• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN ISU ISU STRATEGIS DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN ISU ISU STRATEGIS DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN ISU – ISU STRATEGIS

DAERAH

KOTA TANGERANG SELATAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN (BAPPEDA)

KOTA TANGERANG SELATAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan daerah disusun atas dasar potensi dan tantangan strategis yang dihadapi saat ini dan masa datang. Penyusunan dokumen isu-isu strategis merupakan bagian dari proses teknokratik dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah seperti RPJP, RPJMD. Perencanaan strategis erat kaitannya dengan proses menetapkan arah pengembangan daerah dan target yang hendak dicapai dalam tahun - tahun mendatang; bagaimana mencapainya dan langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai. Penyusunan dokumen-dokumen perencanaan tersebut berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dengan berbagai turunan peraturan pelaksanaannya.

Pasal 14 ayat (2) UU No.25 Tahun 2004 mengamanatkan Kepala Bappeda untuk menyiapkan rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Rancangan awal tersebut selanjutnya dikaji ulang disesuaikan sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih. Kepentingannya adalah merumuskan strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah, dan kerangka ekonomi daerah selaras dengan visi dan misi Kepala Daerah terpilih. Ketentuan tentang penyampaian visi dan misi kepala daerah pemilihan kepala daerah secara langsung juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Pemerintahan Daerah pasal 76 ayat (2) yang mewajibkan pasangan calon Kepala Daerah untuk menyampaikan visi, misi dan program secara lisan maupun tertulis kepada masyarakat.

Selain dokumen perencanaan RPJMD, setiap daerah juga diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Sebagai amanat peraturan perundang-undangan (UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah) adalah mewajibkan kepada Daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan/kebijakan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional.

Sebagai daerah otonom baru sesuai dengan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008, Kota Tangerang Selatan belum memiliki rangkaian dokumen perencanaan yang lengkap yang diperlukan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunannya. Namun demikian, sebagai

(3)

bahan masukan dalam merumuskan kerangka kebijakan dan strategi pembangunan Kota Tangerang Selatan, memandang perlu menyusun dokumen yang berisi isu – isu strategis pembangunan Kota Tangerang Selatan sebagai bahan penyusunan rancangan dokumen perencanaan pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan dokumen rancangan isu – isu strategis daerah ini adalah untuk memberikan dasar bagi perumusan kebijakan dan prioritas pembangunan Kota Tangerang Selatan baik perencanaan dan pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang.

Tujuan penyusunan Rancangan Isu – isu Strategis Daerah Pembangunan Kota Tangerang Selatan tidak dapat dilepaskan dari proses perencanaan pembangunan sebagaimana yang tercantum dalam UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yaitu:

a. mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;

b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antarDaerah,

antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;

c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan;

d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan

e. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,

berkeadilan, dan berkelanjutan.

1.3 Dasar Penyusunan

Penyusunan dokumen isu – isu strategis ini merupakan tahapan awa dari penyusunan dokumen RPJMD dan RPJPD yang merupakan dokumen resmi dalam perencanaan pembangunan daerah. Dengan demikian penyusunan dokumen ini berlandaskan pada landasan hukum sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan

Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-undang No. 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran

(4)

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional;

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

10. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan

di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4935)

11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antar Pemerintah Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737)

13. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004 - 2009;

14. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ Tahun 2005 Tentang Petunjuk

Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM Daerah;

15. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 Propinsi Banten Tentang RPJMD Propinsi

Banten.

16. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun 2009 tentang Organisasi

Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 Nomor 01) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 07 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 Nomor 07)

(5)

1.4 Sistematika Penulisan

Sebagai dokumen publik, Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan memuat arah kebijakan Keuangan Daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka kegiatan yang bersifat indikatif. Sesuai dengan Surat Edaran Mendagri Nomor 050/2020/SJ perihal petunjuk penyusunan dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah maka sistematika penyusunan dokumen Rancangan RPJMD Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang mengawali naskah RPJMD ini menguraikan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan, dasar penyusunan, hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya, serta sistematika penulisan.

Bab II Gambaran Umum, isinya menguraikan kondisi geografis, perekonomian daerah, sosial budaya, infrastruktur, tata ruang dan lingkungan hidup, serta pemerintahan umum Kota Tangerang Selatan.

Bab III Gambaran Umum Keuangan Daerah, memuat hasil kondisi keuangan daerah sebagai dasar dalam perumusan arah kebijakan keuangan daerah yang mencakup kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

Bab IV Isu-isu Strategis Pembangunan Daerah, membahas potensi dan permasalahan strategis Kota Tangerang Selatan yang menjadi bahan utama perumusan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kota Tangerang Selatan.

(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

II.1 Geografi

II.1.1 Kondisi Geografis

Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten dan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19 Km2.

Menurut Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008, luas wilayah kecamatan-kecamatan yang berada di Kota Tangerang Selatan (yang kemudian diambil sebagai luas wilayah kota Tangerang Selatan) adalah sebesar 150,78 Km2 sedangkan menurut Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan adalah sebesar 147,19 Km2 dengan rincian luas kecamatan masing-masing yang berbeda pula. Angka yang digunakan adalah 147,19 Km2 karena sesuai dengan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten.

Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang

- Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok

- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

No Keterangan

1 Letak geografis Di sebelah timur Propinsi Banten

2 Luas Wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha

3 Batas-batas

- Sebelah Utara Kota Tangerang

- Sebelah Timur Provinsi DKI Jakarta

- Sebelah Selatan Kota Depok dan Kabupaten Bogor

- Sebelah Barat Kabupaten Tangerang

4 Wilayah Pemerintahan

- Kecamatan 7 Kecamatan

- Kelurahan 49 Kelurahan

- Desa 5 Desa

Sumber:

- Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008

- Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel 2.1 Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Selatan

(7)

Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 1.2. Kecamatan dengan wilayah paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30% dari luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah Setu dengan luas 1.480 Ha atau 10,06%.

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase terhadap luas kota (%)

1 Serpong 2,404 16.33% 2 Serpong Utara 1,784 12.12% 3 Ciputat 1,838 12.49% 4 Ciputat Timur 1,543 10.48% 5 Pamulang 2,682 18.22% 6 Pondok Aren 2,988 20.30% 7 Setu 1,480 10.06%

Kota Tangerang Selatan 14,719 100.00%

Tabel 2.2

Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Luas wilayah masing-masing kelurahan/desa tertera dalam Tabel 1.3. Kelurahan/desa dengan wilayah di atas empat ratus hektar terletak di Kecamatan Pamulang, yaitu Pondok Cabe Udik dan Pamulang Barat, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Paku Jaya. Kelurahan/desa dengan wilayah di bawah seratus lima puluh hektar terletak di Kecamatan Serpong, yaitu Cilenggang dan Serpong, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Jelupang. Kelurahan/desa dengan luas wilayah paling besar adalah Pondok Cabe Udik dengan luas 483 Ha sedangkan kelurahan/desa dengan luas wilayah paling kecil adalah Jelupang dengan luas 126 Ha.

