STUDI
PENGARUH
PEMBANGUNAN
PEMBANGKIT
LISTRIK
TENAGA
PANAS
BUMI
(PLTP)
50
MW
DI
CISOLOK
KABUPATEN
SUKABUMI
TERHADAP
TARIF
LISTRIK
REGIONAL
JAWA
BARAT
Ol h Oleh :
KUKUH SUJATMIKO NRP 2207 100 558
Dosen Pembimbing I
Ir. H.Syariffuddin Mahmudsyah, M. Eng
NIP 1946 12 11 1974 12 1001
Dosen Pembimbing II
Ir. Teguh Yuwono
NIP 1950 08 06 1976 12 1002 NIP. 1946 12 11 1974 12 1001 NIP. 1950 08 06 1976 12 1002
POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
Potensi Panas Bumi Indonesia tersebar di 253 lokasi dengan total
g
potensi sebesar 27 ribu MW yang merupakan 40% potensi
Potensi
Panas
Bumi
Jawa
Barat
¾ ¾Terbesar di
Terbesar di
Indonesia
Indonesia
¾ ¾Terletak di
Terletak di
44 Lokasi
44 Lokasi
d
11
d
11
dan 11
dan 11
Kabupaten
Kabupaten
¾ ¾Salah
Salah
satunya di
satunya di
satunya di
satunya di
Cisolok
Cisolok
Cisukarame
Cisukarame
kabupaten
kabupaten
Sukabumi
Sukabumi
Sumber: Pemda Jawa Barat Sumber: Pemda Jawa Barat
PLTP Cisolok 50 MW
PLTP
Cisolok
50
MW
PLTP Cisolok 50MW terletak di desa Cisolok, Kacamatan Cisukarame, Kabupaten PLTP Cisolok 50MW terletak di desa Cisolok, Kacamatan Cisukarame, Kabupaten
Kondisi
Eksisting Jawa
Barat,
Sukabumi,
dan
Indonesia
J B t S k b i I d i
Jawa Barat Sukabumi Indonesia
Ratio 65,37 % 85,53% 62,42 % Elektrifikasi Harga Listrik Total (Rp/Kwh) 619,51 619,51 653 ( p ) Beban Puncak 5 019 31 313 25 21 120 07 Beban Puncak MW 5.019,31 313,25 21.120,07
Latar Belakang
Latar
Belakang
•
35,5
%
Masyarakat
Jawa
Barat
belum
menikmati
listrik
•
Untuk
Menambah
pasokan
Daya
Listrik
di
Kabupaten
Sukabumi
•
Daya Mampu di Kabupaten Sukabumi yang hanya mencapai
•
Daya
Mampu
di
Kabupaten
Sukabumi
yang
hanya
mencapai
30
MW
•
Penggunaan
energi
primer
terbesar
untuk
pembangkitan
i li t ik d l h b t b
b
41% k
di
BBM
energi
listrik
adalah
batubara
sebesar
41%
kemudian
BBM
34%,
gas
14%,
hidro
8%
dan
panas
bumi
3%[16]
•
Pemanfaatan
potensi
energi
terbarukan
terutama
panas
bumi
di
Jawa
Barat
yang
memiliki
potensi
terbesar
di
Indonesia
¾
Realisasi program pemerintah Tahap II sebesar 12.000 MW dengan
i
11 144
19 %
kapasitas total 11.144 MW sebanyak 19 % adalah PLTP dalam
menghadapi krisis energi listrik, yang tertuang dalam PerPres
No.5/2006 tentang kebijakan pemerintah mengenai ”Skenario Energi
Mi
N i
l” d l
j
k
kt
t t
t
(2005 2025)
Mix Nasional” dalam jangka waktu tertentu (2005-2025), yang
tertuang dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN). Yang menargetkan
peningkatan peran energi panas bumi menjadi 5%
Tenaga Air 3.11%
Energi Mix Tahun 2008
Minyak Bumi
Energi Mix Tahun 2025
Gas Alam 28.57% Panas Bumi 1.32% 3.11% Gas, 30% y 20%
Bahan Bakar Nabati, 5%
Panas Bumi, 5% EBT Batubara Minyak Bumi 51.66% ,
Biomasa, Nuklir, Tenaga air Energi Matahari, Tenaga angin, 5% Batubara cair, 2% EBT Batubara 15.34% Batubara 33% ,
Permasalahan
Permasalahan
•
Bagaimana
kebutuhan
listrik
di
Jawa
Barat
serta
cadangan
k
d
d
b
k
k
kapasitas
daya
yang
terpasang
dari
pembangkit
untuk
mensuplai
kebutuhan
energi
listrik
saat
ini
dan
tahun
–
tahun
mendatang.
