untuk mengetahui Prestasi akademik kader HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung.

(11)

Selain itu Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat penelitian ini:

1. Bagi mahasiswa pada umumnya mampu mengembangkan pikiran berupa gagasan atau pendapat yang diturunkan melalui laporan penelitian ini dan bagi mahasiswa Manajemen Dakwah pada khususnya, diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan gaya kepemimpinan dalam meningkatkan prestasi akademik kader.

2. Bagi jurusan Manajemen Dakwah, diharapkan dapat memperluas informasi dalam rangka menambah serta meningkatkan khazanah pengetahuan di bidang kepemimpinan organisasi kemahasiswaan.

3. Bagi masyarakat, diharapkan menghasilkan informasi tentang gaya kepemimpinan organisasi mahasiswa Islam dalam meningkatkan prestasi akademik kadernya, khususnya organisasi HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung.

(12)

F. Metodologi Penelitian

Metode penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata atau lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang yang berkompeten dibidangnya.16

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dilapangan.17

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Pada tahap kepustakaan, penelitian ini merupakan penelitian kegiatan telaah pustaka (literature review) dengan teknik dokumentasi terhadap sumber-sumber buku, majalah, jurnal, maupun media internet dalam menelaah suatu penelitian dan tahap selanjutnya penulis terjun langsung ke lapangan dalam mencermati secara intensif mengenai Gaya Kepemimpinan Ketua Umum HMI dalam Prestasi akademik kader di Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung.

16

Lexi J.Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya,2001), h. 3

17

(13)

2. Sumber Data

Data yang diperoleh penulis berasal dari beberapa sumber baik primer maupun skunder. Sumber primer dalam skripsi ini adalah Ketua Umum HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung periode 2015-2016 dalam Prestasi akademik kader, dengan melakukan wawancara terhadap pihak-pihak terkait serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

Wawancara disini menggunakan sistem wawancara tersruktur, yakni penulis telah mengetahui dengan pasti apa yang akan diperoleh maka dari itu penulis telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.18

Adapun sumber sekunder yang digunakan dalam pembahasan ini adalah literature kepustakaan tentang permasalahan diatas, study pustaka dimaksudkan dapat menjadi dasar penulisan penelitian ini, kerangka pemikiran atau teori maupun proses penelitian hasil lapangan.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keadaan dan jumlah objek penelitian secara keseluruhan yang memiliki karakteristik tertentu.19 Adapun populasi dari penelitian ini merupakan

18

Sugiono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung, PT. Alfabeta, 2008), h. 233

19

(14)

populasi terbatas, yakni seluruh kader HMI Cabang Bandar Lampung Komisariat Dakwah yang berjumlah 104 dan pengurus berjumlah 16 orang. 20

b. Sampel

Sampel adalah” bagian atau wakil yang diteliti.21

Sedangkan menurut Ali Muhammad dalam bukunya yang berjudul “Penelitian Kependidikan Prosedur Dan

Strategi”, Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek penelitian

yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan tekhnik tertentu.”22

Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan purposive sampling, yaitu

“Sampel yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih oleh peneliti

menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel.”23

Berdasarkan pendapat diatas, maka kriteria untuk dijadikan sampel penelitian adalah:

1) Orang yang paling mengetahui kondisi HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung periode 2015-2016

2) Seluruh presidium pengurus HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung periode 2015-2016

20

Dokumentasi hasil pra survey penulis di sekretariat HMI Cabang Bandar Lampung Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung.

21

Muhammad Teguh, Op.Cit.,h.109

22

Ali Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi,(Bandung:Aksara ),h.193

23

(15)

3) Kader HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung yang masih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus selama tahun 2015 dan 2016.

4) Kader HMI Komisariat Dakwah yang aktif minimal 2 tahun dan telah mengikuti jenjang Latihan Kader 2 dan/atau Latihan Khusus Kohati. Berdasarkan kriteria diatas, maka yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian adalah dengan rincian sebagai berikut:

1) 1 orang Ketua Umum HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung periode 2015-2016.

2) 15 orang presidium pengurus HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung Periode 2015-2016.