II.1.2 Keadaan Iklim

Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 23,5 - 32,6 °C, temperatur maksimum tertinggi pada bulan Oktober yaitu 33,9 °C dan temperatur minimum terendah pada bulan Agustus dan September yaitu 22,8 °C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 78,3 % dan 59,3 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, yaitu 486mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 177,3mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 21 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3,8 m/detik dan kecepatan maksimum

(8)

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)

1 Serpong 1 Buaran 334

2 Ciater 376

3 Rawa Mekar Jaya 235

4 Rawa Buntu 328

5 Serpong 139

6 Cilenggang 143

7 Lengkong Gudang 361

8 Lengkong Gudang Timur 262

9 Lengkong Wetan 226

2 Serpong Utara 1 Lengkong Karya 210

2 Jelupang 126

3 Pondok Jagung 209

4 Pondok Jagung Timur 225

5 Pakulonan 279 6 Paku Alam 281 7 Paku Jaya 454 3 Ciputat 1 Sarua 368 2 Jombang 345 3 Sawah Baru 274 4 Sarua Indah 193 5 Sawah 249 6 Ciputat 172 7 Cipayung 237

4 Ciputat Timur 1 Pisangan 391

2 Cireundeu 308

3 Cempaka Putih 227

4 Pondok Ranji 246

5 Rengas 165

6 Rempoa 206

5 Pamulang 1 Pondok Benda 386

2 Pamulang Barat 416

3 Pamulang Timur 259

4 Pondok Cabe Udik 483

5 Pondok Cabe Ilir 396

6 Kedaung 256

7 Bambu Apus 220

8 Benda Baru 266

6 Pondok Aren 1 Perigi Baru 310

2 Pondok Kacang Barat 252

3 Pondok Kacang Timur 252

4 Perigi Lama 389

5 Pondok Pucung 362

6 Pondok Jaya 233

7 Pondok Aren 217

8 Jurang Mangu Barat 253

9 Jurang Mangu Timur 258

10 Pondok Karya 271 11 Pondok Betung 191 7 Setu 1 Kranggan 205 2 Muncul 361 3 Setu 364 4 Babakan 170 5 Bakti Jaya 174 6 Kademangan 206 Jumlah 14,719 Tabel 2.3

Luas Wilayah Kelurahan/Desa Kota Tangerang Selatan

(9)

II.1.3 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar adalah untuk perumahan dan permukiman yaitu seluas 9.941,41 Ha atau 67,54% dari 14.719 Ha. Sawah ladang dan kebun menempati posisi kedua terluas dengan 2.794,41 Ha atau 18,99%. Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk pasir dan galian yaitu seluas 15,27 Ha atau 0,1%.

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase Luas

(%)

1 Perumahan dan permukiman 9,941.41 67.54% 2 Industri / Kawasan Industri 167.61 1.14% 3 Perdagangan dan jasa 487.08 3.31% 4 Sawah, ladang, dan kebun 2,794.41 18.99% 5 Semak belukar dan rerumputan 366.48 2.49% 6 Pasir dan galian 15.27 0.10% 7 Situ dan danau / tambak / kolam 137.43 0.93% 8 Tanah kosong 809.31 5.50%

14,719

100.00%

Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel 2.4

Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008

Jumlah

Gambar 2.1

Persentase penggunaan lahan

II.1.4 Penduduk

Penduduk Kota Tangerang Selatan berjumlah 1.051.374 jiwa pada tahun 2007, dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki sebesar 532.670 jiwa sedangkan perempuan 518.704 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah sebesar 102,69, yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan (Tabel 3.1.1.).

1% 3% 19% 5% 2% 0% 1% 69% Perumahan dan permukiman Industri/Kawasan Industri

Perdagangan dan jasa Sawah, ladang dan kebun

Semak belukar dan rerumputan Pasir dan galian Situ dan

danau/tambak/kolam Tanah kosong

(10)

Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota mencapai 7.143 orang/Km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur yaitu 10.396 orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Setu yaitu 3.812 orang/Km2.

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2008 menunjukkan bahwa kelompok umur dengan jumlah penduduk terbesar adalah 0 – 4 tahun, yaitu sebesar 9,69% sedangkan kelompok umur dengan jumlah penduduk terkecil adalah ≥ 60, yaitu sebesar 3,47%.

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kota Tangerang Selatan

Hingga Agustus 2008

No Kelompok Umur Jumlah Penduduk

1 0 - 4 9.69% 2 5 - 9 9.32% 3 10 - 14 8.93% 4 15 - 19 9.52% 5 20 - 24 9.37% 6 25 - 29 8.70% 7 30 - 34 9.10% 8 35 - 39 7.27% 9 40 - 44 5.00% 10 45 - 49 6.77% 11 50 - 54 6.37% 12 55 - 59 6.50% 13 ≥ 60 3.47% Jumlah 100.00%

Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dan data bulanan Kecamatan 2008 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Gambar 2.2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Komposisi Umur

6.00 4.00 2.00 - 2.00 4.00 6.00 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 ≥ 60

Perempuan (dalam persen) Laki-laki (dalam persen)

(11)

Dilihat dari gambar di atas, tidak ada perbedaan yang signifikan antara komposisi penduduk perempuan dan lak-laki, terutama untuk usia produktif. Dengan demikian, perencanaan pembangunan Kota Tangerang Selatan harus berpihak pada perluasan akses pelayanan dasar dan kesempatan kerja bagi seluruh lapisan masyarakat, tidak memandang jenis kelamin maupun tingkat ekonomi.

II.2 Ekonomi

II.2.1 Perkembangan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran nilai tambah bruto yang dihasilkan dalam memproduksi barang dan jasa oleh sektor produktif dalam perekonomian suatu daerah (region) tanpa melihat pelaku ekonominya. Pelaku ekonomi bisa berasal dari daerah tersebut dan atau dari luar daerah tersebut.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang Selatan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.5.256.882,05 Juta atau tumbuh sebesar 11,18% dibandingkan dari tahun 2006 yang nilainya Rp 4.752.381,60 Juta. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2007 mencapai 1.042.682 orang. Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun 2007, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah sebesar 6,51%.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang Selatan jika dibandingkan dengan PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi Banten sejak tahun 2007 mempunyai nilai sebesar Rp 112.190,11 Trilyun. Artinya, Kota Tangerang Selatan mempunyai kontribusi sebesar 4,68% terhadap Provinsi Banten.

II.2.2 Distribusi PDRB

Distrbusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor, berarti semakin besar pula kontribusi sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi suatu daerah.

Berdasarkan data PDRB tahun 2007, struktur ekonomi Kota Tangerang Selatan didominasi oleh sektor lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi (30,29%) dan perdagangan hotel dan restoran (26,81%). Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah jasa-jasa (17,39%) dan bank, persewaan dan jasa perusahaan (15,40%). Lima sektor lain masing-masing memberikan kontribusi di bawah 10%.

(12)

Gambar 2.3

Struktur Ekonomi berdasarkan Distribusi PDRB ADH yang Berlaku Tahun 2007

Struktur ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Tangerang Selatan didominasi oleh sektor tersier, yaitu pengangkutan dan komunikasi; perdagangan hotel dan restoran; jasa-jasa; dan bank, persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir 90%. Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan konstruksi) memberikan kontribusi 8,76%, dan sektor primer (pertanian; pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi kurang dari 2%.