H
j
l
i li t ik d i PLTP Ci l k
i k
50
•
Harga
jual
energi
listrik
dari
PLTP
Cisolok
– cisukarame
50
MW,
serta
lamanya
waktu
yang
diperlukan
untuk
mengembalikan
investasi
dan
mulai
mendapatkan
keuntungan
keuntungan.
•
Pengaruh
pembangunan
PLTP
Cisolok
– cisukarame
50
MW,
terhadap
perkembangan
IPM
di
Propinsi
Jawa
Barat.
•
Subsidi yang diberikan jika daya beli masyaakat lebih rendah
•
Subsidi
yang
diberikan
jika
daya
beli
masyaakat
lebih
rendah
dari
biaya
pokok
penyediaan
energi
listrik
untuk
wilayah
Batasan Masalah
Batasan
Masalah
Karena ruang lingkup permasalahan yang sangat
Karena
ruang
lingkup
permasalahan
yang
sangat
luas,
maka
dalam
penulisan
tugas
akhir
ini,
permasalahan
akan
dibatasi
pada
:
•
Aspek
– aspek
yang
dipertimbangkan
dalam
pembangunan
PLTP
50
MW
di
Cisolok
adalah
aspek
ekonomi,
sosial
dan
lingkungan.
•
Analisa
mengenai
aspek
ekonomi,
sosial
dan
l
k
d kh
k
k
d
Tujuan
Tujuan
•
Tujuan dari penulisan ini adalah mempelajari dan
Tujuan
dari
penulisan
ini
adalah
mempelajari
dan
menganalisa
pembangunan
PLTP
Cisolok 50
MW
di kabupaten Sukabumi Jawa Barat dalam usaha
di
kabupaten
Sukabumi Jawa
Barat
dalam
usaha
pemenuhan
kebutuhan
tenaga
listrik
di
Jawa
Barat dan pengaruhnya terhadap tarif listrik
Barat
dan
pengaruhnya
terhadap
tarif
listrik
Potensi
Panas
Bumi
Cisolok
Cisukarame
kabupaten
Sukabumi
Jawa
Barat
URAIAN CISOLOK CISUKARAME Lokasi Dekat Kawasan Wisata
Pelabuhan Ratu Pelabuhan Ratu
Proyeksi
Pasokan Listrik
Mendukung Pengembangan Jawa Barat Selatan
Manifestasi Permukaan
Mata Air Panas, Geyser, Solfatar, Alterasi
Hidrothermal, Suhu 81 - 98º C Potensi Hipotetik 50 MW Terduga 133
MW Prediksi Potensi Listrik Cisilok 3 x 5 MW, Cisukarame 2 x 15 MW Potensi Listrik 2 x 15 MW Sistem Panas Bumi
Aktivitas Tektonik dan intrusi andesitis pada sedimen marin
TEKNOLOGI
PLTP
CISOLOK
50
MW
Sumber panas bumi di cisolok cisukarame merupakan sumber uap
panas, maka digunakan teknologi binary cycle sebagai pembangkit
energi listrik.[15]
g
Sumber: Pertamina Sumber: Pertamina P B i k b d i l l t b h k P B i k b d i l l t b h k Panas Bumi merupakan sumber daya energi yang selalu terbaharukan.Panas Bumi merupakan sumber daya energi yang selalu terbaharukan.
