• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar Penilaian Indonesia (KEPI dan SPI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar Penilaian Indonesia (KEPI dan SPI)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

DTSS PENILAIAN PROPERTI DASAR

ANGKATAN I

Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar

Penilaian Indonesia

(KEPI dan SPI)

DIREKTORAT PENILAIAN

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

(2)

I.

Standar Penilaian Indonesia (SPI)

1. Pengantar,

Sejarah

Perkembangan

SPI,

Sistematika dan Format SPI

2. Pedoman Penilaian Properti (Konsep Umum

Penilaian, Proses Penilaian Properti dan

Pelaporan Penilaian)

II. Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)

(3)

I.

STANDAR PENILAIAN

INDONESIA

1.

Pengantar, Sejarah Perkembangan

(4)

Standar Penilaian Indonesia (SPI) adalah pedoman

dasar

pelaksanaan

tugas

penilaian

secara

profesional yang sangat penting artinya bagi para

Penilai untuk memberikan hasil yang dapat berupa

analisis, pendapat dan dalam situasi tertentu

memberikan saran-saran dengan menyajikannya

dalam bentuk laporan penilaian sehingga tidak

terjadi salah tafsir bagi para pengguna jasa dan

masyarakat pada umumnya.

(5)

1. Mendorong Penilai untuk secara berhati-hati menentukan

dan memahami kebutuhan dan persyaratan dari pemberi

Tugas, dan untuk memberikan kepastian kepada Penilai

bahwa Penilai dibekali dengan suatu standar penilaian yang

memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Memajukan penggunaan dasar penilaian dan asumsi secara

konsisten dalam penilaian dan pemilihan dasar penilaian

yang tepat sesuai dengan kebutuhan Pemberi Tugas.

3. Membantu Penilai untuk mencapai kompetensi profesional

dengan standar yang mengikuti pedoman internasional

dalam persiapan dan pelaksanaan pekerjaan penilaian.

(6)

4. Memastikan bahwa laporan penilaian yang

dihasilkan bersifat komprehensif dan tidak bersifat

menyesatkan, berisi informasi yang mudah

dimengerti yang dibutuhkan dan harus didapatkan

oleh pembacanya.

5. Memastikan bahwa referensi yang dipublikasikan

dalam laporan penilaian mengandung informasi

yang jelas, akurat dan memadai sehingga tidak

menyesatkan.

(7)

Menjadi panduan dalam

menjalankan praktik penilaian

Penilai

Menjadi acuan dalam

pemanfaatan hasil penilaian

Pengguna Jasa

Menjadi perangkat kontrol dalam

pelaksanaan penilaian di Indonesia

Pemerintah

maupun Lembaga

terkait

(8)

SPI 1994 Penilaian tanah dan bangunan Penilaian mesin SPI 2000 Dasar Penilaian Nilai Pasar Dasar Penilaian Selain Nilai Pasar Penilaian Untuk Laporan Keuangan Penilaian Untuk Jaminan SPI 2002 4 standar SPI 2000 + 8 standar baru SPI 2007 Penilaian Aset Sektor Publik PPPI 1 – 16 SPI 2013

Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) Kerangka Konseptual (KPUP) Standar Umum Standar Penerapan Standar Teknis SPI VI 2015 KEPI KPUP Jenis Properti Standar Umum SPI

101 s/d 105 Standar Penerapan

SPI 201 s/d 203 Standar Teknis: SPI

300 s/d 306, 310, 311, 320, 330, 340, 350, 351, 360, 361,

362, 363 & 364

Sejarah Perkembangan SPI (1994 – 2015)

SPI VI 2015 merujuk IVS 2013 mulai berlaku 1 Januari 2016

(9)

• Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)

Kode Etik

• Konsep & Prinsip Umum Penilaian (KPUP)

Standar Penilaian Indonesia

• SPI 101: Nilai Pasar Sebagai Dasar Penilaian • SPI 102: Dasar Penilaian selain Nilai Pasar • SPI 103: Lingkup Penugasan

• SPI 104: Implementasi • SPI 105: Pelaporan Penilaian

Standar Umum

• SPI 201: Penilaian untuk Pelaporan Keuangan • SPI 202: Penilaian untuk Tujuan Penjaminan Hutang • SPI 203: Penilaian Aset Sektor Publik

Standar Penerapan

• SPI 300 – SPI 306, SPI 310, SPI 311, SPI 320, SPI 330, SPI 340, SPI 350, SPI 351, SPI 360 – SPI 364

Standar Teknis

• Penjelasan Istilah (Glossary) • Interpretasi

Adendum

(10)

