• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Hibah Pengabdian bagi Pembangunan Masyarakat

PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA

JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG

Disusun Oleh:

Tim Pengabdi Prodi Arsitektur

Anastasia Maurina, ST., MT.

Ariani Mandala, ST., MT.

Irma Soebagio, ST., MT.

Priska Ivena

Tim Pengabdi Prodi Teknik Sipil

Altho Sagara, ST., MT.

Erik

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Universitas Katolik Parahyangan

(2)

ABSTRAK

Gereja Pantekosta di Indonesia (yang selanjutnya disingkat dengan GPdI) Jemaat Hosana membutuhkan bantuan dalam merenovasi gedung gereja yang berada di Jalan Cibangkong no. 6 Bandung. Kondisi bangunan gereja saat ini kurang memandai secara kuantitas dan kualitas di atas sebuah lahan yang terbatas. Bangunan gereja GPdI berdiri di atas tanah hak milik sebesar 13 m x 15 m yang diperuntukan untuk fungsi gereja. Bangunan ini dibangun pada tahun 1985 dan masih berfungsi sampai sekarang. Seiring berjalannya waktu, jemaat gereja ini berkembang menjadi 250 orang dewasa (diluar anak-anak) dan kapasitas bangunan gereja saat ini sudah tidak memadai. Gembala dan pekerja yang tinggal di bangunan gereja ini adalah 6 orang. Ruang tidur yang tersedia pada area pastori adalah 2 buah kamar tidur, sehingga ruang-ruang atap dimanfaatkan sebagai kamar tidur. Beberapa permasalahan terkait dengan bangunan gereja adalah sebagai berikut : (1) kapasitas ruang ibadah, (2) kapasitas ruang pendukung, (3) kapasitas kantor pekerja, (4) kapasitas pastori, dan (5) kapasitas parkir. Dengan lahan yang sangat terbatas dan kebutuhan fungsional ruang yang sangat banyak maka diperlukan rancangan yang compact, efektif dan efisien serta cepat dalam proses pembangunan.

(3)

DAFTAR ISI

Abstrak

BAB 1 | ANALISIS SITUASI ______________________________________________________________________________ 1 BAB 2 | PERMASALAHAN MITRA ______________________________________________________________________ 2 BAB 3 | KONSEP PERANCANGAN ______________________________________________________________________ 4 BAB 4 | TIM PENGABDI _________________________________________________________________________________ 9 BAB 5 | PELAKSANAAN KEGIATAN ____________________________________________________________________ 9 BAB 6 | HASIL DAN KESIMPULAN ___________________________________________________________________ 10 Lampiran :

- Gambar Pra Rencana

- Gambar Pengembangan Detail Arsitektural - Gambar Pengembangan Detail Struktur

- Gambar Pengembangan Detail Elektrikal dan Plumbing - Hasil Tes Sondir

- Perhitungan Struktur - RAB

- Poster - Banner

(4)

1

BAB 1 ANALISIS SITUASI

Gereja Pantekosta di Indonesia (yang selanjutnya disingkat dengan GPdI) Jemaat Hosana yang dipimpin oleh Gembala Jemaat, Pendeta Yonathan Tampi, S.Th membutuhkan bantuan dalam merenovasi gedung gereja yang berada di Jalan Cibangkong no. 6 Bandung (figur 1). Kondisi bangunan gereja saat ini kurang memandai secara kuantitas dan kualitas di atas sebuah lahan yang terbatas.

Figur 1. Lokasi Gedung Gereja GPdI

Sumber : https://www.google.com/maps/@-6.9249036,107.6314146,1514m/data=!3m1!1e3 (akses tanggal 12 April 2016) Bangunan gereja GPdI berdiri di atas tanah hak milik sebesar 13 m x 15 m yang diperuntukan untuk fungsi gereja. Bangunan ini dibangun pada tahun 1985 dan masih berfungsi sampai sekarang. Seiring berjalannya waktu, jemaat gereja ini berkembang menjadi 250 orang dewasa (diluar anak-anak) dan kapasitas bangunan gereja saat ini sudah tidak memadai. Gembala dan pekerja yang tinggal di bangunan gereja ini adalah 6 orang. Ruang tidur yang tersedia pada area pastori adalah 2 buah kamar tidur, sehingga ruang-ruang atap dimanfaatkan sebagai kamar tidur.

Figur 2. Foto Eksterior (kiri) dan Interior (kanan) Gedung Gereja GPdI

Figur 3. Foto Interior Ruang Tamu dan Ruang Kerja (kiri) serta Interior Ruang Pastori (kanan) Gedung Gereja GPdI

(5)

2

BAB 2 PERMASALAHAN MITRA

Setelah melakukan diskusi dengan pihak pengelola Gereja GpdI Jemaat Hossana, yaitu Bapak dan Ibu Gembala beserta 2 orang Penatua gereja, maka beberapa permasalahan terkait dengan bangunan gereja adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas ruang ibadah 2. Kapasitas ruang pendukung 3. Kapasitas kantor pekerja 4. Kapasitas pastori 5. Kapasitas parkir

1. Kapasitas ruang ibadah

Ruang ibadah saat ini telah diperbesar dengan memanfaatkan ruang garasi sehingga luas ruang ibadah adalah 11.50 x 11 m. Berdasarkan syarat kritis dimensi ruang, maka kapasitas ruang ibadah ini sesungguhnya adalah 84 orang (standar 1,5 m2/orang), namun pada kenyataannya dipaksakan kapasitasnya menjadi 150 orang. Pemaksaan kapasitas ini berdampak pada ketidaknyamanan secara thermal, visual dan audial.

Figur 4. Foto Interior Ruang Ibadah: area jemaat (kiri) dan area panggung (kanan)

2. Kapasitas ruang pendukung

Keterbatasan lahan dan ruangan, sehingga pada gedung gereja ini tidak ada ruang pendukung yang memadai. Ruang pendukung yang dimaksud disini adalah

1. Ruang prefunction (ruang peralihan menuju ruang utama)

Pada bangunan ini tidak tersedia ruang prefunction, sehingga sebelum dan setelah ibadah jemaat berkerumun di halaman (hanya lebar 2m) dan jalan di jalan lingkungan. Hal ini menimbulkan gangguan bagi lingkungan.

2. Ruang ibu dan anak (bagi jemaat yang memiliki anak balita)

Ruang ibu dan anak saat ini memanfaatkan ruang tamu dari kantor gereja berukuran 3x4 m, sedangkan jemaat yang menggunakan ruang ini adalah 20 orang (ibu dan anak). Kondisi ini sangat tidak memadai. Ruang tamu ini juga merupakan sirkulasi utama menuju area pastori, sehingga ketika ruang ini digunakan sebagai ruang ibu dan anak maka otomasi jalur sirkulasi ke area pastori terhambat.

(6)

3

3. Toilet

Pada lantai dasar bangunan ini (yang berfungsi sebagai ruang ibadah dan ruang tamu kantor) hanya memiliki 2 buah toilet. Berdasarkan standar jumlah toilet untuk bangunan umum adalah 1:40, maka kebutuhan toilet adalah 3-4 buah toilet. Kekurangan toilet ini menyebabkan antrian yang lama.

3. Kapasitas kantor pekerja

Kantor gereja yang tersedia saat ini adalah ruang tamu berukuran 3 x 4 m, pantri 3 x 3 m dan ruang kerja untuk kapasitas 1 orang berukuran 3 x 3m. Ruang tamu ini juga dimanfaatkan sebagai ruang ibu dan anak pada saat ibadah mingguan. Ruang kerja berada di lantai 2 (di area pastori) terpisah jauh dari ruang tamu dan pantri. Bagian mezanine dari ruang kerja ini dimanfaatkan untuk ruang tidur pekerja gereja. Untuk ruang kerja ini dibutuhkan kapasitas sampai dengan 4 orang serta berada dalam 1 zonasi dengan ruang tamu.

Figur 5. Foto Interior: Ruang tamu (kiri), Ruang pantry (tengah) dan Ruang kerja (kanan)

4. Kapasitas pastori

Pastori adalah area dalam bangunan gereja yang digunakan untuk tempat tinggal para pekerja gereja (gembala jemaat dan pekerja penuh waktu). Pada saat ini jumlah pekerja gereja adalah 6 orang. Ruang tidur yang tersedia hanya 2 ruang, sehingga memanfaatkan ruang-ruang bawah atap (mezzanine) untuk menjadi ruang tidur. Selain para pekerja gereja, pastori juga sering dijadikan tempat menginap bagi pendeta, pekerja atau jemaat dari luar kota. Pastori juga dilengkapi dengan ruang duduk, ruang makan dan dapur. Permasalahan yang terjadi adalah ruang-ruang yang tersedia tidak memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik serta dimensi ruang yang tidak memadai.

(7)

4

5. Kapasitas parkir

Jarak bangunan terhadap pagar lahan adalah 2m. Area ini terkadang dimanfaatkan untuk parkir motor, namun jumlahnya hanya masuk untuk 4-5 motor. Jemaat pada gereja ini banyak yang menggunakan motor, sehingga parkir motor berada di pinggir jalan dan mengganggu lingkungan.

Figur 7. Kondisi jalan lingkungan sekitar yang dimanfaatkan untuk parker motor

Selain permasalahan dari kapasitas diatas, permasalahan yang akan muncul adalah pada saat pembangunan. Pada saat pembangunan, pihak gereja mengingkan aktifitas ibadah mingguan tetap dapat berlangsung.

BAB 3 KONSEP DAN RANCANGAN

Dengan lahan yang sangat terbatas dan kebutuhan fungsional ruang yang sangat banyak maka diperlukan rancangan yang compact, efektif dan efisien serta cepat dalam proses pembangunan.

KONSEP ZONASI

Konsep zonasi sebagai berikut:

Lantai 1 (lantai dasar) dimanfaatkan untuk parkir motor, kantor gereja, ruang ibu dan anak, toilet, serta ruang penjaga gereja

(8)

5 Figur 9. Suasana Ruang Penerima di Lantai Dasar

Figur 10. Suasana Kantor Pekerja Gereja

Figur 11. Suasana Tangga Utama menuju Ruang Ibadah

Lantai 1 dimanfaatkan untuk ruang ibadah utama dengan kapasitas 200 orang Pada lantai ini ditambahkan lantai mezzanine yang berfungsi untuk ruang multimedia dan juga ruang persiapan atau ruang tambahan jemaat.

Figur 12. Denah lt. 2 (kiri) Figur 13. Denah lt. 2a – Mezzanine (kanan)

(9)

6 Figur 14. Suasana Ruang Ibadah

Lantai 2 dimanfaatkan untuk area pastori dengan ruang tidur berjumlah 5 buah, ruang duduk, ruang makan, dapur dan kamar mandi.

Pada lantai ini juga ditambahkan mezzanine yang dapat berfungsi sebagai ruang multi fungsi, misalkan ruang doa.

Figur 15. Denah lt. 3 (kiri) Figur 16. Denah lt. 3a – Mezzanine(kanan)

Figur 17. Suasana Ruang Keluarga dan Ruang Makan

(10)

7 Figur 19. Suasana Kamar Tidur Utama

Figur 20. Suasana Kamar Tidur

KONSEP FASADE

Fasade dibuat simple dan sederhana dengan pertimbangan low maintanance, sehingga material batu menjadi pilihan yang tepat digabung dengan material kaca, besi dan kayu.

Figur 21. Gambar Tampak Bangunan

(11)

8

KONSEP STRUKTUR

Material struktur yang dipilih adalah material Baja, karena ditujukan untuk pembangunan cepat. Selain itu, fungsi ibadah harus tetap berlangsung di tempat selama proses konstruksi.

Figur 23. Rencana Pembalokan

Figur 24. Rencana Pondasi

(12)

9

BAB 4 TIM PENGABDI

Tim pengabdi terdiri dari :

Ketua tim : Anastasia Maurina, ST., MT.

Program Studi Arsitektur, expertise: structure in architecture merupakan anggota Ikatan Arsitek Indonesia

Anggota tim : Ariani Mandala, ST., MT.

Program Studi Arsitektur, expertise: lighting in architecture

Irma Soebagio, ST., MT.

Program Studi Arsitektur, expertise: accoustic in architecture

Altho Sagara, ST., MT.

Program Studi Teknik Sipil, expertise: structure

Anggota tim mahasiswa:

Priska Ivena

Mahasiswa Program Studi Arsitektur

Erik

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil

BAB 6 PELAKSANAAN KEGIATAN

Rencana kegiatan perancangan gedung gereja ini adalah sebagai berikut:

Kegiatan Bulan Kegiatan

04 05 06 07 08 09 10 11 Pengumpulan data

Gagasan dan Pengembangan Rancangan Gambar prarencana

Gambar kerja Perhitungan RAB

Pembuatan laporan akhir

Pelaksanaan kegiatan perancangan gedung gereja ini adalah sebagai berikut:

Kegiatan Bulan Kegiatan

04 05 06 07 08 09 10 11 Pengumpulan data

Gagasan dan Pengembangan Rancangan Gambar prarencana

Gambar kerja Perhitungan RAB

Pembuatan laporan akhir

Pelaksanaan kegiatan lebih cepat dari yang direncanakan, karena mitra sangat suportif dan kondusif.

(13)

10

BAB 7 HASIL DAN KESIMPULAN

Dampak positif dari kegiatan pengabdian ini terhadap mitra yaitu up-dating ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai perancangan yang kompak, efektif dan efisien baik dalam penempatan ruang, pencahayaan dan penghawaan alami serta buatan dan juga teknik konstruksi.

Dengan hasil perancangan ini, mitra dapat memulai proses selanjutnya, yaitu perizinan dan proses konstruksi. Hasil rancangan ini diharapkan dapat meningkatkan produktifitas mitra dalam memberikan pelayanannya kepada jemaat/masyarakat yang dilayaninya. Sedangkan dampak positif bagi akademisi sampai tahap ini adalah peningkatan kegiatan pengembangan ilmu, teknologi dan seni di program studi. Selain itu, dampak bagi mahasiswa arsitektur adalah pengembangan softskills dan hardskills.

Gambar

Figur 1. Lokasi Gedung Gereja GPdI
Figur 4. Foto Interior Ruang Ibadah: area jemaat (kiri) dan area panggung (kanan)   2
Figur 5. Foto Interior: Ruang tamu (kiri), Ruang pantry (tengah) dan Ruang kerja (kanan)  4
Figur 7. Kondisi jalan lingkungan sekitar yang dimanfaatkan untuk parker motor
+6

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKP-1 adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan

Oleh karena itu, agar warga miskin yang ada di Kabupaten Sragen dapat menjadi peserta program jaminan sosial maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen membayarkan

Beda potensial listrik yang terjadi antara elektroda A dan B dengan jarak tertentu diubah menjadi lebih besar maka beda potensial listrik yang timbul pada elektroda M dan N

<p>•  jk ada kakek sekandung sebapak tanpa ada ahli waris yang lain, jk ada saudara lk pr sekandung atau seabapak lakukan proses hitung jumlah bagian kakek

Sebanyak empat responden (8 persen) menilai PLN sebagai perusahaan yang berupaya mencari tahu kebutuhan masyarakat yang ditunjukkan melalui aksi nyata dengan program PLTMH

ABSTRAKSI Skripsi penciptaan ini merupakan laporan yang berisikan tentang penulis berperan sebagai produser dalam mengatur lokasi pada pembuatan video promosi musikal pada

Daftar wor- ker yang dapat digunakan didapatkan dari basis data yang diakses dengan menggunakan model yang sudah di bahas pada sub-bab se- belumnya.. Selanjutnya setiap permintaan

Bila dikaitkan dengan faktor penyebab kemiskinan seseorang tidak mampu membeli bahan makanan atau bahkan memenuhi keinginan finansial, maka untuk dapat memenuhi kebutuhan