Jika dilihat kecenderungan sejak tahun 2004 hingga tahun 2007, sektor primer dan sekunder mengecil kontribusinya secara signifikan sedangkan sektor tersier meningkat kontribusinya.

Jasa-jasa 17.39%

Bank, persewaan & jasa perusahaan

15.40%

Pengangkutan & Komunikasi

30.29%

Perdagangan, Hotel dan Restoran

26.81% Bagunan / Konstruksi

1.63% Listrik, Gas dan Air

Bersih 6.05% Industri Pengolahan 1.07% Pertambangan dan Penggalian 0.03% Pertanian 1.32%

(13)

Kecamatan Pertanian Pertambangan & Penggalian Pengolahan Industri & Air Bersih Listrik, Gas Konstruksi Bagunan / Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Bank, persewaan & jasa perusahaan Jasa-jasa Jumlah Serpong 0.13% 0.01% 0.14% 1.52% 0.07% 2.94% 3.99% 12.54% 0.57% 21.91% Serpong Utara 0.00% 0.00% 0.25% 1.05% 1.18% 3.70% 2.75% 0.09% 0.58% 9.59% Setu 0.03% 0.03% 0.01% 0.09% 0.00% 0.38% 0.69% 0.01% 0.11% 1.35% Pamulang 0.43% 0.00% 0.20% 0.95% 0.02% 3.29% 5.18% 0.20% 1.21% 11.48% Ciputat 0.33% 0.00% 0.07% 0.45% 0.02% 4.09% 1.75% 0.03% 3.00% 9.75% Ciputat Timur 0.01% 0.00% 0.17% 0.69% 0.03% 8.33% 9.93% 2.15% 10.63% 31.93% Pondok Aren 0.37% 0.00% 0.22% 1.32% 0.31% 4.08% 6.00% 0.40% 1.30% 14.00%

Kota Tangerang Selatan 1.32% 0.03% 1.07% 6.05% 1.63% 26.81% 30.29% 15.40% 17.39% 100.00% Sumber: PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007

Tabel 2.6

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto A.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha

Tahun 2007 (Juta Rupiah)

Kecamatan yang memberikan kontribusi paling besar adalah Ciputat Timur yaitu sebesar Rp.1.678.739,29 Trilyun atau 31,93persen dari total PDRB sedangkan yang terkecil adalah Setu dengan Rp.71.045,74 Trilyun atau 1,35 persen.

Kecamatan Pertanian Pertambangan & Penggalian Pengolahan Industri Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi Bagunan /

Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Bank, persewaan & jasa perusahaan Jasa-jasa Jumlah Serpong 6,659.97 274.58 7,407.20 79,760.51 3,517.02 154,795.05 209,811.20 659,223.42 30,147.51 1,151,596.46 Serpong Utara 137.99 - 13,324.22 54,938.95 62,286.31 194,321.90 144,301.93 4,509.32 30,331.55 504,152.17 Setu 1,805.90 1,429.24 623.41 4,751.97 113.11 20,208.66 36,278.95 288.74 5,545.76 71,045.74 Pamulang 22,831.25 - 10,628.32 49,715.02 1,061.42 172,877.24 272,274.51 10,267.64 63,609.31 603,264.71 Ciputat 17,496.49 30.29 3,907.60 23,393.60 1,018.25 215,245.20 92,184.77 1,452.74 157,568.54 512,297.48 Ciputat Timur 713.35 - 8,995.89 36,317.67 1,618.12 437,823.58 521,756.56 112,909.27 558,604.85 1,678,739.29 Pondok Aren 19,565.40 16.48 11,350.14 69,231.00 16,298.92 214,291.65 315,468.09 21,124.42 68,440.10 735,786.20

Kota Tangerang Selatan 69,210.35 1,750.59 56,236.78 318,108.72 85,913.15 1,409,563.28 1,592,076.01 809,775.55 914,247.62 5,256,882.05 Sumber: PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007

Tabel 2.7

Produk Domestik Regional Bruto

A.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Tahun 2007 (Juta Rupiah)

(14)

2004 2005 2006 2007 Serpong 264,181.58 787,551.15 1,039,550.85 1,151,596.46 Serpong Utara 413,737.45 491,506.96 561,546.84 504,152.17 Setu 31,693.49 38,888.39 65,657.49 71,045.74 Pamulang 283,324.39 338,581.94 546,091.35 603,264.71 Ciputat 310,012.46 372,293.53 476,991.14 512,297.48 Ciputat Timur 795,038.10 851,537.68 1,379,223.31 1,678,739.29 Pondok Aren 393,322.90 454,282.72 683,320.62 735,786.20

Kota Tangerang Selatan 2,491,310.37 3,334,642.37 4,752,381.60 5,256,882.05 Sumber: PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007

Kecamatan

Tabel 2. 8

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto A.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan

Tahun 2004 - 2007 (Juta Rupiah)

II.2.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita

PDRB per kapita digunakan sebagai pendekatan data pendapatan per kapita. Karena, sampai saat ini sangat sulit untuk mendapatkan data pendukung untuk menghitung pendapatan per kapita. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

PDRB per kapita masih dijadikan sebagai indikator dalam mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro yang dapat dijadikan cermin kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi PDRB per kapita yang diterima oleh penduduk berarti semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Sebaliknya, penurunan PDRB per kapita pada suatu daerah menggambarkan penurunan tingkat kesejahteraan. Perlu diingat pula, bahwa kesejahteraan penduduk akan meningkat jika peningkatan PDRB per kapita melebihi inflasi yang terjadi. Akan tetapi, nilai PDRB per kapita tidak dapat dijadikan acuan untuk melihat pemerataan kemakmuran.

PDRB per kapita Kota Tangerang Selatan tahun 2007 sebesar Rp 5.041,69 Ribu. Sedangkan PDRB per kapita Propinsi Banten tahun 2007 sebesar Rp 11.400,59 Ribu.

(15)

Tabel 2.9

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita A.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan

Tahun 2005 - 2007 (Juta Rupiah) Kota Tangerang Selatan

Kota/Kabupaten PDRB Total 2005 2006 2007 Serpong 7.243.076 10.742.132 11.570.891 Serpong Utara 5.861.079 7.523.751 6.567.979 Setu 808.209 1.211.940 1.269.750 Pamulang 1.479.922 2.283.817 2.450.811 Ciputat 2.732.698 3.055.867 3.194.094 Ciputat Timur 6.559.194 8.908.884 10.552.942 Pondok Aren 1.938.083 2.871.281 3.005.307 Tangerang Selatan 3.437.949 4.688.672 5.041.693 PDRB 3.334.642 4.752.382 5.256.882 Jumlah Penduduk 969.951 1.013.588 1.042.682

Sumber: PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007

Tabel 2.10

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten

Tahun 2005 - 2007 (Ribu Rupiah)

Kota/Kabupaten PDRB Total 2005 2006 2007 Kota Cilegon 39.97,92 43.715,48 47.447,94 Kota Tangerang 20.630,14 23.705,99 26.090,04 Kab. Tangerang 7.483,25 8.329,95 8.896,15 Kab. Serang 6.344,25 7.056,02 7.590,35 Kab. Pandeglang 4.635,37 5.241,65 5.660,47 Kab. Lebak 4.209,28 4.595,99 4.982,35 PROVINSI BANTEN 9.372,52 10.610,24 11.400,59

Sumber: PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007

II.2.4 Industri, Perdagangan dan Koperasi Industri

Secara mikro, kondisi perekonomian lokal dapat diwakili oleh beberapa UKM yang menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Ada lima jenis industri kerajinan yang merupakan

(16)

28 unit, gerabah 1 unit, kain 293 unit dan makanan 164 unit. Selain itu industri kerajian tersebut, juga terdapat 7 unit pabrik yang di dalamnya terdapat 1 kawasan industri. Jadi keseluruhan industri kecil dan besar yang ada di wilayah Tangerang Selatan mencapai 658

unit yang didominasi oleh industri kecil/rumahan (home industry) yang perlu dkembangkan.

