• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA PT WASKITA KARYA (PERSERO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DATA PT WASKITA KARYA (PERSERO)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

40

BAB III

DATA PT WASKITA KARYA (PERSERO) III.1. Sejarah Perseroan

Melalui PP No. 2 Tahun 1960 tepatnya pada tanggal 16 Januari 1960, Pemerintah Republik Indonesia menasionalisasikan semua perusahaan Belanda yang ada di Indonesia dan membentuk perusahaan-perusahaan nasional yang berbentuk Perusahaan Negara (PN) guna melanjutkan kegiatan usaha ex perusahaan-perusahaan Belanda tersebut. PN Waskita Karya, dengan penyertaan modal yang terdiri dari modal dasar sebesar Rp 900.000.000 dan modal disetor sebesar Rp 600.000.000, didirikan pada tanggal 1 Januari 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1961 dari perusahaan asing bernama “Volker Aannemings Maatschappij NV” yang dinasionalisasikan Pemerintah Republik Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1970, status perusahaan berubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Selanjutnya Perseroan ini dinamakan PT Waskita Karya (Persero) berdasarkan Akta Perseroan Terbatas Nomor 80 tanggal 15 Maret 1973 yang dibuat di hadapan Notaris Kartini Mulyadi, SH. Akta Perseroan Terbatas tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI pada tanggal 20 Agustus 1973 dengan Surat Keputusan Nomor 4.a.5/310/3 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 82 tanggal 13 November 1973, Tambahan Berita Negara Nomor 91.

(2)

41 diubah berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan PT Waskita Karya No. 122 tanggal 31 Maret 1998 yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH, notaris di Jakarta, yang diperbaiki dengan Akta Perbaikan No. 55 tanggal 29 Juli 1998 yang dibuat di hadapan Zulkifli Harahap, SH, pengganti dari Imas Fatimah, SH, notaris di Jakarta. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No. C2-13779 HT.01.04.Th.98 tanggal 15 September 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 8, Tambahan Berita Negara Nomor 738 tanggal 26 Januari 1999. Perubahan tersebut berkaitan dengan jangka waktu berdirinya Perseroan dari 75 tahun menjadi tidak terbatas, dan peningkatan modal dasar dari Rp 160.000.000.000 (160 milyar rupiah) menjadi Rp 240.000.000.000 (240 milyar rupiah) dimana modal dasar perseroan ini terbagi dalam 60.000 lembar saham yang diterbitkan dan disetor penuh dimana seluruhnya (100%) dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.

PT Waskita Karya (Persero), yang memiliki visi “Menjadi Badan Usaha Kontruksi Terkemuka di Asia Tenggara” dan misi “Menyediakan Produk Konstruksi dengan Layanan yang Terbaik bagi Para Pelanggannya” ini, berkedudukan di Jakarta dengan alamat di Jalan Biru Laut X Kavling 10 Cawang, Jakarta 13340.

Berdasarkan Lampiran I Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, PT Waskita Karya (Persero) merupakan salah satu BUMN non infrastruktur sektor kawasan industri jasa konstruksi dan konsultan konstruksi bidang konstruksi bangunan.

(3)

42

III.2. Bidang Usaha

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kegiatan serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta pembangunan di bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, perdagangan, pengolahan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi dan pengembangan.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan yang meliputi:

1. Perencanaan bangunan, pemborongan dan pelaksanaan bangunan, pengawasan pelaksanaan bangunan dan melakukan segala tindakan yang ada hubungannya dengan usaha-usaha tersebut,

2. Menyediakan tanah matang dan mendirikan bangunan untuk dijual dan disewakan,

3. Memproduksi bahan bangunan terutama untuk keperluan Perseroan tersendiri,

4. Menyediakan peralatan proyek,

5. Menjalankan perdagangan umum, khusus untuk bahan-bahan serta alat-alat konstruksi termasuk impor, perdagangan interinsuler, maupun lokal.

III.3. Struktur Organisasi Perseroan

Struktur organisasi menggambarkan garis wewenang dan tanggung jawab serta menggambarkan kerangka kerja dalam perencanaan, pengorganisasian,

(4)

43 dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan. Aspek penting terkait dengan struktur organisasi ini meliputi sentralisasi dan desentralisasi wewenang, pendelegasian wewenang atas suatu tugas tertentu, dan pengorganisasian fungsi akuntansi dan sistem informasi.