Kelompok Standar Teknis/ SPI Seri 300

• Real Properti (300), Hak Sewa (301), Properti Agri (302), Prop bisnis khusus (303), Massal (304), Prop Industri Pertambangan (305), Pengadaan Tanah (306), Personal Prop (310), Mesin (311)

Penilaian Properti

• Aset Tak Berwujud (320), Bisnis (330), dan Instrumen Keuangan (330)

Penilaian Bisnis

• Pendekatan Biaya untuk Pelaporan Keuangan (350) dan Analisa Discounted Cash Flow- DCF (351)

Metodologi

Penilaian

• Analisis HBU (360), Opini Kewajaran (361), Inspeksi dan Hal yang dipertimbangkan (362), Kaji Ulang (363), dan Jasa Konsultasi (364)

(11)

2. Pedoman Penilaian Properti:

Konsep Umum Penilaian

Proses Penilaian Properti

(12)

Definisi Penilaian dan Penilai

Penilaian adalah proses pekerjaan untuk memberikan

estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu obyek

penilaian pada saat tertentu sesuai dengan SPI dan

peraturan-peraturan yang berlaku

Penilai adalah seseorang yang memiliki kualifikasi,

kemampuan dan pengalaman dalam melakukan

kegiatan praktek penilaian untuk mendapatkan nilai

ekonomis sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

Tenaga Penilai

Penilai Bersertifikat

(13)

1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki

dan/atau

dikuasai

oleh

suatu

perseorangan/

entitas atau pemerintah dan dari mana manfaat

ekonomi

di

masa

depan

diharapkan

dapat

diperoleh, serta dapat diukur dalam satuan uang.

2. Properti adalah konsep hukum yang mencakup

kepentingan, hak dan manfaat yang berkaitan dengan

suatu kepemilikan.

(14)

REAL PROPERTI

PERSONAL PROPERTI PERUSAHAAN/BADAN USAHA (BUSINESS)

HAK KEPEMILIKAN FINANSIAL (FINANCIAL INTEREST)

Jenis Properti

• Real Properti adalah kepemilikan atas kepentingan hukum yang melekat pada real estat atau hubungan hukum penguasaan yuridis oleh pemilik atas real estat.

• Real Estat meliputi tanah dan bangunan itu sendiri, segala benda yang secara alamiah terdapat di atas tanah dan melekat pada tanah, seperti bangunan dan bentuk pengembangan lainnya.

(15)

1.

Personal Properti merujuk pada kepemilikan atas kepentingan

hukum yang melekat pada benda selain real estat (Benda

berwujud atau tidak berwujud). Contoh: Perabotan, Properti

Penyewa, Modal kerja, hak tagih, dll.

2.

Perusahaan/Badan Usaha adalah entitas komersial, industri, jasa

atau investasi yang menjalankan kegiatan ekonomi.

3.

Hak Kepemilikan Finansial pada properti berasal dari pembagian

secara hukum dari hak kepemilikan atas badan usaha dan real

properti, dan dari pemberian secara kontraktual hak opsi untuk

membeli atau menjual properti pada harga yang dinyatakan

dalam periode tertentu, atau berasal dari pembentukan

instrumen investasi yang dijamin dengan sekumpulan aset real

estat.

(16)

Pengertian Harga, Biaya dan Nilai

Nilai

Biaya

Harga

Harga adalah sejumlah uang yang diminta, ditawarkan atau dibayarkan untuk sesuatu barang dan jasa. Harga merupakan fakta historis.

Biaya adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atas barang atau jasa atau jumlah yang dibutuhkan untuk menciptakan atau memproduksi barang dan jasa tersebut

Nilai adalah suatu opini dari manfaat ekonomi atas kepemilikan aset, atau harga yang paling mungkin dibayarkan untuk suatu aset dalam pertukaran, sehingga nilai bukan merupakan fakta.

1. Menunjukkan harga yang paling mungkin dapat dicapai

dalam hipotetis pertukaran di pasar bebas dan terbuka. 2. Menunjukkan manfaat yang diperoleh seseorang atau suatu entitas atas kepemilikan suatu aset.

3. Menunjukkan harga yang layak disepakati antara dua pihak tertentu untuk pertukaran suatu aset.

(17)

Konsep Nilai Pasar (SPI 101)

Nilai Pasar adalah estimasi sejumlah uang yang dapat

diperoleh dari hasil penukaran suatu aset/liabilitas

pada tanggal penilaian antara pembeli yang berminat

membeli dengan penjual yang berminat menjual

dalam

suatu

transaksi

bebas

ikatan,

yang

pemasarannya dilakukan secara layak, di mana kedua

pihak

masing-masing

bertindak

atas

dasar

pemahaman yang dimilikinya dan kehati-hatian dan

tanpa paksaan.

