• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Perpindahan Panas

2.1.1. Pengertian Perpindahan Panas

Perpindahan panas akan terjadi dari suatu sistem yang mempunyai temperatur yang lebih tinggi ke suatu sistem yang mempuntai temperatur yang lebih rendah sampai terjadi keseimbangan temperatur pada sistem tersebut.

2.1.2. Jenis-jenis Perpindahan Panas

Perpindahan panas dari sumber panas terjadi dalam tiga cara, yaitu : • Perpindahan panas secara konduksi

• Perpindahan panas secara konveksi • Perpindahan panas secara radiasi

(2)

8 1) Perpindahan Panas Secara Konduksi

Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas dari suatu benda atau pada satu benda yang berhubungan dengan benda lain karena adanya pergerakan molekul pada benda tersebut. Perpindahan panas secara konduksi ini terjadi pada benda padat dan cair.

Gambar dibawah ini memperlihatkan contoh perpindahan panas secara konduksi :

Gambar 2.1 Perpindahan Panas Secara Konduksi

Perpindahan panas secara konduksi secara sederhana dapat dinyatakan dengan :

. . . (1)

(1

Tabel 2.1, Sumber : Bahan Ajar Perpindahan Panas, Julian Alfijar. 2008 ) Bahan Ajar Perpindahan Panas, Julian Alfijar. 2008

k

Temperatur

Temperatur

Aliran Panas

Konduktivitas Thermal

(3)

9 Dimana :

q = laju perpindahan panas (w)

K = konduktivitas thermal bahan (w/m°C) A = luas penampang dimana panas mengalir (m2

dT/dx = gradien suhu pada penampang, atau laju perubahan suhu T terhadap jarak dalam arah aliran panas x

)

a. Konduktivitas Termal (Daya Hantar Panas)

Daya hantar panas atau konduktivitas thermal adalah sifat bahan yang menunjukkan seberapa cepat bahan itu dapat menghantarkan panas konduksi. Atau (k) adalah jumlah panas yang mengalir tiap satuan waktu melalui tebal dinding 1 ft yang luasnya 1 ft apabila diberi beda suhu 1°.

Bahan yang mempunyai konduktivitas yang baik disebut Konduktor, misalnya logam (tembaga, alumunium, perak, dsb). Sedangkan bahan yang mempunyai konduktivitas yang tidak baik atau buruk disebut Isolator, contohnya adalah asbes, wol, dsb.

2) Perpindahan Panas Secara Konveksi

Perpindahan panas secara konveksi adalah bentuk perpindahan panas yang dihasilkan dari pergerakan cairan atau gas.

(4)

10 Gambar dibawah ini memperlihatkan contoh perpindahan panas secara konveksi :

Gambar 2.2 Perpindahan Panas Secara Konveksi

Perpindahan panas secara konveksi secara sederhana dapat dinyatakan dengan :

. . . (2)

Dimana :

q = laju perpindahan panas konveksi

h = koefisien perpindahan panas konveksi (w/m2

A = luas penampang (m

°C)

2

ΔT = perubahan atau perbedaan suhu (°C ; °F) )

(2

Gambar 2.2, Sumber : Bahan Ajar Perpindahan Panas, Julian Alfijar. 2008 ) Bahan Ajar Perpindahan Panas, Julian Alfijar. 2008

(5)

11 3) Perpindahan Panas Secara Radiasi

Perpindahan panas secara radiasi adalah bentuk perpindahan panas dengan cara pergerakan gelombang elektromagnetis. Dalam penyegaran udara, perpindahan panas secara radiasi ini terjadi karena adanya radiasi sinar matahari, lampu, dan panas yang dipancarkan oleh peralatan listrik yang terdapat di ruangan tersebut.