Ketersediaan panas bumi di pengaruhi oleh ketersediaan air. Oleh karena itu Ketersediaan panas bumi di pengaruhi oleh ketersediaan air. Oleh karena itu
uap panas yang telah didinginkan di injeksikan kembali kedalam bumi. uap panas yang telah didinginkan di injeksikan kembali kedalam bumi.
Binary Cycle Power Plants (BCPP)
Binary
Cycle
Power
Plants
(BCPP)
¾
Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari sumur produksi
(production well) tidak menyentuh turbin
(production well) tidak menyentuh turbin.
¾
Air panas bumi digunakan untuk memanaskan apa yang disebut dengan
working fluid
pada
heat exchange
r.
¾
Working fluid
kemudian menjadi panas dan menghasilkan uap berupa flash.
Uap yang dihasilkan di
heat exchanger
tadi lalu dialirkan untuk memutar
Uap yang dihasilkan di
heat exchanger
tadi lalu dialirkan untuk memutar
turbin dan selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan
sumber daya listrik.
¾
Uap panas yang dihasilkan di
heat exchanger
inilah yang disebut sebagai
secondary (binary) fluid
y (
y) f
.
Binary Cycle Power Plants
y
y
ini merupakan sistem
p
tertutup (
closed loop
). Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.
¾
Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu
90-175
0C.
¾
Contoh penerapan teknologi tipe BCPP ini ada di Mammoth Pacific Binary
p
p
g
p
y
Geothermal Power Plants di Casa Diablo geothermal field, USA.
¾
Diperkirakan pembangkit listrik panas bumi BCPP akan semakin banyak
digunakan dimasa yang akan datang
Bagian Penting PLTP
Bagian
Penting
PLTP
Turbin Uap
Turbin
Uap
Untuk
menggerakkan
generator.
Generator
Generator
Untuk
Mengubah
energi
mekanis
menjadi
energi listrik.
energi
listrik.
Condensor
Untuk mengkondensasikan uap dari proses di
Untuk
mengkondensasikan
uap
dari proses
di
turbin
dengan
air
pendingin yang
diinjeksikan
kembali ke tanah.
Perhitungan Potensi Panas Bumi
Perhitungan Potensi Panas Bumi
Penghitungan
potensi
terduga
dari
hasil
penyelidikan
geokimia,
terutama
luas
daerah anomali Hg memperlihatkan bahwa luas daerah prospek ± 15 58 Km
2daerah
anomali
Hg
memperlihatkan
bahwa
luas
daerah
prospek
± 15,58
Km
2Temperatur
reservoir
diperkirakan
200
‐
210
o
C
dan
suhu
cut
off
160
‐
180
o
C.
Berdasarkan
pada
persamaan
Lump
Parameter
dibawah
ini:
Q
=
0.2317
x
A
x
(Tr
‐
Tc)
dimana
:
Q
=
Potensi
energi
panas
bumi
terduga
(MW)
d
h
k (
2)
A
=
Luas
daerah
prospek
(Km
2)
Tr
=
Temperatur
reservoir
(
oC)
Tc
=
Temperatur
cut
off
(
oC)
Hasil perhitungan dengan persamaan tersebut diatas diperoleh potensi energi
Hasil
perhitungan
dengan
persamaan
tersebut
diatas
diperoleh
potensi
energi
daerah
Cisolok Q± 144M
.