Tabel 2.11

Sebaran Industri Kecil, Menengah / Besar di Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan Sebaran Kerajinan Kayu Kerajinan Anyaman Kerajinan Gerabah Kerajinan Kain Industri Makanan Pabrik 1 Serpong 8 5 0 0 12 0 2 Serpong Utara 7 0 0 0 13 5 3 Ciputat 35 1 0 6 18 0 4 Ciputat Timur 64 0 0 4 10 0 5 Pamulang 33 4 0 2 39 1 6 Pondok Aren 5 3 1 281 3 0 7 Setu 13 15 0 0 69 1 (kawasan industri)

Kota Tangerang Selatan 165 28 1 293 164 7

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Perdagangan dan Jasa

Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern maupun tradisional, bank, BPR, KUD/koperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar tradisional yang terdapat di tanah milik pemerintah daerah adalah sebanyak 6 unit, yaitu Pasar Ciputat, Pasar Ciputat Permai, Pasar Jombang, Pasar Bintaro Sektor 2, Pasar Serpong, dan Pasar Gedung Hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali Pasar Gedung Hijau. Secara total, luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah 25.721 m2 dengan 1.966 kios, 865 los dan 1.795 pedagang kaki lima.

Berdasarkan tanda daftar perusahaan (TDP), terdapat perseroan terbatas (PT), comanditer venotschaap / perseroan komanditer (CV), perusahaan perorangan (PO), koperasi, firma, dan bentuk usaha lain yang keseluruhannya berjumlah 5.146 unit. Yang paling banyak adalah adalah PT yaitu berjumlah 2.467 unit sedangkan yang paling sedikit adalah firma yang hanya berjumlah 2 unit.

(17)

Pasar Modern Pasar Tradisional Bank BPR KUD / Koperasi Kompleks Ruko Minimart 1 Serpong 2 1 21 0 0 10 8 2 Serpong Utara 1 0 4 1 0 5 3 3 Ciputat 1 0 5 2 0 4 13 4 Ciputat Timur 1 1 9 0 0 15 13 5 Pamulang 1 2 9 0 1 20 23 6 Pondok Aren 1 2 12 0 0 6 4 7 Setu 1 2 1 1 0 0 7 8 8 61 4 1 60 71

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel 2.12

Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan

Sebaran

No Nama Pasar Lokasi Kondisi Komoditi Yg Dijual Jumlah Kios Jumlah Los Pedagang Kaki Lima Luas Areal (M2) Status Tanah Ket.

1 Pasar Ciputat Kec. Ciputat Cukup Baik Sembako, sandang, perhiasan 1,136 386 608 5,670 Milik Pemkab 3 Lantai 2 Pasar Ciputat Permai Kec. Ciputat Kurang

Baik

Sembako 12 40 366 1,000 Milik

Pemkab

2 Lantai 3 Pasar Jombang Kec. Ciputat Kurang

Baik Sembako, sandang, perhiasan 195 21 188 6,095 Milik Pemkab 2 Lantai 4 Pasar Bintaro Sektor 2 Kec. Ciputat

Timur

Kurang Baik

Sembako, sandang 23 95 8 830 Milik

Pemkab Sedang dibangun 5 Pasar Serpong Kec. Serpong Baik Sembako, sandang,

perhiasan

600 323 625 8,730 Milik

Pemkab

Dibangun 2007 6 Pasar Gedung Hijau Kec. Serpong

Utara Cukup Baik -- -- -- -- 3,396 Milik Pemkab Tidak digunakan JUMLAH 1,966 865 1,795 25,721

Sumber: PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang 2009

Tabel 2.13

Pasar Tradisional Di Tanah Milik Pemerintah Di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Koperasi

Koperasi seluruhnya berjumlah 330 unit yang terdiri dari koperasi karyawan (Kopkar),

koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi serba usaha (KSU), dan Koperasi Pegawai Republik

Indonesia (KPRI). Namun, koperasi yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang baru sejumlah 81 unit. Secara keseluruhan, jumlah anggota mencapai 24.553 orang.

(18)

No Kecamatan Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Keterangan

1 Ciputat Kopkar, KSP,

2 Ciputat Timur KSU, KPRI

3 Serpong Kopkar, KSP,

4 Serpong Utara KSU, KPRI

5 Setu 26 650 Kopkar, KSP, 6 Pamulang 69 1,518 KSU, KPRI 7 Pondok Aren 46 1,380 Kopkar, KSP, KSU, KPRI

JUMLAH 330 24,553 Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tangerang, 2009

76 11,400

Tabel 2.14

Koperasi Kota Tangerang Selatan Tahun 2009

113 9,605

PT CV PO Koperasi Firma BUL

1 Ciputat 509 413 241 25 - 5 1,193 Ciputat Timur 2 Serpong 1,261 575 418 26 1 5 2,286 Serpong Utara Setu 3 Pamulang 271 292 177 15 1 2 758 4 Pondok Aren 426 299 167 15 - 2 909 2,467 1,579 1,003 81 2 14 5,146

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang 2009 PT : Perseroan Terbatas

CV : Comanditer Venotschaap / Perseroan Komanditer. PO : Perusahaan Perorangan

BUL : Bentuk Usaha Lain

Jumlah

Tabel 2.15

Perusahaan Perdagangan Berdasarkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

No Kecamatan Bentuk Badan Hukum Jumlah

(Unit)

II.2.5 Ketenagakerjaan

Berdasarkan tingkat pendidikan pencari kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang pada tahun 2007, pencari kerja dengan tingkat pendidikan SLTA merupakan kelompok pencari kerja terbesar dengan jumlah 9.690 orang dari total 16.426 orang atau sebesar 58,99%. Pencari kerja dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (DI-DII, DIII dan Sarjana) juga tercatat cukup besar yaitu berjumlah 3.297 orang atau 20,07%. Pencari kerja tak tamat SD hanya sebanyak 16 orang atau 0,1%.