Gambar dibawah ini memperlihatkan contoh perpindahan panas secara radiasi :

Gambar 2.3 Perpindahan Panas Secara Radiasi

Perpindahan panas secara konveksi secara sederhana dapat dinyatakan dengan :

. . . (2)

(3

Gambar 2.3, Sumber : Bahan Ajar Perpindahan Panas, Julian Alfijar. 2008 ) Bahan Ajar Perpindahan Panas, Julian Alfijar. 2008

(6)

12 Dimana : = konstanta Stefan-Boltzman 5,669 x 10-8 w/m2 k A = luas penampang 4 T = temperatur

2.2. Teori Mengenai Kalor

Kalor adalah suatu materi yang tidak terlihat, yang mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah.

Satuan kalor adalah kalori, dimana 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperature 1 gr air dari 14,5°C menjadi 14,5°C.

2.3. Teori Dasar Mengenai Kaca

2.3.1. Pengertian Kaca

Kaca adalah bahan yang tidak padat, karena molekul-molekulnya tersusun acak seperti halnya zat cair, namun kohesinya membuat bentuknya menjadi stabil. Karena susunannya acak seperti zat cair itulah maka kaca terlihat transparan.

(7)

13 2.3.2. Sifat-sifat Kaca

Sifat-sifat yang dimiliki oleh kaca antara lain adalah sebagai berikut :

a) Mampu Meneruskan Cahaya dan Panas

Karena sifat tembus pandangnya, kaca meneruskan cahaya yang berarti juga kaca meneruskan panas matahari. Hal ini sangat berpengaruh terutama di daerah tropis seperti Indonesia dimana masyarakatnya memilih menghindari panas.

b) Mampu Memantulkan Cahaya

Kaca memiliki kemampuan untuk memantulkan cahaya dan bayangan di sekelilingnya, dan tidak menghantarkan listrik.

c) Tahan Terhadap Zat-zat Kimia

Kaca merupakan bahan yang tahan akan zat-zat kimia, karena itu kaca banyak digunakan sebagai tabung/bejana kimia.

d) Mudah Dibentuk Dalam Keadaaan Cair

Kaca dapat dibentuk pada suhu diatas 1200°C (cair). Pada saat keadaan cair, material kaca sangat mudah dibentuk, dan pada saat dingin dan menjadi padat dapat diukir seperti batu.

e) Rapuh dan Mudah Pecah

Kaca memiliki sifat rapuh dan mudah pecah, namun masih memiliki sifat elastis (kembali ke bentuk semula setelah lendutan akibat beban).

(8)

14 f) Tembus Pandang

Kaca biasanya merupakan material yang tembus pandang, namun dalam pemakaiannya dapat dibuat buram (sedikit tembus pandang) atau tidak tembus pandang sama sekali. Dapat juga digabungkan dengan warna yang dimasukkan saat keadaan cair.

2.3.3. Pembuatan Kaca

Pembuatan kaca terdiri dari beberapa unsur seperti bahan baku, bahan pewarna dan proses pembuatannya.

a) Bahan Baku Kaca

Bahan baku pembuat kaca yang utama adalah pasir kuarsa dan soda. Tetapi ada bahan-bahan lain yang digunakan untuk memperkuat ataupun untuk penambahan sifat-sifat lainnya.

Tabel 2.1 Bahan Baku Kaca

Bahan Baku Persentase

(%) Keterangan

Pasir kuarsa 58,6 Bahan baku dengan titik lebur tinggi

Soda dan potas 21,5 Bahan baku untuk mempermudah

Kapur 10,4

Dolomit 10

Sulfat/feldspar, dll 3,5 Bahan penjernihan

(3

Gambar 2.3, Sumber : Bahan Ajar Perpindahan Panas, Julian Alfijar. 2008 ) Bahan Ajar Perpindahan Panas, Julian Alfijar. 2008

(9)

15 b) Bahan Pewarna Kaca

Bahan pewarna kaca ditambahkan dalam proses pembuatan kaca untuk menghasilkan kaca dengan warna sesuai yang diinginkan.

