• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Gambaran Umum tentang Polres Cirebon Kota - 13.20.0030 Ernest Lalombombuida BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "A. Gambaran Umum tentang Polres Cirebon Kota - 13.20.0030 Ernest Lalombombuida BAB III"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

45 BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum membahas hasil penelitian tentang peran kepolisian dalam menangani pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pelajar di Kota Cirebon, dibawah ini akan dijelaskan terlebih dahulu gambaran umum Polres Cirebon Kota dan peran polisi lalu lintas Polres Cirebon Kota dalam menangani pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pelajar.

A. Gambaran Umum tentang Polres Cirebon Kota

Kota Cirebon merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai kepolisian resor kota berupa Polres. Menurut Bapak Iptu Edi Supeno sebagai Kaur Bin Ops Satlantas Polres Cirebon Kota mengatakan “gedung utama kantor Polres Cirebon Kota mewarisi peninggalan Belanda yang pada jaman dahulu adalah rumah sakit tentara Belanda”.29

Jumlah penduduk Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon adalah 719,983 jiwa dengan perincian sebagai berikut:

JENIS KELAMIN JUMLAH

Laki-Laki 361,038 jiwa

Perempuan 358,945 jiwa

Bertambahnya jumlah penduduk di wilayah Hukum Polres Cirebon Kota akan menyebabkan pula kepada semakin meningkatnya kepadatan penduduk, dimana dari 37,36 Km2 luas wilayah Kota Cirebon kepadatan penduduknya rata-rata 9.414 orang/Km2, sehingga dengan demikian dapat menimbulkan berbagai dilema serta permasalahan diantaranya pengangguran

(2)

46 yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti meningkatnya gangguan kamtibmas khususnya tindak kriminalitas di wilayah Hukum Cirebon Kota.

Wilayah Hukum Polres Cirebon Kota membawahi wilayah Adminsiratif Kota Cirebon dan 6 (Enam) Kecamatan di Kab. Cirebon diantaranya Kec. Kedawung, Kec. Tengah Tani, Kec. Gunungjati, Kec.Kapetakan, Kec. Suranenggala dan Kec. Mundu, jika ditinjau dari segi

ASTA GATRA secara umum mempunyai karakteristik yang berbeda di Jawa

Barat. Kondisi ini tentunya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas Polres Cirebon kota beserta Jajarannya.

1. Wilayah Hukum.

Polres Cirebon kota terdiri dari 7 Polsekta dan 1 KPC Secara Administratip Cirebon kota memiliki 5 Kecamatan dan 22 Kelurahan sedangkan Kab.Cirebon memiliki 6 Kecamatan dan 61 Desa yaitu :

a. Polsekta Cirebon Utara Barat membawahi : 1) Kecamatan Kejaksan dengan 4 Kelurahan. 2) Kecamatan Kesambi dengan 5 Kelurahan. b. Polsekta Cirebon Selatan Timur membawahi :

1) Kecamatan Pekalipan dengan 4 Kelurahan. 2) Kecamatan Harjamukti dengan 5 Kelurahan.

3) KPC Cirebon merupakan daerah kerja Pelabuhan II Muara Jati Cirebon yang administrasinya berada di Kelurahan Panjunan.

(3)

47 1) Polsek Kedawung Membawahi :

a) Kecamatan Tengah Tani dengan 8 Desa b) Kecamatan Kedawung dengan 8 Desa 2) Polsek Mundu Membawahi :

Kecamatan Mundu dengan 12 desa 3) Polsek Gunungjati Membawahi :

Kecamatan Gunung Jati dengan 15 Desa 4) Polsek Kapetakan Membawahi :

a) Kecamatan Kapetakan dengan 9 Desa b) Kecamatan Suranenggala dengan 9 Desa 2. Pertahanan dan Keamanan

a. Kesatuan Atas: Polda Jabar b. Kesatuan samping:

1) Korem 063/SGJ Cirebon. 2) Kodim 0614 Cirebon.