Struktur organisasi PT Waskita Karya (Persero) yang terbaru diatur dalam Surat Keputusan Direksi PT Waskita Karya (Persero) Nomor 78/SK/WK/2005 yang mulai berlaku tanggal 28 September 2005. Komisaris Perseroan diangkat melalui Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. Kep. 44/MBU/2002 tanggal 29 Januari 2002 dan direksi diangkat melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 266/KMK.05/2001 tanggal 3 Mei 2001. Perseroan memiliki karyawan tetap sebanyak 1.050 orang per 31 Oktober 2005, 1.050 orang per 31 Desember 2004, dan 1.064 orang per 31 Desember 2003. Secara operasional, kegiatan perusahaan dilaksanakan oleh unit usaha yang terdiri dari 3 (tiga) Wilayah yang mempunyai fungsi pemasaran dengan total kantor cabang per 31 Oktober 2005, yaitu sebanyak 25 kantor cabang di seluruh Nusantara, dan 3 (tiga) Divisi yang mempunyai fungsi produksi.

Unit-unit usaha PT Waskita Karya (Persero) adalah sebagai berikut: ƒ Wilayah I yang berkedudukan di Pekanbaru,

ƒ Wilayah II yang berkedudukan di Jakarta, dan ƒ Wilayah III yang berkedudukan di Denpasar.

(5)

44 Gambar 3.1 Struktur organisasi PT Waskita Karya (Persero)

Komisaris

Komite Audit Komite

Risiko dan Asuransi

Direktur Utama

Direktur I Direktur II Direktur III

Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Biro Keuangan dan Sumber Daya Manusia Bagian Penerimaan, Pengeluaran, dan Perbankan Bagian Pembinaan Pegawai Biro Pengawasan Intern Biro Perintisan Pengembangan dan Hukum Biro Penganggaran, Pengendalian Produksi, Penelitian Pengembangan dan Teknologi Informasi Bagian Perintisan 1 Bagian Perintisan 2 Bagian Penelitan dan Pengembangan Bagian Teknologi Informasi Bagian Hukum Bagian Penganggaran Bagian Manajemen Risiko dan Asuransi Bagian Pengendalian Biro Sekretariat Perusahaan Bagian Pengawasan 1 Bagian Umum Bagian Pengawasan Sistem Bagian Tata Usaha Bagian Pengawasan 2 Bagian Perleng-kapan Bagian Akuntansi dan Pajak Bagian Tata Usaha Pegawai

Sumber : Surat Keputusan Direksi PT Waskita Karya (Persero) Nomor 78/SK/WK/2005, tanggal 28 September 2005

(6)

45 Dalam melaksanakan kegiatan produksi, perseroan membentuk 3 Divisi dengan lini produk masing-masing sebagai berikut:

1. Divisi I

a. Menangani kegiatan produksi untuk lini produk gedung dan prasarana industri, serta bidang usaha perencanaan, pemasaran, dan produksi Sarana Papan.

b. Divisi I memiliki cabang Sarana Papan yang mempunyai bidang usaha perencanaan, pemasaran, dan produksi Sarana Papan.

2. Divisi II

a. Menangani kegiatan produksi untuk lini produk prasarana transportasi. 3. Divisi III

a. Menangani kegiatan produksi untuk lini produk sumber daya air dan ketenagaan.

III.4. Laporan Keuangan PT Waskita Karya (Persero) Periode 2002-2004

Drs. A. Salam Rauf, Ak. melalui Laporan Auditor Independen Nomor 027/KAP-SAR/IV/2003, tanggal 23 April 2003, menyatakan laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT (Persero) Waskita Karya tanggal 31 Desember 2002 hasil usaha serta perubahan ekuitas, dan arus kas untuk tahun yang berakhir tanggal-tanggal tersebut, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

(7)

46 Tabel 3.1 Neraca PT Waskita Karya (Persero)

(8)

47 Tabel 3.2 Neraca (lanjutan) PT Waskita Karya (Persero)

(9)

48 Tabel 3.3 Laporan perhitungan laba/(rugi) PT Waskita Karya (Persero)

(10)

49 Tabel 3.4 Laporan Perubahan Ekuitas Pemegang Saham

(11)

50 Tabel 3.5 Laporan arus kas PT Waskita Karya (Persero)

(12)

51 KAP Heliantono & Rekan melalui Laporan Auditor Independen Nomor 05/03/16/01/KAP/05, tanggal 15 Maret 2005, menyatakan laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT (Persero) Waskita Karya tanggal 31 Desember 2004 dan 2003 hasil usaha serta perubahan ekuitas, dan arus kas untuk tahun yang berakhir tanggal-tanggal tersebut, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

PT WASKITA KARYA (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2004, 2003, DAN 2002

1. Ikhtisar kebijakan akuntansi penting:

a. Dasar penyajian laporan keuangan

Laporan keuangan Perseroan disusun dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) bagi Perseroan konstruksi yang menawarkan surat berharga (efek) kepada masyarakat. Laporan keuangan tersebut disajikan menurut konsep historis (harga perolehan), kecuali aktiva tetap yang dinilai kembali tahun 2002, investasi pada efek tertentu disajikan berdasarkan nilai wajar, dan persediaan disajikan berdasarkan nilai yang terendah antara harga perolehan dengan nilai wajar.