(19)

Serpong Serpong

Utara Setu Pamulang Ciputat

Ciputat Timur Pondok Aren Laki-laki - - - 1 - - 3 4 Perempuan - - - - - 2 10 12 Jumlah - - - 1 - 2 13 16 Laki-laki 39 55 1 6 7 5 7 120 Perempuan 54 71 4 5 8 10 8 160 Jumlah 93 126 5 11 15 15 15 280 Laki-laki 235 286 120 207 215 86 311 1,460 Perempuan 224 212 232 229 309 177 300 1,683 Jumlah 459 498 352 436 524 263 611 3,143 Laki-laki 1,618 324 956 927 425 106 258 4,614 Perempuan 1,634 254 1,334 1,123 349 120 262 5,076 Jumlah 3,252 578 2,290 2,050 774 226 520 9,690 Laki-laki 57 46 24 30 43 22 32 254 Perempuan 56 59 18 42 28 20 31 254 Jumlah 113 105 42 72 71 42 63 508 Laki-laki 21 34 6 104 129 51 15 360 Perempuan 29 25 6 115 143 80 21 419 Jumlah 50 59 12 219 272 131 36 779 Laki-laki 124 24 6 256 194 71 292 967 Perempuan 133 28 4 287 137 79 375 1,043 Jumlah 257 52 10 543 331 150 667 2,010 Laki-laki 2,094 769 1,113 1,531 1,013 341 918 7,779 Perempuan 2,130 649 1,598 1,801 974 488 1,007 8,647 Jumlah 4,224 1,418 2,711 3,332 1,987 829 1,925 16,426 Tingkat

Pendidikan Jenis Kelamin

Kecamatan

Kota Tangerang Selatan Tabel 2.16

Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

Tahun 2007

Tak Tamat SD

SD

SLTP

SLTA

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

DI-DII

DIII

Sarjana

Total

II.3 Sosial dan Budaya II.3.1 Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, komposisi penduduk Kota Tangerang Selatan sebagian besar merupakan lulusan SLTA yaitu mencapai 29,22%. Penduduk dengan tingkat lulusan perguruan tinggi meliputi sarjana muda dan sarjana mencapai 29,05%. Pada tingkat pendidikan dasar, masih terdapat 0,38% penduduk yang belum menyelesaikan sekolah dasar dan 0,14% masih buta huruf, kedua hal ini terdapat di Kecamatan Setu. Penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi di kecamatan lain di Kota Tangerang Selatan melebihi angka 29%, namun di Kecamatan hanya sebesar 15,10%.

(20)

Serpong Serpong

Utara Ciputat

Ciputat

Timur Pamulang Pondok Aren Setu

1 Sarjana 8.71% 8.71% 8.71% 8.71% 8.71% 8.69% 7.05% 8.63% 2 Sarjana Muda 21.02% 21.02% 21.02% 21.02% 21.02% 20.97% 8.05% 20.42% 3 SLTA 29.03% 29.03% 29.03% 29.03% 29.03% 29.08% 32.85% 29.22% 4 SLTP 25.03% 25.03% 25.02% 25.03% 25.02% 25.43% 14.42% 24.64% 5 SD 5.20% 5.20% 5.21% 5.20% 5.21% 5.23% 23.08% 6.02% 6 TK 11.01% 11.01% 11.01% 11.01% 11.01% 10.59% 3.06% 10.55% 7 Drop Out SD 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 8.35% 0.38% 8 Buta Huruf 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 3.13% 0.14% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

Sumber: Hasil Olah Data dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Jumlah

Tabel 2.17

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

2008

No Pendidikan

Kecamatan Kota

Tangerang Selatan

Untuk bangunan sekolah, Kota Tangerang Selatan memiliki total unit sekolah sebanyak 667 unit, yaitu sebanyak 236 sekolah negeri, 5 madrasah negeri, 292 sekolah swasta dan 134 madrasah swasta. Di antara unit sekolah tersebut masih ada beberapa unit ruang kelas yang mengalami kerusakan. Sebanyak 213 ruang atau 18,22% dari total ruang kelas SD negeri di Kota Tangerang Selatan (1.169 ruang) mengalami kerusakan. Sedangkan untuk tingkat pendidikan menengah, ruang kelas yang mengalami kerusakan sebanyak 5,56% untuk SMP negeri, dan sebanyak 5,45 % untuk SMA negeri.

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 Jumlah SD 207 109 25 17 17 12 40 27 40 18 26 6 47 28 12 1

Jumlah total ruang kelas SD 1,169 1,198 144 136 122 144 249 308 176 270 128 42 282 290 68 8

Jumlah ruang kelas rusak SD 213 26 12 - 19 - 49 10 36 6 58 5 39 5 -

-2 Jumlah MI 2 76 - 15 - 3 - 16 2 8 - 9 - 21 - 4

Jumlah total ruang kelas MI 12 158 - 28 - 8 - 34 12 14 - 29 - 32 - 13

Jumlah ruang kelas rusak MI NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA 3 Jumlah SMP 17 104 3 18 2 7 3 24 1 15 4 9 3 26 1 5

Jumlah total ruang kelas SMP 486 1,191 90 216 40 70 95 240 30 150 115 150 86 350 30 15

Jumlah ruang kelas rusak 27 - 9 - - - 3 - 3 - 6 - 6 - -

-4 Jumlah MTs 1 43 - 8 - 3 1 7 - 9 - 4 - 11 - 1

Jumlah total ruang kelas MTs NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA Jumlah ruang kelas rusak NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA 5 Jumlah SMA 11 33 - 8 1 3 2 5 3 3 3 6 1 8 1

-Jumlah total ruang kelas SMA 312 255 - - 24 32 60 56 82 32 76 65 30 70 40

-Jumlah ruang kelas rusak 17 19 - - - 3 3 6 6 6 5 4 3

-6 Jumlah MA 2 15 - 3 - - - 3 - 4 - 1 - 4 2

-Jumlah total ruang kelas MA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA Jumlah ruang kelas rusak MA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA 7 Jumlah SMK 1 46 1 8 - 3 - 7 - 8 - 11 - 8 - 1

Jumlah total ruang kelas SMK 6 624 6 103 - 39 - 179 - 75 - 120 - 99 - 9 Jumlah ruang kelas rusak - - -

-Sumber: Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Tahun 2009

Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren Setu Tabel 2.18

Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Ruang Kelas Rusak Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008

Uraian *)

Kota Tangerang

Selatan

(21)

APK APM APK APM APK APM APK APM 1 Serpong 118.40 98.59 120.83 83.62 38.17 28.94 41.84 32.85 2 Pamulang 80.17 66.92 58.96 36.46 18.97 13.22 43.43 36.92 3 Ciputat 109.45 91.21 109.42 82.47 39.32 27.90 40.43 26.11 4 Pondok Aren 71.62 59.17 52.72 36.41 20.52 14.46 10.73 7.75 5 Serpong Utara 88.51 71.09 80.31 70.17 24.96 20.43 35.60 29.48 6 Ciputat Timur 58.44 49.01 60.69 58.84 35.47 25.48 44.18 36.42 7 Setu 85.85 71.13 60.17 59.05 33.24 23.16 20.76 17.91 87.49 72.45 77.59 61.00 30.09 21.94 33.85 26.78

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, 2009 Tabel 2.19

Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

2008 SMP Jumlah Rata-rata SMA SMK No Kecamatan SD II.3.2 Kesehatan

Pelayanan kesehatan di wilayah Kota Tangerang Selatan telah dilayani oleh 10 puskesmas tersebar di 7 kecamatan yang didukung oleh 8 puskesmas pembantu, 10 unit kendaraan puskesmas keliling dan 192 tenaga kesehatan. Walaupun demikian belum ada Rumah Sakit Umum Daerah untuk melayani masyarakat Kota Tangerang Selatan. Jumlah rumah sakit yang berada di Kota Tangerang Selatan sebanyak 9 unit seluruhnya merupakan milik swasta.