3) Den Pom III/3 SLW Cirebon. 4) Yon Arhanudse 14 Cirebon. 5) Lanal Cirebon.

6) Pos Lanud Penggung Cirebon. 7) Den C Brimob Polda Jabar. 8) Dit Pol Air Polda Jabar c. Kesatuan Kebawah:

(4)

48 2) Polsekta Cirebon Selatan - Timur.

3) KPC Cirebon. 4) Polsek Kedawung 5) Polsek Gunung Jati 6) Polsek Kapetakan 7) Polsek Mundu

8) Polsek Lemahwungkuk .

3. Struktur Organisasi Polresta Cirebon

Bagan 3.1

Struktur organisasi Polres Cirebon Kota

Sumber : Satlantas Polres Cirebon Kota

(5)

49 Kapolri Nomor: 23 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor adalah melaksanakan Turjawali (pengaturan, penjagaan pengawalan, patrol) lalu lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum di bidang lalu lintas. Dalam melaksanakan tugasnya, berdasarkan Pasal 59 ayat (2) Peraturan Kapolri Nomor : 23 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor, Satlantas Polres Cirebon Kota menyelanggarakan beberapa fungsi yaitu:

1. Pembinaan lalu lintas kepolisian;

2. Pembinaan partisipasi masyarakat melalui kerja sama lintas sektoral, Dikmaslantas dan Pengkajian masalah di bidang lalu lintas;

3. Pelaksanaan operasi kepolisian bidang lalu lintas dalam rangka penegakan hukum dan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas);

4. Pelayanan administrasi registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor serta pengemudi;

5. Pembinaan partisipasi masyarakat melalui kerja sama lintas sektoral, Dikmaslantas dan Pengkajian masalah di bidang lalu lintas;

(6)

50 Sedangkan struktur organisasi dari Satlantas Polres Cirebon Kota berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor adalah:

Bagan 3.2

Struktur Organisasi Satlantas Polres Cirebon Kota

Sumber : Satlantas Polres Cirebon Kota

Berdasarkan wawancara dengan Iptu Edi Supeno selaku Kaur Bin Ops Lantas Polres Cirebon Kota maka dalam bagan 3.2 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:30

(7)

51 1. Kasatlantas bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas sehari-hari dan memberikan laporan kepada Kapolres melalui Kabag Ops atau Wakapolres.

2. Kaur Bin Ops bertanggung jawab kepada Kasatlantas dalam pelaksanaan tugas sehari-hari anggota dilapangan maupun di kantor.Kaur Bin Ops dibantu oleh Bintara Administrasi dan Bintara Urusan Umum. 3. Kaurmintu adalah Kepala urusan administrasi dan ketatausahaan yang bertugas mengurus administrasi dan ketatausahaan termasuk pelayanan keuangan Satlantas yang berada dibawah Kaur Bin Ops. Dalam tugasnya Kaurmintu dibantu Bintara Administrasi.

4. Kanit Dikyasa adalah unsur pelaksana tugas pokok dibawah Kasatlanatas yang salah satu tugasnya melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat melalui kerja sama lintas sektoral.

5. Kanit Turjawali pelaksana tugas pokok yang bertugas melaksanakan kegiatan turjawali dan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas dan rangka penegakan hukum.

6. Kanit Laka Lantas membawahi urusan kecelakaan lalu lintas dan administrasi kecelakaan yang dalam tugasnya dibantu oleh Unit Laka. 7. Kanit Regident bertugas dibawah Kasatlantas dan salah satu tugasnya

(8)

52 B. Bentuk dan Data Pelanggaran Lalu Lintas

Pelanggaran lalu lintas di jalan raya sudah tidak sulit lagi ditemukan, menurut Iptu Edi Supeno:

