• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN FURNITURE PT. PANDU WIRA BOJONEGORO S K R I P S I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN FURNITURE PT. PANDU WIRA BOJONEGORO S K R I P S I"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PT. PANDU WIRA

BOJONEGORO

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu

Jurusan Akutansi

Oleh :

Oleh :

NURDIANA KARTIKA RAHMAWATI 2007310248

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

(2)

PT. PANDU WIRA

BOJONEGORO

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu

Jurusan Akuntansi

Oleh :

NURDIANA KARTIKA RAHMAWATI 2007310248

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

S U R A B A Y A

(3)

PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI

Nama : Nurdiana Kartika Rahmawati Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 05 Juni 1989

N.I.M : 2007310248

Jurusan : Akutansi

Program Pendidikan : Strata 1

Konsentrasi : Akutansi Keuangan

Judul : Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro

Disetujui dan diterima baik oleh : Dosen Pembimbing,

Tanggal : ...

( Triana Mayasari,SE.,M.Si.,Ak. ) Ketua Jurusan Akutansi,

Tanggal : ...

(4)

1. Latar Belakang Masalah

Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku. Dalam suatu perusahaan, pengendalian internal mutlak diperlukan bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.

PT. Pandu Wira adalah perusahaan manufaktur yang cukup besar, yang bergerak dalam bidang industri furniture atau mebel, perabotan rumah tangga dan kerajinan serta industri pengolahan segala jenis kayu dan rotan serta pengergajian. Ada atau tidaknya persediaan akan mempengaruhi proses produksi dan penjualan. Untuk itu agar tidak terjadi kesalahan dalam pembelian barang dan kemungkinan penyelewengan maka diperlukan suatu sistem pengendalian intern terhadap persediaan bahan baku utamanya, yaitu kayu.

Persediaan mempunyai arti penting dalam suatu perusahaan karena akan mempengaruhi tingkat produksi maupun penjualan. Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan bahan baku atau semakin cepat perputaran persediaan bahan baku berarti makin pendek tingkat dana dalam persediaan sehingga dibutuhkan dana yang relatif kecil. Sebaliknya

(5)

semakin rendah tingkat perputaran atau semakin lambat perputaranya berarti semakin panjang terikatnya dana dalam persediaan. Hal ini juga akan berpengaruh pemenuhan dana berasal dari luar perusahaan yang harus menanggung biaya bunga dan besarnya bunga akan ditentukan lama pendeknya pengembalian pinjaman (Indriyo Gitosudarmo, 2002: 93).

Pada perusahaan manufaktur, masalah yang sering dihadapi adalah masalah kelancaran proses produksi berupa penangganan persediaan bahan baku yang tepat agar tidak terjadi kelebihan serta kekurangan bahan baku, perusahaan harus dapat mengelola persediaan yang dimiliki sebaik mungkin sesuai dengan kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan. Untuk menjamin agar pengelolaan persediaan sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan, maka dibutuhkan suatu sistem yang manpu menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Salah satu sistem tersebut adalah sistem pengendalian iternal persediaan bahan baku pada perusahaan itu sendiri. Persediaan yang ada pada perusahaan mebel adalah persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penelitian-penelitian lebih lanjut terhadap sistem pengendalian internal persediaan bahan baku, tujuan diterapkannya sistem adalah agar tujuan perusahaan tercapai. Sedangkan tujuan dari sistem pengendalian internal persediaan bahan baku adalah agar proses terselengaranya persediaan bahan baku berjalan dengan lancar karena dengan penerapan sistem persediaan bahan baku maka perusahaan akan mendapat manfaat yang besar. Manfaat sistem persediaan bahan baku antara lain jalannya

(6)

penyelenggaraan persediaan bahan baku akan menjadi teratur, adanya bagian yang bertanggung jawab untuk masing-masing bagian. Sedangkan tujuan dari sistem persediaan bahan baku adalah agar proses terselenggarakanya persediaan bahan baku berjalan dengan lancar karena dengan penerapan sistem persediaan, maka perusahaan akan mendapat manfaat yang besar.

