• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI E-COMIC DI SEKOLAH DASAR SWASTA SE-JAWA TENGAH DITINJAU DARI KEPRAKTISANNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI E-COMIC DI SEKOLAH DASAR SWASTA SE-JAWA TENGAH DITINJAU DARI KEPRAKTISANNYA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI

E-COMIC DI SEKOLAH DASAR SWASTA SE-JAWA TENGAH DITINJAU DARI KEPRAKTISANNYA

Budi Lazarusli1, Rosalina Ginting2, Achmad Buchori3, Rina Dwi Setyawati4

e-mail : lazarusli@yahoo.com, gintingrosalina24@yahoo.com, buccherypgri@gmail.com,

budirina15@gmail.com

Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran pendidikan karakter melalui media E-comic bagi siswa SD yang ditinjau kepraktisannya. Praktis ini ini ditunjukkan dengan pengisisan angket untuk melihat apakah model yang dikembangkan ini dapat mempermudah guru dalam proses pembelajaran yang mengintegrasikan karakter. Teori Pengembangan yang digunakan adalah plomp (1997) sebagai dasar dalah melaksanakan tahapa penelitian. TahaPan penelitian tersebut meliputi: (1) penelitian awal (fase preliminary investigation), (2) perancangan ( fase design), (3) realisaasi/konstruksi (fase realization/construction), (4) tes, evaluasi dan revisi, (fase tes, evaluation & revition) dan (5) implementasi (fase implementation).

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner .analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan mengacu kepada pendapat Miles dan Huberman (1992), yang membagi tiga alur kegiatan analisis, dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara data dengan kriteria-kriteria, yaitu praktis. Indikator praktis pada penelitian ini adalah mudah dilaksanakan dan menarik oleh pelaksana pendidikan.

Kepraktisan ditunjukkan dengan hasil angket yang diisi oleh guru dan siswa negeri adalah sebagai berikut: (1) Guru di Kabupaten Semarang untuk aspek media sebesar 80%, aspek materi sebesar 75%, aspek bahasa 88%, Aspek ragam soal sebesar 75% serta aspek desain media sebesar 85% dan 85% (2) Guru di Kabupaten Salatiga untuk aspek media sebesar 90%, aspek materi sebesar 83%, aspek bahasa 88%, Aspek ragam soal sebesar 100%, serta aspek desain media sebesar 90% (3) Guru di Kabupaten Grobogan untuk aspek media sebesar 90%, aspek materi sebesar 100%, aspek bahasa 100%, aspek ragam soal sebesar 100%, serta aspek desain media sebesar 90% (4) Guru di Kabupaten Demak untuk aspek media sebesar 85% , aspek materi sebesar 92%, aspek bahasa 75% , Aspek ragam soal sebesar 75%, serta aspek desain media sebesar 95% (5) Guru di Kabupaten Kendal untuk aspek media sebesar 85%, aspek materi sebesar 100%, aspek bahasa 88%, Aspek ragam soal sebesar 88%, serta aspek desain media sebesar 90%. Hasil angket tersebut menunjukkan bahwa model pendidikan karakter melalui e-comic mudah dilaksanakan dalam pembelajaran dan menarik untuk dilaksanakan dikelas.

Kata kunci: kepraktisan, model pendidikan karakter, e-comic

1. Pendahuluan

Berdasarkan hasil penelitian tahun pertama penelitian hibah fundamental yang berjudul pengembangan model pembelajaran pendidikan karakter melalui e-comic di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa siswa SDN Pedurungan Tengah 01 Semarang dan SDN Pedurungan

(2)

Tengah 02 Semarang sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran matematika kelas 6 dengan model pembelajaran berbasis pendidikan karakter berbantuan e-comic baik secara offline berupa versi cetak dan media online di alamat ecomicmatsd.blogspot.com, berdasarkan angket yang diisi oleh siswa menunjukkan bahwa lebih dari 90% siswa SDN Pedurungan Tengah 01 Semarang dan SDN Pedurungan Tengah 02 Semarang sangat setuju modifikasi model pembelajaran matematika berbasis pendidikan karakter menggunakan e-comic karena membuat pembelajaran matematika lebih menarik dan menyenangkan.