Serpong Serpong

Utara Pamulang Ciputat

Ciputat Timur Pondok Aren Setu 1 Puskesmas 1 1 1 3 1 2 1 10 2 Puskesmas Pembantu 1 1 1 3 - 1 1 8

3 Tempat tidur Puskesmas Perawatan - - 14 - - - - 14

4 Balai Pengobatan Swasta 30 22 44 14 31 24 11 176

5 Praktek Dokter Umum Swasta 113 131 167 71 93 65 20 660

6 Praktek Dokter Gigi Swasta 42 46 81 28 36 28 6 267

7 Praktek Dokter Spesialis 6 26 31 11 30 8 - 112

8 Praktek Bidan Swasta 40 29 80 48 41 22 16 276

9 Laboratorium Klinik Swasta 1 3 7 7 5 6 1 30

10 Optik 2 - 9 5 15 9 2 42

11 Apotik 6 5 10 9 25 18 2 75

12 Toko Obat Berijin 2 - - 2 1 - 1 6

13 Industri Kecil Obat Tradisional 8 - 17 16 - 7 - 48

14 Rumah Bersalin Swasta 2 1 4 6 9 10 1 33

15 Pengobatan Tradisional 4 8 4 5 2 7 1 31

16 Puskesmas Keliling 1 1 1 3 1 2 1 10 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 2.20

Jumlah Prasarana Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009 Kecamatan Kota Tangerang Selatan Jenis No.

(22)

Dokter Umum

Dokter

Gigi Bidan Perawat Ahli Gizi Ahli Sanitasi Ahli Kesehatan Masyarakat Jumlah 1 Serpong 3 1 13 1 1 1 0 20 2 Pondok Jagung 2 3 10 7 1 1 0 24 3 Pamulang 3 4 9 6 1 1 0 24 4 Ciputat 2 3 4 4 1 0 0 14 5 Kampung Sawah 2 3 7 5 1 1 0 19 6 Jombang 2 2 8 5 1 0 0 18 7 Ciputat Timur 1 1 9 3 1 0 0 15 8 Pondok Aren 2 2 9 7 1 1 0 22

9 Jurang Mangu Timur 2 2 6 2 0 1 0 13

10 Setu 3 2 12 5 0 0 1 23

Kota Tangerang Selatan 22 23 87 45 8 6 1 192

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

No Puskesmas

Tenaga Kesehatan

Tabel 2.21

Jumlah Tenaga Kesehatan pada 10 (Sepuluh) Puskesmas Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Selain didukung oleh keberadaan Puskesmas dan tenaga kesehatan, keberadaan Posyandu dan Posbindu di tengah-tengah lingkungan masyarakat Kota Tangerang Selatan juga telah membawa dampak penting bagi perbaikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Hingga tahun 2009 tercatat terdapat 771 Posyandu (klasifikasi pratama, madya, purnama dan mandiri) dan 108 Posbindu, yang didukung oleh 4.127 kader posyandu aktif atau mencapai 97,8% dan 501 kader posbindu aktif atau mencapai 100%.

Total Aktif Total Aktif

1 Serpong 10 12 42 10 74 19 420 420 1,158 72 72 2 Pondok Jagung 17 22 24 5 68 7 351 351 351 21 21 3 Pamulang 31 46 38 16 131 24 820 820 970 42 42 4 Ciputat 9 22 3 1 35 5 216 216 216 25 25 5 Kampung Sawah 1 29 47 2 79 9 404 404 404 42 42 6 Jombang 5 32 12 2 51 9 300 300 300 51 51 7 Ciputat Timur 5 69 34 10 118 11 708 708 708 55 55 8 Pondok Aren 16 41 18 7 82 10 366 366 700 80 80

9 Jurang Mangu Timur 10 23 60 - 93 6 469 375 575 77 77

10 Setu - 40 - - 40 8 167 167 167 36 36

Kota Tangerang Selatan 104 336 278 53 771 108 4,221 4,127 5,549 501 501

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 2.22

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Di Wilayah 10 (Sepuluh) Puskesmas Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Kader

No Posyandu

Dasawisma Posbindu

Puskesmas Posbindu

Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah Posyandu

(23)

Hingga tahun 2007, rata-rata balita di Kota Tangerang Selatan berada pada kondisi gizi baik yaitu mencapai 92,70% dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak 82.098 orang. Selain itu dari jumlah tersebut, 0,37% gizi buruk, 5,18% gizi kurang dan 1,74% gizi lebih.

Baik Buruk Kurang Lebih Baik Buruk Kurang Lebih

1 Serpong 7,319 6,785 24 454 56 107.87% 100.00% 0.35% 6.69% 0.83% 2 Serpong Utara 6,304 5,746 34 357 167 109.71% 100.00% 0.59% 6.21% 2.91% 3 Setu - - - - - - - - - -4 Pamulang 21,200 19,392 71 1,368 369 109.32% 100.00% 0.37% 7.05% 1.90% 5 Ciputat 29,454 28,030 130 1,003 291 105.08% 100.00% 0.46% 3.58% 1.04% 6 Ciputat Timur - - - - - - - - - -7 Pondok Aren 17,821 16,154 48 1,072 547 110.32% 100.00% 0.30% 6.64% 3.39%

Kota Tangerang Selatan 82,098 76,107 307 4,254 1,430 107.87% 100.00% 0.40% 5.59% 1.88%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Jumlah Balita

Keadaan Gizi (%) Tabel 2.23

Jumlah dan Persentase Keadaan Gizi Balita Yang Ditimbang Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2007

No. Kecamatan Jumlah

Balita

Keadaan Gizi (Orang)

Selain melayani masyarakat mampu, Puskesmas juga melayani masyarakat yang kurang mampu. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, tercatat hingga tahun 2009 Rumah Tangga Rawan Gakin yang dilayani di 10 Puskesmas mencapai 31.543 RT dengan jumlah peserta Jamkesmas sebanyak 104.558 orang. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel II.3.2.5

No Puskesmas Rumah Tangga Rawan Gakin (RT) Jiwa Peserta Jamkesmas (Orang) Anak Umur 0-11 Bulan Gakin (Orang) Anak Umur 11-59 Bulan Gakin (Orang)

Bumil Gakin (Orang) 1 Serpong 2,911 9,311 34 186 54 2 Pondok Jagung 2,872 6,485 17 NA 39 3 Pamulang 7,877 22,047 116 NA 189 4 Ciputat 5,420 4,817 20 51 53 5 Kampung Sawah 1,693 6,570 67 NA 117 6 Jombang 1,678 5,391 26 280 13 7 Ciputat Timur NA 12,551 79 325 96 8 Pondok Aren 4,246 12,431 56 NA 100 9 Jurang Mangu Timur 4,846 11,407 31 486 49 10 Setu NA 13,548 29 - 21