Proyeksi Konsumsi Energi Listrik per Kelompok Pelanggan
y
g
p
p
gg
(GWh) di Jawa Barat Tahun 2010-2020
Pengaruh
PLTP
Cisolok
terhadap
Neraca
di
Analisa Ekonomi
Biaya modal pertahun adalah biaya investasi pembangunan pembangkit tenaga
BIAYA MODAL/ CAPITAL COST
listrik dikalikan dengan faktor penyusutan
Biaya modal / Capital Cost (CC) dirumuskan sebagai berikut : dimana : Ps fd) (fs (CC) C C i l + ⋅ d :
CC = Biaya modal per KWh(Cent US$/kWh) Ps = Biaya modal (US$/kW)
BIAYA TETAP (O & M)
To m ) ( (CC) Cost Capital ⋅ =
BIAYA TETAP (O & M)
Biaya ini harus tetap dikeluarkan meskipun peralatan-peralatan di pusat pembangkit tidak sedang beroperasi. Biaya O & M ini merupakan biaya untuk perawatan pusat pembangkit dan juga biaya tenaga kerja yang mengoperasikan dan perawatan pusat pembangkit, dan juga biaya tenaga kerja yang mengoperasikan dan merawat pusat pembangkit.
BIAYA BAHAN BAKAR
Biaya operasi ini merupakan biaya yang hanya dikeluarkan apabila pusat pembangkit dioperasikan untuk membangkitkan tenaga listrik. Biaya operasi ini merupakan biaya pembelian uap panas bumi dan minyak pelumas
BIAYA PEMBANGKITAN TOTAL
BIAYA PEMBANGKITAN TOTAL
Biaya pembangkitan total dapat dinyatakan sebagai berikut : Biaya pembangkitan total dapat dinyatakan sebagai berikut :
BP = CC + FC + O&M Cost
Ps
fd)
(fs
(
)
i l
+
⋅
CC C O& Cost 0782 . 0 1 25 ) 06 . 0 1 ( 25 ) 06 . 0 1 ( 06 . 0 = − + + = fs 50000 150000000 Pembangkit Kapasitas Investasi Total Biaya ) ( Modal Biaya = = Psm
To
Ps
fd)
(fs
(CC)
Cost
Capital
⋅
+
=
( ) 024 . 0 1 25 ) 04 0 1 ( 04 . 0 = − + = fd US$/kWh 3000 50000 = (1+ 0.04) 1Biaya
Pembangkitan
To m Ps fd) (fs (CC) % 6 Cost Capital = + ⋅ US$/kWh 0 05 8760 0,7 3000 0,024) (0,078 To m = ⋅ ⋅ + = ⋅ Wh cent US$/k 5 US$/kWh 0,05 = =Contoh perhitungan untuk suku bunga 6%
Suku bunga 12% 9% 6% Biaya
Contoh perhitungan untuk suku bunga 6% BP = 5 + 2,25 + 0,7 Biaya Pembangkitan (cent US$/KWh) 10,36 9,10 7,95 Dalam rupiah 1036 910 795
Daya
Beli
Masyarakat
Dari pengeluaran riil rumah tangga tahun 2007 maka di dapatkan
rata-rata pemakaian
energi
listrik tiap bulannya.
W
P
Daya
1040
8
,
0
1300
)
(
=
×
=
Maka kita dapat mengetahui jumlah Kwh/bulan dengan cara: Kwh/Bulan = 1,04 x 30 x 24 x0,8
= 599,04 KWh/ bulan
Dengan Tarif Dasar Listrik pada sektor rumah tangga sebesar Rp 554,17 Maka: Biaya pemakaian/bulan = ( 599,04 x Rp 554,17/KWh) + 30.100 = Rp
362.069,99,-KWh
beli
Daya
554
,
17
767
,
94
99
,
069
.
362
501740
=
×
=
Net Present Value
Metode ini menggunakan pertimbangan bahwa nilai uang sekarang lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai uang pada waktu mendatang karena adanya faktor bunga bila dibandingkan dengan nilai uang pada waktu mendatang, karena adanya faktor bunga. Rumus untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut:
∑
nCIF
COF
NPV
∑
=+
+
−
=
t tk
COF
NPV
1(
1
)
NPV Tahun 85% 50% 0% Suku bunga 12% Suku bunga 9% Suku bunga 6% Suku bunga 12% Suku bunga 9% Suku bunga 6% Suku bunga 12% Suku bunga 9% Suku bunga 6% 25 -225,017 40,991 438,42 -2024,73 -1782,84 -1421,02 -3374,53 -3150,63 -2815,72Return of Investment adalah kemampuan pembangkit untuk mengembalikan dana investasi dalam menghasilkan tingkat keuntungan yang digunakan untuk menutup
Cost Investment Bennefit n t
∑
−investasi dalam menghasilkan tingkat keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan.
