DTSS PENILAIAN PROPERTI DASAR
ANGKATAN I
Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar
Penilaian Indonesia
(KEPI dan SPI)
DIREKTORAT PENILAIAN
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
I.
Standar Penilaian Indonesia (SPI)
1. Pengantar,
Sejarah
Perkembangan
SPI,
Sistematika dan Format SPI
2. Pedoman Penilaian Properti (Konsep Umum
Penilaian, Proses Penilaian Properti dan
Pelaporan Penilaian)
II. Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)
I.
STANDAR PENILAIAN
INDONESIA
1.
Pengantar, Sejarah Perkembangan
•
Standar Penilaian Indonesia (SPI) adalah pedoman
dasar
pelaksanaan
tugas
penilaian
secara
profesional yang sangat penting artinya bagi para
Penilai untuk memberikan hasil yang dapat berupa
analisis, pendapat dan dalam situasi tertentu
memberikan saran-saran dengan menyajikannya
dalam bentuk laporan penilaian sehingga tidak
terjadi salah tafsir bagi para pengguna jasa dan
masyarakat pada umumnya.
1. Mendorong Penilai untuk secara berhati-hati menentukan
dan memahami kebutuhan dan persyaratan dari pemberi
Tugas, dan untuk memberikan kepastian kepada Penilai
bahwa Penilai dibekali dengan suatu standar penilaian yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Memajukan penggunaan dasar penilaian dan asumsi secara
konsisten dalam penilaian dan pemilihan dasar penilaian
yang tepat sesuai dengan kebutuhan Pemberi Tugas.
3. Membantu Penilai untuk mencapai kompetensi profesional
dengan standar yang mengikuti pedoman internasional
dalam persiapan dan pelaksanaan pekerjaan penilaian.
4. Memastikan bahwa laporan penilaian yang
dihasilkan bersifat komprehensif dan tidak bersifat
menyesatkan, berisi informasi yang mudah
dimengerti yang dibutuhkan dan harus didapatkan
oleh pembacanya.
5. Memastikan bahwa referensi yang dipublikasikan
dalam laporan penilaian mengandung informasi
yang jelas, akurat dan memadai sehingga tidak
menyesatkan.
•
Menjadi panduan dalam
menjalankan praktik penilaian
Penilai
•
Menjadi acuan dalam
pemanfaatan hasil penilaian
Pengguna Jasa
•
Menjadi perangkat kontrol dalam
pelaksanaan penilaian di Indonesia
Pemerintah
maupun Lembaga
terkait
SPI 1994 Penilaian tanah dan bangunan Penilaian mesin SPI 2000 Dasar Penilaian Nilai Pasar Dasar Penilaian Selain Nilai Pasar Penilaian Untuk Laporan Keuangan Penilaian Untuk Jaminan SPI 2002 4 standar SPI 2000 + 8 standar baru SPI 2007 Penilaian Aset Sektor Publik PPPI 1 – 16 SPI 2013
Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) Kerangka Konseptual (KPUP) Standar Umum Standar Penerapan Standar Teknis SPI VI 2015 KEPI KPUP Jenis Properti Standar Umum SPI
101 s/d 105 Standar Penerapan
SPI 201 s/d 203 Standar Teknis: SPI
300 s/d 306, 310, 311, 320, 330, 340, 350, 351, 360, 361,
362, 363 & 364
Sejarah Perkembangan SPI (1994 – 2015)
SPI VI 2015 merujuk IVS 2013 mulai berlaku 1 Januari 2016
• Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)
Kode Etik
• Konsep & Prinsip Umum Penilaian (KPUP)
Standar Penilaian Indonesia
• SPI 101: Nilai Pasar Sebagai Dasar Penilaian • SPI 102: Dasar Penilaian selain Nilai Pasar • SPI 103: Lingkup Penugasan
• SPI 104: Implementasi • SPI 105: Pelaporan Penilaian
Standar Umum
• SPI 201: Penilaian untuk Pelaporan Keuangan • SPI 202: Penilaian untuk Tujuan Penjaminan Hutang • SPI 203: Penilaian Aset Sektor Publik
Standar Penerapan
• SPI 300 – SPI 306, SPI 310, SPI 311, SPI 320, SPI 330, SPI 340, SPI 350, SPI 351, SPI 360 – SPI 364
Standar Teknis