Laporan keuangan disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas disajikan dengan menggunakan metode langsung

(13)

52 (direct method) dan dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.

b. Setara kas

Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid dan yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan.

c. Investasi

1) Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai investasi jangka pendek. Deposito disajikan sebesar nilai nominal.

2) Investasi dalam bentuk surat berharga (efek) yang nilai wajarnya tersedia dapat berupa efek hutang (debt securities) dan efek ekuitas (equity securities), digolongkan dalam tiga kelompok berikut:

a) Diperdagangkan (trading securities)

Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari pengukuran tersebut diakui pada periode berjalan.

(14)

53 b) Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)

Investasi dalam efek utang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar harga perolehan yang disesuaikan dengan premi atau diskonto yang belum diamortisasi.

c) Tersedia untuk dijual (available for sale)

Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas.

2) Investasi dalam bentuk saham dimana Perseroan memiliki saham kurang dari 20% dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dengan nilai bersih yang dapat direalisasi. Investasi dalam bentuk saham dimana Perseroan memiliki saham minimal 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Nilai investasi dalam metode ekuitas dinilai berdasarkan harga perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perseroan atas laba atau rugi bersih dari perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan setelah dikurangi dengan penerimaan deviden.

d. Penyisihan piutang

Perseroan menetapkan penyisihan piutang usaha berdasarkan metode kombinasi analisis umur piutang dan penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir periode yang bersangkutan.

(15)

54 e. Piutang retensi

Piutang retensi merupakan piutang Perseroan kepada pemberi kerja yang akan dilunasi oleh pemberi kerja setelah pemenuhan kondisi yang ditentukan kontrak.

f. Tagihan bruto kepada pemberi kerja atas pekerjaan kontrak konstruksi dalam pelaksanaan

Pos ini adalah piutang Perseroan yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan kepada pihak pemberi kerja namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan. Nilai dari tagihan bruto merupakan selisih antara biaya yang terjadi ditambah laba diakui; dikurangi dengan jumlah kerugian yang diakui dan termin.

g. Persediaan

Persediaan diukur berdasarkan biaya yang meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.

Untuk bahan dan suku cadang, pencatatan pada saat pembelian adalah dengan menggunakan rekening beban. Pada tanggal neraca dilakukan opname fisik terhadap persediaan yang belum digunakan dan dinilai dengan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP atau FIFO). Nilai tersebut dicatat sebagai pos persediaan dengan penyesuaian pada pos beban.

Persediaan tanah kavling untuk usaha sarana papan dinilai dengan menggunakan harga beli ditambah dengan biaya lain-lain yang dikeluarkan sampai dengan tanah tersebut siap dijual (bersertifikat).

(16)

55 Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dengan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).

h. Aktiva tetap

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 45 tanggal 2 Oktober 1986, pada tanggal 31 Desember 2000 Perseroan telah menilai kembali seluruh aktiva tetapnya yang diperoleh sebelum 12 September 1986.

Aktiva tetap yang diperoleh setelah tanggal tersebut diakui sebesar harga perolehan. Aktiva tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunkan saldo menurun ganda dan garis lurus (untuk aktiva golongan bangunan) dengan persentase sebagai berikut:

• Golongan I : 50% dari nilai buku, meliputi inventaris kantor dan peralatan proyek.

• Golongan II : 25% dari nilai buku, meliputi inventaris kantor, peralatan proyek dan kendaraan.

• Golongan III : 12,5% dari nilai buku peralatan proyek. • Golongan IV : 5% dari harga perolehan.

Pengeluaran setelah perolehan awal aktiva tetap akan ditambah (kapitalisasi) pada jumlah tercatat aktiva yang bersangkutan bila memenuhi kriteria berikut:

• Pengeluaran tersebut memperpanjang masa manfaat aktiva yang bersangkutan, dan

(17)

56 (i) Di atas Rp 1.500.000 untuk perlengkapan kantor.

(ii) Di atas Rp 2.500.000 untuk peralatan proyek.