Kemudian dari hasil revisi produk berupa modifikasi model pembelajaran pendidikan karakter dan media e-comic yang telah divalidasi oleh ahli materi dan media diperoleh skor lebih dari 80% menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis pendidikan karakter berbantuan e-comic layak untuk di ujicobakan secara lebih luas dan hasil uji terbatas di dua sekolah menunjukkan bahwa guru dan siswa sama-sama memberikan penilaian bahwa modifikasi model pemebelajaran berbasis pendidikan karakter ini layak untuk diujicobakan secara diperluas, tidak hanya di kota semarang melainkan di sekolah-sekolah dasar di sekitar kota semarang

Dalam hal ini diperlukan ketelitian dalam memilih sampel penelitian, karena tidak semua sekolah dasar (SD) di wilayah sekitar semarang memiliki fasilitas internet, hotspot area dan tingkat akreditasi sekolah yang memadai, dalam memilih kabupaten disekitar semarang dipilih 5 (lima) kabupaten yaitu kabupaten semarang, kabupaten salatiga, kabupaten kendal, kabupaten demak dan kabupaten grobogan yang masing-masing kabupaten dipilih 2 (dua) sekolah dalam kategori baik dilihat dari hasil Ujian Nasional, sarana prasarana dan tingkat akreditasi sekolah.

berdasarkan pertimbangan uraian diatas, untuk menyelesaikan permasalahan maka dilakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Karakter melalui e-comic di Sekolah Dasar”

2. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran pendidikan karakter melalui e-comic di SD, sesuai dengan tujuan tersebut maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (educational research and development). Hal ini sesuai dengan pendapat Borg & Gall (1983) dan Gay (1990) menyatakan bahwa tujuan utama penelitian pengembangan adalah mengembangkan produk efektif yang dapat digunakan di sekolah. Produk yang dimaksud tidak hanya terbatas pada benda konkret, seperti buku teks,

(3)

soal-soal, tetapi termasuk produk dan prosedur seperti model atau strategi pembelajaran. Melalui media e-comic diharapkan siswa SD mampu memahami apa itu pendidikan karakter dengan baik, tidak membosankan dan menyenangkan.

Sesuai dengan jenis penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kehadiran peneliti dilapangan sangat diperlukan. Untuk itulah, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini disebabkan kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data, perencana, pelaksana, pemberi tindakan, penganalisis data, pelapor hasil dan bertanggung jawab dalam seluruh proses dan hasil penelitian.

2.1 Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswa SD di wilayah sekitar kota Semarang, yang diwakili oleh SDN 01 Sarirejo, MI Muhammadiyah Sarirejo, SDN 05 Salatiga, SD Kristen 04 Salatiga, SDN Bandarjo 02, SDIT Assalamah,SDN 01 Mranggen, SDIT Darunnajah, SDN Tegowanu Wetan, MI Al-Muayyad, termasuk kategori sekolah mandiri dan peringkat 10 besar di kota masing-masing sesuai hasil Ujian Nasional tahun 2013-2014, alasan yang ;lain adalah karena lokasi dekat dengan kota semarang dan guru-guru sudah banyak yang kenal, sehingga memudahkan peneliti dalam pengambilan data.

Waktu penelitian dimulai pada awal tahun ajaran 2015-2016 selama kurang lebih 8 bulan. Target dan tujuan penelitian lanjutan selama 1 (satu) tahun ini disajikan dalam diagram di bawah ini, adalah sebagai berikut:

2.2 Metodologi Pengembangan Tahun 2 VALIDASI PRODUK UJI EFEKTIFITAS PRETES DAN ANALISIS DATA MEDIA EFEKTIF PRODUK FINAL PRODUK HIPOTETIK

(4)

Berdasarkan prosedur di atas, peneliti merancang tahap-tahap penelitian sebagai berikut : 1. Implementasi