(18)

SPI ini mengidentifikasi dan menjelaskan dasar

penilaian selain Nilai Pasar untuk penilaian properti

Meskipun sebagian besar penilaian melibatkan nilai

pasar, namun terdapat keadaan-keadaan yang

membutuhkan dasar-dasar penilaian selain nilai

pasar

Contoh: Nilai Asuransi (

Insurable Value),

Nilai

Likuidasi (

Liquidation Value),

Nilai sewa, Nilai Sisa

(Salvage Value), Nilai Jaminan Pinjaman (

Mortgage

Lending Value), dll.

(19)

Prinsip-Prinsip Penilaian

Highest & Best Use (Pemanfatan Tertinggi dan Terbaik)

• Penggunaan yang semaksimal mungkin adalah penggunaan yang akan memberikan keuntungan yang maksimal

Supply & Demand (Penawaran & Permintaan)

• Nilai akan naik dan turun mengikuti keseimbangan penawaran dan permintaan

Substitution (Pengganti)

• Pembeli suatu properti tidak akan membayar lebih terhadap suatu properti dibandingkan dengan biaya pembelian properti lain yang sama.

Anticipation (Antisipasi)

• Nilai suatu properti adalah harapan akan keuntungan di masa yang akan datang atas penggunaan properti tersebut.

Perubahan (Change)

• Properti tak henti-hentinya berubah, nilai dipengaruhi banyak variabel antara lain jumlah

penduduk, perubahan kondisi ekonomi, kontrol pemerintah terhadap properti, pembukaan jalan baru dan perubahan politik negara.

(20)

Prinsip-Prinsip Penilaian

Conformity (Penyesuaian )

• Properti yang terletak pada lingkungan yang cocok baik sosial maupun ekonominya, akan mempunyai nilai maksimum.

Competition (Persaingan )

• Nilai properti akan dipengaruhi oleh persaingan dengan produk sejenis yang dikeluarkan pesaing.

Increasing & Decreasing Return/Balance

• Penambahan biaya pada suatu properti belum tentu akan menambah penghasilan properti tersebut.

Externalities (Eksternalitas )

• Nilai properti juga akan dipengaruhi oleh faktor di luar properti tersebut.

Contribution (Kontribusi )

(21)

I. LINGKUP PENUGASAN (Scope of Work)

DEFINISI PENUGASAN/IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi Klien & Pengguna Laporan Penentuan Tujuan Penilaian Penentuan Dasar Nilai Identifikasi Objek Penilaian Tanggal Penilaian

Asumsi & Kondisi Pembatas

Proses Penilaian Properti

II. IMPLEMENTASI

2.a. PENGUMPULAN DAN PEMILIHAN DATA

DATA UMUM

Wilayah, kota dan lingkungan (Neighborhood)

DATA KHUSUS

Data properti yang dinilai

DATA PERMINTAAN & PENAWARAN

Data Perbandingan (Transaksi, Penawaran, Sewa, Tingkat Hunian, Income)

2.b. ANALISIS DATA

Analisis Pasar (Permintaan & Penawaran dan Studi Pasar)

Analisis HBU (Tanah dalam keadaan kosong dan Properti dikembangkan)

2.c. PENDEKATAN PENILAIAN

Pendekatan Pasar Pendekatan Pendapatan Pendekatan Biaya

2.d. REKONSILIASI INDIKASI NILAI DAN OPINI NILAI AKHIR

III. PELAPORAN PENILAIAN

SPI 103

SPI 104

(22)

I. Lingkup Penugasan/

Scope of Work

(SPI 103)

Menetapkan tujuan penilaian yang disepakati,

tingkat kedalaman investigasi, prosedur yang akan

digunakan, asumsi yang akan dibuat dan batasan

penggunaannya.

Mengatur hal-hal yang prinsip dalam kesepakatan

pemberian jasa oleh Penilai kepada Pemberi Tugas

dan dituangkan dalam Perjanjian Kerja.

(23)

Identifikasi status penilai

Identifikasi pemberi tugas dan pengguna laporan

Maksud dan tujuan penilaian

Identifikasi objek penilaian

Identifikasi bentuk kepemilikan

Dasar nilai

Tanggal penilaian

Jenis mata uang yang digunakan

Tingkat kedalaman investigasi

Sifat dan sumber informasi yang dapat diandalkan

Konfirmasi bahwa penilaian dilakukan berdasarkan SPI

(24)

• Implementasi merupakan prosedur yang harus dilaksanakan oleh Penilai meliputi tahapan Investigasi, penerapan pendekatan penilaian dan penyusunan kertas kerja penilaian.