(iii) Renovasi/perbaikan gedung lama untuk kantor, rumah tinggal, bengkel dan gudang berikut biaya perizinan dan perencanaannya dengan biaya pekerjaan lebih besar dari Rp 15.000.000 (lima belas juta rupiah) tiap kalinya.

(iv) Rekondisi atas reparasi alat konstruksi dengan biaya lebih besar dari 10% x harga pasar alat yang sama pada masa kini dan atau lebih besar dari Rp 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) untuk tiap kalinya.

i. Pengakuan pendapatan dan beban

Pendapatan dari pekerjaan konstruksi diakui berdasarkan metode persentase penyelesaian yang diterapkan menurut persentase kemajuan fisik yang diakui pemilik pekerjaan berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan atau Surat Konfirmasi Fisik. Pendapatan dari usaha perdagangan diakui berdasarkan metode tahap penyerahan berang kepada pembeli. Pendapatan dari jasa penyewaan gedung diakui berdasarkan jumlah waktu pemakaian yang telah direalisasikan.

Pendapatan dari usaha Sarana Papan diakui pada saat penyerahan/perpindahan hak atau pada saat penandatanganan akte jual beli.

Beban diakui atas dasar saat timbulnya kewajiban yang secara keseluruhan dibandingkan secara layak dengan pendapatannya.

(18)

57 j. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing

Pembukuan dan laporan keuangan diselenggarakan dalam mata uang pelaporan Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dibukukan berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada saat tanggal neraca, sebagai berikut:

Mata Uang Asing 2004 2003 2002

1 US $ Rp 9.290 Rp 8.465 Rp 8.940 1 Sin$ Rp 5.685 Rp 4.976 Rp 5.154 100 Yen Jepang Rp 9.042 Rp 7.669 Rp 7.540 1 Euro Rp 12.652 Rp 10.643 Rp 8.555

1 AU$ Rp 7.924 - -

Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi.

k. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, pihak-pihak dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan atau operasi yang meliputi:

i. Perusahaan yang mempunyai satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan perusahaan,

(19)

58 ii. Perusahaan asosiasi (associated companies),

iii. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan yang berpengaruh secara signifikan dan pihak lain yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut mengenai transaksi dalam perusahaan, iv. Karyawan kunci yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab

untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan,

v. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki, secara langsung maaupun tidak langsung, oleh pihak yang diuraikan dalam butir (iii) atau (iv) tersebut atau mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Termasuk perusahaan yang dimiliki komisaris, direksi atau pemegang saham utama perusahaan pelapor dan perusahaan yang memiliki anggota keluarga manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilakukan dengan syarat, kondisi, dan harga yang sama dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.

l. Biaya emisi obligasi

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum Obligasi I Waskita Karya Tahun 2003 dikurangkan langsung dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto yang akan diamortisasi

(20)

59 selama jangka waktu obligasi.

m. Kerja Sama Operasi (KSO)

Dalam melaksanakan pemberian jasa konstruksi, Perseroan juga melakukan kerja sama dengan berbagai pihak sebagaimana tersebut pda masing-masing perjanjian, dengan membentuk pengelola proyek secara bersama-sama untuk melaksanakan pekerjaan proyek dari pemberi kerja. Bentuk kerja sama operasi yang dilakukan Perseroan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

Proyek kerja sama operasi dimana masing-masing partisan memiliki kendali yang signifikan atas aset dan operasi KSO (integrated).

Proyek kerja sama operasi dimana masing-masing partisan memiliki pembagian yang tegas atas aset dan operasi KSO atau hanya salah satu partisan yang memiliki pengendalian signifikan atas aset dan operasi KSO (separated).

Dana yang ditanamkan dalam kelompok KSO integrated dicatat sebagai “Dana Setoran KSO”, sedangkan tagihan atas bagian laba/rugi KSO dicatat sebagai “Piutang Usaha Bersama”. Pendapatan dan biaya disajikan secara netto dalam akun “Laba/rugi KSO”. Sedangkan pendapatan dan biaya yang timbul dalam kelompok KSO separated diakui secara bruto sesuai porsi pekerjaan Perseroan dan sepenuhnya diakui sebagai pendapatan dan beban Perseroan. Setiap aset dan kewajiban yang timbul selama operasi dicatat oleh Perseroan dengan pos tersendiri yaitu “Hutang/Piutang Usaha Bersama”.