“Pelanggaran yang terjadi saat ini berbeda dengan jaman dahulu, saat ini pelanggar sangat banyak ditemui dan dalam penindakannya terkesan menjengkelkan karena pelanggar banyak mengulangi pelanggaran yang sama. Adapun bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi berupa berkendara tidak menggunakan helm, kendaraan tidak sesuai standart; belum/tidak memiliki SIM, tidak membawa STNK dan tidak menaati rambu lalu lintas misalnya melanggar lampu rambu lalu

lintas”.31

(9)

53 Berikut ini merupakan data pelanggaran lalu lintas yang ditinjau dari segi profesi:

Tabel 3.1

Pelanggaran Lalu Lintas dari Segi Profesi

NO TAHUN JUMLAH PNS KARYAWAN

SWASTA MAHASISWA PELAJAR PENGEMUDI TNI/ POLRI LAIN-LAIN

1 2012 26.970 746 10.573 2.487 1.230 3.478 0 8.456

2 2013 19.940 451 9.547 1.133 991 2.140 0 5.678

3 2014 25.371 512 12.214 2.675 1.240 2.610 0 6.120

4 2015 29.694 841 14.253 2.548 1.342 4.218 0 6.492

5 2016 28.576 547 13.470 1.345 1.021 5.784 0 6.409

(10)

54 Dilihat dari tabel diatas dalam kurun waktu lima tahun jumlah pelajar yang melakukan pelanggaran lalu lintas berjumlah lebih dari seribu setiap tahunnya.

Tabel 3.2

Pelanggaran Lalu Lintas dari segi usia

NO TAHUN JUMLAH 10-15 16-30 31-40 41-50 51 KEATAS KET

1 2012 26.970 213 15.243 10065 1.234 215 26.970

2 2013 19.940 347 13.422 5123 945 103 19.940

3 2014 25.371 184 17.356 6475 1.102 254 25.371

4 2015 29.694 248 19.462 8452 1.247 285 29.694

5 2016 28.576 287 18.886 7945 1.198 262 28.578

Sumber : Satlantas Polres Cirebon Kota, 10 Juli 2017

(11)

55 Mengenai pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan anak-anak dan Pelajar tersebut, Iptu Edi Supeno menyatakan hal sebagai berikut:

Anak-anak atau Pelajar sering tidak menyadari bahaya yang mengintai diri mereka jika melakukan pelanggaran lalu lintas. Sebagai contoh, anak-anak sering tidak menggunakan helm. Padahal helm adalah alat perlengkapan yang sangat vital saat seseorang mengendarai kendaraan bermotor. Ketika terjadi kecelakaan, ketiadaan penggunaan helm sering berakibat fatal sehingga menyebabkan gegar otak, luka bagian kepala dll.32

Selain tidak menggunakan alat keselamatan berupa helm, hal yang sering dilakukan Pelajar menurut Iptu Edi Supeno adalah sebagai berikut:

Pelajar juga sering melakukan variasi pada sepeda motor yang mereka gunakan. Terkadang variasi ini menyebabkan standard keamanan kendaraan bermotor dan hal ini juga menimbulkan bahaya keselamatan diri mereka sendiri dan juga menyebabkan bahaya bagi keselamatan orang lain33.

Namun sehubungan dengan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan anak-anak dan Pelajar tersebut, Iptu Edi Supeno menyatakan hal sebagai berikut:

Dari berbagai pelanggaran yang sering dilakukan Pelajar, hal yang paling sering terjadi adalah tidak memiliki surat-surat yang dibutuhkan, terutama SIM. Kebanyakan mereka tidak memiliki SIM karena memang belum memiliki hak untuk itu. Umur mereka belum mencukupi untuk memiliki SIM34.