• Investigasi adalah proses pengumpulan data yang cukup dengan cara melakukan inspeksi, penelaahan, penghitungan dan analisis sesuai tujuan penilaian.

• Syarat:

– Harus didasarkan kepada tujuan penilaian sesuai dengan Lingkup penugasan dan Dasar Nilai yang akan dilaporkan.

– Merupakan proses pengumpulan data yang cukup dengan cara inspeksi, penelaahan, penghitungan dan analisis, serta memastikan bahwa penilaian sudah dilakukan dengan cara yang benar.

– Tujuan Penilaian, Dasar Nilai, luasan, batasan dan tingkat kedalaman investigasi serta semua sumber informasi yang dapat diandalkan diungkapkan di dalam Lingkup Penugasan.

(25)

2.a. Pengumpulan dan Pemilihan data/ Inspeksi (SPI

362)

• Inspeksi adalah kunjungan yang dilakukan terhadap suatu aset untuk memeriksa fisik dan memperoleh informasi yang relevan dalam rangka pemberian opini nilai yang kredibel.

• Data yang dikumpulkan:

– Data Umum (wilayah, kota, lingkungan setempat, fasilitas lingkungan, sosial, ekonomi, kepemerintahan dan lain-lain)

– Data Khusus/ Data properti yang dinilai (Spesifikasi properti, satuan kapasitas, ukuran dan luas, kondisi objek penilaian, stabilitas tanah, elevasi, jenis/kualitas tanah)

– Hak atas Properti

– Perencanaan dan Persyaratan Hukum

– Faktor Lain (Pajak, instalasi, perabotan, Capex, Potensi pengembangan)

(26)

2.b. Analisis Data

1. Analisis Pasar

• Permintaan dan Penawaran

• Studi Pasar

2. Analisis Penggunaan Tertinggi dan Terbaik

(HBU)

• Tanah Kosong

(27)

Analisis Pasar

Demand

ANALISIS

Supply

PASAR

INFORMASI PROPERTI

• menyediakan data untuk mengidentifikasi highest and best use dari properti

• menyediakan data dan mengidentifikasi faktor-faktor penentu dari nilai yang akan digunakan pada tiga pendekatan

(28)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pasar Properti

• Penyebaran Penduduk • Profil Usia Penduduk

• Formasi Rata-Rata Keluarga

• Tingkat Kelahiran/Kematian dan Migrasi

Kependudukan

• Tingkat Kepemilikan atau Sewa

Kepemilikan

Properti

• Tingkat Pendapatan dan Pengeluaran • Tingkat Penganguran

Ketenagakerjaan

• Pertumbuhan Ekonomi • Inflasi

• Tingkat Suku Bunga

Basic Ekonomi

(29)

Analisis Penggunaan Tertinggi & Terbaik (SPI 360)

Analisis HBU adalah proses analisis data mengenai

properti

dan

menarik

kesimpulan

berdasarkan

pemilihan diantara alternatif pengembangan yang

dimungkinkan.

Hal yang perlu diperhatikan:

Kegunaan (

Utility

)

Keinginan (

Desire

)

Kelangkaan (

Scarcity

)

Daya Beli Efektif (

Effective Purchasing Power

)

Objek HBU: Tanah kosong dan Properti yang telah

(30)

Alat Uji

Highest and Best Use

(HBU)

Zoning, Restriksi, Peraturan Bangunan, Kontrak/Perjanjian, Easement, KDB, KLB, Distrik/area bersejarah, Peraturan Lingkungan, perizinan.

Hukum

• Ukuran, Bentuk, kegunaan, Frontage, dimensi, kemudahan akses, lokasi dalam market area, topografi, kondisi tanah

Fisik

• Partisipan Pasar, Lama waktu pemasaran, Fasilitas pembiayaan, kekuatan daya beli, Pesaing dari pengembang lain

Finansial

• Yg menghasilkan nilai tanah tertinggi

Produktivitas

Maksimum

(31)

Pendekatan Penilaian merupakan landasan proses

penilaian dilengkapi dengan metode penilaian dari

masing-masing pendekatan yang digunakan.

2.c. Pendekatan Penilaian

Pasar

Pendapatan

Biaya

(32)

2.d. Rekonsiliasi Indikasi Nilai dan Opini Nilai

Akhir

Penilai dapat menggunakan lebih dari satu

pendekatan Penilaian.

Penetapan

Opini

Nilai

akhir

dengan

cara

merekonsiliasi indikasi Nilai atau memilih salah satu

indikasi nilai.