(21)

60 Perseroan merupakan kerja sama konstruksi biasa, bukan Kerja Sama Operasi yang dimaksud PSAK No. 39 tentang Akuntansi Kerja Sama Operasi.

n. Laba per saham

Laba usaha dan laba bersih per saham masing-masing dihitung dengan membagi laba usaha dan laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

2. Usaha sarana papan

Usaha sarana papan adalah kegiatan perolehan tanah untuk kemudian dibangun perumahan dan atau bangunan komersial. Bangunan tersebut dimaksudkan untuk dijual atau disewakan sebagai satu kesatuan atau secara eceran aktivitas pengembangan real estat, juga mencakup perolehan kavling tanah untuk dijual tanpa bangunan (kavling siap bangun).

Mengingat jenis usaha sarana papan berbeda dengan usaha di bidang jasa konstruksi, maka diperlukan kebijakan akuntansi secara khusus di bidang sarana papan, yaitu sebagai berikut:

1) Pendapatan dari usaha sarana papan diakui apabila ada perjanjian jual beli bangunan siap huni atau kavling siap bangun, dengan catatan bangunan siap huni telah selesai 100% dan pembeli telah membayar uang muka minimal 20% dari harga tanah/bangunan siap huni. Dengan kata lain, telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansial adalah penjualan.

(22)

61 merupakan biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan sarana papan dan biaya proyek tidak langsung yang berhubungan dengan beberapa proyek real estat dialokasikan dan dikapitalisasikan ke proyek pembangunan real estat. Biaya yang tidak jelas hubungannya dengan suatu proyek real estat seperti biaya umum dan administrasi diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

3) Harga pokok penjualan rumah sarana papan meliputi biaya perolehan tanah dan semua biaya yang terkait dalam rangka memperoleh tanah tersebut, biaya pematangan tanah, biaya pembangunan rumah dan semua biaya yang terkait dalam rangka pembangunan rumah tersebut.

4) Persediaan tanah kavling untuk usaha sarana papan dinilai dengan menggunakan biaya rata-rata ditambah biaya bunga yang dikapitalisir sebesar biaya untuk mendapatkan tanah tersebut di setiap lokasi Lingkungan Siap Bangun.

5) Usaha saran papan dapat melakukan penjualan tanah kavling maupun bangunan siap huni secara tunai maupun kredit melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari Bank/Lembaga Keuangan lainnya.

3. Kas dan setara kas

Tabel 3.6 Kas dan setara kas

2004 2003 2002

Kas 342.171.803 820.952.526 917.371.516

Bank 27.213.694.283 62.173.970.736 51.747.498.053 Deposito 7.563.896.400 12.480.906.250 7.505.690.000 35.119.762.486 75.475.829.512 60.170.559.569

(23)

62 Deposito merupakan deposito Rupiah dengan jangka waktu satu bulan dengan perpanjangan otomatis dan tidak dijadikan jaminan serta tingkat suku bunga 5,75% - 6,25% untuk tahun 2004, 6,25% - 12,5% untuk tahun 2003, dan 11% - 14 % untuk tahun 2002.

4. Piutang usaha

Rincian umur piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7 Rincian umur piutang usaha

2004 2003 2002 Sampai dengan 3 bulan 247.497.575.243 169.305.843.556 138.599.915.546 > 3 bulan – 6 bulan 47.779.404.668 1.730.029.510 3.866.491.370 > 6 bulan – 1 tahun 31.928.641.101 4.972.070.107 4.578.057.077 > 1 tahun 18.478.902.591 41.916.740.590 44.037.217.918 345.684.523.603 217.924.683.763 191.081.681.911 5. Persediaan Tabel 3.8 Persediaan 2004 2003 2002

Persediaan barang dagangan - - 398.767.193

Persediaan gudang 47.285.271.587 31.456.287.437 8.614.045.716 Persediaan rumah sarana papan 3.497.267.500 3.763.519.851 28.117.321.282 Persediaan tanah kavling 7.822.575.590 9.318.901.804 9.708.872.192

58.605.114.677 44.538.709.092 46.839.006.383

Penyisihan penurunan nilai - - (313.504.500)

58.605.114.677 44.538.709.092 46.525.501.883

6. Tagihan bruto kepada pemberi kerja

Saldo tagihan bruto kepada pemberi kerja merupakan prestasi pekerjaan jasa konstruksi yang sudah diakui sebagai pendapatan sesuai dengan metode persentase penyelesaian yang dinyatakan dalam Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan yang belum diterbitkan fakturnya karena perbedaan antara tanggal berita acara prestasi fisik dengan pengajuan penagihan pada tanggal neraca.