• Penjelasan Istilah (Glossary) • Interpretasi
Adendum
Kelompok Standar Teknis/ SPI Seri 300
• Real Properti (300), Hak Sewa (301), Properti Agri (302), Prop bisnis khusus (303), Massal (304), Prop Industri Pertambangan (305), Pengadaan Tanah (306), Personal Prop (310), Mesin (311)
Penilaian Properti
• Aset Tak Berwujud (320), Bisnis (330), dan Instrumen Keuangan (330)
Penilaian Bisnis
• Pendekatan Biaya untuk Pelaporan Keuangan (350) dan Analisa Discounted Cash Flow- DCF (351)
Metodologi
Penilaian
• Analisis HBU (360), Opini Kewajaran (361), Inspeksi dan Hal yang dipertimbangkan (362), Kaji Ulang (363), dan Jasa Konsultasi (364)
2. Pedoman Penilaian Properti:
Konsep Umum Penilaian
Proses Penilaian Properti
Definisi Penilaian dan Penilai
•
Penilaian adalah proses pekerjaan untuk memberikan
estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu obyek
penilaian pada saat tertentu sesuai dengan SPI dan
peraturan-peraturan yang berlaku
•
Penilai adalah seseorang yang memiliki kualifikasi,
kemampuan dan pengalaman dalam melakukan
kegiatan praktek penilaian untuk mendapatkan nilai
ekonomis sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
–
Tenaga Penilai
–
Penilai Bersertifikat
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki
dan/atau
dikuasai
oleh
suatu
perseorangan/
entitas atau pemerintah dan dari mana manfaat
ekonomi
di
masa
depan
diharapkan
dapat
diperoleh, serta dapat diukur dalam satuan uang.
2. Properti adalah konsep hukum yang mencakup
kepentingan, hak dan manfaat yang berkaitan dengan
suatu kepemilikan.
REAL PROPERTI
PERSONAL PROPERTI PERUSAHAAN/BADAN USAHA (BUSINESS)
HAK KEPEMILIKAN FINANSIAL (FINANCIAL INTEREST)
Jenis Properti
• Real Properti adalah kepemilikan atas kepentingan hukum yang melekat pada real estat atau hubungan hukum penguasaan yuridis oleh pemilik atas real estat.
• Real Estat meliputi tanah dan bangunan itu sendiri, segala benda yang secara alamiah terdapat di atas tanah dan melekat pada tanah, seperti bangunan dan bentuk pengembangan lainnya.
1.
Personal Properti merujuk pada kepemilikan atas kepentingan
hukum yang melekat pada benda selain real estat (Benda
berwujud atau tidak berwujud). Contoh: Perabotan, Properti
Penyewa, Modal kerja, hak tagih, dll.
2.
Perusahaan/Badan Usaha adalah entitas komersial, industri, jasa
atau investasi yang menjalankan kegiatan ekonomi.
3.
Hak Kepemilikan Finansial pada properti berasal dari pembagian
secara hukum dari hak kepemilikan atas badan usaha dan real
properti, dan dari pemberian secara kontraktual hak opsi untuk
membeli atau menjual properti pada harga yang dinyatakan
dalam periode tertentu, atau berasal dari pembentukan
instrumen investasi yang dijamin dengan sekumpulan aset real
estat.
Pengertian Harga, Biaya dan Nilai
Nilai
Biaya
Harga
Harga adalah sejumlah uang yang diminta, ditawarkan atau dibayarkan untuk sesuatu barang dan jasa. Harga merupakan fakta historis.
Biaya adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atas barang atau jasa atau jumlah yang dibutuhkan untuk menciptakan atau memproduksi barang dan jasa tersebut
Nilai adalah suatu opini dari manfaat ekonomi atas kepemilikan aset, atau harga yang paling mungkin dibayarkan untuk suatu aset dalam pertukaran, sehingga nilai bukan merupakan fakta.
1. Menunjukkan harga yang paling mungkin dapat dicapai
dalam hipotetis pertukaran di pasar bebas dan terbuka. 2. Menunjukkan manfaat yang diperoleh seseorang atau suatu entitas atas kepemilikan suatu aset.