Dalam proses implementasi model pembelajaran pendidikan karakter melaui e-comic ini, berupa prototipe III ini diimplementasikan ke siwa-siswa SD di wilyah sekitar semarang untuk memperoleh masukan-masukan guru dan siswa untuk perbaikan model pembelajaran pendidikan karakter. Hasil implementasi kemudian diperiksa apakah memenuhi ketiga kriteria yang telah ditentukan. Bila belum memenuhi ketiga kriteria yang telah ditentukan, peneliti memperbaiki prototipe III menjadi prototipe IV. diperiksa kembali berdasarkan ketiga kriteria, diperbaiki lagi, begitu seterusnya hingga diperoleh model yang mengintegrasika pendidikan karakter yang berbantuan e-comic yang memenuhi kriteria valid, efektif dan praktis.

2. Produksi secara massal

Setelah diolah hasil angket dan validasi oleh ahli materi dan media, guru dan siswa, maka produk model pembelajaran pendidikan karakter melalui e-comic ini bisa di produksi secara massal.

2.3 Teknik Analisis Data

Data dianalisi secara kualitatif dengan mengacu kepada pendapat Miles dan Huberman (1992) yang membagi tiga alur kegiatan analisis data dan dilakukan secara bersama yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan melalui verifikasi. Tahap pertama, reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul.

Tahap kedua, penyajian data dilakukan dalam beberapa bentuk, yaitu1. Kutipan beberapa topik; 2. Tabel dan grafik untuk menggambarkan kecenderungan penilaian siswa, guru, pakar media pembelajaran , pakar desain grafis, serta 3. Gambar untuk menunjukkan materi matematika dan hasil produk pengembangan media berupa e-comic bergambar tentang pendidikan karakter sejak dini. Keseluruhan jenis penyajian tersebut dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipelajari, dibaca dan ditafsirkan. Data yang terkumpul kemudian

(5)

dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi untuk masing-masing kategori. Bila data telah selesai dikategorisasi berdasarkan topik, kemudian dihitung persentasenya. Tahap ketiga, menarik kesimpulan melalui verifikasi yang dilakukan selama peneliti berlangsung dengan menghubungkan semua kejadian sosial yang ditemukan. Verifikasi data dilakukan dengan pemeriksaan silang (trianggulasi) dan expert opinion. Analisis dilakukan dengan membandingkan antara data yang diperoleh dengan kriteria-kriteria yaitu valid, efektif dan praktis. Bila data yang diperoleh menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan belum tercapai maka peneliti akan mengadakan revisi pada komik beserta model pendidika karakter. Kemudian e-comic di implementasikan kembali dalam pembelajaran diruang kelas. Siklus ini akan berulang hingga tercapai ketiga kriteria tersebut. Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

Kriteria praktis

Komik beserta model pendidikan karakternya dikatakan memenuhi kriteria praktis apabila:

a. 80% siswa SD yang menjadi subyek menyatakan menyukai model pembelajaran pendidikan karakter berbantuan e-comic

b. 80 % siswa SD yang menjadi subyek menyatakan menyenangi pembelajaran menggunakan model pembelajaran pendidikan karakter berbantuan e-comic c. Guru SD yang memandu pembelajaran menyatakan Model pembelajaran

pendidikan karakter berbantuan e-comic dapat digunakan dalam pembelajaran di ruang kelas

d. Guru SD yang melaksanakan pembelajaran menggunakan Model

pembelajaran pendidikan karakter berbantuan e-comic dapat menyelesaikan pembelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam implementasi pendidikan karakter.

3. Hasil dan Pembahasan

Dalam penelitianpengembangan ini telah disesuaikan dengan model pengembangan Borg and Gall yang terdiri dari 10 langkah, berdasarkan target tahun kedua penelitian ini adalah implementasi produk E-Comic SD kelas VI kemudian diikuti Produksi Massal Produk E-Comic SD kelas VI yang dijelaskan sebagai berikut:

A. Implementasi Produk E-Comic SD kelas VI secara diperluas

Dalam proses implementasi produk secara diperluas ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan telah dilaksanakan yaitu:

(6)

Produk E-Comic SD kelas VI tahun 1 berupa produk hipotetik telah direvisi baik tentang konten materinya maupun tampilan medianya secara online dan offline sebelum diimplementasikan secara lebih luas melalui kegiatan Forum Group Discussion (FGD) antara Tim Peneliti, Tim Ahli dan Mahasiswa.

