• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No.29/ 05 / 63 / Th XXI/ 5 Mei 2017

KEADAAN

KETENAGAKERJAAN

KALIMANTAN

SELATAN

FEBRUARI

2017

 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,15 juta orang, terjadi penambahan sebesar 100,18 ribu orang

dibanding Februari 2016.

 Jumlah pekerja sebesar 2,08 juta, terjadi penambahan sebesar 98,65 ribu orang dibandingkan

Februari 2016.

 TPT Kalimantan Selatan sebesar 3,53 persen, mengalami penurunan sebesar 0,10 poin

dibandingkan Februari 2016 sebesar 3,63 poin.

 Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, yaitu sebesar 35,83

persen. Sektor perdagangan adalah sektor kedua terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu

sebesar 22,77 persen.

 Menurut status bekerja, pekerja sektor formal adalah sebanyak 36,74 persen, selebihnya sebanyak

63,26 persen adalah pekerja sektor informal.

 Berdasarkan jam kerja, pekerja dengan jumlah jam kerja minimal 35 jam dalam seminggu sebesar

63,19 persen, mengalami penurunan sebesar 1,72 poin. Peningkatan persentase sebesar 1,89 poin terjadi pada pekerja dengan jumlah jam kerja 25 - 34 jam selama seminggu.

 Lebih dari setengah pekerja di Kalimantan Selatan masih berpendidikan rendah, sekitar 48,25 persen

masih berijazah SD dan 17,94 persen berijazah Sekolah Menengah Pertama. Hanya 10,87 persen mereka yang bekerja telah menyelesaikan jenjang diploma dan universitas.

 TPAK tertinggi untuk kawasan regional Kalimantan terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah mencapai

(2)

1. Angkatan Kerja, Penduduk Yang Bekerja, dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Gambaran ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan pada di awal semester pertama tahun 2017 mengalami sedikit kenaikan. Keadaan Februari 2017 jumlah angkatan kerja di Kalimantan Selatan tercatat sebanyak 2,15 juta, yang terdiri dari pekerja sebanyak 2,08 juta dan pengangguran hampir sebanyak 76 ribu orang. Selama kurun waktu Februari 2016-Februari 2017 terjadi penambahan angkatan kerja sebanyak 100,18 ribu atau mengalami kenaikan sebesar 4,88 poin. Secara komposisi kenaikan angkatan kerja terdiri dari kenaikan jumlah pekerja 98,65ribu (4,99 %) dan kenaikan jumlah penganggur sebanyak 1,53 ribu (2,06 %).

Peningkatan jumlah tenaga kerja dan jumlah pengangguran berpengaruh terhadap angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Pada kondisi Februari 2017, TPAK mengalami peningkatan sebesar 2,11 poin menjadi 73,41 persen selama periode satu tahun terakhir. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan antara jumlah pengangguran terhadap penduduk angkatan kerja. TPT Kalimantan Selatan keadaan Februari 2017 adalah 3,53 persen. Indikator ini mengalami penurunan sebesar 0,10 poin dibandingkan keadaan Februari 2016 yang sebesar 3,63 persen.

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Provinsi Kalimantan Selatan Periode Februari 2015 – Februari 2017

Rincian Februari 2015 Februari 2016 Februari 2017

[1] [2] [3] (4)

1. Penduduk Angkatan Kerja (Jiwa) 2.068.449 2.052.231 2.152.412

a. Bekerja (Jiwa) 1.968.496 1.977.837 2.076.487

b. Pengangguran (Jiwa) 99.953 74.394 75.925

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 73,21 71,30 73,41

3. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,83 3,63 3,53

4. Pekerja Tidak Penuh (jiwa) 737.158 694.226 764.389

a. Setengah Pengangguran *) (Jiwa) 203.867 182.896 174.264

b. Pekerja Paruh Waktu **) (Jiwa) 533.291 511.330 590.125

2. Lapangan Pekerjaan Utama

Sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian utama penduduk Kalimantan Selatan. Pada Februari 2017, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian sebesar 35,83 persen dari jumlah seluruh penduduk yang bekerja. Kondisi di pertanian ini mengalami penurunan sebesar 1,65 poin dibandingkan periode satu tahun lalu. Sektor lainnya yang juga mengalami penurunan adalah sektor bangunan sebesar 2,51 poin dan sektor perdagangan yang mengalami penurunan sebesar 1,70 poin. Sedangkan sektor pertambangan, sektor industri,

(3)

membaiknya harga komoditi batu bara serta harga karet di pasaran dunia berpengaruh terhadap sektor-sektor yang mengalami kenaikan penyerapan tenaga kerja tersebut bila dibandingkan keadaan setahun yang lalu.

Tabel 2

Persentase Penduduk Kalimantan Selatan Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Sektor Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2015 – Februari 2017

Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2015 Februari 2016 Februari 2017

(1) (2) (3) (4) Pertanian 39,55 37,48 35,83 Pertambangan 2,69 3,09 4,20 Industri 7,44 6,70 8,28 Bangunan 5,09 6,63 4,12 Perdagangan 24,79 24,47 22,77 Jasa Kemasyarakatan 15,02 15,84 17,57 Lainnya*) 5,42 5,79 7,23 Total 100,00 100,00 100,00

*) Sektor lainnya terdiri dari : Sektor Listrik, Gas dan Air, Angkutan dan Keuangan

3. Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari pekerja bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Sektor formal adalah pekerja dengan status berusaha dibantu dengan buruh tetap serta pekerja dengan status bekerja adalah buruh, karyawan dan pegawai. Sedangkan sektor informal adalah pekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu dengan buruh atau karyawan tidak dibayar, pekerja keluarga, pekerja bebas dan lainnya. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Februari 2017 sekitar 36,74 persen bekerja pada kegiatan formal dan sebesar 63,26 persen bekerja pada kegiatan informal. Terjadi sedikit penurunan yaitu sebesar 0,61 poin untuk pekerja sektor formal dibandingkan kondisi satu tahun yang lalu.

Dari 2,08 juta orang yang bekerja pada Februari 2017, status pekerjaan utama yang terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan sebesar 34,11 persen, diikuti berusaha sendiri sebesar 22,40 persen serta status berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar sebesar 18,04. Proporsi terkecil pekerja menurut status pekerjaan adalah mereka yang pekerja bebas sebesar 5,10 persen serta status berusaha dibantu buruh tetap sebesar 2,63 persen. Dalam satu tahun terakhir (Februari 2016–Februari 2017) kenaikan terbesar terjadi pada penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, yaitu naik sebesar 1,86 poin dan status Pekerja Bebas yaitu naik sebesar 0,40 poin.

(4)

Tabel 3

Persentase Penduduk Kalimantan Selatan Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Februari 2015 – Februari 2017

Status Pekerjaan Utama Februari 2015 Februari 2016 Februari 2017

(1) (2) (3) (4)

Berusaha sendiri 19,68 20,54 22,40

Berusaha dibantu buruh tidak tetap / Buruh Tidak dibayar 20,06 19,21 18,04

Berusaha dibantu buruh tetap / Buruh Dibayar 2,68 3,45 2,63

Buruh / karyawan / Pegawai 32,25 33,90 34,11

Pekerja bebas 4,97 5,58 5,10

Pekerja tak dibayar 20,36 17,32 17,72

Pekerja Sektor Formal 34,93 37,35 36,74

Pekerja Sektor Informal 65,07 62,65 63,26

Total 100,00 100,00 100,00

4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Penurunan penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor dengan jumlah jam kerja cukup besar seperti sektor pertanian dan sektor perdagangan seperti dibahas sebelumnya kemungkinan mempengaruhi komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja selama seminggu yang lalu. Terlihat penduduk yang dianggap

sebagai pekerja penuh waktu (full time worker) yaitu penduduk yang bekerja minimal 35 jam selama seminggu

mengalami penurunan sebesar 1,72 poin menjadi 63,19 persen dibandingkan kondisi setahun yang lalu. Sementara itu, pekerja tidak penuh (jumlah jam kerja kurang dari 35 jam selama seminggu) mengalami kenaikan menjadi 36,81 persen. Untuk pekerja dengan jumlah jam kerja 25-34 jam selama seminggu mengalami peningkatan tertinggi yaitu sebesar 1,89 poin dibandingkan setahun yang lalu.

Tabel 4

Persentase Penduduk Kalimantan Selatan Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu Februari 2015 – Februari 2017

Jumlah Jam Kerja per Minggu Februari 2015 Februari 2016 Februari 2017

(1) (2) (3) (4)

1 – 7 1,87 1,99 2,39

8 – 14 6,89 4,73 4,55

15 – 24 15,22 12,78 12,39

(5)

5. Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan

Sebagian besar pekerja di Kalimantan Selatan masih didominasi oleh mereka dengan tingkat pendidikan rendah. Pada keadaan Februari 2017, lebih dari setengah dari pekerja di Kalimantan Selatan didominasi mereka yang berpendidikan SD kebawah dan Sekolah Menengah Pertama, yaitu sekitar 48,25 persen berijazah SD dan 17,94 persen berijazah Sekolah Menengah Pertama. Selama tiga tahun terakhir pekerja berpendidikan tinggi yaitu Diploma dan Universitas memiliki kecenderungan mengalami kenaikan namun hanya sedikit diatas 10 persen. Pada keadaan Februari 2017, sekitar 10,87 persen mereka yang bekerja telah menyelesaikan jenjang diploma dan unviersitas.

Tabel 5

Persentase Penduduk Kalimantan Selatan Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Februari 2015 – Februari 2017

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Februari 2015 Februari 2016 Februari 2017

(1) (2) (3) (4)

SD Kebawah 50,43 48,03 48,25

Sekolah Menengah Pertama 18,96 18,31 17,94

Sekolah Menengah Atas Sederajat 21,38 23,61 22,94

Diploma dan Universitas 9,23 10,05 10,87

Total 100,00 100,00 100,00

6. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

Jumlah pengangguran pada Februari 2017 mencapai 76 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan menjadi 3,53 persen dibandingkan TPT Februari 2016 sebesar 3,63 persen. TPT untuk pendidikan Diploma dan Universitas mengalami penurunan. Pada Februari 2017 berada di posisi 4,28 persen, sebelumnya pada Februari 2016 berada di angka 5,24 persen. TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama Sederajat kebawah sebesar 2,76 persen. Jika dibandingkan keadaan Februari 2016, hanya TPT pada Sekolah Menengah Pertama Sederajat kebawah ini yang mengalami kenaikan, sedangkan pada jenjang pendidikan lainnya mengalami penurunan.

(6)

Tabel 6

Tingkat Pengangguran Terbuka (PT) Penduduk Kalimantan Selatan Usia 15 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Februari 2015 – Februari 2017

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Februari 2015 Februari 2016 Februari 2017

(1) (2) (3) (4)

Sekolah Menengah Pertama Sederajat kebawah 3,72 2,56 2,76

Sekolah Menengah Atas Sederajat 6,55 5,83 5,34

Diploma dan Universitas 8,88 5,24 4,28

Total 4,83 3,63 3,53

7. Keterbandingan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Mulai Februari 2015, BPS telah melakukan penghitungan angka pengangguran yang terpisah untuk estimasi Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. TPAK Februari 2017 tertinggi untuk kawasan regional Kalimantan terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah mencapai 73,64 persen dan terendah terjadi di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 65,45 persen. Dibandingkan setahun sebelumnya, hampir semua provinsi di Pulau Kalimantan mengalami kenaikan TPAK, kecuali Kalimantan Timur yang mengalami penurunan TPAK. Kenaikan TPAK tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Utara dimana terjadi lonjakan sebesar 5,37 poin. Sedangkan TPAK di Provinsi Kalimantan Timur mengalami kontraksi sebesar minus 0,61 poin. Provinsi Kalimantan Tengah memiliki TPT terendah di kawasan Kalimantan yaitu sebesar 3,13 persen. TPT Kalimantan Selatan (3,53 persen) adalah terendah dua di kawasan regional Kalimantan.

Tabel 7

TPAK dan TPT Nasional dan Regional Kalimantan Februari 2015 - Februari 2017

Provinsi

TPAK (%) TPT (%)

Februari

2015 Februari 2016 Februari 2017 Februari 2015 Februari 2016 Februari 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kalimantan Barat 70,73 70,75 72,03 4,78 4,58 4,22 Kalimantan Tengah 73,05 70,97 73,64 3,14 3,67 3,13 Kalimantan Selatan 73,21 71,30 73,41 4,83 3,63 3,53 Kalimantan Timur 67,81 66,06 65,45 7,17 8,86 8,55 Kalimantan Utara 65,70 62,96 68,33 5,79 3,92 5,17 Nasional 69,50 68,06 69,02 5,81 5,50 5,33

(7)

KONSEP DAN DEFINISI

1. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas. 2. Penduduk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan :

o Bekerja, atau

o Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, atau

o Pengangguran.

3. Penduduk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan :

o Bersekolah, atau

o Mengurus rumahtangga atau

o Melaksanakan kegiatan lainnya.

4. Bekerja adalah orang yang melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan, selama paling sedikit 1 jam berturut-turut dalam satu minggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.

5. Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja dengan kegiatan: a. Sedang mencari pekerjaan.

b. Sedang mempersiapkan usaha.

c. Penduduk yang tidak mencari pekerjaan, karena alasan merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa).

d. Sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

6. Tingkat Partisipasi Angakatan Kerja (TPAK) adalah rasio jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja.

7. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja.

8. Setengah pengangguran adalah pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain.

9. Pekerja paruh waktu adalah pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.

10. Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja.

11. Sektor pertanian meliputi subsektor pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan dan hortikultura, subsektor peternakan.

Referensi

Dokumen terkait

10 Jan 2019 Penulis diberi tugas untuk melakukan pengecekan komputer yang tidak terhubung dengan jaringan SEGOROAMARTO pada bidang Jaminan Kesehatan Daerah

Menurut saya apa yang dilakukan oleh Dani dengan men-deface KPU adalah mengakses komputer dimana data-data tentang hasil Pemilu terekam, dan pada UU RI No.36 tahun 1999 tidak

Di bidang politik, karena otonomi adalah buah dari kebijakan desentralisasi dan demokrasi, maka ia harus di pahami sebagai sebuah proses untuk membuat ruang bagi

Walaupun impedansi bukan fasor, namun karena keduanya berupa pernyataan kompleks, maka operasi-operasi fasor dapat diterapkan pada keduanya.. tegangan dan arus

:katan Dokter :ndonesia :D:6 menilai, pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi dinilai lebih efektif dan efisien menurunkan angka kesakitan dibandingkan sistem

Dapat dilihat bahwa angka porositas terbesar terletak pada spesimen B yang merupakan hasil pengecoran dari almuniun yang menggunakan media pasir cetak dengan campuran pasir

Dengan alasan tersebut peneliti membuat gagasan untuk membangun sebuah aplikasi yang bisa menyajikan informasi persebaran peserta BPJS Kesehatan, agar BPJS Kesehatan

Hal ini sejalan dengan penelitian Surawan (2015) yang menunjukkan bahwa melalui penerapan model SRL menyebabkan siswa termotivasi secara individu maupun kelompok, dan mampu