(33)

Merupakan dokumen yang mencantumkan instruksi

penugasan, tujuan dan dasar penilaian, dan hasil

analisis yang menghasilkan opini nilai.

Aspek penting pelaporan penilaian adalah terletak

pada pengkomunikasian kesimpulan penilaian,

penegasan tujuan penilaian, dasar penilaian, serta

asumsi atau kondisi dan syarat pembatas yang

mendasari penilaian.

Laporan Penilaian dapat berbentuk Lisan dan

Tertulis.

(34)

Laporan

Penilaian

Tertulis

Terinci

Ringkas

Terbatas

Lisan

(35)

Jenis Laporan Tertulis:

• Laporan Penilaian Terinci (Self-Contained atau Comprehensive Style):

mendeskripsikan informasi secara detil dan komprehensif. Laporan ini seharusnya mengandung seluruh informasi yang signifikan dalam penilaian, termasuk pembahasan secara mendetil atas setiap hal yang dinyatakan dalam laporan.

• Laporan Penilaian Ringkas (Summary atau Short-Form Style):

mengungkapkan informasi secara ringkas. Laporan ini berisi ringkasan dari seluruh informasi yang signifikan dalam penilaian dan meliputi satu atau beberapa paragraf yang diringkas dalam bentuk narasi singkat.

• Laporan Penilaian Terbatas (restricted atau Proforma Style): menyatakan informasi dalam bentuk paparan minimal. Isi laporan biasanya ditentukan oleh pemberi Tugas yang hanya membutuhkan informasi dinyatakan secara singkat dan biasanya merupakan kombinasi dari pernyataan naratif singkat dan fakta sederhana.

(36)

Isi Laporan Penilaian:

• Identifikasi status Penilai, Pemberi Tugas dan pengguna Laporan

• Maksud & Tujuan Penilaian

• Identifikasi Objek Penilaian & Bentuk kepemilikan

• Dasar Nilai

• Tanggal Penilaian

• Jenis mata uang yang digunakan

• Tingkat kedalaman investigasi

• Asumsi dan asumsi Khusus

• Pendekatan Penilaian

• Kesimpulan Penilaian

• Pernyataan Penilai

• Kondisi dan syarat pembatas

(37)

II. KODE ETIK PENILAI

INDONESIA

(38)

Pendahuluan

Keberadaan KEPI adalah landasan mendasar

dalam pelaksanaan SPI agar hasil pekerjaan

memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai

berikut :

-

Jujur

- Kompeten

- Profesional

Laporan yang jelas, tidak

menyesatkan

dan

mengungkapkan semua hal

yang

penting

untuk

pemahaman

penilaian

secara tepat

(39)

bersifat mengikat dan wajib untuk diterapkan oleh seluruh

Penilai

mengatur agar penilai mematuhi etika dan kompetensi, hasil pekerjaan dapat dipertanggung jawabkan kepada pemberi tugas,

masyarakat, profesi, asosiasi penilai

(40)

• Kumpulan Etik yang dibuat untuk menjunjung tinggi profesi demi tanggung jawab terhadap profesi, masyarakat dan Ketuhanan Yang Maha Esa

Kode Etik

• kumpulan etik yang melandasi pelaksanaan SPI yang wajib ditaati oleh Penilai, agar seluruh hasil pekerjaan penilaian dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan melalui cara yang jujur, obyektif dan kompeten secara profesional, sehingga menghasilkan laporan penilaian yang jelas, tidak menyesatkan dan mengungkapkan semua hal yang penting

KEPI

• badan usaha yang telah mendapat izin usaha dari Menteri sebagai wadah bagi Penilai Publik dalam menjalankan usaha di bidang penilaian dan jasa-jasa lainnya

KJPP

(41)

Prinsip Dasar Etik

• memiliki kejujuran dan dapat dipercaya dalam hubungan profesional dan bisnis, serta menjunjung tinggi kebenaran dan bersikap adil

Integritas

• menghindari benturan kepentingan, atau tidak dipengaruhi atau tidak memihak dalam pertimbangan profesional atau bisnis

Objektivitas

• menjaga pengetahuan dan keterampilan profesional yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa hasil penilaian telah dibuat berdasarkan pada perkembangan terakhir dari praktek dan teknik penilaian serta peraturan perundang-undangan

Kompetensi

• menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam hubungan profesional dan bisnis, serta tidak mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa ijin, maupun untuk digunakan sebagai informasi untuk keuntungan pribadi Penilai atau pihak ketiga( kecuali diatur lain dalam peraturan)

Kerahasiaan

• melaksanakan pekerjaan sesuai dengan lingkup penugasan yang telah disepakati didalam kontrak, mengacu pada SPI

Perilaku

Profesional

(42)

 Mewajibkan Penilai untuk jujur dan dapat dipercaya dalam semua hubungan profesional dan bisnis.