(24)

63 7. Aktiva lain-lain

Tabel 3.9 Aktiva lain-lain

2004 2003 2002

Aktiva dalam pelaksanaan 250.000.000 362.803.833 31.344.200 Kontrak sewa jangka panjang 1.155.868.602 7.401.195.759 7.361.760.091 Aktiva lainnya 4.485.176.628 1.860.568.122 2.891.832.277

5.891.045.230 9.624.567.714 10.284.936.568

Akumulasi amortisasi - - (1.141.653.557)

5.891.045.230 9.624.567.714 9.143.283.011

8. Pendapatan diterima di muka

Jumlah pendapatan di muka merupakan saldo uang muka real estat Divisi Sarana Papan per 31 Desember 2002, 2003, dan 2004. Uang muka tersebut diterima dari konsumen sebagai persyaratan pemilikan rumah sarana papan yang dibangun.

9. Pendapatan usaha

Tabel 3.10 Pendapatan usaha

2004 2003 2002 Jasa konstruksi 1.775.397.683.020 1.388.698.755.783 710.995.161.883 Usaha bersama 246.440.299.495 15.299.705.116 88.052.564.189 Penjualan usaha sarana papan 17.546.077.000 11.285.444.750 11.577.382.673 Sewa gedung 747.570.730 1.309.175.113 492.270.915

Sewa personil 105.452.308 - -

Sewa alat - - 133.494.500

Tanah mentah/kavling - - 18.707.922.001 2.040.237.082.553 1.416.593.080.762 829.958.796

Rincian pendapatan usaha:

Tabel 3.11 Rincian pendapatan usaha

2004 2003 2002 Pihak yang memiliki

hubungan istimewa 1.530.848.242.079 1.147.356.443.459 493.425.363.353 Pihak ketiga 509.388.840.474 269.236.637.303 336.533.432.808

(25)

64 10.Beban pokok penjualan

Tabel 3.12 Beban pokok penjualan

2004 2003 2002

Jasa konstruksi 1.623.029.583.866 1.265.825.743.840 640.500.937.608 Usaha bersama 203.406.489.681 10.772.983.533 84.994.825.420 Penjualan usaha sarana papan 16.666.640.000 7.792.800.877 8.309.451.000 Sewa gedung 543.574.549 19.716.460 45.791.417

Beban eksploitasi alat - - 29.517.876

Tanah mentah/kavling - - 8.617.742.217

1.840.646.388.096 1.284.411.244.710 742.498.265.538

11.Beban penjualan

Tabel 3.13 Beban penjualan

2004 2003 2002

Beban iklan 850.959.914 439.676.718 290.663.475 Beban tender 3.054.242.185 2.405.271.716 1.669.042.020 Beban pemasaran 2.456.080.569 9.674.937.074 6.555.089.962 6.361.282.668 12.519.885.508 8.514.795.457 12.Laba penjualan aktiva tetap

Tabel 3.14 Laba penjualan aktiva tetap

2004 2003 2002

Laba penjualan 241.746.107 4.991.733.526 1.394.554.100

Rugi penjualan/pelepasan - (112.672.247) -

241.746.107 4.879.061.279 1.394.554.100

13.Pendapatan/(beban) lain-lain

Tabel 3.15 Pendapatan/(beban) lain-lain

2004 2003 2002 Penerimaan dari pembagian harta

likuidasi Yayasan Waskita - - 3.610.754.552 Pendapatan lain-lain 3.295.621.380 28.731.101.331 14.643.328.624 Pajak masukan yang tidak

dapat direstitusi - (221.509.116) (2.549.629.738) Beban penyelesaian proyek - (2.683.808.134) (1.049.049.206) Beban lain-lain (12.825.071.679) (7.517.120.988) (12.427.856.274)

(26)

65 Termasuk dalam akun pendapatan lain-lain yaitu penerimaan kembali piutang yang sudah dihapuskan, laba penjualan reksadana, pendapatan sewa, dan penghapusan piutang. Termasuk dalam akun beban lain-lain yaitu penyisihan, beban pajak kurang bayar, PPN masukan yang tidak dapat direstitusi, dan uang muka PPh yang tidak dapat dikreditkan.