3. Menunjukkan harga yang layak disepakati antara dua pihak tertentu untuk pertukaran suatu aset.
Konsep Nilai Pasar (SPI 101)
Nilai Pasar adalah estimasi sejumlah uang yang dapat
diperoleh dari hasil penukaran suatu aset/liabilitas
pada tanggal penilaian antara pembeli yang berminat
membeli dengan penjual yang berminat menjual
dalam
suatu
transaksi
bebas
ikatan,
yang
pemasarannya dilakukan secara layak, di mana kedua
pihak
masing-masing
bertindak
atas
dasar
pemahaman yang dimilikinya dan kehati-hatian dan
tanpa paksaan.
•
SPI ini mengidentifikasi dan menjelaskan dasar
penilaian selain Nilai Pasar untuk penilaian properti
•
Meskipun sebagian besar penilaian melibatkan nilai
pasar, namun terdapat keadaan-keadaan yang
membutuhkan dasar-dasar penilaian selain nilai
pasar
•
Contoh: Nilai Asuransi (
Insurable Value),
Nilai
Likuidasi (
Liquidation Value),
Nilai sewa, Nilai Sisa
(Salvage Value), Nilai Jaminan Pinjaman (
Mortgage
Lending Value), dll.
Prinsip-Prinsip Penilaian
Highest & Best Use (Pemanfatan Tertinggi dan Terbaik)
• Penggunaan yang semaksimal mungkin adalah penggunaan yang akan memberikan keuntungan yang maksimal
Supply & Demand (Penawaran & Permintaan)
• Nilai akan naik dan turun mengikuti keseimbangan penawaran dan permintaan
Substitution (Pengganti)
• Pembeli suatu properti tidak akan membayar lebih terhadap suatu properti dibandingkan dengan biaya pembelian properti lain yang sama.
Anticipation (Antisipasi)
• Nilai suatu properti adalah harapan akan keuntungan di masa yang akan datang atas penggunaan properti tersebut.
Perubahan (Change)
• Properti tak henti-hentinya berubah, nilai dipengaruhi banyak variabel antara lain jumlah
penduduk, perubahan kondisi ekonomi, kontrol pemerintah terhadap properti, pembukaan jalan baru dan perubahan politik negara.
Prinsip-Prinsip Penilaian
Conformity (Penyesuaian )
• Properti yang terletak pada lingkungan yang cocok baik sosial maupun ekonominya, akan mempunyai nilai maksimum.
Competition (Persaingan )
• Nilai properti akan dipengaruhi oleh persaingan dengan produk sejenis yang dikeluarkan pesaing.
Increasing & Decreasing Return/Balance
• Penambahan biaya pada suatu properti belum tentu akan menambah penghasilan properti tersebut.
Externalities (Eksternalitas )
• Nilai properti juga akan dipengaruhi oleh faktor di luar properti tersebut.
Contribution (Kontribusi )
I. LINGKUP PENUGASAN (Scope of Work)
DEFINISI PENUGASAN/IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi Klien & Pengguna Laporan Penentuan Tujuan Penilaian Penentuan Dasar Nilai Identifikasi Objek Penilaian Tanggal Penilaian
Asumsi & Kondisi Pembatas
Proses Penilaian Properti
II. IMPLEMENTASI
2.a. PENGUMPULAN DAN PEMILIHAN DATA
DATA UMUM
Wilayah, kota dan lingkungan (Neighborhood)
DATA KHUSUS
Data properti yang dinilai
DATA PERMINTAAN & PENAWARAN
Data Perbandingan (Transaksi, Penawaran, Sewa, Tingkat Hunian, Income)
2.b. ANALISIS DATA
Analisis Pasar (Permintaan & Penawaran dan Studi Pasar)
Analisis HBU (Tanah dalam keadaan kosong dan Properti dikembangkan)
2.c. PENDEKATAN PENILAIAN
Pendekatan Pasar Pendekatan Pendapatan Pendekatan Biaya
2.d. REKONSILIASI INDIKASI NILAI DAN OPINI NILAI AKHIR
III. PELAPORAN PENILAIAN
SPI 103
SPI 104
I. Lingkup Penugasan/
Scope of Work
(SPI 103)
•
Menetapkan tujuan penilaian yang disepakati,
tingkat kedalaman investigasi, prosedur yang akan
digunakan, asumsi yang akan dibuat dan batasan
penggunaannya.
•
Mengatur hal-hal yang prinsip dalam kesepakatan
pemberian jasa oleh Penilai kepada Pemberi Tugas
dan dituangkan dalam Perjanjian Kerja.