Hasil Forum Group Discussion (FGD) yang diperoleh meliputi 3 (tiga) macam yaitu:

1) Produk cetak E-Comic meliputi 5 (lima) materi yang telah direvisi yaitu (1) himpunan, (2) bilangan, (3) garis dan sudut, (4) segitiga dan segiempat, (5) perbandingan

2) Produk offline E-Comic SD kelas VIberupa softfile berbasis kvisoft dan nshoft dengan software Flipbookmaker meliputi 5 (lima) materi yang telah direvisi yaitu (1) Bilangan Bulat, (2) Debit Air, (3) Bangun Datar & Bangun Ruang, (4) Mengumpulkan &

Menyajikan Data, (5) Pecahan , yang dapat di putar di semua komputer dengan aplikasi flash player atau KMP Player.

3) Produk online E-Comic berupa blog dengan alamat

http://e-comicmathematicsvi.blogspot.com/ meliputi 5 (lima) materi yang telah direvisi yaitu (1) Bilangan Bulat, (2) Debit Air, (3) Bangun Datar & Bangun Ruang, (4) Mengumpulkan & Menyajikan Data, (5) Pecahan, yang dapat diakses melalui internet berbasis

handphone dan komputer dimana saja dan kapan saja.

Keunggulan dari desain produk E-Comic ini secara khusus adalah dilengkapinya music instrumental di setiap babnya, hiperlink, uraian materi, contoh soal, dan latihan soal yang didasari oleh nilai-nilai karakter bangsa di setiap babnya. Dengan desain produk E-Comic SD sebagai berikut:

(7)

Gambar 5.2. Produk E-Comic SD kelas VI online tentang cover bab 2

Gambar 5.3. Produk E-Comic SD kelas VI online tentang isi materi bab 2

II. Pemilihan Sampel Penelitian Uji diperluas

Pemilihan sampel sekolah SD Negeri dan Swasta di wilayah Semarang dan sekitarnya dilakukan pertimbangan secara seksama meliputi sarana prasarana sekolah yang memadai, hasil ujian nasional yang baik, adanya kerjasama yang baik antara PGRI Jawa tengah dengan sekolah dan alokasi waktu yang memadai. Berdasarkan pertimbangan tersebut diperoleh 10 (sepuluh) sekolah yaitu 5 sekolah SD Negeri yaitu SDN 01 Sarirejo, SDN 05 Salatiga, SDN Bandarjo 02, SDN 01 Mranggen, SDN 01 Tegowanu Wetan Proses Perijinan Penelitian Uji diperluas

(8)

75% 80% 85% 90% 95% Kabupaten

SemarangKabupatenSalatiga KabupatenGroboganKabupatenDemak KabupatenKendal 92% 82% 91% 86% 87% Per sen

Aspek Media Siswa

SD Negeri 0% 20% 40% 60% 80% 100% Kabupaten

SemarangKabupatenSalatiga KabupatenGroboganKabupatenDemak KabupatenKendal

80% 75% 90% 85% 85%

Per

sen

Aspek Media (Guru)

SD Negeri

Proses Perijinan di 5 (lima) kabupaten meliputi kabupaten Grobogan, kabupaten Demak, kabupaten Kendal, kabupaten Semarang dan kota Salatiga mengalami kendala yaitu (1) karena nama institusinya berbeda tiap kabupaten seperti Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga (Dindikpora) dan Dinas Pendidikan (Dindik) saja, (2) ijin penelitian cukup rumit karena sekolah tidak akan memberikan ijin penelitian dengan sebelumnya harus ijin terlebih dahulu melalui kesbanglinmas kabupaten kemudian ke dinas pendidikan kabupaten kemudian terakhir ke sekolah.