III.5. Aspek Operasional PT Waskita Karya (Persero) Periode 2002-2004

Aspek operasional meliputi penilaian unsur-unsur kegiatan yang dianggap paling dominan dalam rangka menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi Perseroan. Dengan visi “menjadi badan usaha konstruksi terkemuka di Asia Tenggara” dan misi “menyediakan produk konstruksi dengan layanan yang terbaik bagi para pelanggannya”, RUPS Perseroan menetapkan:

Tabel 3.16 Indikator, bobot, dan nilai aspek operasional

Tahun Indikator Bobot Nilai Unsur yang dipertimbangkan Kepuasan pemberi

kerja

7,5 BS Keluhan pemberi kerja 2004

Kesesuaian

pelaksanaan proyek

7,5 BS Kesesuaian pelaksanaan proyek dengan rencana waktu dan anggaran Kepuasan pemberi

kerja

7,5 BS Keluhan pemberi kerja 2003

Kesesuaian

pelaksanaan proyek

7,5 BS Kesesuaian pelaksanaan proyek dengan rencana waktu dan anggaran Kepuasan pemberi

kerja

7,5 BS Keluhan pemberi kerja 2002

Kesesuaian

pelaksanaan proyek

7,5 BS Kesesuaian pelaksanaan proyek dengan rencana waktu dan anggaran

III.6. Aspek Administrasi PT Waskita Karya (Persero) Periode 2002-2004

1. Laporan perhitungan tahunan

(27)

66 2004 diterima oleh pemegang saham:

Tabel 3.17 Tanggal laporan audit diterima pemegang saham Tahun buku Tanggal laporan diterima

2004 30 Maret 2005 2003 30 Maret 2004 2003 2 Mei 2003 2. Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran (RKAP)

Berikut ini adalah tanggal diterimanya rancangan RKAP untuk tahun 2002-2004 oleh pemegang saham:

Tabel 3.18 Tanggal rancangan RKAP diterima pemegang saham Tahun buku Tanggal rancangan RKAP diterima

2004 13 Oktober 2003

2003 14 Oktober 2002

2002 15 Oktober 2001

3. Laporan periodik

Tanggal diterimanya laporan periodik untuk masing-masing triwulan untuk tahun buku 2002, 2003, dan 2004 oleh komisaris/dewan pengawas dan pemegang saham:

Tabel 3.19 Tanggal laporan periodik diterima oleh komisaris/dewan pengawas dan pemegang saham

Tahun buku Triwulan Tanggal laporan periodik diterima

I 26 April 2004 II 2 Agustus 2004 III 25 Oktober 2004 2004 IV 31 Januari 2005 I 3 Juni 2003 II 5 Agustus 2003 III 20 Oktober 2003 2003 IV 9 Februari 2004 I 15 April 2002 II 29 Juli 2002 III 23 Oktober 2002 2002 IV 28 Januari 2003

(28)

67 4. Program kemitraan

Laporan auditor independen dengan nomor 027E/KAP-SAR/IV/2003 yang diterbitkan oleh Drs. A. Salam Rauf selaku managing partner menyatakan bahwa pertanggungjawaban Pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Waskita Karya (Persero) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002 telah sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri Negara Pemberdayagunaan BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN Nomor KEP-236/M-PBUMN/1999, tanggal 28 September 1999.

Berikut ini merupakan ringkasan dari Laporan Auditor Independen atas Pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT (Persero) Waskita Karya Untuk Tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2002 Nomor 027E/KAP-SAR/IV/2003, tanggal 23 April 2003:

1. Saldo awal tahun dan jumlah penerimaan tahun 2002 terinci sebagai berikut: Tabel 3.20 Dana program kemitraan yang tersedia tahun 2002

Saldo awal dana tanggal 1 Januari 2002 Rp 182.064.832

Penerimaan: Bagian penyisihan laba yang diterima tahun 2002 Rp 370.784.009

Penerimaan pengembalian pokok pinjaman tahun 2002 Rp 331.046.014

Jasa giro Rp 17.206.296

Penerimaan bunga pokok pinjaman Rp 53.409.245

Penerimaan lainnya Rp 518.250

Jumlah penerimaan Rp 772.963.814

(29)

68 2. Jumlah pengeluaran tahun 2002 terinci sebagai berikut:

Tabel 3.21 Rincian pengeluaran dana program kemitraan tahun 2002 Penyaluran pinjaman mitra binaan Rp 874.500.000

Hibah Rp 300.000

Jumlah pengeluaran Rp 874.800.000

3. Piutang dan pinjaman bermasalah

Sampai akhir tahun 2002, PT Waskita Karya (Persero) telah membina 473 mitra binaan, terdiri dari 367 usaha kecil dan 106 koperasi. Sisa pinjaman per 31 Desember 2002 adalah sebesar Rp 3.104.623.709 dengan uraian sebagai berikut:

Tabel 3.22 Rincian pinjaman dana program kemitraan tahun 2002

Pinjaman Lancar Rp 1.181.947.850 Kurang lancar Rp 57.467.270 Ragu-ragu Rp 57.826.067 Macet Rp 1.807.382.522 Rp 3.104.623.709

KAP Heliantono & Rekan melalui Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan Program Kemitraan PT Waskita Karya (Persero) untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2004 dan 2003 Nomor 05/03/026/01/KAP/05, tanggal 15 Maret 2005, menyatakan laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan Program Kemitraan pada Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Waskita Karya (Persero) pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, laporan aktivitas, serta arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

(30)

69 Berikut ini merupakan ringkasan dari Laporan Keuangan Program Kemitraan PT Waskita Karya (Persero) untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2004 dan 2003:

1. Saldo dana awal tahun dan jumlah penerimaan tahun 2003 dan 2004 terinci sebagai berikut:

Tabel 3.23 Dana program kemitraan yang tersedia untuk tahun 2003 dan 2004

2004 2003

Saldo dana awal tahun Rp 152.707.199 Rp 216.572.385

Penerimaan: Penyisihan laba Rp 346.812.916 Rp 394.849.361

Angsuran pinjaman Rp 827.224.234 Rp 606.300.137 Penerimaan lainnya Rp 1.409.500 Rp 0 Bunga pinjaman Rp 106.268.004 Rp 61.918.504 Jasa giro dan bunga deposito Rp 13.271.738 Rp 22.108.292 Jumlah penerimaan Rp 1.294.986.392 Rp 1.085.176.294 Jumlah dana tersedia Rp 1.447.693.591 Rp 1.301.748.679 2. Jumlah pengeluaran tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.24 Rincian pengeluaran dana program kemitraan tahun 2003 dan 2004

2004 2003

Pinjaman kepada mitra binaan Rp 1.228.000.000 Rp 1.104.000.000 Bantuan hibah Rp 65.836.400 Rp 6.652.900 Beban usaha lainnya Rp 48.227.476 Rp 38.388.580 Jumlah pengeluaran Rp 1.342.063.876 Rp 1.149.041.480 3. Piutang

Sesuai dengan tingkat kelancaran pembayarannya, saldo piutang mitra binaan dapat dikategorikan sebagai berikut:

(31)

70 Tabel 3.25 Rincian pinjaman dana program kemitraan tahun 2003 dan 2004

2004 2003 Lancar 2.268.596.879 1.975.043.393 Kurang lancar 100.524.828 53.527.490 Ragu-ragu 12.228.406 50.465.013 2.381.350.113 2.079.035.896 4. Pinjaman bermasalah

Akun ini merupakan pinjaman macet kepada mitra binaan yang telah diupayakan pemulihannya namun tidak terpulihkan, yaitu sebesar Rp 1.491.061.830 di tahun 2004 dan Rp 1.453.850.281 untuk tahun 2003.

Pinjaman bermasalah merupakan pinjaman macet kepada mitra binaan dari tahun 1993 sampai dengan 1998. Unit PK & BL telah melakukan usaha pemulihan pinjaman macet dengan cara penjadwalan kembali (rescheduling) atau penyesuaian persyaratan (reconditioning), dan sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-236/MBU/2003, tanggal 17 Juni 2003, pinjaman macet tersebut dikelompokkan dalam aktiva lain-lain dan pos Pinjaman Bermasalah.

Gambar

Tabel 3.7 Rincian umur piutang usaha
Tabel 3.12 Beban pokok penjualan
Tabel 3.16 Indikator, bobot, dan nilai aspek operasional
Tabel 3.17 Tanggal laporan audit diterima pemegang saham  Tahun buku Tanggal laporan diterima

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, diharapkan nantinya seniman Indonesia mampu untuk memanfaatkan perkembangan teknologi agar dapat menciptakan sebuah karya seni modern yang

Faktor yang melatarbelakangi adanya perilaku yang menyimpang tersebut adalah adanya perbedaan lingkungan pekerjaan, masih rendahnya pengetahuan pemakai mengenai

 Pelayanan penunjang medis merupakan peralatan yang dimiliki Rumah Sakit dimana harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan  Pedoman sesuai

merupakan bahan yang dijadikan dasar untuk refleksi berikut. Pada tindakan berikutnya akan diadakan perbaikan- perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang terjadi selama

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Pandeglang- Provinsi

dikenal sebagai penyanyi yang saat bernyanyi selalu terlihat anggun dan dengan pakaian yang girly, Tetapi, lagi-lagi Jerry Aurum berpikir ke arah yang lain. Jerry

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997, tentang Pengadilan Anak dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain

Preparat organ uterus, dan preparat eritrosi dan lekosit diamati menggunakan mikroskop untuk mengetahui akibat pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya terhadap