Secara lengkap penelitian ini akan memaparkan hasil penelitian pada “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro” dimulai dari latar belakang penelitian, konsep teori yang mendasari penelitian dan analisis hasil pengujian, serta kajian terkait dengan riset-riset yang telah ada sebelumnya, kemudian dievaluasi untuk mengetahui apakah sistem penggendalian intern atas persediaan telah diterapkan secara efektif atau belum pada perusahaan tersebut.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah “Bagaimana Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro?”.

(7)

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang akan dibahas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana evaluasi pengendalian intern terhadap sistem persediaan bahan baku pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki sistem pengendalian interen persediaan bahan baku yang ada sehingga sistem pengendalian intern dapat ditingkatkan dan jalannya penyelenggaraan persediaan akan menjadi teratur.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai bahan untuk menambah wawasan dan dalam menerapkan teori yang diperoleh semasa perkuliahan guna memecahkan masalah yang akan dihadapi dalm kondisi nyata di suatu perusahaan. c. Bagi Pembaca

Sebagai referensi untuk melakukan penelitian berikutnya d. Bagi STIE Perbanas Surabaya

Untuk menambah khasanah perpustakaan, khususnya untuk jurusan akuntansi sebagai bahan penelitian berikutnya.

(8)

5. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Sumber data berasal dari internal berupa data primer sedangkan metode penggumpulan data menggunakan studi literatur dengan cara mengumpulkan dan mempelajari tujuan teoritis dan studi lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan metode kuisoner, wawancara dan dokumentasi. Dari berbagai data yang terkumpul pada penelitian akan diolah, dianalisis, dan diperbandingkan dengan landasan teori yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan. Selanjutnya dari hasil analisis perbandingan tersebut ditarik kesimpulan dan sebagai langkah perbaikan diberikan beberapa saran yang sekiranya dapat dilakukan dan bermanfaat bagi perusahaan. Analisis atau semua data yang terkait akan diinterprestasikan dalam bentuk kualitatif dengan struktur penulisan yang bersifat deskriptif.

6. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Untuk menguji ketelitian pencatatan akuntansi yang diselengarakan oleh bagian akuntansi, keandalan penyimpanan barang di gudang yang diselengarakan oleh bagian gudang, dan untuk mencegah atau mengurangi adanya kecurangan atau penggelapan serta pencatatan fiktif, diperlukan suatu sistem perhitungan fisik persediaan. Unsur-unsur pengendalian intern perhitungan fisik persediaan dapat dikatakan sudah berjalan secara efektif berdasarkan adanya beberapa bukti-bukti dokumen atau buku catatan perhitungan fisik yang ada pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro.

(9)

Kriteria yang digunakan untuk menilai efektif atau tidaknya evaluasi pengendalian intern atas persediaan bahan baku dihitung berdasarkan masing-masing kelompok pertanyaan dan apabila semakin banyak jawaban “Ya” dengan persentase 100%, maka dapat diartikan bahwa penerapan sistem pengendalian intern pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro telah diterapkan secara efektif, tetapi apabila semakin banyak jawaban “Tidak” dengan prosentase 50% atau kurang dari 50%, maka dapat diartikan bahwa sistem penggendalian intern tidak diterapkan secara efektif,

Hasil dari pengisian daftar pertanyaan (kuisoner) pengendalian intern atas persediaan bahan baku pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

HASIL DAFTAR PERTANYAAN KUISIONER

No. Unsur Jumlah Jumlah Total Jawaban Persentase

Pengendalian Responden Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Ya Tidak

1 Organisasi 18 4 72 72 0 21 0 2 Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 18 6 108 90 18 26 6 3 Praktik Yang Sehat 18 5 90 58 32 15 11 4 Karyawan Yang Kompeten 18 4 72 57 15 17 4 Jumlah 19 342 79 21

Sumber : Kuisioner Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro Setelah dilakukan evaluasi terhadap sistem pengendalian intern dan berdasarkan dari hasil wawancara dan kuisoner yang diajukan ke perusahaan,

(10)

maka pengendalian intern pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro adalah sebagai berikut:

A. Organisasi

Struktur organisasi digunakan untuk memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira adalah berbentuk fungsional. Sifat khusus organisasi ini adalah terdapatnya kesatuan komando yang mengalir dari puncak pimpinan hingga bawah dimana pimpinan tetap memegang kendali atas keseluruhan bagian-bagian. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap transaksi. Sehingga diperlukan pemisahan fungsi untuk mencegah terjadinya kecurangan di dalam perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara dari responden untuk mengetahui apakah terdapat pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar bagian di perusahaan tersebut, yang didukung dengan jawaban kuisioner yang telah dibagikan kepada delapan belas (18) responden, terdapat empat (4) pertanyaan yang diajukan, bahwa 21% menyatakan bahwa sistem pengendalian intern persediaan bahan baku pada perusahaan Furniture PT. Pandu Wira dilihat dari struktur organisasi yang telah dilakukan telah memenuhi kriteria sistem pengendalian intern yang baik dan diterapkan secara efektif.

B. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro merupakan suatu alat bagi manajemen untuk

(11)

mengadakan pengawasan terhadap operasional dan transaksi yang terjadi. Pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro, setiap transaksi yang terjadi atas dasar otorisasi dari pihak yang memiliki wewenang untuk mengotorisasi atau menyetujui terjadinya suatu transaksi. Pimpinan memegang kendali atas keseluruhan bagian-bagian, oleh karena itu, segala bentuk traksaksi harus berdasarkan persetujuan pimpinan.

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner yang telah dibagikan kepada delapan belas (18) responden beserta adanya beberapa bukti-bukti dokumen, contonya LPP (Lembar pengajuan persetujuan), LPPB (Lembar Permintaan Pengadaan Barang), BPPB (Bukti Permintaan Pembelian Barang), PO (Surat Pemesanan Pembelian), Surat Bukti Penerimaan Barang, Surat Jalan, Faktur Dan Nota, yang bertujuan untuk untuk mengetahui apakah sistem otorisasi dan prosedur pencatatan telah dilaksanakan secara efektif pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat enam (6) pertanyaan yang diajukan memiliki persentase jawaban “Ya” sebanyak dua puluh enam persen (26%) atas pertanyaan mengenai adanya unsur sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, sedangkan jawaban enam persen (6%) bukan berarti tidak memadai melainkan masih perlu adanya perbaikan terhadap sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang telah diterapkan pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro. C. Praktik Yang Sehat

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner yang telah dibagikan kepada delapan belas (18) responden beserta adanya beberapa bukti-bukti

(12)

(dokumen) yang bertujuan untuk mengetahui apakah praktik yang sehat telah dilaksanakan secara efektif pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat lima (5) pertanyaan yang diajukan memiliki persentase jawaban “Ya” sebanyak lima belas persen (15%), sedangkan jawaban “Tidak” sebanyak sebelas persen (11%). Berdasarkan hasil kuisoner tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan unsur praktik yang sehat di dalam perusahaan belum atau tidak berjalan secara efektif, sehingga diperlukan adanya perbaikan terkait praktik yang sehat yang telah diterapkan di Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro.

D. Karyawan yang Kompeten

Karyawan yang kompeten adalah karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. Untuk dapat melaksanakan unsur-unsur pengendalian intern di suatu perusahaan, sepeti struktur organisasi pemisahan fungsi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten, jujur dan memiliki skill atau keterampilan sehingga unsur-unsur tersebut dapat terselengara dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner yang telah dibagikan kepada delapan belas (18) responden atau dengan persentase tujuh belas persen (17%) beserta adanya beberapa bukti-bukti yang bertujuan untuk mengetahui apakah unsur karyawan yang kompeten diterapkan secara efektif pada unsur karyawan yang kompeten, maka dapat disimpulkan bahwa dari empat (4) pertanyaan yang diajukan menyatakan bahwa, dalam rangka pengembangan mutu sumber daya manusia serta perekrutan karyawan baru membutuhkan

(13)

suatu proses yang penuh seleksi hal ini bertujuan agar didapakan mutu dan kompetensi yang maksimal dari karyawan yang ada. Hal tersebut sudah dapat dikatakan bahwa penerapan unsur sistem pengendalian intern pada karyawan yang kompeten sudah berjalan secara efektif.

7. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan kepada Pimpinan, Devisi umum, Devisi produksi, Devisi pemasaran, serta beberapa staf terkait dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem pengendalian intern atas persediaan bahan baku pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro sudah dijalankan dengan baik dan efektif. Kesimpulan dari hasil penelitian pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro adalah sebagai berikut :

1. Struktur organisasi dan pemisahan fungsi pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro dapat dikatakan berjalan efektif. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bagian pengadaan yang mengadakan pemesanan pembelian bahan baku, bagian peralatan dan perbekalan yang bertugas melakukan stock opname atau pemeriksaan terhadap jumlah fisik persediaan, lalu bagian gudang yang bertugas menerima barang pesanan dari supplier, menyimpan barang di gudang, mengitung persediaan fisik yang ada di gudang, serta melakukan pencatatan terhadap jumlah fisik persediaan di gudang, dan adanya fungsi pencatatan yang dilakukan oleh bagian akuntansi.

2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang ditetapkan Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro dapat dikatakan efektif. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemberian otorisasi dan pencatatan yang dilakukan pihak

(14)

yang bertanggung jawab penuh terhadap transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan, sehingga dapat meminimalisasi adanya kesalahan pencatatan ataupun kecurangan yang mungkin dilakukan oleh karyawan ataupun supplier yang terkait dengan proses pembelian dan persediaan bahan baku di Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro. Pemakaian kartu stock barang yang efektif akan memudahkan bagian gudang untuk mengetahui apakah stock barang yang akan digunakan masih ada, sehingga dapat menghindari adanya kekurangan ataupun kelebihan persediaan bahan baku. 3. Praktik yang sehat yang diterapkan oleh Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira

Bojonegoro dapat dikatakan belum efektif atau Tidak efektif, dilihat dari beberapa kelemahan, yaitu:

a. Pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro belum menggunakan dokumen bernomer urut tercetak sehingga memungkinkan terjadinya pembuatan surat pembelian rangkap dengan transaksi yang sama, dan dapat menimbulkan kecurangan yang terjadi di perusahaan. Dokumen yang tidak bernomer urut tercetak diantaranya adalah dokumen Surat Bukti Penerimaan Barang, Surat Jalan, Faktur dan Nota.

b. Perhitungan fisik persediaan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kecurangan perhitungan yang mungkin saja dilakukan, sehingga pengecekan terhadap jumlah dan catatan perhitungan fisik pun sangat diperhatikan. Tetapi pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro perhitungan fisik persediaan hanya dilakukan setiap enam

(15)

bulan sekali atau satu tahun sekali, sehingga kontrol terhadap perhitungan fisik masih diperlukan adanya perbaikan.

4. Karyawan yang kompeten, pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro dapat dikatakan sudah berjalan berjalan efektif, hal ini dibuktikan dengan adanya seleksi calaon karyawan, Perusahaan juga melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan, dan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, khususnya terhadap karyawan, maka perusahaan telah mengikutsertakan atau mengirim karyawan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan, baik yang diselengarakan pemerintah maupun lembaga-lembaga lain untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang dimiliki. Dalam unsur ini Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro juga memelihi kelemahan dalam perekrutan karyawan baru, karena perekrutan tenaga kerja tidak dilakukan melalui iklan di media massa, tetapi dibuka melalui pengumuman dari perusahaan itu sendiri. Informasi lowongan tersebut dapat diketahui melalui pengumuman yang ditempel di kantor Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro. Hal ini dikarenakan perusahan memiliki tujuan untuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitar lokasi pembangunan atau perusahaan.

8. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang terkait dengan kelemahan sistem pengendalian intern yang dihasilkan maka dibawah ini diberikan saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan masukan serta pertimbangan bagi perusahaan, antara lain sebagai berikut :

(16)

1. Dalam karyawan yang kompeten, sebaiknya perusahaan melakukan perekrutan karyawan baru melalui iklan media massa, tidak hanya dari penduduk lokal di sekitar lokasi perusahaan. Semakin banyaknya kompetensi dalam perekrutan karyawan, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan karyawan yang kompeten dan mutunya sesuai dengan pekerjaan.

2. Penggunaan kartu perhitungan fisik sangat mambantu bagian pembelian, pengadaan, akuntansi dan bagian gudang agar dapat mengetahui jumlah stok barang yang ada di gudang. Sehingga dapat mempermudah dalam pencocokan antara catatan dengan hasil perhitungan fisik. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekurangan atau pun kelebihan persediaan bahan baku.

3. Sebaiknya penghitungan fisik persediaan dilkukan secara berkala, hal ini sangat bermanfaat bagi perusahan untuk dapat mengetahui kebenaran antara catatan dengan jumlah fisik persediaan yang ada di gudang. Sehingga jika terdapat adanya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan, dapat cepat dan mudah untuk ditelusur.

4. Menciptakan praktik yang sehat dengan menggunakan dokumen-dokumen yang bernomor urut tercetak sehingga memudahkan operasional penggunaannya. Hal ini dapat berguna sebagai alat pengawasan dan dalam rangka mengurangi kesempatan penggunaan dokumen ganda ataupun berbagai bentuk kecurangan lainnya. Oleh sebab itu dokumen harus diberi nomor urut tercetak agar penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan.

(17)

5. Melakukan penyempurnaan terhadap sistem akuntansi persediaan bahan baku yang sudah diterapkan di perusahaan, agar sistem pengendalian intern di perusahaan dapat berjalan lebih efektif lagi.

(18)

DAFTAR RUJUKAN

Lalu Sumayang. 2003 . Perencanaan dan Pengendalian. Edisi Revisi. Jakarta ; Penerbit Bumi Aksara.

Much, Djunaidi.,et al . 2005. Pengaruh Perencanaan Pembelian Bahan Baku

dengan Model EOQ untuk Multi item dengan All Unit Discount. Jurnal

Ilmiah Teknik Industri. Vol .4. No.2. Desember hal 86 – 94.

Monika, K. Ciptani. 2001. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Biaya melalui Integritas Time & Motion Study dan Activity – Based Costing. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 3. No. 1. Mei hal 30 – 50.

Ray Saibal., et al. 2004. The effectiveness of investmeni in lead time reduction for

a make to stock produk. IIE Transaction. Vol. 36. Pp 333 – 344.

Roger, G. Schroeder. 1994 . Manajemen Operasional . Jilid 2, Edisi ketiga. Jakarta ; Penerbit Erlangga.

Sofjan Assauri. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta ; Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Supriyono. 1999. Manajemen Biaya Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Buku I. Edisi Pertama. Yogyakarta ; BPFE.

Suyadi Prawirasentosa. 2001. Manajemen Operasi : analisis studi kasus . Edisi tiga. Jakarta ; Bumi aksara.

Taufik Hidayanto. 2007. Analisis Perbandingan Pengendalaian Persediaan

Bahan Baku dengan Pendekatan Model EOQ dan JIT / EOQ. Jurnal

Teknologi Industri. Vol. XI. No. 4. Oktober hal 315 – 322.

Tedy, Susanto dan Sarwadi. 2006. Optimasi Produksi dan Pengendalian Bahan

Baku Studi Kasus pada PT. Joshua Indo Export. Jurnal Matematika.

(19)

Usry, F. Milton., et al. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi Kesepuluh. Terjemahan. Jakarta ; Penerbit Erlangga.

Oviliani, Y. Yuliana dan Tanti Oktavia. 2001. Rancangan Sistem Informasi

Persediaan Bahan baku Terkomputerisasi PT. KPL. Jurnal Manajemen

dan Kewirausahaan. Vol. 03. No 1. Maret hal 72 – 84.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan etika ini mengedepankan pengembangan seluruh aspek yang ada pada diri manusia, yang itu membentuk pribadi yang integral, dalam segala aspek kehidupan

Ketika suatu user menjalankan telnet remote system maka komputer user tersebut akan menjadi server dan dapat menerima client yang melakukan koneksi ke server untuk saling

[r]

mutasi jabatan adalah tingkat kehadiran pegawai. Dengan melihat tingkat kedisiplinan pegawai maka akan menentukan tingkat kebijakan mutasi yang akan diberikan

Perawat rawat inap dan rawat jalan berpotensi mengalami stres atau tekanan karena tuntutan pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain seperti memberikan

Sutakaria (1980) menyebutkan bahwa penyakit epidemik dipergunakan untuk penyakit yang merusak dengan persentase yang tinggi dalam suatu populasi tanaman. Jadi jumlah

Dengan demikian, RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Banjarmasin diharapkan dapat. mengkomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan kota secara

Chapman (1984) mengatakan bahwa Avecinnia spp merupakan jenis pionir di bagian depan yang menghadap ke laut dan dapat mentoleransi salinitas hingga 35 ppt, hal tersebut juga