III. Hasil Implementasi Produk E-Comic SD kelas VI

Hasil angket siswa dan guru yang meliputi 5 (lima) aspek sebagai berikut: • Aspek Media

a. Siswa

Tabel. 5.1. Diagram Batang Aspek Media (siswa)

(9)

78% 80% 82% 84% 86% 88% 90% Kabupaten

SemarangKabupatenSalatiga KabupatenGroboganKabupatenDemak KabupatenKendal 86% 83% 86% 88% 84% Per sen

Aspek Materi (Siswa)

SD Negeri 0% 20% 40% 60% 80% 100% Kabupaten

Semarang KabupatenSalatiga KabupatenGroboganKabupatenDemak KabupatenKendal 75%

92% 100% 92% 100%

Per

sen

Aspek Materi (Guru)

SD Negeri

Tabel 5.3. Diagram Batang Aspek Media (Guru)

Dari tabel diatas didapatkan hasil bahwa dari sisi media, siswa di sekolah negeri lebih tinggi dibandingkan di sekolah swasta, dikarenakan siswa di sekolah negeri lebih meminati media E-comic, sedangkan untuk guru yang berada di sekolah negeri lebih rendah dibandingkan disekolah swasta, dikarenakan guru di sekolah swasta lebih meminati media E-comic sebagai media pembelajaran matematika.

c. Aspek Materi

1) Siswa

Tabel 5.4.

Diagram Batang Aspek Materi (Siswa) 2) Guru

Tabel 5.6.

Diagram Batang Aspek Materi (Guru)

Dari tabel diatas didapatkan hasil bahwa dari sisi materi, siswa di sekolah negeri lebih tinggi dibandingkan di sekolah swasta, dikarenakan siswa di sekolah negeri lebih memahami

(10)

0% 50% 100% 93% 88% 86% 89% 67% Per sen

Aspek Bahasa

(Siswa)

SD Negeri 0% 20% 40% 60% 80% 100% Kabupaten

SemarangKabupatenSalatiga KabupatenGroboganKabupatenDemak KabupatenKendal 88% 75% 100% 75% 88% Per sen

Aspek Bahasa

(Guru)

SD Negeri

materi dari media E-comic, sedangkan untuk guru yang berada di sekolah negeri lebih tinggi dibandingkan disekolah swasta, dikarenakan guru di sekolah swasta lebih memahami materi dari media E-comic.

3) Aspek Bahasa a. Siswa

Tabel 5.7.

Diagram Batang Aspek Bahasa (Siswa)

b. Guru

Tabel 5.9.

Diagram Batang Aspek Materi (Guru)

Dari tabel diatas didapatkan hasil bahwa dari sisi bahasa, siswa di sekolah negeri hampir setara dengan siswa di sekolah swasta, dikarenakan siswa di sekolah negeri dan swasta mudah memahami bahasa dari media E-comic, sedangkan untuk guru yang berada di sekolah negeri hampir setara dengan guru disekolah swasta,

(11)

65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% Kabupaten

Semarang KabupatenSalatiga KabupatenGroboganKabupatenDemak KabupatenKendal 91% 80% 80% 87% 77% Per sen

Aspek Ragam Soal

(Siswa)

SD Negeri 0% 20% 40% 60% 80% 100% Kabupaten

SemarangKabupatenSalatiga KabupatenGroboganKabupatenDemak KabupatenKendal

75% 75%

100%

75% 88%

Per

sen

Aspek Ragam Soal

(Guru)

SD Negeri

dikarenakan guru di sekolah negeri maupun swasta mudah memahami bahasa yang digunakan di media E-comic.

4) Aspek Ragam Soal

a. Siswa

Tabel 5.10.

Diagram Batang Aspek Ragam Soal (Siswa)

b. Guru

Tabel 5.12.

Diagram Batang Aspek Ragam Soal (Guru)

Dari tabel diatas didapatkan hasil bahwa dari sisi ragam soal, siswa di sekolah negeri hampir setara dengan siswa di sekolah swasta, dikarenakan siswa di sekolah negeri dan swasta mudah memahami soal-soal dari media E-comic, sedangkan untuk guru yang berada di sekolah negeri hampir setara dengan guru disekolah swasta, dikarenakan guru di sekolah negeri maupun swasta mudah memahami soal-soal yang digunakan di media E-comic.