•
Identifikasi status penilai
•
Identifikasi pemberi tugas dan pengguna laporan
•
Maksud dan tujuan penilaian
•
Identifikasi objek penilaian
•
Identifikasi bentuk kepemilikan
•
Dasar nilai
•
Tanggal penilaian
•
Jenis mata uang yang digunakan
•
Tingkat kedalaman investigasi
•
Sifat dan sumber informasi yang dapat diandalkan
•
Konfirmasi bahwa penilaian dilakukan berdasarkan SPI
• Implementasi merupakan prosedur yang harus dilaksanakan oleh Penilai meliputi tahapan Investigasi, penerapan pendekatan penilaian dan penyusunan kertas kerja penilaian.
• Investigasi adalah proses pengumpulan data yang cukup dengan cara melakukan inspeksi, penelaahan, penghitungan dan analisis sesuai tujuan penilaian.
• Syarat:
– Harus didasarkan kepada tujuan penilaian sesuai dengan Lingkup penugasan dan Dasar Nilai yang akan dilaporkan.
– Merupakan proses pengumpulan data yang cukup dengan cara inspeksi, penelaahan, penghitungan dan analisis, serta memastikan bahwa penilaian sudah dilakukan dengan cara yang benar.
– Tujuan Penilaian, Dasar Nilai, luasan, batasan dan tingkat kedalaman investigasi serta semua sumber informasi yang dapat diandalkan diungkapkan di dalam Lingkup Penugasan.
2.a. Pengumpulan dan Pemilihan data/ Inspeksi (SPI
362)
• Inspeksi adalah kunjungan yang dilakukan terhadap suatu aset untuk memeriksa fisik dan memperoleh informasi yang relevan dalam rangka pemberian opini nilai yang kredibel.
• Data yang dikumpulkan:
– Data Umum (wilayah, kota, lingkungan setempat, fasilitas lingkungan, sosial, ekonomi, kepemerintahan dan lain-lain)
– Data Khusus/ Data properti yang dinilai (Spesifikasi properti, satuan kapasitas, ukuran dan luas, kondisi objek penilaian, stabilitas tanah, elevasi, jenis/kualitas tanah)
– Hak atas Properti
– Perencanaan dan Persyaratan Hukum
– Faktor Lain (Pajak, instalasi, perabotan, Capex, Potensi pengembangan)
2.b. Analisis Data
1. Analisis Pasar
• Permintaan dan Penawaran
• Studi Pasar
2. Analisis Penggunaan Tertinggi dan Terbaik
(HBU)
• Tanah Kosong
Analisis Pasar
Demand
ANALISIS
Supply
PASAR
INFORMASI PROPERTI
• menyediakan data untuk mengidentifikasi highest and best use dari properti
• menyediakan data dan mengidentifikasi faktor-faktor penentu dari nilai yang akan digunakan pada tiga pendekatan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pasar Properti
• Penyebaran Penduduk • Profil Usia Penduduk
• Formasi Rata-Rata Keluarga
• Tingkat Kelahiran/Kematian dan Migrasi
Kependudukan
• Tingkat Kepemilikan atau Sewa
Kepemilikan
Properti
• Tingkat Pendapatan dan Pengeluaran • Tingkat Penganguran
Ketenagakerjaan
• Pertumbuhan Ekonomi • Inflasi
• Tingkat Suku Bunga
Basic Ekonomi
Analisis Penggunaan Tertinggi & Terbaik (SPI 360)
•
Analisis HBU adalah proses analisis data mengenai
properti
dan
menarik
kesimpulan
berdasarkan
pemilihan diantara alternatif pengembangan yang
dimungkinkan.
•
Hal yang perlu diperhatikan:
–
Kegunaan (
Utility
)
–
Keinginan (
Desire
)
–
Kelangkaan (
Scarcity
)
–
Daya Beli Efektif (
Effective Purchasing Power
)
•
Objek HBU: Tanah kosong dan Properti yang telah
Alat Uji
Highest and Best Use
(HBU)
•Zoning, Restriksi, Peraturan Bangunan, Kontrak/Perjanjian, Easement, KDB, KLB, Distrik/area bersejarah, Peraturan Lingkungan, perizinan.