Cost Investment
ROI = t
Investasi setelah disubsidi = Rp 125 Milyar
Tahun ke- Suku Bunga 6% Suku Bunga 9% Suku Bunga 12% Bennefit ROI Bennefit ROI Bennefit ROI
25 2617.82 2.91 2394.69 2.66 2151.56 2.39
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai positif pada tahun ke 25 maka pembangkit layak dibangun dengan suku bunga 9% dan 6%.
l h
b
BPP
Setelah
Pembangunan
PLTP Cisolok
PLTP
Cisolok
• BPP Tenaga Listrik Sebelum Pembangunan PLTP Cisolok 50 MW dan Masih Mendapatkan Subsidi Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1985 adalah sebesar Rp. 640,46,-p
• BPP Tenaga Listrik setelah dibangunnya PLTP Cisolok 50 MW jika dianggap isolated dan tanpa subsidi adalah Rp
760,52,-• Sehingga di dapatkan harga BPP baru Isolated dan tanpa subsidi setelah PLTP Cisolok dibangun adalah Rp. 760,52,- x 0,8 = Rp.608,41,- turun PLTP Cisolok dibangun adalah Rp. 760,52, x 0,8 Rp.608,41, turun 5 % dari BPP awal
Harga
Jual
Listrik
Baru
di
Jawa
Barat
setelah
PLTP
Indek
Pembangunan
Manusia
(IPM)
•
Indeks Pembangunan manusia
adalah sebuah tolok ukur untuk menunjukkan kinerja pembangunan
adalah sebuah tolok ukur untuk menunjukkan kinerja pembangunan
tiap propinsi terhadap kualitas penduduk guna pemerataan
pembangunan.
•
Reduksi shortfall
Reduksi shortfall
adalah Angka yang mengukur rasio pencapaian kesenjangan antara
jarak yang sudah ditempuh dengan yang harus ditempuh untuk
Perbandingan IPM Indonesia di Asia Tenggara
Global
Country IPM Life Expectacy Adult Literacy GDP Per Education
e b
d g
do es
d
s
e gg
Rank Country IPM at Birth Rate capita in $ Index
25 Singapore 0.916 78.9 92.5 28,077 0.91 34 Brunei Darussalam 0.871 76.6 92.7 19,210 0.88 61 Malaysia 0.805 73.4 88.7 10,276 0.84 74 Thailand 0.784 60.3 92.6 8,090 0.86 84 Philippine 0 763 70 7 92 6 4 614 0 89 84 Philippine 0.763 70.7 92.6 4,614 0.89 108 Indonesia 0.711 67.2 90.4 3,609 0.83 109 Vietnam 0.609 70.8 90.3 2,745 0.81 129 Cambodja 0.583 56.5 73.6 2,423 0.69 130 Myanmar 0.581 60.5 89.9 1,027 0.76 133 Laos 0 553 55 1 68 7 1 954 0 66 133 Laos 0.553 55.1 68.7 1,954 0.66
Perbandingan IPM dan Komponennya
PROPINSI di INDONESIA IPM Reduksi Shortfall Peringkat 2006 2007 2006 2007 INDONESIA Shortfall 2006 2007 2006 2007 (1) (3) (4) (5) (6) 1) DKI JAKARTA 76,3 76,9 1,11 1 1 2) JAMBI 71 3 71 5 0 61 10 12 2) JAMBI 71,3 71,5 0,61 10 12 3) JAWA BARAT 70,3 70,7 1,32 14 15 4) PAPUA 62,8 63,6 1,76 33 33 INDONESIA 70,1 1,68Analisa Lingkungan
Analisa Lingkungan
Prakiraan dampak penting dalam pembangunan PLTP Cisolok
Prakiraan dampak penting dalam pembangunan PLTP Cisolok
Cisukarame ini, Upaya pemantauan lingkungan untuk kegiatan
Pembangunan PLTP ini prakiraan dampak yang terjadi akan ditinjau
dalam 4 (empat) tahapan:
i 1. Tahap Pra Konstruksi
Dampak keresahan sosial dan juga persepsi positif dan negatif pada masyarakat setempat akibat dari pembangunan PLTP Sungai Penuh
2. Tahap Konstruksi
Dampak pembangunan bangunan dan pengolahan limbah oli serta dampak dari pembuatan sumur
3. Tahap Operasional
Dampak kebisingan dari operasional peralatan pembangkit, Dampak kebisingan dari operasional peralatan pembangkit, Kualitas udara dan kualitas serta kuantitas air tanah
4. Tahap Pasca Operasi
Apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan tenaga fossil, maka PLTP mempunyai produksi CO2 yang lebih kecil daripada pembangkit yang lainnya.