 Tidak boleh melakukan penilaian yang berisi pernyataan/informasi tidak benar atau menyesatkan atau menghilangkan atau mengaburkan informasi penting yang harus disertakan karena kelalaian atau ketidakjelasan yang dapat menyesatkan.

 Apabila menyadari adanya informasi yang tidak benar, maka harus segera mengambil tindakan terkait dengan informasi tersebut.

 Tidak diperkenankan berpartisipasi atau berperan serta dalam suatu jasa penilaian yang tidak dibenarkan

 Wajib bertindak menurut hukum dan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Tidak diperkenankan dengan sengaja salah menafsirkan kualifikasi profesional yang tidak dimilikinya.

(43)

 Mewajibkan Penilai bekerja secara profesional, tidak memihak, tidak memiliki kepentingan atau tidak dipengaruhi orang lain.

 Dalam hal ancaman terhadap objektivitas tidak dapat dihindari, Penilai profesional harus menolak penugasan.

 Dalam penilaian ulang dari aset yang sama, perlu diadakan review dari Penilai Lain atau secara berkala mengganti Penilai untuk penugasan tersebut.

 Penilai tidak akan bertindak untuk dua atau lebih para pihak pada penugasan dan tujuan yang sama, kecuali dengan persetujuan tertulis dari pihak-pihak yang berkepentingan.

 Tidak boleh menerima suatu penugasan yang laporan penilaiannya mencakup pendapat dan kesimpulan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

 Imbalan jasa tidak boleh tergantung pada hasil suatu penilaian yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

(44)

 Tidak diperkenankan memberikan kesimpulan yang tidak didukung oleh alasan yang memadai dan berdasarkan praduga, atau kesimpulan laporan yang mencerminkan suatu opini bahwa praduga tersebut dapat mempengaruhi nilai.

 Dalam hal Kaji Ulang terhadap laporan penilaian dari penilai lainnya, harus bersikap tidak memihak dan mempertimbangkan alasan-alasannya untuk setuju atau tidak setuju terhadap kesimpulan laporan tersebut.

 Tidak diperkenankan mendasarkan pekerjaannya pada informasi yang hanya disediakan pemberi Tugas tanpa melakukan klarifikasi atau konfirmasi secara tepat.

(45)

Kompetensi adalah kemampuan, kecakapan dan keahlian khusus dalam bidang penilaian dan bertanggungjawab terhadap pemberi tugas, masyarakat, profesi dan asosiasi penilai.

 Penilai wajib mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan.

 Kompetensi profesional dibagi menjadi pencapaian dan pemeliharaan kompetensi profesional.

 Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran dan pemahaman teknis, pengembangan profesi dan bisnis yang berkelanjutan.

 Ketekunan meliputi tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan lingkup penugasan, hati-hati, menyeluruh dan tepat waktu.

 memastikan bahwa pekerjaan mereka di bawah otoritas Penilai dalam kapasitas profesional yang memiliki pelatihan dan pengawasan yang tepat.

 Jika Penilai tidak memiliki pengetahuan profesional dan pengalaman yang diperlukan, Penilai harus menolak tugas tersebut.

 Menerima Penugasan, Penilai harus secara cermat meindentifikasi permasalahan yang akan disampaikan dan memastikan dirinya memiliki pengalaman dan pengetahuan

(46)

 Penilai akan bertindak tepat waktu dan efisien dalam melaksanakan pekerjaan.

 Penugasan seharusnya tidak dilaksanakan apabila keadaan tidak memungkinkan untuk diadakan pemeriksaan secara memadai sehingga mempengaruhi kualitas pekerjaan.

 Penilai akan melakukan pemeriksaan dan penelitian untuk memperoleh keyakinan bahwa data yang digunakan untuk analisis adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

 Penilai wajib membuat arsip data pekerjaan dalam arsip pada kertas (hard copy) atau dalam bentuk elektronik (soft copy).

 Penilai harus memiliki pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan keterampilan teknis yang sesuai, serta memiliki pengalaman dan pengetahuan atas objek penilaian, pemahaman pasar dan tujuan penilaiannya.

(47)

 Dilarang melakukan Pengungkapan di luar perusahaan atau penggunaan informasi rahasia yang diperoleh dari layanan jasa penilaian tanpa persetujuan Pemberi Tugas.

 Penilai harus menjaga kerahasiaan, termasuk dalam lingkungan sosial.