(12)

70% 75% 80% 85%

Kabupaten

SemarangKabupatenSalatiga KabupatenGroboganKabupatenDemak KabupatenKendal 84% 77% 81% 82% 78% Per sen

Aspek Desain Media

(Siswa)

SD Negeri 70% 80% 90% 100% 85% 100% 90% 95% 90% Per sen

Aspek Desain Media

(Guru)

SD Negeri 5) Aspek Desain Media

a. Siswa

Tabel 5.13. Diagram Batang Aspek Desain Media (Siswa)

b. Guru

Tabel 5.15.

Diagram Batang Aspek Desain Media (Guru)

Dari tabel diatas didapatkan hasil bahwa dari sisi Desain Media, siswa di sekolah negeri hampir setara dengan siswa di sekolah swasta, dikarenakan siswa di sekolah negeri dan swasta sangat tertarik dengan desain media E-comic, sedangkan untuk guru yang berada di sekolah negeri hampir setara dengan guru disekolah swasta, dikarenakan guru di sekolah negeri maupun swasta sangat tertarik dengan desain media E-comic.

6) Aspek Desain Model a. Siswa

(13)

70% 75% 80% 85% 90% 95% Kabupaten

SemarangKabupatenSalatiga KabupatenGroboganKabupatenDemak KabupatenKendal 88% 79% 91% 83% 89% Per sen

Aspek Desain Model

(Siswa)

SD Negeri 0% 50% 100% Kabupaten

SemarangKabupatenSalatiga KabupatenGroboganKabupatenDemak KabupatenKendal

92% 92% 100%

75% 92%

Per

sen

Aspek Desain Model

(Guru)

SD Negeri

Tabel 5.16.

Diagram Batang Aspek Desain Model (Siswa)

b. Guru

Tabel 5.18. Diagram Batang Aspek Desain Model (Siswa)

Dari tabel diatas didapatkan hasil bahwa dari sisi desain model, siswa di sekolah negeri hampir setara dengan siswa di sekolah swasta, dikarenakan siswa di sekolah negeri dan swasta sangat tertarik dengan desain model media E-comic, sedangkan untuk guru yang berada di sekolah negeri hampir setara dengan guru disekolah swasta, dikarenakan guru di sekolah negeri maupun swasta sangat tertarik dengan desain model E-comic.

4. Simpulan

a) Telah dihasilkan produk E-comic berbasis pendidikan karakter baik online dan offline yang praktis untuk digunakan bagi guru dan siswa di wilayah kedungsapur b) Produk E-comic dan model pembelajaran karakter siap diproduksi masal dan

digunakan untuk pembelajaran matematika di sekolah dasar negeri Se-Jawa Tengah.

(14)

5. Rujukan

Achmad Buchori (2010) yang berjudul pengembangan bahan ajar geometri analit ruang berbasis sofware Cabri 3D jurnal aksioma volume 1 tahun 2011

Abdul malik (2012) “pengembangan model pendidikan anti korupsi di sekolah dasar dengan media komik, menunjukkan bahwa siswa-siswa SD sangat menyukai seseorang guru yang membuat media pembelajaran” jurnal pytagoras volume 3 tahun 2012

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. Baharudin dan Wahyuni, 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ruzz Media. Bell, H. 1991. Teaching and Learning Matematics (In Secondary School). Iowa:Wm C.

Brown Company.( digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d...Dwi Mei Heni - 2012 )

Febrianto dan Wijayanto. 2012. Pengantar Teknologi dan Komunikasi (TIK) Untuk Pendidikan. Semarang : IKIP PGRI Semarang Press.

Gagne, A. 2008. Constructivism and Peer Collaboration in Elementary Mathematics Education: The Connection to Estimology. Eurasia Journal of Mathematics, vol. 4, no.4, 381-386.