Tabel 2.2 Bahan Pewarna Kaca

Coloring Material Percentage in

Glass Color Produced

Copper 0.003 to 0.1 Ruby

Copper oxide 0.2 to 2.0 Blue-green

Cadmium sulfoseleneide 0.003 to 0.1 Ruby and orange

Cadmium sulfide 0.003 to 0.1 Yellow

Ferride oxide Up to 4.0 Yellow-green

Chromium oxide 0.005 to 0.2 Green to yellow-green

Ferrous oxide Blue-green

Gold 0.001 to 0.003 Ruby

Carbon & sulfur

compounds Amber

Iron oxide & manganese

oxide 1.0 to 2.0 Amber

Uranium oxide 0.1 to 1.0 Yellow with green

fluoresence

Selenium Pink

Seleneides Amber

Manganese oxide 0.5 to 3.0 Pink-purple

Nickel oxide 0.05 to 0.5 Brown & purple

Neodymium oxide Up to 2.0 Pink

Cobalt oxide 0.001 to 0.1 Blue

(10)

16 c) Metode Pembuatan Kaca Lembaran

Kaca lembaran yang sering dijumpai dapat dibuat dengan beberapa metode, antara lain sebagai berikut :

• Metode Tarik

Metode ini adalah jenis metode yang paling murah. Kaca yang sudah dalam keadaan cair akan ditarik oleh rol-rol yang saling berhadapan, dimana jarak antara rol-rol tersebut adalah ketebalan kaca yang dihasilkan.

• Metode Tuang

Metode ini memerlukan wadah yang biasanya terbuat dari besi. Kaca cair dituangkan kedalam wadah ini, dimana tebal kaca yang dihasilkan tergantung pada tinggi wadah yang dipakai.

• Metode Apung

Metode ini dilakukan dengan cara mengapungkan cairan kaca di atas cairan timah. Tebal kaca yang dihasilkan tergantung pada jumlah cairan kaca yang dituang keatas cairan timah tersebut.

(11)

17 2.3.4. Jenis-jenis Kaca

Kaca terdiri dari beberapa jenis, seperti dijelaskan berikut ini :

a) Silika Lebur

Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada suhu tinggi, atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Secara salah kaprah, kaca ini sering disebut kaca kuarsa (quartz glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi. Karena itu, kaca ini mempunyai ketahanan termal lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca ini juga sangat transparan terhadap radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering digunakan sebagai kuvet untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar dua jutaan per kuvet.

b) Alkali Silikat

Alkali silikat adalah satu-satunya kaca dua komponen yang secara komersial, penting. Untuk membuatnya, pasir dan soda dilebur bersama-sama, dan hasilnya disebut Natrium silikat. Larutan silikat soda juga dikenal sebagai kaca larut air (water soluble glass) banyak dipakai sebagai adhesif dalam pembuatan kotak-kotak karton gelombang serta memberi sifat tahan api.

(12)

18 c) Kaca Soda Gamping

Kaca soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95 persen dari semua kaca yang dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala macam bejana, kaca lembaran, jendela mobil dan barang pecah belah.

d) Kaca Timbal

Dengan menggunakan oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam campuran kaca cair, didapatlah kaca timbal (lead glass). Kaca ini sangat penting dalam bidang optik, karena mempunyai indeks refraksi dan dispersi yang tinggi. Kandungan timbalnya bisa mencapai 82% (densitas 8,0, indeks bias 2,2). Kandungan timbal inilah yang memberikan kecemerlangan pada “kaca potong” (cut glass). Kaca ini juga digunakan dalam jumlah besar untuk membuat bola lampu, lampu reklame neon, radiotron, terutama karena kaca ini mempunyai tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga cocok dipakai sebagai perisai radiasi nuklir.

e) Kaca Borosilikat

Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B2O3, 80%

sampai 87% silika, dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini

mempunyai koefisien ekspansi termal rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi, serta tahanan listrik tinggi. Perabot laboratorium yang dibuat dari kaca ini dikenal dengan nama dagang pyrex. Kaca borosilikat juga digunakan sebagai isolator

(13)

19 tegangan tinggi, pipa lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS).

f) Kaca Khusus

Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan,fitokrom, kaca optik dan kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda tergantung pada produk akhir yang diinginkan.

g) Serat kaca (fiber glass)

Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang tahan terhadap kondisi cuaca. Kaca ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan alkali lebih rendah.