3) 7 orang kader HMI komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung

(16)

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data melalui wawancara atau percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada masalah tertentu.24 Teknik wawancara dengan bebas terpimpin baik terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur yaitu susunan pertanyaan dan susunan kata–kata dalam setiap pertanyaan bisa diubah ketika wawancara dan disesuaikan dengan kebutuhan.25

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan langsung berhadapan dengan narasumber maupun tidak atau memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab.26 Berdasarkan peryataan diatas bisa penulis simpulkan yang dimaksud wawancara adalah cara mengumpulkan data penelitian dengan cara percakapan lisan ataupun tulisan baik langsung ataupun tidak langsung antara penulis dengan narasumber tentang suatu masalah yang hendak diteliti.

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan cara melakukan pertemuan langsung dan memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar gaya kepemimpinan ketua umum HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung

24

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju. 1996), h.187

25

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004), h. 181

26

Asep Saeful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei, Metodologi Penelitian Dakwah.(Bandung:

(17)

Periode 2015-2016 dalam meningkatkan prestasi akademik kader untuk dijawab oleh narasumber yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini.

2. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena– fenomena yang diteliti.27 Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam.28

Observasi merupakan pengamatan yang disengaja dan dilakukan secara sistematis, didukung dengan pencatatan terhadap gejala–gejala yang berhasil diamati.29 Berdasarkan pernyataan diatas bisa penulis simpulkan yang dimaksud observasi adalah cara penulis mengumpulkan data dengan mengamati kegiatan di HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung.

Penulis menggunakan observasi partisipan yakni mengamati dan mengikuti secara langsung beberapa aktifitas HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung khususnya gaya kepemimpinan ketua umum periode 2015-2016 guna mendapatkan data lapangan yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan ketua umum HMI Komisariat Dakwah IAIN Raden Intan Lampung Periode 2015-2016 dalam meningkatkan prestasi akademik kader.

27

Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia. 1991), h. 44

28

Kartini Kartono, Op.cit, h. 157

29

(18)

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari benda–benda tertulis seperti buku, notulensi, makalah, peraturan, buletin, dan sebagainya.30 Berdasarkan pernyataan diatas bisa penulis simpulkan bahwa dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan referensi pustaka. Dokumentasi digunakan untuk mencari data sekunder.

H. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, kemudian data tersebut penulis kelompokkan menurut kelompok urutannya, kemudian data tersebut penulis analisa dengan menggunakan beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Meneliti kembali apakah data tersebut sudah lengkap sehingga tidak ada lagi kekurangan atau kekeliruan didalam mengungkapkan hasil penelitian.

2. Mengklasifikasikan secara cermat dengan mengelompokkan menurut bagian masing-masing, kemudian dipilih sesuai dengan pokok bahasan.

3. Setelah itu disusun menurut urutan yang sistematis sebagai hasil penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan.

Dari penjelasan diatas, maka penulis menggunakan analisa kualitatif, karena analisa ini bersifat deskriftif. Maksudnya analisa dari hal skripsi ini tidak berdasarkan angka-angka sebagai bahan menarik kesimpulan, melainkan kesimpulan ditarik atas dasar kualitas tingkat kepercayaan data yang masuk.

30 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik

Referensi

Dokumen terkait

Peranserta masyarakat yang diharapkan dalam kegiatan pengelolaan sampah 3R setelah pendampingan adalah perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah yaitu

Simpanan data ( data store ) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa file basis data sistem komputer, arsip atau cacatan manual, tabel acuan. manual, agenda atau buku

Model pengolahan lahan pertanian padi tidak hanya dapat dilakukan di darat (sawah pada umumnya) tetapi dapat juga dilakukan pada lahan basah seperti rawa. Mengingat arti penting

Tapi untuk mengerti bagaimana perasaan itu bisa terbentuk dan saling berhubungan satu sama lain dalam sebuah bidang 10x40 meter aku mungkin harus pergi ke toko buku dan

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepala sekolah dan guru memiliki peran yang penting dalam upaya menanamkan sikap toleransi kepada para

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah sikap konsumen terhadap atribut jasa warnet Shooternet yang meliputi pelayanan, lokasi, kenyamanan, fasilitas pendukung,

The major terms of this study are: English lesson program, Siaran Radio Pendidikan, and Radio Republik Indonesia Regional I Surabaya.. English lesson

Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji, demikian agung sifat itu, yang