Dari apa yang telah diungkapkan di atas, maka anak-anak atau pelajar yang mengendarai kendaraan bermotor harus diberi pengertian bahwa mereka belum memiliki hak untuk mengendarai kendaraan bermotor agar mereka dapat terhindar dari kecelakaan dan dapat berakibat fatal baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

(12)

56 C. Peran Kepolisian dalam Menangani Pelanggaran Lalu Lintas yang

Dilakukan oleh Pelajar

Untuk memberikan gambaran sejauh mana tugas yang telah dilaksanakan oleh Sat Lantas Polres Cirebon Kota khususnya Unit Dikyasa Sat Lantas dalam upaya menciptakan masyarakat yang tertib hukum dan tertib berlalu lintas khususnya diwilayah hukum Polres Cirebon Kota, berikut adalah gambaran jumlah personil dan sarana prasarana yang digunakan yang informasinya diperoleh saat melakukan penelitian lapangan di Polres Cirebon Kota:

1. Personil Dikyasa Lantas.

Tabel 3.3

Jumlah Personil Dikyasa Lantas

Sumber: Satlantas Polres Cirebon Kota

2. Materiil / Logistik. a. Ranmor Dinas

1) 1 Unit Ran Roda-4 Kuda

2) 1 Unit Ran Roda-4 Mobil Penerangan Dikmas Lantas b. Alut/Alsus.

1) 1 Buah Camera Digital (Swadaya)

2) 1 Set Perlengkapan di dalam Unit Mobil Penerangan Dikmas Lantas

JUMLAH POLKI POLWAN PNS PHL DIKJUR KET

(13)

57 3) 1 Monitor Computer merk Lenovo, CPU merk Vortre dan

Printer Merk Epson type L120 (Swadaya) 4) 1 Buah Handy Cam merk Sony ( Swadaya) 3. Kamtibcar lantas

a. Kemacetan Lantas :

Diwilayah Cirebon Kota sampai saat ini tidak terjadi kemacetan lalu lintas, namun pada jam-jam tertentu terjadi kepadatan arus dibeberapa ruas jalan yang diakibatkan oleh keluar masuknya anak sekolah dan karyawan / pegawai di Kota Cirebon.

b. Pelanggaran lalu lintas, Perbandingan Jenis pelanggaran :

Tabel 3.4

Perbandingan Jenis Pelanggaran

NO. URAIAN

PERBANDINGAN NAIK

(+)/ TURUN

(-) JUN-17 JUL-17

1. TATA CARA BERLALU LINTAS

253 230 -

2. PERILAKU DAN KONDISI PENGEMUDI

272 216 -

3. PERSYARATAN RANMOR 280 254 -

4. PERSYARATAN PENGEMUDI 251 214 -

JUMLAH 1056 914

(14)

58 c. Kecelakaan Lalu lintas, Perbandingan Jumlah kecelakaan:

Tabel 3.5

Perbandingan Jumlah Kecelakaan

Sumber: Satlantas Polres Cirebon Kota

4. Sasaran Prioritas Dikmas Lantas.

a. Setiap hari Minggu dilaksanakan Car Free Day, guna menciptakan masyarakat kota Cirebon yang akan melaksanakan kegiatan olah raga dan senam dapat berjalan dengan nyaman, aman, dan arus disekitar lokasi tetap lancar.

b. Minggu ke I sampai minggu ke IV setiap hari melaksanakan kegiatan Pelayanan masyarakat di sekolah-sekolah, lampu merah, tempat keramaian, menyebrangkan anak-anak sekolah dan masyarakat yang akan menyebrang jalan, dengan pola 6-8/pagi, pola siang dan pola sore.

c. Minggu ke I sampai minggu ke IV setiap hari pada soreh hari jam 16.00 Wib s/d 17.30 Wib anggota Staf Lantas Polres Cirebon Kota

PERBANDINGAN NAIK (+)/

TURUN (-)

TRE ND %

URAIAN JUNI-17 JULI-17

JML LAKA 27 46 - 10%

MD 2 2 - 55%

LB 2 1 - %

LR 32 67 - 15%

(15)

59 melaksanakan Jaga rawan sore ditempat tempat keramaian seperti pertokaan, Mall dan persimpangan yang rawan padat arus.