 Penilai harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh Pemberi Tugas.

 Penilai harus menjaga kerahasiaan informasi dalam perusahaan atau tim kerja.

 Penilai harus memastikan bahwa staf yang membantu untuk menjaga kerahasiaan.

 Dibutuhkan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan yang berkelanjutan bahkan setelah berakhirnya hubungan kerja dengan klien.

(48)

 Penilai wajib bertindak secara cermat dalam memberikan pelayanan dan memastikan bahwa layanan yang diberikan adalah sesuai dengan hukum, teknis dan standard profesi yang berlaku baik subjek penilaian, tujuan penilaian atau keduanya.

 Perilaku profesional mencakup penerimaan tanggung jawab untuk bertindak demi kepentingan publik tidak hanya kepentingan Pemberi Tugas.

 Penilai harus jujur dan benar dan tidak membuat promosi yang berlebihan untuk layanan yang mereka tawarkan dan dilarang membuat referensi yang tidak benar.

 Perilaku profesional meliputi tindakan yang bertanggungjawab dan sopan dalam semua hal dengan pemberi tugas dan masyarakat secara umum dan menanggapi secara cepat dan efektif untuk semua instruksi yang wajar atau keluhan.

 Penilai harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

(49)

Ancaman

• Dapat dipengaruhi oleh kepentingan finansial atau kepentingan pribadi lainnya

Kepentingan Pribadi (Self-interest threat)

• Penilai tidak dapat mengevaluasi secara memadai hasil penilaian sebelumnya dilakukan olehnya atau individu lain dlm kantor yg sama

Kaji Ulang Internal (self-Review threat)

• Dua atau lebih Pemberi Tugas memiliki kepentingan yang berlawanan terhadap suatu hasil penilaian

Pemberi Tugas (client conflict threat)

• Penilai membela kepentingan pimpinannya atau Pemberi Tugas, sehingga mempengaruhi objectivitas hasil penilaian

Pembelaan (Advocacy threat)

• Adanya hubungan yang lama/akrab dengan Pemberi Tugas mengakibatkan seorang Penilai terlalu bersimpati dengan kepentingan mereka.

Keakraban (Familiarity threat)

• Tidak dapat bertindak objektif karena adanya tekanan.

Intimidasi (Intimidation threat)

(50)

1. Pencegahan adalah tindakan atau langkah-langkah yang dapat

mengantisipasi ancaman pada tingkat yang dapat diterima:

a.

Pencegahan dalam peraturan perundangan yang terkait dengan

praktik penilaian.

b.

Pencegahan dalam KEPI dan

c.

Pencegahan dalam prosedur kerja internal kantor dan

pengendalian mutu.

2. Pencegahan akan efektif bila diungkapkan kepada Pemberi Tugas

dan pihak ketiga lainnya yang berhubungan dengan penilaian.

3. Suatu pencegahan yang tepat dapat mengidentifikasi atau

mencegah perilaku yang tidak etis.

(51)

Tanggung Jawab Penilai

Integritas

Pribadi

Penilai

Pemberi

Tugas

Sesama

Penilai &

KJPP

Masyarakat

(52)

 Memberikan jasa yang sebaik-baiknya.

 Bertanggung jawab atas hasil penilaian yang dilakukannya.

 Tidak dibenarkan menerima atau memberikan pekerjaan dalam jumlah yang melebihi dari kemampuan yang dapat mempengaruhi kredibilitas hasil penilaian.

 Tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi atas hasil penilaian baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.

 Sebagai karyawan atau tenaga ahli yang bekerja pada Usaha Jasa Penilai tidak dibenarkan melaksanakan pekerjaan penilai atas nama pribadi.

 Menjaga integritas pribadi, tidak merendahkan derajat profesi Penilai, tidak merusak nama baik dan citra asosiasi dan profesi Penilai.

 Wajib menandatangani Pernyataan Penilai dalam Laporan penilaian

 Setiap penilai wajib meningkatkan pengetahuannya dalam bidang penilaian.

 Harus tunduk pada norma moral, norma etika serta etika bisnis dan wajib menghindarkan diri dari setiap tindakan yang cenderung mengakibatkan nama baik asosiasi atau anggotanya tercemar.

(53)

 memberikan penilaian yang lengkap dan teliti sebagaimana ditetapkan dalam SPI.

 Hubungan kerja wajib dituangkan dalam perjanjian tertulis.

 Wajib menolak pekerjaan, apabila tidak memiliki kompetensi, kualifikasi dan pengetahuan yang cukup memadai.

 Wajib bertindak profesional dan wajib merahasiakan hasil perhitungan dan laporan penilaian kepada pihak yang tidak berhak kecuali mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

 Wajib memberi penjelasan kepada Pemberi Tugas mengenai ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan pemberian tugas, termasuk jumlah imbalan jasanya

 Jumlah Imbalan Jasa yang diajukan harus merujuk kepada standar imbalan jasa minimum.

KEPI 7.2. Tanggung Jawab terhadap Pemberi

Tugas

(54)

 Penilai tidak diperbolehkan mempunyai kepentingan lain di luar imbalan jasa yang ditentukan.

 Wajib memberikan penjelasan atas hasil Penilaiannya kepada pihak Pemberi Tugas sebelum dibuat laporan akhir penilaian.

 Penilai tidak boleh menerima penugasan penilaian dari Pemberi Tugas yang berbeda pada obyek yang sama dan pada waktu yang bersamaan.

 Apabila memerlukan bantuan jasa profesional lainnya, maka wajib menyebutkan hasil pekerjaan tersebut dalam laporan.

 Penilai tidak diperbolehkan mengumumkan atau menggunakan sebagai referensi laporan penilaiannya dalam melaksanakan kegiatan penilaian untuk kepentingan pihak lain, kecuali atas dasar persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas yang bersangkutan.

KEPI 7.2. Tanggung Jawab terhadap Pemberi

Tugas

(55)

Penilai tidak dibenarkan melakukan persaingan yang tidak sehat

dan mencemarkan nama baik Penilai lainnya.

Apabila mengetahui tindak tersebut wajib melaporkan kepada

pengurus asosiasi Penilai dan atau Dewan Penilai Indonesia.

Penilai harus melakukan konfirmasi kepada pemberi Tugas bahwa

aset/properti yang akan dinilai tidak dikerjakan secara bersamaan

dengan penilai lainnya.

Apabila Penilai diminta untuk melakukan penilaian yang berdekatan

untuk tujuan

second opinion

maka Penilai wajib mendapatkan

pernyataan dari pemberi Tugas mengenai alasannya dan

memperoleh akses secara tertulis untuk berkomunikasi dengan

Penilai terdahulu.

KEPI 7.3. Tanggung Jawab terhadap Sesama Penilai

dan Usaha Jasa Penilai

(56)

 Penilai tidak diperbolehkan:

 Melakukan Kolusi dalam rangka mendapatkan penugasan atau pekerjaan penilaian.

 Memberikan komisi dalam bentuk apapun kepada pemberi tugas, pengguna laporan dan pihak terkait lainnya.

 Dipengaruhi dan mempunyai kepentingan lain dengan pemberi tugas, pengguna laporan dan pihak terkait lainnya.

 Penilai wajib bertindak jujur dan obyektif serta tidak memihak dalam melakukan profesinya.

 Penilai tidak wajib bertanggungjawab atas laporan yang digunakan untuk tujuan yang berbeda.

 wajib mentaati hukum serta perundang-undangan yang berlaku.

 Penilai hanya boleh melakukan promosi secara proporsional, wajar dan pada tempatnya.

(57)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Nomor VIII.C.5 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Aset Tak Berwujud di Pasar Modal. Peraturan Nomor X.J.4 tentang Laporan Berkala

pelanggaran terhadap kode etik, baik dugaan tersebut berasal dari pengetahuan Dewan Kehormatan Daerah sendiri maupun karena laporan dari Pengurus Daerah ataupun pihak lain kepada

1.3 Berdasarkan prosedur yang dilaksanakan, terdapat beberapa jenis Kaji Ulang Penilaian, antara lain kaji ulang administrasi (compliance review), kaji ulang

Hal-hal yang membatasi dalam pelaksanaan penugasan, harus mendapat perhatian Penilai untuk dinyatakan di Lingkup Penugasan dan dikaitkan dengan asumsi khusus

Pedoman standar penilaian kepustakaan Islam dimaksudkan sebagai acuan pokok bagi tim penilai kepustakaan Islam dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam produksi wacana

Jika para pihak yang berpisah gagal untuk memberikan kepentingan terbaik untuk para Mitra Usaha lainnya dan 4Life, 4Life akan secara paksa mengakhiri keanggotaan Mitra Usaha

Dari 9 macam kegiatan penilaian hasil belajar oleh pendidik maka yang termasuk kegiatan pelaporan hasil penilaian ada 2 macam yaitu: (1) melaporkan hasil

Kualifikasi Pejabat/Petugas Pihak-pihak yang menjalankan manual evaluasi pelaksanaan Standar Penilaian Penelitian adalah : Buat laporan tertulis hasil pengukuran Laporkan hasil