Gagne et al. 1983. The Effectiveness of Mastery Learning Strategies in Undergraduate Educations Courses. Journal of Educational Research, vol.76, No. 4, 210-214.

Hudojo, H. 1998. Mengajar Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Hadi Syaipul (2008) “Pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menggunakan media komik pada siswa kelas VII SD Muhammadiyah 08 Malang, simposium nasional penelitian pendidikan Jakarta

Isjoni, Ismail, dan Mahmud. 2008. ICT Untuk Sekolah Unggul. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kertajaya., 1999. Relational Understanding and Instrumental Understanding. In character

Teaching, No. 77 Mulyana, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.

Muijs dan Reynold. 2008. Effective Teaching: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Noviana Dini (2011) yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Humanistik Berideologi Pancasila Berbasis Konstruktivis menggunakan ICT di SD jurnal aksioma volume II tahun 2012

(15)

Samsudi. 2009. Disain Penelitian Pendidikan. Semarang : UNNES PRESS.

Schramm, 1984. Media Besar Media Kecil, Alat dan Teknologi untuk Pengajaran, Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No. 5. IKIP Semarang.

Surtisno c. 2003 “The comic of clamat ; the use of comic as a linguistic mediator (prosiding internasional UNIPA)

Suyanto, A. 2010. Pengembangan perangkat pembelajaran Matematika humanistik berbasis Konstruktivisme berbantuan ICT materi Geometri dimensi dua kelas XI SMK. UNNES. Tesis.( eprint.uny.ac.id/7551/1/JURNAL9620SKRIPSI.pdf-by E Emilia Five – 2012 )

Syadely, M. 2003. Psikologi Belajar. Semarang : Laboratorium Komputer Pasca Sarjana UNNES.

Plomp. 1978. Characteristic building of Constructivist Learning and Teaching. http:www.stemnet.nf.ca (26/11/2009).

Prayito (2011) ,” pengembangan bahan ajar matematika berbasis e-learning untuk membangun peserta didik yang cerdas dan berkarakter” edumatica volume 1 unjambi 2012

Tiedth, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.

Titik haryati (2012) “ Pengembangan bahan ajar IPS SD dengan media komik” jurnal ilmu pendidikan volume 3 IKIP PGRI Semarang

Trimo, A. Dkk. 2011. Implementasi Pembelajaran pendidikan karakter dengan Media E-Learning Materi Ruang Dimensi Tiga Kelas VII Semester II SD Walisongo Semarang. Semarang : Universitas Terbuka.

Gambar

Gambar 5.1. Alamat E-Comic SD kelas VI secara online
Gambar 5.2. Produk E-Comic SD kelas VI online tentang cover bab 2
Diagram Batang Aspek Bahasa (Siswa)
Diagram Batang Aspek Ragam Soal (Siswa)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat kerentanan wilayah terhadap tsunami dengan ketingggian 11 meter ini berurutan dari yang paling rendah ke tinggi di wilayah pesisir selatan Kabupaten Malang

Pengupasan kulit tanduk pada kondisi biji kopi yang masih relatif basah (kopi labu) dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pengupas yang didesain khusus.. Agar

Osilator LC berfungsi sebagai detektor untuk mengevaluasi perubahan nilai induktansi akibat adanya perubahan jarak translasi dari massa pengganggu, yaitu tembaga

Semua koloni hasil transformasi yang tumbuh pada media perlu dipastikan karena koloni – koloni tersebut belum tentu tumbuh karena tertransformasi oleh plasmid

Tidak hanya itu, media nasionalpun melakukan hal yang sama, cenderung dikuasai oleh hegemoni Barat juga telah menggiring khalayak kepada wacana tunggal atas

Earning Per Share (EPS) yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar juga tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya, maka

Penerapan pembelajaran berbasis kontekstual yang diterapkan adalah Relating yaitu: siswa dibimbing untuk menghubungkan pemahamannya akan aturan-aturan yang sudah

Pengel ngatur apaka mbayar biay lalui notifikas aders : pemb sebagai la njadi pemba aca secara anggan ya ndapatkan n nal yang d tar isi dan jur a tahap yan at Jurnal Onli ail