2.4. Faktor Transmisi Dari Jendela

Berikut adalah tabel faktor transmisi dari jendela :

Tabel 2.3 Faktor Transmisi Dari Jendela

Kaca Tanpa Penutup Dengan Jendela

Kaca biasa 0,95 0,50

Kaca ganda

1. kaca biasa 0,70 0,50

2. menyerap diluar 0,60 0,40

Kaca setengah cermin 0,4

(14)

20 2.5. Faktor Bayangan

Berikut adalah tabel faktor bayangan :

Tabel 2.4 Faktor Bayangan

Type of shading device Coefisien

canvas awning 0,25

insert venetian blind at 45° light colour 0,55

insert venetian blind at 45° dark colour 0,88

roller shade fully drawn, light colour 0,25

roller shade fully drawn, dark colour 0,59

single glass : regular sheet 0,64

roof overhang or marque full shading window shade

building surface setback from external 0,90

outside shading 0,30

2.6. Koefisien Transmisi Kalor Melalui Jendela Kaca

Berikut adalah tabel koefisien transmisi kalor melalui jendela kaca :

Tabel 2.5 Koefisien Transmisi Kalor Melalui Jendela Kaca

Satu Plat Kaca Tidak bergantung pada tebalnya 5,5 kcal/m2 jam

Kaca ganda - 2,2 kcal/m2 jam

Blok kaca - 5,5 kcal/m2 jam

Tabel 2.4, Sumber : Adryanta 2008, Kaca Sebagai Struktur Pada Bangunan Tabel 2.5, Sumber : Adryanta 2008, Kaca Sebagai Struktur Pada Bangunan

Gambar

Gambar dibawah ini memperlihatkan contoh perpindahan panas secara  konduksi :
Gambar 2.2   Perpindahan Panas Secara Konveksi
Gambar dibawah ini memperlihatkan contoh perpindahan panas secara  radiasi :
Tabel 2.1   Bahan Baku Kaca
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga tidak ada perbedaan rata-rata penurunan kadar fosfat limbah cair laundry pengolahan constructed wetlands tipe Subsurface Flow System tanaman Cyperus

Pada saat pe- tugas mengirimkan laporan, aplikasi akan membuat sebuah panggilan terhadap HTTP API yang akan menginisiasi salah satu fungsi untuk memperbarui status bangunan dan

Pia yapo maeneo mingi ya kilahaja ambayo bado hayajatafitiwa yakiwemo mabadiliko ya matumizi ya msamiati katika miktadha mingine kama msamiati wa sokoni,

Laser cutting untuk logam memiliki keunggulan dibandingkan plasma cutting, yaitu pengerjaan menjadi lebih tepat dan penggunaan energi yang lebih sedikit

Hasil dari penelitian tersebut mengungkapkan bahwa situasi yang paling menekan bagi pasangan hidup penderita paraplegia adalah masalah kesehatan pasangannya yang mengalami

Bagi praktis klinis hasil penelitian dapat ditetapkan prosedur tindakan yang sesuai antara kebutuhan darah yang diambil dengan tingkat rasa nyeri yang ditimbulkan

Kegiatan sector limbah domestic ini melekat pada program pembangunan infrastruktur pedesaan dan perkotaan dan sejak tahun 2013 terdapat kegiatan baru yaitu percepatan

pertumbuhan, bila kualitasnya baik dan diberikan dalam jumlah yang cukup, maka. pertumbuhannya akan