• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis persepsi konsumen tentang layanan bengkel umum dan bengkel resmi : studi kasus pemilik sepeda motor segala merek dengan tahun pembuatan 2000-2007 di Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis persepsi konsumen tentang layanan bengkel umum dan bengkel resmi : studi kasus pemilik sepeda motor segala merek dengan tahun pembuatan 2000-2007 di Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG LAYANAN BENGKEL UMUM DAN BENGKEL RESMI

Studi Kasus Pada Pemilik Sepeda Motor Segala Merek Dengan Tahun Pembuatan 2000-2007 di Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

Disusun Oleh:

ALBERT YONAS KUSUMA NIM: 022214015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(2)

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG LAYANAN BENGKEL UMUM DAN BENGKEL RESMI

Studi Kasus Pada Pemilik Sepeda Motor Segala Merek Dengan Tahun Pembuatan 2000-2007 di Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Disusun Oleh:

ALBERT YONAS KUSUMA NIM: 022214015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO Life is easy Just let it flow

And take what nature gives to you Because the secret must be revealed

Don’t hide your life Just face the truth

And be yourself Because life is beautiful

Follow the rhyme and walk through the path

You will find the clues

Because they guide you to happiness Don’t forget about the mistakes

Learn from it

And make mistakes being precious Because mistakes make you stronger

Don’t hang your wishes like a star It will make you crazy Your life will feel like in prison Because we have to know our ability

Don’t dream too much

Just do what available in front of you Step by step finding the success

Because life has beautiful ways to be through Learn everything as long as you live Science will keep growing and never stop

Also keep working hard

Because failure comes to a lazy person So pray to God

Gives thanks to Him And loves your family

(7)

Halaman Persembahan

Kupersembahkan skripsiku pada: Mama Tercinta

Yang selalu ada untukku Membela hidupku Dan hidup untuk hidupku

Papa tercinta

Yang telah mengalami kebahagiaan abadi Yang telah menyayangiku selama hidup

Dan akan selalu hidup dalam hatiku Rika tercinta

Yang selalu memberiku semangat Dan dorongan untuk tetap sabar dan tegar

Memahami diriku apa adanya Aty tersayang

Yang selalu memberiku semangat Yang selalu sabar menghadapi aku

Dan setia mengikuti caraku Anjing-anjingku yang adorable

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Bapa di Surga, Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria, atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul : “ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG LAYANAN BENGKEL UMUM DAN BENGKEL RESMI”. Penelitian ini ingin mengetahui dan menguji persepsi konsumen tentang layanan bengkel umum dan bengkel resmi. Seperti yang telah diketahui, bahwa terdapat dua jenis bengkel sepeda motor, yaitu bengkel umum dan bengkel resmi. Masing-masing memiliki layanan yang berbeda untuk dapat menarik pelanggan. Penelitian ini akan menguji beberapa layanan bengkel untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen tentang layanan bengkel umum dan bengkel resmi. Mulai perencanaan sampai dengan penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan-bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut :

1. Yang terhormat Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(10)

memberikan petunjuk serta bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Yang terhormat Ibu Dra. Diah Utari Bertha, BR. M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah dengan sabar memberikan petunjuk serta bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Yang terhormat Bapak dan Ibu dosen yang telah mengasuh serta memberikan bekal ilmu, selama penulis kuliah pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

5. Yang tercinta Mama yang telah memberikan dorongan dan doa restu, baik moral maupun material selama penulis menuntut ilmu.

6. Yang tercinta Papa yang telah memberikan dukungan kehidupan dari surga. 7. Yang tercinta “Cincacu” Rika Siska yang selalu memberiku semangat dan

dukungan dalam menjalani hidup ini.

8. Yang tersayang mbak Aty yang telah memberikan dorongan dan doa restu, baik moral maupun material selama penulis menuntut ilmu.

9. Yang terhormat Fr. Ferry Gamgenora yang senantiasa memberi dukungan doa dan nasehat spiritual kepada penulis.

10.Yang tersayang tante Tuti (koki Frateran) dan Asri yang selalu memberi penghiburan selama penulis tinggal di Frateran.

(11)

Semoga Allah Bapa di Surga senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut di atas. Skripsi ini tentu saja masih jauh dari sempurna, sehingga penulis dengan senang hati menerima kritik demi perbaikan. Kepada peneliti lain mungkin masih bisa mengembangkan hasil penelitian ini pada ruang lingkup yang lebih luas dan analisis yang lebih tajam. Akhirnya semoga skripsi ini ada manfaatnya.

Yogyakarta, 16 Maret 2008 Penulis,

(Albert Yonas Kusuma)

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN……….………. iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME……….. iv

HALAMAN MOTTO………... v

HALAMAN PERSEMBAHAN……… vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI………... x

DAFTAR TABEL...……….. xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT... xvi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II : LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen ... 10

B. Pengertian Manajemen Pemasaran... 12

C. Hubungan antara Perilaku Konsumen dengan Strategi Pemasaran... 12

D. Tingkatan Pengetahuan Produk ... 13

E. Produk Sebagai Perangkat Manfaat... 13

F. Pengertian Jasa... 14

G. Pengertian Mutu ... 15

H. Unsur-unsur Mutu ... 16

I. Pengendalian Mutu ... 18

J. Sikap ... 19

K. Pengertian Persepsi ... 20

L. Nilai dan Kepuasan... 21

(13)

N. Diferensiasi ... 23

O. Hipotesis... 28

P. Model Penelitian... 29

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 31

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 31

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

D. Variabel Penelitian ... 32

E. Jenis dan Sumber Data ... 34

F. Metode Pengumpulan Data... 34

G. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 35

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 36

1. Uji Validitas ... 36

2. Uji Reliabilitas ... 37

I. Teknik Analisis Data ... 39

1. Analisis Presentase... 39

2. Analisis Perbedaan Rata-rata untuk Data Tidak Berpasangan ... 39

3. Analisis Nilai Indeks... 41

BAB IV : DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Sardonoharjo ... 43

B. Jumlah Penduduk Desa Sardonoharjo... 44

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pengukuran Data ... 49

B. Pengujian Instrumen... 51

1. Pengujian Kesahihan... 51

2. Uji Reliabilitas ... 54

C. Analisis Data ... 56

1. Analisis Presentase... 56

2. Analisis Persepsi Konsumen... 64

3. Analisis Nilai Indeks... 69

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

B. Keterbatasan Penelitian ... 76

C. Saran... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1 Kriteria Bengkel Umum dan Bengkel Resmi... 3

Tabel IV.1 Jumlah Penduduk Desa Sardonoharjo ... 45

Tabel IV.2 Jumlah Kepala Keluarga... 45

Tabel IV.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Pendidikan ... 46

Tabel IV.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 47

Tabel V.1 Hasil Uji ValiditasTentang Layanan Bengkel Umum Dan Bengkel Resmi ... 52

Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 55

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pelanggan dari Bengkel Umum ... 56

Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pelanggan dari Bengkel Resmi ... 57

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pelanggan dari Bengkel Umum ... 57

Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pelanggan dari Bengkel Resmi ... 58

(15)

Tabel V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pelanggan dari Bengkel Resmi ... 60

Tabel V.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pelanggan dari Bengkel Umum ... 61

Tabel V.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pelanggan dari Bengkel Resmi ... 62

Tabel V.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan Pelanggan dari Bengkel Umum ... 63

Tabel V.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pelanggan dari Bengkel Umum ... 64

Tabel V.13 Hasil Pengolahan Kuesioner per Aspek... 63

Tabel V.14 Penggolongan Skor ... 63

Tabel V.15 Hasil Analisis Uji Z... 57

Tabel V.16 Ranking dari Dimensi Pelayanan Bengkel Umum... 68

Tabel V.17 Urutan Prioritas Kepentingan Bengkel Umum ... 69

Tabel V.18 Ranking dari Dimensi Pelayanan Bengkel Resmi... 69

Tabel V.19 Urutan Prioritas Kepentingan Bengkel Resmi ... 70

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I.1 Diagram Desain Penelitian ... 5

Gambar III.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho ... 40

Gambar IV.1 Peta Kecamatan Ngaglik... 48

Gambar IV.2 Lokasi Desa Sardonoharjo ... 48

(17)

ABSTRAK

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG LAYANAN BENGKEL UMUM DAN BENGKEL RESMI

STUDI KASUS PADA PEMILIK SEPEDA MOTOR SEGALA MEREK DENGAN TAHUN PEMBUATAN 2000-2007 DI DESA SARDONOHARJO, NGAGLIK, SLEMAN

YOGYAKARTA

ALBERT YONAS KUSUMA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) karakteristik responden bengkel umum dan bengkel resmi, 2) apakah ada perbedaan persepsi tentang layanan bengkel umum dan bengkel resmi, 3) layanan apa yang menjadi prioritas bagi konsumen bengkel umum dan bengkel resmi.

Penelitian ini dilakukan di Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, ProvinsiYogyakarta. Peneliti mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara dan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik sepeda motor segala merek dengan tahun pembuatan 2000-2007 di Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman. Sampel yang digunakan adalah responden bengkel umum dan responden bengkel resmi. Sedangkan sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu sampel pelanggan bengkel umum dan sampel pelanggan bengkel resmi, masing-masing diwakili oleh 50 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik Non Probability Sampling dengan jenis Convenience Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis persentase, analisis perbedaan rata-rata untuk data tidak berpasangan, dan analisis Nilai Indeks.

(18)

ABSTRACT

CONSUMER PERCEPTION ANALYSIS ABOUT GENERAL AND OFFICIAL WORKSHOP SERVICES

A CASE STUDY AT SARDONOHARJO VILLAGE, NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Albert Yonas Kusuma

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

The aims of this research were to know 1) the characteristics of general and official workshop consumers, 2) the difference of consumer perception on general and official workshop services, 3) the most priority service as perceived by the

consumers.

This research was conducted in Sardonoharjo village, District of Ngaglik, Regent of Sleman, Province of Yogyakarta. Interviews and questionnaire was employed to collect data. Population for the research was motorcycle owners in Sardonoharjo village, of any brands, and made in the years of 2000 to 2007. The sample was divided into two groups, i.e., general workshop consumers and official workshop consumers, consisted of 50 persons each. Non Probability Sampling with convenience sampling was used to take the sample. Analysis method used in the research were Percentage Analysis, Mean Different for Unpaired Samples, and Analysis of Index Value.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Begitu banyak bengkel sepeda motor yang menjamur di kota Yogyakarta.

Namun kenyataannya bengkel-bengkel tersebut tak pernah sepi dari pelanggan. Hal

ini terjadi karena meningkatnya pendapatan masyarakat dan berhasilnya edukasi yang

diberikan baik oleh bengkel umum maupun bengkel resmi agar pemilik sepeda motor

selalu melakukan servis berkala untuk merawat sepeda motornya. Bagi orang-orang

di bagian timur Indonesia, mereka tidak terbiasa melakukan servis berkala untuk

merawat sepeda motor. Mereka membeli sepeda motor dan memakainya hingga rusak

karena terbatasnya jumlah bengkel dan kendala jarak dari rumah ke bengkel di daerah

mereka.. Namun di pulau Jawa hampir di setiap sudut jalan terdapat bengkel sepeda

motor sehingga pemilik sepeda motor dapat dengan leluasa memilih bengkel yang

dapat dipercaya untuk melakukan perawatan berkala sepeda motornya.

Begitu mudah untuk membeli sepeda motor baru di jogja. Hanya dengan

menyerahkan uang muka sebesar Rp 500.000,- sebuah sepeda motor baru sudah dapat

diantar ke rumah. Selain itu ada kemudahan bagi pembeli yang berdomisili asli

non-jogja, dealer sepeda motor bisa membantu membuatkan KTP untuk mereka sehingga

jarak antara penjual dan pembeli semakin dekat, dan urusan jual beli pun semakin

(20)

Dari sisi pertumbuhannya, sepeda motor juga memiliki angka pertumbuhan

yang sangat tinggi, yaitu dari 490.641 unit pada tahun 2000, menjadi 539.448 unit

pada tahun 2001 (naik 9,9 persen), menjadi 597.143 unit pada tahun 2002 (naik 10,7

persen), menjadi 666.941 unit pada 2003 (naik 11,7 persen), dan menjadi 755.101

unit pada tahun 2004 (naik 13,2 persen). Apabila diasumsikan terjadi trend perilaku

yang sama pada tahun berikutnya, maka pada tahun 2007 DIY sudah memiliki sepeda

motor sejumlah 1 juta unit. Dan hebatnya, jumlah ini hanya merupakan sepeda motor

yang resmi berpelat nomor AB (DIY). Kalau diberikan asumsi perbandingan jumlah

sepeda motor plat AB : non AB adalah 90 : 10 (angka dari penelitian Pustral, 2001),

maka pada tahun 2007 kelak DIY masih terbebani sepeda motor dari luar sebanyak

110.000 unit.

Dengan membanjirnya sepeda motor yang ada di jalan raya, tentu membawa

berkah bagi pemilik bengkel sepeda motor. Peluang mendapatkan pelanggan baru

akan semakin besar dengan bertambahnya jumlah pemilik sepeda motor.

Seiring dengan perjalanan waktu, bengkel-bengkel sepeda motor pun semakin

menjamur, baik itu bengkel resmi maupun bengkel umum. Tuntutan masyarakat akan

kebutuhan dan keinginannya terhadap bengkel semakin kian kompleks. Bengkel yang

tidak peka terhadap kebutuhan dan keinginan masyarakat akan sepi dari konsumen.

Pengusaha bengkel harus dapat menentukan citra dari bengkelnya dengan berbagai

(21)

Pangsa pasar adalah keputusan perusahaan mengenai pasar mana yang akan

dilayani sehubungan dengan produk yang akan dijual oleh perusahaan tersebut (Basu

Swastha, 2005: 94).

Masyarakat umum, khususnya pemilik sepeda motor, mengenal dua jenis bengkel

sepeda motor. Yang pertama bengkel resmi, yaitu bengkel yang hanya melayani

perawatan (servis) untuk merek sepeda motor tertentu sesuai dengan rekomendasi

dari pembuat (pabrikan) kendaraan. Contoh: bengkel khusus untuk sepeda motor

dengan merek Honda atau Suzuki dan sebagainya. Yang kedua adalah bengkel umum,

yaitu bengkel yang melayani perawatan untuk semua jenis merek kendaraan. Contoh:

satu bengkel yang melayani sepeda motor dengan merek Honda, Suzuki, Yamaha,

dan sebagainya sekaligus dalam satu tempat. Berikut adalah kriteria bnegkel umum

dan bengkel resmi:

Tabel I.1.

Kriteria Bengkel Umum dan Bengkel Resmi

Kriteria Bengkel Umum Bengkel Resmi

1. Negosiasi harga produk

2. Setia pada satu merek

3. Ketersediaan suku cadang imitasi

4. Memiliki pusat organisasi

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Sumber: Suharjan 2008

(22)

separuh populasi motor, yakni hanya 45,55%. Hal ini dapat terjadi karena untuk

membangun bengkel resmi membutuhkan cukup banyak persyaratan termasuk modal

yang besar. Kondisi ini tentu sangat berbeda dengan bengkel umum. Bengkel non

resmi memang tak selalu kecil, tetapi untuk membangun bisnis ini bisa dimulai

dengan modal yang tak terlalu besar.

Latar belakang pelanggan bengkel beragam, dari sisi pendidikan, pendapatan,

usia, jenis kelamin, dan lokasi tempat tinggal. Mungkin saja banyak pemilik motor

yang takut masuk ke bengkel resmi akibat tarif jasa perawatan dan harga suku cadang

yang mahal. Selain itu, tak sedikit pemilik motor enggan ke bengkel resmi akibat

jaraknya yang jauh di pusat kota. Banyak pemilik motor yang memilih bengkel

terdekat. Selain itu, tak sedikit pelanggan menjatuhkan pilihan bengkelnya karena

karakter layanan atau hubungan saling kenal dimana dari sisi pembayaran mungkin

bisa dilakukan negosiasi.

Suatu organisasi yang berorientasi pada konsumen harus terus-menerus

berusaha melayani pelanggan seoptimal mungkin untuk meraih pasar yang optimal

pula. Oleh karena itu masing-masing bengkel mulai membuat strategi-strategi baru,

mulai dari diturunkannya harga suku cadang dan tarif servis, meningkatkan mutu dan

pelayanan, meningkatkan pemakaian teknologi seperti penggunaan dongkrak

hidrolik, obeng dengan tenaga mesin, kompresor listrik, dan segala alat elektronik

untuk perbengkelan.

Syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar dapat sukses dalam

(23)

mempertahankan pelanggan (Tjiptono, 1995: 22). Caranya adalah melalui

peningkatan layanan, mutu, dan penurunan harga agar lebih terjangkau oleh

konsumen. Menurut James F. Engel (1994:33) kepuasan konsumen tercapai jika

produk yang dikonsumsi memenuhi kriteria-kriteria pribadi. Oleh karena itu

pengusaha bengkel harus selalu dekat dengan konsumen dan berusaha mencari tahu

serta peka terhadap apa yang diharapkan oleh konsumen berkaitan dengan produk

yang disediakan oleh bengkel tersebut.

Perusahaan juga harus dapat mempelajari bagaimana masing-masing individu

mengambil keputusan pembelian dengan terbatasnya sumber daya yang dimiliki

konsumen. Perilaku konsumen merupakan ekspresi individu terhadap produk yang

hendak dikonsumsi (Basu Swastha, 1984: 76).

Atas dasar permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang

perbedaan persepsi konsumen terhadap layanan bengkel umum dan bengkel resmi.

Maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul ”Analisis Persepsi Konsumen Tentang Layanan Bengkel Umum dan Bengkel Resmi”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat disusun rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah karakteristik responden?

(24)

3. Layanan apakah yang menjadi prioritas bagi konsumen bengkel resmi dan

bengkel umum?

C. Batasan Masalah

Agar batasan masalah yang diteliti jelas dan tidak meluas, maka dalam

penelitian ini penulis membatasi masalah pada hal-hal sebagai berikut:

1. Karakteristik konsumen meliputi jenis kelamin, pekerjaan, umur, tingkat

pendidikan terakhir, dan jumlah pendapatan/uang saku per bulan, serta

merupakan pelanggan bengkel umum atau resmi.

2. Faktor layanan yang dianggap dapat mewakili faktor lainnya yaitu:

a. Fasilitas bengkel

b. Lokasi bengkel

c. Harga produk

d. Ketrampilan karyawan

e. Kenyamanan suasana bengkel

3. Jenis bengkel yang diteliti adalah bengkel sepeda motor.

4. Penelitian ditekankan pada pemilik sepeda motor segala merek dengan tahun

pembuatan 2000-2007.

5. Responden yang diteliti adalah masyarakat Desa Sardonoharjo kecamatan

(25)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik responden.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen tentang layanan

bengkel umum dan bengkel resmi.

3. Untuk mengetahui layanan apa yang menjadi prioritas bagi konsumen bengkel

umum dan bengkel resmi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat antara lain:

1. Bagi perusahaan (Bengkel resmi maupun bengkel umum)

Manfaat bagi perusahaan adalah sebagai masukan bagi perusahaan

tentang kelebihan dan kekurangan dari produk mereka di mata konsumen,

tentang apa yang diharapkan konsumen terhadap mereka, serta apa yang harus

dilakukan perusahaan demi meningkatkan kepuasan pelanggan yang akan

berujung pada preferensi mereka terhadap pemilihan pemakaian jasa bengkel

sepeda motor.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Manfaat bagi Universitas Sanata Dharma adalah untuk menambah

referensi bacaan ilmiah bagi civitas akademika sehingga dapat menambah

(26)

Manfaat bagi penulis adalah untuk menambah wawasan, belajar meneliti

kasus ekonomi yang begitu dekat dengan kita setiap hari, serta untuk

menerapkan teori-teori yang didapat selama di bangku kuliah. Hasil dari

penelitian ini juga dipakai penulis sebagai pertimbangan untuk mendirikan

usaha bengkel resmi atau bengkel umum.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika ini disusun secara garis besarnya saja tanpa mengurangi isi dari

permasalahan yang disampaikan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah cara

pembahasan. Adapun sistematika ini meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang uraian mengenai latar belakang masalah, batasan

masalah, hipotesis, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta pada akhir bab

pendahuluan adalah sistematika penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk melandasi

pembahasan masalah. Dalam bab ini diuraikan juga tentang pengertian perilaku

konsumen, manajemen pemasaran, jasa, mutu, persepsi, nilai, dan kepuasan

(27)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian,

jenis data sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik

sampling, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

Bab ini berisi tentang gambaran wilayah desa Sardonoharjo, yang meliputi

keadaan geografisnya, keadaan penduduk, dan denah desa Sardonoharjo.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang metode analisis data yang meliputi pengukuran data, uji

validitas dan reliabilitas, analisis persentase untuk mengetahui karakteristik

responden, uji beda rata-rata untuk menentukan ada tidaknya perbedaan persepsi

konsumen tentang layanan bengkel umum dan bengkel resmi, dan analisis nilai

indeks untuk mengetahui prioritas utama bagi konsumen dari bengkel umum dan

bengkel resmi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari serangkaian pembahasan skripsi serta

saran-saran yang peneliti berikan guna pengembangan dan koreksi bagi pihak

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Konsumen

Perilaku (behaviour) mengacu pada tindakan nyata konsumen yang dapat diobservasi secara langsung. (Paul Peter dan Jerry C. Olson,1996: 20). Menurut

Engel, Roger, dan Paul, perilaku dapat didefinisikan sebagai tindakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk

barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli

tindakan ini (Engel,1994:3).

Dalam mempelajari perilaku konsumen yang kompleks, pada umumnya

digunakan suatu model yang merupakan penyederhanaan dari fenomena yang

ada. Model-model tersebut didasari oleh salah satu dari teori perilaku konsumen

yang ada. Teori-teori perilaku konsumen tersebut pada umumnya dapat

dikelompokkan sebagai berikut (Dharmesta dan Handoko, 2000: 28):

a. Teori Ekonomi Mikro

Teori ini berdasarkan asumsi bahwa konsumen selalu mencoba

memaksimumkan kepuasannya dalam batas-batas kemampuan

finansialnya, mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif

sumber untuk memuaskan kebutuhannya dan selalu bertindak dengan

(29)

b. Teori Psikologis

Teori ini berpusat pada individu dan lingkungannya. Manusia

selalu didorong oleh kebutuhan dasarnya, sebagai akibat dari pengaruh

lingkumngan di mana dia tinggal dan hidup.

c. Teori Sosiologis

Teori ini menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh antara

individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka, jadi lebih

mengutamakan perilaku kelompok.

d. Teori Antropologis

Teori ini menyatakan bahwa sikap dan perilaku dipengaruhi

berbagai lingkungan masyarakat yaitu kebudayaan, sub-kebudayaan,

dan kelas-kelas sosial lainnya.

Pembelian konsumen terhadap barang dan jasa dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Ada empat faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen

yaitu kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis (Kotler, 1997: 179).

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan terdalam.

Faktor ini terdiri dari budaya, sub-budaya, dan kelas sosial. Faktor sosial juga

dapat mempengaruhi perilaku konsumen, seperti kelompok referensi, keluarga,

peran dan status sosial konsumen. Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi

oleh faktor pribadi yang tampak, khususnya umur dan tahap-tahap siklus hidup

(30)

Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi faktor psikologis yaitu motivasi,

persepsi, belajar, kepercayaan, dan sikap.

B. Pengertian Manejemen Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan

pihak lain (Phillip Kottler, 2000: 1).

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa

untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan

organisasi (Peter D.Bennett, 1995)

C. Hubungan Antara Perilaku Konsumen Dengan Strategi Pemasaran

Dari sudut pandang organisasi, strategi pemasaran (marketing strategy) adalah suatu rencana yang dirancang untuk mempengaruhi pertukaran dalam

mencapai tujuan organisasi. Biasanya strategi pemasaran diarahkan untuk

meningkatkan kemungkinan atau frekuensi perilaku konsumen, seperti

peningkatan kunjungan pada toko tertentu atau pembelian produk tertentu. Hal ini

dicapai dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang

diarahkan pada pasar sasaran yang dipilih (Paul Peter dan Jerry C. Olson, 1996:

(31)

digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di

pasar sasaran. Suatu bauran pemasaran terdiri dari elemen produk, tempat,

promosi, dan harga. Yang menjadi pemenang adalah perusahaan yang dapat

memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis dan secara menyenangkan serta

yang dapat berkomunikasi secara efektif (Kottler, 2000: 18).

D. Tingkatan Pengetahuan Produk

Konsumen memiliki tingkatan pengetahuan produk yang berbeda, yang

dapat dipergunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan

pembelian (Paul Peter dan Jerry C. Olson,1996: 67-68).

Pemasar sangat tertarik dengan pengetahuan konsumen tentang merek.

Sebagian besar strategi pemasaran berorientasi pada merek dengan tujuan

membuat konsumen mengenal suatu merek, mengajar mereka tentang suatu

merek, dan mempengaruhi mereka agar membeli produk tersebut.

E. Produk sebagai Perangkat Manfaat

Pemasar juga harus menyadari bahwa konsumen sering berpikir tentang

produk dan merek dalam konteks konsekuensinya. Konsekuensi adalah apa yang

terjadi pada konsumen ketika suatu produk dibeli dan digunakan untuk

dikonsumsi (Paul Peter dan Jerry C. Olson,1996: 70-72).

(32)

consequence) adalah dampak tak nyata dari penggunaan suatu produk yang dialami konsumen. Sedangkan konsekuensi psikososial (psychosocial consecuence) mengacu pada dampak psikologis dan sosial dari penggunaan suatu produk.

Konsumen dapat menganggap konsekuensi positif dan negatif dari

penggunaan suatu produk sebagai manfaat yang mungkin didapat atau sebagai

resiko potensial. Manfaat adalah konsekuensi yang diharapkan konsumen ketika

membeli dan menggunakan suatu produk dan merek. Sedangkan resiko yang

diperkirakan (perceived risk) adalah konsekuensi yang tidak diharapkan dari suatu produk yang ingin dihindari oleh konsumen ketika mereka membeli dan

menggunakan produk tersebut.

F. Pengertian Jasa

Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh

satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

melibatkan kepemilikan apa pun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak

dikaitkan dengan suatu produk fisik Kotler, 2000: 486).

Jasa memiliki empat karakteristik utama yaitu (Kotler 2000:488-492):

1. Tidak berwujud

Jasa bersifat tidak berwujud. Tidak seperti halnya produk fisik, jasa tidak

dapat dilihat, dirasa, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.

(33)

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti

barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan

melewati berbagai penjual, dan kemudian baru dikonsumsi. Jika seseorang

memberikan pelayanan, maka penyedianya merupakan bagian dari jasa itu.

3. Bervariasi

Karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan di mana jasa

itu diberikan, maka jasa sangat bervariasi. Beberapa karyawan bengkel sangat

ramah pada pelanggan, dan karyawan bengkel yang lain mungkin kurang

sabar dalam menangani pelanggan.

4. Mudah lenyap

Jasa tidak dapat disimpan sehingga hanya dapat dirasakan manfaatnya pada

saat pembelian dan penggunaan jasa tersebut.

G. Pengertian Mutu

JIS (the Japan Industrial Standard/Standar Industri Jepang) merumuskan

mutu produk sebagai keseluruhan sifat atau kinerja yang benar yang menjadi

sasaran optimasi untuk menentukan apakah sebuah produk atau jasa memenuhi

maksud penggunaannya atau tidak (Shigeru Mizuno, 1994: 8). Data yang

menjelaskan mutu produk diturunkan dari nilai-nilai sifat produk itu. Selain

ukurannya, presisi, kekuatan nilai-nilai sifat itu juga mencakup biaya, volume,

(34)

Manajemen Mutu Total (Total Quality Management/TQM) adalah

pendekatan organisasi secara menyeluruh untuk secara berkesinambungan

meningkatkan mutu semua proses, produk, dan pelayanan organisasi (Kottler,

2000: 66).

H. Unsur-unsur Mutu

Sebuah produk dapat disebut bermutu bila memiliki unsur-unsur sebagai

berikut (Shigeru Mizuno, 1994: 6-7):

1. Harga yang wajar

Sebuah produk tidak perlu secara mutlak mutunya terbaik, yang

terpenting ialah bahwa produk itu memenuhi tuntutan konsumen agar

dapat dimanfaatkan. Selain sifat fisik, konsumen juga mencari harga

yang wajar, itulah sebabnya tidak ada artinya mengejar mutu produk

tanpa memperhatikan harga. Zerthaml menyatakan dari konsep

kognitif, harga adalah sesuatu yang harus diberikan atau dikorbankan

untuk memperoleh produk atau jasa tertentu. Anderson, Fornel, dan

Lehman menyatakan bahwa harga merupakan suatu faktor penting dari

kepuasan konsumen, karena ketika konsumen mengevaluasi nilai dari

produk yang diterimanya, pada umumnya mereka berpikir tentang

harga untuk memperoleh nilai tersebut (Bei dan Chiao, 2001:129).

(35)

Konsumen mencari sifat ekonomis seperti kebutuhan energi sekecil

mungkin, kemungkinan rusak sesedikit mungkin, pemeliharaan, dan

biaya pengamanan sekecil mungkin, dan penggunaan yang luas.

3. Awet

Pemakai mengharapkan agar produk itu terbuat dari bahan yang awet

dan tahan terhadap perubahan drastis sepanjang waktu. Keausan,

bagian-bagian yang kendor, dan karat menjurus pada masalah yang

tidak dikehendaki.

4. Aman

Sebuah produk diharapkan aman untuk digunakan dan tidak

membahayakan kehidupan atau anggota badan.

5. Mudah digunakan

Umumnya sebuah produk dirancang untuk rata-rata konsumen pada

umumnya, tanpa memerlukan pelatihan khusus terlebih dahulu untuk

menggunakannya. Konsumen berharap dapat menggunakan produk itu

segera, terus-menerus, dan tanpa kesulitan.

6. Mudah dibuat

Hal ini berkaitan dengan biaya produksi. Produk tadi harus terbuat dari

bahan-bahan yang mudah diperoleh dan mudah disimpan, dan

pemanufakturannya harus memerlukan proses dan ketrampilan

(36)

Pada masyarakat sekarang yang padat populasinya, sebuah produk

yang tidak dapat digunakan bisa dibuang begitu saja.

Masih ada unsur-unsur mutu yang harus dimasukkan bila perusahaan

memiliki sebuah produk yang unggul. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Desain yang bagus

Desain harus orisinil dan harus memikat cita rasa konsumen, seperti halnya

desain yang diperhalus untuk memperoleh kesan bermutu.

b. Keunggulan dalam persaingan

Sebuah produk harus unggul baik dalam fungsi maupun desainnya dibanding

produk-produk lain yang sejenis.

c. Daya tarik fisik

Produk itu harus menarik panca indera.

d. Berbeda dan asli

Bagi banyak produk, misalnya dasi, konsumen ingin mengetahui bahwa tidak

ada orang lain yang memiliki dasi sama persis dengan dasi yang ia pakai.

I. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu adalah keseluruhan cara yang kita gunakan untuk

menetapkan dan mencapai standar mutu (Shigeru Mizuno, 1994: 17). Dengan

demikian, pengendalian mutu mencakup semua langkah yang diperlukan dalam

(37)

Menurut Juran dalam edisi ketiga QC Handbook tahun 1974, pengendalian mutu adalah proses pengaturan melalui pengukuran kinerja mutu

aktual, membandingkannya dengan produk standar, dan bertindak berdasarkan

perbedaan itu.

Sedangkan menurut Standar Industri Jepang (JISZ 8101) pengendalian

mutu adalah sebuah sistem di mana sifat produk atau jasa dihasilkan secara

ekonomis untuk memenuhi tuntutan pembeli.

American National Standard (MCZI.7 1971) juga mendefinisikan pengendalian mutu sebagai teknik dan kegiatan operasional yang

mempertahankan mutu sebuah produk yang akan memenuhi

kebutuhan-kebutuhan tertentu, juga penggunaan teknik-teknik dan kegiatan-kegiatan

semacam itu.

J. Sikap

Beberapa definisi tentang sikap adalah sebagai berikut :

1. Sikap adalah jumlah pengaruh yang dimiliki seseorang untuk menentang

suatu objek (Thurstone, 1931)

2. Beberapa tahun kemudian Allport mengajukan definisi yang lebih luas:

sikap adalah suatu status mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan

untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki

(38)

3. Triandis dan ahli lainnya mengkombinasikan tiga jenis tanggapan (pikiran,

perasaan, dan tindakan) ke dalam model tiga unsur dari sikap. Dalam

skema ini sikap dipandang mengandung tiga komponen yang terkait, yaitu

kognisi (pengetahuan tentang obyek), afeksi (evaluasi positif atau negatif

terhadap suatu obyek), dan konasi (perilaku aktual terhadap suatu obyek).

4. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan

yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari

seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan. (David Krech, Richard S.

Crutchfield, dan Egerton L. Ballachey, 1962: Bab 2)

Sikap seseorang membentuk pola yang konsisten. Jadi sebuah perusahaan

sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada daripada

berusaha mengubah sikap orang. Tetapi ada pengecualian di mana biaya besar

untuk mengubah sikap orang-orang akan membawa hasil.

K. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah suatu proses di mana sensasi dan informasi diterima melalui panca indera yang diubah menjadi kesatuan yang diatur rapi. Persepsi

selalu didasarkan pada pengalaman dan tujuan seseorang pada saat terjadinya

proses terjadinya persepsi (Bimo Walgito, 1990). Oleh karena itu meskipun

stimulusnya sama tetapi karena pengalamannya tidak sama, kemampuan

(39)

persepsi antara individu satu dengan yang lain tidak sama. Keadaan tersebut

memberikan gambaran bahwa persepsi lebih bersifat individual.

L. Nilai dan kepuasan

Pembeli memilih di antara beraneka ragam tawaran yang dianggap

memberikan nilai yang paling banyak. Kita mendefinisikan nilai sebagai rasio

antara apa yang didapatkan dan apa yang diberikan pelanggan. Produk atau

tawaran akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli

sasaran.

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil)

suatu produk dan harapan-harapannya (Kottler, 2000: 42). Kepuasan dan

ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku

selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih

tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas

akan bereaksi sebaliknya. Mereka mungkin membuang atau mengembalikan

produk tersebut. Mereka juga mungkin mengambil tindakan publik seperti

mengajukan keluhan ke perusahaan, pergi ke pengacara, atau mengadu ke

kelompok-kelompok lain seperti Lembaga Perlindungan Kosumen. Tindakan

pribadi dapat berupa memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut atau

(40)

Pelanggan mendapatkan manfaat dan mengeluarkan biaya. Manfaat

mencakup manfaat fungsional dan manfaat emosional. Biaya mencakup biaya

moneter, biaya waktu, biaya energi, dan biaya fisik. Dengan demikian, nilai

dirumuskan sebagai berikut: (Kottler, 2000: 13)

Nilai = Manfaat = Manfaat fungsional + manfaat emosional

Biaya Biaya moneter + biaya waktu + biaya energi + biaya fisik

M. Konsep Produksi, Konsep Produk, Konsep Penjualan, dan Konsep Pemasaran (Paul Peter dan Jerry C. Olson, 1996:19-22)

1. Konsep produksi menegaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk

yang tersedia secara luas dan murah.

2. Konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk

yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja, atau inovatif.

3. Konsep penjualan berkeyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis,

jika dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produk-produk

yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu, organisasi tersebut

harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.

4. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk menggapai tujuan

organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih

efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan

(41)

N. Diferensiasi

Perusahaan-perusahaan terus-menerus berusaha untuk

mendiferensiasikan tawaran pasar mereka dari tawaran pesaing. Mereka

menjanjikan jasa dan jaminan baru, imbalan khusus untuk pengguna yang setia,

kenyamanan, dan kegembiraan baru. Bila mereka berhasil, para pesaing bisa

meniru tawaran pasar mereka. Akibatnya, kebanyakan keuntungan bersaing hanya

berlangsung dalam waktu singkat. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan perlu

terus-menerus memikirkan ciri dan manfaat nilai tambah baru untuk mendapatkan

perhatian dan minat dari pelanggan yang peka harga dan kaya pilihan. Strategi

terbaik untuk keluar dari situasi ini adalah dengan cara melakukan diferensiasi

produk.

Diferensiasi adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan yang

berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing (Kottler,

2000: 328-332).

1. Diferensiasi produk

Dalam melakukan diferensiasi produk, perusahaan perlu

memperhatikan beberapa parameter rancangan, di antaranya:

a. Keistimewaan (feature)

Sebagian produk dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan,

yakni karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Upaya untuk

(42)

yang berharga merupakan salah satu dari cara yang paling efektif

untuk bersaing.

b. Bentuk

Banyak produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran,

model, atau struktur fisik sebuah produk.

c. Mutu kinerja

Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari empat level

kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, super. Mutu kinerja mengacu pada

level di mana karakteristik dasar produk itu beroperasi. Suatu

perusahaan harus memutuskan bagaimana mengelola kualitas kinerja

seiring dengan waktu. Terdapat tiga strategi. Pertama, perusahaan

terus meningkatkan produk, sering menghasilkan tingkat

pengembalian investasi dan pangsa pasar tertinggi. Strategi yang

kedua adalah mempertahankan mutu produk pada level tertentu.

Banyak perusahaan membiarkan mutu mereka tidak berubah setelah

formulasi awal kecuali jika terjadi kegagalan atau peluang besar.

Strategi yang ketiga adalah mengurangi mutu produk seiring dengan

waktu. Beberapa perusahaan mengurangi mutu produk untuk

mengimbangi kenaikan biaya; perusahaan lain sengaja mengurangi

mutu untuk meningkatkan laba sekarang, walau tindakan ini sering

merusak profitabilitas jangka panjang mereka.

(43)

Pembeli mengharapkan produk yang memiliki mutu kesesuaian yang

tinggi. Kualitas kesesuaian adalah tingkat di mana semua unit yang

diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan.

Misalkan produk Simpati dirancang agar memiliki sinyal yang kuat di

segala medan, baik di kota, desa, pantai, hutan, maupun pegunungan.

Jika produk Simpati yang beredar memenuhi ketentuan itu, produk

tersebut dikatakan memiliki mutu kesesuaian yang tinggi. Masalah

yang terkait dengan mutu kesesuaian adalah bahwa produk itu akan

mengecewakan beberapa pembeli.

e. Daya tahan

Daya tahan (durability), suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal dan/atau berat, merupakan atribut

yang berharga untuk produk-produk tertentu. Pembeli bersedia

membayar lebih untuk kartu perdana yang memiliki masa aktif

dan/atau masa tenggang yang lebih lama dibanding produk lainnya.

f. Keandalan

Pembeli umumnya akan membayar lebih untuk produk yang dapat

diandalkan. Keandalan (reliability) adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu

tertentu.

(44)

Pembeli memilih produk yang mudah diperbaiki. Mudah diperbaiki

adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki suatu produk

yang rusak atau gagal.

h. Gaya

Gaya (style) menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli. Pembeli biasanya

membayar harga tambahan untuk produk-produk yang diberi gaya

yang menarik.

2. Diferensiasi pelayanan

Ketika produk fisik tidak mudah didiferensiasi, kunci keberhasilan

dalam persaingan sering terletak pada penambahan pelayanan yang

menambah nilai serta meningkatkan mutu produk fisik itu (Kottler, 2000 :

333).

. Yang membedakan pelayanan terutama adalah kemudahan

pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi

pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan, serta beberapa hal lainnya.

3. Diferensiasi personalia

Perusahaan-perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif yang

kuat dengan memperkerjakan dan melatih orang-orang yang lebih baik dari

pada pesaing mereka (Kottler, 2000: 337)

(45)

Perusahaan-perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing melalui

cara mereka merancang saluran distribusi, terutama yang mencakup

jangkauan, keahlian, dan kinerja saluran-saluran tersebut (Kottler, 2000: 337)

5. Diferensiasi citra

Para pembeli mungkin mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap

citra perusahaan atau merek. Identitas dan citra perlu dibedakan. Identitas

terdiri dari berbagai cara yang diarahkan perusahaan untuk mengidentifikasi

dirinya atau memposisikan diri atau produknya. Citra adalah persepsi

masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi oleh

banyak faktor di luar kontrol perusahaan (Kottler, 2000: 338-339).

Citra yang efektif melakukan tiga hal. Pertama, memantapkan karakter

produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang

berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga,

memberikan kekuatan emosional melalui setiap sarana komunikasi yang

tersedia dan kontak merek.

a. Lambang

Citra dapat diperkuat dengan menggunakan simbol-simbol yang kuat.

Perusahaan dapat memilih sebuah symbol seperti tiga garputala (Yamaha), atau warna pengidentifikasi seperti hijau (Kawasaki). Merek juga dapat

(46)

Citra yang dipilih harus ditampilkan dalam iklan yang menyampaikan

suatu cerita, suasana hati, pernyataan yang berbeda dengan yang lain.

Pesan itu harus tampak di laporan tahunan, brosur dan katalog, peralatan

kantor perusahaan serta kartu nama.

c. Suasana

Ruang fisik yang ditempati organisasi merupakan pencipta citra yang

kuat lainnya. Hotel-hotel Hyatt Regency mengembangkan suatu citra tersendiri melalui lobi atriumnya. Suatu bank yang ingin tampak ramah

harus memilih rancangan gedung, interior, tata letak, warna, material, dan

perabotan yang tepat.

d. Peristiwa

Suatu perusahaan dapat membangun identitas melalui jenis kegiatan

yang disponsorinya. Perrier, perusahaan air botolan, tampil menonjol

dengan membangun arena olah raga dan mensponsori acara-acara olah

raga kesehatan. Heinz memberikan sumbangan pada berbagai rumah sakit,

dan Kraft menyumbangkan dana pada MADD (Mothers Against Drunk Drivers).

O. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

(47)

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas, maka penulis

mengajukan hipotesis bahwa ada perbedaan persepsi konsumen tentang layanan

bengkel umum dan bengkel resmi.

P. Model Penelitian

Secara lebih jelas rancangan penelitian ini dapat digambarkan dalam diagram

desain penelitian sebagai berikut:

Gambar I.1 Diagram Desain Penelitian

Fasilitas Bengkel

Lokasi Bengkel

Harga Produk

Ketrampilan Karyawan

Kenyamanan Suasana Bengkel

PERSEPSI

KONSUMEN

BENGKEL UMUM

(48)

Dari diagram desain penelitian tersebut dapat dilihat bahwa faktor fasilitas

bengkel, keandalan, lokasi bengkel, harga produk, ketrampilan karyawan, serta

kenyamanan suasana bengkel akan menentukan persepsi masyarakat tentang layanan

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk studi kasus. Studi kasus merupakan

penelitian yang mendalam mengenai suatu kasus pada satu orang atau satu unit.

Sudah tentu hasilnya hanya berlaku bagi kasus itu sendiri, tidak dapat

digeneralisasikan pada yang di luar kasus tersebut.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah orang-orang yang dimintai keterangan berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan penulis. Subyek dari penelitian ini adalah

pengguna sepeda motor segala merek dengan tahun pembuatan 2000-2007 di

desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

2. Objek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian pokok dalam

penelitian. Obyek pada penelitian ini adalah fasilitas bengkel, lokasi bengkel,

harga produk, ketrampilan karyawan, tarif servis, dan kenyamanan suasana

bengkel.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

(50)

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2008 sampai tanggal 14 Maret

2008.

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Sardonoharjo, Ngaglik Sleman Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi obyek dan subyek

penelitian (Nur Indriantoro dan Bambang S, 1999:26). Variabel-variabel yang

akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel dependen atau variabel terikat, adalah variabel yang tergantung pada

variabel lain atau menjadi akibat dari variabel bebas. Variabel dependen

penelitian ini yaitu persepsi konsumen.

2. Variabel Independen atau variabel bebas, adalah variabel yang tidak tergantung

pada variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah layanan

bengkel yang terdiri dari lima dimensi sebagai berikut:

a. Fasilitas bengkel

Untuk memanjakan kehadiran pelanggan, pihak bengkel perlu

menyediakan fasilitas pendukung bagi kenyamanan pelanggan. Fasilitas

bengkel yang dimaksud adalah tempat parkir dan ruang tunggu yang

(51)

b. Lokasi bengkel

Faktor lokasi bengkel sering menjadi pertimbangan konsumen untuk

datang ke bengkel yang dimaksud. Pertimbangan tentang faktor lokasi di

antaranya tentang jarak bengkel dengan rumah konsumen, dan strategis atau

tidaknya lokasi tersebut.

c. Harga produk

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk

mendapatkan produk tertentu. Harga sangat diperhatikan oleh konsumen

berkaitan dengan manfaat yang diharapkan dan kondisi keuangan konsumen

itu sendiri.

d. Ketrampilan karyawan

Untuk dapat meyakinkan pelanggan bahwa bengkel yang dimaksud

memiliki predikat ang baik, maka ketrampilan karyawan sangat dibutuhkan.

Ketrampilan tersebut dapat berupa keandalan dan kreatifitas montir, serta

karyawan yang cepat tanggap terhadap keluhan konsumen.

e. Kenyamanan suasana bengkel

Suasana bengkel perlu dibuat senyaman mungkin agar konsumen

merasa dihargai dan sabar dalam menunggu sepeda motornya selesai

diperbaiki. Kenyamanan tersebut dapat berupa keamanan dan kebersihan

(52)

E. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber data pertama. Data primer

didapat dari responden melalui kuesioner mengenai jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan/uang saku per bulan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan

baik oleh pihak pengumpul data primer ataupun oleh pihak lain, misalnya

dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data sekunder dalam

penelitian adalah data yang diperoleh dari studi pustaka dan informasi lain

yang berkaitan dengan penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Teknik wawancara

Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan lisan kepada subyek penelitian untuk

memperoleh sejumlah informasi tentang preferensi mereka dalam memilih

bengkel sepeda motor. Subyek penelitian ini adalah pemilik sepeda motor

segala merek dengan tahun pembuatan 2000-2007 di desa Sardonoharjo,

(53)

2. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara membuat

sejumlah pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada responden untuk

memperoleh sejumlah data tentang identitas dan penilaian responden terhadap

layanan bengkel resmi dan bengkel umum yang dapat mempengaruhi persepsi

konsumen.

G. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok dari orang-orang, peristiwa

atau barang-barang yang diminati oleh peneliti untuk diteliti (Malhotra:1996).

Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik sepeda motor segala merek

dengan tahun pembuatan 2000-2007 di desa Sardonoharjo, Sleman,

Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian

peneliti (Suharyadi dan Purwanto, 2004:323). Karena besarnya populasi tidak

diketahui dan untuk mempermudah perhitungan, maka besarnya sampel yang

diteliti ditentukan sebesar 100 responden. Sampel ini terdiri dari dua

kelompok yaitu sampel pelanggan bengkel umum dan sampel pelanggan

(54)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability sampling karena jumlah populasi tidak terbatas, di mana semua unsur populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

sampel penelitian. Jenis non probability sampling yang akan dipakai adalah

Convenience sampling, yaitu responden dapat dengan mudah didapatkan dan dimintai tanggapannya (Arikunto, 1990:125).

H. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dimaksudkan untuk mengukur kesahihan (validitas) dan

keandalan (reliabilitas) instrumen penelitian. Pengujian dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner kepada responden dan kuesioner tersebut digunakan untuk

menguji validitas dan reliabilitas alat pengukur dalam penelitian ini.

1. Uji kesahihan (validitas) digunakan untuk menguji sejauh mana suatu daftar

pertanyaan dapat mengukur data yang dibutuhkan dalam penelitian. Uji

validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari

(55)

Rumusnya:

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:

r

xy : korelasi product moment

N : jumlah subyek

X : skor butir

Y : skor faktor

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya adalah

sebagai berikut:

a. jika

r

hitung ≥

r

tabel korelasi product moment pada taraf keyakinan 95 % maka

instrumen tersebut dikatakan valid.

b. Jika

r

hitung <

r

tabel korelasi product moment pada taraf keyakinan 95 % maka

instrumen tersebut tidak valid.

2. Uji reliabilitas

(56)

belah dua dari Spearman Brown. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah

daftar pertanyaan saling berkaitan dalam satu pola yang konsisten.

Data yang dilakukan untuk menguji reliabilitas ini adalah:

a. Membelah seluruh pengukuran menjadi dua bagian yang sama besar

berdasar nomor genap dan ganjil.

b. Menghitung koefisien korelasi antar belahan dengan korelasi product moment.

Rumus Spearman Brown (Sutrisno, 1991:44):

( )

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = xy xy ii r r r 1 2 Keterangan:

rii : reliabilitas instrumen

rxy : koefisien pengukuran dua belahan

Untuk menentukan apakah instrumen itu reliabel atau tidak digunakan

ketentuan sebagai berikut:

1) Jika

r

hitung≥

r

tabel, dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen dikatakan

reliabel.

2) Jika

r

hitung <

r

tabel, dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen dikatakan
(57)

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Persentase

Analisis ini digunakan untuk mengetahui profil pemakai sepeda motor segala

merek dengan tahun pembuatan 2000-2007 di desa Sardonoharjo, Ngaglik,

Sleman. Profil tersebut didasarkan pada jenis kelamin, pekerjaan, usia,

pendidikan terakhir, dan pendapatan atau uang saku per bulan.

Untuk menghitung Analisis karakteristik responden dapat menggunakan analisis

persentase/distribusi frekuensi sebagai berikut:

nx

P=

N

Keterangan:

P = Jumlah persentase

nx = Jumlah yang akan dianalisis

N = Jumlah total

2. Analisis Persepsi Konsumen

Setelah hasil analisis persepsi konsumen ditemukan, selanjutnya dicari

apakah ada perbedaan persepsi konsumen tentang layanan bengkel umum dan

bengkel resmi menggunakan uji beda rata-rata untuk data tidak berpasangan.

(58)

analisis ini dapat diketahui jika ada perbedaan persepsi konsumen tentang

layanan bengkel umum dan bengkel resmi.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut (Subagyo dan

Djarwanto,2000:203-205):

a. Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha)

H0 : μ1 = μ2 atau (μ1 –μ2) = 0

Ha : μ1≠μ2 atau (μ1 –μ2) ≠ 0

b. Menentukan taraf signifikansi (α)

Taraf signifikansi dalam penelitian ini adalah sebesar 5%. Artinya

kemungkinan salah dari kesimpulan yang dibuat oleh peneliti bila

digeneralisasikan pada kesimpulan populasi adalah sebesar 5%.

3) Menentukan statistik uji yang cocok dan menentukan daerah kritisnya

Daerah Daerah Daerah tolak terima tolak

- Z α/2 Z α/2

Gambar 3.1.

H0 diterima apabila: - Z α/2≤ Z ≤ Z α/2

H0 ditolak apabila: Z > Z α/2 atau Z < - Z α/2

(59)

Z = (X1 – X2) – (μ1 – μ2)

σ1² + σ2²

n1 n2

Karena μ1 – μ2 = 0 dan σ1 dan σ2 tidak diketahui maka rumus tersebut dapat

disederhanakan menjadi:

Z = X1 – X2

S1² + S2²

n1 n2

di mana:

S2 = ∑ (xi – x )2

n – 1

Untuk mencari deviasi standar (S), dari S2 diambil harga akarnya yang

positif (Sudjana, 2002: 93).

Keterangan:

S = standar deviasi mean

X1 – X2 = perbedaan dua mean sampel σ = standar deviasi populasi

μ1 – μ2 = perbedaan dua mean populasi

n = sampel

(60)

(

) (

) (

)

(

)

{

frek1x6 frek2x5 frek3x4 ... frek6x1

}

:6

NI = + + + +

3. Analisis Nilai Indeks

Teknik analisis untuk menjawab permasalahan yang ketiga didasarkan pada

ranking pilihan layanan yang menjadi prioritas utama yang diberikan oleh responden. Analisis ini dapat dihitung dengan nilai indeks dan urutan

kepentingannya. Nilai indeks adalah metode yang cara perhitungannya didasarkan

pada jumlah frekuensi/tingkat jawaban responden. Teknik perhitungan Nilai

Indeks adalah sebagai berikut:

a. Mencari frekuensi pilihan responden terhadap layanan yang mempengaruhi

persepsi konsumen bengkel umum dan bengkel resmi.

b. Mencari nilai indeks dengan rumus:

Keterangan:

NI = Nilai indeks

Frek = Frekuensi pilihan responden

c. Hasil nilai indeks di-ranking dari yang nilai indeksnya terbesar sampai dengan nilai indeksnya yang terkecil.

Setelah hasil nilai indeksnya di-ranking maka akan diketahui urutan atau

(61)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis Desa Sardonoharjo

Desa Sardonoharjo termasuk dalam wilayah kecamatan Ngaglik, Kabupaten

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Sardonoharjo terletak di tengah

wilayah kecamatan Ngaglik. Ada pun batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

1. Batas administrasi desa Sardonoharjo:

a. Utara : Kecamatan Pakem

b. Timur : Desa Sinduharjo

c. Selatan : Desa Sinduharjo

d. Barat : Desa Donoharjo

2. Desa Sardonoharjo terdiri dari 18 pedukuhan, yaitu:

a. Pedukuhan Turen

b. Pedukuhan Candidukuh

c. Pedukuhan Candi III

d. Pedukuhan Candikarang

e. Pedukuhan Candiwinangun

f. Pedukuhan Candirejo

g. Pedukuhan Wonosobo

(62)

j. Pedukuhan Pencarsari

k. Pedukuhan Prumpung

l. Pedukuhan Plumbon

m. Pedukuhan Ngebelgede

n. Pedukuhan Dayakan

o. Pedukuhan Jetis

p. Pedukuhan Bulusan

q. Pedukuhan Ngalangan

r. Pedukuhan Gondongan

3. Ciri-ciri wilayah desa Sardonoharjo:

a. Bentuk permukaan tanah : Dataran rendah

b. Produktifitas Tanah : Sedang

c. Jumlah curah hujan : 3.000 mm/tahun

d. Ketinggian tanah dari permukaan laut : 165 m

e. Suhu udara rata-rata : 23 oC – 29 oC

B. Penduduk

1. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk di desa Sardonoharjo adalah 14.767 jiwa yang

terdiri dari 7.408 laki-laki dan 7.359 perempuan. Semuanya adalah Warga

(63)

Tabel IV.1

Jumlah Penduduk Desa Sardonoharjo

PENDUDUK WNI PENDUDUK WNA NAMA

DESA L P L P

JUMLAH

L+P

Sardonoharjo 7.408 7.359 0 0 14.767

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Sardonoharjo

2. Jumlah Kepala Keluarga

Desa Sardonoharjo terdiri dari 4.130 Kepala Keluarga dengan 3.499 di

antaranya adalah laki-laki dan 631 perempuan.

Tabel IV.2

Jumlah Kepala Keluarga

KEPALA KELUARGA NAMA

DESA L P

JUMLAH

KK

Sardonoharjo 3.499 631 4.130

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Sardonoharjo

3. Jumlah penduduk menurut kelompok pendidikan

Jumlah penduduk Desa Sardonoharjo apabila diperinci menurut

(64)

Sedangkan yang paling sedikit adalah yang berpendidikan S2 yaitu 14 orang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.3.

Tabel IV.3

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Pendidikan

No. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak tamat SD

Tamat SD/Sederajat

Tamat SLTP/Sederajat

Tamat SLTA/Sederajat

Akademi/Sederajat

Prguruan Tinggi S1

Perguruan Tinggi S2

Perguruan Tinggi S3

Bebas Huruf Lain-lain 1.876 orang 2.960 orang 3.147 orang 746 orang 322 orang 111 orang 14 orang -- 246 orang --

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Sardonoharjo

4. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

Jumlah penduduk desa Sardonoharjo apabila diperinci menurut tingkat

pendidikan pada tahun 2004, maka kelompok mata pencaharian yang paling

banyak adalah sebagai buruh industri sebanyak 1.670 orang. Untuk lebih

(65)

Tabel IV.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Sumber: Data Kependudukan Kelurahan Sardonoharjo

No. JENIS MATA PENCAHARIAN JUMLAH

(66)

Gambar IV.1

Peta Kecamatan Ngaglik

Gambar IV.2

(67)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan

dalam penelitian dan untuk mencapai tujuan penelitian seperti yang telah diuraikan

pada Bab sebelumnya. Pada bagian ini akan disajikan hasil dari prosedur analisis data

yang telah digambarkan pada bab tiga. Data yang akan dianalisis diperoleh dari

penyebaran kuesioner untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen

tentang layanan bengkel umum dan bengkel resmi. Pengambilan data diperoleh

dengan penyebaran kuesioner dimana kuesioner dibagi dalam 3 bagian, kuesioner

bagian pertama merupakan data identitas responden meliputi jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan per bulan, kuesioner bagian kedua

berisi pernyataan responden tentang layanan bengkel yang meliputi 5 dimensi yaitu

dimensi fasilitas bengkel, dimensi lokasi bengkel, dimensi harga produk, dimensi

keterampilan karyawan dan dimensi kenyamanan suasana bengkel, dari

masing-masing dimensi terdiri dari 4 butir pertanyaan. Kuesioner bagian ketiga merupakan

pilihan layanan yang menjadi prioritas utama dari kelima dimensi dari layanan di

bengkel motor umum dan di bengkel motor resmi. kuesioner Sebelumnya kuesioner

disebarkan kepada 100 responden terlebih dahulu Kuesioner disebarkan kepada 50

responden yang merupakan pelanggan dari bengkel umum dan 50 responden kepada

(68)

kuesioner. Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliabel maka kuesioner tersebut

selanjutnya disebarkan untuk penelitian lebih lanjut.

A. Pengukuran Data

Data mengenai layanan dari bengkel umum dan bengkel resmi diperoleh

dari penyebaran kuesioner kepada pelanggan bengkel umum dan bengkel resmi.

Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan di mana responden diminta

memilih jawaban-jawaban yang telah tersedia dan dirasa paling tepat dengan

keadaan diri responden. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan untuk itu digunakan

model skala Likert dengan menggunakan 5 alternatif jawaban, yaitu :

Sangat setuju : 5

Setuju : 4

Netral : 3

Tidak setuju : 2

Sangat tidak setuju : 1

Dalam memberikan jawaban responden hanya diperbolehkan untuk

memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia menurut pendapat

masing-masing yang dianggap paling tepat dan sesuai dengan keadaan dirinya. Cara

pengisian kuesioner ini adalah dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah satu

(69)

B. Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen yang dimaksud adalah pengujian terhadap validitas

dan reliabilitas dari kuesioner yang dibagikan kepada responden sehingga data

yang diperoleh dapat dipergunakan dalam penelitian lebih lanjut. Jadi tujuan

pengujian instrumen ini adalah untuk menentukan apakah kuesioner tersebut

dapat digunakan sebagai alat ukur yang akurat atau valid dan reliabel. 1. Pengujian Kesahihan (Validitas)

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur

dapat mengukur apa yang ingin diukur, yaitu dengan mengkorelasikan antara

skor butir instrumen dalam suatu faktor dan mengkorelasikan antar skor faktor

dengan skor total. Pengujian validitas kuesioner dalam penelitian ini

menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment, dengan rumus sebagai berikut :

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy

Uji validitas selanjutnya dilakukan dengan bantuan program komputer

SPSS for windows release 15.0, yang bertujuan untuk mengetahui bahwa setiap butir pertanyaan yang diajukan kepada responden telah dinyatakan

valid atau tidak. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

(70)

signifikansi 95% maka instrumen tersebut dinyatakan valid, tetapi jika rhitung

≤ rtabel dengan taraf signifikansi 95% maka instrumen tersebut dinyatakan

tidak valid.

Setelah diuji validitas yang dilakukan terhadap 50 responden dari

bengkel umum dan 50 responden dari bengkel resmi, berikut hasil rangkuman

uji validitas dapat ditunjukkan pada tabel IV.1:

Tabel V.1

Hasil Uji Validitas Tentang Laya

Gambar

Tabel I.1.
Gambar I.1 Diagram
Tabel IV.2
Tabel IV.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Service Sepeda Motor pada Bengkel AHASS Mandiri Sentosa Jember” dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel kualitas layanan secara

Berdasarkan analisi data menunjukan bahwa : (1) Ada pengaruh yang signifikan variabel kualitas pelayanan terhadap keputusan konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor Honda;

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan bengkel SM yang diukur berdasarkan 5 dimensi Servqual sehingga diketahui nilai harapan dan persepsi dari

0 PENGARUH LOKASI, HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA BENGKEL RESMI. SEPEDA

Hal yang sangat memungkinkan yaitu dengan menunjukan alamat bengkel resmi dengan menampilkan peta lokasi, dengan bantuan dari layanan Google Map maka aplikasi tersebut

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bisnis yang dilakukan oleh bengkel Darma Santoso dan bengkel Upik, untuk mengetahui kendala yang dialami oleh

Dari nilai net present value, benefit cost ratio, dan internal rate of return dapat disimpulkan bahwa usaha jasa bengkel resmi sepeda motor memenuhi kriteria layak

xv ABSTRAK ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG LAYANAN BENGKEL UMUM DAN BENGKEL RESMI STUDI KASUS PADA PEMILIK SEPEDA MOTOR SEGALA MEREK DENGAN TAHUN PEMBUATAN 2000-2007 DI DESA