d. Minggu I sampai Minggu ke IV melaksanakan kegiatan masyarakat terorganisir dan tidak terorganisir agar dapat menekan angka kecelakaan pada saat pelaksanaan aktifitas sehari-hari dan tampak tertib dapat mematuhi peraturan lalu lintas diwilayah hukum Polres Cirebon Kota.

e. Minggu ke I sampai dengan Minggu ke IV, Setiap hari kerja Unit Dikyasa Satuan Lantas Polres Cirebon Kota melaksanakan kegiatan penerangan keliling dengan unit kendaraan dikmas lantas kepada masyarakat pengguna jalan melalui kegiatan pagi hari yaitu mengikuti Pola 6-8 (dari jam 06.00 – 08.00 Wib) dan kegiatan pada sore hari yaitu Gatur Sore (dari jam 16.00 – 17.30 Wib).

5. Pelaksanaan dan Hasil yang Dicapai yakni Dikmas lantas terhadap masyarakat umum.

a. Para pelajar di Kota Cirebon mentaati peraturan lalu lintas dan dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas serta pelanggaran lalu lintas. b. Para siswa-siswi Taman kanak-kanak dan PAUD di Kota Cirebon

dapat mengenal secara dini rambu-rambu lalu lintas dan peraturan lalu lintas.

(16)

60 dan disiplin dalam mengenal secara dini rambu – rambu lalu lintas / peraturan lalu lintas.

d. Para Mahasiswa/mahasiswi agar dapat memahami dan mengerti serta mentaati peraturan undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, sehingga mereka dapat tertib dijalan dan disiplin diri serta menjadi contoh bagi pengguna jalan lainnya.

e. Adanya keterpaduan dan sinergitas didalam pelaksanaan tugas di lapangan sehingga terciptanya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di wilayah hukum Polres Cirebon Kota.

f. Para pengguna jalan di Cirebon Kota mentaati peraturan Lalu Lintas agar dapat menekan angka kecelakaan Lalu Lintas dan Pelanggaran Lalu Lintas.

g. Dikmas lantas terhadap masyarakat terorganisir dan tidak terorganisir, agar masyarakat dapat meningkatkan disiplin diri dalam berkendara di jalan raya dan para pengguna jalan dalam berlalu lintas dapat mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku dan mengunakan helm standar baik yang mengemudikan maupun penumpang yang di bonceng.

(17)

61 Tabel 3.6

Program dan Kegiatan Lalu Lintas

N

O KESATUAN

PROGRAM DAN KEGIATAN LALU LINTAS

JENIS PROGRAM JENIS KEGIATAN

1 2 3 4 5

1 POLRES CIREBON KOTA

15 Program Giat

Dikmas 1. Polsanak

Menerima

Kunjungan/Berkunjung TK & SD

2. PKS

Pelatihan, Pelantikan & Diklat PKS/Pocil

3. Police Go To School/Campus

Penyuluhan ke Sekolah khususnya (SMP)

4. Safety Riding

Cara Aman dalam berkendara (Club Motor)

5. Traffic Board

Himbauan Kamseltibcar Lantas

6. Kampanye Keselamatan Lantas

Kampanye Keselamatan Lantas/Penling

7. TMC Media Sosial & Forum Lantas

8. KTL

Pengamanan & Penertiban pemakai Jalan

9. Sekolah Mengemudi

Bimbel Ujian Teori SIM

10. Taman Lantas

Pengenalan Rambu & Marka Jalan

11. Saka Bhayangkara Pelatihan

12. Cara Aman ke sekolah

Pembinaan Krida Lantas

13. Kelompok Komunitas

Penyuluhan dan Pengarahan Lantas

14. Sarang Survey Kamsel Angkutan

15. Prasjal

Pengecekan Sarana & Prasarana

(18)

62 Tabel 3.7

Kegiatan Bersama Instansi Terkait

NO KESATUAN JUMLAH KET

KEGIATAN INSTANSI TERKAIT

PESERTA

1 2 3 4 5 6

1. Polres Cirebon Kota Polisi Sahabat Anak (Polsanak) 1. SDN Karyamulya. 2. Anak-anak yang menghadiri Expo Police Ciko di Jalan Siliwangi. +2.025 Orang Patroli Keamanan Sekolah (PKS) Nihil Go to

School/Campus 1. SMK Patriot

Cirebon.