Hukum
• Ukuran, Bentuk, kegunaan, Frontage, dimensi, kemudahan akses, lokasi dalam market area, topografi, kondisi tanah
Fisik
• Partisipan Pasar, Lama waktu pemasaran, Fasilitas pembiayaan, kekuatan daya beli, Pesaing dari pengembang lain
Finansial
• Yg menghasilkan nilai tanah tertinggi
Produktivitas
Maksimum
Pendekatan Penilaian merupakan landasan proses
penilaian dilengkapi dengan metode penilaian dari
masing-masing pendekatan yang digunakan.
2.c. Pendekatan Penilaian
Pasar
Pendapatan
Biaya
2.d. Rekonsiliasi Indikasi Nilai dan Opini Nilai
Akhir
•
Penilai dapat menggunakan lebih dari satu
pendekatan Penilaian.
•
Penetapan
Opini
Nilai
akhir
dengan
cara
merekonsiliasi indikasi Nilai atau memilih salah satu
indikasi nilai.
•
Merupakan dokumen yang mencantumkan instruksi
penugasan, tujuan dan dasar penilaian, dan hasil
analisis yang menghasilkan opini nilai.
•
Aspek penting pelaporan penilaian adalah terletak
pada pengkomunikasian kesimpulan penilaian,
penegasan tujuan penilaian, dasar penilaian, serta
asumsi atau kondisi dan syarat pembatas yang
mendasari penilaian.
•
Laporan Penilaian dapat berbentuk Lisan dan
Tertulis.
Laporan
Penilaian
Tertulis
Terinci
Ringkas
Terbatas
Lisan
Jenis Laporan Tertulis:
• Laporan Penilaian Terinci (Self-Contained atau Comprehensive Style):
mendeskripsikan informasi secara detil dan komprehensif. Laporan ini seharusnya mengandung seluruh informasi yang signifikan dalam penilaian, termasuk pembahasan secara mendetil atas setiap hal yang dinyatakan dalam laporan.
• Laporan Penilaian Ringkas (Summary atau Short-Form Style):
mengungkapkan informasi secara ringkas. Laporan ini berisi ringkasan dari seluruh informasi yang signifikan dalam penilaian dan meliputi satu atau beberapa paragraf yang diringkas dalam bentuk narasi singkat.
• Laporan Penilaian Terbatas (restricted atau Proforma Style): menyatakan informasi dalam bentuk paparan minimal. Isi laporan biasanya ditentukan oleh pemberi Tugas yang hanya membutuhkan informasi dinyatakan secara singkat dan biasanya merupakan kombinasi dari pernyataan naratif singkat dan fakta sederhana.
Isi Laporan Penilaian:
• Identifikasi status Penilai, Pemberi Tugas dan pengguna Laporan
• Maksud & Tujuan Penilaian
• Identifikasi Objek Penilaian & Bentuk kepemilikan
• Dasar Nilai
• Tanggal Penilaian
• Jenis mata uang yang digunakan
• Tingkat kedalaman investigasi
• Asumsi dan asumsi Khusus
• Pendekatan Penilaian
• Kesimpulan Penilaian
• Pernyataan Penilai
• Kondisi dan syarat pembatas
II. KODE ETIK PENILAI
INDONESIA
Pendahuluan
Keberadaan KEPI adalah landasan mendasar
dalam pelaksanaan SPI agar hasil pekerjaan
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
-
Jujur
- Kompeten
- Profesional
Laporan yang jelas, tidak
menyesatkan
dan
mengungkapkan semua hal
yang
penting
untuk
pemahaman
penilaian
secara tepat
bersifat mengikat dan wajib untuk diterapkan oleh seluruh
Penilai
mengatur agar penilai mematuhi etika dan kompetensi, hasil pekerjaan dapat dipertanggung jawabkan kepada pemberi tugas,
masyarakat, profesi, asosiasi penilai
• Kumpulan Etik yang dibuat untuk menjunjung tinggi profesi demi tanggung jawab terhadap profesi, masyarakat dan Ketuhanan Yang Maha Esa
Kode Etik
• kumpulan etik yang melandasi pelaksanaan SPI yang wajib ditaati oleh Penilai, agar seluruh hasil pekerjaan penilaian dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan melalui cara yang jujur, obyektif dan kompeten secara profesional, sehingga menghasilkan laporan penilaian yang jelas, tidak menyesatkan dan mengungkapkan semua hal yang penting
KEPI
• badan usaha yang telah mendapat izin usaha dari Menteri sebagai wadah bagi Penilai Publik dalam menjalankan usaha di bidang penilaian dan jasa-jasa lainnya
KJPP
Prinsip Dasar Etik
• memiliki kejujuran dan dapat dipercaya dalam hubungan profesional dan bisnis, serta menjunjung tinggi kebenaran dan bersikap adil