Berdasar dari ratifikasi “kyoto protocol” yang menunjukkan komitmen negara maju tekait global warming untuk insentif atau carbon credit terhadap pembangunan (clean development mecahnism) berdasarkan seberapa besar pengurangan CO2 dibandingkan dengan base line yang telah ditetapkan.
500 670 728 on credit m isi kg/KWh Base Line Base Line 960 ER 500 100 Potensial Carb o E m CE
CDM (clean development mechanism) adalah Suatu mekanisme berbasis pasar untuk membatasi peningkatan kadar CO2 di atmosfir
Æ Mereduksi gas rumah kaca g
Æ Berinvestasi dalam kegiatan mereduksi emisi di negara-negara berkembang
•
Dari gambar grafik untuk pembangkit dengan bahan bakar panas bumi
memiliki
emisi
yang
paling
rendah
yaitu
100kg/KWh.
Jika
Pembangunan PLTP Cisolok 50 MW tidak menghasilkan karbon
kredit maka mendapat uang sebesar 4 5 cent /KWh Karena PLTP
kredit maka mendapat uang sebesar 4,5 cent./KWh. Karena PLTP
memiliki 100 kg/KWh dengan batas rata-rata 728 kg/KWh maka
CDM yang di dapat adalah sebagai berikut:
cent
cent
CDM
88
3
5
,
4
728
100
728
=
×
−
=
•
Jadi PLTP akan mendapat 3,88 cent/kWh atau Rp.388/kWh
.
cent
88
,
3
KESIMPULAN
d
h
b h
i li
ik
•
Pada tahun 2008 Pertumbuhan energi listrik Jawa Barat
sebesar 5,2% per tahun dan Ratio Elektrifikasi 65,37 %
dan beban puncak di Propinsi Jawa Barat pada tahun
p
p
p
2006 dan sebelumnya rata-rata mengalami difisit energi,
selain itu berdasarkan peramalan untuk tahun-tahun
mendatang juga mengalami difisit emergi maka perlu
mendatang juga mengalami difisit emergi, maka perlu
segera di bangun pemmbangkit baru karena semakin
bertambahnya konsumsi energi Propinsi Jawa Barat
•
Harga jual (BPP) dari energi listrik di Propinsi Jawa Barat
yang diasumsikan isolated dan tanpa subsidi dari pemerintah
t l h di b
PLTP Ci
l k
d l h R
608 41
setelah di bangunnya PLTP Cisolok adalah Rp
608,41,-harga ini turun sebesar 5 % dari BPP Propinsi Jawa Barat
sebelum pembangunan PLTP Cisolok yang mencapai Rp.