2. SMAN 1

Kota Cirebon.

3. SMAN 6

Kota Cirebon. 4. SMK Wahidin Kabupaten Cirebon.

5. SMAN 3

Kota Cirebon.

6. SMKN 1

Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

7. SMA Santa

Maria Kota Cirebon.

8. SMPN 1

Gunung Jati

(19)

63

Kabupaten Cirebon.

9. SMAN 1

Suranenggala Kabupaten Cirebon.

Safety Riding Nihil +50 Orang

Traffic Board Himbauan,

Contoh Pelanggaran dan Tata Tertib dalam berlalu lintas Masyarakat Pengguna Jalan (yang Melewati Simpang 4 Kejaksan & Bundaran Grage) Kampanye Keselamatan

Nihil -

Traffic Management Centre Nihil - Kawasan Tertib Lalulintas (Ktl) Penertiban kawasan KTL di Wilayah Hukum Polres Cirebon Kota dengan Pola Jaga/Gatur Pagi, Siang, dan Sore dan juga penertiban dengan tindakan Tilang. - Sekolah Mengemudi

Nihil -

Taman Lalu Lintas

Nihil -

Saka Bhayangkara IAIN Syekh Nurjati Kota Cirebon +100 Orang Cara Aman Kesekolah Sekolah-sekolah wilayah hukum Polres Cirebon Kota (Pola 68) - Dikmas Dibidang

Keamanan 1. Kommunitas

Pencak Silat

(20)

64

Dengan Kelompok Komunitas

Merpati Putih.

2. Kommunitas

Free Style BMX.

3. Kommunitas

Free Style BMX dan Paguyuban Bikers Cirebon Kota.

Sarang Nihil -

Prasjal 1. Pola Pagi,

Siang & Sore

Wilkum Res Cirebon Kota.

2. Car Free Day Jl. Siliwangi Kota Cirebon.

-

Sumber: Satlantas Polres Cirebon Kota

(21)

65 Tabel 3.8

Program Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas

N O

JENIS

PROGRAM SASARAN TINDAKAN KET

1 2 3 4 5

1

Gatur Pola 6-8

Masy. Pengguna jalan, Sekolah-sekolah, daerah rawan Laka, Macet & Padat Arus

Penjagaan dan Pengaturan Pada pagi hari dari jam 06.00 – 08.00 Wib.

2 Gatur Rawan Sore

Masy. Pengguna jalan, daerah rawan Laka, Macet & Padat Arus

Penjagaan dan Pengaturan Pada Siang dan sore hari dari jam 12.00-13.00 dan 16.00-18.00 Wib.

3 Penerangan Keliling

Masy. Pengguna jalan (Kawasan Tertib Lalulintas dan Pusat-pusat keramaian)

Penerangan keliling melalui kendaraan Unit Penerangan lalu Lintas dilaksanakan pada pagi hari saat pola 6-8 dan sore hari pada saat gatur sore hari, agar masyarakat pengguna jalan berhati2 dan tertib dijalan raya.