Integritas
• menghindari benturan kepentingan, atau tidak dipengaruhi atau tidak memihak dalam pertimbangan profesional atau bisnis
Objektivitas
• menjaga pengetahuan dan keterampilan profesional yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa hasil penilaian telah dibuat berdasarkan pada perkembangan terakhir dari praktek dan teknik penilaian serta peraturan perundang-undangan
Kompetensi
• menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam hubungan profesional dan bisnis, serta tidak mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa ijin, maupun untuk digunakan sebagai informasi untuk keuntungan pribadi Penilai atau pihak ketiga( kecuali diatur lain dalam peraturan)
Kerahasiaan
• melaksanakan pekerjaan sesuai dengan lingkup penugasan yang telah disepakati didalam kontrak, mengacu pada SPI
Perilaku
Profesional
Mewajibkan Penilai untuk jujur dan dapat dipercaya dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
Tidak boleh melakukan penilaian yang berisi pernyataan/informasi tidak benar atau menyesatkan atau menghilangkan atau mengaburkan informasi penting yang harus disertakan karena kelalaian atau ketidakjelasan yang dapat menyesatkan.
Apabila menyadari adanya informasi yang tidak benar, maka harus segera mengambil tindakan terkait dengan informasi tersebut.
Tidak diperkenankan berpartisipasi atau berperan serta dalam suatu jasa penilaian yang tidak dibenarkan
Wajib bertindak menurut hukum dan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tidak diperkenankan dengan sengaja salah menafsirkan kualifikasi profesional yang tidak dimilikinya.
Mewajibkan Penilai bekerja secara profesional, tidak memihak, tidak memiliki kepentingan atau tidak dipengaruhi orang lain.
Dalam hal ancaman terhadap objektivitas tidak dapat dihindari, Penilai profesional harus menolak penugasan.
Dalam penilaian ulang dari aset yang sama, perlu diadakan review dari Penilai Lain atau secara berkala mengganti Penilai untuk penugasan tersebut.
Penilai tidak akan bertindak untuk dua atau lebih para pihak pada penugasan dan tujuan yang sama, kecuali dengan persetujuan tertulis dari pihak-pihak yang berkepentingan.
Tidak boleh menerima suatu penugasan yang laporan penilaiannya mencakup pendapat dan kesimpulan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Imbalan jasa tidak boleh tergantung pada hasil suatu penilaian yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Tidak diperkenankan memberikan kesimpulan yang tidak didukung oleh alasan yang memadai dan berdasarkan praduga, atau kesimpulan laporan yang mencerminkan suatu opini bahwa praduga tersebut dapat mempengaruhi nilai.
Dalam hal Kaji Ulang terhadap laporan penilaian dari penilai lainnya, harus bersikap tidak memihak dan mempertimbangkan alasan-alasannya untuk setuju atau tidak setuju terhadap kesimpulan laporan tersebut.
Tidak diperkenankan mendasarkan pekerjaannya pada informasi yang hanya disediakan pemberi Tugas tanpa melakukan klarifikasi atau konfirmasi secara tepat.
Kompetensi adalah kemampuan, kecakapan dan keahlian khusus dalam bidang penilaian dan bertanggungjawab terhadap pemberi tugas, masyarakat, profesi dan asosiasi penilai.
Penilai wajib mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan.
Kompetensi profesional dibagi menjadi pencapaian dan pemeliharaan kompetensi profesional.
Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran dan pemahaman teknis, pengembangan profesi dan bisnis yang berkelanjutan.
Ketekunan meliputi tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan lingkup penugasan, hati-hati, menyeluruh dan tepat waktu.
memastikan bahwa pekerjaan mereka di bawah otoritas Penilai dalam kapasitas profesional yang memiliki pelatihan dan pengawasan yang tepat.
Jika Penilai tidak memiliki pengetahuan profesional dan pengalaman yang diperlukan, Penilai harus menolak tugas tersebut.
