Transmisi Telekomunikasi
(TEE-361)
Pertemuan 6
Multiple Access Bagian Kedua
Multiple Access
• Pendekatan Multiple Access: – Channelization (Pengkanalan)
• Setiap user memperoleh jatah kanal => mendapat
alokasi porsi bandwidth yang konstan – Random Access => Materi Hari Ini
Random Access
• Erat kaitannya dengan MAC Sub-layer pada Lapis 2
Model TCP-IP(atau Data Link Layer pada Model OSI)
• Prinsipnya pengirim saling “berebut” (bisa jadi berebut
secara educated) untuk menggunakan kanal
• Semacam TDMA => tapi penjatahan bersifat acak • Konteks: Komunikasi Data
• Yang akan dibahas: – Aloha (Pure Aloha) – Slotted Aloha
– Carrier Sense Multiple Access – CSMA-CD
– CSMA-CA
Pure Aloha
• Dikembangkan di University of Hawaii oleh Abramson
(1970) => Sistem: AlohaNet.
• Bagaimana Multiple Users bisa mengakses shared
mediumdengan model “first come first served”
• AlohaNet: Hubungkan terminal2 pada kampus yg terletak pada pulau2 yg berbeda ke host computer yg ada di
kampus pusat (Honolulu).
• Tiap terminal menggunakan pemancar radio
• Ide simple => namun bisa diaplikasikan pada sistem di
mana user yg tak terkoordinir berebut menggunakan media yg tunggal.
Pure Aloha
• Prinsip sangat simple: Begitu suatu terminal/user memiliki
data yg harus dikirim => data langsung dikirim.
• Resiko: Terjadi tabrakan (collision) dengan frame data
terminal lain jika ada user lain yg juga kirimkan data.
• Frame data yg bertabrakan tentu rusak
• Bagaimana pengirim mengetahuibahwa frame data yg
dikirim baik2 atau rusak
– Penerima (dalam hal AlohaNet adalah komputer pusat) membroadcast ulangframe yg dikirim ke seluruh stasiun. – Stasiun pengirim mencek apakah frame yg dikirim baik2 saja.
• Jika terjadi collision, pengirim mengirimkan ulang frame yg
rusak akibat tabrakan namun harus terlebih dulu menunggu
beberapa waktu
Contention Pada AlohaNet
Protokol Pure Aloha
• Tiap host mengirimkan packet pada frekuensi f0. • Simpul Sentral mengulangi apa yg diterima dari host pada frekuensi f1.• Jika lebih dari 1 host
mengirimkan packet pada waktu yg sama => collision pada simpul sentral.
Pure Aloha
• Waktu tunggu harus acak (random)kalau tidak kedua stasiun yg paket datanya bertabrakan akan mengirim ulang paket data yg sama bersamaan lagi => collision lagi => demikian seterusnya.
• Pengacakan waktu tunggu => mencoba menyebar proses
retransmisi dari bbrp user ke waktu yg berbeda => kurangi peluang terjadinya tabrakan lagi.
• Sistem di mana beberapa user berbagi media yg sama dgn
cara yg bisa timbulkan konflik semacam ini => contention systems.
• Kerusakan yg terjadi tdk bisa disamakan dgn kerusakan
Skema Pembangkitan Frame pada
Aloha
Figure 4.1 of Computer Networks (Tanenbaum, 5th edition)
Analisis Sistem Pure Aloha
• Asumsi Analisis: Semua packet data diasumsikan berukuran
sama=> throughput sistem Aloha maksimum saat seluruh packet data berukuran sama (tdk dibahas di sini)
• Ada 2 tipe frame:
– Frame yg baru pertama kali dikirim (new frame) – Frame yg ditransmisikan ulang (retransmitted frame) • Problem pada Pure Aloha: Partial Colission dan Total
Collision.
– Total Collision: Tabrakan dengan frame user lain yg
dikirimkan tepat pada saat yg bersamaan.