4 Dikmas Lantas

Masyarakat terorganisir dan tidak terorganisir

Penyuluhan dan pembinaan masyarakat pada lokasi Binaan Polmas Lantas. Sumber: Satlantas Polres Cirebon Kota

Polres Cirebon Kota dalam rangka menanamkan kesadaran tertib lalu lintas dan keselamatan lalu lintas sejak dini maka menurut Brigadir Ade Kartiwa selaku Bamin Satlantas Polres Cirebon Kota mengatakan:

“Satlantas Polres Cirebon Kota mengadakan program Polisi Sahabat Anak, yang menjadi sasaran adalah murid TK dan SD di wilayah hukum Kota Cirebon. Pelaksanaan program Polisi Sahabat Anak ini dilakukan dengan cara pihak Satuan Lalu Lintas Polres Cirebon Kota mengunjungi langsung ke sekolah-sekolah untuk memberikan pemahaman dan sosialisasi tentang tertib lalu lintas.”.35

Berikut gambar yang dilakukan Satlantas Polres Cirebon Kota saat memberikan sosialisasi tertib lalu lintas kepada siswa SD di Cirebon:

(22)

66 Gambar 3.1

Pemberian Sosialisasi Tertib Lalu Lintas Kepada Siswa SD

Sumber: Satlantas Polres Cirebon Kota

Satuan Lalu Lintas Polres Cirebon Kota juga mengadakan “Cirebon Kota Police Expo” yang diadakan pada tanggal 16 Juli 2017. Acara ini selain memamerkan peralatan kepolisian, sasaran utamanya adalah pengenalan tertib lalu lintas sejak dini dengan memperkenalkan rambu-rambu lalu lintas, permainan ular tangga lalu lintas dan program polisi cilik.

(23)

67 Gambar 3.2

Cirebon Kota Police Expo 2017

(24)

68 Gambar 3.3

Police Goes To School

Sumber: Satlantas Polres Cirebon Kota

(25)

69 himbauan untuk menghindari pelanggaran dan melaksanakan tata tertib dalam berlalu lintas.

Gambar 3.4 Traffic Board

Sumber : Satlantas Polres Cirebon Kota

Satlantas Polres Cirebon Kota melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas dengan cara hunting dan operasi stationer satu titik. Sasarannya adalah pelanggaran kasat mata yaitu:

1. Tidak menggunakan helm. 2. Kendaraan tidak sesuai standart.

(26)

70 Gambar 3.5

Penindakan Terhadap Pelanggar Lalu Lintas

Sumber: Satlantas Polres Cirebon Kota

(27)

71 memasukan data tilang pada aplikasi tilang online dan notifikasi nomor pembayaran tilang akan masuk ke pelanggar, biasanya pelanggar akan dikenakan denda maksimal.

Gambar 3.6

Alur Proses Tilang Online

Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Cirebon Kota

D. Hambatan yang ditemui oleh Satuan Lalu Lintas Polres Cirebon Kota dalam Menangani Pelanggaran Lalu Lintas yang Dilakukan oleh Pelajar

Di dalam bab Tinjauan Pustaka Soerjono Soekanto menyebutkan beberapa masalah dalam penegakan hukum, yang antara lain dipengaruhi: 1. Faktor hukumnya sendiri.

2. Faktor penegak hukum.

(28)

72 4. Faktor masyarakat.

5. Faktor budaya.

Kelima faktor tersebut menurut Soerjono Soekanto saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena merupakan esensi dari penegakan hukum, juga merupakan tolok ukur dari efektifitas hukum.36

Mengenai hambatan yang dihadapi Satlantas Polres Cirebon Kota, Iptu Edi Supeno selaku Kaur Bin Ops Satlantas Polres Cirebon Kota mengatakan bahwa:

“jumlah personil yang ada di unit Dikyasa Lantas hanya lima personil dan ada beberapa diambil unit-unit staf lantas lainnya apabila ada kegiatan, sehingga dirasakan sangat kurang dilihat dari jumlahnya dan dari kurangnya anggota unit dikyasa tersebut, untuk hasil yang dicapai masih belum maksimal sesuai harapan”.37

Dengan demikian, faktor sarana prasarana merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja Satlantas Polres Cirebon Kota dalam menangani pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pelajar yang oleh Soerjono Soekanto dimasukan dalam faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Kekurangan faktor sarana prasarana ini ternyata juga mempengaruhi kinerja penegak hukum, karena kinerjanya tidak bisa dilaksanakan dengan maksimal.

Selain jumlah personil yang kurang menurut Iptu Edi Supeno masalah materiil atau logistik juga menjadi hambatan. Menurut beliau:

“Sarana Alut / Alsus secara swadaya pada unit Dikyasa Lantas masih belum optimal dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan hasil yang dicapai sehingga petugas belum dapat melaksanakan tugasnya

36 Soerjono Soekanto, 2005, Loc.cit, hal 8-9.

(29)

73 dengan baik. Dengan demikian, supaya maksimal, maka alat yang ada harus dilengkapi terlebih dahulu”38.

Dengan keterbatasan personil dan logistik yang ada, maka upaya yang dilakukan menurut Iptu Edi Supeno adalah:

“Unit Dikyasa Lantas berupaya untuk mampu meningkatkan prestasi kegiatannya dan sampai saat ini volume kegiatan terus berjalan sesuai dinamika masyarakat tidak sampai vakum dan dengan bantuan anggota staf lantas dari unit lainnya yang telah terbina, diharapkan sasaran tetap tercapai. Upaya ini dilakukan agar situasi Kamtibcar Lantas”39.

Selain itu, ternyata mobilitas atau keramaian ternyata hanya terjadi di waktu-waktu tertentu saja. Menurut Iptu Edi Supeno:

Berdasarkan anev kemacetan lalu lintas seperti diuraikan, di Cirebon Kota hanya ada kepadatan arus pada jam-jam tertentu (pagi, siang dan sore) dan pada saat week-end (liburan), dan dikarenakan karakteristiknya hal tersebut senantiasa terjadi namun tidak sampai menimbulkan kemacetan lalu lintas. Pelanggaran juga sering terjadi saat hari-hari libur, dimana Pelajar sering berkendara saat liburan dengan tidak menggunakan helm dsb.40.

Dari apa yang telah diungkapkan di atas, maka faktor budaya hukum dari masyarakat juga menjadi hambatan dan faktor yang menghambat peran kepolisian dikarenakan masyarakat, dalam hal ini Pelajar, walaupun sudah diberi sosialisasi, namun masih saja melakukan pelanggaran saat menggunakan kendaraan bermotor.

Gambar

Tabel 3.1 Pelanggaran Lalu Lintas dari Segi Profesi
Tabel 3.2 Pelanggaran Lalu Lintas dari segi usia
Tabel 3.3 Jumlah Personil Dikyasa Lantas
Tabel 3.4 Perbandingan Jenis Pelanggaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan data yang akan digunakan adalah (a) untuk menjawab sub masalah 1 tentang penggunaan media gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah berapa besarnya nilai kompensasi atas potensi risiko

Validitas adalah suatu tindakan yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen sesuai pendapat Suharsimi Arikunto (1986: 136) bahwa “sebuah

Pertambahan bobot badan harian, konversi ransum, efisiensi ransum, dan nilai IOFC untuk perlakuan konsentrat lebih baik dibandingkan dengan sapi silangan yang

Sampel penelitian ini adalah bayi usia lebih dari 9 bulan yang dilahirkan oleh ibu dengan HBsAg positif dari pemeriksaan laboratorium (Rapid Diagnostic Test) berdasarkan laporan

Tanggal 6 Februari 2016 saat lag ke-5 terlihat sebaran curah hujan di Pulau Jawa Bagian Barat, Bagian Tengah hingga Bagian Timur cukup merata dan tidak

 Sebagai contoh, pegas bentuk persegi dan berakhir pada tanah, tiap akhir lilitan tidak aktif, dan jumlah lilitan yang aktif diberi notasi,.. N  a , =

Pemanfaatan metode SIG-AHP dalam penentuan wilayah pengembangan angkutan perintis merupakan model uji coba yang dikembangkan dalam bidang transportasi wilayah, sehingga