Menerima Penugasan, Penilai harus secara cermat meindentifikasi permasalahan yang akan disampaikan dan memastikan dirinya memiliki pengalaman dan pengetahuan
Penilai akan bertindak tepat waktu dan efisien dalam melaksanakan pekerjaan.
Penugasan seharusnya tidak dilaksanakan apabila keadaan tidak memungkinkan untuk diadakan pemeriksaan secara memadai sehingga mempengaruhi kualitas pekerjaan.
Penilai akan melakukan pemeriksaan dan penelitian untuk memperoleh keyakinan bahwa data yang digunakan untuk analisis adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penilai wajib membuat arsip data pekerjaan dalam arsip pada kertas (hard copy) atau dalam bentuk elektronik (soft copy).
Penilai harus memiliki pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan keterampilan teknis yang sesuai, serta memiliki pengalaman dan pengetahuan atas objek penilaian, pemahaman pasar dan tujuan penilaiannya.
Dilarang melakukan Pengungkapan di luar perusahaan atau penggunaan informasi rahasia yang diperoleh dari layanan jasa penilaian tanpa persetujuan Pemberi Tugas.
Penilai harus menjaga kerahasiaan, termasuk dalam lingkungan sosial.
Penilai harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh Pemberi Tugas.
Penilai harus menjaga kerahasiaan informasi dalam perusahaan atau tim kerja.
Penilai harus memastikan bahwa staf yang membantu untuk menjaga kerahasiaan.
Dibutuhkan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan yang berkelanjutan bahkan setelah berakhirnya hubungan kerja dengan klien.
Penilai wajib bertindak secara cermat dalam memberikan pelayanan dan memastikan bahwa layanan yang diberikan adalah sesuai dengan hukum, teknis dan standard profesi yang berlaku baik subjek penilaian, tujuan penilaian atau keduanya.
Perilaku profesional mencakup penerimaan tanggung jawab untuk bertindak demi kepentingan publik tidak hanya kepentingan Pemberi Tugas.
Penilai harus jujur dan benar dan tidak membuat promosi yang berlebihan untuk layanan yang mereka tawarkan dan dilarang membuat referensi yang tidak benar.
Perilaku profesional meliputi tindakan yang bertanggungjawab dan sopan dalam semua hal dengan pemberi tugas dan masyarakat secara umum dan menanggapi secara cepat dan efektif untuk semua instruksi yang wajar atau keluhan.
Penilai harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Ancaman
• Dapat dipengaruhi oleh kepentingan finansial atau kepentingan pribadi lainnya
Kepentingan Pribadi (Self-interest threat)
• Penilai tidak dapat mengevaluasi secara memadai hasil penilaian sebelumnya dilakukan olehnya atau individu lain dlm kantor yg sama
Kaji Ulang Internal (self-Review threat)
• Dua atau lebih Pemberi Tugas memiliki kepentingan yang berlawanan terhadap suatu hasil penilaian
Pemberi Tugas (client conflict threat)
• Penilai membela kepentingan pimpinannya atau Pemberi Tugas, sehingga mempengaruhi objectivitas hasil penilaian
Pembelaan (Advocacy threat)
• Adanya hubungan yang lama/akrab dengan Pemberi Tugas mengakibatkan seorang Penilai terlalu bersimpati dengan kepentingan mereka.
Keakraban (Familiarity threat)
• Tidak dapat bertindak objektif karena adanya tekanan.
Intimidasi (Intimidation threat)
1. Pencegahan adalah tindakan atau langkah-langkah yang dapat
mengantisipasi ancaman pada tingkat yang dapat diterima:
a.
Pencegahan dalam peraturan perundangan yang terkait dengan
praktik penilaian.
b.
Pencegahan dalam KEPI dan
c.
Pencegahan dalam prosedur kerja internal kantor dan
pengendalian mutu.
2. Pencegahan akan efektif bila diungkapkan kepada Pemberi Tugas
dan pihak ketiga lainnya yang berhubungan dengan penilaian.
3. Suatu pencegahan yang tepat dapat mengidentifikasi atau
mencegah perilaku yang tidak etis.
Tanggung Jawab Penilai
Integritas
Pribadi
Penilai
Pemberi
Tugas
Sesama
Penilai &
KJPP
Masyarakat
Memberikan jasa yang sebaik-baiknya.