Kota Tangerang Selatan 31,543 104,558 475 1,328 731

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 2.24

Data Terkait Kesehatan Keluarga Miskin pada 10 (Sepuluh) Puskesmas Kota Tangerang Selatan

(24)

II.3.3 Kesejahteraan Keluarga

Kondisi masyarakat Kota Tangerang Selatan sangat beragam, baik menurut agama, suku, pekerjaan maupun menurut tingkat kesejahteraan. Berdasarkan tingkat kesejahteraan, jumlah keluarga dengan tingkat kesejahteraan Pra Sejahtera adalah sebesar 8.789 Keluarga atau 3,65% dari total 24.700 keluarga, sedangkan tingkat kesejahteraan KS I adalah sebesar 39.319 Keluarga atau 16,34%. Sisanya, yaitu sebanyak 192.592 Keluarga atau 80,01% adalah Keluarga Sejahtera Tahap II, Tahap III dan Tahap III Plus (tabel II.3.3.1). Berdasarkan validasi data Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2008, jumlah rumah tangga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kota Tangerang Selatan adalah sebanyak 19.104 RT. Jumlah penerima paling banyak di Kecamatan Pamulang yaitu sebanyak 5.963 rumah tangga, sedangkan paling sedikit di Kecamatan Ciputat Timur yaitu sebanyak 1.685 rumah tangga (tabel II.3.3.2).

No Kecamatan SejahteraPra KS I Tahap II Tahap III Tahap III Plus Jumlah

1 Serpong 1,157 4,538 9,439 6,876 4,444 26,454 2 Serpong Utara 647 2,547 8,961 5,290 2,990 20,435 3 Setu 348 3,478 2,575 3,840 1,300 11,541 4 Pamulang 4,155 8,609 19,621 14,596 7,784 54,765 5 Ciputat 678 7,213 5,115 7,310 13,618 33,934 6 Ciputat Timur 236 6,204 10,334 10,946 8,621 36,341 7 Pondok Aren 1,568 6,730 23,401 15,931 9,600 57,230 Kota Tangerang Selatan 8,789 39,319 79,446 64,789 48,357 240,700

Sumber: Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Tabel 2.25

Jumlah Keluarga Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

Tahun 2007

Keterangan:

Pra Sejahtera: Keluarga Pra Sejahtera

KS I : Keluarga Sejahtera I

Tahap II : Keluarga Sejahtera II

Tahap III : Keluarga Sejahtera III Tahap III Plus : Keluarga Sejahtera III Plus

(25)

No Kecamatan Rumah Tangga Penerima BLT Hasil Verifikasi PPLS '08 1 Serpong 2,463 2,420 2 Serpong Utara 1,742 1,590 3 Setu 1,993 1,817 4 Pamulang 5,963 5,299 5 Ciputat 2,438 1,848 6 Ciputat Timur 1,685 918 7 Pondok Aren 2,820 2,411 19,104 16,303

Sumber: Bappeda Kabupaten Tangerang (2008) dan BPS Kabupaten Tangerang (2009)

Tahun 2008

Kota Tangerang Selatan

Tabel 2.26 Jumlah Rumah Tangga

Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

Walaupun sebagian besar masyarakat Kota Tangerang Selatan termasuk Keluarga Sejahtera II, masih terdapatnya keluarga fakir miskin sebanyak 37.538 keluarga, anak terlantar sebanyak 1.141 orang, korban bencana alam setahun lalu sebanyak 6.312 orang dan pemulung sebanyak 234 orang menjadi permasalahan kesejahteraan sosial yang harus dihadapi Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Sehingga dalam perencanaan pembangunan bidang sosial perlu menjadikan permasalahan ini sebagai sasaran utama untuk diselesaikan.

(26)

No Jenis Serpong Serpong

Utara Setu Pamulang Ciputat

Ciputat Timur Pondok Aren Kota Tangerang Selatan 1 Balita Terlantar 78 - 9 7 6 1 - 101 2 Anak Terlantar 147 278 101 76 251 125 163 1,141 3 Anak Nakal 5 4 24 30 15 - 16 94 4 Anak Jalanan - - - 8 7 - 5 20 5 Anak 5-21 th Korban Kekerasan - - - 2 - 5 - 7 6 Wanita 22-59 th Korban Kekerasan - - - 2 - - - 2 7 Wanita Rawan Sosial - - 65 - 194 95 52 406 8 Lansia >60 th Terlantar 103 68 74 50 186 59 46 586 9 Lansia >60 th Korban Kekerasan - - - - - - - - 10 Anak Cacar Usia 5-21 th 119 36 - 55 63 - 18 291 11 Penyandang Cacat 152 80 56 114 55 12 129 598 12 Penyandang Cacat Eks TBC 1 - 3 38 - 10 39 91 13 Penyandang Cacat Eks Kusta - - 3 20 - 16 - 39 14 Mantan Napi - - 3 74 18 11 9 115 15 Pekerja Seks Komersial - - 14 - 23 21 20 78 16 Waria 13 - - - - - 1 14 17 Pengemis - - - 15 8 8 1 32 18 Pemulung - - - 164 - - 70 234 19 Gelandangan - - - 35 - - 2 37 20 Eks Korban NAPZA - - 4 15 18 15 9 61 21 Pengidap HIV/AIDS - - - - - - - - 22 Eks HIV/AIDS yg ditangani Dinsos - - - - - - - - 23 Korban Bencana Sosial/Pengungsi - - - - - - - - 24 Korban Bencana Alam setahun Lalu - - 43 1,880 1,891 1,326 1,172 6,312

25 Penduduk di daerah Rawan Bencana Alam

- - 29 - 117 - 252 398

26 Keluarga Fakir Miskin 3,301 3,548 4,245 9,308 5,750 3,102 8,284 37,538 27 Yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni 177 - 76 76 136 70 159 694

28 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi - - - - - - - - 29 Keluarga Rentan Sosial Ekonomi - - - - - - - - Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Tabel 2.27

Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2007

Panti sosial yang terdapat di Kota Tangerang Selatan adalah panti asuhan anak sejumlah 14 panti dan tresna werdha sejumlah 5 panti dan bina grahita sejumlah 1 panti. Selain itu, potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial di antaranya adalah tenaga kesejahteraan masyarakat, organisasi masyarakat, karang taruna dan panti sosial.