– Partial Collision: Frame data suatu terminal/user
bertabrakan dgn frame user lain yg dikirimkan sesaat sebelumnyaatau sesaat sesudahnya
Analisis Sistem Pure Aloha
• Model kedatangan frame pada sistem Aloha: distribusi Poisson
– Pesat Kedatangan Frame (baik frame baru atau frame lama yg harus dikirim ulang akibat colission): G frame per frame time
– Probabilitas bahwa ada kframe yg dicoba utk
ditransmisikan (oleh stasiun yg berbeda) dalam 1 frame time:
P r[k percobaan transmisi dalamt] = G k k!e
¡G; k= 0;1;2; : : :
• Asumsi: Waktu untuk mentransmisikan sebuah frameadalah
t (waktu yg diperlukan mulai sejak awal frame tinggalkan terminal hingga akhir frame meninggalkan terminal)
• Sebut t sebagai Frame Time
Analisis Sistem Pure Aloha
• Dari gambar di atas: Sebuah frame X (frame warna abu2)
tidak akan mengalami tabrakan jika tidak ada frame lainnya yg dikirim dalam selisih waktu 1 frame time dari titik waktu awal pengiriman frame X.
• Ingat t: waktu untuk transmisikan 1 frame.
• Jika user lain MULAImentransmisikan sebuah frame antara
waktu t0sampai t0+ t, bagian belakang frame ini bertabrakan dengan bag awal frame X.
• Problem: Terminal pengirim frame X tidak pernah cek
mediabahwa sudah ada terminal lain yg sedang pakai media
• Jika user lain MULAI mentransmisikan frame antara t
0+ t sampai t0 + 2t => bagian depan frame ini bertabrakan dgn
bag akhir frame X.
Analisis Sistem Pure Aloha
• Tampak bhw tabrakan tidak akan terjadi jika: – Pada interval t
0sampai t0+ t hanya ada 0 frame yg ditransmisikan
– Pada interval t
0+ t sampai t0+ 2t, hanya 1 frame yg ditransmisikan
•
Untuk kasus ini:
P r[0 percobaan transmisi pada t0 hingga t0+t]£
P r[1 percobaan transmisi pada t0+t hinggat0+ 2t]
= G 1 1!e ¡G £ G 0 0! e ¡G =Ge¡2G
Analisis Sistem Pure Aloha
• Nilai di atas disebut Throughput: Probability of
successful transmission during minimum possible period.
• Periode minimum yg dimaksud di atas adalah 2t (2 kali
frame time)
• Throughput Pure Aloha: S=Ge-2G.
• Throughput Maksimum diperoleh saat: e-2G-2Ge-2G = 0 => G=0,5. Saat G=0,5 => S=1/(2e)=0,184.
• Utilisasi Kanal Cuma 18,4%! • Atasi dengan Slotted Aloha
Slotted Aloha
• Packet diasumsikan konstan dan menduduki 1 time slot. • Dari Figure 4.2 di atas => Paket berwarna abu-abu hanya
bisa bertabrakan dgn paket user lain yg juga
ditransmisikan mulai tepat t0 + t dan berakhir tepat t0 + 2t • Vulnerable periodhanya berlangsung selama t (tidak lagi
• Membagi dimensi waktu dalam time slot-time slot. • Setiap time slot berkaitan dengan sebuah frame.
• Tiap user/terminal harus terus memantau kapan awal dan
akhir time slotserta hanya diperbolehkan mulai mengirimkan frame tepat di awal time slot
Analisis Sistem Slotted Aloha
• Tampak bhw tabrakan tidak akan terjadi jika: – Pada interval t
0sampai t0+ t hanya ada 1 frame yg ditransmisikan
• Untuk kasus ini Throughput Sadalah:
S =P r[1 percobaan transmisi pada t0 hingga t0+t] = G
1
1! e
¡G=Ge¡G
• Ingat definisi Throughput: Probability of successful
transmission during minimum possible period.
• Periode minimum yg dimaksud sekarang adalah t(1 kali frame time)
Aloha vs Slotted Aloha
Analisis Sistem Slotted Aloha
• Throughput Slotted Aloha: S=Ge-G.
• Throughput Maksimum diperoleh saat: e-G-Ge-G = 0 => G=1. Saat G=1 => S=1/(e)=0,368.
• Utilisasi Kanal sekarang menjadi 36,8%!
• Problem pada Pure Aloha dan Slotted Aloha
– User/Terminal mengirim paket TANPA MENCEK
TERLEBIH DULUapakah kanal sedang digunakan untuk transmisi packet data oleh terminal lain atau tidak.
• Kejanggalan pada Analisis Aloha dan Slotted Aloha – Waktu propagasi paket dari terminal sumber ke terminal
tujuan sepertinya dianggap bisa diabaikan. Hanya waktu transmisi yg diperhitungkan!
Analisis Sistem Slotted Aloha
• Kejanggalan pada Analisis Aloha dan Slotted Aloha – Ada kemungkinan pula waktu propagasi paket
dianggap sama(terminal host dianggap berjarak sama dengan simpul sentral)
– Dalam kasus di atas (equidistant), waktu propagasi
bisa dianggap sudah menjadi bagian dari waktu transmisi => untuk kasus Slotted Aloha, ini berarti
time slot sudah sama dgn waktu transmisi packet + waktu propagasi dari sumber ke tujuan.
Analisis Sistem Slotted Aloha
Figure 4.3 of Computer Networks (Tanenbaum, 5th edition)
Carrier Sense Multiple Access (CSMA)
• Cara atasi rendahnya throughput Aloha/Slotted Aloha:
Cegah transmisi yg pasti akan sebabkan tabrakan.
• CSMA: Sense the medium for the presence of a carrier
signal => Is there any ongoing transmission? => Cek apakah medium sedang digunakan untuk proses transmisi oleh terminal lain.
• Gambar Slide Berikut:
– Bila Terminal A ada di satu ujung dan butuh t
propuntuk capai ujung ekstrim yg lain
– Butuh maksimum t
proppula untuk beritahu terminal lain bahwa terminal A sedang pakai media
Carrier Sense Multiple Access
(CSMA)
Figure 6.19 of Communications Network (Leon-Garcia & Widjaja)
Carrier Sense Multiple Access (CSMA)
• Vulnerable Period adalah waktu propagasi t
propini => Dalam waktu inilah bisa tiba-tiba muncul paket data yg dikirimkan oleh terminal selain A yg belum sempat tahu bahwa A sedang memakai media.
• Bila dalam waktu propagasi t
prop ini tidak ada satu terminal
pun selain Ayg tiba2 kirimkan packet data: • A berhasil menguasai/menduduki medium.
• Seluruh stasiun sudah tahu bahwa A sedang gunakan medium • Pada titik waktu ini, Colission sudah tak mungkin terjadi.
• Berdasar kelakuan stasiun2 saat memiliki paket yg harus
1-Persistent CSMA
• Stasiun2 dengan paket siap ditransmisikan akan
melakukan sensing terhadap kanal.
• Jika kanal sedang sibuk dipakai => mereka tetap
melanjutkan proses sensing hingga kanal tidak dipakai lagi (idle)
• Begitu kanal tidak dipakai, stasiun2 tersebut langsung
mengirimkan packet data.
• Jika lebih dari 1 kanal yg melakukan proses penungguan
kanal saat kanal dipakai hingga kanal menjadi tersedia, maka tabrakan pasti terjadi.
1-Persistent CSMA
• Tabrakan masih sering terjadi:
– Bayangkan 2 stasiun yg mulai siap mengirim data saat stasiun ke-3 sedang menggunakan media transmisi. – Keduanya akan menunggu hingga transmisi stasiun ke-3
selesai melakukan transmisi.
– Keduanya akan langsung memulai transmisi begitu statiun ke-3 selesai => Collision!
• Stasiun yg mengalami colission akan mengeksekusi
algoritma Backoff untuk menentukan secara random kapan stasiun tsb akan melakukan sensing lagi thd kanal.
• Disebut 1-Persistent CSMA => karena saat kanal idle,
stasiun yg melakukan sensing kanal langsung kirim packet data dengan probabilitas 1.
Non-Persistent CSMA
• Berusaha mengurangi terjadinya tabrakan.
• Stasiun2 dengan paket siap ditransmisikan akan melakukan
sensing terhadap kanal.
• Jika kanal idle => stasiun langsung kirim packet • Jika kanal sedang sibuk, stasiun2 tsb langsung
mengeksekusi algoritma backoff untuk menghitung secara random waktu berikut di mana mereka akan melakukan sensing lagi.
• Harapan: Stasiun2 di atas akan mendapatkan keluaran
algoritma backoff yg berupa waktu start melakukan sensing lagi yg berbeda2.
• Kelemahan: Extra delay
p-Persistent CSMA
• Stasiun2 dengan paket siap ditransmisikan akan
melakukan sensing terhadap kanal.
• Jika kanal idle, stasiun akan memutuskan untuk memulai
transmisi dengan probabilitas p dan memutuskan untuk menunda transmisi selama tunda propagasi tpropdgn probabilitas q=1-p.
• Jika kanal sibuk, stasiun terus menunggui hingga kanal
idle. Begitu kanal idle proses di atas dilakukan lagi (putuskan mulai transmisi dgn probabilitas p dan tunda transmisi dgn probabilitas 1-p)
p-Persistent CSMA
• Jika stasiun memutuskan untuk menunda transmisi selama
tprop, maka saat waktu penundaan tpropselesai dilalui, proses di atas diulangi lagi (putuskan mulai transmisi dgn
probabilitas p dan tunda transmisi dgn probabilitas 1-p)
• Process ini diulang hingga akhirnya frame diputuskan untuk
ditransmisikan atau stasiun yg lain yg memulai transmisi.
• Untuk kasus terakhir (stasiun lain yg beruntung memulai
transmisi), stasiun yg tak beruntung di atas berkelakuan seola-olah ada tabrakan (collision).
Perbandingan Aloha vs CSMA
CSMA-CD (CSMA with Collision
Detection)
• Dipakai oleh Jaringan Ethernet (IEEE 802-3)
• Sebagaimana pada CSMA umumnya, pada CSMA-CD: – stasiun yg akan kirimkan data harus mencek dulu apakah
shared medium sedang digunakan atau tidak (listen before transmit / carrier sense)
– Setelah suatu stasiun telah memastikan bahwa shared
media sedang tidak digunakanmaka stasiun tersebut dapat mengirimkan data
• Pada CSMA biasa dan Aloha, saat tabrakan terjadi,
transmisi masih diteruskan (meski sdh jelas packet/frame data telah rusak)
CSMA-CD
• Jumlah bandwidth yg terbuang bisa dikurangi jika: – Ada mekanisme yg bisa mendeteksi terjadinya
tabrakan
– Begitu tabrakan telah terdeteksi, stasiun hentikan
transmisi (transmisi tidak dilanjutkan)
– Kedua fasilitas inilah yg tersedia pada teknik
CSMA-CD
• Sambil mengirimkan frame data, stasiun pengirim tsb juga
mendengarkan apakah ada stasiun lainnya yang juga mengirimkan data pada saat yang sama.
• Jika terjadi collision (ada kejadian 2 buah atau lebih
Carrier Sense dan Collision
Detection/Backoff
• Saat collision terjadi, stasiun yang mengirimkan data,
untuk sesaat saja terus melanjutkan pengiriman data yang disusul denganpengiriman jamming (32-bit jam untuk Ethernet)
• Short Jamming: menginformasikan stasiun lain bahwa
collision telah terjadi
• Setelah Short Jamming selesai dikirim, transmisi
dibatalkan seluruhnya
• Algoritma Backoff dijalankan untuk menentukan
penjadwalan proses sensing kanal (carrier sense) berikutnya.
Ethernet: MAC Rules dan
Collision Detection/Backoff
Ethernet Timing
Tabel di atas merepresentasikan
waktu yang
diperlukan
untuk mentransmisikan
sebuah bit
Ethernet Timing (2)
• Hal ini mengindikasikan perlunya ditetapkansyarat panjang
minimum suatu frame agar jika ada collision makacollision
tersebut selalu dapat dideteksisebelum suatu stasiun selesai
mengirimkan seluruh data
• Syarat CSMA-CD:Waktu yang diperlukan untuk mengirimkan seluruh data > waktu propagasi data pada saluran transmisi
• Dari tabel di atas, tampak bahwa masing2 teknologi
memerlukan waktu yang berbedauntuk mengirimkan 1 buah bit
• UntukJaringan Ethernet dengan UTP, panjang segment
maksimum adalah 100 m (cepat rambat pulsa via kabel ini adalah20.3 cm per nano-sec)
Syarat CSMA-CD
• Waktu yang diperlukan untukmengirimkan data dimulai dari bagian yang paling awal hingga bagian yang paling akhirHARUS > waktu tunda propagasi datapada saluran transmisi (Jadi jarak antar stasiun tidak boleh terlampau jauh)
Syarat CSMA-CD (2)
• Pada gambar di atas, tampak bahwasebelum seluruh data
dikirimkan dari stasiun A, ternyatabagian data yang paling awal(paling depan) sudah sampaidi stasiun B.
• Akibatnyajika terjadi tumbukanpada data yang dikirimkan
oleh A, makaA pasti akan tahukarenatumbukan tersebut pasti terjadi sebelum A selesaimengirimkan data.
• Jadi prinsip dari CSMA/CD adalah semua bisa mengakses
dengan mendengar jika terjadi tabrakan (prinsipnya tumbukan diperbolehkan asal ketahuan)
Ukuran Frame Ethernet
Minimum
•
Standar Ethernet menetapkan bahwa
proses
transmisi
suatu frame
tidak boleh kurang
dari
slot time
.
•
Tabel berikut merepresetasikan besarnya
•
Hal ini berarti untuk
10 Mbps Ethernet
,
waktu
transmisi minimum
adalah 512 bit-times = 512 x
100 ns = 51.2 microsecond
•
Hal ini juga berarti bahwa untuk 10 Mbps Ethernet,
ukuran frame minimum
adalah 64 oktet (64 bytes =
512 bit)
Ukuran Frame Ethernet
Minimum (2)
Ethernet: Interframe Spacing dan
Backoff
•
Setelah sebuah frame
selesai ditransmisikan
oleh
salah satu stasiun dalam shared medium:
• stasiun2 dlm shared medium tsb harusmenunggu jeda waktu tertentusebelum dapat melakukan
Ethernet: Interframe Spacing and
Backoff
• Jeda waktu tersebut dikenal denganInterframe Spacing,
yang besarnya adalah96 bit-times.
• Ukuran bit-times untukmasing2 teknologib
erbeda-bedatergantung speed-nya (lihat tabel pada slide sebelumnya)
• Semakin tinggi speednya, besarnya interframe spacing
semakin kecil (misal untuk 10 Gbps, besarnya interframe spacing hanya 96 * 1 bit-times untuk 10 Gbps = 0.0096 ns)
• Artinya ada resiko bahwagap antar frame pada high speed Ethernetkurang jelas terdeteksi oleh penerima
Ethernet: Algoritma Back-off
• Besarnya waktu tunggu tambahan tersebut dikenal dengan
backoff waiting period
• Besarnya backoff waiting period untuk tiap stasiun adalah
semi randomdanbisa berbedauntuk tiap-tiap stasiun yang menyebabkan terjadinya collision tadi
• Ketikaterjadi collision, seluruh stasiun harus menunggu selamafull interframe spacingpasca collision sebelum bisa menggunakan shared medium
• Khususstasiun2 yang menyebabkan terjadinya collision,
adawaktu tunggu tambahan di sampingfull interframe spacing
Ethernet: Algoritma Back-off
• Pada dasarnya memang diharapkan bahwaback-offwaiting periodyang berbeda-bedauntuk tiap stasiun2 yang menyebabkan collision => shgmemperkecil peluang terjadinya collisionberikutnya
• Formulauntuk menghitungback-off waiting period
adalah
– Backoff period = r * slot-time
– Dengan r adalah bilangan bulat dan 0 <= r < 2k
– Dan k adalah jumlah percobaan backoff
Ethernet: Algoritma Back-off
•
Jumlah percobaan backoff maksimum
adalah 16
kali setelah itu suatu stasiun akan berhenti melakukan
percobaan dan
sub-lapisan MAC
akan melaporkan
terjadinya
excessive collision
pada lapisan di atasnya
•
Harga k max
adalah 10 artinya harga k = 10 untuk 6
Ethernet: Collision Handling
• Gambar pada slide sebelumnya menunjukkan bahwa, stasiun
1 telah berhasil mentransmisikan sebagian besar frame sebelum bagian awal frame tibadi ujung akhir segment (tempat di mana stasiun 2 berada)
Ethernet: Collision Handling (2)
• Saat mulai mentransmisikan datanya, stasiun 2 belum
menerima bit pertamadari frame yang dikirimkan oleh stasiun 1.
• Stasiun 2 hanya berhasil mengirimkan beberapa bit sebelum
akhirnya dia menerima bit pertama dari stasiun 1 (di sini stasiun 2 mendeteksi terjadinya collision)
Ethernet: Collision Handling (3)
• Setelah pengiriman 32-bit jam signal, stasiun 2
menghentikan seluruh prosestransmisi data
• Sementara itu, stasiun 1 masih melanjutkan proses
transmisidata (belum menyadari bahwa telah terjadi collision)
• Stasiun 2 terus melanjutkan pengiriman data selama
beberapa saat sebelum akhirnya menghentikan
pengiriman tsb. Stasiun 2 mengirimkan32-bit jam-signal guna memberitahukan ke seluruh stasiun bahwatelah terjadi collision
Ethernet: Collision Handling (4)
• Saat sebagian data yang terlanjur dikirimkan (collision
fragment) oleh stasiun 2 tiba di stasiun 1, stasiun 1 menyadari terjadinya collision
• Stasiun 1 akhirnyamenghentikan proses transmisi frame-nya danmengirimkan 32-bit jam signalyang memberitahukan ke seluruh stasiun bahwa telah terjadi collision
• 32-bit jam signaldapat berupabit-bit dengan pola
CSMA-CD dan Media Nirkabel
• CSMA-CD dirancang untuk media kabel
• Deteksi Collision yg terpenting adalah Collision pada sisi
penerima:
– Penerima yg akan proses data
– Rusak tidaknya data yg diterima tergantung pada
collision di sisi penerima
• Media Kabel: Deteksi collision pada sisi penerima hampir
ekivalen dgn deteksi collision pada sisi pengirim
– Panjang kabel biasanya terbatas
– CSMA-CD dipakai pada jaringan LAN dgn jangkauan pendek – Kuat sinyal hampir sama pada seluruh bagian kabel (sisi
pengirim maupun penerima)
CSMA-CD dan Media Nirkabel
• Pada jaringan nirkabel, kuat sinyal jatuh proporsional dgn
kuadrat jarak.
• Attenuasi dan Fading memperburuk situasi
• Deteksi collision pada sisi pengirim tidak ekivalen dgn
deteksi collision pada sisi penerima
• Hidden Terminal dan Exposed Terminal Problem • Hidden Terminal Problem (lihat slide berikut)
– Stasiun S sedang mentransmisikan packet data ke Stasiun R. – Seluruh Stasiun lain yg berada dalam coverage Stasiun S
menerima isyarat dari Stasiun S shg mereka tahu bahwa media sedang dipakai oleh S => mereka tidak lakukan
Hidden Terminal Problem
• Stasiun H di luar coverage stasiun S. Isyarat dari Stasiun S
terlalu lemah untuk dideteksi oleh H
• Bila H punya frame data untuk dikirim, H akan simpulkan
bahwa media tidak dipakai (idle).
Hidden Terminal Problem
•
H mulai transmisikan frame data (bisa ditujukan
untuk R atau untuk stasiun yg lain)
•
Terjadi collision pada sisi stasiun R antara frame data
dari S dan frame data dari H!
•
S tidak bisa deteksi terjadinya Collision di R dan
tetap saja meneruskan proses transmisi.
Exposed Terminal Problem
• Stasiun S sedang mentransmisikan packet data ke Stasiun
R.
• Stasiun E berada dalam coverage Stasiun S menerima
isyarat dari Stasiun S shg E tahu bahwa media sedang dipakai oleh S => E tidak lakukan transmisi
Exposed Terminal Problem
• E perlu kirim frame data ke stasiun lain katakanlah F. • F berada di luar coverage S
• Kalau kita gambar lingkaran yg menggambarkan coverage
dari E (dg luas coverage sama dg coverage S) maka R tidak akan berada dalam coverage E.
• Andai E tetap kirim frame data ke F, sebetulnya interferensi E
pada penerimaan oleh R bisa diabaikan (R tidak dengar E)
• Interferensi S pada penerimaan oleh F juga bisa diabaikan
(karena F tidak dengar S)
• Jadi seharusnya E tetap kirim frame ke F => namun tidak
CSMA with Collision Avoidance (CSMA-CA)
• Saat stasiun mendeteksi bahwa kanal tidak digunakan =>
stasiun mengirimkan pesan RTS (Request To Send)
• RTS (Request To Send): pengirim meminta ijin dari penerima
untuk mentransmisikan frame atau packet ke penerima
• Bila Receive juga mendeteksi bahwa kanal tidak dipakai =>
penerima membalas dengan pesan Clear to Send
• CTS (Clear To Send): penerima memberikan ijin pada
pengirim untuk mengirimkan datanya begitu penerima siap menerima data.
• Isi pesan RTS-CTS: alamat stasiun pengirim, alamat stasiun
penerima, ukuran paket
CSMA-CA
• Metode ini diadopsi di IEEE 802.11 (Media Access Control
untuk Wireless LAN)
• Bagaimana RTS/CTS mengatasi Masalah Hidden Terminal?
• H dan S sama2 akan kirim paket data ke R
• S lebih dulu kirim pesan RTS ke R
• H kirim RTS juga ke R
• Namun R hanya akan balas RTS dari S dgn CTS
• Balasan CTS dari R untuk S terdengar oleh H
• H tunda transmisi frame (karena tidak dapat CTS dari R dan
CSMA-CA
• Bagaimana RTS/CTS mengatasi Masalah Exposed Terminal? • S akan kirim paket data ke R • E akan kirim paket data ke F di
mana F ada di luar coverage S
• S kirim pesan RTS ke R • E kirim pesan RTS ke F • R balas RTS dari S dgn CTS. • F balas RTS dari E dgn CTS
• CTS dari R tidak terdengar oleh E => E tetap bisa gunakan media
untuk kirim paket data ke F
• CTS dari F tidak terdengar oleh S => S tetap bisa gunakan media
untuk kirim paket data ke R