Bertanggung jawab atas hasil penilaian yang dilakukannya.
Tidak dibenarkan menerima atau memberikan pekerjaan dalam jumlah yang melebihi dari kemampuan yang dapat mempengaruhi kredibilitas hasil penilaian.
Tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi atas hasil penilaian baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Sebagai karyawan atau tenaga ahli yang bekerja pada Usaha Jasa Penilai tidak dibenarkan melaksanakan pekerjaan penilai atas nama pribadi.
Menjaga integritas pribadi, tidak merendahkan derajat profesi Penilai, tidak merusak nama baik dan citra asosiasi dan profesi Penilai.
Wajib menandatangani Pernyataan Penilai dalam Laporan penilaian
Setiap penilai wajib meningkatkan pengetahuannya dalam bidang penilaian.
Harus tunduk pada norma moral, norma etika serta etika bisnis dan wajib menghindarkan diri dari setiap tindakan yang cenderung mengakibatkan nama baik asosiasi atau anggotanya tercemar.
memberikan penilaian yang lengkap dan teliti sebagaimana ditetapkan dalam SPI.
Hubungan kerja wajib dituangkan dalam perjanjian tertulis.
Wajib menolak pekerjaan, apabila tidak memiliki kompetensi, kualifikasi dan pengetahuan yang cukup memadai.
Wajib bertindak profesional dan wajib merahasiakan hasil perhitungan dan laporan penilaian kepada pihak yang tidak berhak kecuali mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
Wajib memberi penjelasan kepada Pemberi Tugas mengenai ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan pemberian tugas, termasuk jumlah imbalan jasanya
Jumlah Imbalan Jasa yang diajukan harus merujuk kepada standar imbalan jasa minimum.
KEPI 7.2. Tanggung Jawab terhadap Pemberi
Tugas
Penilai tidak diperbolehkan mempunyai kepentingan lain di luar imbalan jasa yang ditentukan.
Wajib memberikan penjelasan atas hasil Penilaiannya kepada pihak Pemberi Tugas sebelum dibuat laporan akhir penilaian.
Penilai tidak boleh menerima penugasan penilaian dari Pemberi Tugas yang berbeda pada obyek yang sama dan pada waktu yang bersamaan.
Apabila memerlukan bantuan jasa profesional lainnya, maka wajib menyebutkan hasil pekerjaan tersebut dalam laporan.
Penilai tidak diperbolehkan mengumumkan atau menggunakan sebagai referensi laporan penilaiannya dalam melaksanakan kegiatan penilaian untuk kepentingan pihak lain, kecuali atas dasar persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas yang bersangkutan.
KEPI 7.2. Tanggung Jawab terhadap Pemberi
Tugas
Penilai tidak dibenarkan melakukan persaingan yang tidak sehat
dan mencemarkan nama baik Penilai lainnya.
Apabila mengetahui tindak tersebut wajib melaporkan kepada
pengurus asosiasi Penilai dan atau Dewan Penilai Indonesia.
Penilai harus melakukan konfirmasi kepada pemberi Tugas bahwa
aset/properti yang akan dinilai tidak dikerjakan secara bersamaan
dengan penilai lainnya.
Apabila Penilai diminta untuk melakukan penilaian yang berdekatan
untuk tujuan
second opinion
maka Penilai wajib mendapatkan
pernyataan dari pemberi Tugas mengenai alasannya dan
memperoleh akses secara tertulis untuk berkomunikasi dengan
Penilai terdahulu.
KEPI 7.3. Tanggung Jawab terhadap Sesama Penilai
dan Usaha Jasa Penilai
Penilai tidak diperbolehkan:
Melakukan Kolusi dalam rangka mendapatkan penugasan atau pekerjaan penilaian.
Memberikan komisi dalam bentuk apapun kepada pemberi tugas, pengguna laporan dan pihak terkait lainnya.
Dipengaruhi dan mempunyai kepentingan lain dengan pemberi tugas, pengguna laporan dan pihak terkait lainnya.
Penilai wajib bertindak jujur dan obyektif serta tidak memihak dalam melakukan profesinya.
Penilai tidak wajib bertanggungjawab atas laporan yang digunakan untuk tujuan yang berbeda.
wajib mentaati hukum serta perundang-undangan yang berlaku.
Penilai hanya boleh melakukan promosi secara proporsional, wajar dan pada tempatnya.