(27)

No Jenis Serpong Serpong

Utara Setu Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren Kota Tangerang Selatan 1 Petirahan Anak - - - - - - - -2 Taman Penitipan Anak - - - - - - - -3 Panti Asuhan Anak 1 - 1 4 3 - 5 14 4 Bina Remaja - - - - - - - -5 Tresna Werdha - - 1 2 1 - 1 5 6 Bina Daksa - - - - - - - -7 Bina Netra - - - - - - - -8 Bina Rungu - - - - - - - -9 Bina Grahita - - - - - - 1 1 10 Bina Laras - - - - - - - -11 Bina Pasca Laras Kronis - - - - - - - -12 Marsudi Putra - - - - - - - -13 Pamardi Putra - - - - - - - -14 Karya Wanita - - - - - - - -15 Bina Karya - - - - - - - -1 - 2 6 4 - 7 20

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Jumlah

Tabel 2.28

Jumlah Panti Sosial Menurut Jenis dan Kecamatan di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2007 Tenaga Kesejahteraan Masyarakat Organisasi Masyarakat Karang

Taruna Panti Sosial

Anggota PKK LSM Perempuan 1 Serpong 14 6 3 1 - -2 Serpong Utara 12 1 2 - - -3 Setu 10 1 2 2 - -4 Pamulang 42 4 7 6 - -5 Ciputat 14 15 8 4 - -6 Ciputat Timur 4 1 3 - - -7 Pondok Aren 15 6 5 6 - 111 34 30 19 - -

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Kota Tangerang Selatan

Tabel 2.29

Jumlah Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2007

No Kecamatan

Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial

Berdasarkan data keluarga di wilayah Tangerang Selatan tahun 2007, sebagian besar pasangan usia subur yaitu 63,37% merupakan peserta KB aktif yang didukung oleh 48 orang petugas KB yang merupakan dokter dan bidan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah ini memandang bahwa pengaturan kehamilan dan jumlah anak merupakan hal yang penting, apalagi jika dikaitkan dengan kegiatan masyarakat perkotaan yang sebagian besar bekerja di luar rumah. Namun hal ini belum didukung oleh keberadaan petugas penyuluh lapangan keluarga berencana yang selayaknya memberikan penyuluhan kepada keluarga peserta KB secara proaktif.

(28)

Tabel 2.30

Jumlah Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan Tahun 2007 Metode Kecamatan Kota Tangerang Selatan Serpong Serpong

Utara Setu Pamulang Ciputat

Ciputat Timur Pondok Aren MKJP IUD 3,264 2,803 364 10,570 5,924 6,854 7,681 37,460 MOP 329 219 78 470 292 294 294 1,976 MOW 298 298 67 605 743 408 607 3,026 IMP 570 409 215 527 231 325 392 2,669 Jumlah 4,461 3,729 724 12,172 7,190 7,881 8,974 45,131 Non MKJP Suntik 4,560 3,283 1,994 13,735 7,260 6,982 9,595 47,409 Pil 2,634 1,910 1,159 7,750 4,006 4,080 5,592 27,131 Kondom 31 21 12 72 61 82 131 410 Ovag 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 7,225 5,214 3,165 21,557 11,327 11,144 15,318 74,950 Total Peserta KB Aktif 11,686 8,943 3,889 33,729 18,517 19,025 24,292 120,081 Total Pasangan Usia

Subur 18,451 17,419 8,817 43,030 29,893 26,631 45,262 189,503 Persentase 63.34% 51.34% 44.11% 78.38% 61.94% 71.44% 53.67% 63.37% Sumber: Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Tabel 2.31

Jumlah Petugas Keluarga Berencana Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2007

No. Kecamatan PPLKB PLKB/PKB Dokter Bidan Jumlah

1 Serpong - - 3 3 6 2 Serpong Utara - - 4 4 8 3 Setu - - 2 2 4 4 Pamulang - - 5 5 10 5 Ciputat - - 3 3 6 6 Ciputat Timur - - 1 1 2 7 Pondok Aren - - 6 6 12

Kota Tangerang Selatan

- - 24 24 48

Sumber: Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Keterangan:

PPLKB : Petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana

PLKB/PKB : Petugas Lapangan Keluarga Berencana / Penyuluh Keluarga Berencana

II.4 Infrastruktur, Tata Ruang, dan Lingkungan Hidup II.4.1 Fisik Dasar dan Pemanfaatan Lahan

Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Posisi Kota Tangerang Selatan

(29)

yang berbatasan dengan DKI Jakarta karena pada awalnya memang dijadikan sebagai kota satelit bagi DKI Jakarta maka penduduknya lebih banyak yang bekerja di Jakarta tapi tinggal di Kota Tangerang Selatan. Hal ini terlihat dari banyaknya perumahan-perumahan yang tumbuh dan berkembang di Kota Tangerang Selatan. Laju pertumbuhan penduduk terus meningkat, sebagian besar bersifat non-alamiah, seiring dengan tumbuhnya kawasan-kawasan perumahan, mulai dari yang berskala kecil-menengah hingga berskala besar, seperti: Bumi Serpong Damai (BSD) seluas 6.000 ha, Bintaro Jaya seluas 1.500 ha, dan Perumahan Alam Sutera. Akhirnya mengakibatkan sektor perdagangan dan jasa menjadi berkembang sesuai kebutuhan disertai juga dukungan sektor transportasi yang cukup memadai karena banyak akses menuju DKI Jakarta baik melalui jalan tol Serpong – Pondok Indah atau jalan regional yang sudah tersebar dan tersambung langsung.

Gambar 2.3

(30)

Topografi (Ketinggian dan Kemiringan)

Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah, dimana sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl.

Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :

1. Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat Timur,

Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.

2. Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.

Klimatologi

Kota Tangerang Selatan merupakan wilayah dengan suhu yang relatif panas dengan kelembaban tinggi. Temperatur udara berdasarkan penelitian di stasiun Geofisika klas I di Tangerang rata-rata berkisar antara 21,2-33,7˚C, suhu maksimum tertinggi rata-rata terjadi pada bulan Oktober yaitu 36,6˚C dan suhu minimum terendah pada bulan Juni yaitu 19,2 ˚C . Rata-rata kelembaban udara 78,0 % dan rata-rata intensitas matahari 56,8 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan pada bulan September hanya satu kali hujan, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 108,4 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 26 hari. Keadaan ini terjadi pada hampir seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan.

Geologi

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Adapun beberapa Kecamatan ada yang lahannya bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan kecamatan Pamulang serta sebagian di kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung,

lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Berdasarkan klasifikasi dari United Soil

Classification System, batuan ini mempunyai kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.

Gambar

Tabel 2.1 Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Selatan Potensi Fisik Dasar
Tabel 2.26 Jumlah Rumah Tangga
Gambar 3.1  Perbandingan PDRB Kota Tangerang Selatan (7 kecamatan) dengan Kabupaten  Tangerang  awal  dengan  36  kecamatan  dan  Kabupaten  Tangerang  dengan  29  kecamatan  pada  Tahun  2007  (Hasil  pengolahan  data  PDRB  Tahun  2007,  BPS  2008)
Gambar 3.2  Perkembangan  PDRB  Atas  Dasar  Harga  Konstan  Tahun  2000  Kota  Tangerang  Selatan 2004 - 2007 (Hasil pengolahan data PDRB Tahun 2007, BPS 2008)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan antara Tingkat Kehadiran Ibu di Kelas Ibu Hamil dengan

Pemupukan urea pada sistem ganda azolla-padi sawah meningkatkan N-kapital tanah karena meningkatnya N-total tanah, N- total jaringan tanaman yang dikembalikan ke

Dana Pelayanan Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disingkat Dana Pelayanan Adminduk adalah dana yang digunakan untuk men3amm keberlanjutan dan keamanan

Pada sub tinjauan ini meliputi: menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen asuhan keperawatan; melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan

PRU crisis cover benefit 34 Memenuhi kriteria salah satu dari 34 kondisi kritis atau meninggal dunia, pada saat PRU crisis cover benefit 34 telah berlangsung 90 hari atau lebih,

Judul Tesis : Hubungan antara Koping dengan Resiliensi pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Nama Mahasiswa

Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan