• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN TAYANGAN MATERI

SOSIALISASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

NOMOR 27 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

BANDUNG TAHUN 2016 SAMPAI TAHUN 2036

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

(2)

O U T L I N E

PENDAHULUAN

KONSIDERAN

Bab I

Ketentuan Umum

Bab II

Norma Penataan Ruang

Bab III Lingkup Materi

Bab IV Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang

Bab V

Rencana Tata Ruang Wilayah

Bab VI Pemanfaatan Ruang

Bab VII Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten

Bab VIII Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten

Bab IX Hak, Kewajiban, dan Peran Masyarakat

Bab X

Kelembagaan

Bab XI Peninjauan Kembali dan Penyempurnaan

Bab XII Ketentuan Pidana

Bab XIII Ketentuan Peralihan

Bab XIV Ketentuan Penutup

(3)

ISU-ISU STRATEGIS WILAYAH

 Posisi Kabupaten Bandung yang strategis sebagai bagian dari Cekungan Bandung dan pendukung PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya merupakan kawasan penyangga kegiatan perkotaan khususnya permukiman dan kegiatan sentra produksi;

 Tingginya mobilitas masyarakat Kabupaten Bandung ke Kota Bandung tidak diikuti dengan ketersediaan prasarana dan sarana lalu lintas yang memadai sehingga pada wilayah pinggiran Kota Bandung sebagai pintu gerbang menuju Kabupaten Bandung seringkali terjadi kemacetan dan kesemrautan;

 Pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah belum memperhatikan aspek konservasi terhadap daerah yang berfungsi lindung sehingga berdampak pada degradasi lahan dan air;

 Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta adanya desakan kebutuhan ruang memicu terjadinya konflik pemanfaatan yang berdampak pada alih fungsi lahan;

 Pembangunan dan perkembangan kawasan peruntukan industri di Kabupaten Bandung cukup diminati oleh investor namun pengawasannya belum optimal dilakukan khususnya terhadap penggunaan air baku, pengelolaan limbah cair maupun padat, penyediaan ruang terbuka hijau serta konservasi air tanah.

 Belum optimalnya upaya pengembangan kawasan terpadu terutama dalam sinergitas penyediaan prasarana, sarana dan utilitas pada kawasan terpadu permukiman, industri, kawasan agropolitan, kawasan perdagangan/ jasa, dan komplek olahraga Si Jalak Harupat.

(4)

 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007 - 2027;

 bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha;

 bahwa berdasarkan ketentuan pasal 26 ayat (5) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ditinjau 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, sehingga Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2008, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Tahun 2007 – 2027 disesuaikan dengan perkembangan wilayah serta ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini maka perlu dilakukan peninjauan kembali Peraturan Daerah;

 bahwa berdasarkan hasil peninjauan kembali terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007 – 2027 pada Tahun 2012 ditetapkan bahwa RTRW Kabupaten Bandung tersebut perlu dilakukan revisi;

 bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2016 sampai Tahun 2036.

(5)

BA B I . K ETENT UA N U M U M

1. Daerah.

2. Pemerintah Daerah. 3. Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah 4. Ruang 5. Tata ruang 6. Struktur ruang 7. Pola ruang 8. Penataan ruang 9. Penyelenggaraan penataan ruang

10. Pengaturan penataan ruang 11. Pembinaan penataan ruang 12. Pelaksanaan penataan ruang 13. Pengawasan penataan ruang 14. Perencanaan tata ruang 15. Pemanfaatan ruang

16. Pengendalian pemanfaatan ruang

17. Rencana tata ruang

18. Rencana Tata Ruang Wilayah 19. Kebijakan penataan wilayah

ruang

20. Strategi Penataan Ruang

21. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten 22. Pusat Kegiatan Nasional 23. Pusat Kegiatan Wilayah 24. Pusat Kegiatan Lokal 25. Pusat Kegiatan Lokal

Promosi

26. Pusat Pelayanan kawasan 27. Pusat Pelayanan

Lingkungan

28. Rencana sistem perkotaan 29. Rencan sistem jaringan

prasarana wilayah 30. Jalan

31. Sistem jaringan jalan 32. Prasarana sumber daya air 33. Rencana pola ruang wilayah

kabupaten

34. Kawasan Strategis Nasional 35. Kawasan Strategis Provinsi 36. Kawasan Strategis

Kabupaten

37. Arahan pemanfaatan ruang 38. Indikasi program utama

39. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang

40. Ketentuan umum peraturan zonasi

41. Ketentuan perizinan 42. Ketentuan insentif dan

disinsentif 43. Arahan sanksi 44. Wilayah 45. Wilayah Pengembangan 46. Kawasan 47. Kawasan lindung 48. Kawasan budi daya 49. Kawasan Pertahanan

Keamanan 50. Kawasan hutan

51. Kawasan hutan lindung 52. Hutan

53. Hutan produksi

54. Hutan produksi terbatas 55. Lingkungan

56. Lingkungan hidup 57. Daya dukung lingkungan

hidup

(6)

BA B I . … ( LA NJU TA N )

58. Daya tampung lingkungan

hidup 59. Ekosistem 60. Konservasi

61. Kawasan Resapan Air 62. Wilayah Sungai 63. Daerah Aliran Sungai 64. Sempadan sungai 65. Kawasan sekitar danau

atau waduk

66. Kawasan sekitar mata air 67. Ruang terbuka hijau 68. Kawasan suaka alam 69. Kawasan cagar alam 70. Kawasan hutan konservasi 71. Kawasan taman wisata

alam

72. Kawasan Rawan Bencana 73. Kawasan Rawan Bencana

Gunung Berapi

74. Kawasan Rawan Gempa Bumi

75. Kawasan Rawan Gerakan Tanah

76. Kawasan Rawan Banjir 77. Kawasan permukiman 78. Kawasan perkotaan 79. Kawasan perdesaan 80. Kawasan agropolitan 81. Kawasan Bandung Utara 82. Kawasan Bandung Selatan 83. Pertanian

84. Kawasan peruntukan pertanian

85. Kawasan budi daya pertanian 86. Kawasan budi daya

holtikultura

87. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 88. Peternakan 89. Kawasan Peruntukan Peternakan 90. Perikanan 91. Kawasan peruntukan perikanan 92. Perkebunan 93. Kawasan peruntukan perkebunan

94. Kawasan budi daya perkebunan

95. Industri

96. Kawasan Peruntukan Industri 97. Kawasan Industri

98. Zona industri

99. Izin pemanfaatan tanah atau ruang (izin lokasi)

100. Pertambangan 101. Wilayah pertambangan 102. Kawasan peruntukan pertambangan 103. Wisata 104. Pariwisata 105. Kawasan peruntukan pariwisata 106. Masyarakat 107. Peran masyarakat 108. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup

109. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah

(7)

BA B I . … ( LA NJU TA N )

adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk

ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk

lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

RUANG

adalah wujud struktur ruang dan pola ruang

adalah suatu proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemanfaatan ruang.

adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan

pengawasan penataan ruang

adalah hasil perencanaan tata ruang.

TATA RUANG

PENATAAN RUANG

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

RENCANA TATA RUANG

Ps. 1 angka 4

Ps. 1 angka 5

Ps. 1 angka 8

Ps. 1 angka 9

(8)

a. Pemanfaatan ruang untuk semua kepentingan secara terpadu, berdayaguna dan

berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan.

b. Persamaan, keadilan dan perlindungan hukum.

c. Keterbukaan, akuntabilitas dan partisipasi masyarakat.

BAB II NORMA PENATAAN RUANG

mewujudkan sinergitas dan kemandirian pembangunan wilayah Kabupaten Bandung

sebagai kawasan yang berdaya saing tinggi berbasiskan sumber daya alam dan

sumber daya manusia melalui pemerataan pembangunan yang berwawasan

lingkungan.

TUJUAN PENATAAN RUANG

RTRW BERDASARKAN ASAS

Ps. 2

(9)

Ps. 66 Ps. 7-11 Ps. 3

TUJUAN

STRATEGI

PROGRAM

Ps. 6

KEBIJAKAN

(10)

BAB III LINGKUP MATERI

merupakan :

a. Penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Barat, serta

kebijakan-kebijakan pembangunan yang berlaku.

b. Dasar pertimbangan dalam penyusunan RPJP dan RPJM Daerah

c. Pedoman pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

d. Pedoman penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.

e. Pedoman penataan ruang kawasan strategis kabupaten.

f. Dasar penyusunan rencana tata ruang yang lebih rinci.

(11)

LINGKUP WILAYAH KAB BANDUNG

Luas Wilayah Kabupaten Bandung ± 176.238,67 Ha

Yang terbagi ke dalam 31 (tiga

puluh satu) Kecamatan

Ps. 5 ayat (1)

(12)

Utara : Kab. Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kab. Sumedang;

Timur : Kab. Sumedang dan Kab. Garut;

Selatan: Kab. Garut dan Kab. Cianjur;

Barat : Kab. Bandung Barat, Kab. Cianjur dan Kota Bandung.

BATAS-BATAS DAERAH

mencakup Ruang Darat, Ruang Udara serta Ruang di Dalam Bumi.

LINGKUP WILAYAH

Ps. 5 ayat (2)

Ps. 5 ayat (3)

(13)

STRATEGI PENATAAN

RUANG

BAB IV KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Pemantapan dan Pengembangan Struktur Ruang Pelestarian Kawasan Lindung dan Pengembangan Kawasan Budi daya

Pengendalian Pemanfaatan Ruang Ps. 7 Ps. 7 Pengembangan Wilayah Pengembangan Kawasan Strategis Ps. 8 Ps. 9 Ps. 10 Ps. 11

KEBIJAKAN

PENATAAN

RUANG

Ps. 6

(14)

K L A S I F I K A S I P E N A T A A N R U A N G B E R D A S A R K A N S I S T E M , F U N G S I , D A N N I L A I S T R A T E G I S K A W A S A N

Berdasarkan sistem Berdasarkan wilayah Administratif Berdasarkan Nilai Strategis Kawasan Sistem Wilayah Sistem Internal Perkotaan Penataan Ruang Wilayah Nasional Penataan Ruang Wilayah Provinsi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Penataan Ruang Wilayah Kota Kws. Strategis Nasional Kws. Strategis Provinsi Kws. Strategis Kabupaten Kws. Strategis Kota

Berdasarkan Kegiatan Kawasan

Kws. Permukiman Perkotaan Kws. Permukiman Perdesaan

Berdasarkan Fungsi Utama Kawasan

PR Kws. Lindung PR Kws. budidaya

(15)

Rencana Struktur Ruang

Rencana Pola Ruang

Rencana Sistem Pusat Kegiatan Rencana sistem Jaringan Prasarana Utama Rencana Kawasan Lindung Rencana Kawasan Budi daya Ps. 12 Rencana sistem Jaringan Prasarana Lainnya Ps. 13 - 15 Ps. 16 - 20 Ps. 21 - 34

Penetapan Kawasan

Strategis

Ps. 35 Ps. 36 - 42 Ps. 43 - 55 Ps. 56 KSN KSP KSK Ps. 57 Ps. 58 Ps. 59

RENCANA TATA RUANG

WILAYAH KAB. BANDUNG

BAB V RENCANA TATA RUANG WILAYAH

(16)

BAB V RENCANA TATA RUANG WILAYAH

RENCANA STRUKTUR RUANG

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten meliputi rencana sistem pusat kegiatan,

rencana sistem jaringan prasarana utama, dan rencana sistem jaringan prasarana

lainnya.

Ps. 12

SISTEM PUSAT KEGIATAN

Prinsip Dasar Pengembangan:

Pemerataan pembangunan di setiap wilayah dengan mengembangkan peran dan fungsi

masing-masing pusat kegiatan;

Mengembangkan sistem jaringan prasarana skala kabupaten yang mendukung struktur yang

direncanakan dan meningkatkan aksesibilitas antar pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu

sama lain ntuk mengurangi ketergantungan kepada wilayah lain;

Mengintegrasikan fungsi perkotaan dan perdesaan yang ada di wilayah Kabupaten; dan

Mengantisipasi perkembangan kegiatan di masa mendatang.

(17)

RENCANA STRUKTUR RUANG SISTEM

PUSAT KEGIATAN

(18)

Hierarki Fungsi Pusat

Perkotan/Lingkungan Kecamatan Fungsi Utama PKL

Soreang-Kutawaringin-Katapang

Soreang-Kutawaringin-Katapang

 Pusat Pemerintahan Kabupaten

 Pusat Perdagangan dan Jasa skala Kabupaten

 Pusat Industri non polutif

 Pusat Permukiman Perkotaan

 Pusat Pelayanan Kesehatan Daerah

 Pusat Wisata Buatan

 Pelestarian Lahan Pertanian

PKLp Dayeuhkolot  Pusat Pemerintahan Kecamatan

 Pusat Industri

 Pusat Pendidikan Tinggi

 Pusat Permukiman Perkotaan

 Pusat Perdagangan Dan Jasa Pangalengan  Pusat Pemerintahan Kecamatan

 Pusat Koleksi dan Sentra Produksi Perkebunan dan Pertanian (Agropolitan)

 Pusat Sentra Perternakan

 Pusat Sentra Industri Non Polutif (home industri)

 Pusat Wisata Alam

 Pusat Perdagangan dan jasa skala beberapa Kecamatan

 Pusat Permukiman Perkotaan dan Perdesaan

 Pusat Pertahanan dan Keamanan Darat

 Pusat Konservasi dan Kehutanan

 Pusat Sumberdaya Energi Panas Bumi Majalaya  Pusat Pemerintahan Kecamatan

 Pusat Industri Non Polutif

 Pusat Permukiman Perkotaan

 Pusat Perdagangan dan Jasa

 Pusat Pelayanan Kesehatan Daerah

 Pusat Pertanian

SISTEM PUSAT KEGIATAN

(19)

Hierarki Fungsi

Pusat Perkotan/ Lingkungan

Kecamatan Fungsi Utama

PPK Margahayu  Pusat Industri Non Polutif

 Pusat Perdagangan dan Jasa

 Pusat Permukiman Perkotaan

 Pusat Wisata Buatan

 Pusat Pertanahan dan Keamanan Udara Baleendah  Pusat Industri Non Polutif

 Pusat Perdagangan dan Jasa

 Pusat Permukiman Perkotaan

 Pusat Wisata Budaya

 Pusat Pertanian

Cileunyi  Pusat Industri Non Polutif

 Pusat Perdagangan dan Jasa

 Pusat Permukiman Perkotaan

Ciwidey  Pusat Koleksi dan Sentra Perkebunan dan Pertanian (Agropolitan)

 Sentra Industri Non Polutif (home industry)

 Pusat Wisata Alam dan Budaya

 Pusat Perdagangan dan Pemasaran Komoditas Pertanian.

 Pusat Permukiman Perkotaan dan Perdesaan

 Pusat Konservasi dan Kehutanan

Rancabali  Sentra Industri Non Polutif (home industry)

 Pusat Wisata Alam dan Budaya (Agrowisata)

 Pusat Permukiman Perkotaan dan Perdesaan

 Pusat Perdagangan dan Jasa skala kawasan

 Pusat Konservasi dan Kehutanan

 Pusat Sumberdaya Energi Panas Bumi Cimenyan  Pusat Wisata Alam dan Budaya

 Pusat Perdagangan dan Jasa

 Pusat Permukiman Perkotaan

 Pusat Konservasi dan Kehutanan

SISTEM PUSAT KEGIATAN … (lanjutan)

(20)

Hierarki Fungsi Pusat Perkotan/

Lingkungan Kecamatan Fungsi Utama

PPK Cicalengka  Pusat Industri Non Polutif

 Pusat Perdagangan dan Jasa

 Pusat Permukiman Perkotaan dan Perdesaan

 Pusat Pertanian dan Peternakan

Rancaekek  Pusat Industri Non Polutif

 Pusat Perdagangan dan Jasa

 Pusat Permukiman Perkotaan dan Perdesaan

 Pusat Pertanian dan Perternakan

 Pusat Wisata Budaya

Margaasih  Pusat Industri Non Polutif

 Pusat Perdagangan dan Jasa

 Pusat Permukiman Perkotaan

Banjaran  Pusat Industri Non Polutif

 Pusat Perdagangan dan Jasa

 Pusat Permukiman Perkotaan dan Perdesaaan

 Pusat Pertanian

 Pusat Wisata Budaya

Nagreg  Pusat Perdagangan dan Jasa

 Pusat Permukiman Perkotaan dan Perdesaan

 Pusat Pertanian (Agribisnis)

 Pusat Perkebunan

 Pusat Konservatif dan Kehutanan

SISTEM PUSAT KEGIATAN … (lanjutan)

(21)

Hierarki Fungsi Pusat Perkotan/

Lingkungan Kecamatan Fungsi Utama PPL Ciparay, Cimaung, Cangkuang, Pasirjambu, Paseh, Bojongsoang, Katapang, Pacet, Kutawaringin, Kertasari, Cilengkrang, Cikancung, Pameungpeuk, Ibun, Solokanjeruk, dan Arjasari

Ciparay, Cimaung, Cangkuang, Pasirjambu, Paseh, Bojongsoang, Katapang, Pacet, Kutawaringin, Kertasari, Cilengkrang, Cikancung, Pameungpeuk, Ibun, Solokanjeruk, dan Arjasari

 Sentra Industri (home industry)

 Pusat Perdagangan dan Jasa skala lingkungan

 Pusat Permukiman Perkotaan dan Perdesaan

 Pusat Wisata Alam dan Budaya

 Pusat Konservatif Kehutanan

 Sentra Pertanian dan Perkebunan

SISTEM PUSAT KEGIATAN … (lanjutan)

(22)

SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA

Sistem Jaringan

Transportasi Darat

Jaringan Jalan

Jaringan Kereta Api

Jaringan Pelayanan Lalu lintas Ps. 17 Ps. 19

Sistem Jaringan

Transportasi Udara

Bandar Udara Khusus Hankam Ruang Udara Untuk Penerbangan Ps. 20

SISTEM JARINGAN

PRASARANA UTAMA

Ps. 16 Ps. 18

(23)

SISTEM JARINGAN

PRASARANA LAINNYA

SISTEM JARINGAN

PRASARANA LAINNYA

Sumber Daya Air

Listrik dan Energi

Telekomunikasi

Fasilitas Pengelolaan Sampah

Sistem Pengolahan Air Limbah dan B3

Sistem Drainase Sistem Pelayanan Air Minum Sistem Kebencanaan Ps. 22 - 27 Ps. 28 Ps. 29 Ps. 30 Ps. 31 Ps. 32 Ps. 33 Ps. 34 Ps. 21

(24)

RENCANA POLA RUANG

Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;

Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten;

Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; dan

Ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ps. 35

Fungsi Rencana Pola Ruang

Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan

pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;

Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;

Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk

dua puluh tahun; dan

(25)

RENCANA POLA RUANG

KAWASAN LINDUNG

RENCANA POLA RUANG KAB.BANDUNG

KLASIFIKASI POLA RUANG

Ps. 35

KAWASAN BUDIDAYA

KAWASAN LINDUNG LAINNYA

KAWASAN HUTAN LINDUNG

KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP KAWASAN BAWAHANNYA

KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT

KAWASAN RAWAN BENCANA KAWASAN LINDUNG GEOLOGI

Ps. 36

Ps. 37

Ps. 38

KAWASAN HUTAN KONSERVASI Ps. 39

Ps. 40 Ps. 41 Ps. 42 PETERNAKAN TANAMAN TAHUNAN/PERKEBUNAN PERIKANAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA HUTAN PRODUKSI HUTAN RAKYAT PERTANIAN PERMUKIMAN PERUNTUKAN LAINNYA Ps. 46 Ps. 44 Ps. 45 Ps. 48 Ps. 47 Ps. 49 Ps. 50 Ps. 51 Ps. 52

PERDAGANGAN DAN JASA

Ps. 53 Ps. 54 Ps. 55

(26)
(27)

RENCANA KAWASAN STRATEGIS

Pengembangan Kawasan Strategis di Kabupaten bandung terdiri dari:

Ps. 56

Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Kabupaten Bandung merupakan bagian dari

KSN Kawasan Perkotaan Cekungan

Bandung

yang merupakan kawasan strategis dengan

sudut kepentingan ekonomi

dengan

pengembangan sektor unggulan industri, pertanian, pariwisata dan perkebunan.

(

PP Nomor 26/2008 tentang RTRWN

)

Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

Kabupaten Bandung merupakan bagian dari pengembangan Kawasan Strategis Provinsi dari

beberapa sudut kepentingan:

1.

Kepentingan Lingkungan Hidup

 KSP Kawasan Bandung Utara

 KSP Hulu Sungai Citarum

2.

Kepentingan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tinggi

 KSP Panas Bumi Kamojang-Darajat-Papandayan

 KSP Panas Bumi Wayang Windu

(Perda Provinsi Jabar Nomor 22/2010 tentang RTRWP Jabar)

Ps. 57

(28)

RENCANA KAWASAN STRATEGIS

Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)

Penetapan KSK Kabupaten Bandung dilihat berdasarkan sudut kepentingan ekonomi.

Penetapan KSK dilihat berdasarkan wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena

mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi,

sosial, budaya dan/atau lingkungan.

Ps. 59

Penetapan KSK Kabupaten Bandung:

1. KSK Agropolitan Pasirjambu – Ciwidey – Rancabali sebagai sentra pertanian lahan basah dan holtikultura dengan pengembangan agrowisata, industri rumah tangga skala UKM dan pendidikan.

2. KSK Agropolitan Pangalengan sebagai sentra pertanian lahan basah dan holtikultura dengan pengembangan agrowisata, industri rumah tangga skala UKM, pendidikan.

3. Kawasan Terpadu Permukiman Tegalluar sebagai kawasan terpadu yang terdiri dari pengembangan kawasan pemukiman skala besar, perdagangan dan jasa, kawasan industri, pengembangan lahan

perairan dan kawasan rekreasi.

4. Kawasan Terpadu Permukiman dan Industri Margaasih sebagai kawasan terpadu untuk pengembangan kawasan peruntukan permukiman dan industri.

5. Kawasan Terpadu Stadion Olah Raga Si Jalak Harupat dan sekitarnya sebagai kawasan terpadu yang terdiri dari kawasan inti stadion (sport centre) dan kawasan pendukung.

(29)
(30)

BAB VI

PEMANFAATAN RUANG

Dilakukan Melalui Pelaksanaan Pelaksanaan Program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya dg memperhatikan SPM dlm penyediaan sarana & prasarana

Dilaksanakan baik pemanfaatan ruang secara vertikal maupun pemanfaatan ruang di dalam bumi Program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya , termasuk jabaran dari indikasi program utama yg termuat

dlm RTRW

Diselenggarakan secara bertahap sesuai dgn jangka waktu indikasi program utama pemanfaatan ruang yg ditettapkan

dlm RTR

Pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah disinkronisasika dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah

administratif lainnya

Pembangunan prasarana & sarana kepentingan umum memberikan hak prioritas pertama bagi pemerintah untuk menerima pengalihan hal atas

tanah dari pemegang hak atas tanah

Perumusan kebijakan strategis operasionalisasi RTRW & RTR Kawasan strategis

Perumusan program sektoral dlm rangka perwujudan struktur ruang & pola ruang wilayah & kawasan strategis Pelaksaaan pembangnan sesuai dng program pemanfaatan

ruang wilayah dan kawasan strategis

SPM bidang penataan ruang Standar kualitas

lingkungan Daya dukung & daya

tampung lingkungan Dilakukan Neraca Penatagunaan Air Neraca Penatagunaan Udara Penatagunaan SDA lainnya Neraca Penatagunaan Tanah Penatagunaan Tanah Penatagunaan Air Penatagunaan Udara Penatagunaan SDA lainnya Diselenggarakan Kegiatan penyusunan dan penetapan Dikembangkan

(31)

BAB VII ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

Fungsi arahan pemanfaatan ruang :

• sebagai acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman

penataan/pengembangan wilayah kabupaten;

• sebagai arahan untuk sektor dalam penyusunan program (besaran, lokasi, sumber

pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan);

• sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan setiap jangka waktu 5 (lima) tahun; dan

• sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

(32)

ARAHAN PEMANFAATAN

RUANG

Indikasi Program Utama

Indikasi Lokasi Indikasi Waktu Pelaksanaan Indikasi Sumber Pendanaan Indikasi Pelaksana Kegiatan Ps. 66

(33)

KETENTUAN PENGENDALIAN

PEMANFAATAN RUANG

Ps. 67

Ketentuan Umum

Peraturan Zonasi

Ketentuan

Perizinan

Ketentuan

Pemberian

Insentif &

Disinsentif

Arahan

Pengenaan

Sanksi

Upaya untuk mewujudkan

tertib tata ruang

Ps. 68 - 104 Ps. 105 Ps. 106 Ps. 107

BAB VIII

KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN

(34)

BAB VIII

KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN

RUANG

• peringatan tertulis;

• penghentian sementara kegiatan;

• penghentian sementara pelayanan umum;

• penutupan lokasi;

• pencabutan izin;

• pembatalan izin;

• pembongkaran bangunan;

• pemulihan fungsi ruang; dan

• denda administratif.

Ps.108

(35)

PENGAWASAN

Kinerja pengaturan, Pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang

Kesesuaian Pemanfaatan Ruang

Pelaporan

Pemantauan

Evaluasi

Ps. 110

BAB VIII

KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN

RUANG

(36)

PENEGAKAN HUKUM / PENYIDIKAN

Penegakan Perda dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan PPNS

Ps. 111

BAB VIII

KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN

RUANG

PPNS tertentu diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan pidana terhadap pidana pelanggaran peraturan daerah ini dalam teknis pelaksanaannya berkoordinasi dengan Kepolisian.

Kewenangan PPNS :

a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana;

b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan atau surat;

e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;

f. memanggil seseorang untuk dijadikan tersangka atau saksi;

g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;

h. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Umum bahwa tidak terdapat cukup bukti, atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka dan keluarganya;

(37)

BAB IX HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT

Ps. 112 - 115

RTRW Kabupaten

Bandung

Penataan Ruang

Hak,

Kewajiban dan

Peran

(38)

BAB X

KELEMBAGAAN

Dalam rangka koordinasi dan kerjasama penataan ruang antar

sektor, antar wilayah, dan antar tingkat pemerintahan, dibentuk

Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)

Acuan :

Permendagri Nomor 50 Tahun 2009

Mekanisme:

Ditetapkan dengan Keputusan Bupati

(39)

BAB XI PENINJAUAN KEMBALI DAN PENYEMPURNAAN

Jangka Waktu RTRW Kabupaten adalah 20 Tahun, dilakukan peninjauan

kembali

1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun

.

Hal yang dapat menyebabkakan peninjauan kembali dilakukan lebih dari

sekali dalam lima tahun:

1. kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana

alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan

perundang-undangan.

2. perubahan batas teritorial negara, wilayah provinsi, dan/atau wilayah

kabupaten yang ditetapkan dengan Undang-undang.

3. perubahan kebijakan dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan

ruang daerah dan/atau dinamika internal daerah.

Ps. 117 ayat (1) dan (2)

(40)

BAB XI PENINJAUAN KEMBALI DAN PENYEMPURNAAN

Perlu Revisi Tidak Perlu Revisi Usulan penertiban pelanggaran RTR PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI PERUMUSAN REKOMENDASI

Penilaian RTR dan penerapannya Evaluasi RTR dan penerapannya Pengkajian RTR dan penerapannya Satuan Kerja/ Tim

PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI

Keputusan Bupati

Peninjauan kembali rencana tata ruang dapat menghasilkan rekomendasi

berupa :

a. RTRW tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya; atau

b. RTRW Kabupaten perlu direvisi

Mekanisme Peninjauan Kembali RTRW

(41)

BAB XII KETENTUAN PIDANA

Tindak Pidana =

Pelanggaran terhadap

ketentuan dalam

perda

Penjara paling lama 3

(tiga) bulan atau

denda

setinggi-tingginya Rp.

50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah)

Tindak Pidana atas pelanggaran

pemanfaatan ruang yang mengakibatkan

perusakan dan pencemaran lingkungan

serta kepentingan umum lainnya

Ancaman pidana

sesuai dengan

peraturan

perundang-undangan

Ps. 118 ayat (1) Ps. 118 ayat (3) Ps. 118 ayat (2)

(42)

BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN

Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Ruang

Ps. 119

Memiliki

Izin

Sesuai Ketentuan

Perda RTRW

Tetap berlaku

Sesuai masa berlaku

Belum Dibangun

Tidak Sesuai Ketentuan

Perda RTRW

Sudah Dibangun

Sudah Dibangun, Tidak Bisa Rekayasa Teknis

Izin disesuaikan dengan fungsi kawasan

Berlaku sesuai masa berlaku, dan dilakukan

penyesuaian dengan rekayasa teknis sesuai

fungsi kawasan

Dapat dibatalkan, kerugian akibat pembatalan dapat diberikan penggantian sesuai

(43)

BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN

Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Ruang

Ps. 119

Tidak

Memiliki

Izin

Izin Habis dan tidak

sesuai dengan RTRW

Dilakukan Penyesuaian

Fungsi Kawasan

Berdasarkan RTRW

Bertentangan

dengan RTRW

Pemanfaatan Ruang

Tanpa Izin

Sesuai dengan

RTRW

Ditertibkan dan disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan RTRW Dipercepat untuk mendapatkan izin yang

(44)

BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN

Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Ruang

Ps. 119

masyarakat yang menguasai tanahnya berdasarkan hak adat dan/atau hak-hak atas

tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang karena

Peraturan Daerah ini pemanfaatannya tidak sesuai lagi, maka penyelesaiannya diatur

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

semua peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penataan ruang Daerah yang

telah ada dinyatakan berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan

yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini

(45)

PERDA NO 3 TAHUN 2008

DICABUT DAN

DINYATAKAN TIDAK

BERLAKU LAGI

Ps. 120

BAB XIV KETENTUAN PENTUP

(46)

Referensi

Dokumen terkait

- Harga atau biaya produksi relatif mahal. - Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua penonton mampu mengikuti informasi yang

Skripsi yang berjudul “Studi Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam Kitab Irsyâd al-Murîd ”, ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

Pertumbuhan populasi Branchionus plicatilis pada masing-masing perlakuan dan ulangan selama penelitian disajikan pada tabel 2, yang menunjukkan bahwa jumlah populasi

Jika calon perawat khusus lansia EPA mengubah status izin tinggal menjadi “aktivitas khusus” (misalnya mempunyai pasangan orang Jepang) dan ingin mengikuti ujian nasional

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan memberi kontribusi untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan (manajemen) secara umum, khususnya manajemen sumber daya

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pemberian izin belajar,

(5) Dilengkapi alat pencegah lori keluar rel seperti rel pelindung (guard rail ). Karena penggunaan bersama man belt di level dan sumuran miring, waktu yang diperlukan sekali jalan

Hal ini didominasi oleh elemen visual dengan karak- ter tepian ( edges ), walaupun tidak ditampilkan secara tegas, Egam. Hal ini sangat jelas dimana ketegasan visual