612 58 Daya beli masyarakat sebesar Rp 767 94 sehingga
612,58 Daya beli masyarakat sebesar Rp 767,94 sehingga
jika di asumsikan kenaikan sebesar 10% maka pada tahun
2010 daya beli masyarakat diperkirakan mencapai Rp
844,73,-. Harga ini bisa diturunkan jika PLTG dan PLTGU
,
,
g
j
di Jawa Barat di ganti dengan pembangkit baru yaitu PLTP,
atau dengan interkoneksi dengan propinsi lain yang harga
pembangkitannya rendah yaitu Interkoneksi Jamali,
hi
di d
tk
BPP b
t j
k
l h d
sehingga di dapatkan BPP baru yang terjangkau oleh daya
beli masyarakat. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan modal investasi setelah subsidi 85 % dari
pemerintah tergantung dari patokan bunga bank yang di
pemerintah tergantung dari patokan bunga bank yang di
pakai untuk bunga 12% kembali pada tahun ke-25, bunga
9% pada tahun ke-22 dan bunga 6% pada tahun ke-13.
•
Pengaruh pembangunan PLTP Cisolok 50 MW terhadap perkembangan
IPM adalah dengan dibangunnya PLTP diharapkan mampu mendongkrak
IPM adalah dengan dibangunnya PLTP diharapkan mampu mendongkrak
perekonomian wilayah Sukabumi dan Jawa Barat sehingga setelah
dibangunnya PLTP IPM Propinsi Jawa Barat akan semakin meningkat
dengan seiringnya reduksi
sortfal
l. Jika reduksi
sortfall
tinggi maka untuk
•
Dengan biaya investasi 150 juta dolar wilayah jawa barat belum mampu
dengan seiringnya reduksi
sortfal
l. Jika reduksi
sortfall
tinggi maka untuk
p e n c a p a i a n
I P M
t i n g g i
a k a n
l e b i h
c e p a t .
•
Dengan biaya investasi 150 juta dolar wilayah jawa barat belum mampu
untuk melakukan pembangunan pembangkit. Untuk itu perlu adanya
subsidi dari pemerintah. Dari hasil perhitungan yang dilakukan subsidi
yang diberikan adalah 85% Subsidi di berikan sedemikian besar karena
yang diberikan adalah 85%. Subsidi di berikan sedemikian besar karena
biaya pembangkitan yang masih terlalu tinggi dari daya beli masyarakat
Jawa Barat.
SARAN
1. Perlunya segera dilakukan upaya-upaya efisiensi dalam penyediaan tenaga listrik di Jawa Barat seperti PLTP Cisolok 50 MW agar dapat menekan biaya pokok penyediaan tenaga listrik dan mencapai tingkat keuangan yang diinginkan
N
diinginkan.2. Perlu di bangunnya pembangkit baru untuk menggantikan PLTG dan PLTGU di Jawa Barat. Misalkan PLTP dan PLTA yang mempunyai potensi besar di Jawa Barat untuk memenuhi kebutuhan energi di tahun-tahun selanjutnya.
i b k li ik di h l h k
3. Strategi pembangunan ketenagalistrikan di Jawa Barat haruslah mengutamakan pembangkit yang memanfaatkan energi dengan efisien, ekonomis, serta ramah lingkungan. Sehingga membawa suasana kondusif bagi pengusahaan ketenagalistrikan daerah. Serta sedapat mungkin memberi peluang lapangan ke j el l b i k t ekit
kerja seluas-luasnya bagi masyarakat sekitar
4. Masih perlunya eksplorasi panas bumi lebih lanjut, sehingga potensi panas bumi yang ada di Jawa Barat dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit PLTP, untuk mencapai rasio elektrifikasi sesuai harapan sehingga dapat meningkatkan
k i d d b li k t di J B t perekonomian dan daya beli masyarakat di Jawa Barat
5. Merealisasikan semaksimal mungkin program pemerintah Tahap II sebesar 12.000 MW dengan kapasitas total 11.144 MW sebanyak 19 % adalah PLTP dalam menghadapi krisis energi listrik, berdasarkan kajian pemerintah i ”Sk i E i Mi N i l” d l j k kt t t t (2005 mengenai ”Skenario Energi Mix Nasional” dalam jangka waktu tertentu (2005-2025), yang tertuang dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN).